Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN PADA IBU BERSALIN KALA 2

Persalinan kala 2 adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan
proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks
dan berakhir dengan lahirnya bayi.Lamanya kala dua menurut Friedman adalah 1 jam untuk
primigravida dan 15 menit untuk multigravida. Pada kala 2 yang berlangsung lebih dari 2 jam pada
primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oelh mereka yang setuju dengan
pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi
dengan forceps atau vakum ekstraksi.Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih
lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin
ekspulsif sifatnya.

Tanda-tanda bahwa kala 2 persalinan sudah dekat

• Ibu merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran)

• Perineum menonjol (perjol)

• Vulva vagina membuka (vulka)

• Adanya tekanan pada spincter anus (teknus)

• Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat

• Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir

• Kepala telah turun didasar panggul

• Ibu kemungkinan ingin buang air besar

Diagnosis pasti

• Telah terjadi pembukaan lengkap

• Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina

Perubahan fisiologi kala 2 persalinan

• Kontraksi, dorongan otot-otot dinding uterus

• Pergeseran dinding uterus

• Ekspulsi janin

Kontraksi uterus dan dorongan otot-otot dinding uterus

dorongan otot2 dinding uterus => kontraksi>>> => ketuban pecah => kepala terdorong memasuki
vagina => terjadi penekanan kepada kepala bayi => terjadi fleksi => kontraksi makin kuat (efek
umpan balik+) => Ferguson’s refleks
Pergeseran organ dasar panggul

penekanan kepala => pergeseran organ dasar panggul => anterior : kandung kemih terdorong ke
abdomen, posterior : rektum => musculus levator ani berdilatasi => perineum menonjol => kepala
terlihat di vulva => crowning => ekspulsi

Pemantauan Ibu

• Periksa nadi ibu setiap 30 menit

• Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit

• Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada ibu secara langsung sekaligus
dengan melakukan palpasi

• Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu

• Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen (pemeriksaan luar) setiap 30
menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi

• Upaya meneran ibu

• Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping kepala

• Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir

• Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir

Pemantauan janin

Saat bayi belum lahir

• Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau setiap 5-10 menit

• Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah

• Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding

Saat bayi lahir

• Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi menangis kuat
dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?

Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala 2

• Syok
• Dehidrasi

• Infeksi

• Preeklampsia/eklampsia

• Inersia uteri

• Gawat janin

• Penurunan kepala terhenti

• Adanya gejala dan tanda distosia bahu

• Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban

• Kehamilan ganda/kembar

• Tali pusat menumbung/lilitan tali pusat

Persiapan penolong persalinan

• Sarung tangan dan barier protektif lainnya

• Tempat persalinan yang bersih dan steril

• Peralatan dan bahan yang diperlukan

• Tempat meletakan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi

• Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan sayang ibu, bersihkan perineum dan lipat paha,
kosongkan kandung kemih, amniotomi dan menjelaskan peran suami/pendamping)

Penatalaksanaan kala 2

• Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul dorongan spontan
untuk melakukan hal itu

• Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontrkasi

• Berikan pilihan posisi yang nyaman bagi ibu

• Pantau kondisi janin

• Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan ibu untuk bernafas cepat atau
biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk tidak meneran hingga pembukaan
lengkap kehamilan Diantaranya adalah dengan kontrasepsi. Untuk pasangan yang ingin
menunda momongan hal ini penting untuk diketahui. Juga untuk sarana program Keluarga
Berencana.
MACAM - MACAM JENIS KONTRASEPSI

A. KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT

1. SENGGAMA TERPUTUS

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa,
tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma
dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu
tahu kapan spermanya keluar.

2. PANTANG BERKALA (SISTEM KALENDER)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa
subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk sebaliknya
alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan
membutuhkan waktu lama untuk 'puasa'. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.

B. KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT

1. KONDOM

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks,
tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

 Efektif bila digunakan dengan benar


 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
2. DIAFRAGMA

Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

Jenis kontrasepsi diafragma :

 Flat spring (flat metal band)


 Coil spring (coiled wire)
 Arching spring)

Cara kerja kontrasepsi diafragma :

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.

Manfaat kontrasepsi diafragma :

 Efektif bila digunakan dengan benar


 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mengganggu kesehatan sistemik

3.SPERMISIDA

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.

Jenis kontrasepsi spermasida :

 Aerosol

Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm

 Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida :

Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan


menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Manfaat kontrasepsi spermisida :

 Efektif seketika (busa dan krim)


 Tidak mengganggu produksi ASI
 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Mudah digunakan
 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

4. Kb Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal

1. Kb Suntik 1 bulan (kombinasi)

adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang


diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg
Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali

A. Keuntungan menggunakan KB Suntik

 Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
 Tidak membatasi umur
 Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan
cocok untuk ibu menyusui

B. Kerugian menggunakan KB Suntik

 Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara


masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
 Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

C.Indikasi:

 Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif


 Ibu hamil atau diduga hamil
 Pendarahan vaginal tanpa sebab
 Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
 Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
 Penderita kanker payudara

2. Kb Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini
termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja
kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk
program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

A. Keuntungan kb suntik 3 bulan


 Resiko terhadap kesehatan kecil.
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
 Jangka panjang
 Efek samping sangat kecil
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

B. Kerugian kb suntik 3 bulan


 Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak
atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
 Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

5.KB PIL

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum
bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama
masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..

Jenis-jenis kontrasepsi Pil

1. Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir
100% efektif bila diminum secara teratur.

a) Macam-macam pil kombinasi


monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai dosis
progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi.
Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien serendah
mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan kehamilan yang setara

2. Pil khusus - Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah
kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher
rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah
dibuahi.

 Kontra indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh
darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

 Efek Samping Pemakaian Pil

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,
bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan

6.AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat
menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu
memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

 Jenis-jenis AKDR :
a) Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.

b) Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

c) Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

d) Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri
dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm
(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan
yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

7. KONTRASEPSI IMPLANT

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya
semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung
jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi
terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.

8.Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional.
Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.
Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah,
pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam
perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan
patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25-30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

9.Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria


dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.

 Indikasi kontrasepsi vasektomi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi


merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

 Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi


 Infeksi kulit pada daerah operasi
 Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
 Hidrokel atau varikokel
 Hernia inguinalis
 Filarisasi(elephantiasis)
 Undesensus testikularis
 Massa intraskotalis
 Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoaglansia

 Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur

a) Umur ibu kurang dari 20 tahun:

 Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.


 Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
 Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
 Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
b) Umur ibu antara 20-30 tahun

 Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.


 Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan
utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
 Umur ibu di atas 30 tahun
 Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa
merupakan pilihan kedua.
 Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai
dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti
mencegah
TANDA DAN KELAINAN BAWAAN PADA BAYI BARU LAHIR

Kelainan bawaan menyebabkan gangguan fisik atau mental atau bisa berakibat fatal.
Terdapat lebih dari 4.000 jenis kelainan bawaan, mulai dari yang ringan sampai yang serius, dan
meskipun banyak diantaranya yang dapat diobati maupun disembuhkan, tetapi kelainan bawaan
tetap merupakan penyebab utama dari kematian pada tahun pertama kehidupan bayi.

Beberapa kelainan bawaan yang sering ditemukan:

• Celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing)

Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk
sebagaimana mestinya. Bibir sumbing adalah suatu celah diantara bibir bagian atas dengan hidung.
Langit-langit sumbing adalah suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.

• Defek tabung saraf

Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak dan korda spinalis. Dalam
keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk tabung pada hari ke 29 setelah pembuahan.
Jika tabung tidak menutup secara sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf.Bayi yang
memiliki kelainan ini banyak yang meninggal di dalam kandungan atau meninggal segera setelah
lahir.

2 macam defek tabung saraf yang paling sering ditemukan:

a. Spina bifida, terjadi jika kolumna spinalis tidak menutup secara sempurna di
sekeliling korda spinalis.
b. Anensefalus, terjadi jika beberapa bagian otak tidak terbentuk.

• Kelainan jantung

a. Defek septum atrium dan ventrikel (terdapat lubang pada dinding yang meimsahkan
jantung kiri dan kanan)
b. Patent ductus arteriosus (terjadi jika pembuluh darah yang penting pada sirkulasi
janin ketika masih berada di dalam rahim; setelah bayi lahir, tidak menutup
sebagaimana mestinya)
c. Stenosis katup aorta atau pulmonalis
d. Koartasio aorta (penyempitan aorta)
e. Transposisi arteri besar (kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis)
f. Sindroma hipoplasia jantung kiri (bagian jantung yang memompa darah ke seluruh
tubuh tidak terbentuk sempurna)
g. Tetralogi Fallot (terdiri dari stenosis katup pulmonalis, defek septum ventrikel,
transposisi arteri besar dan hipertrofi ventrikel kanan).

Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama berperan dalam terjadinya kelainan
jantung bawaan (misalnya obat anti-kejang fenitoin, talidomid dan obat kemoterapi).Penyebab
lainnya adalah pemakaian alkohol, rubella dan diabetes selama hamil.
• Cerebral palsy

Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir,
tergantung kepada beratnya kelainan.

• Clubfoot

Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan sekumpulan kelainan struktur pada kaki
dan pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan pada pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh
darah.

• Dislokasi panggul bawaan

Terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam kantung panggul.

• Hipotiroidisme kongenital

Terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar tiroid tidak terbentuk secara
sempurna.

• Fibrosis kistik

Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan. Tubuh tidak
mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk lendir yang kental
dan lengket.

• Defek saluran pencernaan

Saluran pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar, rektum serta
anus.

Diantaranya adalah:

a. Atresia esofagus (kerongkongan tidak terbentuk sempurna)


b. Hernia diafragmatika
c. Stenosis pilorus
d. Penyakit Hirschsprung
e. Gastroskisis dan omfalokel
f. Atresia anus
g. Atresia bilier

• Sindroma Down

Merupakan sekumpulan kelainan yang terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dengan
kelebihan kromosom nomor 21 pada sel-selnya. Mereka mengalami keterbelakangan mental dan
memiliki wajah dan gambaran fisik lainnya yang khas; kelainan ini sering disertai dengan kelainan
jantung.
• Fenilketonuria

Merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi pengolahan protein oleh tubuh dan bisa
menyebabkan keterbelakangan mental. Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria tampak normal,
tetapi jika tidak diobati mereka akan mengalami gangguan perkembangan yang baru terlihat ketika
usianya mencapai 1 tahun.

• Sindroma X yang rapuh

Sindroma ini ditandai dengan gangguan mental, mulai dari ketidakmampuan belajar sampai
keterbelakangan mental, perilaku autis dan gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas.
Gambaran fisiknya khas, yaitu wajahnya panjang, telinganya lebar, kakinya datar dan persendiannya
sangat lentur (terutama sendi pada jari tangan). Sindroma ini lebih banyak ditemukan pada anak
laki-laki.

• Distrofi otot

Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 40 macam
penyakit otot yang berlainan, yang kesemuanya ditandai dengan kelemahan dan kemunduran yang
progresif dari otot-otot yang mengendalikan pergerakan.

• Anemia sel sabit

Merupakan suatu kelainan sel darah merah yang memiliki bentuk abnormal (seperti bulan
sabit), yang menyebabkan anemia kronis, serangan nyeri dan gangguan kesehatan lainnya.

• Penyakit Tay-Sachs

Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kebutaan, demensia,
kelumpuhan, kejang dan ketulian.

• Sindroma alkohol pada janin

Sindroma in ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan, keterbelakangan mental,


kelainan pada wajah dan kelainan pada sistem saraf pusat.
ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA
2.1 Peran bidan pada bayi sehat
Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita)
yang dipegang oleh bidan yaitu:
a. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang
unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhannya.
b. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
d. Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan
psikologis dan sosial.

2.2 Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat


Bidan berperan dalam dalam asuhan terhadap bayi dan balita terutama dalam hal:
1) Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:
a. Pemeriksaan fisik
b. Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
c. Penampilan umum
d. Perkembangan psikologis
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
a. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian makanan bayi,
cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian makanan bayi usia 0-2 tahun,
cara menyusui bayi yang baik, cara mengetahui apabila bayi telah kenyang
dan cukup mendapat air susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI,
saat penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan
tambahan setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan bayi sebagai
pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI, mengatur makanan anak usia
1-5 tahun.
b. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan
kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain,
peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal
identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan)
Tahap tahap penting perkembangan dalam 6 minggu pertama
Bayi cukup bulan harus mencapai tahap-tahap penting perkembangan tertentu selama 6
minggu pertama kehidupan. Di antara berbagai metode penepisan perkembangan yang
tersedia, hanya denver II yang akurat. Suatu revisi dan standardisasiulang dari uji penapisan
perkembangan denver, di dasarkan pada lebih banyak pengujian pasa berbagai kelompok
etnik dan pada campuran populasi.(materi Denver II di sediakan dari DDM, Inc.,PO BOX
371075, Denver, CO,80237-5075).
Dalam dua bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir cukup bulan mengalami kemajuan
dalam 4 area yang diujikan pada Denver II. Keterampilan personal-sosial harus mencakup
perilaku tersenyum spontan dan responsive serta sangat memperhatikan wajah. Beberapa bayi
akan memperhatikan tangan mereka sendiri. Gerakan motorik halus antara lain mata
mengikuti gerakan sampai garis tengah dan berkembang sampai mata mengikuti gerakan
sampai melewati garis tengah. Dalam area bahasa, bayi mengeluarkan suara secara spontan
dan berespon terhadap suara bel. Kemampuan motorik kasar antara lain gerakan simetris dan
mengangkat kepala, kadang-kadang hingga 45 derajat. Pengetahuan tentang tahap-thap
penting perkembangan normal ini harus menyertai nasihat yang di berikan bidan kepeda
orang tua baru.
Denver II adalah bagan kemajuan perkembangan bukan sebuah uji yang berhasil atau gagal
dijalani oleh seorang anak. Temuan tentang perbedaan perkembangan yang signifikan perlu
diimbangi dengan informasi lain, seperti pola perkembangan sebelumnya dan derajat
keterlambatan.

2.3 Bounding Attchment


Pengertian Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan kasih
sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Sedangkan Attchment adalah Proses
agar tetap terjalin keterikatan batin antara individu, meliputi pencurahan perhatian dan
adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab
Jadi dapat disimpulkan Bounding Attchment adalah kontak dini secara langsung antara ibu
dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dgn post partum.
Tahap- tahap Bounding Attchment
1. Perkenalan (aquaintance) :
a. kontak mata
b. Sentuhan
c. berbicara,
d. Mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding : keterikatan
3. Attachment : perasaan sayang yg mengikat individu dgn individu lain.

Elemen-elemen Bounding Attachment :


1) Sentuhan
2) Kontak mata
3) Suara
4) Aroma
5) Entrainment/ bergerak sesuai pembicaraan orang dewasa
6) Bioritme
7) Kontak dini

Keuntungan Fisiologis Kontak dini :


1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak

Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment


a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik & sistematis
d. Terlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada
bayi menurunkan rasa sakit ibu,serta memberi rasa nyaman.
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Perawat maternitas khusus (bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Informasi bertahap mengenai bounding

Hambatan Bonding Attachment


1. Kurangnya support system
2. Ibu dengan resiko
3. Bayi dengan resiko
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

Keuntungan Bonding Attachment


1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa percaya
2. Bayi merasa aman
3. Menjadikan ikatan batin yang kuat antara bayi dengan ibu
4. Dasar untuk mengadakan sosialisasi

2.4 Mempraktikkan bounding attachment


Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1 Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa
bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2 Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan
bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan
bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi
yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri
dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini
juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan
merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi
berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih
dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk
saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih
dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang
tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka
yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan
menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali
aroma susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai
dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat
kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi menyusui Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan
mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan
segera.
9. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan
kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses
bounding attachment ini.
10. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan
yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding
attachment terwujud.
11. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga
penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang yang penuh kepada bayinya.

2.5 Mengidentifikasi Rencana Asuhan Bayi usia 6 minggu pertama


S : subjektif
a. Keseluruhan kesehatan bayi
b. Masalah menyusui
c. Amati posisi menyusui
d. Amati refleks hisap
e. Kebersihan rumah
f. Suasana hati ibu
g. Interaksi ibu vs bayi
h. Pertumbuhan
i. Peningkatan BB
j. Demam
k. Menyusu 2-4 jam sekali

O : objektif
a. Sistem pernafasan à mudah tersedak
b. Kardiovaskuler à sirkulasi perifer lambat à mudah sianosis
c. Ginjal à intake à air kemih keruh
d. Suhu à rentan hipotermi àhipotalamus belum matang
e. Imunologi
IgG à melalui plc
IgA à ASI à u/ pernafasan GI & mata (2bln )
IgM à kadar dewasa 2 tahun
1) Reproduksi
♀ àpseudo menstruasi
♂ àmenghasilkan sperma saat pubertas
2) Muskuluskeletal
UUK menutup pada mg ke 6-8
3) Neurologi
- Blm matang
- Panca Indera
- Penglihatan
- Fokus 15-20 cm
- 2 mg à kenal muka ibu
4) Penciuman à suka bau ASI & ibu
5) Pengecapan à kuat terhadap rasa manis
6) Pendengaran à tenang dgn suara rendah
7) Sentuhan àsenang dgn kontak kulit

A : asesmen
Bayi Usia 6 Mg Dgn Kondisi Normal/ Komlikasi Tertentu/ Masalah Tertentu

P : planning
a. Pemilihan tempat tdr (SIDS)
b. Memandikan bayi
c. Pakaian bayi
d. Perawatan TP à puput 1 mg
e. Perawatan hidung
f. Perawatan telinga
g. Perawatan kuku setip 4 hari potong
h. Membawa bayi keluar
i. imunisasi
TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN TRIMESTER 1

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya.( Uswhaya,2009:3)

Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun
kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini
adanya komplikasi / penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:

1. Perdarahan pervaginam
2. Mual muntah berlebihan
3. Sakit kepala yang hebat
4. Penglihatan kabur
5. Nyeri perut yang hebat
6. Gerakan janin berkurang
7. Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
8. Selaput kelopak mata pucat
9. Demam tinggi
10. Kejang
11. Keluar air ketuban sebelum waktunya
12. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan
muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,
kehamilan mola, kehamilan ektopik.

Penanganan Umum

Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum
ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai
adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda-tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa
saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi
syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan
cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 :
18-19)

Macam-macam Perdarahan Pervaginam

1. Abortus
2. Kehamilan Mola

1. Abortus

Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu
atau sebelum plasenta selesai.

Macam-macam abortus:

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar
(buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk
segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil),
segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau
merujuk), temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan
ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)

Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan
memakai obat-obatan mau pun alat-alat.

Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya
perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada
tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian
keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri
obat-obat uterotonika dan antibiotika.

Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang


berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan
pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan
metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat-obat uterotonika dan antibiotika.

Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan akan


terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat
hormonal dan anti spasmodika serta istirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus
atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual,
jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau
USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.

Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam
rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan
maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil
lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
(Mohctar, 1998 : 211-212)

2. Mola Hidatidosa

Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan
dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.
(Sarwono, 2007 : 142) Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan,
lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses
evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau
Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap
perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).
(Saifudin,2002:17)

3. Mual Muntah Berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan,
gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala
mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
(Sarwono, 2005:275)

Penanganan Umum

Mual muntah dapat diatasi dengan:

1. Makan sedikit tapi sering


2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering
pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta
makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
7. Hindari hal-hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal-hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu
rasa mual (Curtis, 2000:28)

Komplikasi

Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah. (Rochjati, 2003:2)

4. Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu
masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-
eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5)

Penanganan Umum

Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat daruratan. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum
termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)

Komplikasi

Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang
terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)

5. Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi
sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan
adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
Penanganan Umum

Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan
umum termasuk tanda-tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)

Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:

a. Kejang
b. eklamsia

6. Nyeri Perut Yang Hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)

Penanganan Umum

Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu). Jika
dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat. Jika ada syok segera terapi dengan baik
(Saifuddin, 2002: 98)

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan
ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens
(Irma,2008:7)

7. Gerakan Janin Berkurang

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

Penanganan Umum

Memberikan dukungan emosional pada ibu. Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu
mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak
terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin,
2002 : 109)

Komplikasi

Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress,bengkak pada wajah, kaki dan
tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema
pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti
untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan
kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung
meluas.

Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda


antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat,
bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan
mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
(Uswhaaja, 2009: 5-6)

Penanganan Umum

 Istirahat cukup
 Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
 Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan
untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)

Komplikasi

Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan
tanda-tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah
tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
(Rochjati, 2003:2)

8. Selaput Kelopak Mata Pucat

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel
darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel-sel ini tidak memadai untuk
memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah meningkat kira-kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan
dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat
mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam
darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.

Penanganan Umum

Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)

Komplikasi

Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin


sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan
terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
9. Demam Tinggi

Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam
kehamilan.

Penanganan Umum

Demam tinggi dapat ditangani dengan:

1. istirahat baring,
2. minum banyak,
3. kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain:

1. sistitis (infeksi kandung kencing),


2. pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

10. Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala dari eklamsia

Penanganan Umum

1. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret
2. Bebaskan jalan nafas
3. Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4. Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul antara lain:

1. syok,
2. eklamsia,
3. hipertensi,
4. proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
11. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm.

Penanganan Umum

1. Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG


2. Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang
keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
3. Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan
pemeriksaan dalam secara digital.
4. Mengobservasi tidak ada infeksi
5. Mengobservasi tanda-tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)

Komplikasi

1. Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta


2. Tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
3. Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin,
2002: 114)
KELAINAN PADA AIR KERUBAN

A. Kelainan Air Ketuban Polihidramnion

Suatu keadaan dimana jumlah air ketubanjauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter.
Perjalanan penyaki

1)Hidramnion kronis

Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan
biasanya terjadi pada kehamilan lanjut

2)Hidramnion Akut

Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja

Hidramnion banyak ditemukan pada kasus-kasus:

1)penyakit jantung
2)nefritis
3)edema umum
4)anamali kongenital (pada anak); seperti anencepali, spinadifida atresia atau striktur esofagus,
hydrocepalus dan struma blockling oesophagus
5)simpul tali pusat
6)DM
7)Gemelli uniovulair
8)Malnutrisi
9)Penyakit kelenjar hipofisis

Diagnosis

1)Anamnesis

a).Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa


b).Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak
c).Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat terdapat keluhan-keluhan
d).Nyeri perut karena tegangnya uterus mual dan muntah
e).Oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut
f).Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok, berkerigat dingin, sesak.
2)Inspeksi

a).Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-
kadang umbilikus mendatar
b).Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya

3)Palpasi

a).Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan tungkai
b).Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
c).Bagian janin sukar dikenali
d).Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka balotement jelas sekali
e).Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak
janin

4)Auskultasi

a).DJJ sukar didengar dan jika terdengar hanya sekali

5)Rontgen foto abdomen

a).Nampak bayangan terselubung kabut, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas
b).Foto rongtgen pada hidramnion bberguna untuk disgnostik dan untuk menentukan etiologi

6)Pemeriksaan dalam

a.)Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his

Diagnosa banding

1)Hidramnion
2)Gemeli
3)Asites
4)Kista avanii
5)Kehamilan beserta tumor

Prognesis

1)Pada janin
a).Kongenital anomali
b).Prematuritas
c).Komplikasi karena kesalahan letak anak
d).Eritoblastosis

2)Pada ibu
a).Solusio plasenta
b).Atonia uteri
c).Perdarahan post partum
d).Retensio plasenta
e).Syok

Terapi
Terapi hidramnion dibagi menjadi 3 fase:

1)Waktu hamil

a).Hidramnion ringan, jarang diberi terapi klinis cukup diobservasi dan berikan terapi simpotomatis
b).Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan harus dirawat di rumah sakit dan bedrest

2)Waktu partus

a).Bila tidak ada hal-hal yang mendesak maka sikap kita menunggu
b).Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan transvaginal melalui servik bila sudah
ada pembukaan
c).Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, masukan jari tangan ke dalam vagina
sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan

3)Post partum

a).Periksa Hb
b).Pasang infus
c).Pemberian antibiotic
INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL

1.SYPHILIS

(Infeksi yang menyertai Kehamilan dan Persalinan Pada Ibu Hamil) – Infeksi syphilis (lues) yang
disebabkan oleh Treponema pallidum, baik yang sudah lama maupun yang baru diderita oleh ibu
dapat ditularkan kepada janin.  Syphilis kongenita merupakan bentuk penyakit syphilis yang
terberat.  Infeksi pada janin dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan, dengan derajat risiko infeksi
yang tergantung jumlah spiroketa (treponema) di dalam darah ibu.

Sudah diketahui secara umum bahwa syphilis mempunyai pengaruh buruk pada janin: dapat
menyebabkan kematian janin, partus immaturus, dan partus prematurus.  Dalam hal demikian dapat
dijumpai gejala-gejala syphilis kongenita, diantaranya pemfigus syfilitikus, deskwamasi pada telapak
kaki dan tangan, serta rhagade di kanan-kiri mulut.  Pada persalinan tampak janin atau plasenta yang
hidropik.

Syphilis harus diobati segera setelah diagnosis dibuat, tanpa memandang tuanya kehamilan.  Lebih
dini dalam kehamilan pengobatan diberikan, lebih baik prognosis bagi janin.  Syphilis primer yang
tidak diobati dengan adekuat, 25% akan menjadi syphilis sekunder dalam waktu 4 tahun.
Sebelum zaman antibiotika, syphilis diobati dengan neoarsphenamine (Salvarsan) dan bismuth. 
Sekarang pengobatan syphilis dalam kehamilan dilakukan dengan penicillin, dan apabila penderita
tidak tahan (alergi) penicillin, dapat diberikan secara desensitiasi.  Eritromisin tidak dianjurkan
karena besar kemungkinan akan gagal untuk mengobati infeksi pada janin.

Untuk syphilis primer, sekunder, dan laten dini (kurang dari 1 tahun) dianjurkan mendapat
Benzathine penicillin G dengan dosis 2,4 juta satuan IM sekali suntik (separuh di kanan dan separuh
di kiri).  Untuk syphilis lama (late syphilis) diperlukan dosis yang lebih tinggi: 7,2 juta satuan (total)
dibagi dalam 3 dosis masing-masing 2,4 juta satuam IM perminggu dalam 3 minggu.

Dosis tunggal penicilline di atas umumnya sudah cukup untuk melindungi janin dari penderitaan
syphilis.  Abortus atau kematian janin selama atau tidak lama setelah pengobatan biasanya tidak
disebabkan karena gagalnya pengobatan, tetapi karena pengobatan terlambat diberikan.  Suami juga
harus diperiksa darahnya dan bila perlu diobati.  Bila ragu, darah tali pusat juga diperiksa.  Follow up
bulanan melalui pemeriksaan serologik perlu dilakukan sehingga bila perlu pengobatan ulang dapat
segera diberikan.

Untuk lues kongenita pada neonatus dianjurkan pengobatan sebagai nerikut: 100.000-150.000
satuan/kg BB aquaeous crystalline penicilline G perhari (diberikan 50.000 satuan/kg BB secara IV
setiap 8-12 jam) atau 50.000 satuan/kg BB Procainpenicillin perhari diberikan 1x IM selama 10-14
hari.
Bayi yang lahir dari ibu dengan syphilis boleh tetap mendapat ASI.  Bila ibu tersebut masih menderita
lesi pada kulit, kontak dengan bayinya harus dihindari.

2.VARICELLA (CACAR AIR/CHICKEN POX)

Varicella merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam kehamilan dan
nifas.  Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun pada wanita hamil kadang-
kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus prematurus.  Disangka bahwa telah
terjadi penularan intra uterin apabila gelambung-gelambung timbul dalam 10 hari setelah kelahiran. 
Frekuensi cacar bawaan tidak lebih tinggi pada para bayi yang lahir dari ibu yang menderita cacar air
dalam masa hamil.

3.INFEKSI TRAKTUS URINARIUS

Infeksi saluran kencingnadalah infeksi bakteri yang paling sering dijumpai pada kehamilan.
Walaupun bakteri uria asimtomatik merupakan hal biasa, infeksi simtomatik dapat mengenai salran
bawah yang menyebabkan sisititis, atau menyerang kaliks, pelvis, dan parenkim ginjal sehingga
mengakibatkan pielonefritis.
Organisme yang emnyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang
terdapat bukti bahwa beberapa galur escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya.
Walaupun kehamilan itu sendiri tampaknya tidak meningkatkan faktor0faktor virulensi ini, stasis air
kemih tampaknya menyebabkan hal itu, dan bersam dengan revluksvesikoureter, stasis
mempermudah timbulnya gejala infeksi saluran kemih bagian atas.
Overdistsnsi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan iar kemih sering menyebabkan infeksi
saluran kemih.

1. Bakteriuria Asimtomatik
kondisi ini mengacu pada perkembangan bakteri yang terus-menerus secara aktif di
dalamsaluran kemih tampa menimbulkan gejala. Insiden selama kehamilan bergantung pada
paritas, ras dan status social ekonomi
bakteri uria biasanya sudah ada pada saat kunjungan pra natal I dan setelah biakan urin awal
yang negatif, wanita yang mengalami infeksi saluran kemih jumlahnya 1 % atau kurang.

Apabila bakteri uriaasimtomatik tidak diobati sekitar 25 % pasien akan mengalami infeksi simtomatik
akut selam kehamilan tersebut. Eradikasi bakteri uria dengan anti mikroba telah dibuktikan dapat
mencegah sebagian besar infeksi klinis tersebut. Pada beberapa penelitian, bakteri uria yang
tersamar dilaporkan menyebabkan sejumlah efek merugikan pada kehamilan. P-ada penelitian-
penelitian awal oleh kass (1962), insiden kelahiran preterm dan mortalitas prenatal meningkat pada
wanita dengan bakteri uria yang mendapat plasedo dibandingkan dengan yang mendapat terapi.
Dari  bukti-bukti yang sekarang ada kecil kemungkinan bahwa bakteri uria asimtomatik merupakan
factor utama untuk bayi pre term atau BBLR.
Pada banyak diantara wanita ini bacteria uria menetap setelah melahirkan, dan pada sebagian juga
menujukan bukti-bukti radiografik adanya infeksi kronik, lesi obstruktif atau kelainan congenital
saluran kemih. Infeksi simtomatik sering berulang sering terjadi.

Therapi

Wanita dengan bakteri uria asimtomatik dapat diberi pengobatan dengan salah satu dari
bebrapa regimen anti mikroba. Pemilihan dapat didasarkan pada sensitifitas infitro, tetapi
mumumnya dilakukan secara empiris. Terapi selam 10 hari dengan makrokristal nitrovurantoin 100
mg/hari terbukti untuk sebagian besar wanita.Regimen lain adalah amphicilin, amoksisilin,
chefalosporin, nitrofurantoin, atau sulfonamide 4 X sehari selam 3 hari. Terapi anti mikroba dosis
tunggal untuk bakteri uria juga pernah dilaporkan pernah berhasil. Kegagalanregimen dosis tunggal
mungkin merupakan petunjuk adanya infeksi saluran bagian atas dan perlunya terapi yang lebih
lama, misalnya nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur selam 21 hari. Bagi wanita dengan bakteri uria
yang menetap atau sering kambuh mungkin diidikasikan terpai supresif sepanjang sisa
kehamilannya. Salah saturegimen yang telah terbukti berhasil adalah nitrovurntoin 11 mg sebelum
tidur

2. Sistitis Dan Uretritis

Biasanya sistitis di tandai oleh disuria, urgensi dan frekuensi. Biasanya ditemukan bakteri uria
dan piuria. Hematuriamikroskopik sering terjadi dan kadang-kadang terjadi hematuria makroskopik
akibat sistitis haemoragik, walaupun sistitis biasanya tidak berpenyulit, saluran kemih bagian atas
dapat terkena akibat infeksi asenden.
Therapi

Wanita dengan sistitis cepat berespon dengan salah satu beberapa regimen. Haris dan gilstrat
(1981) melaporkan angka kesembuhan 97 % pada regimen amphicilin 10 hari. Sulfonamide,
mitrofurantoin atau sevalosporin juga efektif apabila diberikan selama 10 hari. Terapi dosis tunggal
yang digunakan untuk bakteri uria asimtomatik terbukti efektif untuk wanita hamil maupun tidak
hamil, tetapi sebelumnya harus dipastikan tidak ada pielonefritis.
3. Pielonefritis Akut

Infeksi ginjal merupakan penyulit medis paling serius pada kehamilan, terjadi pada sekitar 2 %
wanita hamil. Keseriusan pielonefritis akut selam kehamilan digaris bawahi sebagai penyebab utama
syok septic selama kehamilan.
Infeksi ginjal lebih sering terjadi setelah pertengahan kehamilan, pada lebih dari separuh kasus
penyakitnya unilateral dan di sisi kanan, sedangkan pada ¼ bilateral. Pada sebagian besar wanita,
infeksi disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih bawah. Antara 75-90 % infeksi ginjal
disebabkan oleh bakteri yang meimiliki adehesin fimbriae-P.

Gambaran Klinis

Awitan pielonefritis biasanya agak mendadak. Gejala meliputi demam, menggigil hebat, dan
nyeri tumpul di salah satu atau kedua regio lumbal. Pasien mungkin mengalami anoreksia, mual dan
muntah. Perjalanan penyakit dapat sangat bervariasi dengan demam sampai setenggi 40 ?C atau
lebih dan hipotermia sampai 34?C. rasa nyeri biasanya dapat ditimbulkan dengan perkusi disalah
satu atau kedua sudut costovertebra. Sedimen urin sering mengandung banyak leukosit, seringkali
dalam gumpalan-gumpalan dan banyak bakteri.
Walaupun diagnosis biasanya mudah, pielonefritis dapat disangka sebagai proses persalinan,
koriamnionitis, appendicitis, solusio plasenta, atau infark myoma, dan masa nifas disangka sebagai
metritis dengan selulitis panggul.
Kreatinin plasma harus diukur pada awal terapi. Pielonefritis akut pada sebagian wanita hamil
menyebabkan penurunan bermakna laju filtrasi glomerulus yang bersifat reversible. Wanita dengan
pielonefritis ante partum mengalami insufisiensi pernafasan dengan derajat bervariasi akibat cidera
alveolus dan edema paru yang dipicu oleh endotoksin. Pada sebagian wanita cidera parunya parah
sehingga menimbulkan syndrome gawat nafas akut.
Graham dkk (1983) memastikan bahwa pemberian terapi antimikroba pada wanita ini diikuti oleh
peningkatan aktifitas uterus. Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan endotoksin. Hemolisis
akibat endotoksin juga sering terjadi, dan sekitar 1/3 dari wanita ini mengalami anemia akut.

Penatalaksanaan

Hidrasi intra vena agar produksi urin memadai merupakan hal yang esensial. Keluaran urin,
tekanan darah dan suhu dipantau secara ketat. Demam tinggi harus diatasi, biasanya dnegan selimut
pendingin.
Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi intravenal dan terapi
antimikroba. Pemilihan obat bersifat empiris; ampicilin, plus gentamicin, cevazolin atau ceftriakson
terbukti 95 % efektif dalan uji-uji klinis acak. Resistensi E. Coli terhadap anphicilin sering terjadi dan
hanya separuh hanya strain yang ada masih sensitive. Invitro terhadap apmhicilin, tetapi senagian
besar masih sensitive terhadap cevasolin. Karena itu banyak dokter cenderung menberikan
genthamicin atau aminoglikosida lain bersama dengan amphicilin. Apabila pasien mendapat oab-
obat neotoksik perlu dilakukan pengukuran kreatinin serum secara serial. Akhirnya sebagian penulis
cenderung menggunakan suatu sefaloskorin atau phenicilin dengan spectrum diperluas.
Gejala klinis umumnya reda dalam 2 hari setelah terapi; tetapi walaupun gejala cepat menghilang
banyak penulis menganjurkan agar terapi dilanjutkan hingga 7-10 hari. Apabila biakan urin
selanjutnya memberikan hasil positif diberikan nitrofurantoin 100 mg sebelum tidur selam sisa
kehamilan.

Penatalaksanaan Rawat Jalan

Dilaporkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam respon klinis atau hasil kehamilan
antara pasien rawat inap dan rawat jalan. Semua wanita dalam uji ini mendapat dua dosis
ceftriakson IM 1 gr di RS dengan selang 24 jam sebelum mereka yang dimasukan kekelompok rawat
jalan diperbolehkan pulang. Dalam hal ini diperlukan evaluasi ketat sebelum dan setelah
pemulangan dari RS.
Penatalaksaan Bagi Mereka Yang Tidak Berespon
Apabila perbaikan klinis belum tampak jelas dalam 48-72 jam, wanita tersebut perlu pemeriksaan
obstruksi saluran kemih, untuk mecari ada tidaknya dipensi abnormal pada ureter atau pielokaliks.
Pemasangan doble-J steent diureter akan mengatasi obstruksi pada sebagian besar kasus. Apabila
gagal dilakukan nefrostomi perkutanium. Apabila gagal juga perlu dilakukan pengeluaran batu ginjal
secara bedah agar infeksi reda.

Tindak Lanjut

Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urin, pasien sebaiknya
diberi nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur sampai selesai hamil.
d.Pielonefritis Kronik
penyakit ini adalah suatu nefritis interstisial kronik yang diperkirakan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pada banyak kasus, terjadi pembentukan jaringan parut klasik yang terdeteksi secara radiologis dan
disertai refluks ureter selagi berkemih; oleh karenanya penyakit ini juga disebut sebagai
nefropatirefluks. Pada kasus lanjut, yang muncul adalah gejala insufisiensi ginjal. Patogenesis
penyakit ini masih belum jelas tetapi tampaknya bukan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri
persisten.
Prognosis pada ibu dan janin bergantung pada luas kerusakan ginjal. Gangguan fungsi ginjal dan
pembentkan jaringan parut ginjal bilateral berkaitan dengan peningkatan penyulit pada ibu, apabila
pielonefritit kronik lainnya mengalami penyulit bakteri uria selama kehamilan, dapat terjadi
pielonefritit akut yang akan memperparah keadaan. Hampir seluruh wanita dengan pembentukan
jaringan parut ginjal akibat infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanak akan mengalami bakteri
uria saat hamil (Martinel dkk , 1990).

4.HEPATITIS

Hepatitis infeksiosa disebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling sering
dijumpai dalam kehamilan.  Pada wanita hamil, pemyebab hepatitis infeksiosa terutama oleh virus
hepatitis B.  walaupun kemingkinan juga dapat karena virus hepatitis A atau Hepatitis C.  hepatitis
virus dapat terjadi pula setiap satt kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk pada janin maupun
ibunya.  Pada trimester I dapat terjadi keguguran, akan tetapi jarang dijumpai kelainan congenital
(anomaly pada janin).  Sedangkan pada trimester II dan III sering terjadi premature.  Tidak dianjurka
untuk melakukan terminasi kehamilan dengna induksi atau SC, karena akan mempertinggi risiko
pada ibu.  Pada hepatitis B janin kemungkinan dapat tertular melalui plasenta, waktu lahir, atau
masa neonatus; walaupun masih masih kontroversi penularan melalui air susu.

Penatalaksanaan
1.Istirahat, diberi nutrisi dan cairan yang cukup, bila perlu IV
2.Isolasi cairan lambung dalam atau cairan badan lainnya dan ingatkan tentang pentingnya janin
dipisahkan dengan ibunya
3.Periksa HbsAg
4.Kontrol kadar bilirubun, serum glutamic oksaloasetik transaminase (SGOT), serum glutamic piruvic
transaminase (SGPT), factor pembekuan darah, karena kemungkinan telah ada disseminated
intravaskular coagulapathy (DIC)
5.Cegah penggunaan obat-obat yang bersifat hepatotoksik
6.Pada ibu yang HbsAg positif perlu diperiksa HbsAg anak karena kemungkinan terjadi penularan
melalui darah tali pusat
7.Tindakan operasi seperti SC akan memperburuk prognosis ibu
8.Pada bayi yang baru dilahirkan dalam 2×24 jam diberi suntikan anti hepatitis serum
5.HIV/AIDS

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dapat memperberat kondisi klinik


wanita dengan infeksi HIV.  Sebaliknya, risiko tentang hasil kehamilan pada penderita infeksi HIV
masih merupakan tanda tanya.  Transmisi vertical virus AIDS dari ibu kepada janinnya telah banyak
terbukti, akan tetapi belum jelas diketahui kapan transmisi perinatal tersebut terjadi.  Penelitian di
AS dab Eropa menunjukkan bahwa risiko transmisi perinatal pada ibu hamil adalah 20-40%. 
Transmisi dapat terjadi melalui plasenta, perlukaan dalam proses persalinan, atau melalui ASI. 
Walaupun demikian, WHO menganjurkan agar ibu dengna HIV positif  tetap menyusui bayinya
mengingat manfaat ASI yang cukup besar dibandingkan dengan risiko penularan HIV.

Bila telah terdiagnosis adanya AIDS perlu dilakukan pemeriksaan apakah ada infeksi PHS lainnya,
sepeerti gonorrhea, chlamydia, hepatitis, herpes, ataupun infeksi toksoplasmik, CMV, TBC dan lain-
lain.
Penderita AIDS mempunyai gejal awal yang tidak spesifik seperti fatique, anoreksia, BB menurun,
atau mungkin menderita candidiasis orofaring maupun vagina.  Kematian pada ibu hamil dengan HIV
positif kebanyakan disebabkan oleh penyakit oportunisyik yang menyetainya, terutama
pneumocystis carinii pneumonia.

Sampai saat ini belum ada pengobatan AIDS yang memuaskan.  Pemberian AZT (Zidovudine) dapat
memperlambat kematian dan menurunkan frekuensi serta beratnya infeksi oportunistik. 
Pengobatan infeksi HIV dan penyakit oportunisyiknya dalam kehamilan merupakan masalah, karena
banyak obat belum diketahui dampak buruknya dalam kehamilan.  Dengan demikian, pencegahan
menjadi sangat penting peranannya, yaitu hubungan seksual yang sehat, menggunakan alat
kontrasepsi, dan mengadakan tes terhadap HIV sebelum kehamilan.

Dalam persalinan, SC bukan merupakan indikasi untuk menurunkan risiko infeksi pada bayi yang
dilahirkan.  Penularan kepada penolong persalinan dapat terjadi dengan rate 0-1% pertahun
exposure.  Oleh karena itu dianjurkan untuk melaksanakan upaya pencegahan terhadap penularan

infeksi bagi petugas kamar bersalin sebagai berikut:

1.Gunakan pakaian, sarung tangan dan masker yang kedap air dalam menolong persalinan
2.Gunakan sarung tangan saat menolong bayi
3.Cucilah tangan setelah selesai menolong penderita AIDS
4.Gunakan pelindung mata (kacamata)
5.Peganglah plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang infeksius
6.Jangan menggunakan penghisap lendir bayi melalui mulut
7.Bila dicurigai adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibody terhadap HIV serta
dapatkan AZT sebagai profilaksis

Perawatan pascapersalinan perlu diperhatikan yaitu kemungkinan penularan melalui pembalut


wanita, lochea, luka episiotomi ataupun luka SC.  Untuk perawatan bayi, sebaiknya dilakukan oleh
dokter anak yang khusus untuk menangani kasus ini.  Perawatan ibu dan bayi tidak perlu dipisah,
harus diusahakan agar pada bayi tidak dilakukan tindakan yang membuat perlukaan bila tidak perlu
betul, misalnya jangan lakukan sirkumsisi.  Perawatan tali pusat harus dijalankan dengan cermat. 
Imunisasi yang menggunakan virus hidup sebaiknya ditunda sampai terbukti bahwa bayi tersebut
tidak menderita virus HIV.  Antibodi yang didapatkan pasif dari ibu akan dapat bertahan sampai 15
bulan.  Jadi diperlukan pemeriksaan ulang berkala untuk menentukan adanya perubahan ke arah
negatif atau tidak.  Infeksi pada bayi mungkin baru tampak pada usia 12-18 bulan.

6.TYPUS ABDOMINALIS

Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang lebih tinggi
dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan. Dalam
60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih
besar kemungkinan berakhirnya kehamilan.
Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup manjur. Waktu ada
wabah, semua wanita hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tufus abdominalis tidak
di keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena keadaan
umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan
lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi bagi abortus buatan.

7.TOXOPLASMOSIS
a. Temuan klinis

Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebsbkan oleh toxoplasma gondii.


Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang
terinfeksi didapatkan adanya iymphadenopathy. Infeksi dapat ditemukan pada sindrom
mononucleosislike dengan adanya kelelahan dan lesu, jarang terjadi pada encephalitis.
BBL dengan menderita toxoplasma congenital terinfeksi saat berada di dalam uterus secara
transplacental. Choriuretinitis merupakan manifestasi klinis yang serinng muncul apada BBL sebagai
gejala toxoplasma. Berikut adalah temuan-temuan yang didapatkan pada bayi dengan infeksi
toxoplasma congenital: chorioretinitis, hydrocephalus, penyakit kuning, hepatosplenomegali,
mikrosefali, glaucoma, kejang, demam, hipotermi, limpadenopati, mual, diare, katarak, mikroftalmia,
syaraf mata atrofi, pneumonia.

b. Penularan
1) Kucing

Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. Sekitar ½ dari beberapa kucing
yang diuji mempunyai antibody toxoplasma. Ini berarti bahwa kucing tersebut terinfeksi karena
memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah
terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus
menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Hewan ini mudah
terinfeksi lagi dan dapat mengeluarkan oocyst ketika terinfeksi oleh organisme lain.
Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup
akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran dan
dapat dicegah dengan pembuangan sampat setiap hari. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa
partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai
lebih dari 1 tahun tetapi tidak C atauaktif dalam keadaan beku, kekeringan, panas lebih dari 50
terkontak dengan ammonia, biodin atau formalin.
2) Daging
Wabah “christiaan barand” adalah contoh penularan toxoplasma melalui daging. Konsumsi daging
yang terinfeksi adalah penyebab utama toxoplasma di Eropa, dimana dibatasinya penggunaan lemari
pendingin dan biasanya daging tidak dibekukan. Seharusnya daging dimasak pada suhu yang tinggi
untuk mecegah terjadinya penularan toxoplasma

c. Diagnosis
1) Ibu

Diagnosa klinis toxoplasma akut tidak dapat dipercaya apabila tidak ditemukan tanda yang
spesifik berkaitan dengan infeksi. Namun demikian toxoplasma akut harus dipertimbangkan pada
setiap wanita hamil dengan limfa denopati, utamanya meliputi rahim posterior, dan atau gejala
mononucleosisslike.

Diagnosa utama infeksi toxoplasma selama kehamilan adalah meliputi salah satu dari hal
berikut:
• Menunjukan hasil yang positif pada uji yang dilakukan
• Terjadi peningkatan antibody yang diperoleh dari serum ibu pada dua kali pemeriksaan yang
berbeda, atau
• Terdeteksi antibody IgM toxoplasma

Pada usia remaja dengan infeksi primer jarang terjadi perkembangan antibody IgG dan IgM.
Antibody IgG spesifik toxoplasma berkembang dalam waktu 2 minggu setelah terinfeksi dan
berlangsung selamanya. Perkembangan antibody IgM spesifi toxsoplasm terjadi dalam 10 hari
setelah terinfeksi dan meningkat 6 bulan sampai > 7 tahun.
The enzyme linked immunosorbent assay (Uji Elisa) asay test untuk melihat tingginya perkembangan
antibody IgM dapat bertahan sampai beberapa tahun. UJI IVA (Indairec immaunofluorescence
Antibody Test untuk IgM toxoplasma spesifik biasanya menunjukan kadar yang tinggi pada 6 bulan
setelah terinfeksi, berikutnya titer akan menurun. Uji IVA lebih bermanfaat dari uji Elisa dalam
membedakan infeksi adanya primer pada wanita hamil.

2) Anak

Gejala klinis pada bayi baru lahir akan dapat ditemukan seperti pada temuan diatas. Gejala
klinik yang paling banyak ditemukan adalah chorioretinitis, penyakit kuning, demam, dan
hepatosplenomegali. Adanya IgM toxoplasma spesifik pada bayi baru lahir memperjelas diagnosa
infeksi congenital. Adanya kista toxoplasma gondii pada pemerikaan histology plasenta juga
mendukung kuat diagnosa infeksi pada bayi.
3) Diagnosa prenatal
Mendiagnosa toxoplasma pada kehamilan dipercaya dengan cairan amnion atau darah janin yang
dapat didiagnosa dengan amniosentesis atau cordosentesis.
IgM spesifik toxoplasma jika didapatkan pada darah janin dari cordosentesis dapat pula digunakan
untuk mendiagnosa infeksi janin namun sayangnya antibody IgM janin sedikit berekembang sampai
umur kehamilan 21 sampai 24 minggu.
d. Penatalaksanaan dan pencegahan
1) Ibu

Prognosa pada infeksi yang akut baik, kecuali pada keadaan imonosekresi yang amat besar.
Wanta hamil dengan infeksi akut dapat dirawat dengan kombinasi pyrimethamine, asam folimik dan
sulfonamide. Dosis standar pyrimethamine adalah 25 mg/hari/oral dan 1 gr sulfadiazine peroral 4
X/hari selam 1 tahun. Pyrimethamine adalah musuh dari asam folik dan oleh karena itu
mungkinmemberikan efek teratogenik jika diberikan pada trimester I. Asam folimik diberikan dengan
dosis 6 mg secara IM atau per oral setiap pada hari yang berbeda untuk mengetahui apakah benar
habisnya asam folat disebsbkan oleh Pyrimethamine.
Spiramycin adalah ejen lainyang digunakan pada pengobatan toxoplasma akut dan dapat diperoleh
pada pusat pengontrolan penyakit di USA, ini biasa digunakan di Eropa dan karenanya tidak ada
pengawasan yang baik terhadap kemanjuran obat ini

2) Janin

Adanya gejala infeksi pada bayi lahir harus ditangani dengan pemberian pyrimethamine
dengan dosis 1 mg/kg/hr/oral selam 34 hari, dilanjutkan dosis 0,5 mg/kg/hr selam 21-30 hari dan
sulfadiazine dengan dosis 20 mg/kg per oral selam 1 tahun. Pada saat menginjak remaja diberikan
asam folimik 2-6 mg secara IM atau oral 3 X seminggu walaupun pada saat bayi dia mendapatkan
pyrimethamine. Infeksi congenital pada bayi baru lahir bukan merupakan infeksius, oleh karena itu
tidak perlu diisolasi. Bayi baru lahir yang tiak menunjukan infeksi dan positif antibody IgG
toxoplasma spesifiknya mungkin didapatkan dari ibunya secara transplasetal. Pada bayi yang Tidak
ditemukannya temuan yang lain yang mencurigakan terjadinya infeksi congenital., harus dipantau,
apabila tidak terinfeksi harus menunjukan adanya penurunan titer antibody IgG terhadap
toxoplasma.

8. RUBELLA

Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat
bawaan pada janin. Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I (30-50%).
Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella:
a. Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia)
b. Jantung (Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
c. Alat pendengaran (tuli)
d. Susunan syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)
Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik (termasuk
trombositopenia dan anemia), hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interstisialis kronika
difusa, dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama beberapa bulan
merupakan sumber ibfeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.
Diagnosis
Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit
lain, kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merusak
embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau dengan dotemukannya
kenaikan titer anti rubella dalam serum.
Nilai titer antibody
• Imunitas 1:10 atau lebih
• Imunitas rendah < 1:10
1:64• Indikasi adanya infeksi saat ini

Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu
dipertimbangkan. Setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam
trimester II dan 5,3% dalam trimester III.
Tanda dan Gejala klinis:
• Demam-ringan
• Merasa mengantuk
• Sakit tenggorok
• Kemerahan sampai merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah ke seluruh tubuh,
kemudian menghilang secara cepat
• Kelenjar leher membengkak
• Durasi 3-5 hari
Hingga kini tidak ada obat-obatna yang dapat mencegah viremia pada orang yang tidak kebal..
manfaat gamaglobulin dap\lam hal ini masih diragukan, yang lebih manjur ialah vaksin rubella. Akan
tetapi, vaksinasi ini sering menimbulkan artralgia atau arthritis, dan pula vaksinasi yang dilakukan
tidak lama sebelum terjadinya kehamilan atau dalam kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin.
Karena itu, lebih baik vaksinasi diberikan sebelum perkawinan. Pemberian vaksin pada wanita selam
kunjungan prekonsepsi dianjurkan untuk uji serologi varicella apabila klien selama masa kanak-
kanaknya tidak mempunyai riwayat infeksi, kontraindikasi pada kehamilan adalah menghindari
konsepsi selama 3 bulan setelah vaksinasi.

9. CMV (CITOMEGALO VIRUS)

Infeksi primer CMV dapat terjadi dengan frekuensi 1-2%. Infeksi congenital kekerapannya
adalah 1-2% dari kehamilan. Walaupun jarang, 10-15% anak yang mwngalami infeksi congenital akan
mengalami cacat bawaan. Bila infeksi terjadi pada trimester I atau awal trimester kedua dapat
timbul keadaan hydrocephalus, mikrocephalus, mikroftalmia, hernia, gangguan pendengaran,
retardasi mental dan mungkin ditemukan kalsifikasi serebral. Bila infeksi terjadi pada bulan-bulan
terakhir kehamilan dapat dijumpai hepatosplenomegali, trombositopeni, purpura, korioretinitis, dan
pneumonitis. Selain melalui plasenta, infeksi dapat sampai ke BBL melalui kontak virus dari serrvik,
ASI, faring, dan urin ibu yang melahirkannya. Transfusi darah juga dapat menularkan infeksi CMV.
Infeksi yang terjadi setelah lahir ini akan menampilkan gejala pneumonia, hepatosplenomegali dan
sepsis yang tarjadi pada bulan pertama kehidupannya.
Diagnosis pada ibu ditegaskan melalui pemeriksaan serologik (biasanya dengan cara ELISA), karena
klinis tidak menunjukkan gejala yang khas. Virus biasanya dapat diisolasi dalam pembiakan jaringan.
Hingga kini tidak dikenal pengobatan yang manjur bagi penyakit ini bagi ibu maupun neonatus.
Kesulitan lain ialah bahwa infeksi CMV pada ibu biasanya tidak menimbulkan gejala dan sering tidak
diketahui. Bila diketahui terdapat gejala infeksi, maka dapat diberi pengobatan simptomatik dan
istirahat. Ibu dengan status imunitas yang rendah dan infeksi yang berat perlu diberi obat antivirus.
KETIDAKNYAMANAN PADA IBU HAMIL

Kehamilan tiap-tiap wanita adalah unik. Seorang ibu hamil mungkin tidak akan mengalami
semua perubahan selama masa kehamilan seperti yang disebutkan dalam artikel ini. Jika
Anda memperhatikan ada ketidaknyamanan pada masa kehamilan yang membuat anda
khawatir, segera beritahukan dokter.

Perubahan pada payudara

Kebanyakan ibu hamil merasakan perubahan pada payudaranya. Payudara anda akan
membesar seiring dengan pembesaran kelenjar susu dan jaringan lemak, menyebabkan
kekerasan dan kelunakan payudara yang khas pada masa awal dan beberapa bulan terakhir
kehamilan. Pembuluh darah vena yang kebiru-biruan juga mungkin tampak seiring
peningkatan suplai darah. Warna puting semakin gelap dan terkadang cairan kental yang
disebut colostrum mungkin merembes dari payudara anda. Semua perubahan ini adalah
normal.

Rekomendasi :

 Gunakan BH yang memberi dukungan kuat pada payudara


 Pilih BH dari bahan katun atau serat alami
 Beli BH yang sesuai dengan ukuran payudara yang membesar dan tidak mengiritasi
puting
 Coba untuk menggunakan BH di malam hari
 Selipkan sapu tangan atau gauze pad pada cup BH untuk menyerap cairan yang
merembes. Pastikan untuk menggantinya sesuai kebutuhan untuk mencegah iritasi
kulit.
 Basuh payudara hanya dengan air hangat. Jangan gunakan sabun karena dapat
menyebabkan kekeringan.

Kelelahan

Hal ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhan bayi anda yang memerlukan energi ekstra.
Namun terkadang kelelahan ini merupakan tanda anemia defisiensi besi, yang umum terjadi
selama masa kehamilan.

Rekomendasi :

 Tidur malam lebih awal dan tidur siang


 Tetap melakukan aktivitas sehari-hari jika memungkinkan
 Seimbangkan aktivitas yang dilakukan dengan istirahat yang cukup
 Latihan fisik ringan setiap hari akan meningkatkan level energi
 Jika anda berpikir mengalami anemi, kunjungi dokter dan minta untuk dilakukan tes
darah

Mual dan muntah

Adalah hal yang sangat umun dan normal memiliki gangguan pada perut ketika seorang ibu
hamil.

Hal ini biasanya terjadi pada masa awal kehamilan, ketika tubuh anda menyesuaikan diri
pada perubahan hormonal yang terjadi. Ia dapat terjadi kapanpun sepanjang hari, namun akan
lebih parah di pagi hari, saat perut anda kosong (itulah mengapa disebut "morning sickness")
atau saat perut anda belum cukup terisi.

Kabar baiknya adalah gangguan ini biasanya akan menghilang memasuki bulan ke-4
kehamilan.

Rekomendasi :

 Jika mual-mual menjadi masalah di pagi hari, makan makanan yang kering seperti
sereal, biskuit, atau roti bakar sebelum anda meninggalkan tempat tidur. Coba untuk
makan makanan berprotein tinggi sebelum pergi tidur, seperti daging rendah lemak
atau keju (karena protein membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna)
 Jika lapar namun merasa mual yang ekstrem, coba diet BRAT (bananas, rice and tea)
 Seaband menawarkan kenyamanan pada beberapa wanita hamil
 Jahe mungkin membantu melawan rasa mual
 Makan makanan kecil atau snack 2-3 jam sebelum makan besar. Makan secara
perlahan dan kunyah makanan sampai halus
 Minum dalam jumlah sedikit namun sering sepanjang hari. Hindari minum dalam
jumlah besar sekaligus. Coba untuk minum jus buah yang jernih dan dingin seperti jus
apel atau anggur
 Hindari makanan yang pedas dan berminyak
 Jika terganggu dengan aroma makanan yang kuat, coba untuk makan makanan dalam
keadaan dingin untuk meminimalisir aroma yang mengganggu
 Bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan vitamin B6. Perawatan alamiah dan
obat-obatan yang diresepkan mungkin dapat membantu meringankan mual
 Kunjungi dokter jika terus muntah-muntah dan tidak dapat masuk minuman atau
makanan. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan harus ditangani segera

Sering buang air kecil

Pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim akan menekan kandung kemih, dan
menyebabkan meningkatnya frekuensi buang selama trimester pertama. Hal ini akan terjadi
lagi pada trimester ketiga, ketika kepala bayi sudah turun ke rongga panggul (mendekati
waktu persalinan)

Rekomendasi :

 Jangan memakai celana dan celana dalam yang ketat


 Jika air seni anda terasa panas dan berbau menyengat, dapat menunjukkan tanda
infeksi saluran kencing. Kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan segera

Sakit kepala

Pada ibu hamil sakit kepala dapat terjadi setiap waktu selama masa kehamilan. Sakit kepala
yang terjadi dapat disebabkan oleh ketegangan pada otot, penyumbatan aliran darah,
sembelit, dan pada beberapa kasus, preeclampsia.

Rekomendasi :

 Kompres air dingin/es pada dahi atau bagian belakang leher


 Beristirahat, duduk atau berbaring dengan tenang di dalam ruangan dengan cahaya
yang redup. Pejamkan mata dan coba untuk merelaksasikan punggung, leher, dan
bahu
 Parasetamol yang dijual bebas mungkin dapat membantu meringankan sakit kepala.
Namun jika sakit kepala hebat, tidak mau hilang, membuat mual, atau mempengaruhi
penglihatan anda, segera kunjungi dokter

Perdarahan dan pembengkakan gusi


Ibu hamil mungkin tidak menduga bahwa kehamilan juga berpengaruh terhadap mulut anda.
Namun peningkatan sirkulasi darah dan perubahan kadar hormon dapat membuat gusi anda
sakit, membengkak, dan lebih mudah berdarah.

Rekomendasi :

 Lakukan pemeriksaan pada masa awal kehamilan untuk memastikan bahwa gigi dan
mulut anda sehat. Kunjungi dokter gigi jika anda merasakan masalah tertentu
 Sikat gigi secara teratur

Konstipasi / Sembelit

Konstipasi/sembelit dapat terjadi selama masa kehamilan karena beberapa alasan.

Perubahan kadar hormon, vitamin, dan suplemen zat besi mungkin dapat menyebabkan
konstipasi/sembelit (sulit buang air besar). Tekanan dari rahim yang sedang berkembang pada
anus juga dapat menyebabkan konstipasi/sembelit

Rekomendasi :

 Tambahkan lebih banyak serat (seperti makanan yang terbuat dari gandum, buah-
buahan, dan sayur-sayuran) dalam diet anda
 Minum lebih banyak cairan setiap hari (sedikitnya 6-8 gelas air putih dan 1-2 gelas jus
buah)
 Minum minuman hangat, khususnya di pagi hari
 Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
 Hindari mengejan ketika buang air besar
 Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan laksatif / pencahar

Pusing (seperti mau pingsan)

Rasa pusing pada ibu hamil dapat terjadi kapanpun pada masa pertengahan sampai akhir
kehamilan. Berikut ini adalah penyebab mengapa rasa pusing itu terjadi :

 Hormon progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga darah


cenderung berkumpul di kaki
 Lebih banyak aliran darah menuju rahim yang sedang berkembang. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah, khususnya ketika anda melakukan perubahan
posisi tubuh.
 Jika kadar gula darah anda terlalu rendah, mungkin anda akan merasa seperti mau
pingsan

Rekomendasi :
 Sering melakukan pergerakan di tempat ketika anda harus berdiri untuk waktu yang
lama
 Berbaring pada sisi kiri tubuh anda ketika beristirahat untuk membantu memperlancar
sirkulasi darah ke seluruh tubuh
 Hindari pergerakan yang tiba-tiba. Berdiri perlahan ketika anda bangun dari posisi
duduk
 Makan secara teratur dan banyak ngemil untuk menghindari rendahnya kadar gula
darah

Sulit tidur

Mencari posisi tidur yang nyaman akan menjadi sulit pada masa akhir kehamilan.

Rekomendasi :

 Jangan minum obat tidur


 Coba untuk minum susu hangat menjelang tidur
 Coba untuk mandi air hangat sebelum tidur
 Gunakan bantal ekstra. Berbaring pada sisi tubuh anda, letakkan bantal di bawah
kepala, di bawah perut, di belakang punggung, dan di antara lutut untuk mencegah
ketegangan otot
 Anda mungkin merasa lebih nyaman ketika berbaring pada sisi kiri tubuh anda,
karena dapat memperlancar sirkulasi darah ke seluruh tubuh

Heartburn atau gangguan pencernaan

Heartburn adalah rasa panas seperti terbakar yang terjadi mulai dari perut dan terasa seperti
naik sampai ke kerongkongan. Selama masa seorang ibu hamil, perubahan kadar hormon
memperlambat sistem pencernaan. Selain itu, rahim yang sedang berkembang juga memenuhi
perut sang ibu dan mendorong naiknya asam lambung.

Rekomendasi :

 Makan makanan kecil beberapa kali sehari untuk menggantikan tiga kali makan besar
 Makan secara perlahan-lahan
 Minum air hangat
 Hindari makanan pedas dan berlemak atau makanan yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan
 Jangan langsung berbaring setelah makan
 Posisikan kepala lebih tinggi dari kaki ketika berbaring. Atau letakkan bantal pada
bahu untuk mencegah asam lambung naik ke dada
 Jangan gabungkan makanan berlemak dan makanan manis pada satu waktu makan.
 Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan untuk meredakan
gejala gangguan pencernaan
Hemorrhoid / Ambeien / Wasir

Hemorrhoid adalah pembengkakan pembuluh darah yang tampak sebagai benjolan yang
menyakitkan pada anus. Selama kehamilan, hemorrhoid dapat terjadi sebagai akibat dari
meningkatnya sirkulasi darah dan tekanan dari janin yang sedang berkembang pada anus.

Rekomendasi :

 Coba untuk menghindari sembelit yang dapat menyebabkan atau membuat


ambeien/wasir menjadi lebih menyakitkan
 Hindari duduk atau berdiri untuk waktu yang lama. Lakukan perubahan posisi tubuh
sesering mungkin
 Jangan mengejan selama buang air besar
 Kompres air dingin/es pada daerah sekitar anus atau berendam dengan hangat
beberapa menit setiap hari dapat membantu meringankannya
 Hindari menggunakan celana dan celana dalam yang ketat
 Konsultasikan dengan dokter jika anda masih membutuhkan bantuan untuk
mengatasinya

Varises

Kehamilan dapat mempengaruhi sirkulasi darah yang dapat menyebabkan pembesaran atau
pembengkakan pembuluh darah vena di kaki.

Rekomendasi :

Walaupun varises biasanya dipengaruhi faktor keturunan, berikut ini beberapa tips yang dapat
dilakukan untuk mencegah varises :

 Hindari berdiri atau duduk untuk waktu yang lama. Sangat penting untuk melakukan
pergerakan sesering mungkin
 Hindari posisi yang mungkin menyebabkan penyempitan sirkulasi darah di kaki
(misalnya menyilangkan kaki ketika duduk)
 Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
 Gunakan kaos kaki yang pas namun tidak terlalu ketat

Kram pada kaki

Tekanan pada rahim yang sedang berkembang dapat menyebabkan kram atau nyeri tajam
pada kaki.
Rekomendasi :

 Pastikan untuk makan makanan dan minum minuman yang tinggi kalsium (seperti
susu, keju, atau brokoli)
 Gunakan sepatu hak rendah yang nyaman
 Gunakan kaos kaki yang pas namun tidak terlalu ketat
 Hindari menyilangkan kaki ketika duduk
 Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
 Lakukan peregangan pada kaki sebelum tidur
 Hindari tidur dengan posisi terlentang, karena berat tubuh dan tekanan pada rahim
yang membesar dapat memperlambat sirkulasi darah di kaki dan menyebabkan kram
 Regangkan otot kaki ketika terjadi kram
 Lakukan pijatan atau letakkan botol air panas pada daerah yang kram

Hidung tersumbat

Ibu hamil mungkin mengalami hidung tersumbat atau merasa seperti sedang flu. Hormon
kehamilan terkadang mengeringkan dinding hidung, dan membuatnya mengalami peradangan
dan pembengkakan.

Rekomendasi :

 Letakkan lap basah hangat pada pipi, mata, dan hidung untuk melegakan hidung
tersumbat
 Jangan gunakan spray pada hidung, karena hanya akan memperburuk sumbatan pada
hidung
 Minum banyak air putih (sedikitnya 6-8 gelas sehari) untuk mengencerkan lendir
 Gunakan bantal ekstra sehingga posisi kepala lebih tinggi ketika tidur untuk
mencegah lendir menyumbat tenggorokan
 Mandi dengan air hangat

Pernafasan pendek

Nafas yang memendek dapat terjadi karena meningkatnya tekanan ke atas oleh rahim yang
sedang berkembang.

Rekomendasi :

 Ketika berjalan, melambat dan beristirahatlah untuk beberapa menit


 Angkat tangan ke atas kepala (rongga dada terangkat dan memungkinkan untuk
menghirup lebih banyak udara)
 Hindari tidur terlentang dan coba untuk tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
 Jika pernafasan pendek ini terjadi berkepanjangan atau terasa nyeri tajam saat
bernafas, segera kunjungi dokter, karena mungkin saja anda mengalami emboli paru
(pembekuan darah pada paru-paru)

Stretch Marks

Stretch marks adalah luka jaringan yang terbentuk ketika elastisitas normal kulit tidak mampu
mengimbangi peregangan kulit yang terjadi selama kehamilan. Stretch marks biasanya
tampak pada perut namun dapat juga tampak pada payudara, pantat, atau paha.

Stretch marks akan memudar setelah melahirkan, namun tidak menghilang seluruhnya.
Stretch marks mempengaruhi permukaan di bawah kulit dan kemunculannya tidak dapat
dicegah.

Rekomendasi :

 Pastikan diet anda mengandung cukup sumber nutrisi yang dibutuhkan untuk
kesehatan kulit (terutama vitamin C dan E)
 Oleskan lotion pada kulit untuk membuatnya tetap lembut dan mengurangi
kekeringan
 Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari

Pembengkakan pada tungkai dan kaki

Tekanan dari janin yang sedang berkembang pada pembuluh yang membawa darah dari
bagian bawah tubuh dan menyebabkan retensi cairan. Hal ini menyebabkan pembengkakan
(edema) pada tungkai dan kaki.

Rekomendasi :

 Coba untuk tidak berdiri untuk waktu yang lama


 Minum banyak air putih (sedikitnya 6-8 gelas sehari)
 Hindari makanan yang banyak mengandung garam (sodium).
 Hindari menyilangkan kaki ketika duduk
 Gunakan pakaian yang nyaman dan longgar. Pakaian ketat dapat memperlambat
sirkulasi darah dan meningkatkan retensi cairan
 Jangan gunakan sepatu yang sempit dan pilih sepatu dengan hak yang rendah dan
lebar
 Diet tinggi protein. Kadar protein yang terlalu rendah dapat menyebabkan retensi
cairan
 Beritahu dokter jika anda mengalami pembengkakan pada tangan dan wajah karena
ini bisa saja tanda preeclampsia
 Berbaring pada satu sisi tubuh untuk membantu peningkatan aliran darah ke ginjal
Keluar cairan dari vagina

Sekresi (pengeluaran cairan) vagina meningkat selama masa kehamilan sebagai akibat dari
peningkatan suplai darah dan kadar hormon. Cairan vagina yang normal adalah putih bening,
tidak berbau, tidak mengiritasi, dan mungkin tampak kekuningan ketika mengering pada
celana dalam atau panty liners.

Rekomendasi :

 Pilih celana dalam dari bahan katun atau serat alami


 Hindari menggunakan celana jeans atau celana dalam yang ketat
 Jangan menyeprotkan air ke dalam vagina ketika cebok, karena air dapat masuk ke
sistem sirkulasi dan pada masa kehamilan lanjut mungkin dapat menyebabkan
pecahnya ketuban
 Sering bersihkan daerah sekitar vagina, usap dari arah depan ke belakang
 Kunjungi dokter jika anda mengalami rasa panas, gatal, iritasi, atau pembengkakan,
bau tidak sedap, cairan bercampur darah, atau cairan berwarna kuning kehijauan,
karena gejala ini dapat merupakan tanda adanya infeksi

Nyeri punggung

Nyeri punggung biasanya disebabkan oleh tekanan pada otot punggung, perubahan postur
tubuh, dan perubahan kadar hormon.

Rekomendasi :

 Gunakan sepatu dengan hak rendah (tapi tidak datar)


 Hindari mengangkat benda-benda berat
 Ketika memungut sesuatu, berjongkok dengan lutut ditekuk lebih baik daripada
membungkukan pinggang
 Jangan berdiri untuk waktu yang lama. Jika memang harus berdiri untuk waktu yang
lama, tempatkan satu kaki pada sandaran kaki untuk meberi dukungan pada tubuh
 Duduk di kursi dengan dukungan punggung yang baik, atau letakkan bantal kecil
dibelakang punggung, juga letakkan kaki pada sandaran kaki
 Periksa apakah tempat tidur anda cukup keras. Jika dibutuhkan letakkan papan
diantara matras dan pegas
 Tidur dengan posisi menyamping dan letakkan bantal diantara kedua kaki
 Mandi air hangat, lakukan pijatan atau letakkan botol air panas pada punggung yang
sakit
 Lakukan latihan fisik sesuai yang disarankan dokter untuk memperkuat otot punggung
dan membantu meringankan rasa sakit
 Menjaga postur tubuh yang baik. Berdiri tegak akan mengurangi ketegangan pada
punggung
 Kunjungi dokter jika anda mengalami nyeri pada punggung bawah yang menjalar ke
perut dan tidak mau hilang dalam waktu 1 jam setelah anda melakukan perubahan
posisi tubuh atau beristirahat, karena ini mungkin saja tanda kelahiran prematur

Nyeri perut

Nyeri tajam pada salah satu sisi perut dapat terjadi sebagai akibat peregangan jaringan untuk
mendukung perkembangan janin. Rasa nyeri ini juga dapat menjalar ke paha dan kaki.

Rekomendasi :

 Ubah posisi tubuh sampai anda merasa nyaman. Hindari pergerakan yang tiba-tiba
 Jika anda merasakan nyeri pada perut yang tiba-tiba, membungkuk ke depan dapat
mengurangi tekanan dan merelaksasikan jaringan
 Mandi air hangat, lakukan pijatan atau letakkan botol air panas pada perut yang sakit
 Pastikan anda cukup mendapatkan asupan cairan
 Minum parasetamol sewaktu-waktu jika diperlukan
 Kunjungi dokter jika nyeri hebat dan menetap atau anda menemukan tanda-tanda
persalinan padahal usia kehamilan anda masih kurang dari 36 minggu

Braxton-Hicks Contractions

Otot rahim akan mulai berkontraksi sejak trimester kedua masa kehamilan. Kontraksi yang
tidak beraturan ini disebut Braxton-Hicks contraction atau his palsu, dan normal terjadi
selama masa kehamilan.
Kehamlian dengan hipertensi, Pre eklamsia dan
Eklamsia
preeklamsi dan eklamsia

Pre-eklampsia (AS: preeklampsia) adalah suatu kondisi medis di mana timbul


hipertensi dalam kehamilan (kehamilan-induced hipertensi) dalam hubungannya dengan
jumlah signifikan protein dalam urin. Pre-eklampsia mengacu pada satu set gejala bukan
faktor penyebab, dan ada banyak penyebab yang berbeda untuk kondisi tersebut. Tampaknya
mungkin bahwa ada zat-zat dari plasenta yang dapat menyebabkan disfungsi endotel di
pembuluh darah ibu perempuan rentan. Sementara tekanan darah elevasi adalah tanda yang
paling terlihat dari penyakit itu, melibatkan kerusakan pada endotel umum ibu, ginjal, dan
hati, dengan rilis faktor vasokonstriksi yang sekunder terhadap kerusakan asli.
Pre-eklampsia dapat berkembang dari 20 minggu kehamilan (itu dianggap onset dini sebelum
32 minggu, yang dikaitkan dengan peningkatan morbiditas). Kemajuannya berbeda antara
pasien, kebanyakan kasus yang didiagnosis pra-panjang. Pre-eklampsia juga dapat terjadi
hingga enam minggu pasca-melahirkan. Selain operasi caesar atau induksi persalinan (dan
karenanya pengiriman plasenta), tidak ada obat dikenal. Ini adalah yang paling umum dari
komplikasi kehamilan yang berbahaya, itu dapat mempengaruhi baik ibu dan anak yang
belum lahir. dan gejala tambahan

. Pre-eklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia, ditandai dengan penampilan


tonik-klonik. Hal ini hanya terjadi sangat jarang.
Meskipun eklampsia adalah fatal, pra-eklampsia sering tanpa gejala, maka deteksi tergantung
pada tanda-tanda atau investigasi. Meskipun demikian, salah satu gejala yang sangat penting
karena sangat sering disalahartikan. Para nyeri epigastrium, yang mencerminkan keterlibatan
hati dan khas dari sindrom HELLP, mudah mungkin bingung dengan mulas, masalah yang
sangat umum kehamilan. Namun, tidak membakar dalam kualitas, tidak menyebar ke atas
menuju tenggorokan, terkait dengan kelembutan hati, bisa menjalar sampai ke belakang, dan
tidak berkurang dengan memberikan antasida. Hal ini sering sangat parah, yang digambarkan
oleh penderita sebagai nyeri terburuk yang pernah mereka alami. Perempuan yang terkena
tidak jarang disebut sebagai dokter bedah umum menderita perut akut, misalnya kolesistitis
akut.
Secara umum, tidak ada tanda-tanda pre-eklampsia adalah spesifik, kejang bahkan di
kehamilan lebih mungkin untuk memiliki penyebab lain selain eklampsia dalam praktek
modern. Diagnosis, oleh karena itu, tergantung pada kebetulan menemukan beberapa pra-
eklampsia fitur, bukti akhir yang regresi mereka setelah melahirkan.
Beberapa wanita mengalami tekanan darah tinggi tanpa proteinuria (protein dalam urin), ini
disebut Kehamilan-induced hypertension (PIH) atau hipertensi gestasional. Kedua pre-
eclampsia dan PIH dianggap sebagai kondisi yang sangat serius dan memerlukan pemantauan
yang cermat dari ibu dan janin.
Pre-eklampsia terjadi pada sebanyak 10% dari kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau
ketiga, dan setelah minggu ke-32. Beberapa wanita akan mengalami pre-eklampsia sedini 20
minggu, meskipun hal ini jarang terjadi. Hal ini jauh lebih umum pada wanita yang hamil
untuk pertama kalinya, dan frekuensi turun secara signifikan pada kehamilan kedua.
Sementara perubahan ayah pada kehamilan berikutnya sekarang diduga menurunkan risiko,
kecuali pada mereka dengan riwayat keluarga hipertensi kehamilan, karena peningkatan usia
ibu meningkatkan risiko telah sulit untuk mengevaluasi bagaimana perubahan signifikan
sebenarnya ayah dan penelitian menyediakan data yang bertentangan tentang titik ini.
Pre-eklampsia juga lebih umum pada wanita yang telah ada sebelumnya hipertensi, diabetes,
penyakit autoimun seperti lupus, thrombophilias berbagai mewarisi seperti Faktor V Leiden,
atau penyakit ginjal, pada wanita dengan riwayat keluarga pra-eklampsia, wanita gemuk, dan
pada wanita dengan kehamilan multipel (kembar, kembar tiga, dan banyak lagi). Risiko
paling signifikan tunggal untuk mengalami pre-eklampsia adalah telah memiliki pre-
eklampsia pada kehamilan sebelumnya.
Pre-eklampsia juga dapat terjadi dalam periode pasca-partum segera. Hal ini disebut sebagai
"melahirkan pra-eklampsia." Waktu yang paling berbahaya bagi ibu adalah 24-48 jam setelah
melahirkan perhatian dan hati-hati harus dibayar untuk pra-eklampsia tanda-tanda dan gejala.

hipertensi

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
atau timbul dalam kehamilan atau pada nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan
hipertensi dan sering disertai proteinuri, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lain.

Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian ibu. Di Amerika Serikat, 1/3 dari kemtian ibu disebabkan karena penyakit ini.di
RSHS, pada tahun 1991-1994 ditemukan kejadian hipertensi pada kehamilan sebanyak 5,8%
dan 0,6% kejadian eklamsi. Penyakit hipertensi ini bisa menyebabkan partus prematurus
yang juga menyumbangkan peningkatan terhadap angka kematian perinatal.

Klasifikasi:

1. Kehamilan yang menyebabkan Hipertensi -  Hipertensi yang timbul sebagai akibat


kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas, seperti :

 Hipertensi tampa proteinuri atau edem


 Preeklamsi dengan atau tampa proteinuri dan udem, yaitu preeklmsi ringan dan
preeklamsi berat
 Eklamsi, yaitu kejang disertai atau tampa proteinuri dan udem

2. Hipertensi kronis yang mendahului kehamilan dan menetap pada masa nifas
 
3. Kehamilan yang memperburuk hipertensi – Hipertensi yang sudah ada diperburuk
dengan adanya kehamilan, yaitu hipertensi yang diperberat dengan adanya pre eklamsi
dan eklamsi
 

4. Hipertensi sementara – Hipertensi yang terjadi sementara, yang disebut juga transient
hipertensi

Pada beberapa keadaan ada hipertensi yang timbul pada trimester kedua atau lebih, dan
ditendai dengan kenaikan tekanan darah ringan tanpa mengganggu kehamilan. Hipertensi
semacam ini akan menghilang setelah persalinan tetapi dapat berulang pada kehamilan
berikutnya.

Adapun keadaan hipertensi pada kehamilan jika disertai dengan proteinuri dan udem
dinamakan preeklamsi. Jika ditambah pula dengan kejang maka dinamakan eklamsi.
Dalam pembahasan kali ini, preeklamsi dan eklamsi akan dijelaskan oleh rekan yang lain.

Gejala dan tanda

 Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi dalam


kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak
tergantung keadaan emosional pasien.
 Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada dua
pengukuran berjarak satu jam atau lebih.
 Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam hipertensi karena kehamilan dan
hipertensi kronik. Hipertensi karena kehamilan adalah  jika hipertensi terjadi
pertama kali sesudah kehamilan 20mgg, selama persalinan, dan atau dalam 48 jam
pasca persalinan. Hipertensi kronik adalah jika hipertensi terjadi sebelum
kehamilan 20mgg.

Penanganan umum

1.    Segera rawat

2.    Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.

3.    Jika pasien tidak bernafas :

 bebaskan jalan nafas,


 beri O2 dengan masker,
 intubasi jika perlu.

4.    Jika pasien tudak sadar atau koma.

 Bebaskan jalan nafas,


 Baringkan pada satu sisi,
 Ukur suhu,
 Periksa apakah ada kaku tengkuk

5.    Jika pasien syok :lihat penanganan syok

6.    Jika ada perdarahan  : lihat penanganan perdarahan.

 Baringkan pada satu sisi,tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret,muntahan atau darah,
 Bebaskan jalan nafas,
 Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah,
 Fiksasi,untuk menghindari jatuhnya pasien dari tempat tidur.

7.    Jika kejang, baringkan pada satu sisi tempat tidur, arah kepala ditinggikan sedikit
untuk mengurangi kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau darah. Bebaskan jalan
nafas. Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah. Piksasi, untuk menghindari
jatuhnya pasien dari tempat tidur.

Peran bidan dalam kehamilan

Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan :

1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan,


termasuk pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar.
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan
posisi yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan tensimeter di tempat yang
datar  setinggi jantung ibu hamil dan gunakan ukuran manset yang sesuai)
4. Catat tekanan darah
5. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg atau
lebih (sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.Bila
tetap maka berarti ada kenaikan tekanan darah.Periksa adanya edema terutama
pada wajah atau pada tungkai baeah /tulang kering atau daerah sacral.
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap
albumin pada setiap kali kunjungan.
7. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat tinggi, kenaikan
tekanan darah  naik secara tiba- tiba,berkurangnya air seni( sedikit dan berwarna
gelap),edema berat yang timbul mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
8. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak mudah
dicapai maka pantaulah tekanan darah, periksa protein urin terhadap protinuria
dan denyut jantung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6
jam istirahat.
9. Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun tidak
edema atau proteinuria.
10. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:

 Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-
tanda eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri
ulu hati dan pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
 Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit

   11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.


   12. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA.
PENANGANAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
PADA BERBAGAI TINGKAT PELAYANAN

POLINDES

1. Rawat jalan 1 x seminggu


2. Pantau tekanan darah proteinuria, kesejahteraan janin
3. Tunggu persalinan aterm
PUSKESMAS

1. Rawat jalan 1 x seminggu


2. Pantau tekanan darah proteinuria, kesejahteraan janin
3. Tunggu persalinan aterm
4. Jika keadaan memburuk tangani sebagai preeklamsia

RUMAH SAKIT

1. Kendalikan hipertensi seperti pada preeklamsia


2. Terminasi kehamilan jika terjadi PEB

Hal – hal yang harus diperhatikan atau diingat

 Tekanan darah harus diukur dengan seksama, sebaiknya pada lengan kiri dalam
posisi duduk atau berbaring dengan punggung kiri ditinggikan dengan bantal.
 Jangan membaringkan ibu hamil terlentang pada punggungnya karena dapat
menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yang salah
 Baca angka pada tensimeter setinggi mata, bila menggunakan tensimeter air raksa.
 Gunakan ukuran manset yang tepat sedikitnya 80% manset dapat melingkari lengan,
dengan selang manset dibagian dalam,tepi bawah manset 2 cm diatas lipatan siku.
 Guinakan stetoskop dengan benar bagian telinga harus terpasdang dengan baik.
 Periksa apakah semua peralatan bekerja dengan baik
 Catat tekanan sistol dan diastol.

Penatalaksanaan persalinan pada pasien dengan hipertensi

1. Hipertensi essensial, persalinan dengan induksi yang disusul sterilisasi atau


melakukan abortus medisinalis. Dengan pertimbangan janin akan mati jika tetap
dipertahankan dan prognosa ibu makin lama semakin memburuk.
2. Preeklamsia ringan, masih bisa ditangani oleh bidan dengan pemantauan intensif
tekanan darah. Apabila terjadi peningkatan tekanan diastolik yang berarti segera
rujuk.
3. Preeklamsia berat, bisa dilakukan dengan perawatan aktif. Kehamilan segera
diterminasi didahului dengan pemberian terapi medisinalis. Dan segera rujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap.
4. Eklamsia, terminasi kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai