Persalinan kala 2 adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan
proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks
dan berakhir dengan lahirnya bayi.Lamanya kala dua menurut Friedman adalah 1 jam untuk
primigravida dan 15 menit untuk multigravida. Pada kala 2 yang berlangsung lebih dari 2 jam pada
primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oelh mereka yang setuju dengan
pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi
dengan forceps atau vakum ekstraksi.Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih
lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin
ekspulsif sifatnya.
Diagnosis pasti
• Ekspulsi janin
dorongan otot2 dinding uterus => kontraksi>>> => ketuban pecah => kepala terdorong memasuki
vagina => terjadi penekanan kepada kepala bayi => terjadi fleksi => kontraksi makin kuat (efek
umpan balik+) => Ferguson’s refleks
Pergeseran organ dasar panggul
penekanan kepala => pergeseran organ dasar panggul => anterior : kandung kemih terdorong ke
abdomen, posterior : rektum => musculus levator ani berdilatasi => perineum menonjol => kepala
terlihat di vulva => crowning => ekspulsi
Pemantauan Ibu
• Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada ibu secara langsung sekaligus
dengan melakukan palpasi
• Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen (pemeriksaan luar) setiap 30
menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
Pemantauan janin
• Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau setiap 5-10 menit
• Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi menangis kuat
dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
• Syok
• Dehidrasi
• Infeksi
• Preeklampsia/eklampsia
• Inersia uteri
• Gawat janin
• Kehamilan ganda/kembar
• Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan sayang ibu, bersihkan perineum dan lipat paha,
kosongkan kandung kemih, amniotomi dan menjelaskan peran suami/pendamping)
Penatalaksanaan kala 2
• Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul dorongan spontan
untuk melakukan hal itu
• Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan ibu untuk bernafas cepat atau
biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk tidak meneran hingga pembukaan
lengkap kehamilan Diantaranya adalah dengan kontrasepsi. Untuk pasangan yang ingin
menunda momongan hal ini penting untuk diketahui. Juga untuk sarana program Keluarga
Berencana.
MACAM - MACAM JENIS KONTRASEPSI
1. SENGGAMA TERPUTUS
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa,
tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma
dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu
tahu kapan spermanya keluar.
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa
subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk sebaliknya
alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan
membutuhkan waktu lama untuk 'puasa'. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
1. KONDOM
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks,
tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
3.SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.
Aerosol
Krim
4. Kb Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal
Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi umur
Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan
cocok untuk ibu menyusui
C.Indikasi:
2. Kb Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini
termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja
kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk
program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
5.KB PIL
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum
bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama
masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir
100% efektif bila diminum secara teratur.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai dosis
progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi.
Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien serendah
mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan kehamilan yang setara
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah
kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher
rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah
dibuahi.
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh
darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,
bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat
menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu
memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR :
a) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
b) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
c) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
d) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri
dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm
(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan
yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
7. KONTRASEPSI IMPLANT
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya
semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung
jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi
terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional.
Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.
Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah,
pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam
perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan
patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25-30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.
9.Kontrasepsi vasektomi
Kelainan bawaan menyebabkan gangguan fisik atau mental atau bisa berakibat fatal.
Terdapat lebih dari 4.000 jenis kelainan bawaan, mulai dari yang ringan sampai yang serius, dan
meskipun banyak diantaranya yang dapat diobati maupun disembuhkan, tetapi kelainan bawaan
tetap merupakan penyebab utama dari kematian pada tahun pertama kehidupan bayi.
Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk
sebagaimana mestinya. Bibir sumbing adalah suatu celah diantara bibir bagian atas dengan hidung.
Langit-langit sumbing adalah suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.
Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak dan korda spinalis. Dalam
keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk tabung pada hari ke 29 setelah pembuahan.
Jika tabung tidak menutup secara sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf.Bayi yang
memiliki kelainan ini banyak yang meninggal di dalam kandungan atau meninggal segera setelah
lahir.
a. Spina bifida, terjadi jika kolumna spinalis tidak menutup secara sempurna di
sekeliling korda spinalis.
b. Anensefalus, terjadi jika beberapa bagian otak tidak terbentuk.
• Kelainan jantung
a. Defek septum atrium dan ventrikel (terdapat lubang pada dinding yang meimsahkan
jantung kiri dan kanan)
b. Patent ductus arteriosus (terjadi jika pembuluh darah yang penting pada sirkulasi
janin ketika masih berada di dalam rahim; setelah bayi lahir, tidak menutup
sebagaimana mestinya)
c. Stenosis katup aorta atau pulmonalis
d. Koartasio aorta (penyempitan aorta)
e. Transposisi arteri besar (kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis)
f. Sindroma hipoplasia jantung kiri (bagian jantung yang memompa darah ke seluruh
tubuh tidak terbentuk sempurna)
g. Tetralogi Fallot (terdiri dari stenosis katup pulmonalis, defek septum ventrikel,
transposisi arteri besar dan hipertrofi ventrikel kanan).
Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama berperan dalam terjadinya kelainan
jantung bawaan (misalnya obat anti-kejang fenitoin, talidomid dan obat kemoterapi).Penyebab
lainnya adalah pemakaian alkohol, rubella dan diabetes selama hamil.
• Cerebral palsy
Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir,
tergantung kepada beratnya kelainan.
• Clubfoot
Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan sekumpulan kelainan struktur pada kaki
dan pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan pada pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh
darah.
Terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam kantung panggul.
• Hipotiroidisme kongenital
Terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar tiroid tidak terbentuk secara
sempurna.
• Fibrosis kistik
Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan. Tubuh tidak
mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk lendir yang kental
dan lengket.
Saluran pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar, rektum serta
anus.
Diantaranya adalah:
• Sindroma Down
Merupakan sekumpulan kelainan yang terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dengan
kelebihan kromosom nomor 21 pada sel-selnya. Mereka mengalami keterbelakangan mental dan
memiliki wajah dan gambaran fisik lainnya yang khas; kelainan ini sering disertai dengan kelainan
jantung.
• Fenilketonuria
Merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi pengolahan protein oleh tubuh dan bisa
menyebabkan keterbelakangan mental. Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria tampak normal,
tetapi jika tidak diobati mereka akan mengalami gangguan perkembangan yang baru terlihat ketika
usianya mencapai 1 tahun.
Sindroma ini ditandai dengan gangguan mental, mulai dari ketidakmampuan belajar sampai
keterbelakangan mental, perilaku autis dan gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas.
Gambaran fisiknya khas, yaitu wajahnya panjang, telinganya lebar, kakinya datar dan persendiannya
sangat lentur (terutama sendi pada jari tangan). Sindroma ini lebih banyak ditemukan pada anak
laki-laki.
• Distrofi otot
Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 40 macam
penyakit otot yang berlainan, yang kesemuanya ditandai dengan kelemahan dan kemunduran yang
progresif dari otot-otot yang mengendalikan pergerakan.
Merupakan suatu kelainan sel darah merah yang memiliki bentuk abnormal (seperti bulan
sabit), yang menyebabkan anemia kronis, serangan nyeri dan gangguan kesehatan lainnya.
• Penyakit Tay-Sachs
Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kebutaan, demensia,
kelumpuhan, kejang dan ketulian.
O : objektif
a. Sistem pernafasan à mudah tersedak
b. Kardiovaskuler à sirkulasi perifer lambat à mudah sianosis
c. Ginjal à intake à air kemih keruh
d. Suhu à rentan hipotermi àhipotalamus belum matang
e. Imunologi
IgG à melalui plc
IgA à ASI à u/ pernafasan GI & mata (2bln )
IgM à kadar dewasa 2 tahun
1) Reproduksi
♀ àpseudo menstruasi
♂ àmenghasilkan sperma saat pubertas
2) Muskuluskeletal
UUK menutup pada mg ke 6-8
3) Neurologi
- Blm matang
- Panca Indera
- Penglihatan
- Fokus 15-20 cm
- 2 mg à kenal muka ibu
4) Penciuman à suka bau ASI & ibu
5) Pengecapan à kuat terhadap rasa manis
6) Pendengaran à tenang dgn suara rendah
7) Sentuhan àsenang dgn kontak kulit
A : asesmen
Bayi Usia 6 Mg Dgn Kondisi Normal/ Komlikasi Tertentu/ Masalah Tertentu
P : planning
a. Pemilihan tempat tdr (SIDS)
b. Memandikan bayi
c. Pakaian bayi
d. Perawatan TP à puput 1 mg
e. Perawatan hidung
f. Perawatan telinga
g. Perawatan kuku setip 4 hari potong
h. Membawa bayi keluar
i. imunisasi
TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN TRIMESTER 1
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya.( Uswhaya,2009:3)
Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun
kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini
adanya komplikasi / penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
1. Perdarahan pervaginam
2. Mual muntah berlebihan
3. Sakit kepala yang hebat
4. Penglihatan kabur
5. Nyeri perut yang hebat
6. Gerakan janin berkurang
7. Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
8. Selaput kelopak mata pucat
9. Demam tinggi
10. Kejang
11. Keluar air ketuban sebelum waktunya
12. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan
muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,
kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganan Umum
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum
ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai
adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda-tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa
saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi
syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan
cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 :
18-19)
1. Abortus
2. Kehamilan Mola
1. Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu
atau sebelum plasenta selesai.
Macam-macam abortus:
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar
(buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk
segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil),
segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau
merujuk), temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan
ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)
Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan
memakai obat-obatan mau pun alat-alat.
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya
perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada
tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian
keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri
obat-obat uterotonika dan antibiotika.
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam
rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan
maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil
lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
(Mohctar, 1998 : 211-212)
2. Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan
dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.
(Sarwono, 2007 : 142) Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan,
lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses
evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau
Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap
perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).
(Saifudin,2002:17)
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan,
gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala
mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
(Sarwono, 2005:275)
Penanganan Umum
Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah. (Rochjati, 2003:2)
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu
masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-
eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5)
Penanganan Umum
Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat daruratan. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum
termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang
terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
5. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi
sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan
adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
Penanganan Umum
Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan
umum termasuk tanda-tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
Komplikasi
a. Kejang
b. eklamsia
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)
Penanganan Umum
Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu). Jika
dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat. Jika ada syok segera terapi dengan baik
(Saifuddin, 2002: 98)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan
ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens
(Irma,2008:7)
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
Penanganan Umum
Memberikan dukungan emosional pada ibu. Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu
mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak
terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin,
2002 : 109)
Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress,bengkak pada wajah, kaki dan
tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema
pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti
untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan
kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung
meluas.
Penanganan Umum
Istirahat cukup
Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan
untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan
tanda-tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah
tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
(Rochjati, 2003:2)
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel
darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel-sel ini tidak memadai untuk
memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah meningkat kira-kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan
dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat
mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam
darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
Penanganan Umum
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
Komplikasi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam
kehamilan.
Penanganan Umum
1. istirahat baring,
2. minum banyak,
3. kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
Komplikasi
10. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala dari eklamsia
Penanganan Umum
1. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret
2. Bebaskan jalan nafas
3. Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4. Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
Komplikasi
1. syok,
2. eklamsia,
3. hipertensi,
4. proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
11. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm.
Penanganan Umum
Komplikasi
Suatu keadaan dimana jumlah air ketubanjauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter.
Perjalanan penyaki
1)Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan
biasanya terjadi pada kehamilan lanjut
2)Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja
1)penyakit jantung
2)nefritis
3)edema umum
4)anamali kongenital (pada anak); seperti anencepali, spinadifida atresia atau striktur esofagus,
hydrocepalus dan struma blockling oesophagus
5)simpul tali pusat
6)DM
7)Gemelli uniovulair
8)Malnutrisi
9)Penyakit kelenjar hipofisis
Diagnosis
1)Anamnesis
a).Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-
kadang umbilikus mendatar
b).Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya
3)Palpasi
a).Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan tungkai
b).Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
c).Bagian janin sukar dikenali
d).Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka balotement jelas sekali
e).Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak
janin
4)Auskultasi
a).Nampak bayangan terselubung kabut, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas
b).Foto rongtgen pada hidramnion bberguna untuk disgnostik dan untuk menentukan etiologi
6)Pemeriksaan dalam
Diagnosa banding
1)Hidramnion
2)Gemeli
3)Asites
4)Kista avanii
5)Kehamilan beserta tumor
Prognesis
1)Pada janin
a).Kongenital anomali
b).Prematuritas
c).Komplikasi karena kesalahan letak anak
d).Eritoblastosis
2)Pada ibu
a).Solusio plasenta
b).Atonia uteri
c).Perdarahan post partum
d).Retensio plasenta
e).Syok
Terapi
Terapi hidramnion dibagi menjadi 3 fase:
1)Waktu hamil
a).Hidramnion ringan, jarang diberi terapi klinis cukup diobservasi dan berikan terapi simpotomatis
b).Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan harus dirawat di rumah sakit dan bedrest
2)Waktu partus
a).Bila tidak ada hal-hal yang mendesak maka sikap kita menunggu
b).Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan transvaginal melalui servik bila sudah
ada pembukaan
c).Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, masukan jari tangan ke dalam vagina
sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan
3)Post partum
a).Periksa Hb
b).Pasang infus
c).Pemberian antibiotic
INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL
1.SYPHILIS
(Infeksi yang menyertai Kehamilan dan Persalinan Pada Ibu Hamil) – Infeksi syphilis (lues) yang
disebabkan oleh Treponema pallidum, baik yang sudah lama maupun yang baru diderita oleh ibu
dapat ditularkan kepada janin. Syphilis kongenita merupakan bentuk penyakit syphilis yang
terberat. Infeksi pada janin dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan, dengan derajat risiko infeksi
yang tergantung jumlah spiroketa (treponema) di dalam darah ibu.
Sudah diketahui secara umum bahwa syphilis mempunyai pengaruh buruk pada janin: dapat
menyebabkan kematian janin, partus immaturus, dan partus prematurus. Dalam hal demikian dapat
dijumpai gejala-gejala syphilis kongenita, diantaranya pemfigus syfilitikus, deskwamasi pada telapak
kaki dan tangan, serta rhagade di kanan-kiri mulut. Pada persalinan tampak janin atau plasenta yang
hidropik.
Syphilis harus diobati segera setelah diagnosis dibuat, tanpa memandang tuanya kehamilan. Lebih
dini dalam kehamilan pengobatan diberikan, lebih baik prognosis bagi janin. Syphilis primer yang
tidak diobati dengan adekuat, 25% akan menjadi syphilis sekunder dalam waktu 4 tahun.
Sebelum zaman antibiotika, syphilis diobati dengan neoarsphenamine (Salvarsan) dan bismuth.
Sekarang pengobatan syphilis dalam kehamilan dilakukan dengan penicillin, dan apabila penderita
tidak tahan (alergi) penicillin, dapat diberikan secara desensitiasi. Eritromisin tidak dianjurkan
karena besar kemungkinan akan gagal untuk mengobati infeksi pada janin.
Untuk syphilis primer, sekunder, dan laten dini (kurang dari 1 tahun) dianjurkan mendapat
Benzathine penicillin G dengan dosis 2,4 juta satuan IM sekali suntik (separuh di kanan dan separuh
di kiri). Untuk syphilis lama (late syphilis) diperlukan dosis yang lebih tinggi: 7,2 juta satuan (total)
dibagi dalam 3 dosis masing-masing 2,4 juta satuam IM perminggu dalam 3 minggu.
Dosis tunggal penicilline di atas umumnya sudah cukup untuk melindungi janin dari penderitaan
syphilis. Abortus atau kematian janin selama atau tidak lama setelah pengobatan biasanya tidak
disebabkan karena gagalnya pengobatan, tetapi karena pengobatan terlambat diberikan. Suami juga
harus diperiksa darahnya dan bila perlu diobati. Bila ragu, darah tali pusat juga diperiksa. Follow up
bulanan melalui pemeriksaan serologik perlu dilakukan sehingga bila perlu pengobatan ulang dapat
segera diberikan.
Untuk lues kongenita pada neonatus dianjurkan pengobatan sebagai nerikut: 100.000-150.000
satuan/kg BB aquaeous crystalline penicilline G perhari (diberikan 50.000 satuan/kg BB secara IV
setiap 8-12 jam) atau 50.000 satuan/kg BB Procainpenicillin perhari diberikan 1x IM selama 10-14
hari.
Bayi yang lahir dari ibu dengan syphilis boleh tetap mendapat ASI. Bila ibu tersebut masih menderita
lesi pada kulit, kontak dengan bayinya harus dihindari.
Varicella merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam kehamilan dan
nifas. Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun pada wanita hamil kadang-
kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus prematurus. Disangka bahwa telah
terjadi penularan intra uterin apabila gelambung-gelambung timbul dalam 10 hari setelah kelahiran.
Frekuensi cacar bawaan tidak lebih tinggi pada para bayi yang lahir dari ibu yang menderita cacar air
dalam masa hamil.
Infeksi saluran kencingnadalah infeksi bakteri yang paling sering dijumpai pada kehamilan.
Walaupun bakteri uria asimtomatik merupakan hal biasa, infeksi simtomatik dapat mengenai salran
bawah yang menyebabkan sisititis, atau menyerang kaliks, pelvis, dan parenkim ginjal sehingga
mengakibatkan pielonefritis.
Organisme yang emnyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang
terdapat bukti bahwa beberapa galur escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya.
Walaupun kehamilan itu sendiri tampaknya tidak meningkatkan faktor0faktor virulensi ini, stasis air
kemih tampaknya menyebabkan hal itu, dan bersam dengan revluksvesikoureter, stasis
mempermudah timbulnya gejala infeksi saluran kemih bagian atas.
Overdistsnsi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan iar kemih sering menyebabkan infeksi
saluran kemih.
1. Bakteriuria Asimtomatik
kondisi ini mengacu pada perkembangan bakteri yang terus-menerus secara aktif di
dalamsaluran kemih tampa menimbulkan gejala. Insiden selama kehamilan bergantung pada
paritas, ras dan status social ekonomi
bakteri uria biasanya sudah ada pada saat kunjungan pra natal I dan setelah biakan urin awal
yang negatif, wanita yang mengalami infeksi saluran kemih jumlahnya 1 % atau kurang.
Apabila bakteri uriaasimtomatik tidak diobati sekitar 25 % pasien akan mengalami infeksi simtomatik
akut selam kehamilan tersebut. Eradikasi bakteri uria dengan anti mikroba telah dibuktikan dapat
mencegah sebagian besar infeksi klinis tersebut. Pada beberapa penelitian, bakteri uria yang
tersamar dilaporkan menyebabkan sejumlah efek merugikan pada kehamilan. P-ada penelitian-
penelitian awal oleh kass (1962), insiden kelahiran preterm dan mortalitas prenatal meningkat pada
wanita dengan bakteri uria yang mendapat plasedo dibandingkan dengan yang mendapat terapi.
Dari bukti-bukti yang sekarang ada kecil kemungkinan bahwa bakteri uria asimtomatik merupakan
factor utama untuk bayi pre term atau BBLR.
Pada banyak diantara wanita ini bacteria uria menetap setelah melahirkan, dan pada sebagian juga
menujukan bukti-bukti radiografik adanya infeksi kronik, lesi obstruktif atau kelainan congenital
saluran kemih. Infeksi simtomatik sering berulang sering terjadi.
Therapi
Wanita dengan bakteri uria asimtomatik dapat diberi pengobatan dengan salah satu dari
bebrapa regimen anti mikroba. Pemilihan dapat didasarkan pada sensitifitas infitro, tetapi
mumumnya dilakukan secara empiris. Terapi selam 10 hari dengan makrokristal nitrovurantoin 100
mg/hari terbukti untuk sebagian besar wanita.Regimen lain adalah amphicilin, amoksisilin,
chefalosporin, nitrofurantoin, atau sulfonamide 4 X sehari selam 3 hari. Terapi anti mikroba dosis
tunggal untuk bakteri uria juga pernah dilaporkan pernah berhasil. Kegagalanregimen dosis tunggal
mungkin merupakan petunjuk adanya infeksi saluran bagian atas dan perlunya terapi yang lebih
lama, misalnya nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur selam 21 hari. Bagi wanita dengan bakteri uria
yang menetap atau sering kambuh mungkin diidikasikan terpai supresif sepanjang sisa
kehamilannya. Salah saturegimen yang telah terbukti berhasil adalah nitrovurntoin 11 mg sebelum
tidur
Biasanya sistitis di tandai oleh disuria, urgensi dan frekuensi. Biasanya ditemukan bakteri uria
dan piuria. Hematuriamikroskopik sering terjadi dan kadang-kadang terjadi hematuria makroskopik
akibat sistitis haemoragik, walaupun sistitis biasanya tidak berpenyulit, saluran kemih bagian atas
dapat terkena akibat infeksi asenden.
Therapi
Wanita dengan sistitis cepat berespon dengan salah satu beberapa regimen. Haris dan gilstrat
(1981) melaporkan angka kesembuhan 97 % pada regimen amphicilin 10 hari. Sulfonamide,
mitrofurantoin atau sevalosporin juga efektif apabila diberikan selama 10 hari. Terapi dosis tunggal
yang digunakan untuk bakteri uria asimtomatik terbukti efektif untuk wanita hamil maupun tidak
hamil, tetapi sebelumnya harus dipastikan tidak ada pielonefritis.
3. Pielonefritis Akut
Infeksi ginjal merupakan penyulit medis paling serius pada kehamilan, terjadi pada sekitar 2 %
wanita hamil. Keseriusan pielonefritis akut selam kehamilan digaris bawahi sebagai penyebab utama
syok septic selama kehamilan.
Infeksi ginjal lebih sering terjadi setelah pertengahan kehamilan, pada lebih dari separuh kasus
penyakitnya unilateral dan di sisi kanan, sedangkan pada ¼ bilateral. Pada sebagian besar wanita,
infeksi disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih bawah. Antara 75-90 % infeksi ginjal
disebabkan oleh bakteri yang meimiliki adehesin fimbriae-P.
Gambaran Klinis
Awitan pielonefritis biasanya agak mendadak. Gejala meliputi demam, menggigil hebat, dan
nyeri tumpul di salah satu atau kedua regio lumbal. Pasien mungkin mengalami anoreksia, mual dan
muntah. Perjalanan penyakit dapat sangat bervariasi dengan demam sampai setenggi 40 ?C atau
lebih dan hipotermia sampai 34?C. rasa nyeri biasanya dapat ditimbulkan dengan perkusi disalah
satu atau kedua sudut costovertebra. Sedimen urin sering mengandung banyak leukosit, seringkali
dalam gumpalan-gumpalan dan banyak bakteri.
Walaupun diagnosis biasanya mudah, pielonefritis dapat disangka sebagai proses persalinan,
koriamnionitis, appendicitis, solusio plasenta, atau infark myoma, dan masa nifas disangka sebagai
metritis dengan selulitis panggul.
Kreatinin plasma harus diukur pada awal terapi. Pielonefritis akut pada sebagian wanita hamil
menyebabkan penurunan bermakna laju filtrasi glomerulus yang bersifat reversible. Wanita dengan
pielonefritis ante partum mengalami insufisiensi pernafasan dengan derajat bervariasi akibat cidera
alveolus dan edema paru yang dipicu oleh endotoksin. Pada sebagian wanita cidera parunya parah
sehingga menimbulkan syndrome gawat nafas akut.
Graham dkk (1983) memastikan bahwa pemberian terapi antimikroba pada wanita ini diikuti oleh
peningkatan aktifitas uterus. Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan endotoksin. Hemolisis
akibat endotoksin juga sering terjadi, dan sekitar 1/3 dari wanita ini mengalami anemia akut.
Penatalaksanaan
Hidrasi intra vena agar produksi urin memadai merupakan hal yang esensial. Keluaran urin,
tekanan darah dan suhu dipantau secara ketat. Demam tinggi harus diatasi, biasanya dnegan selimut
pendingin.
Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi intravenal dan terapi
antimikroba. Pemilihan obat bersifat empiris; ampicilin, plus gentamicin, cevazolin atau ceftriakson
terbukti 95 % efektif dalan uji-uji klinis acak. Resistensi E. Coli terhadap anphicilin sering terjadi dan
hanya separuh hanya strain yang ada masih sensitive. Invitro terhadap apmhicilin, tetapi senagian
besar masih sensitive terhadap cevasolin. Karena itu banyak dokter cenderung menberikan
genthamicin atau aminoglikosida lain bersama dengan amphicilin. Apabila pasien mendapat oab-
obat neotoksik perlu dilakukan pengukuran kreatinin serum secara serial. Akhirnya sebagian penulis
cenderung menggunakan suatu sefaloskorin atau phenicilin dengan spectrum diperluas.
Gejala klinis umumnya reda dalam 2 hari setelah terapi; tetapi walaupun gejala cepat menghilang
banyak penulis menganjurkan agar terapi dilanjutkan hingga 7-10 hari. Apabila biakan urin
selanjutnya memberikan hasil positif diberikan nitrofurantoin 100 mg sebelum tidur selam sisa
kehamilan.
Dilaporkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam respon klinis atau hasil kehamilan
antara pasien rawat inap dan rawat jalan. Semua wanita dalam uji ini mendapat dua dosis
ceftriakson IM 1 gr di RS dengan selang 24 jam sebelum mereka yang dimasukan kekelompok rawat
jalan diperbolehkan pulang. Dalam hal ini diperlukan evaluasi ketat sebelum dan setelah
pemulangan dari RS.
Penatalaksaan Bagi Mereka Yang Tidak Berespon
Apabila perbaikan klinis belum tampak jelas dalam 48-72 jam, wanita tersebut perlu pemeriksaan
obstruksi saluran kemih, untuk mecari ada tidaknya dipensi abnormal pada ureter atau pielokaliks.
Pemasangan doble-J steent diureter akan mengatasi obstruksi pada sebagian besar kasus. Apabila
gagal dilakukan nefrostomi perkutanium. Apabila gagal juga perlu dilakukan pengeluaran batu ginjal
secara bedah agar infeksi reda.
Tindak Lanjut
Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urin, pasien sebaiknya
diberi nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur sampai selesai hamil.
d.Pielonefritis Kronik
penyakit ini adalah suatu nefritis interstisial kronik yang diperkirakan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pada banyak kasus, terjadi pembentukan jaringan parut klasik yang terdeteksi secara radiologis dan
disertai refluks ureter selagi berkemih; oleh karenanya penyakit ini juga disebut sebagai
nefropatirefluks. Pada kasus lanjut, yang muncul adalah gejala insufisiensi ginjal. Patogenesis
penyakit ini masih belum jelas tetapi tampaknya bukan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri
persisten.
Prognosis pada ibu dan janin bergantung pada luas kerusakan ginjal. Gangguan fungsi ginjal dan
pembentkan jaringan parut ginjal bilateral berkaitan dengan peningkatan penyulit pada ibu, apabila
pielonefritit kronik lainnya mengalami penyulit bakteri uria selama kehamilan, dapat terjadi
pielonefritit akut yang akan memperparah keadaan. Hampir seluruh wanita dengan pembentukan
jaringan parut ginjal akibat infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanak akan mengalami bakteri
uria saat hamil (Martinel dkk , 1990).
4.HEPATITIS
Hepatitis infeksiosa disebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling sering
dijumpai dalam kehamilan. Pada wanita hamil, pemyebab hepatitis infeksiosa terutama oleh virus
hepatitis B. walaupun kemingkinan juga dapat karena virus hepatitis A atau Hepatitis C. hepatitis
virus dapat terjadi pula setiap satt kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk pada janin maupun
ibunya. Pada trimester I dapat terjadi keguguran, akan tetapi jarang dijumpai kelainan congenital
(anomaly pada janin). Sedangkan pada trimester II dan III sering terjadi premature. Tidak dianjurka
untuk melakukan terminasi kehamilan dengna induksi atau SC, karena akan mempertinggi risiko
pada ibu. Pada hepatitis B janin kemungkinan dapat tertular melalui plasenta, waktu lahir, atau
masa neonatus; walaupun masih masih kontroversi penularan melalui air susu.
Penatalaksanaan
1.Istirahat, diberi nutrisi dan cairan yang cukup, bila perlu IV
2.Isolasi cairan lambung dalam atau cairan badan lainnya dan ingatkan tentang pentingnya janin
dipisahkan dengan ibunya
3.Periksa HbsAg
4.Kontrol kadar bilirubun, serum glutamic oksaloasetik transaminase (SGOT), serum glutamic piruvic
transaminase (SGPT), factor pembekuan darah, karena kemungkinan telah ada disseminated
intravaskular coagulapathy (DIC)
5.Cegah penggunaan obat-obat yang bersifat hepatotoksik
6.Pada ibu yang HbsAg positif perlu diperiksa HbsAg anak karena kemungkinan terjadi penularan
melalui darah tali pusat
7.Tindakan operasi seperti SC akan memperburuk prognosis ibu
8.Pada bayi yang baru dilahirkan dalam 2×24 jam diberi suntikan anti hepatitis serum
5.HIV/AIDS
Bila telah terdiagnosis adanya AIDS perlu dilakukan pemeriksaan apakah ada infeksi PHS lainnya,
sepeerti gonorrhea, chlamydia, hepatitis, herpes, ataupun infeksi toksoplasmik, CMV, TBC dan lain-
lain.
Penderita AIDS mempunyai gejal awal yang tidak spesifik seperti fatique, anoreksia, BB menurun,
atau mungkin menderita candidiasis orofaring maupun vagina. Kematian pada ibu hamil dengan HIV
positif kebanyakan disebabkan oleh penyakit oportunisyik yang menyetainya, terutama
pneumocystis carinii pneumonia.
Sampai saat ini belum ada pengobatan AIDS yang memuaskan. Pemberian AZT (Zidovudine) dapat
memperlambat kematian dan menurunkan frekuensi serta beratnya infeksi oportunistik.
Pengobatan infeksi HIV dan penyakit oportunisyiknya dalam kehamilan merupakan masalah, karena
banyak obat belum diketahui dampak buruknya dalam kehamilan. Dengan demikian, pencegahan
menjadi sangat penting peranannya, yaitu hubungan seksual yang sehat, menggunakan alat
kontrasepsi, dan mengadakan tes terhadap HIV sebelum kehamilan.
Dalam persalinan, SC bukan merupakan indikasi untuk menurunkan risiko infeksi pada bayi yang
dilahirkan. Penularan kepada penolong persalinan dapat terjadi dengan rate 0-1% pertahun
exposure. Oleh karena itu dianjurkan untuk melaksanakan upaya pencegahan terhadap penularan
1.Gunakan pakaian, sarung tangan dan masker yang kedap air dalam menolong persalinan
2.Gunakan sarung tangan saat menolong bayi
3.Cucilah tangan setelah selesai menolong penderita AIDS
4.Gunakan pelindung mata (kacamata)
5.Peganglah plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang infeksius
6.Jangan menggunakan penghisap lendir bayi melalui mulut
7.Bila dicurigai adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibody terhadap HIV serta
dapatkan AZT sebagai profilaksis
6.TYPUS ABDOMINALIS
Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang lebih tinggi
dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan. Dalam
60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih
besar kemungkinan berakhirnya kehamilan.
Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup manjur. Waktu ada
wabah, semua wanita hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tufus abdominalis tidak
di keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena keadaan
umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan
lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi bagi abortus buatan.
7.TOXOPLASMOSIS
a. Temuan klinis
b. Penularan
1) Kucing
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. Sekitar ½ dari beberapa kucing
yang diuji mempunyai antibody toxoplasma. Ini berarti bahwa kucing tersebut terinfeksi karena
memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah
terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus
menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Hewan ini mudah
terinfeksi lagi dan dapat mengeluarkan oocyst ketika terinfeksi oleh organisme lain.
Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup
akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran dan
dapat dicegah dengan pembuangan sampat setiap hari. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa
partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai
lebih dari 1 tahun tetapi tidak C atauaktif dalam keadaan beku, kekeringan, panas lebih dari 50
terkontak dengan ammonia, biodin atau formalin.
2) Daging
Wabah “christiaan barand” adalah contoh penularan toxoplasma melalui daging. Konsumsi daging
yang terinfeksi adalah penyebab utama toxoplasma di Eropa, dimana dibatasinya penggunaan lemari
pendingin dan biasanya daging tidak dibekukan. Seharusnya daging dimasak pada suhu yang tinggi
untuk mecegah terjadinya penularan toxoplasma
c. Diagnosis
1) Ibu
Diagnosa klinis toxoplasma akut tidak dapat dipercaya apabila tidak ditemukan tanda yang
spesifik berkaitan dengan infeksi. Namun demikian toxoplasma akut harus dipertimbangkan pada
setiap wanita hamil dengan limfa denopati, utamanya meliputi rahim posterior, dan atau gejala
mononucleosisslike.
Diagnosa utama infeksi toxoplasma selama kehamilan adalah meliputi salah satu dari hal
berikut:
• Menunjukan hasil yang positif pada uji yang dilakukan
• Terjadi peningkatan antibody yang diperoleh dari serum ibu pada dua kali pemeriksaan yang
berbeda, atau
• Terdeteksi antibody IgM toxoplasma
Pada usia remaja dengan infeksi primer jarang terjadi perkembangan antibody IgG dan IgM.
Antibody IgG spesifik toxoplasma berkembang dalam waktu 2 minggu setelah terinfeksi dan
berlangsung selamanya. Perkembangan antibody IgM spesifi toxsoplasm terjadi dalam 10 hari
setelah terinfeksi dan meningkat 6 bulan sampai > 7 tahun.
The enzyme linked immunosorbent assay (Uji Elisa) asay test untuk melihat tingginya perkembangan
antibody IgM dapat bertahan sampai beberapa tahun. UJI IVA (Indairec immaunofluorescence
Antibody Test untuk IgM toxoplasma spesifik biasanya menunjukan kadar yang tinggi pada 6 bulan
setelah terinfeksi, berikutnya titer akan menurun. Uji IVA lebih bermanfaat dari uji Elisa dalam
membedakan infeksi adanya primer pada wanita hamil.
2) Anak
Gejala klinis pada bayi baru lahir akan dapat ditemukan seperti pada temuan diatas. Gejala
klinik yang paling banyak ditemukan adalah chorioretinitis, penyakit kuning, demam, dan
hepatosplenomegali. Adanya IgM toxoplasma spesifik pada bayi baru lahir memperjelas diagnosa
infeksi congenital. Adanya kista toxoplasma gondii pada pemerikaan histology plasenta juga
mendukung kuat diagnosa infeksi pada bayi.
3) Diagnosa prenatal
Mendiagnosa toxoplasma pada kehamilan dipercaya dengan cairan amnion atau darah janin yang
dapat didiagnosa dengan amniosentesis atau cordosentesis.
IgM spesifik toxoplasma jika didapatkan pada darah janin dari cordosentesis dapat pula digunakan
untuk mendiagnosa infeksi janin namun sayangnya antibody IgM janin sedikit berekembang sampai
umur kehamilan 21 sampai 24 minggu.
d. Penatalaksanaan dan pencegahan
1) Ibu
Prognosa pada infeksi yang akut baik, kecuali pada keadaan imonosekresi yang amat besar.
Wanta hamil dengan infeksi akut dapat dirawat dengan kombinasi pyrimethamine, asam folimik dan
sulfonamide. Dosis standar pyrimethamine adalah 25 mg/hari/oral dan 1 gr sulfadiazine peroral 4
X/hari selam 1 tahun. Pyrimethamine adalah musuh dari asam folik dan oleh karena itu
mungkinmemberikan efek teratogenik jika diberikan pada trimester I. Asam folimik diberikan dengan
dosis 6 mg secara IM atau per oral setiap pada hari yang berbeda untuk mengetahui apakah benar
habisnya asam folat disebsbkan oleh Pyrimethamine.
Spiramycin adalah ejen lainyang digunakan pada pengobatan toxoplasma akut dan dapat diperoleh
pada pusat pengontrolan penyakit di USA, ini biasa digunakan di Eropa dan karenanya tidak ada
pengawasan yang baik terhadap kemanjuran obat ini
2) Janin
Adanya gejala infeksi pada bayi lahir harus ditangani dengan pemberian pyrimethamine
dengan dosis 1 mg/kg/hr/oral selam 34 hari, dilanjutkan dosis 0,5 mg/kg/hr selam 21-30 hari dan
sulfadiazine dengan dosis 20 mg/kg per oral selam 1 tahun. Pada saat menginjak remaja diberikan
asam folimik 2-6 mg secara IM atau oral 3 X seminggu walaupun pada saat bayi dia mendapatkan
pyrimethamine. Infeksi congenital pada bayi baru lahir bukan merupakan infeksius, oleh karena itu
tidak perlu diisolasi. Bayi baru lahir yang tiak menunjukan infeksi dan positif antibody IgG
toxoplasma spesifiknya mungkin didapatkan dari ibunya secara transplasetal. Pada bayi yang Tidak
ditemukannya temuan yang lain yang mencurigakan terjadinya infeksi congenital., harus dipantau,
apabila tidak terinfeksi harus menunjukan adanya penurunan titer antibody IgG terhadap
toxoplasma.
8. RUBELLA
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat
bawaan pada janin. Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I (30-50%).
Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella:
a. Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia)
b. Jantung (Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
c. Alat pendengaran (tuli)
d. Susunan syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)
Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik (termasuk
trombositopenia dan anemia), hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interstisialis kronika
difusa, dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama beberapa bulan
merupakan sumber ibfeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.
Diagnosis
Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit
lain, kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merusak
embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau dengan dotemukannya
kenaikan titer anti rubella dalam serum.
Nilai titer antibody
• Imunitas 1:10 atau lebih
• Imunitas rendah < 1:10
1:64• Indikasi adanya infeksi saat ini
Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu
dipertimbangkan. Setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam
trimester II dan 5,3% dalam trimester III.
Tanda dan Gejala klinis:
• Demam-ringan
• Merasa mengantuk
• Sakit tenggorok
• Kemerahan sampai merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah ke seluruh tubuh,
kemudian menghilang secara cepat
• Kelenjar leher membengkak
• Durasi 3-5 hari
Hingga kini tidak ada obat-obatna yang dapat mencegah viremia pada orang yang tidak kebal..
manfaat gamaglobulin dap\lam hal ini masih diragukan, yang lebih manjur ialah vaksin rubella. Akan
tetapi, vaksinasi ini sering menimbulkan artralgia atau arthritis, dan pula vaksinasi yang dilakukan
tidak lama sebelum terjadinya kehamilan atau dalam kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin.
Karena itu, lebih baik vaksinasi diberikan sebelum perkawinan. Pemberian vaksin pada wanita selam
kunjungan prekonsepsi dianjurkan untuk uji serologi varicella apabila klien selama masa kanak-
kanaknya tidak mempunyai riwayat infeksi, kontraindikasi pada kehamilan adalah menghindari
konsepsi selama 3 bulan setelah vaksinasi.
Infeksi primer CMV dapat terjadi dengan frekuensi 1-2%. Infeksi congenital kekerapannya
adalah 1-2% dari kehamilan. Walaupun jarang, 10-15% anak yang mwngalami infeksi congenital akan
mengalami cacat bawaan. Bila infeksi terjadi pada trimester I atau awal trimester kedua dapat
timbul keadaan hydrocephalus, mikrocephalus, mikroftalmia, hernia, gangguan pendengaran,
retardasi mental dan mungkin ditemukan kalsifikasi serebral. Bila infeksi terjadi pada bulan-bulan
terakhir kehamilan dapat dijumpai hepatosplenomegali, trombositopeni, purpura, korioretinitis, dan
pneumonitis. Selain melalui plasenta, infeksi dapat sampai ke BBL melalui kontak virus dari serrvik,
ASI, faring, dan urin ibu yang melahirkannya. Transfusi darah juga dapat menularkan infeksi CMV.
Infeksi yang terjadi setelah lahir ini akan menampilkan gejala pneumonia, hepatosplenomegali dan
sepsis yang tarjadi pada bulan pertama kehidupannya.
Diagnosis pada ibu ditegaskan melalui pemeriksaan serologik (biasanya dengan cara ELISA), karena
klinis tidak menunjukkan gejala yang khas. Virus biasanya dapat diisolasi dalam pembiakan jaringan.
Hingga kini tidak dikenal pengobatan yang manjur bagi penyakit ini bagi ibu maupun neonatus.
Kesulitan lain ialah bahwa infeksi CMV pada ibu biasanya tidak menimbulkan gejala dan sering tidak
diketahui. Bila diketahui terdapat gejala infeksi, maka dapat diberi pengobatan simptomatik dan
istirahat. Ibu dengan status imunitas yang rendah dan infeksi yang berat perlu diberi obat antivirus.
KETIDAKNYAMANAN PADA IBU HAMIL
Kehamilan tiap-tiap wanita adalah unik. Seorang ibu hamil mungkin tidak akan mengalami
semua perubahan selama masa kehamilan seperti yang disebutkan dalam artikel ini. Jika
Anda memperhatikan ada ketidaknyamanan pada masa kehamilan yang membuat anda
khawatir, segera beritahukan dokter.
Kebanyakan ibu hamil merasakan perubahan pada payudaranya. Payudara anda akan
membesar seiring dengan pembesaran kelenjar susu dan jaringan lemak, menyebabkan
kekerasan dan kelunakan payudara yang khas pada masa awal dan beberapa bulan terakhir
kehamilan. Pembuluh darah vena yang kebiru-biruan juga mungkin tampak seiring
peningkatan suplai darah. Warna puting semakin gelap dan terkadang cairan kental yang
disebut colostrum mungkin merembes dari payudara anda. Semua perubahan ini adalah
normal.
Rekomendasi :
Kelelahan
Hal ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhan bayi anda yang memerlukan energi ekstra.
Namun terkadang kelelahan ini merupakan tanda anemia defisiensi besi, yang umum terjadi
selama masa kehamilan.
Rekomendasi :
Adalah hal yang sangat umun dan normal memiliki gangguan pada perut ketika seorang ibu
hamil.
Hal ini biasanya terjadi pada masa awal kehamilan, ketika tubuh anda menyesuaikan diri
pada perubahan hormonal yang terjadi. Ia dapat terjadi kapanpun sepanjang hari, namun akan
lebih parah di pagi hari, saat perut anda kosong (itulah mengapa disebut "morning sickness")
atau saat perut anda belum cukup terisi.
Kabar baiknya adalah gangguan ini biasanya akan menghilang memasuki bulan ke-4
kehamilan.
Rekomendasi :
Jika mual-mual menjadi masalah di pagi hari, makan makanan yang kering seperti
sereal, biskuit, atau roti bakar sebelum anda meninggalkan tempat tidur. Coba untuk
makan makanan berprotein tinggi sebelum pergi tidur, seperti daging rendah lemak
atau keju (karena protein membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna)
Jika lapar namun merasa mual yang ekstrem, coba diet BRAT (bananas, rice and tea)
Seaband menawarkan kenyamanan pada beberapa wanita hamil
Jahe mungkin membantu melawan rasa mual
Makan makanan kecil atau snack 2-3 jam sebelum makan besar. Makan secara
perlahan dan kunyah makanan sampai halus
Minum dalam jumlah sedikit namun sering sepanjang hari. Hindari minum dalam
jumlah besar sekaligus. Coba untuk minum jus buah yang jernih dan dingin seperti jus
apel atau anggur
Hindari makanan yang pedas dan berminyak
Jika terganggu dengan aroma makanan yang kuat, coba untuk makan makanan dalam
keadaan dingin untuk meminimalisir aroma yang mengganggu
Bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan vitamin B6. Perawatan alamiah dan
obat-obatan yang diresepkan mungkin dapat membantu meringankan mual
Kunjungi dokter jika terus muntah-muntah dan tidak dapat masuk minuman atau
makanan. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan harus ditangani segera
Pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim akan menekan kandung kemih, dan
menyebabkan meningkatnya frekuensi buang selama trimester pertama. Hal ini akan terjadi
lagi pada trimester ketiga, ketika kepala bayi sudah turun ke rongga panggul (mendekati
waktu persalinan)
Rekomendasi :
Sakit kepala
Pada ibu hamil sakit kepala dapat terjadi setiap waktu selama masa kehamilan. Sakit kepala
yang terjadi dapat disebabkan oleh ketegangan pada otot, penyumbatan aliran darah,
sembelit, dan pada beberapa kasus, preeclampsia.
Rekomendasi :
Rekomendasi :
Lakukan pemeriksaan pada masa awal kehamilan untuk memastikan bahwa gigi dan
mulut anda sehat. Kunjungi dokter gigi jika anda merasakan masalah tertentu
Sikat gigi secara teratur
Konstipasi / Sembelit
Perubahan kadar hormon, vitamin, dan suplemen zat besi mungkin dapat menyebabkan
konstipasi/sembelit (sulit buang air besar). Tekanan dari rahim yang sedang berkembang pada
anus juga dapat menyebabkan konstipasi/sembelit
Rekomendasi :
Tambahkan lebih banyak serat (seperti makanan yang terbuat dari gandum, buah-
buahan, dan sayur-sayuran) dalam diet anda
Minum lebih banyak cairan setiap hari (sedikitnya 6-8 gelas air putih dan 1-2 gelas jus
buah)
Minum minuman hangat, khususnya di pagi hari
Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
Hindari mengejan ketika buang air besar
Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan laksatif / pencahar
Rasa pusing pada ibu hamil dapat terjadi kapanpun pada masa pertengahan sampai akhir
kehamilan. Berikut ini adalah penyebab mengapa rasa pusing itu terjadi :
Rekomendasi :
Sering melakukan pergerakan di tempat ketika anda harus berdiri untuk waktu yang
lama
Berbaring pada sisi kiri tubuh anda ketika beristirahat untuk membantu memperlancar
sirkulasi darah ke seluruh tubuh
Hindari pergerakan yang tiba-tiba. Berdiri perlahan ketika anda bangun dari posisi
duduk
Makan secara teratur dan banyak ngemil untuk menghindari rendahnya kadar gula
darah
Sulit tidur
Mencari posisi tidur yang nyaman akan menjadi sulit pada masa akhir kehamilan.
Rekomendasi :
Heartburn adalah rasa panas seperti terbakar yang terjadi mulai dari perut dan terasa seperti
naik sampai ke kerongkongan. Selama masa seorang ibu hamil, perubahan kadar hormon
memperlambat sistem pencernaan. Selain itu, rahim yang sedang berkembang juga memenuhi
perut sang ibu dan mendorong naiknya asam lambung.
Rekomendasi :
Makan makanan kecil beberapa kali sehari untuk menggantikan tiga kali makan besar
Makan secara perlahan-lahan
Minum air hangat
Hindari makanan pedas dan berlemak atau makanan yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan
Jangan langsung berbaring setelah makan
Posisikan kepala lebih tinggi dari kaki ketika berbaring. Atau letakkan bantal pada
bahu untuk mencegah asam lambung naik ke dada
Jangan gabungkan makanan berlemak dan makanan manis pada satu waktu makan.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan untuk meredakan
gejala gangguan pencernaan
Hemorrhoid / Ambeien / Wasir
Hemorrhoid adalah pembengkakan pembuluh darah yang tampak sebagai benjolan yang
menyakitkan pada anus. Selama kehamilan, hemorrhoid dapat terjadi sebagai akibat dari
meningkatnya sirkulasi darah dan tekanan dari janin yang sedang berkembang pada anus.
Rekomendasi :
Varises
Kehamilan dapat mempengaruhi sirkulasi darah yang dapat menyebabkan pembesaran atau
pembengkakan pembuluh darah vena di kaki.
Rekomendasi :
Walaupun varises biasanya dipengaruhi faktor keturunan, berikut ini beberapa tips yang dapat
dilakukan untuk mencegah varises :
Hindari berdiri atau duduk untuk waktu yang lama. Sangat penting untuk melakukan
pergerakan sesering mungkin
Hindari posisi yang mungkin menyebabkan penyempitan sirkulasi darah di kaki
(misalnya menyilangkan kaki ketika duduk)
Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
Gunakan kaos kaki yang pas namun tidak terlalu ketat
Tekanan pada rahim yang sedang berkembang dapat menyebabkan kram atau nyeri tajam
pada kaki.
Rekomendasi :
Pastikan untuk makan makanan dan minum minuman yang tinggi kalsium (seperti
susu, keju, atau brokoli)
Gunakan sepatu hak rendah yang nyaman
Gunakan kaos kaki yang pas namun tidak terlalu ketat
Hindari menyilangkan kaki ketika duduk
Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
Lakukan peregangan pada kaki sebelum tidur
Hindari tidur dengan posisi terlentang, karena berat tubuh dan tekanan pada rahim
yang membesar dapat memperlambat sirkulasi darah di kaki dan menyebabkan kram
Regangkan otot kaki ketika terjadi kram
Lakukan pijatan atau letakkan botol air panas pada daerah yang kram
Hidung tersumbat
Ibu hamil mungkin mengalami hidung tersumbat atau merasa seperti sedang flu. Hormon
kehamilan terkadang mengeringkan dinding hidung, dan membuatnya mengalami peradangan
dan pembengkakan.
Rekomendasi :
Letakkan lap basah hangat pada pipi, mata, dan hidung untuk melegakan hidung
tersumbat
Jangan gunakan spray pada hidung, karena hanya akan memperburuk sumbatan pada
hidung
Minum banyak air putih (sedikitnya 6-8 gelas sehari) untuk mengencerkan lendir
Gunakan bantal ekstra sehingga posisi kepala lebih tinggi ketika tidur untuk
mencegah lendir menyumbat tenggorokan
Mandi dengan air hangat
Pernafasan pendek
Nafas yang memendek dapat terjadi karena meningkatnya tekanan ke atas oleh rahim yang
sedang berkembang.
Rekomendasi :
Stretch Marks
Stretch marks adalah luka jaringan yang terbentuk ketika elastisitas normal kulit tidak mampu
mengimbangi peregangan kulit yang terjadi selama kehamilan. Stretch marks biasanya
tampak pada perut namun dapat juga tampak pada payudara, pantat, atau paha.
Stretch marks akan memudar setelah melahirkan, namun tidak menghilang seluruhnya.
Stretch marks mempengaruhi permukaan di bawah kulit dan kemunculannya tidak dapat
dicegah.
Rekomendasi :
Pastikan diet anda mengandung cukup sumber nutrisi yang dibutuhkan untuk
kesehatan kulit (terutama vitamin C dan E)
Oleskan lotion pada kulit untuk membuatnya tetap lembut dan mengurangi
kekeringan
Lakukan latihan fisik secara teratur setiap hari
Tekanan dari janin yang sedang berkembang pada pembuluh yang membawa darah dari
bagian bawah tubuh dan menyebabkan retensi cairan. Hal ini menyebabkan pembengkakan
(edema) pada tungkai dan kaki.
Rekomendasi :
Sekresi (pengeluaran cairan) vagina meningkat selama masa kehamilan sebagai akibat dari
peningkatan suplai darah dan kadar hormon. Cairan vagina yang normal adalah putih bening,
tidak berbau, tidak mengiritasi, dan mungkin tampak kekuningan ketika mengering pada
celana dalam atau panty liners.
Rekomendasi :
Nyeri punggung
Nyeri punggung biasanya disebabkan oleh tekanan pada otot punggung, perubahan postur
tubuh, dan perubahan kadar hormon.
Rekomendasi :
Nyeri perut
Nyeri tajam pada salah satu sisi perut dapat terjadi sebagai akibat peregangan jaringan untuk
mendukung perkembangan janin. Rasa nyeri ini juga dapat menjalar ke paha dan kaki.
Rekomendasi :
Ubah posisi tubuh sampai anda merasa nyaman. Hindari pergerakan yang tiba-tiba
Jika anda merasakan nyeri pada perut yang tiba-tiba, membungkuk ke depan dapat
mengurangi tekanan dan merelaksasikan jaringan
Mandi air hangat, lakukan pijatan atau letakkan botol air panas pada perut yang sakit
Pastikan anda cukup mendapatkan asupan cairan
Minum parasetamol sewaktu-waktu jika diperlukan
Kunjungi dokter jika nyeri hebat dan menetap atau anda menemukan tanda-tanda
persalinan padahal usia kehamilan anda masih kurang dari 36 minggu
Braxton-Hicks Contractions
Otot rahim akan mulai berkontraksi sejak trimester kedua masa kehamilan. Kontraksi yang
tidak beraturan ini disebut Braxton-Hicks contraction atau his palsu, dan normal terjadi
selama masa kehamilan.
Kehamlian dengan hipertensi, Pre eklamsia dan
Eklamsia
preeklamsi dan eklamsia
hipertensi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
atau timbul dalam kehamilan atau pada nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan
hipertensi dan sering disertai proteinuri, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lain.
Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian ibu. Di Amerika Serikat, 1/3 dari kemtian ibu disebabkan karena penyakit ini.di
RSHS, pada tahun 1991-1994 ditemukan kejadian hipertensi pada kehamilan sebanyak 5,8%
dan 0,6% kejadian eklamsi. Penyakit hipertensi ini bisa menyebabkan partus prematurus
yang juga menyumbangkan peningkatan terhadap angka kematian perinatal.
Klasifikasi:
2. Hipertensi kronis yang mendahului kehamilan dan menetap pada masa nifas
3. Kehamilan yang memperburuk hipertensi – Hipertensi yang sudah ada diperburuk
dengan adanya kehamilan, yaitu hipertensi yang diperberat dengan adanya pre eklamsi
dan eklamsi
4. Hipertensi sementara – Hipertensi yang terjadi sementara, yang disebut juga transient
hipertensi
Pada beberapa keadaan ada hipertensi yang timbul pada trimester kedua atau lebih, dan
ditendai dengan kenaikan tekanan darah ringan tanpa mengganggu kehamilan. Hipertensi
semacam ini akan menghilang setelah persalinan tetapi dapat berulang pada kehamilan
berikutnya.
Adapun keadaan hipertensi pada kehamilan jika disertai dengan proteinuri dan udem
dinamakan preeklamsi. Jika ditambah pula dengan kejang maka dinamakan eklamsi.
Dalam pembahasan kali ini, preeklamsi dan eklamsi akan dijelaskan oleh rekan yang lain.
Penanganan umum
2. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
Baringkan pada satu sisi,tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret,muntahan atau darah,
Bebaskan jalan nafas,
Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah,
Fiksasi,untuk menghindari jatuhnya pasien dari tempat tidur.
7. Jika kejang, baringkan pada satu sisi tempat tidur, arah kepala ditinggikan sedikit
untuk mengurangi kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau darah. Bebaskan jalan
nafas. Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah. Piksasi, untuk menghindari
jatuhnya pasien dari tempat tidur.
Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan :
Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-
tanda eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri
ulu hati dan pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
POLINDES
RUMAH SAKIT
Tekanan darah harus diukur dengan seksama, sebaiknya pada lengan kiri dalam
posisi duduk atau berbaring dengan punggung kiri ditinggikan dengan bantal.
Jangan membaringkan ibu hamil terlentang pada punggungnya karena dapat
menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yang salah
Baca angka pada tensimeter setinggi mata, bila menggunakan tensimeter air raksa.
Gunakan ukuran manset yang tepat sedikitnya 80% manset dapat melingkari lengan,
dengan selang manset dibagian dalam,tepi bawah manset 2 cm diatas lipatan siku.
Guinakan stetoskop dengan benar bagian telinga harus terpasdang dengan baik.
Periksa apakah semua peralatan bekerja dengan baik
Catat tekanan sistol dan diastol.