Anda di halaman 1dari 3

ULASAN

KASUS GAYUS TAMBUNAN (PENGGELAPAN PAJAK)

Disusun oleh:
Nama : Rafael Umbu Laiya Sobang
Nim: 2110010050

Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nusa Cendana
2022
KASUS GAYUS PENGGELAPAN PAJAK

Kasus Gayus Halomoan P Tambunan, atau biasa disebut Gayus Tambunan. Kasus mengenai
penggelapan uang pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan menyebabkan dia menjadi
perhatian publik pada tahun itu. Hal tersebut dikarenakan media massa yang terus-menerus
dan inisiatif untuk terus menyorotnya sehinga berita-Nya mengenai penggelapan pajak
terkenal di hampir seluruh indonesia. Gayus Halomoan P Tambunan adalah seorang pegawai
pajak golongan III A yang bekerja di kantor pusat pajak dan menjabat bagian penelaah
kebereatan direktorat jendral pajak. Kasus-nya sendiri bermula dari kecuriganan Pusat
Pelaporan dan Analisis transaksi keuangan (PPATK) terhadap rekening milik Gayus di Bank
Panin. Ini diungkapkan oleh Cirus Sinaga, seorang dari empat tim jaksa peneliti, yang
melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Sehingga pada tanggal 7 okteber 2009 penyidik
bareskrim mabes polri menangkap Gayus sebagai tersangka dengan mengirimkan surat
pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP). Dalam berkas yang dikirim penyidik polri,
gayus dijerat dengan tiga pasal berlapis yakni pasal korupsi, pencucian uang, dan
penggelapan. Karena gayus adalah seorang pegawai negri dan memiliki dana Rp. 25 miliar di
Bank Panin. Dan dari hasil penelitian jaksa, hanya terdapat satu pasal yang terindikasi
kejahatan dan dapat dilimpahkan ke pengadilan, yaitu penggelapannya!
Kasus ini menarik, karena selain Gayus tambunan yang disebut-sebut sebagai mafia pajak,
ternyata kasus ini juga menyeret sejumlah nama petinggi-petinggi di pemerintahan. Seperti
Susno Duadji, Brijen Edmond Ilyas, serta Brijen Raja Erisman. Beratnya kasus ini
dikarenakan bukan hanya melibatkan aparat pajak, malainkan juga terkait dengan aparat
penegak hukum lainnya, seperti kepolisian dan kejaksaan. Disisi lain, dampak besar dari
kasus ini adalah dari sisi peneriamaan negara. Padahal penerimaan negara selama ini
sebagian besar disumbangan dari pajak-pajak.

Kasus gayus pada tahun itu berpotensi membawa dampak kepada resiko fiskal. Setidaknya
resiko fiskal tersebut terjadi melalui dua hal. Pertama, penurunan penerimaan negara melalui
perpajakan. Berbagai usaha yang dilakukan ditjen pajak untuk menyadarkan masyarakat
untuk taat pajak pada tahun itu sangat susah senhingga dari usaha ditjen masyarakat mulai
perlahan-lahan percaya. Namun setelah kasus ini muncul kepermukaan, banyak masyarakat
yang mulai kecewa, kasus itu tampaknya melukai masyarakat yang taat membayar pada pajak
pada masa itu. Pada masa itu moto dari ditjen pajak adalah “lunasi pajaknya, awasi
penggunanya”
Kedaun, dampak terhadap resiko fiksal secara tidak langsung yakni melalui penurunan
peningakatan utang pemerintah. Sebagaiman diketahui bahwa pada masa itu Standard &
Poor’s (S&P)telah menaikan peringkat utang pemerintah indonesia dari BB- menjadi BB.
Peningkatan peringkat utang itu menunjukan bahwa S&P melihat fundamental ekonomi
indonesia relatif stabil. Sementara itu kini pemerintah juga tengah berjuang menaikan
peringakat untuk ke level yang lebih baik.
Menyikapi permasalahan kasus Gayus dan potensi dampaknya terhadap resiko fiskal tersebut,
tidak ada jalan lain kecuali kasus itu segera terus dituntaskan. Pemerintah harus membongkar
masalah tersebut mulai awal. Pemberhentian Gayus dari PNS bukan jawaban yang tepat,
tetapi harus juga menyusut siapa saja yang terlibat, baik dari sisi internal Ditjen Pajak,
Pengadilan Negri Tangerang, Kepolisian, maupun pihak-pihak lain yang terkait.
Tidak mudah tentumya memberenggus kasus korupsi. Korupsi terjadi bukan karena moral
yang jelek, tetapi juga adanya kesempatan dan pengaruh orang lain. Untuk itu penanganan
masala korupsi sebaiknya juga melibatkan seluruh warna negara. Masyarakat tidak bersikap
leh-leh luweh atau semau nya, bahkan ikut-ikutan bersolusi dengan aparat atau pejabat untuk
menciptakan aparat pajak yang bersi mungkin moto Ditjen Pajak perlu ditambah menjadi “
Lunasi Pajaknya, Awasi Penerimaannya, dan penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai