Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Kasus Rafael Alun Trisambodo menghebohkan publik selama dua minggu terakhir.
Bermula dari pamer gaya hidup dan penganiayaan yang dilakukan sang anak, Mario Dandy
Satrio, harta Rafael pun menjadi sorotan. Rafael yang merupakan sebelumnya menjabat Kabag
Umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II harus menghadap Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Pegawai eselon III tersebut menjadi sorotan karena memiliki harta dalam jumlah yang
fantastis yakni Rp 56,10 miliar. Namun, tidak hanya itu, KPK dan Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya dugaan tindakan pencucian uang yang masif.
Bahkan, informasi terakhir, PPATK menemukan transaksi Rp 500 miliar dari 40 rekening terkait
dengan Rafael. Hingga saat ini, publik pun masih menanti kelanjutan dari kasus ini karena KPK
berjanji akan memanggil kembali Rafael.

Apa itu Pajak ?

Secara Teoritis, Menurut UU No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, arti pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan, yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
Jenis- Jenis Pajak
Pajak berdasarkan Sifatnya.
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri, oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh pajaknya adalah: pajak penghasilan (PPH), pajak bumi
bangunan (PBB), pajak kendaraan bermotor.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang harus dibayar pihak tertentu dan dapat dilimpahkan
seluruhnya atau sebagian pada pihak lain. Contoh pajak adalah: pajak penjualan, pajak
pertambahan nilai (PPN), dan bea impor.
Pajak berdasarkan Objeknya
a. Pajak subjektif adalah pajak yang pemungutannya berdasarkan subjeknya (orangnya), dengan
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh pajak: pajak penghasilan, dan pajak kekayaan.
b. Pajak objektif adalah pajak yang pemungutannya berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh pajak: pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai,
pajak penjualan atas barang mewah
Pajak berdasarkan siapa pemungutnya
a. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, melalui aparatnya seperti
Dirjen Pajak, Kantor Inspeksi Pajak, Dirjen Bea Cukai. Contoh pajak: pajak penghasilan, pajak
penjualan barang mewah, pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik oleh pemerintah
provinsi maupun pemerintah kota/kabupaten. Contoh pajak: pajak kendaran bermotor, pajak
hotel dan restoran, pajak reklame.

“ Lahan Basah’’dunia Perpajakan


Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak sepanjang 2022 mencapai
Rp1.716,8 triliun atau 115,6 persen dari target senilai Rp1.485 triliun. Menteri Keuangan Sri
Mulyani menyebut penerimaan pajak tahun ini tumbuh 34,3 persen dari tahun sebelumnya
sebesar 1.278,6 triliun. Kenaikan penerimaan pajak khususnya didorong oleh PPh non migas
yang mencapai Rp920,4 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut setara dengan 122,9 persen dari
target yang ditetapkan. Kemudian, penerimaan PPN sebesar Rp687,6 triliun atau 107,6 persen
dari target, PBB dan pajak lainnya sebesar Rp31 triliun atau setara 95,9 persen dari target, serta
PPh migas sebesar Rp77,8 triliun atau setara 120,4 persen dari target. Dari segi sektornya,
penerimaan pajak dari industri pengolahan tercatat naik 24,6 persen, perdagangan naik 37
persen, jasa keuangan dan asuransi naik 7 persen, pertambangan naik 113 persen, transportasi
dan pergudangan naik 24,7 persen, informasi dan komunikasi naik 6 persen serta jasa perusahaan
naik 16,6 persen. Sedangkan konstruksi dan real estat turun 13,5 persen . Secara keseluruhan,
total penerimaan negara tercatat sebesar Rp2.626 triliun. Selain pendapatan pajak, pendapatan
negara berasal dari kepabeanan dan cukai sebesar Rp317,8 triliun, penerimaan negara bukan
pajak Rp588,3 triliun, dan hibah Rp3,5 triliun.

Uang Pajak Dari Rakyat tidak lepas dari akitvitas Money Laundering para mafia Pajak

Money laundering adalah tindakan menyamarkan dana maupun aset yang bukan haknya
dan berasal dari kegiatan kriminal. Tujuan seseorang melakukan money laundering adalah tidak
lain untuk memperkaya dirinya sendiri. Tindakan ilegal ini dilakukan dengan cara menyamarkan
sumber dana yang seolah-olah berasal dari aktivitas legal, dan biasanya oknum money
laundering mengalihkan dana tersebut melalui kegiatan bisnis dan menyerahkan ke Lembaga
keuangan yang sah. Proses pencucian uang mencakup tiga langkah yang menjadi dasar
operasional tindakan illegal tersebut, yaitu:
Penempatan (Placement)
Tindakan pertama dari pencucian uang atau money laundering adalah placement atau
penempatan uang. Proses placement adalah ketika dana ilegal tersebut masuk ke dalam sistem
finansial. Sistem finansial disini berarti Lembaga Keuangan yang menjadi tempat untuk menaruh
dana ilegal tersebut, dapat berupa bank, perusahaan pembiayaan, perusahaan asuransi, dan lain-
lain. Pada tahapan ini, biasanya pelaku memecah dana ilegal menjadi beberapa pecahan kecil
agar tidak mudah terdeteksi. Kemudian, mengalihkan uang tersebut melalui pembuatan cek,
deposito, melakukan pembiayaan, dan kegiatan keuangan legal lainnya.
Lapisan (Layering)
Langkah kedua dari tindakan money laundering adalah dengan melakukan
aktivitas layering. Layering adalah aktivitas yang dilakukan untuk menjauhkan uang yang
diperoleh dari tindakan kejahatan tersebut. Cara yang biasa oknum money laundering lakukan
adalah dengan membeli aset, berinvestasi, atau dengan menyebar uang tersebut dengan
pembukaan rekening bank di beberapa negara dengan kriteria tax havens (surga pajak). Negara
tax havens adalah negara yang memperbolehkan pemilik instrumen keuangan tidak membayar
pajak atas kegiatan usahanya atau investasi. Sehingga, uang dari kegiatan money laundering
secara nominal tidak berkurang dan dirasa aman karena berada jauh di luar negeri. Cara lain dari
proses layering adalah dengan melakukan kegiatan offshore banking dan transaksi menggunakan
perusahaan boneka (shell corporation).
Integrasi (Integration)
Langkah terakhir yang biasa dilakukan dari tindakan money laundering adalah integrasi
atau integration. Aktivitas integration adalah upaya untuk menggabungkan atau menggunakan
uang hasil money laundering untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai jenis
produk keuangan , dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah, dan membiayai
kembali kegiatan tindak pidana. Cara yang biasa dilakukan oknum money laundering adalah
dengan melakukan investasi pada suatu kegiatan usaha, penjualan dan pembelian aset, serta
pembiayaan korporasi.
 
Kasus Money Laundering Pagawai Pajak
pengawai pajak Gayus tambunan. Kasus Gayus berawal dari laporan Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai jumlah kekayaannya yang fantastis. Kasus
tersebut mencuat pada tahun 2009. Gayus yang saat itu pangkatnya masih golongan IIIA
memiliki kekayaan sekitar Rp 100 miliar. Padahal gajinya saat itu hanya Rp 12,1 juta per bulan.
Atas temuan PPATK tersebut, Bareskrim Polri melakukan penyidikan pada Oktober 2009. Kasus
Gayus kemudian dikembangkan lebih jauh termasuk membidik atasannya hingga orang-orang
yang membantunya. Tak kurang ada 27 nama yang terseret kasus Gayus dan menegaskan
banyaknya mafia pajak di DJP. Gayus dan dengan dibantu rekannya melakukan praktek makelar
yakni memanipulasi laporan keuangan perusahaan agar pembayaran pajaknya lebih kecil. Kasus
Gayus membuat stigma pegawai pajak sangat negatif di masyarakat.

Kasus Angin Prayitno mencuat pada sekitar 2021, saat itu Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) mengeluarkan surat penyidikan atas pejabat pajak tersebut. Saat itu, Mantan
Direktur Pemeriksaan dan Penagihan pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tahun 2016-2019
tersebut akhirnya menjadi tersangka setelah dinyataan terlibat tindak pidana korupsi penerimaan
hadiah atau janji terkait dengan pemeriksaan perpajakan tahun 2016-2017. Bersama Awang,
KPK juga menetapkan lima tersangka lain termasuk Dadan Ramdani selaku Kepala
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan pada DJP dan Ryan Ahmad Ronas selaku
konsultan pajak. Angin diduga menerima suap dan gratifikasi mencapai Rp 50 miliar dari tiga
perusahaan, yaitu PT Jhonlin Baratama, PT Gunung Madu Plantations, dan PT Bank Pan
Indonesia (Panin). Deretan orang yang terlibat dalam pusaran suap Angin semakin panjang
setelah KPK menangkap Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bantaeng, Sulawesi
Selatan, Wawan Ridwan pada November 2021.

Adh-Dharibah

Dalam Istilah Bahasa Arab, pajak dikenal dengan Adh-Dharibah atau bisa juga disebut
dengan AlMaks, yang artinya “pungutan yang ditarik dari rakyat oleh para penarik pajak. Imam
al-Ghazali dan Imam al-Juwaini, pajak adalah apa yang diwajibkan oleh penguasa (pemerintahan
muslim) kepada orang-orang kaya dengan menarik dari mereka apa yang dipandang dapat
mencukupi (kebutuhan Negara dan masyarakat secara umum) ketika tidak ada kas di dalam
baitul maal.24 Abdul Qadim Zallum berpendapat pajak adalah harta yang diwajibkan Allah Swt.
Kepada kaum muslim untuk membiayai berbagi kebutuhan dan pos-pos pengeluaran yang
memang diwajibkan atas mereka, pada kondisi baitul mal tidak ada uang atau harta.
Karakteristik Pajak (Dharibah)
menurut Syariat Ada beberapa ketentuan tentang pajak (dharibah) menurut Syariat Islam, yang
sekaligus membedakanya dengan pajak dalam sistem kapitalis yaitu;
a. Pajak (dharibah) bersifat temporer, tidak bersifat kontinyu hanya boleh di pungut ketika
baitul mal tidak ada harta atau kurang. Ketika baitul mal sudah tersisi kembali, maka
kewajiban pajak bisa dihapuskan. Berbeda dengan zakat yang tetap dipungut sekalipun tidak
ada lagi pihak yang membutuhkan (mustakhir). Sedangkan pajak menurut Non Islam adalah
abadi. 1. Pajak (dharibah) hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang merupakan
kewajiban bagi kaum muslim dan sebatas jumlah yang diperlukan untuk pembiayaan wajib
tersebut tidak boleh lebih. Sedangkan pajak menurut kapitalisme ditunjukan untuk seluruh
warga tanpa membedakan agama.
b. Pajak (dharibah) hanya di ambil dari kaum muslim dan tidak dipungut dari non-muslim.
Sebab dharibah dipungut untuk membiayai keperluan yang menjadi kewajiban bagi kaum
muslim, yang tidak menjadi kewajiban non-muslim. Sedangkan pajak dalam system
kapitalisme tidak membedakan muslim maupun non – muslim.
c. Pajak (dharidah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya, tidak dipungut dari selainnya.
Orang kaya adalah orang yang memiliki kelebihan harta dari pembiayaan kebutuhan pokok
dan kebutuhan lainnya bagi diri dan keluarganya menurut kelayakan masyarakat sekitarnya.
Dalam kapitalisme, pajak kadangkala juga dipungut atas orang miskin, seperti pajak bumi
dan bangunan (PBB) atau PPN yang tidak mengenal siap subjeknya, melainkan melihat
objek (barang atau jasa) yang di konsumsi.
d. Pajak (dharidah) hanya dipungut sesuai dengan jumlah pembiayaan yang diperlukan tidak
boleh lebih.
e. Pajak (dharidah) dapat dihapus bila sudah tidak diperlukan. Menurut kapitalisme, pajak tidak
akan dihapus karena hanya itulah sumber pendapatan utama negara. Kurang lebih 80%
perdapatan negara tiap tahunnya dari pajak
Baca artikel detikfinance, "Pajak: Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis, Manfaat dan Contoh"
selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6130379/pajak-pengertian-ciri-
fungsi-jenis-manfaat-dan-contoh

Baca artikel CNN Indonesia "Penerimaan Pajak Lampaui Target, Capai Rp1.716 T Sepanjang 2022"
selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230103165409-532-895634/
penerimaan-pajak-lampaui-target-capai-rp1716-t-sepanjang-2022.

Anda mungkin juga menyukai