TELAAH ATAS
OLEH
NPM : 2301190414
KELAS/NO.PRESENSI : 5-11/13
2021
DAFTAR ISI
TUGAS 1 ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
I. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................................. 2
II. MASALAH PENELITIAN .................................................................................... 4
III. TUJUAN PENELITIAN..................................................................................... 4
IV. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 4
V. BIODATA PENULIS ............................................................................................ 5
i
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Tindak pidana korupsi di Indonesia sepertinya tidak akan pernah habis untuk
dibahas dan akan selalu ada dan meningkat setiap tahunnya. Kasus-kasus korupsi
yang ditemukan di Indonesia ternyata memiliki dampak yang dapat dikatakan buruk
terhadap keuangan negara dan juga perekonomian Indonesia. Tak luput dari
dampak tindak pidana korupsi, penerimaan perpajakan pun ikut tertahan
keoptimalannya. Dampak tersebut juga disampaikan oleh Directur Eksekutif Center
Of Reform Economics (CORE) Indonesia Muhammad Faisal, “Jika ada kasus
korupsi maka publik akan semakin tidak percaya untuk membayar pajak. Ini yang
membuat pemerintah sulit mengoleksi pajak dan penerimaan.”. Pernyataan tersebut
disampaikan pada diskusi virtual yang dilansir pada Rabu, 28 juli 2021.
Dengan kasus tindak pidana korupsi yang begitu mengerikan dipandang dari
ahli ekonomi dan juga kacamata warga Indonesia, tentu saja warga Indonesia
memiliki pikiran-pikiran yang buruk dan bahkan dapat mengurangi kepercayaan
pengelolaan keuangan kepada pemerintah terutama Kementerian Keuangan
sebagai lead of financing. Hal-hal seperti ini yang seharusnya dapat menjadi
perhatian pemerintah karena secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan
negara dari aspek perpajakannya. Sebagai contoh dapat memberantas tindak
pidana korupsi yang tercermin dan kemungkinan dapat terjadi di lingkup masyarakat
pedesaan, perkotaan, maupun provinsi yang seringkali juga melibatkan pemerintah
atau oknum pegawai negeri sipil dengan warga secara langsung.
Sebagai contoh adalah peristiwa yang hampir memicu KKN pada Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen. Bapak Ngadiman adalah pegawai
fungsional umum yang mempunyai tugas untuk memberikan izin pembukaan lahan
tani untuk pembuatan bangunan, gudang, pabrik, dll. Peristiwa terjadi pada
September 2021 di rumah Bapak Ngadiman. Pada saat itu sedang ada momen
ketika pemohon izin menyampaikan proposal kepada Bapak Ngadiman selaku
petugas fungsional umum pemberi izin pembukaan lahan pertanian untuk keperluan
tertentu. Pemohon mendatangi rumah Bapak Ngadiman membawa proposal untuk
diajukan kepada kantor Dinas Pertanian dan Pangan beserta sejumlah uang untuk
diberikan kepada Bapak Ngadiman dengan alasan sebagai tanda terima kasih
2
sudah membantu menyampaikan kepada Dinas Pertanian dan pangan Kabupaten
Kebumen. Tetapi, pada saat itu juga Bapak Ngadiman menolak uang tersebut dan
berpikir bahwa hal tersebut merupakan indikasi terjadinya KKN dan menjelaskan
kepada pemohon bahwa sebaiknya hal semacam itu tidak dilakukan karena sebagai
ASN atau PNS juga sudah menerima timbal gaji berkaitan dengan jasa dari negara,
jadi tidak perlu menerma dari pemohon atau warga sebagai pihak yang dilayani.
Hal tersebut menjadi salah satu contoh bahwa tindakan KKN terutama
korupsi pasti dapat timbul di manapun dan kapanpun. Entah itu disengaja maupun
tidak. Maka dari itu sebaiknya pemerintah sadar akan hal tersebut dan berupaya
untuk melakukan tindakan pencegahan maupun penanganan tindak pidana korupsi
tersebut.
Setelah melihat identifikasi masalah dari pelaku tindak pidana korupsi dan
ASN yang bersangkutan, perlu juga melihat identifikasi masalah dari wajib pajak
yang dalam hal ini aktif membayar pajak serta mendengar mengenai berita bahwa
kasus tindak pidana korupsi tahun lalu sangat banyak sehingga berimbas ke
keuangan negara yang mengalami kerugian sejumlah Rp 56,7 triliun. Ferdiana,
pelaku sekaligus wajib pajak UMKM, mengatakan bahwa sebenarnya yang
dirasakan setelah mendengar berita tersebut terkuak adalah rasa sakit hati yang
mungkin dirasakan oleh semua wajib pajak seperti dirinya. Dengan omzet yang
sudah memenuhi untuk kemudian dikenakan tarif pajak UMKM, tentunya pajak yang
dibayarkan sangat berarti bagi Ferdiana karena ikhlas membayarkan sejumlah uang
dari total hasil jerih payahnya tersebut. Rasa kecewa dan juga gelisah muncul dan
mempertanyakan tanggung jawab pemerintah dalam mengelola keuangan negara
terutama uang yang berhubungan dengan pajak karena kita ketahui bersama bahwa
uang tersebut berasal dari warga Indonesia.
3
II. MASALAH PENELITIAN
1. Apa tindakan pemerintah dalam melakukan pencegahan dan penanganan
tindak pidana korupsi beserta kerugian yang ditimbulkan?
2. Bagaimana mencegah stigma masyarakat berkaitan dengan uang pajak yang
digunakan untuk kepentingan pribadi pejabat?
3. Bagaimana membangun rasa percaya masyarakat untuk tetap membayar
pajak setelah terkuak kasus korupsi dengan kerugian yang tidak sedikit?
Kompas. (2021, 22 Maret). Data ICW 2020: Kerugian Negara Rp 56,7 Triliun,
Uang Pengganti dari Koruptor Rp 8,9 Triliun. Kompas.com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/22/19301891/data-icw-2020-kerugian-
negara-rp-567-triliun-uang-pengganti-dari-koruptor-rp .
Septiawan, M.A. (2021, 28 Juli). Rp56,7 Triliun Duit Rakyat Dikorupsi Selama
2020, Bayar Pajak Makin Malas. TrenAsia. https://www.trenasia.com/korupsi-gerus-
kepercayaan-wajib-pajak-penerimaan-negara-pun-sulit-terkerek-optimal .
4
V. BIODATA PENULIS
NO.HP/WA : 083120448252
GMAIL : 2301190414_fatwa@pknstan.ac.id
RIWAYAT PENDIDIKAN :