Geronimo dari

Guantanamo
Ketika salah satu kurir kepercayaan

Usamah melakukan kontak telepon

tahun lalu, secara tidak sadar ia telah

menggiring Amerika menuju pintu

rumah Usamah. Panggilan telepon tadi

mengakhiri pencarian Usamah oleh

Amerika selama bertahun-tahun.

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

1
Awal Mei 2011 merupakan akhir dari usaha
panjang perburuan Amerika terhadap Usamah
bin Ladin. Sejak dinyatakan sebagai dalang
serangan WTC 11 September sepuluh tahun lalu,
Amerika terus memburu Usamah. Kepala pria
milyuner kelahiran Saudi itu pun dihargai USD 25
juta. Lalu, bagaimana sebenarnya tokoh nomor
satu Al-Qaidah itu terendus jejaknya di tengah
ribuan pengikutnya di seluruh penjuru bumi,
yang terkenal militan?
Beberapa saat setelah serangan 11 September
2001, interograsi seorang tahanan di penjara
rahasia CIA menghasilkan informasi penting.
Seorang kurir penting yang dekat dengan Usamah,
diindikasi bernama Al-Kuwaiti. Semenjak itu, Al-
Kuwaiti menjadi fokus penyusuran. Tak kurang,
Khalid Sheikh Muhammad yang dikenal sebagai
Al-Qaidah 03 yang ditangkap di Pakistan lalu
disekap di Guantanamo, diinterograsi tentang Al-
Kuwaiti.
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
2
Setelah interograsi dengan metode siksaan paling
kejam yang dikenal dengan istilah waterboarding
itu, Khalid mengatakan bahwa sesungguhnya
peran Al-Kuwaiti tidak terlalu signifikan dalam
Al-Qaidah. Tak puas, CIA pun melanjutkan proses
pencarian Al-Kuwaiti dengan mengintrograsi
Hasan Ghul, salah satu pimpinan operasi Al-
Qaidah yang tertangkap di Iraq. Dari pengakuan
Hasan, diperoleh keterangan bahwa Al-Kuwaiti
juga dekat dengan Abu Faraj Al-Libbi, sosok yang
menggantikan Khalid Sheikh setelah tertangkap.
Penuturan Hasan ini menjadi tonggak penting
dalam perburuan kurir pribadi Usamah. “Hasan
Ghul menjadi komponen kunci,” tutur seorang
pejabat AS.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.
Pada Mei 2005, Abu Faraj Al-Libbi tertangkap.
Kepada CIA, Al-Libbi mengaku sebagai pengganti
Khalid, dan pernah menerima satu pesan dari
seorang kurir. Namun, ia menyangkal kenal
dengan Al-Kuwaiti, sembari memberi nama
yang berbeda untuk Usamah, yaitu Maulawi
Jan. Selanjutnya, analis CIA tidak
pernah memukan nama tersebut,
dan akhirnya menyimpulkan
bahwa nama Maulawi Jan adalah
rekayasa Al-Libbi. Menyadari upaya
Khalid dan Al-Libbi yang berupaya
mengalihkan dari Al-Kuwaiti, CIA
semakin yakin bahwa Al-Kuwaiti
adalah sosok sangat penting.
Fokus Al-Kuwaiti
Diperlukan waktu beberapa tahun
bagi CIA untuk menemukan nama
asli sang kurir, yaitu Sheikh Abu
Ahmad, seorang warga Pakistan
kelahiran Kuwait. CIA memang
berhasil mengantongi nama asli,
namun tak pernah tahu di mana
sang kurir berada. Apalagi, Usamah
terkenal dengan konsistensinya
untuk tidak menggunakan telepon
atau komputer di dekatnya,
sehingga para pengintai di National
Security Act pun tidak bisa berbuat banyak.
Namun Amerika tak putus asa. Mereka yakin,
penemuan Al-Kuwaiti akan menuntun mereka
ke target utama, Usamah bin Ladin. Apalagi,
beberapa tahanan di Guantanamo menuturkan
bahwa Al-Kuwaiti dikenal sebagai operator level
menengah yang membantu mencarikan tempat
persembunyian bagi anggota Al-Qaidah dan
keluarganya. Al-Kuwaiti, menurut para tahanan
tersebut, adalah salah satu kurir kepercayaan
Usamah dan mengindikasikan bahwa ia mungkin
hidup bersama atau melindungi Usamah.
Dari dering telepon
Misteri Al-Kuwaiti mulai tersibak tahun 2009.
Seorang operator Al-Qaidah yang sedang dalam
pengintaian CIA berkomunikasi telepon dengan
seorang kurir. Dari penyadapan, diketahui
kurir tersebut bernama Ahmad. Mereka sedang
mendiskusikan suatu operasi yang sensitif. Meski
meyakini lokasi Ahmad saat itu berbeda dengan
Usamah, komunikasi itu cukup bagi CIA untuk
melakukan pengendusan awal kepada seseorang
yang diyakini sebagai Al-Kuwaiti itu.
Akhir Agustus 2010, CIA akhirnya berhasil
menemukan lokasi Ahmad Al-Kuwaiti. Sebuah
rumah yang cukup luas di Abbottabad, kota di
mana Al-Libbi pernah tinggal. Tembok yang
mengelilingi rumah tersebut kira-kira setinggi
18 meter dengan kawat berduri di atasnya.
Aparati intelijen menyatakan bahwa mereka
telah menngetahui rumah tersebut beberapa
tahun yang lali, tetapi mereka selalu menduga
Usamah bin Ladin akan dikelilingi oleh
pengawal-pengawal dengan senjata berat. Bukan
tempat seperti rumah tersebut. Tak seorang pun
melakukan pengecekan.
Sampai pada pertengahan Februari 2011, AS yakin
bahwa target kelas tinggi sedang bersembunyi di
rumah tersebut. Informasi tentang Abbottabad
ini, bagi Amerika sangat penting. Sampai-sampai
mereka memutuskan untuk tidak membagi
info tersebut kepada seorang pun, termasuk
Inggris, Kanada dan Australia yang nota-benenya
sekutu dekat mereka. Alat intai canggih dengan
teknologi pencitraan kelas tinggi digunakan
untuk memonitor lokasi itu. Berdasarkan
pencitraan tersebut, AS membangun rumah yang
bentuknya sama persis di pangkalan Bagram,
untuk mensimulasikan latihan penyergapan.
Dan, pada 1 April 2011, Obama menginstruksikan
agar segera dilakukan operasi penyerbuan yang
diberi sandi Geronimo.

Menurut bocoran dokumen AS yang dirilis WikiLeaks, kurir yang

membawa AS ke tempat persembunyian Usamah adalah seorang
ahli komputer Al-Qaeda yang memberikan pelatihan kepada pelaku
penyerangan 11 September, atas perintah Khalid Sheikh Muhammad. Ia
meminta al-Kuwaiti untuk memberikan pelatihan cara mengirim email
kepada Muhammad Mani al-Qahtani, anggota ke-20 yang diproyeksikan
ikut dalam operasi serangan 11 September namun batal karena gagal
masuk ke AS . Ketika seseorang sedang menjalankan sebuah misi,
dia perlu tahu cara mengirim pesan dan emal adalah langkah yang
‫ﹺ‬Al-Qahtani
lebih aman daripada telep on, kutip dokumen tersebut. Al-Kuwaiti
mentraining al-Qahtani di sebuah warnet. Ia adalah seorang anggota
senior al-Qaeda dan menjadi bawahan Khalid Sheikh Muhammad. Ia
bekerja di bagian media Al-Qaeda yang dioperasikan oleh Khalid di
Kandahar dan berperan sebagai kurir.

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

3
 1
Informasi dari seorang tahanan di Guantanamo,
beberapa saat setelah serangan WTC, bahwa kurir
Usamah bernama Al-Kuwaiti.

Tak
2
Al-Kuwaiti menjadi fokus perhatian CIA untuk
mengendus Usamah. Berbagai interograsi terhadap
tahanan Guantanamo diarahkan untuk mengidentifikasi
siapa sesungguhnya Al-Kuwaiti.

Lelah
Memburu Usamah
Khalid Syaikh Muhammad
Berusaha mengaburkan dengan
mengatakan Al-Kuwaiti sosok
yang tidak begitu penting.

Merasa ditipu oleh Khalid Syaikh & Al-Libbi,

Hasan Ghul CIA semakin berkesimpulan bahwa Al-Kuwaiti
“Selain dekat dengan Usamah, adalah sosok penting untuk mengendus Usamah.
Al-Kuwaiti juga dekat dengan Informasi ini diperkuat dengan pengakuan tahanan
Abu Faraj Al-Libbi, pengganti lainnya.
Khalid Syaikh.”

Abu Faraj Al-Libbi

Tertangkap di Irak. Mengatakan bahwa
kurir Usamah bukan Al-Kuwaiti, namun
Maulawi Jan. Karena tak menemukan
nama tersebut, CIA berkesimpulan
Al-Libbi mencoba membelokkan informasi.
3
Perburuan selanjutnya mengarah ke Al-Kuwaiti.
Setelah selama 2 tahun gelap, muncul titik terang sosok Al-Kuwaiti,
ketika ia seorang operator Al-Qaida yang sedang dalam pengawasan
berbicara via telepon dengan seseorang yang diyakini sebagai kurir.
Dari situlah sang kurir, Abu Ahmad Al-Kuwaiti kemudian diendus,
hingga AS menemukan sebuah rumah di Abottabad, Pakistan.
Informasi ini super penting, sehingga tidak dibagi sekalipun kepada
koalisi Kanada, Inggris maupun Australia.

4
Mengandalkan teknologi tinggi dan rahasia, CIA
melakukan pengamatan terhadap sebuah rumah di Abottabad,
dan meyakini Usamah tinggal di dalamnya.
Di Bagram, dibuatlah replika rumah tersebut yang sangat
mirip dengan aslinya (hasil pengamatan
dengan teknologi super canggih), untuk latihan Navy SEALs
sebelum operasi penyergapan.
Hingga pada 1 Mei 2011, terjadilah apa yang terjadi.

ILUSTRASI INI HANYA MEWAKILI SALAH SATU ANALISIS SEBAB TERLACAKNYA USAMAH. ANALISIS LAIN TENTANG KEMUNGKINAN
PENGKHIANATAN PAKISTAN LIHAT: FRIENENEMIES; USA-PAKISTAN, HAL. 10

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

4
Presiden AS Barack Obama dan Wakil Presiden Joe Biden, bersama-sama dengan anggota tim keamanan nasional, menerima update
Operation Neptune's Spear, sebuah misi untuk menghabisi Usamah bin Ladin, di salah satu ruang konferensi yang ada di Situation
Room Gedung Putih pada 1 Mei 2011.

Para Saksi Mata

Joe Bidden Barrack Obama Marshall B. Webb Denis McDonough Hillary Clinton Robert Gates
Wapres Presiden Komandan Operasi Deputi Penasehat Menlu Menhan
Khusus Gabungan Keamanan Nasional

Mike Mullen Tom Donilon Bill Daley Tony Blinken Audrey Tomason John Brennan
Kepala Staf Penasehat Kepala Staf Penasehat Keamanan Direktur Kontra- Asisten Presiden Bidang
Gabungan Keamanan Nasional Gedung Putih Nasional untuk Wapres Terorisme Keamanan Dalam
Negeri dan
Kontraterorisme
Tulisan sampul map
yang dipegang Hillary : Sebuah dokumen di atas &
laptop yang dihadapi
TOP SECRET Hillary. Gambarnya James Clapper
dikaburkan sebelum Direktur
CODEWORD NOFORN
diupload.Jurnal Islamic Crisis Group.Intelijen Nasional
Vol. 02/2011
5
 grafis : the sun

40 Menit yang
Menentukan
Pilihan operasi cukup terbatas, mengingat rumah tersebut berada di tengah perkampungan penduduk
di sebuah negara yang berdaulat. Jika opsi serangan udara dipilih, dan ternyata Usam h tidak berada
di dalamnya, akan menimbulkan masalah diplomatik yang sangat serius. Kalau pun benar target yang
dimaksud ada di situ, AS akan kesulitan memastikan kematian Usamah.

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

6
Dalam kegelapan malam, sejumlah helikopter
mengangkut 79 anggota pasukan komando
menuju kompleks tempat ting gal Usamah bin
Ladin di Abbottabad, utara Islamabad, Pakistan,
Senin (2/5/2011) dini hari. Helikopter-helikopter
itu terbang sangat rendah demi menghindari
deteksi radar karena Pakistan belum diberi tahu
tentang serangan tersebut.
Dua helikopter membawa lebih dari 20 anggota
Navy SEALs ke kediaman itu, yang berpagar
tembok setinggi 4-6 meter dan diberi penutup
kawat berduri. Salah satu helikopter, MH-60
Blackhawk, yang tampaknya telah dimodifikasi
untuk menghindari radar, tidak dapat meneruskan
misi setelah tiba di lokasi karena “kegagalan
mekanis,” demikian laporan awal pejabat AS.
Satu kelompok pasukan komando bergerak
menuju sebuah guest house kecil di samping
bangunan utama dalam kompleks tersebut.
Kurir kepercayaan Usamah, Abu Ahmed Al-
Kuwaiti, “menyambut” dengan tembakan, tetapi
ia tertembak dan tewas. Istrinya juga tewas. Al-
Kuwaiti adalah kurir penting Al-Qaidah yang
kegiatannya telah diselidiki CIA dan dinas
intelijen lain AS selama bertahun-tahun. Hanya
kurir itulah orang dalam kompleks tersebut yang
menembak tentara AS.
Pasukan khusus yang lain memasuki rumah
utama tiga lantai itu. Mereka lalu berhadapan
dengan saudara Al-Kuwaiti, diduga juga seorang
kurir Al-Qaidah, dengan satu tangannya berada di
belakang punggung. Pasukan Navy SEALs curiga
dia punya senjata. Ternyata, menurut NBC, ia
tidak bersenjata. Dia tertembak dan tewas.
Pasukan komando lalu naik tangga dan bertemu
dengan putra Usamah, Khalid, yang tewas setelah
ia menerjang tentara Amerika. Ketika personel
pasukan komando terus menaiki tangga, mereka
melihat seseorang yang mereka percaya adalah
Usamah bin Ladin sedang menjulurkan kepala ke
luar pintu atau ke balkon. Tentara AS kemudian
melepaskan satu tembakan ke arah orang tersebut,
yang kemudian mundur ke dalam kamar.
Navy SEALs terus bergerak ke lantai atas dan
memasuki kamar tempat pria itu mundur.
7
Sewaktu memasuki kamar tersebut, mereka
menemukan Usamah dan istrinya di kamar tidur.
Istrinya dilaporkan mencoba berada di antara
suaminya dan pasukan SEALs, yang kemudian
mengakibatkannya tertembak di kaki. Usamah,
yang tidak memberikan tanda-tanda menyerah,
ditembak di kepala. Beberapa media mengatakan
dia juga tertembak di dada.
Versi sebelumnya tentang serangan itu
menyebutkan bahwa Usamah “menolak” untuk
menyerah dan bahwa ia telah menggunakan
istrinya sebagai tameng manusia, tetapi Gedung
Putih kemudian mengakui laporan itu salah.
Presiden AS Barack Obama, berdasarkan
keterangan Gedung Putih, diberitahukan
bahwa SEALs telah mengidentifikasi target
adalah Usamah. Sebuah laporan majalah Time,
berdasarkan wawancara dengan Direktur CIA
Leon Panetta, menyebutkan, Usamah tewas
setelah operasi berjalan sekitar 25 menit.
Di kamar Usamah, pasukan AS menemukan
sebuah senapan serbu AK-47 dan sebuah pistol
berukuran 9 mm buatan Rusia. Sejumlah senjata
lain juga ditemukan dalam kompleks itu. Pasukan
SEALs juga menemukan uang tunai dan sejumlah
nomor telepon di dalam pakaian Usamah, yang
memunculkan dugaan bahwa dia bersiap untuk
melarikan diri.
Dalam serbuan itu, Navy SEALs membawa
pulang 5 komputer, 10 hard drive, dan lebih dari
100 perangkat penyimpanan data, yang mungkin
akan memberikan sejumlah informasi tentang
rencana, pembiayaan, dan lokasi para deputi Al-
Qaidah.
Pasukan khusus AS lalu menghancurkan
helikopter yang jatuh setelah memindahkan
para perempuan dan anak-anak di kompleks
itu ke daerah yang aman. Sekitar 38 menit sejak
serangan itu dimulai, helikopter AS terbang
menjauh, membawa jenazah yang telah diburu
selama bertahun-tahun oleh Pemerintah AS.
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
 Memotret Lobang Tikus
Selain melibatkan pasukan khusus berkualifikasi tinggi dari Navy SEALs berjuluk
Team SEALs , operasi pemburuan dan penyerangan Usamah bin Ladin di Abbottabad,
Pakistan, juga melibatkan berbagai teknologi tinggi. Bahkan, operasi militer yang
dilakukan pada Senin (2/5/2011) dini hari waktu Pakistan itu sangat bergantung pada
keakuratan informasi yang diperoleh dari berbagai perangkat teknologi ini.

Sejak berhasil melacak tempat tinggal Abu Ahmed
al-Kuwaiti—kurir utama Osama di Abbottabad,
Agustus 2010— Badan Pusat Intelijen AS (CIA)
menggandeng dua lembaga intelijen lain untuk
mengawasi rumah yang terletak tak jauh dari
Akademi Militer Kakul itu.
Dua lembaga itu adalah Badan Keamanan
Nasional (NSA), yang bertugas menyadap
dan menganalisis seluruh sinyal komunikasi
elektronik di rumah tersebut, serta Badan
Intelijen-Geospasial Nasional (NGA), yang
bertugas mengumpulkan, mengembangkan, dan
menganalisis citra satelit yang menggambarkan
lokasi tersebut.
The Huffington Post, mengutip pernyataan
Gedung Putih, mengatakan, pihak intelijen dan
militer mengandalkan citra satelit dan ”teknologi
sangat maju yang masih dirahasiakan” untuk
mengembangkan citra satelit itu menjadi
informasi yang meyakinkan bahwa Usamah
berada di dalam rumah itu.1
1 Osama Bin Laden’s Killing: How Tech Helped In The
Takedown, Huffington Post, 3 Mei 2011
Dari hasil analisis citra satelit ini, militer AS bisa
membangun replika rumah tersebut, lengkap
dengan seluruh detail, seperti tinggi tembok yang
mengelilingi rumah itu. Replika itu dibangun di
kompleks Pangkalan Udara Baghram, Afghanistan,
awal April, sebagai sarana latihan akhir pasukan
SEALs.
Menurut pakar penginderaan jarak jauh dari
Universitas Chiba, Jepang, Josaphat Tetuko Sri
Sumantyo, sangat mungkin AS menggunakan
satelit mata-mata yang mampu menampilkan
citra di balik dinding rumah.
Josaphat mengatakan, satelit yang dilengkapi
sensor gelombang mikro di bawah frekuensi
S-band mampu melihat menembus dinding yang
terbuat dari berbagai jenis bahan bangunan,
mulai dari batu bata, adonan tanah, hingga beton.
Mungkin, tak terkecuali lubang tikus.
Mitch Derman dari lembaga analisis intelijen
I2 menambahkan, pihak intelijen AS juga
menggunakan perangkat lunak analisis jaringan
sosial untuk merangkai berbagai informasi

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

8
intelijen yang seolah tak berkaitan menjadi
memiliki pola yang bisa diikuti. Perangkat lunak
ini pernah digunakan untuk melacak Saddam
Hussein.
Perangkat identifikasi
Untuk mengidentifikasi sasaran yang berhasil
mereka lumpuhkan, pasukan SEALs yang
menyerang rumah Osama, juga dilengkapi dengan
perangkat biometrik genggam bernama Secure
Electronic Enrollment Kit II (SEEK II). Alat seberat
kurang dari 1,8 kilogram itu mampu memindai
bagian iris mata, sidik jari, dan wajah, kemudian
mengirimkan secara nirkabel ke markas mereka
untuk dicocokkan dengan basis data identitas
buronan Biro Investigasi Federal AS (FBI).
Untuk memastikan identifikasi ini, tim penyerang
juga diduga dilengkapi dengan perangkat tes
DNA portabel, yang mampu mengeluarkan hasil
komparasi DNA hanya dalam waktu dua jam.
Akhir 2010, tim dari University of Arizona
memperagakan sebuah alat yang mampu
menyelesaikan tes DNA ini dalam waktu dua jam.
Padahal, tes DNA lazimnya butuh waktu hingga
14 hari. Diduga kuat, militer AS telah memiliki
alat semacam ini.

Misteri Heli Super Canggih

Menurut pengamat penerbangan, seperti dilaporkan ABC news, helikopter
yang digunakan dalam penyerbuan Usamah merupakan salah satu rahasia
yang paling dijaga oleh militer AS, yakni helikopter siluman Blackhawk,
yang keberadaannya selama ini masih rumor dan belum pernah dilihatkan
kepada publik.

Ini pertama kali kita melihat helikopter siluman beraksi, Bill Sweetman
dari Institut Teknologi Pertahanan. Menurut pengamat, foto-foto sisa
helikopter yang muncul di internet memperlihatkan bahwa helikopter
tersebut bukan helikopter biasa. Sesuatu yang tak biasa adalah helikopter
itu punya piringan di atas baling-baling yang berfungsi untuk meredam
bunyi dan untuk mengelak radar, ujar Daniel Goure dari Lexington
Institute.

Menurut warga Abottabad yang diwawancarai ABC news, mereka

tidak mendengar bunyi helikopter datang hingga helikopter benar-
benar berada di atas kepala mereka. Sementara warga lainnya
mengatakan aliran listrik dan ponsel tiba-tiba mati, dan baru menyala
setelah helikopter pergi. Sejauh ini para pejabat Pentagon belum mau
berkomentar atas hal ini.

Alat Canggih Mental Krupuk

Tim 6 SEALs yang menjalankan misi pembunuhan terhadap pemimpin
jaringan Al-Qaidah, Usamah Bin Ladin, menyatakan kekhawatiran terhadap
keselamatan mereka dan keluarganya. Perasaan ini mereka ungkapkan saat
bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates, Jumat 13 Mei
2011 lalu.

Oleh karena itu, ia menyatakan Departemen Pertahanan akan

meningkatkan pengamanan terhadap anggota Tim 6 SEAL dan keluarga
mereka. Ia menegaskan ancaman terhadap keselamatan personel SEAL
timbul lantaran sudah begitu banyak informasi soal tim itu di media.

Bahkan, masyarakat dan pers sudah mengetahui markas SEAl di kawasan

Pantai Virginia. Seperti pengakuan mantan anggota Tim 6 SEAL, Don Mann.
Ia menceritakan pernah didekati 25 wartawan yang ingin menanyainya
seputar identitas anggota Tim 6 yang ikut menggerebek persembunyian
Usamah di Kota Abbottabad, Pakistan.

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

9
 The Frienemy ;
USA - Pakistan
Amerika menilai ada sejumlah pejabat Pakistan yang sebenarnya mengetahui dan
membantu Usamah bersembunyi di negaranya, tidak mungkin Usamah bisa tinggal di
tempat tersebut selama 5 tahun tanpa diketahui oleh Pakistan. Seriuskah mereka berseteru?

"Kami berpikir, pasti ada semacam jaringan
dukungan untuk Usamah dalam pemerintahan
Pakistan. Namun, kami tidak tahu siapa atau apa
jaringan itu. Kami tidak tahu apakah mungkin
ada beberapa orang di dalam pemerintahan atau
orang luar pemerintah, dan itulah yang kami
harus selidiki dan, yang lebih penting, Pemerintah
Pakistan harus selidiki itu," kata Obama dalam
sebuah wawancara dengan CBS News, Minggu
(8/5/2011), sebagaimana dikutip CNN dan The
Telegraph.
Para pemimpin Pakistan telah berkeras bahwa
mereka tidak terlibat dalam pembangunan
ataupun penjagaan tempat tinggal yang aman
bagi Usamah. Pemerintah Pakistan juga telah
menjanjikan pemeriksaan lengkap tentang
kondisi yang memungkinkan Usamah bisa
tinggal selama bertahun-tahun di Abbottabad,
kota militer yang berjarak hanya 30 mil di utara
Islamabad.
Aksi penyerbuan tersebut juga mengundang
protes dari Pakistan. Mereka merasa Amerika
melanggar kedaulatan Pakistan. Perdana
Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani mengatakan
dalam pidato kepada parlemen pada Senin,
negerinya memiliki hak untuk tersinggung
terhadap masalah pelanggaran kedaulatan, yang
diklasifikasikan sebagai operasi rahasia serangan
udara dan darat AS terhadap persembunyian
Osama di Abbottabad.
"Kami menyesali bahwa serangan secara sepihak
telah dilakukan tanpa sepengetahuan kami.
Unilateralisme memiliki akibat yang sangat
beresiko sekali," katanya. "Jangan ada yang
mengambil kesimpulan yang salah. Segala
serangan terhadap aset strategis Pakistan baik
secara terbuka maupun tertutup akan menemui
reaksi yang setimpal," tambahnya.
Namun Amerika menjawab dengan penuh
arogansi atas keberatan pihak Pakistan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark
Toner mengatakan, Amerika Serikat merasa
punya hak untuk melakukan penggerebekan di
luar wilayahnya bahkan bila pihak berwenang
Pakistan mengatakan kegiatan tersebut ilegal.
"Kapan pun kami memiliki bukti inteligen terkini
terhadap seseorang yang bertanggung jawab atas
kematian ribuan warga Amerika dan lainnya...
kami akan mengambil tindakan dan merasa itu
merupakan hak kami," kata Toner dalam jumpa
pers ketika diminta tanggapan akan komentar
Pakistan terhadap operasi AS dalam membunuh
Usamah bin Laden.
Rezim Penjual
Pakistan merupakan kunci utama bagi Amerika
dan sekutunya dalam memerangi Taliban dan
Al-Qaidah di Afghanistan. Beberapa pentolan
Al-Qaidah berhasil dijebloskan ke Guantanamo
setelah sebelumnya ditangkap oleh pihak
keamanan Pakistan. Sikap sejak rezim Perves
Musharraf hingga Yousuf Raza Gilani sekarang
ini membuat Pakistan dikenal sebagai "rezim
penjual" buronan ke Amerika.
Begitu strategisnya posisi Pakistan, membuat
banyak pihak ragu bila Amerika betul-betul
berjalan sendirian dalam operasi penyergapan
Bin Ladin, 1 Mei lalu. Faktanya, telah terjadi
koordinasi antara militer Pakistan dan AS selang
seminggu sebelum operasi berlangsung. Temuan
di bawah ini menarik untuk dicermati :

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

10
1. Dilakukan pertemuan yang tidak biasa antara
Jenderal Petraeus, komandan ISAF, dengan
Jenderal Kayani di pangkalan udara Chaklala
pada tanggal 25 April 2011. Pada malam
yang sama Jenderal Petraeus melakukan
pembicaraan tertutup melalui telepon dengan
gedung putih yang langsung dipimpin oleh
presiden Barack Obama.
Pada hari berikutnya Dewan Koordinasi Militer
menggelar koordinasi terbesar yang dihadiri
oleh kepala intelijen Pakistan, Jenderal Shuja’
Pasha, yang bukan termasuk anggota Dewan
Komando Staf Gabungan. Pertemuan itu
mendadak tidak direncanakan sebelumnya.
Obama telah mengisyaratkan hubungan
telepon yang disebutkan di atas ketika ia
mengumumkan terbunuhnya Usamah bin
Ladin. Obama mengatakan: “Akhirnya, pada
minggu lalu telah diputuskan bahwa kita
mendapatkan informasi-informasi yang
memadai untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan dan saya ijinkan untuk
dilaksanakan operasi menangkap Osama bin
Ladin dan mengajukannya ke pengadilan”.
(sumber: http://www.dawn.com/2011/05/03/
pak-military-caught-in-the-crossfire.html )
2. Pernyataan Zardari yang dia katakan dalam
konteks menafikan pastisipasi dalam operasi
tersebut. Namun ia mengakui bahwa yang
mempermudah operasi pembunuhan
itu adalah kerjasama bersama. Zardari
mengatakan di surat kabar Washington Post,
“Meskipun peristiwa Ahad bukan merupakan
operasi bersama, namun dilakukannya
kerjasama bersama antara Amerika Serikat dan
Pakistan mengantarkan kepada (suksesnya)
serangan terhadap Osama bin Ladin yang
menjadi ancaman terus menerus bagi dunia
yang berperadaban”.
4. Pernyataan-pernyataan Obama, yang ia
juga berupaya menjauhkan rezim Pakistan
dari berkolusi dalam kerjasama di dalam
pembunuhan tersebut. Namun Obama
mengakui bahwa kerjasama dengan Pakistan
lah yang membantu untuk mengetahui tempat
Bin Ladin. Obama mengatakan: “Sesuatu
yang penting adalah, kita perhatikan bahwa
kerjasama dengan Pakistan untuk memerangi
terorisme telah membantu untuk mengetahui
11
tempat persembunyian Bin Ladin”.
5. Berbagai peristiwa sebelumnya terkait
penangkapan sejumlah tokoh Al-Qaeda, seperti
Abu Faraj al-Libiy, Khalid Sheikh Mohammed,
dan Ahmad Khalfan Jilani. Mereka ditangkap
dari tempat-tempat yang serupa, di daerah
yang dekat dari instalasi-instalasi militer atau
di tempat yang aman. Mereka telah diserahkan
kepada Amerika.
Temuan-temuan di atas membuat kita sangsi,
sesungguhnya cekcok AS-Pakistan pasca
penyergaman Usamah itu benar-benar terjadi,
atau hanya sekadar guyonan. Guyonan, untuk
mencitrakan AS sebagai kekuatan yang super-
hebat, mampu beroperasi sendiri tanpa
Pakistan. Atau, guyonoan untuk meredam amuk
rakyat Pakistan. Sebab, bila mereka tahu yang
sebenarnya, wabah politik ala Timteng akan
segera menyapa Pakistan
Terungkap Perjanjian Rahasia
Pakistan-Amerika Serikat
Pakistan dan Amerika Serikat (AS)
ternyata memiliki perjanjian raha sia yang
membolehkan pasukan AS menyerbu ke
dalam negara itu jika mereka menemukan
lokasi persembunyian Osama bin Laden.
Demikian dilansir Daily Mail, Selasa (10/5
/2011).
Perjanjian ini ditandatangani saat Jenderal
Pervez Musharraf dan Presiden George
Walker Bush masih menjabat sebagai kepala
negara. Ketika itu, Osama berhasil melarikan
diri dari pegunungan Tora Bora, Afganistan,
pada akhir 2001 lalu.
Menurut laporan The Guardian, perjanjian itu
kembali diratifikasi pada tahun 2005 setelah
Musharaf mundur. Terungkapnya perjanjian
ini kemudian menimbulkan keraguan atas
upaya pemerintah Pakistan yang memprotes
penyerbuan pasukan khusus AS, Navy Seals,
di mansion Osama, yang terletak di wilayah
Abbottabad, sekitar 100 kilometer arah utara
Islamabad, Pakistan, 2 Mei lalu.
(sumber : tribunnews.com)
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
 Berjihad Tanpa Usamah
Setelah memastikan meninggalnya sang pemimpin, Al-Qaidah di beberapa wilayah
menegaskan statemennya untuk tetap melanjutkan jihad Usamah melawan Amerika
dan Israel. Sanggupkah mereka melanjutkan peperangan tanpa disertai pemimpin?

Meski sempat ditolak oleh Taliban, kabar
kematian Usamah akhirnya dibenarkan oleh
Al-Qaidah. Dalam rilis di sebuah forum, atas
nama Tandzim Aam (Pimpinan Umum), Al-
Qaidah menyebutkan pemimpinnya telah gugur
dalam sebuah penyergapan yang dilakukan
oleh Amerika. “Akhirnya, beliau pun mengakhiri
kehidupannya dengan izzah. Sebuah cita-cita
yang sekian lama ia idam-idamkan. Cita-cita,
yang untuk meraihka ia rela mengarungi berbagai
belahan bumi,” isi rilis tersebut.
Al-Qaidah juga menegaskan bahwa jihad akan
terus berjalan meski tanpa Usamah. “Syaikh
Usamah tidak membangun sebuah organisasi
yang bakal turut mati ketika ia mati.. atau ikut
hilang ketika ia hilang. Oleh sebab itu, kami,
Tanzhim Qa’idatul Jihad, bersumpah atas nama
Allah SWT—sekaligus memohon pertolongan,
kekuatan dan keteguhan kepada-Nya—untuk
tetap berjalan di atas jalan jihad, jalan yang telah
dilalui para pemimpin kami, di mana Syaikh
Usamah menjadi pemimpin tertingginya, tanpa
ada sedikit pun keragu-raguan.”
Di bagian akhir, Al-Qaidah menjanjikan serangan
balasan kepada Amerika. “Sebagaimana kami
meyakini bahwa darah Syaikh Usamah tidak akan
tertumpah dengan sia-sia, maka atas izin Allah
akan senantiasa ada serangan bagi orang-
orang Amerika dan para pembantunya, baik di
dalam atau di luar negeri mereka. Sebentar lagi,
atas pertolongan Allah, kegembiraan mereka
akan berubah menjadi tangisan, darah mereka
akan bercampur dengan air mata.”

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

12
Penegasan serupa juga datang dari Al-Qaidah
wilayah Maghribi, atau yang lebih dikenal dengan
AQIM. “ Wahai umat Islam, jika kita menangis
pada hari ini, maka kita memang mendapat
udzur untuk itu. Tetapi tangisan tidak layak bagi
manusia seperti kita. Kita hari ini adalah umat
yang terluka, dan saatnya bagi kita untuk marah
dan melakukan aksi balasan, bukan saatnya
untuk menangis.”
“Terakhir, kami perbarui dan tegaskan baiat kami
kepada Syeikh kami tercinta, bahwa kami akan
berjalan di atas jalan beliau dan teguh di atas yang
haq. Kami akan perangi Nasrani dan antek-antek
mereka, Yahudi dan bangsa mereka dan orang-
orang murtad beserta berhala-berhala mereka
hingga Allah memberi keputusan antara kami
dengan mereka, dan Dialah sebaik-baik pembuat
keputusan.”
Sementara itu, Nasir al-Wahishi, Amir Al-Qaeda
Arabian Peninsula (AQAP), dalam pernyataannya
mengatakan bahwa “api jihad akan semakin
terang menyala”. Gerakan yang berbasis di Yaman
juga menegaskan, ““Amerika telah membunuh
Syaikh, tapi mereka tidak benar-benar membunuh
agama Syaikh, jalan, seruannya dan semangat
untuk ummat yang akan menghidupkan kembali
Syaikh…. Biarkan musuh-musuh Allah tahu,
bahwa kami bertekad untuk menang.”
Reaksi gerakan Islam lain
Taliban, sekutu terdekat Al-Qaidah juga bereaksi.
Organisasi pimpinan Mulla Muhammad Umar
yang memberikan jaminan tempat bagi Usamah
selama di Afghanistan itu menyebut sebagai,
“”Great Martyr Sheikh Osama bin Laden.” Dalam
sebuah rilis, The Islamic Emirate of Afghanistan’s
Leadership Council atau yang juga dikenal dengan
Quetta Shura menyatakan belasungkawa yang
mendalam kepada keluaga, pengikut Usamah bin
Ladin, juga kepada seluruh umat Islam di seluruh
dunia.
Meski rilis tersebut tak disebutkan rencana
serangan sebagai balasan atas kematian Usamah,
seorang komandan lokal Taliban bernama Qari
13
Dawran mengklaim telah membentuk “unit
khusus” untuk membalaskan kesyahidan dari
Bin Ladin. “Kami menciptakan unit khusus
untuk membalas kesyahidan Seikh Usamah Bin
Ladin. Kami akan membalaskan dendamnya
dan mengikuti jejaknya, dan kami akan menjaga
momentum jihad terhadap pasukan dan agen
asing.”
Pesan senada juga datang dari kelompok Al-
Shabaab di Somalia. “Kami akan melipatgandakan
jihad kami dan kami akan mengalahkan musuh
kami. Syaikh Usamah bukan martir pertama,
semoga Allah mengistirahatkan jiwanya,” ujar
juru bicara Al-Shabaab, Sheikh Ali Mohamud Rage
kapada para wartawan di Mogadishu beberapa
waktu lalu.
“Kami tidak akan beralih dari jalan Syaikh
Usamah dan kami akan melanjutkan jihad
sampai kami merasakan kematian yang sama
yang dihadapi saudara kami atau akan mencapai
kemenangan dan memerintah seluruh dunia,”
lanjutnya. Reaksi duka juga ditunjukkan secara
demonstratif. «Setelah terdengar kabar bahwa
Usamah telah meninggal di Pakistan, beberapa
Mujahid Al Shabaab di Mogadishu mengenakan
pakaian putih sebagai tanda berduka,» ujar
penduduk setempat. Tekad serupa juga diikrarkan
oleh salah seorang komandan Al-Shahab, Omar
Hammami, atau yang juga dikenal dengan nama
Mansoor Al-Amriki.
Sementara, sekelompok pemuda di Solo, Indonesia
yang menamakan diri sebagai ALKAIDA (Aliansi
Komando Anti Israel dan Amerika) menggelar
aksi «100 Pemuda Solo Baiat Mati Siap Mati
Menuntut Balas Kematian Osama Kapanpun.»
Selain bahasa Indoenesia, baiat juga dibacakan
dengan bahasa Arab dan Inggris. Salah satu orator
mengatakan bahwa mereka berjihad bukan
untuk Usamah, akan tetapi mereka berjihad demi
tegaknya kalimat tauhid. Namun begitu mereka
menyatakan tetap akan menutut balas kematian
Usamah. Selain ALKAIDA, FPI (Front Pembela
Islam) Pusat Jakarta juga menggelar acara untuk
mendoakan Usamah.
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
Simpati dan perasaan duka juga datang dari
kelompok Salafi Mesir. Di hari Jumat setelah
kematian Usamah, ratusan orang dari kelompok
tersebut menggelar aksi doa bersama. "Bin Ladin
menukar kesenangan kehidupan di dunia untuk
akhirat," kata Abdul-Mutalib Said, salah seorang
peserta aksi, yang juga seorang insinyur 51
tahun.
Sementara dari Gaza, Pemimpim Hamas,
Ismail Haniyeh menyatakan, " Kami mengutuk
pembunuhan seorang prajurit suci Arab. Kami
memohon kepada Allah untuk mengampuni
segala dosanya. Kami menganggap ini sebagai
kelanjutan dari kebijakan Amerika yang berbasis
pada penindasan dan penumpahan darah
Muslim dan Arab. Ungkapan Ismail ini menarik,
di tengah-tengah isu yang menyebutkan adanya
ketegangan antara kelompok Salafi Jihadi Gaza
yang berafiliasi dengan Al-Qaidah, dengan
Hamas.

Mereka yang Bersorak

Yousuf Riza Gilani, Perdana Menteri Pakistan : “Kami tidak akan membiarkan daratan kami
digunakan oleh negara lain untuk terorisme dan karena itu saya pikir ini kemenangan besar,
kesuksesan dan saya mengucapkan selamat atas keberhasilan operasi ini.”

Hamid Karzai, Presiden Afghanistan : “Pembunuhan bin Ladin merupakan ‘berita penting’.
Taliban harus belajar dari hal ini. Taliban harus menahan diri dari pertempuran.”

Ghassan Khatib, juru bicara Otoritas Palestina, Tepi Barat : “Menyingkirkan bin Ladin merupakan
awal yang baik bagi perdamaian di seluruh dunia tapi yang terpenting adalah untuk mengatasi
wacana dan metode-metode kekerasan yang diciptakan dan didorong oleh bin Ladin dan yang
lainnya di dunia.”

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel : “Ini adalah kemenangan gemilang bagi ‘keadilan,
kebebasan dan nilai-nilai bersama oleh semua negara demokratis’ untuk berjuang bahu-
membahu dalam penentuan melawan terorisme. Negara Israel bergabung bersama dalam
kegembiraan rakyat Amerika setelah pembunuhan Bin Ladin.”

Saad Hariri, Perdana Menteri Lebanon : “Sejarah nasionalisme dan Islam tidak akan pernah
memaafkan bahwa orang yang memili tanda hitam selama dua dekade, mengisi pikiran
pemuda dengan ide-ide tentang terorisme, pembunuhan dan perusakan.”

David Cameron, Perdana Menteri Inggris : “Osama bin Laden bertanggung jawab untuk se-
rangan teroris terburuk di dunia, untuk 9/11 dan serangan lainnya yang telah menewaskan
ribuan orang, banyak di antara mereka warga Inggirs. Ini adalah kesuksesan yang gemilang.
Berita bahwa bin Laden telah meninggal akan membawa perubahan besar bagi orang di selu-
ruh dunia.”

Dmitry Medvedev, Presiden Rusia : “Kremlin menyambut baik keberhasilan Amerika Serikat
dalam perang melawan terorisme. Hanya perjuangan bersama dan bersatu melawan terorisme
global dapat mencapai hasil yang substansial. Rusia siap meningkatkan kerjasama jenis ini.”

Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011

14
 Siapa Pewaris Estafet?
Meninggalnya Usamah bin Ladin dalam
penyerbuan kediamannya di Abbottabad
menyisakan pertanyaan dan spekulasi seputar:
(i) Masa depan Al-Qa’idah sebagai pelopor jihad
global, dan
(ii) Siapa kandidat kuat pengganti Usamah bin
Ladin sebagai pemimpin Al-Qa’idah.
Sebagaimana yang sudah maklum, Al-Qa’idah
telah menjelma menjadi tanzhim dauli
(organisasi internasional) seperti franchise di
sejumlah wilayah, di antaranya:
Tanzhim Al-Qa’idah Pusat (Afghanistan &
Pakistan)
Tanzhim Al-Qa’idah fi Jazirah ‘Arab (Saudi &
Yaman)
Tanzhim Al-Qa’idah fi Bilad Ar-Rafidain (Iraq)
Tanzhim Al-Qa’idah fi Maghrib Al-Aqsha
(Aljazair & Maroko)
Tanzhim Al-Qa’idah fi Janub Syarqi Asiya (Asia
Tenggara) (belum diverifikasi)
Untuk figur pengganti, berdasarkan rekam jejak
yang ada selama ini, tokoh-tokoh berikut dikenal
memiliki kapasitas untuk menyambung tali
estafet Usamah bin Ladin:
15
Aiman Azh-Zhawahiri
Bersama dengan Sayyid Imam (Abdul Qadir
Abdul Aziz), Aiman Azh-Zhawahiri (‫)ﺃﻳﻤﻦ ﺍﻟﻈﻮﺍﻫﺮﻱ‬
merupakan pendiri sekaligus Amir (Pimpinan)
Jamaah Jihad, Mesir. Setelah Jamaah Jihad bubar
secara de facto, ia memegang peran penting
sebagai orang kedua di Al-Qa’idah setelah
Usamah bin Ladin.
Kunyahnya adalah Abu Abdirrahman. Nama
lengkapnya adalah Aiman bin Muhammad bin
Rabi’ Azh-Zhawahiri. Lahir pada 15 Ramadhan
1375 H di Distrik Ma‘adi, Kairo.
Kakeknya dari pihak ayah, yaitu Azh-Zhawahiri,
adalah salah seorang Syaikh di Universitas Al-
Azhar. Sedangkan kakeknya dari pihak ibu
adalah Dr. Abdul Wahhab Azzam Basya, dosen
Kebudayaan Timur (Orientalisme) di Fakultas
Ilmu Budaya sekaligus rektor Universitas Kairo.
Kakeknya inilah yang telah menerjemahkan syair-
syair karya penyair terkenal Pakistan, Muhammad
Iqbal, ke dalam bahasa Arab. Di samping itu juga
memberikan interpretasi terhadap syair-syair
Dîwân Al-Mutanabbi yang sangat terkenal.
Keluarganya secara umum memamng cukup
terpandang dan berpendidikan. Adapun ayahnya
adalah Muhammad bin Rabi‘ Azh-Zhawahiri,
dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Ain
Syams, salah seorang dokter yang ternama di
Mesir. Sepupunya yang terkenal adalah Salim
Azzam, Ketua European Islamic Council (EIC)
serta Mahfuzh Azzam, Wakil Ketua Partai Pekerja
Mesir.
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
Semangat berislam Aiman Azh-Zhawahiri
telah tampak sejak kecil. Hal itu terlihat dari
keterikatannya dengan masjid, baik untuk sekedar
shalat berjamaah maupun untuk mengikuti
berbagai kajian atau pelajaran ilmiah keislaman.
Ia tumbuh berbeda dengan kebanyakan remaja
seusianya. Ia adalah seorang yang tekun
membaca dan gemar menelaah berbagai tulisan
dari berbagai disiplin ilmu.
Selanjutnya, Aiman Azh-Zhawahiri banyak
mengambil manfaat ilmiah dari komunitas
“Salafi” Mesir yang terhimpun dalam Jamaah
Ansharus Sunnah Al-Muhammadiyyah. Ia sering
datang ke masjid Ansharus Sunnah. Di sana
para penuntut ilmu berkumpul, mendengarkan
pelajaran agama, dan kajian Al-Qur`an. Tadinya
kajian itu hanyalah majelis tilawah Al Qur`an dan
ilmu tajwid di bawah bimbingan seorang syaikh,
kemudian berkembang menjadi kajian kitab-kitab
tafsir. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengkaji
kitab-kitab salafiyah, seperti kitab karangan
Ibnu Taimiyah yang fatwa-fatwanya sangat
mengesankan dan mempengaruhi mereka.
Pendidikan menengah Aiman Azh-Zhawahiri
di tempuh di Madrasah Tsanawiyah Modern di
daerah Ma’adi. Dari sinilah ia mulai berkenalan
dengan Abdul Qadir Abdul Aziz, yang kemudian
menjadi teman seperjuangannya selama kuliah
di Jurusan Spesialis Mata di Fakultas Kedokteran,
Universitas Kairo, dan juga dalam hijrahnya untuk
berjihad. Ia lulus pada tahun 1394 H dengan
nilai jayyid jiddan (summa cum laude), dan
melanjutkan ke program magister bedah umum
hingga lulus pada tahun 1398 H. Sedangkan gelar
doktor di bidang bedah ia peroleh dari salah satu
universitas di Pakistan.
Aktivitas Aiman Azh-Zhawihiri dalam amal
islami (pergerakan Islam) dimulai sejak muda,
yaitu 1966, ketika Sayyid Quthub digantung.
Namun namanya baru mulai mengemuka
setelah peristiwa terbunuhnya Anwar Sadat. Ia
dituduh terlibat dalam jaringan yang berusaha
menghabisi Sadat. Ia pun ditangkap pada tanggal
25 Dzulhijjah 1401 H dan dijatuhi hukuman tiga
tahun penjara.
Tekanan dari rezim Husni Mubarak—pengganti
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
16
Anwar Sadat—membuat sebagian aktivis Islam
memilih untuk meninggalkan Mesir. Apalagi,
waktu itu jihad Afghanistan sedang berkecamuk
dengan sengit. Aiman Azh-Zhawahiri dan Abdul
Qadir Abdul Aziz pun menjadikan Bulan Sabit
Merah Kuwait sebagai “batu loncatan” untuk
berjihad.
Tahun 1405 H, mulai bekerja sebagai
sukarelawan medis di Rumah Sakit Bulan Sabit
Merah Kuwait di Peshawar, Pakistan. Dari sini
ia mulai masuk dan berpartisipasi dalam jihad
di wilayah Afghanistan.
Tahun 1413 H, bersama dengan sahabatnya,
Usamah bin Ladin, berhijrah ke Sudan.
Tahun 1416 H, kembali Afghanistan setelah
pemerintahan Taliban berhasil menguasai
sebagian besar wilayah Afghanistan dan
berhasil mendirikan pemerintahan Islam.
Terakhir, pada tahun 1418 H, bersama dengan
sejumlah tokoh “penting” seperti: Usamah
bin Ladin (Kantor Pelayanan Mujahidin,
Pakistan), Rifa‘i Ahmad Thaha (Jamaah
Islamiyah, Mesir), dan Amir Hamzah (Harakah
Mujahidin, Bangladesh), Aiman Azh-Zhawahiri
mendeklarasikan “Front Islam Internasional
untuk Melawan Yahudi dan Salibis”. Front
inilah yang diyakini oleh banyak pihak sebagai
embrio dari sebuah organisasi jihad yang
bersifat multinasional dan lintas negara, yang
kemudian dengan “Tanzhim Qa‘idatul Jihad”
atau “Al-Qa‘idah”.
Berikut ini adalah beberapa karyanya yang
dipublikasikan di situs web Minbar At-Tauhid wa
Al-Jihad (www.tawhed.ws):
Al-Walâ’ wal Barâ’: ‘Aqidah Manqulah wa Waqi‘
Mafqud (Loyalitas dan Berlepas Diri: Antara
Akidah dan Praktiknya yang Mulai Hilang)
Al-Kitâb Al-Aswad: Qishshatu Ta‘dzîbil
Muslimîn fi ‘Ahdi Husni Mubarak (Buku Hitam:
Kisah-kisah Penyiksaan Umat Islam pada Era
Husni Mubarak)
Mishra Al-Muslimah: Baina Siyâthul Jalâdîn
 wa ‘Umâlatul Kha’inîn (Mesir Negeri Kaum
Muslimin: Antara Cemeti Para Algojo dan
Konspirasi Para Pengkhianat)
Al-Hishâd Al-Murr: Al-Ikhwân Al-Muslimûn fî
Sittîna ‘Âmm (Tikaman yang Terus-Menerus:
60 Tahun Ikhwanul Muslimin, Sebuah
Kritikan)
Syifa’ush Shuduril Mu’minîn (Obat Penawar
Hati bagi Kaum Mukminin)
I’zazu Rayatil Islam (Meninggikan Bendera
Islam)
At-Tabri’ah (Berlepas Diri: Tanggapan dan
Kritik untuk Tulisan Sayyid Imam yang
Berjudul Watsiqatut Tarsyid)
Fursanun tahta Rayatin Nabi (Para Ksatria
di Bawah Bendera Nabi: Kisah Fase Mihnah
Jamaah Jihad)
Ash-Shubhu wal Qindil (Pakistan dan
Konstitusinya dalam Timbangan Islam)
Anwar Al-Aulaqi
Anwar Al-Aulaqi (‫ )ﺃﻧﻮﺭ ﺍﻟﻌﻮﻟﻘﻲ‬lahir pada 22 April
1971 (usia 40) di Las Cruces, New Mexico,
Amerika Serikat. Ia memiliki kewarganegaraan
ganda: AS dan Yaman, dan merupakan keturunan
Yaman. Ia dikenal sebagai seorang dai, pemimpin
spiritual, sekaligus pernah menjadi imam masjid
di AS. Ia dianggap oleh pihak Barat sebagai
tokoh kharismatik yang menjadi inspirator teror.
Menurut para pejabat AS, Ia adalah seorang
perekrut bakat senior dan motivator, sekaligus
memiliki kemampuan operasional sebagai
seorang perencana dan pelatih bagi Al-Qa’idah
dan cabang-cabangnya.
Staf Kementerian Keuangan untuk Pengawasan
Terorisme dan Intelijen Keuangan AS pernah
mewanti-wanti bahwa Al-Aulaqi «adalah orang
yang sangat berbahaya, memiliki tekad untuk
melancarkan serangan yang mematikan kepada
warga Amerika dan warga dunia lainnya.” Dikenal
aktif di jaringan internet, di mana ia memiliki
17
sebuah blog, halaman Facebook, dan banyak
video di YouTube, sehingga sering dideskripsikan
sebagai “Bin Laden-nya dunia internet”.
Saat ini Al-Aulaqi diduga berada di wilayah
selatan Yaman; mendampingi Amir Tanzhim Al-
Qa’idah untuk Jazirah Arab Nashir Al-Wuhaisyi.
Pada 6 Mei 2011, pejabat AS menyatakan bahwa
mereka saat ini menggunakan pesawat tanpa
awak MQ-1 Predator untuk berpatroli di wilayah
tersebut. Salah satu misil pernah diluncurkan
melalui peralatan ini, yang mengarah kepada
Al-Aulaqi, namun sejauh ini belum berhasil
menewaskannya.
Nashir Al-Wuhaisyi
Nashir bin Abdul Karim Al-Wuhaisyi, yang
memiliki nama kunyah Abu Bashir, adalah
salah seorang warga negara Yaman. Namanya
mengemuka seiring dengan posisinya yang
terakhir sebagai Amir Tanzhim Al-Qaidah di
Jazirah Arab. Ia pernah mendapat kepercayaan
sebagai sekretaris Usamah bin Ladin. Ia pula yang
mendeklarasikan merger Tanzhim Al-Qa’idah
Arab Saudi dan Yaman pada Januari 2009. Aiman
Azh-Zhawahiri pernah mengonfirmasi langsung
ditunjuknya AL-Wuhaisyi sebagai amir Al-Qa’idah
di Jazirah Arab dalam salah satu video yang
diposting online di internet. Pihak Pemerintah
Arab Saudi maupun Yaman mengategorikannya
sebagai buronan yang paling dicari.
Nashir Al-Wuhaisyi pernah menjadi sekretaris
pribadi Usamah bin Ladin selama bertahun-tahun
di Afghanistan. Ia meninggalkan Afghanistan
pada 2001 dan kemudian sempat ditangkap oleh
pihak Iran. Dua tahun setelah penahanannya,
ia diserahkan kepada pihak Yaman kemudian
dipenjara tanpa tuntutan. Pada Februari 2006,
bersama dengan 23 tahanan Yaman, ia berhasil
meloloskan diri dari tahanan penjara dengan
keamanan maksimum di Sana’a.
Al-Wuhaisyi ditunjuk sebagai pemimpin Al-
Qa’idah Yaman setelah amir sebelumnya
meninggal dalam serangan pesawat tanpa
awak Predator pada 2002. Kemungkinan alas
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
an penunjukkannya adalah kemampuan,
pengalaman, dan kapasitas (amanah)nya sebagai
orang yang sangat dekat dengan Usamah bin
Ladin.
Nashir Al-Wuhaisyi dan tiga orang mujahid lain
pernah tampil dalam beberapa video yang dirilis
pada Januari 2009. Al-Wuhaisyi juga pernah
mempublikasikan video yang berisi seruan
untuk berjihad pada bulan Februari tahun yang
sama. Ia pernah mengemukan tudingan bahwa
meningkatnya kehadiran kapal-kapal perang
Barat di kawasan Tanduk Afrika dengan dalih
memerangi perompakan (bajak laut Somalia)
sebenarnya untuk persiapan menyerang Islam.
Saiful Adl
Saiful Adl (‫— )ﺳﻴﻒ ﺍﻟﻌﺪﻝ‬yang berarti "Pedang
Keadilan"—adalah nama panggilan dari seorang
anggota senior Al-Qa’idah asal Mesir. Tidak
diketahui secara persis nama aslinya, namun
dugaan paling popular menyebutkan bahwa
namanya adalah Muhammad Ibrahim Makkawi.
Lahir 11 April 1960 atau 1963.
Rekam jejak Saiful Adl dimulai dengan tuduhan
keterlibatannya dalam pembunuhan Presiden
Mesir Anwar As-Sadat. Ia meninggalkan Mesir
pada 1988 untuk bergabung dengan mujahidin
yang menahan invasi Uni Soviet di Afghanistan.
Sebagian pihak juga meyakini bahwa ia pernah
melakukan perjalanan ke Lebanon Selatan
bersama dengan Abu Thalhah As-Sudani, Saiful
Islam Al-Mishri, Abu Ja`far Al-Mishri, dan Abu
Salim Al-Mishri, di mana ia berlatih dengan
Hizbullah.
Ketika di Khartoum, Sudan bersama dengan
rekan-rekannya dari Jamaah Jihad, Saiful Adl
mengajari para pejuang bagaimana menguasai
bahan peledak di sektor yang tidak dipakai di
Kompleks Pertanian Ad-Damazin.
Saiful Adl didakwa terlibat dalam pengeboman
Kedubes AS di Afrika pada 1998 yang berada
di Nairobi, Kenya dan Darussalam, Tanzania.
Menurut dakwaan, ia adalah anggota Majelis Syura
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011
18
Al-Qaidah dan mengetuai Komite Militernya. Ia
pula yang selama ini menyelenggarakan pelatihan
militer dan intelijen untuk anggota-anggota
Jihad Islam Mesir dan kemudian Al-Qaidah di
Afghanistan, Pakistan, dan Sudan, termasuk suku-
suku Somalia yang anti-PBB. Sangat mungkin
di antara para pejuang yang dilatihnya adalah
mereka yang terlibat Pertempuran Mogadishu
yang dikenla dengan Black Hawk Down. Ia juga
mendirikan fasilitas pelatihan Al-Qaidah di Ras
Kamboni di Somalia, dekat perbatasan Kenya.
Saiful Adl menikahi putri Abul Walid Al-Mishri
(Mushthafa Hamid), dan mereka dikaruniia
lima orang anak. Mushthafa Hamid—yang juga
memiliki nama alias Hasyim Al-Makki ini—adalah
seorang mujahid kelahiran Mesir 1945 yang
dikenal kiprahnya pada jihad era invasi Uni Soviet
di Afghanistan. Sosok Mushthafa Hamid sering
dianggap sebagai seorang penasihat Al-Qaidah,
tetapi ia sendiri menolak anggapan tersebut.
Ia sempat menjadi koresponden Aljazeera di
Kandahar, Afghanistan dari 1998 hingga 2001.
Saat ini ia diyakini berada dalam tahanan rumah
di Iran, namun hingga kini ia masih aktif di
internet melalui situsnya: www.mafa.asia.
Abu Mush’ab Abdul Wadud
Diketahui memiliki nama asli Abdul Malik
Darwudkal (?). Lahir di desa Zayyan, Baladiyyah
Mafatih, Bulaidah, Aljazair pada 14 Shafar 1390
H/20 April 1970 M. Saat ini menjabat sebagai amir
dari Tanzhim Al-Qa’idah fi Al-Maghrib Al-Islami.
Pada tahun 1989 berhasil meraih gelar sarjana di
bidang pendidikan jasmani. Kemudian ia juga
berhasil meraih gelar lain di bidang Matematika
sebelum aktif dalam harakah jihad pada 1996.
Sebelumnya Abu Mush’ab Abdul Wadud dikenal
sebagai amir regional Al-Jama’ah As-Salafiyyah li
Ad- Da’wah wa Al-Qital (JSDQ) selama beberapa
tahun. Akhirnya ia tunjuk sebagai amir yang
menggantikan amir sebelumnya yang gugur pada
2004 yang bernama Nabil Ash-Shahrawi.

Di bawah kepemimpinannya, JSDQ berkembang
pesat dan mampu tampil di panggung jihad
internasional. Pada September 2006 JSDQ
mengumunkan diri telah bergabung dengan
Tanzhim Al-Qa’idah dan pada Januari 2007 JSDQ
resmi berganti nama menjadi Tanzhim Al-Qa’idah
fi Bilad Al-Maghrib Al-Islami. Pada Desember 2007
Amerika Serikat Departemen Keuangan dikenakan
sanksi keuangan dan membekukan aset Abu
Mush’ab Abdul Wadud di bawah Executive Order
President of The US 13224.
Abu Yahya Al-Libi
Abu Yahya Al-Libi (‫)ﻳﺤﻴﻰ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻠﻴﺒﻲ‬, kelahiran 1963,
adalah ideolog Islam dan tokoh penting dalam
Tanzhim Al-Qa’idah. Sebelum bergabung
dengan Al-Qa’idah, ia menjadi tokoh penting
dalam Al-Jama’ah Al-Islamiyyah Al-Muqatilah
Libia . Ia adalah sosok cerdas dan beilmu yang
menguasai bahasa Urdu, Pashto, dan Arab.
Nama aslinya adalah Hasan Qa’id Muhammad
dan memiliki nama alias Yunus Ash-Shahrawi .
Abu Yahya adalah warga Libia yang pernah
ditahan di luar koridor hukum (extra judicial)
di fasilitas penahanan Bagram, yang dalam
kampanye antiteror oleh AS dinyatakan bahwa
ia adalah tokoh Al-Qaidah. Al-Libi adalah salah
satu dari beberapa tawanan profil tinggi Bagram
yang lolos pada malam tanggal 10 Juli 2005.
Jarret Brachman, seorang analis mantan Central
Intelligence Agency (CIA), menyatakan al-Libi:
“Dia seorang pejuang Dia seorang penyair..
Dia sarjana. Dia cendekiawan satu. Dia seorang
komandan militer. Dan dia, sangat karismatik
muda, rising star kurang ajar dalam Al-Qaeda,
19
dan saya pikir dia telah menjadi pewaris Osama
bin Laden dalam hal mengambil alih (simpati/
orientasi) seluruh gerakan jihad global.”
Scheuer menyatakan dirinya bahwa “pada tahun
terakhir ini muncul sebagai garis keras teologis al-
Qaeda” dan “pemberontak-teolog” Ia juga seorang
tokoh penting pada Lajnah Syar’iyyah Al-Qaidah.
Beberapa karya tulisnya yang dipublikasikan
Minbar At-Tauhid wa Al-Jihad sebagai berikut:
Al-Arba’una fi Fadhlisy Syahadah (40 Hadits
Keutamaan Syahid)
Al-Jami’u lil Abhatsi war Rasa`il wat Taujihat
(Kumpulan Riset, Risalah, dan Pengarahan)
Al-Jihadu wa Ma’rakatusy Syubuhat (Jihad dan
Front Syubhat)
Al-Mu’lim - Hukmul Jasusil Muslim (Hukum
Mata-Mata)
At-Tabdid (Ar-Raddu ‘ala ‘Watsiqatut Tarsyid’)
Juz 1 (Bantahan terhadap Watsiqatut Tarsyid
yang ditulis Abdul Qadir bin Abdul Aziz)
At-Tatarusu fil Jihadil Mu’ashir (Ketika Orang
Islam Dijadikan Perisai Hidup oleh Musuh)
Daf’ul Malami ‘an Mujahidi Maghrib Al-Islam
(Pembelaan terhadap Mujahidin Maghrib/
Afrika Utara)
Nazharatun fil Ijma’il Qath’I (Sorotan terhadap
Klaim Ijma’ yang Didakwakan Abdul Qadir
bin Abdul Aziz dalam Kitabnya Al-Jami’u fi
Thalabil ‘Ilmisy Syarif )
Tafjiratul Jaza`ir - Ar-Raddu ‘ala Dr. Nashir Al-
’Umar (Telaah Peledakan di Aljazair: Sebuah
Kritik untuk Dr. Nashir Al-Umar).
Jurnal Islamic Crisis Group. Vol. 02/2011