Anda di halaman 1dari 9

Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita

VolumePendidikan
8 Nomor8 (4)
4 (2020)
(2020),215
215- 223
- 223

Jurnal Pelita Pendidikan


Journal of Biology Education
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/pelita/index
eISSN: 2502-3217 pISSN: 2338-3003

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM


PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA

As Tsaniyah Putri ‘Aisyiyah, Amrizal


Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Imlu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem
Iskandar, Pasar V Medan Estate, 20221
*Korespondensi Author: astsaniyahputri1997@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat artikel: Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan,
Diterima 15 November dan keterampilan. Pembaharuan proses pembelajaran Kurikulum 2013
2020 terletak pada pembelajaran yang menekankan pada dimensi pedagogik
Revisi 1 Desember 2020 modern, yaitu menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach).
Dipublikasikan 28 Pendekatan saintifik merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
Desember 2020 berbasis kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran biologi berbasis pendekatan saintifik (scientific
Kata kunci: approach), aktivitas siswa dalam penerapan pendekatan saintifik (scientific
aktivitas siswa, pembelajaran approach), dan stategi yang digunakan untuk mengatasi kendala pada
saintifik, pendekatan saintifik penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran
biologi di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat T.P.2019/2020. Desain
penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Sampel yang diambil
berjumlah 2 orang guru biologi dan 103 orang siswa. Teknik pengumpulan
data menggunakan lembar observasi, angket siswa, dan pedoman
wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan pandekatan saintifik mendapat skor 77,60% dengan interpretasi
cukup. Tahapan belajar saintifik yang dominan yaitu menanya, dan tahapan
belajar saintifik yang menjadi masalah dalam pembelajaran yaitu
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

ABSTRACT

The 2013 Curriculum emphasizes the improvement and balance of soft skills
and hard skills which include aspects of competence in attitudes, knowledge
and skills. The renewal of the 2013 Curriculum learning process lies in
learning that emphasizes modern pedagogical dimensions, that is scientific
approach. The scientific approach is a core part of contextual-based learning
activities. This study aims to determine the implementation of biological
learning based on scientific approach, the dominant activity student in the
application of scientific approach, and the strategy that used to fixed the
problem of the implementation of scientific approach in biology learning in
SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat T.P.2019 / 2020. The research
design used is quantitative descriptive. The samples were 2 biology teachers
and 103 students. Data collection techniques using, observation sheets,
student questionnaires, and interview guidelines. The result of the analysis
shows that the implementation of learning with scientific approach get
score 77,60 % which it is sufficiently. The dominant scientific learning stage
is questioning, and the scientific learning stage which is a problem in
learning that is associating, and communicating.

Copyright © 2019 Universitas Negeri Medan. Artikel Open Access dibawah


lisensi CC-BY-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)

215
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

How to Cite:
Aisyiyah, A.P., & Amrizal. (2020). Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Biologi . Jurnal Pelita Pendidikan,
8 (4), 215-223

PENDAHULUAN dari 85 % dari seluruh siswa yang mengikuti


pelajaran (Machin, 2014). Rahmatika (2017) juga
Kurikulum 2013 menekankan pada
menuliskan bahwa pelaksanaan pembelajaran
peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard
dengan pendekatan saintifik (scientific approach)
skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
adalah sebesar 80% dengan interpretasi cukup
pengetahuan, dan keterampilan. Pembaharuan
terlaksana di SMA Negeri 1 Binjai. Lebih lanjut
proses pembelajaran Kurikulum 2013 terletak
Siregar (2018) juga mengatakan bahwa tingkat
pada pembelajaran yang menekankan pada
ketercapaian perencanaan pembelajaran
dimensi pedagogik modern, yaitu menggunakan
Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik
pendekatan saintifik (scientific approach)(Musdar,
(scientific approach) adalah 79.30% sehingga
2017). Pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan
termasuk ke dalam kategori cukup baik.
untuk menjawab tantangan zaan terhadap
Dari hasil observasi yang dilakukan di SMA
pendidikan yakni untuk menghaisilkan lulusan
Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat, penerapan
yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan
pendekatan saintifik (scientific approach) sudah
berkatakter (Widyasmoro, 2015). Langkah-langkah
terlaksana tetapi belum optimal. Dalam
pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
wawancara dua guru biologi yang dilakukan, guru
meliputi menggali informasi melalui pengamatan,
pertama mengatakan bahwa suksesnya penerapan
bertanya, percobaan, kemudian mengolah data
pendekatan saintifik (scientificapproach)
atau informasi, menyajikan data atau informasi,
berhubungan dengan guru dan siswa. Ketika guru
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
sudah melakukan pendekatan saintifik (scientific
kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
approach), minat siswa yang menjadi kendala.
Pendekatan saintifik (scientific approach) dapat
Dalam kegiatan 5M, kegiatan mengumpulkan data
mengembangkan kemampuan berfikir peserta
dan mengasosiasikan menjadi hal yang kurang
didik (Musdar, 2017).
dalam siswa. Guru kedua juga mengatakan yang
Pendekatan saintifik merupakan bagian inti
serupa, menurutnya hal ini sangat berkaitan
dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.
dengan minat motivasi siswa dan metode
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
pembelajaran yang digunakan. Di SMA Negeri 1
siswa diharapkan bukan hasil mengingat
Binjai Kabupaten Langkat laboratorium biologi
seperangkat fakta tetapi merupakan hasil
tidaklah memadai, sehingga guru lebih sering
menemukan sendiri konsep-konsep yang ada,
menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam
ditemukan sendiri oleh, bukan menurut buku
proses pembelajaran.
(Irwandi, 2012). Dalam pembelajaran sains, siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berperan seolah-olah sebagai ilmuwan,
penerapan pendekatan saintifik (scientific
menggunakan metode ilmiah untuk mencari
approach) yang dilaksanakan selama pembelajaran
jawaban terhadap suatu permasalahan yang
di kelas, mengetahui respon aktivitas siswa
sedang dipelajari, sehingga siswa dilatih untuk
terhadap pembelajaran biologi dengan
memecahkan suatu masalah (Iskandar, 2014).
pendekatan saintifik(scientific approach) dan
Untuk hasil belajar biologi kelas
mengetahui strategi yang digunakan guru untuk
pembelajaran pendekatan saintifik (scientific
mengatasi kendala yang dihadapi dalam
approach) siswa memiliki nilai rata-rata
mengimplementasikan pembelajaran biologi
69,43berkategori cukup. Adapun untuk kelas
dengan pendekatan saintifik(scientific approach)di
model pembelajaran langsung nilai hasil belajar
SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat.
siswa rata-rata 51,48 dengan kategori rendah
(Marjan, 2014). Lalu penerapan pendekatan ini
METODE PENELITIAN
berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif,
afektif dan psikomotorik serta telah mencapai Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
ketuntasan klasikal yang diterapkan, yakni lebih Binjai Kabupaten Langkat yang beralamat di Jl. Yos

216
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

Sudarso Suka Makmur, Sukamakmur, Kec. Binjai, Lembar observasi pembelajaran saintifik dianalisis
Kabupaten Langkat Prov. Sumatera Utara. Waktu secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
penelitian dimulai pada bulan September 2019 skala likert. Lembar angket juga dianalisis dengan
sebanyak 2 kali pertemuan. Penelitian menggunakan skala likert, dan wawancara
dilaksanakan di kelas XI IPA.Sampel penelitian dianalisis secara deskriptif.
adalah 2 orang guru biologi dan 103 orang siswa
yang tersebar dalam tiga kelas (IPA 1, IPA 2, IPA 5). HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Hasil proses pembelajaran biologi diperoleh
random sample. dengan menggunakan lembar observasi dan hasil
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif angket. Hasilnya kemudian dihitung dengan
deskriptif, sehingga penelitian menggunakan menggunakan acuan skala likert lalu dianalisis
metode survei dengan mengumpulkan data secara deskriptif kuantitatif. Hasil dari observasi
sebanyak-banyaknya yang mendeskripsikan suatu dan hasil angket siswa tersebut dirata-ratakan
peristiwa berdasarkan realitas. Teknik sehingga diperoleh nilai dari proses pembelajaran
pengumpulan data dilakukan dengan biologi di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat.
menggunakan observasi, angket, dan wawancara.

Tabel 1. Hasil Proses Pembelajaran Guru Biologi di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat
Rata-rata
Aktivitas Rata-rata Kategori
XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 5
Pendahuluan 53,34 75,63 69,84 66,27 Kurang
Inti 84,34 83,8 84,76 84,30 Baik
Penutup 69,53 67,93 67,15 68,20 Kurang

Tabel 1 adalah hasil dari seluruh siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat
aktivitaspembelajaran dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, meningkatkan motivasi belajar siswa.
dan XI IPA 5 yangmerupakan perwakilan dari Kegiatan inti pembelajaran antara lain
seluruh kelas XI IPA yang dibawa oleh 2 guru mencakup penyampaian informasi, membahas
biologi. Dari seluruh hasil rata-rata berdasarkan materi standard untuk membentuk kompetensi
hasil observasi dan angket didapat bahwa kegiatan dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar
pendahuluan memiliki skor 66,27% dengan pengalaman dan pendapat dalam membahas
kategori cukup, kegiatan inti 84,30% dengan materi standard atau memecahkan masalah yang
kategori baikdan kegiatan penutup 68,20 % dihadapi bersama (Mulyasa, 2013). Nilai dari
dengan kategori kurang. proses pendekatan saintifik (Tabel 2) dihitung
Kegiatan pendahuluan dimulai dengan berdasarkan hasil angket siswa dengan
membuka pelajaran.Membuka pelajaran adalah menggunakan skala likert.
suatu usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan Dari seluruh aktivitas penerapan pendekatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran
siswa agar mental maupun perhatian terpusat biologi di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat,
pada hal-hal yang akan dipelajari sehingga akan didapat bahwa menanya adalah kegiatan yang
mudah mencapai kompetensi yang paling dominan dengan persentase 24%. serta
diharapkan(Sanjaya, 2011). Ada beberapa poin aktivitas penerapan Scientific Approach dalam
yang tidak terlaksana pada proses pembukaan, pembelajaran biologi yang terendah adalah
seperti tidak mendemonstrasikan sesuatu yang mengomunikasikan dengan persentase 17%. Lalu
terkait dengan materi yang akan dipelajari dan apabila kita rata-ratakan secara keseluruhan, hasil
terkadang di beberapa pertemuan penyampaian penerapan Scientific Approach dalam
tujuan tidak dilakukan. Padahal menurut Sanjaya pembelajaran biologi terfokus pada tahapan 5M di
(2011), memperjelas pemahaman siswa tentang SMA Negeri 1 Binjai Langkat terlaksana dalam
tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat kategori cukup dengan skor 77,60 %.

217
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

Tabel 2. Hasil Pendekatan Saintifik pada Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat
Rata-rata
Pendekatan Saintifik Rata-rata Kategori
XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 5
Mengamati 84,57 85,15 87,43 85,72 Baik
Menanya 93,93 93,18 96,43 94,51 Amat Baik
Mengumpulkan Data 77,15 74,25 65 72,13 Cukup
Menginformasikan 68,43 67,12 68,15 67,90 Kurang
Mengomunikasikan 67 61,97 74,19 67,72 Kurang

Proses pelaksanaan pendekatan saintifik Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013


(scientific approach)yang diamati selama 2 hari menyatakan bahwa kegiatan mengumpulkan data
berbeda. Pada hari pertama guru hanya siswa dapat melaksanakan penyelidikan,
memberikan metode ceramah, sehingga kegiatan percobaan, membaca sumber lain, mengamati
mengasosiaikan dan mengkomunikasikan tidak objek atau kejadian, aktivitas, serta wawancara
tampak saat pembelajaran. Sementara pada untuk mendapatkan informasi.
pertemua kedua, proses pendekatan saintifik Dalam kegiatan mengasosiasikan, guru
(scientific approach)sudah mulai terlihat dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
jelas. mencoba mengeksplor kemampuan mereka dalam
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
mengamati ini terlihat pada saat siswa mendengar, temannya.Pada saat ini, hubungan komunikasi
menyimak, dan melihat kelompok lain melakukan antar siswa untuk analisa data terlihat baik,
presentasi. Kelompok yang presentasi menampilan berbeda saat pertemuan pertama yang
gambar, tulisan, dan juga video tentang apa itu kebanyakan siswa bekerja secara mandiri.Kegiatan
jaringan meristem dan jaringan parenkim. Hal yang mengasosiasikan yang diteliti oleh Najakh (2018)
serupa juga dilakukan oleh Nuri (2018), dalam dilakukan dengan mengerjakan soal-soal yang ada
kegiatan mengamati guru memfasilitasi siswa di buku teks maupun soal yang telah disediakan
untuk mengamati sumber belajar berupa buku oleh guru yang dikerjakan 36 secara berkelompok
dengan membaca materi, menayangkan maupun secara individu. Siswa diperbolehkan
gambar/video, dan menginstruksikan siswa untuk mengakses informasi tambahan dari internet
mendengarkan penjelasan dari guru dan maupun buku tambahan, segala informasi yang
presentasi kelompok lain. telah diperoleh dari tahapan mengumpulkan data.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 A Sementara kegiatan mengasosiasikan yang diteliti
Tahun 2013, tahapan 5M dalam kegiatan oleh Nuri (2018) dilakukan dengan menarik
pendekatan saintifik adalah kegiatan siswa. kesimpuan secara bersama-sama.
Sehingga kegiatan menanya memberikan posisi Berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A
kepada siswa sebagai subjek dalam pengajuan Tahun 2013, kegiatan mengomunikasikan dapat
pertanyaan. Tahapan menanya adalah yang dilaksanakan dengan cara menyampaikan hasil
mendapat skor yang paling tinggi, yaitu 94,51%. pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
Hal ini memang dapat dilihat dari antusias dan analisis baik secara lisan, tertulis, maupun media.
jenis pertanyaan yang siswa berikan pada guru Berdasarkan hasil observasi dan angket dari siswa
atau pada siswa lain sejak awal permbelajaran. didapat bahwa kegiatan mengomunikasikan
Walaupun harus masih distimulus oleh guru, adalah yang mendapat nilai terendah kedua.
kualitas pertanyaan siswa sangatlah bagus Dalam penelitian yang dilakukan oleh Najakh
sehingga siswa lain termotivasi untuk memberikan (2018) siswa memiliki motivasi yang rendah untuk
pertanyaan juga. mengemukakan pendapat atau hasil olah pikir
Dalam kegiatan mengumpulkan data, siswa mereka mengenai materi yang diajarkan. Siswa
menggunakan buku teks, internet, dan buku terpaku pada informasi yang terdapat pada buku
pegangan lain. Beberapa pertanyaan yang tidak teks pegangan yang diberikan dari sekolah. Guru
bisa dijawab siswa, dibantu oleh guru. Berdasarkan lebih mendominasi untuk lebih memberikan

218
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

penjelasan dan lebih dominan mengimbau siswa untuk persiapan pembelajaran berikutnya. Ada
untuk membuat ringkasan materi dari buku teks kesan tergesa-gesa karena kehabisan waktu akibat
pegangan yang diberikan dari sekolah ceramah yang begitu dominan.vMenurut Sanjaya
tersebut.Pada saat observasi ketika (2011) menutup pelajaran dapat diartikan sebagai
mengomunikasikan dilakukan dengan kegiatan kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
presentasi dan membuat kesimpulan.Hal yang pelajaran dengan maksud untuk memberikan
sama juga didapat oleh Nuri (2018), dalam gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
kegiatan mengomunikasikan guru meminta siswa dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan
untuk membuat laporan tulis sederhana dan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat
memberi kesempatan kepada siswa untuk keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam
melakukan kegiatan mengomunikasikan dengan proses pembelajaran. Sementara Rahmatika
mempresentasikan hasil pengamatan. (2012) mengatakan kegiatan akhir dalam
Kegiatan menutup mendapat skor 68,20 % pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai
dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil diskusi kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga
dengan observer, hal ini dapat diakibatkan oleh sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan
alokasi waktu yang digunakan tidak mencakup kegiatan tindak lanjut.
untuk menyampaikan seluruh materi pelajaran Ada beberapa kendala aktivitas siswa dalam
dan kegiatan pembelajaran.Kasus ini mirip dengan melaksanakan pembelajaran pendekatan saintifik
apa yang ditulikan oleh Suharno (2014) dalam (scientific approach) dilihat berdasarkan observasi
peneitiannya, penutup pembelajaran tidak dan angket siswa. Kemudian strategi dalam
melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. mengatasi kendala tersebut diperoleh dari hasil
Guru nampaknya juga lupa tidak memberikan wawancara guru disertai diskusi dengan peneliti.
penguatan berupa pertanyaan ataupun tugas

Tabel 3.Kendala aktivitas siswa dalam pelaksanaan pendekatan saintifik (scientific approach)

No Kendala aktivitas siswa dalam Pelaksanaan Penerapan Scientific Approach

1 Mengamati. Dalam melakukan pengamatan, siswa hanya mengandalkan buku teks dan gambar yang
disediakan guru. Alat bantu dalam pengamatan tidak dilakukan dan siswa masih harus diberi motivasi
dan stimulus dalam kegiatan pengamatan.
2 Menanya. Siswa hanya aktif bertanya ketika guru memberikan contoh. Sedangkan jika secara
mandiri, hanya sebatas beberapa siswa yang mau bertanya, dan pertanyaan yang diajukan sebatas
beberapa pertanyaan yang ada pada buku paket.
3 Mengumpulkan data. Siswa hanya menggunakan buku paket dalam mengumpulkan data. Dan akan
menambah sumber dari internet jika tugas dikerjakan di rumah. Sementara jika menggunakan buku
pegangan lain, hanya beberapa siswa yang menggunakannya.
4 Mengasosiasikan. Siswa sangat jarang melakukan analisis dari diskusi yang dilakukan, dan tidak
mendiskusikan data hasil temuan dengan teman sekelompoknya.
5 Mengomunikasikan. Siswa tidak menyajikan data dalam bentuk bagan, diagram atau grafik.

Dalam kegiatan mengamati karena biologi tetapi, ruang praktikum tidak memadai di sekolah
merupakan mata pelajaran yang mempelajari jadi guru sangat jarang untuk melakukan
tentang makhluk hidup dan alam sekitar sehingga praktikum. Sama halnya dengan apa yang diteliti
sangat tepat jika melaksanakan kegiatan oleh Subarnia (2014) fungsi laboratorium sebagai
pembelajaran di luar kelas ataupun praktikum. pelengkap menyebabkan fasilitasnya kurang
Sesuai dengan apa yang dikatakan Afcarino (2008), mendapat perhatian, bahkan ruangannya pun
belajar biologi bukan hanya berhadapan dengan dipergunakan sebagai ruang kelas atau ruang guru.
teori dan konsep saja, melainkan harus melakukan Sebenarnya untuk mengatasi kendala ini bisa
sesuatu, mengetahui, dan memecahkan masalah dilakukan dengan membawa siswa belajar di luar
yang berkaitan dengan pembelajaran biologi. Akan kelas. Akan tetapi, ini juga akan berhubungan

219
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Jika ia Dalam kegiatan mengumpulkan data siswa
hanya berupa sel dan jaringan, maka akan sulit hanya menggunakan sumber buku pelajaran yang
untuk membawa peserta didik ke luar lapangan, diberikan, dan akan menambah sumber belajar
dan akan lebih akurat jika melakukan praktikum dari internet jika tugas yang diberikan dibawa
dengan menggunakan mikroskop. Materi biologi pulang untuk dikerjakan di rumah. Strategi yang
tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta dapat dilakukan adalah dengan menambahkan
ilmiah tentang fenomena alam yang konkret, minat belajar dan motivasi siswa. Terkadang guru
tetapi juga berkaitan dengan hal-hal atau objek- sudah melaksanakan pendekatan saintifik akan
objek yang abstrak. Dengan demikian untuk tetapi terkendala karena minat siswa yang rendah.
merancang pembelajaran biologi diperlukan Siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran
berbagai alat dukung, seperti: penggunaan media dapat diatasi dengan penggunaan media
pembelajaran, sarana laboratorium dan lainnya pembelajaran.
(Rustaman, 2011; Sudarisman, 2015). Siswa aktif Dalam mengasosiakan, siswa sangat jarang
berpendapat dengan gambar yang ditampilkan melakukan analisis dari diskusi yang dilakukan, dan
oleh guru (Wina, 2017). Purwanti (2010) juga tidak mendiskusikan data hasil temuan dengan
menuliskan penggunaan media konkret dapat teman sekelompoknya. Menurut guru, hal ini juga
meningkatkan aktivitas belajar. Selain berkaitan dengan minat dan motivasi belajar
meningkatkan aktivitas siswa, motivasi belajar siswa. Upaya alternative yang dapat dilakukan
siswa juga dapat ditingkatkan melalui media untuk mengatasi kendala ini adalah dengan
pembelajaran sesuai dengan hasil penelitian mengubah skenario model pembelajaran yang
Kartikasari (2016). telah direncanakan disesuaikan dengan situasi dan
Setelah kegiatan mengamati adalah kegiatan kondisi yang sedang terjadi di kelas atau
bertanya. Siswa lebih aktif jika guru memulai lingkungan sekolah. Model-model pembelajaran
pelajaran dengan memberikan contoh dalam tersebut dapat berupa modep pembelajaran yang
kehidupan nyata. Frekuensi siswa yang bertanya di inovatif yang proses pembelajarannya berpusat
awal pelajaran dengan memberikan contoh dan pada siswa (student centered), antara lain model
setelah melakukan pengamatan menggunakan pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
gambar sangat berbeda. Gambar yang ditampilkan berbasis masalah (problem based learning), model
memanglah menarik, akan tetapi dengan pembelajaran kontekstual, model siklus belajar,
memberikan contoh siswa langsung merasakannya model pembelajaran inkuiri, dan pembelajaran
dalam kehidupan nyata. Sehingga jalan alternatif masalah (problem solving). Menurut Sani (2014)
yang diberikan melalui kegiatan bertanya adalah upaya untuk melatih siswa dalam melakukan
dengan membawa hal-hal yang dialami siswa ke penalaran dapat dilakukan dengan meminta siswa
dalam pelajaran, maka siswa akan memiliki rasa untuk mengalisis data yang telah diperoleh
ingin tahu yang tinggi sehingga peran siswa untuk dehingga mereka dapat menemukan hubungan
aktif mengikuti metode pembelajaran yang antar variabel, atau dapat menjelaskan tentang
dilaksanakan guru dapat meningkat. Pengkaitan isi data berdasarkan teori yang ada, menguji
pelajaran dengan lingkungan sekitar akan hipotesis yang telah diajukan, dan membuat
membuat pelajaran yang didapat di kelas kesimpulan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Wina (2017), kegiatan menalar yang dilakukan
Yani dan Ruhimat (2018) untuk membuat siswa berbentuk ringkasan, pertanyaan, dan
pertanyaan - pertanyaan dapat disusun dengan jawaban. Siswa diberikan kesempatan untuk
cara berdiskusi. Setelah pertanyaan terkumpul, menalar informasi yang didapatkan dari
salah seorang peserta didik membacakannya di kelompoknya.
depan kelas dan guru memilih beberapa Kegiatan yang terakhir adalah
pertanyaan yang dianggap rasional, dapat dijawab mengomunikasikan.Yang menjadi kendala adalah
dengan data atau informasi yang tersedia, dan siswa tidak menyajikan data dalam bentuk bagan,
terjangkau oleh waktu belajar. diagram atau grafik. Dalam wawancara guru,
dikatakan bahwa seluruh rangkaian 5M saling

220
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

berhubungan satu sama lain. Keberhasilan tahap KESIMPULAN


akhir sangat bergantung dengan kegiatan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
sebelumnya. Jika siswa belum mampu menyajikan dari hasil analisis data dan tambahan wawancara
data dalam bentuk bagan, diagram atau grafik guru biologi maka dapat disimpulkan bahwa
maka hal yang perlu diperbaiki adalah kegiatan penerapan scientific approach dalam
mengamati, menanya, mengumpulkan data, dan pembelajaran biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 1
mengasosiasikan. Minat siswa dan guru juga Binjai Kabupaten Langkat dalam kegiatan
berpengaruh untuk meningkatkan daya analisa pembelajaran secara keseluruhan, meliputi
siswa. Untuk ini hal-hal yang disebutkanlah yang kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
perlu diperbaiki. Karena kondisi pembelajaran mendapat kategori cukup. Dari seluruh kegiatan
yang diharapkan dari pendekatan saintifik adalah aktivitas siswa dalam pendekatan saintifik kegiatan
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari menanya adalah kegiatan yang paling dominan
berbagai sumber melalui observasi, bukan hanya sementara kegiatan yang kurang diminati siswa
diberi tahu. Menurut Fauziah (2013) pendekatan adalah kegiatan mengasosiasikan. Adapun strategi
saintifik mengajak siswa langsung menginverensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala
masalah yang ada dalam bentuk rumusan masalah siswa dalam melakukan pendekatan saintifik
dan hipotesis. Dalam pelaksanaannya, siswa akan adalah memberikan obyek pengamatan yang
memperoleh kesempatan untuk melakukan menarik perhatian untuk mengamati, memancing
penyelidikan dan inkuiri serta mengembangkan siswa untuk bertanya dengan memberikan contoh
dan menyajian hasil karya. dalam kehidupan yang dialami siswa, penyediaan
Penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2012), sumber belajar yang banyak untuk mengumpulkan
ada beberapa hambatan yang dialami oleh guru data, penggunaan model dan metode
dalam pelaksanaan pendekatan saintifik (scientific pembelajaran yang menarik untuk
approach) antara lain: (1) pada kegiatan menanya mengasosiasikan, dan mengoptimalkan kegitan
sulit menarik minat siswa untuk bertanya maupun 5M agar hasil akhir dapat berjalan dengan baik.
memberikan pendapat mereka dalam Penelitian ini diharapkan terus dikembangkan
pembelajaran, (2) kurangnya pengelolaan waktu dengan melihat bagaimana penderapan
oleh guru, (3) rumitnya persiapan yang harus pendekatan saintifik dapat mempengaruhi askep
dilakukan oleh guru, (4) guru kurang mampu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
mengelola kelas sehingga kegiatan belajar menjadi
tidak kondusif. Untuk itu, agar pembelajaran UCAPAN TERIMAKASIH
saintifik berjalan dengan baik. Siswa dan guru Ucapan terima kasih disampaikan kepada
harus saling berkerja sama dan berkoordinasi satu Guru dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Binjai
sama lain. Kabupaten Langkat yang telah membantu dalam
Dengan pembelajaran saintifik, siswa penelitian ini.
diharapkan memiliki kemandirian dalam belajar.
Pelajaran biologi sangat berkaitan dengan DAFTAR PUSTAKA
kehidupan sehari-hari sehingga siswa mampu Afcarino, M., (2008), Penerapan Pembelajaran
merumuskan masalah dan melakukan langkah- Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
langkah ilmiah untuk menemukan jawabannya. Kemampuan Berfikir Siswa pada Mata
Peran guru juga sangat penting sebagai fasilitator Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan
Volume Inovatif, Vol 3, No 2: 65-68.
dan yang akan membimbing siswa. Sehingga
Aryani, M.F., (2014), Studi Kasus Penerapan
sumber belajar dan media pembelajaran sangat
Pendekatan Saintifik pada Guru-Guru
dibutuhkan. Diharapkan nantinya pembelajaran
di SMA N 1 Bawang, Economic
pendekatan saintifik (scientific approach) mampu Education Analysis Journal, Vol 3, No
mengembangkan sikap kognitif, afektif, dan 3: 558-563.
psikomorotik siswa. Fauziah, R, A.G Abdullah, D.L Hakim, (2013),
Pembelajaran Saintifik Elektronika
Dasar Berorientasi Pembelajaran

221
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

Berbasis Masalah, Jurnal Invorec, Vol 2018/2019, Skripsi, Universitas Negeri


9, No 2: 165-178. Medan.
Irwandi, (2012), Pengaruh Pendekatan Kontekstual Purwanti, L., (2010), Peningkatan Aktivitas
dalam Pembelajaran Biologi melalui Pembelajaran IPA dengan Media
Strategi Inkuiri dan Masyarakat Belajar Benda Konkret pada Siswa Kelas II SDN
pada Siswa dengan Kemampuan Awal 01 Kaling tasikmadu Karanganyar
Berbeda terhadap Hasil Belajar Tahun 2009/2010, Skripsi, FKIP,
kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Jurnal Kependidikan Triadik, Vol 12, Rahmatika, U., (2017), Pemetaan Pembelajaran
No 1: 33-41. Biologi Berbasis Scientific Approach di
Iskandar, S.M., (2014), Pendekatan Keterampilan SMA Negeri 1 Binjai, Jurnal Pelita
Metakognitif dalam Pembelajaran Pendidikan, Vol 6, No 1: 028-035.
Sains di Kelas, ERUDIO, Vol 2, No 2: Rustaman, N.Y., (2011), Pendidikan dan Penelitian
14-20. Sains dalam Mengembangkan
Kartikasari, G., (2016), Pengaruh Media Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Pembelajaran Berbasis Mulimedia untuk Pembangunan Karakter.
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Makalah Seminar Nasional VIII P.
Materi Sistem Pencernaan Manusia Biologi, FKIP UNS, Surakarta.
Studi Eksperimen pada Siswa Kelas V Sani, R.A., (2014), Pendekatan Saintifik Untuk
MI Miftahul Huda Pandantoyo, Implementasi Kurikulum 2013, Bumi
Dinamika Penelitian, Vol 16, No 1: 59- Aksara, Jakarta.
77
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran
Machin, A., (2014), Implementasi Pendekatan Berorientasi Standar Proses
Saintifik, Penanaman Karakter dan Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Konservasi pada Pembelajaran Materi
Siregar, M, K., (2018), Implementasi Kurikulum
Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA
2013 dengan Pendekatan Saintifik
Indonesia, Vol 3, No 1: 28-35.
(Scientific Approach) pada Mata
Marjan, J, I.B Putu Arnyana, I.G.A Nyoman Pelajaran Biologi. Jurnal Pelita
Setiawan, (2014), Pengaruh Pendidikan, Vol 6, No 4: 238-246.
Pembelajaran Pendekatan Saintifik
Subarnia IDP, P Artawan, S Wahyuni, (2014),
terhadap Hasil Belajar Biologi dan
Analisis Kebutuhan Tata Laksana
Keterampilan Proses Sains Siswa MA
Laboratorium IPA SMP di Kabupaten
Mu’allimat NW Pancor Jaringan pada
Buleleng, Jurnal Pendidikan
tumbuhanong Kabupaten Lombok
Indonesia,Vol 3, No 2: 446-459.
Timur Nusa Tenggara Barat, e-journal
Program Pascasarjana Universitas Sudarisman, S., (2015), Memahami Hakikat dan
Pendidikan Ganesha, Vol 4. Karakteristik Pembelajaran Biologi
dalam Upaya Menjawab Tantangan
Mulyasa, H.E., 2013. Pengembangan dan
Abad 21 serta Optimalisasi
Implementasi Kurikulum 2013,
Implementasi Kurikulum 2013, Jurnal
Rosdakarya. Bandung.
Florea, Vol 2, No 1: 29-35
Musdar, M., (2017), Pemetaan Konsep Fisika Siswa
Suharno, (2014), Implementasi Pembelajaran
Kelas XI pada Kurikulum 2013, Jurnal
Berbasis Kurikulum 2013 pada Mata
Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK),
Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1
Vol 4, No 1: 36-41.
Gondang Kabupaten
Najakh, S.H., (2018), Pemetaan Penerapan Tulungagung,Jurnal Humanisty,Vol 10,
Scientific Approach dalam No 1:147-157.
Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1
Widyasmoro, C., (2015), Identifikasi dan Analisis
Batang Kuis T.P 2017/2018, Skripsi,
Hambatan Guru Biologi Kelas X dalam
Universitas Negeri Medan.
Implementasi Standar Proses dan
Nuri, A., (2018), Survei Pemetaan Proses Standar Penilaian Kurikulum 2013 di
Pembelajaran Biologi Berbasis SMA Negeri Se Kabupatem Semarang,
Pendekatan Saintifik (Scientific Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Approach) di SMA Muhammadiyah 1
Wina, D.R, N Hindarto, A.P.B Prasetyo, (2017),
Medan Tahun Pembelajaran
Studi Kasus Pendekatan Saintifik

222
Aisyiyah, Amrizal / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (4) (2020) 215 - 223

dalam Pembelajaran IPA pada


Kurikulum 2013 di SMP Negeri 5
Semarang, Journal of Innovative
Science Education, Vol 6, No 1: 18-27
Yani, A, Ruhimat, M., (2018), Teori dan
Implementasi Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013, PT. Refika Aditama,
Bandung.

223

Anda mungkin juga menyukai