Anda di halaman 1dari 7

RESUME FILM

SISTEM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS


Dosen Pembimbing : Rizky Erwanto, S.Kep., Ns., M.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :
RAHMAH
191300 – A16.2

PR
OGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022
A. Pembahasan
Prosedur bedah CABG merupakan prosedur pencangkokkan pembuluh darah lain
termasuk vena kaki atau arteri mamae kemudian di cangkokkan ke arteri coroner akibat
adanya sumbatan atau oklusi yang menutup aliran darah di arteri coroner jantung. CABG
digunakan untuk terapi penyumbatan yang parah, yang secara nyata mengurangi
kemampuan jantung untuk secara efektif memompakan darah ke seluruh tubuh. Terapi ini
memulihkan aliran darah normal ke otot jantung, dan juga meredakan gejala yang terkait
dengan penyakit jantung koroner, termasuk Angina (nyeri dada).Pembedahan dengan
prosedur CABG dilakukan oleh tenaga medis professional yang terdiri dari dokter bedah
jantung ahli CABG, dokter asisten yang sudah berpengalaman dan bersertifikat, dokter
ahli anestesi bedah jantung, perawat bedah jantung yang sudah mengikuti pelatihan dan
mempunyai sertifikat bedah jantung. Peran masing- masing tenaga kesehatan tersebut
sesuai dengan kompetensi masing- masing.
Operasi ini dipimpin oleh dokter, dokter bedah meninjau angiogram koroner
sebelum operasi dan mengidentifikasi jumlah obstruksi, persentase obstruksi masing-
masing, dan kesesuaian arteri di luar obstruksi sebagai target. Jumlah dugaan cangkok
pintas yang diperlukan serta lokasi untuk pemasangan cangkok ditentukan secara awal
sebelum operasi, tetapi keputusan akhir mengenai jumlah dan lokasi dibuat selama
operasi dengan pemeriksaan langsung jantung. dan dalam ruang lingkung keperawatan,
peran perawat berfokus pada kebutuhan pasien dengan memastikan bahwa pasien paham
akan jalannya operasi nanti. CABG ini dilakukan di ruang operasi dengan peralatan yang
komprehensif. Ruang operasi yang steril dan instrument yang lengkap menunjang
jalannya operasi. Pada prosedur CABG ini terdapat suatu mesin yang berfokus untuk
mengatur pempompaan jantung diluar corpal, hal ini dilakukan ketika pembuluh darah
jantung siap untuk dilakukan cangkok dengan pembuluh darah yang sudah disiapkan
sebelumnya. Alat ini bernama cardio pulmonary bypasss machine (CPB)
Sebelum dilakukan operasi CABG, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan,
hal ini juga termasuk dalam ruang lingkup penanganan dari perawat, misalnya
pemeriksaan kelengkapan berkas pasien meliputi kardiologi/HD/paru, edukasi mengenai
jalannya prosedur dan peninjaua orientasi alat-alat yang ada di ruang operasi untuk
kepentingan pembedahan saat sebelum memasuki ruang operasi, pasien di puasakan
selama 8 jam untuk menghindari risiko aspirasi, pemasangan IV line, sedasi dan tetap
perthatikan airway breathing, circulation. TTV pasien diperiksa meliputi tekanan darah ,
pernapasan, suhu tubuh, denyut jantung dan TEE/TTE pasien. Sebelm ke ruang operasi,
pasien, keluarga dan tenaga medis yang terkait akan melakukan doa bersama untuk
jalannya proses operasi yang lancer.
Saat diruang operasi, pasien harus disterilkan pada area pembedahan, memastikan
pasien sudah dalam masa anestesi. Proses prosedur CABG ini dilihat dari selama operasi
sekitar 4-6 jam, tenaga kesehatan tetap melakukan komunikasi baik dokter bedah jantung,
dokter anestesi dan perawat bedah jantung, karena selama operasi jantung akan
diberhentikan makan tetap mengecek setiap mekanisme pada mesin cardio pulmonary
bypasss machine (CPB), resusitasi oksigen tetap dipantau dan harus adekuat, suhu tubuh
tetap terjaga untuk proses metabolisme pasien, karena tidak boleh adanya kesahalan saat
operasi, maka tenaga kesehatan harus focus dengan jalannya operasi.
Pada saat post operasi pasien dianjurkan untuk tidak langsung beranjak dari
tempat tidur, namun tidak imonilasi total, pasien diminta untuk meminimalkan posisi
supinasi jika ada keperluan dengan perawat bisa memanggil melalui bel yang tertera di
ruang pasien, memonitor pain scale oasien, setelah beberapa hari pasien rutin dilakukan
aktivitas fisik seperti berjalan 5-7 menit, saat sebelum, dan sesudah makanjuga tetap
menjaga kebersihan, dan rutin melakukan personal hygiene. CABG ini termasuk dalam
prosedur invasive sehingga butuh untuk menjaga kebersihan luka post operasi,
memastikan monitor AGD pasien dan memantau resusitasi cairan pasien, dan tidak lupa
untukmelakukan monitor kapasitas paru atau volume tidak pasien dengan spirometri.

B. Implikasi Keperawatan
1. Sebagai Pendidik
Peran perawat sebagai pendidik dalam kasus di atas yaitu untuk memberikan
informasi berupa pengajaran mengenai pengetahuan terkait dengan operasi CABG.
Pada resume ini, perawat menjelaskan apa yang kurang dimengerti oleh pasien dari
segi cara penanganan pada keluhan pasien.
2. Sebagai Advokat
Peran perawat sebagai advokat pada kasus di atas yaitu tindakan perawat dalam
mencapai suatu untuk kepentingan pasien atau bertindak untuk mencegah kesalahan
yang tidak diinginkan ketika pasien sedang menjalankan terapi. Peran perawat
advokat ini dapat ditemukan saat pasien bingung dan berusaha memutuskan tindakan
yang terbaik bagi kesehatannya, untuk itu perawat dibutuhkan memberikan informasi
lengkap bagi pasien dan berusaha menolak bila tindakan itu membahayakan kondisi
pasien dan melanggar hak-hak pasien. Dalam resume ini, perawat bertugas untuk
selalu mendampingi pasien apabila pasien mengalami kesulitan dan membutuhkan
bantuan dalam mengatasi masalah terkait dengan operasi CABG.
3. Sebagai Peneliti
Perawat sebagai peneliti pada kasus di atas yaitu peran perawat yang menerjemahkan
temuan riset, bertanggung jawab untuk melakukan penelitian, mengidentifikasi,
menganalisis data, memecahkan masalah klinis dengan menerapkan prinsip dan
metode penelitian menggunakan metoda pada asuhan keperawatan. Resume ini
bermanfaat untuk mengembangkan ilmu/ pendidikan dan praktik keperawatan dan
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan keperawatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang di alami pasien yang akan operasi CABG.
4. Sebagai Konsultan
Perawat sebagai konsultan pada kasus di atas yaitu peran perawat yang bertugas
sebagai tempat konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan atau memberi
ajaran tentang tanda dan gejala terkait dengan prosedur CABG serta tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan. Dalam mengambil keputusan mengenai pengobatan
yang akan dipilih dan dijalani, klien memerlukan informasi dan berkonsultasi dengan
tenaga kesehatan.
5. Sebagai Pemberi Perawatan
Perawat sebagai pemberi perawatan pada kasus di atas secara langsung yaitu peran
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu dan
keluarga dengan menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin. Perawat ini
langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanakan, mengimplementasi dan
mengevaluasi asuhan keperawatan untuk mengatasi keluhan yang di alami pasien.
6. Sebagai Pemasaran Kesehatan
Perawat sebagai pemasaran kesehatan pada kasus di atas di tujukan kepada pasien dan
keluarga yaitu peran perawat dalam mempromosikan kesehatan atau gaya hidup sehat
dalam menghindari faktor pencetus untuk menghindari komplikasi penyakit.

C. Kesimpulan
Prosedur CABG ini merupakan prosedur dengan indikasi pasien yang mengalami
osbtrukis pada pembuluh darah jantung pasien. Prosedur ini dipimpin oleh dokter ahli
bedah jantung diikuti dengan dokter anestesi jantung dan perawat bedah jantung. Saat
sebelum melakukan operasi, pasien wajib untuk dipantau khususnya mengenai
hemodinamik pasien, monitor airway breathing circulation pasien untuk mencegah risiko
yang terjadi saat operasi. Ketika operasi berlangsung, komunikasi antar tenaga medis
harus saling berkesinambungan dengan transport oksigen pasien yang adekuat,
mekanisme mesin CPB dipantau ketat, hal ini tidak boleh ada kesalahan saat operasi.
Ketika post operasi, pasien dipantau ketat mengenai ketistabilan hemodinaminya di ruang
ICU atau HCU, pasien post op ini akan dilakukan imobilasi setelah mulai stabil keadaan
pasien dan tidak lupa memperhatikan hygiene pasien.
D. Daftar Pustaka
Arif, Muttaqin. (2009). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.

Jakarta : Salemba Medika

Brunner & Suddarth. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Ismail, Nurcahyo, & Harahap. (2016). Mortalitas Operasi Jantung Coronary Artery

ByPass Graft di RSUP Dr Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran ; Fakultas

Kedokteran ; Universitas Diponegoro

Lemone Priscillia, Burke Karen dan Bauldoff Gerene. (2012). Buku Aja Keperawatan

Medikal Bedah. EGC : Jakarta


FORMAT PENILAIAN RESUME FILM
NAMA :RAHMAH
NIM : 191300
KELAS : A16.2

No Kriteria Nilai Nilai


Maksimal
1 Ringkasan maksimal 5 paragraaft 15
2 Pembahasan 5w + 1h 15
3 Implikasi keperawatan 25
4 Kesimpulan 15
5 Daftar Pustaka 10
6 Kuantitas kualitas konsultasi 10
Jumlah

Dosen Pengampu

(Rizky Erwanto, S.Kep., Ns., M.Kep, Sp.Kep.Kom)

Anda mungkin juga menyukai