OLEH:
AGAM PIONER
P00331018002
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
AGAM PIONER
P00331018002
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
ii
iii
DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET IKAN GABUS
RINGKASAN
Agam Pioner
Dibawah bimbingan Imanuddin dan Astati
Latar belakang : Nugget adalah salah satu makanan siap saji yang cukup populer dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat karena lebih praktis, ekonomis, dan cepat untuk
dikonsumsi. Nugget awalnya terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk
potongan empat persegi dan dilapisi tepung roti yang berwarna sehingga menambah data
tarik kenampakannya. Adanya penambahan ikan gabus dan bayam dalam produk nugget
dimakasud untuk menambah nilai gizi bagi nugget. Ikan Gabus sangat kaya akan albumin,
salah satu jenis protein penting adalah Albumin yang diperlukan tubuh manusia setiap hari,
sedangkan. Bayam banyak mengandung vitamin A, B dan C, selain itu bayam banyak
mengandung garam-garam mineral yang penting seperti kalsium,fosfor dan besi. Zat besi
berguna untuk mendorong pertumbuhan badan dan menjaga kesehatan.
Kata kunci : Nugget, Ikan gabus, Bayam, Daya terima dan Kandungan Gizi.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “ Daya Terima Dan Kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa
Striata) Dengan Penambahan Bayam (Amaranthus) Sebagai Jajanan Sehat Anak sekolah”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Bidang Gizi.
Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis
rasakan. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati
2. Ibu Sri Yunanci V.G., SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Kendari
3. Ibu Euis Nurlaela, S.Gz, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan Gizi
4. Bapak Imanuddin, SP. M.Kes selaku Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi
dan meluangkan waktu membimbing dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini
5. Ibu Astati, SST, M.Kes selaku Pembimbing II yang selalu memberikan dukungan moril
yang sangat berarti bagi penulis dalam membimbing proses penyusunan karya tulis
ilmiah ini
6. Dr. Sultan A. Toruntju, SKM, M.Kes selaku penguji 1 dengan segala keikhalasan
menjadi penguji dan memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan karya
v
7. Supiati, STP, MPH selaku penguji 2 dengan segala keikhlasan menjadi penguji dan
memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan karya tulis ilmiah ini
8. Hasan, S.Gz, MPH selaku penguji 3 dengan segala keikhlasan menjadi penguji dan
memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan karya tulis ilmiah ini
9. Seluruh dosen dan staf Jurusan Gizi Poltekkes Kendari, yang telah banyak memberikan
10. Ucapan terima kasih teristimewah saya ucapkan kepada Ayahanda Abdul Haris dan
Ibunda Rostina, serta segenap keluarga besar yang sangat penulis cintai atas segala
kasih sayang yang tidak henti-hentinya memberikan segenap perhatian, do’a selama
11. Rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari yang tidak bisa disebutkan satu
persatu baik itu kakak senior, teman-teman seperjuangan maupun adik-adik junior.
12. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
Akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk kesempurn karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan. Atas saran dan kritik
Kendari, 2021
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
3. Bayam....................................................................................................................... 16
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner. ........................................................................................................... 54
3. Master tabel Daya terima dan kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa
sekolah. ............................................................................................................... 58
4. Daftar atribut Daya terima dan kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa
sekolah. ............................................................................................................... 60
5. Daftar frekuensi Daya terima dan kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa
sekolah. ............................................................................................................... 62
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makanan/restoran dan hotel.
(Kemenkes 2003)
Saat ini berbagai bahan pangan banyak digunakan baik sebagai bahan utama
maupun sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan jajanan, salah satu bahan
pangan yang banyak digunakan adalah ikan air tawar. Sulawesi Tenggara merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi ikan air tawar yang cukup besar.
Potensi lahan budidaya ikan air tawar yang dimiliki Sulawesi Tenggara adalah sebesar
Salah satu Kabupaten penyumbang produksi ikan air tawar yang cukup besar di
Sulawesi Tenggara adalah Kabupaten Konawe Utara, hal ini didukung oleh dua sungai
besar dan luasnya daerah rawa. Daerah Aliran Sungai yang melalui Kabupaten Konawe
pengaliran sungai (DPS) dengan jumlah total luas DPS 14.979,6 km2 dan total panjang
sungainya 847,2 km. (Kab. Konawe Utara dalam angka tahun 2015)
Salah satu potensi budidaya air tawar yang ekonomis di Kabupaten Konawe Utara
adalah ikan gabus. Ikan gabus yang memiliki kandungan gizi dan albumin yang cukup
tinggi dari pada ikan yang lain. Seperti pendapat Suprayitno,(2003), menyebutkan
1
bahwa ikan Gabus sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting.
Menurut Harianti 2011, konsumsi ikan gabus oleh masyarakat di daerah produksi ikan
gabus sangat baik bagi kesehatan, terutama bagi anak usia 1-5 tahuan karena kandungan
protein terutama albumin pada ikan gabus sangat baik untuk pertumbuhan otak.
Ikan gabus dapat dikonsumsi secara langsung dan sebagai bahan untuk pembuatan
makanan seperti jajanan. salah satu makanan jajanan yang dapat dibuat menggunakan
ikan gabus adalah nugget. Nugget adalah salah satu makanan siap saji yang cukup
populer dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena lebih praktis, ekonomis,
dan cepat untuk dikonsumsi. Nugget terbuat dari daging giling yang dicetak dalam
bentuk potongan empat persegi dan dilapisi tepung roti yang berwarna sehingga menarik
Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep fat frying) (Saleh et
al, 2002). Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan
perekat tepung (batter) dan diselimuti tepung roti (breading). Selain menggunakan bahan
utama, nugget juga bisa dikombinasikan dengan penambahan sayuran seperti bayam,
wortel, kacang merah, dan lain-lain. Berdsarkan penelitian yang dilkukan oleh Yulianti
dan Andi Khairun Mutia tahun 2018 didpatkn hasil bahwa nugget dengan konsentran
daging ikan gabus 80 gr, tepung wortel 20gr, tepung tapioka 80gr, tepung terigu 50gr
potensi dengan hasil produksi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 luas panen
mencapai 1246 Ha, Kabupaten Konawe Utara dengan luas panen 54 Ha (BPS Provinsi
1
Sulawesi Tenggara). Selain itu bayam dianggap sebagai raja sayuran dimana memiliki
kandungan gizi yang tinggi. Bayam banyak mengandung vitamin A, B dan C, selain itu
dan besi. Zat besi berguna untuk mendorong pertumbuhan badan dan menjaga
kesehatan. Kandungan besi dalam 100 gram bayam hijau yaitu 3,9 mg
(Rizki,2013)
lebih sering terpapar bau dan rasa sayuran sehingga nantinya mereka terbiasa
mengonsumsi sayuran.
Berdasarkan pemikiran diatas peneliti ingin membuat nugget ikan gabus dengan
sebagai salah satu alternative makanan jajanan sehat pada anak sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimanakah daya terima dan kandungan Gizi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui daya terima dan kandungan gizi nugget ikan gabus dengan
penambahan bayam
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui daya terima nugget ikan gabus dengan penambahan bayam berdasarkan
2
b. Mengetahui daya terima nugget ikan gabus dengan penambahan bayam berdasarkan
c. Mengetahui kandungan gizi makro meliputi (karbohidrat, protein, dan lemak) dan
kandungan gizi mikro meliputi (kalsium, kalium, fosfor, zat besi dan natrium).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi pada masyarakat bahwa ikan gabus dan bayam dapat
diolah selain menjadi lauk ataupun makanan pokok dan lauk sayur juga dapat
2. Bagi peneliti
laboratorium.
3. Bagi pemerintah
3
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.
Penelitiam-penelitian serupa yang digunakan sebagai acuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan atau dijual oleh
pedagang kaki lima dijalanan dan di tempat-tempat umum yang langsung dimakan atau
Jajanan menyebutkan bahwa makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau
restoran dan hotel. Konsumsi makanan jajanan yang tidak sehat dapat mengakibatkan
penurunan status gizi dan meningkatkan angka kesakitan pada anak sekolah
(Judarwanto, 2008)
Jajanan dikatakan tidak sehat jika menggunakan bahan kimia yang dilarang,
seperti pengawet, pengganti rasa manis (sakarin, siklamat), pewarna, bumbu penyedap
rasa atau MSG yang berlebihan, air yang dimasak dengan tidak matang, bahan makanan
yang sudah busuk dan bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama (Sihadi, 2004)
menyebabkan status gizi yang buruk (Suci, 2009). Selain itu, jajanan tidak sehat dapat
5
menyebabkan prestasi anak di sekolah juga terganggu. Pendidikan kesehatan berperan
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Pola makan atau
menu. Jika menyusun menu atau hidangan perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk
hidup sehat dan kebutuhana kembang. Kecukupan zat gizi sangat berpengaruhi pada
makanan yang sehat adalah suatu hal yang sangat penting ( Santoso dan Ranti, 2004).
1. Pengertian
Menurut Tati (1998) nugget adalah daging yang dicincang, kemudian diberi
bumbu-bumbu (bawang putih, garam, bumbu penyedap, dan merica), dicetak dalam
atau dicetak dalam bentuk yang lebih kecil, kemudian dicelupkan dalam putih telur
dan digulingkan ke dalam tepung panir sebelum digoreng. Nugget memiliki rasa
yang lebih gurih daripada daging utuh. Sedangkan Menurut Tanoto (1994), nugget
adalah suatu bentuk produk daging giling yang dibumbui, kemudian diselimuti oleh
perekat tepung (batter), pelumuran tepung roti (breading), dan digoreng setengah
Nugget termasuk ke dalam salah satu bentuk produk makanan beku siap saji,
dibekukan. Produkbeku siap saji ini memerlukan waktu pemanasan akhir yang
6
cukup singkatuntuk siap disajikan karena produk tinggal dipanaskan hingga
tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre-frying) dan pembekuan
(Aswar, 1995).
yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan nugget pada waktu penggilingan
daging adalah dalam bentuk serpihan es. Penambahan air ini bertujuan untuk
daging.
pada penelitian (Yulianti, Andi Khairun Mutia 2018) analisis kadar protein
dan tingkat kesukaan nugget ikan gabus dengan penambahan tepung wortel. Dalam
pembuatan nugget ikan gabus, ikan gabus dicuci hingga bersih dan difillet. Daging
ikan dihaluskan dan ditambahkan bumbu yang sudah dihaluskan (bawang merah 30
g, bawang putih 20 g, merica 5 g dan garam 7 g), bahan pengikat yang terdiri dari
7
tepung wortel (TW), tepung tapioka (TK) dan tepung terigu (TT) (TW 20g : TK 80g
air 50 ml. Diaduk hingga homogen. Adonan dipipihkan dan dikukus selama 20
menit. Didinginkan dan dibentuk persegi panjang (Analisa protein dan lemak).
Dibaluri telur dan tepung roti. Nugget digoreng didalam minyak panas dengan suhu
(170°C) ditiriskan dan nugget ikan gabus siap diuji organeleptik (tingkat kesukaan).
ikan gabus 80 gr, tepung wortel 20gr, tepung tapioka 80gr, tepung terigu 50gr
paling banyak di sukai panelis dari aspek warna, tekstur, aroma, dan rasa.
terigu,telur ayam, garam, gula, minyak goreng, air es, bawang putih, jeruk nipis,
lada atau merica, tepung roti dan kaldu bubuk. Berikut ini diuraikan secara singkat
a. Tepung tapioka
Tapioka atau yang terkadang disebut dengan nama kanji adalah tepung pati
yang diekstrak dari umbi singkong. Tepung tapioka juga mempunyai beberapa
sebutan lain, seperti tepung aci atau tepung kanji. Dalam bahasa Jawa dikenal
sebagai aci boled. Dalam bahasa Sunda dikenal sebagai aci sampeu. Tapioka
Betawi pun menamainya tepung sagu. Tepung tapioka yang digunakan adalah
8
Rose Brand yang merupakan tepung tapioca yang bebas dari gluten berfungsi
b. Tepung terigu
Menurut Matz (1972) dalam Sartika (2013) tepung terigu merupakan tepung
atau tidak mudah hancur pada proses pencetakan dan pemasakan. Tepung terigu
yang digunakan pada pembuatan nugget adalah segitiga biru yang termasuk
c. Telur Ayam
Telur sebagai bahan pangan merupakan salah satu sumber protein hewani
yang memiliki cita rasa yang lezat dan bergizi tinggi. Selain itu telur merupakan
bahan makanan yang paling sering dikomsumsi oleh masyarakat , karena harga
yang relatih murah dan mudah dieproleh. Telur juga berfungsi berasal dari jenis
unggas , seperti ayam, bebek, burung punyuh dan angsa. Telur berfungsi sebagai
pelembut dan pengikat. Fungsi lainnya adalah sebagai penambah cita rasa
(Rismayanti, 2016).
d. Garam
harum . Garam adalah salah satu bahan pengeras, bila adonan tidak memakai
9
garam, maka adonan agak basah. Garam memperbaiki pori-pori dan tekstur
pembentukan warna. Adonan tanpa garam akan menjadi lengkel ( agak basah )
dan sukar dipegang. Selain itu , fungsi garam adalah untuk menambah cita rasa ,
e. Gula pasir
sebagai bahan pemberi rasa manis, gula juga memberikan afek melunakkan
Berdasarkan SNI 3140 Tahun 2010 tentang standar mutu gula pasir Kristal harus
memiliki warna putih bersih da terhindar dari komponen selain gula pasir Kristal.
f. Minyak goreng
Minyak goreng merupakan salah satu bahan termasuk dalam lemak , baik
yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Penggunaan
gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam makanan. Minyak goreng tersusun
dari beberapa senyawa seperti asam lemak dan trigliserida (Ketaren, 2008)
g. Air es
adanya kotoran seperti partikel tanah atau gelembung udara, dapat terlihat
transparan atau warna kebiru-biruan yang kurang lebih buram. Pembekuan ini
10
tekanan atmosfer standar. Es dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dengan
tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas sampai
h. Bawang putih
Bawang putih atau Allium sativum di kenal sebagai bumbu dapur di semua
rasa. Maafkan utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan
masakan akan terasa hambar. Selain itu juga bawang putih berfungsi untuk
Rukmana, (2012).
i. Jeruk Nipis
Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Pohon jeruk nipis dapat
mencapai tinggi 3-6 meter, bercabang banyak dan berduri, daun lonjong, tangkai
daun bersayap kecil. Perbungaan muncul dari ketiak daun dan bunga kecil, putih
berbau harum. Buah bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai kuning dan
kulit buah tipis mengandung banyak minyak atsiri. Daging buah berwarna putih
kehijauan, sangat asam, mengandung banyak vitamin C dan asam sitrat. Biji
11
j. Lada atau Merica
Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama Latin Piper
nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak
lada, minyak lemak, juga pati.Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan
antipiretik.Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad
yang lalu.Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam
k. Tepung roti
Tepung roti atau tepung panir adalah sejenis tepung yang dibuat dari roti
kering yang ditumbuk dengan halus. Tepung ini gunanya untuk memberikan
makanan memiliki lapisan luar yang renyah. Tepung roti biasa digunakan untuk
l. Kaldu bubuk
Kaldu bubuk terbuat dari bahan alami, seperti sapi, ayam, jamur, atau
tersebut kemudian direbus dan dikeringkan hingga menjadi bubuk. Anda bisa
1. Pengertian
Ikan gabus yang memiliki kandungan gizi dan albumin yang cukup tinggi
dari pada ikan yang lain. Seperti pendapat Suprayitno, dkk (2013), menyebutkan
bahwa ikan Gabus sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting.
Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, ikan tersebut memiliki protein
12
yang sangat tinggi, ikan ini merupakan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin
(rendah albumin) dan luka. Baik luka pasca operasi maupun luka bakar. Bahkan, di
daerah pedesaan, anak laki-laki pasca khitan selalu dianjurkan mengkonsumsi ikan
kecerdasan dan menjaga kesehatan anak.dalam masa keemasan anak yaitu pada usia
otaknya.
2. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
Sinonim : Ophiocephalus wrahl (Lacepede. 1801: 552)
Ophiocephalus wrahl (Hamilton. 1822: 60; 367)
13
Ophiocephalus chena (Hamilton. 1822: 62; 367)
Ophiocephalus planiceps (Cuvier. 1831: 424)
Ophiocephalus sowarah (Bleeker. 1845)
Ophiocephalus vagus (Peters. 1868: 260)
Ophiocephalus philippinus (Peters. 1868: 262)
3. Morfologi
1. Tubuh ikan gabus bagian atas umumnya berwarna coklat sampai hitam dan
tubuh bagian bawah (bagian perut) berwarna coklat muda sampai keputih-
putihan. Bentuk kepala agak pipih seperti kepala ular dengan sisik-sisik
besar di atas kepala. Bentuk kepalanya yang seperti ular inilah yang
2. Sisi atas tubuh ikan gabus dari kepala sampai ekor umumnya berwarna
gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Bagian bawah tubuh ikan gabus
mulai dari bawah wulut sampai ekor berwarna putih. Bagian samping tubuh
ikan gabus bercoret tebal (striata, bercoret-coret) agak kabur, warna tersebut
yang besar dan bergigi tajam. Sirip punggung ikan gabus memanjang
14
4. Kandungan Gizi
Kandungan gizi ikan gabus per 100 gr (Cnanna striata) seperti tabel berikut :
Tabel 2
Kandungan zat gizi Ikan Gabus per 100 gr (Channa striata)
1. Pengertian
sayuran hijau. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Bayam merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropic, namun kini sudah
tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat
tumbuh sepanjang tahun tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih
subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya gak panas (Dalimarta,
2006).
15
Gambar 3. Bayam
2. Klasifikasi
Klasifikasi Bayam(Amaranthus)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus hybridus L. (Saparinto, 2013).
3. Morfologi
a. Akar (Radix)
berwarna putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-
b. Batang ( Caulis )
16
c. Daun (Folium)
runcing serta urat-urat daun yang kelihatan jelas, tulang daun menyirip,tepi
ndar telur memanjang. Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5
bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm.
Bentuk tulang daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus
(Dalimartha, 2006).
d. Bunga (flos)
bulat, yang terdapat dibagian bawah duduk di ketiak daun atau ujung atas
corong. Ujung bertaju, warna hijau agak putih.Daun tenda bunga setinggi-
panjangnya 1,5-2,5 mm. Bakal biji satu. Bunga ini termasuk bunga inflorencia
17
e. Buah (Fruktus)
Buah mengandung biji yang sangat kecil, berbentuk bulat panjang dan
f. Biji (Semen)
3. Kandungan Gizi
Tabel 3
Kandungan Zat Gizi Bayam per 100 gr ( Amaranthus )
18
E. Uji Organoleptik
didasarkan pada proses penginderaan untuk mengamati tekstur, warna, aroma dan rasa
suatu produk makanan, minuman atau obat. Produk pangan mempunyai nilai mutu
subjektif yang menonjol dapat diukur dengan instrument fisik (dengan instrument
manusia). Sifat subjektif ini lebih umum pada tingkat kesukaan yang melibatkan
Kelompok uji penerimaan juga disebut acceptance test atau preference test. Uji
penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan
yang menyebabkan orang menyenanginya. Tujuan uji penerimaan ini untuk mengetahui
apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima (Susiwi, 2009)
Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat
suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka. Skala hedonik dapat ditentukan
sesuai yang di inginkan peneliti (Rahayu, 1998 dalam Devy Andriana, 2017). Adapun
19
Tabel 4
Format uji oganoleptik
Kode contoh
No Spesifikasi Nilai
123 231 312 321
1 Kenampakan
Lapisan tepung roti
9
kering,cemerlang spesifik produk
Lapisan tepung roti kering, kurang
7
cemerlang spesifik produk
Lapisan tepung roti agak basah,
5
agak kusam
Lapisan tepung roti basah, kusam 3
2 Bau
Kuat spesifik produk 9
Kurang kuat spesifik produk 7
Apek 5
Masam dan tengik 3
3 Rasa
Kuat spesifik produk 9
Kurang kuat spesifik produk 7
Agak masam 5
Masam 3
4 Tekstur
Padat, kompak 9
Agak padat, agak kompak 7
Agak lembek 5
Lembek 3
Sumber : Badan Standardisasi Nasional 2013
1. Kenampakan
merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera mata untuk menilai
20
kenampakan suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk mengetahui
daya terima dengan melihat parameter lapisan tepung roti kering, cemerlang
lapisan tepung roti agak basah,agak kusam : lapisan tepung roti basah,kusam.
2. Bau
Bau merupakan reaksi dari prodak yang akan mempengaruhi panelis sebelum
panelis menikmati suatu prodak, panelis dapat mencium bau dari produk tersebut,
maka panelis melihat parameter kuat spesifik produk : kurang kuat spesifik produk
: apek : masam.
3. Rasa
Rasa merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera lidah untuk
menilai rasa suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk mengetahui daya
terima dengan melihat parameter konsistensi kuat spesfik produk : kurang kuat
4. Tekstur
tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur
merupakan sensai tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan
jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. untuk mengetahui tingkat
daya terima panelis terhadap tekstur dengan melihat parameter padat kompak :
21
F. Panelis
suatu mutu atau analis sifat-sifat sensorik suatu komoditi. Panel bertindak sebagai
instrument atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang bertugas menilai
sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota
perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlati, panel tidak terlatih, panel
komsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan pada
2013).
1. Panel perseorangan
Penel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik
yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat
intensif. Penel perseorangan sangat menegnal sifat, perenan dan cara pengolahan
bisa dapat dihindari, penilaian fesien dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan
biasaya digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan akan
2. Panel terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bisa lebih di hindari. Penalis ini mengenal dengan baik faktor-faktor
22
dalam penilaiaan organoleptik dan mengatahui cara pengelohan dan pengaruh
bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan dapat diambil berdiskusi diantara
anggota-anggotanya.
3. Panel terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik.
Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Penalis
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengatahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat
panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awan yang dapat dipilih berdasarkan
jenis suku-suku bangsa, tingkat social dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya
tetapi tidak boleh dugunakan dalam uji pembedaan. Untuk itu panel tidak terlatih
biasanya dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan panalis
wanita.
23
6. Panel konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orangyang tergantung pada target
pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat
7. Panel anak-anak
panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10
produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.
atau dengan bermain bersama, kemudian dipaggil untuk diminta responya tehadap
produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy yang sedang
G. Kandungan Gizi
Salah satu cara untuk dapat melihat kandungan gizi pada suatu bahan pangan atau
bahan makanan yaitu dengan cara melihat pada Tabel Komposisi Pangan Indonesia
(TKPI). Data base yang menggambungkan semua data komposisi zat gizi makanan
Indonesia menjadi satu buku disebut TKPI. TKPI dibuat untuk mempermudah
Untuk menghitung Energi dan zat gizi suatu bahan makanan,yaitu dengan cara
Berat bahan
𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 = × Nilai TKPI
100
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kategori perlakuan.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Maret - April 2021 di SD Negeri 5 Oheo,
1. Alat yang digunakan dalam pembuatan Nugget ikan gabus dengan penambahan
dan ayakan.
2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget ikan gabus dengan penambahan
Ikan gabus, bayam, tepung tapioka, tepung terigu, garam, gula pasir, minyak
goreng, air es, bawang putih, jeruk nipis, lada atau merica, tepung roti, telur ayam,
25
Tabel 5
Bahan Pembuatan Nugget ikan gabus dengan penambahan bayam
Empat Perlakuan
1. Jenis Data
a. Data daya terima Nugget Ikan gabus dengan penambahan bayam diperoleh
daya terim a panelis terhadap aspek kenampakan, bau, rasa dan tekstur dari
b. Data kandungan gizi makro dan mikro pada produk nugget Ikan gabus dengan
26
2. Cara Pengumpulan Data
panel konsumen pada produk 123, 231, 312, dan 321. Uji organoleptik adalah
uji organoleptik sesuai dengan SNI 2013 Nugget ikan dengan menggunakan
dan tekstur.
Kandungan gizi makro dan mikro pada produk Nugget Ikan Gabus dengan
F. Tahapan Penelitian
yang berkualitas dan tidak mengeluarkan bau tengik. Adapun proses pembuatan
a. Proses pertama yang dilakukan adalah Ikan gabus yang telah dibeli di Kab.
Konawe Utara, kec, Oheo yang masi dalam keadaan hidup itu dibawah
disimpan di ember berisikan air bercampur es batu supaya ikan gabus tetap
27
bertahan hidup hingga sampai di tempat pengolahan. Dan bayam yang
masih segar, dibeli di pasar sekitar dilakukan memakai masker dan hand
kontak langsung dengan penjual. Ikan gabus dan bayam yang dibeli
disimpan dalam wadah tertutup agar tetap bersih dan terhindar dari cemaran
mikroba.
b. Proses kedua yang dilakukan adalah Ikan gabus dan bayam yang telah
dibeli dibersihkan di rumah kemudian isi dalam Ikan gabus dikeluarkan dan
bayam dibersihkan menggunakan pisau , setelah itu Ikan gabus dan bayam
c. ikan gabus yang telah dicuci bersih, diberi perasan jeruk nipis agar
blender
Tuang tepung terigu dan tepung tapioca pada wadah (mangkuk), lalu
g. satukan daging Ikan gabus dan bayam serta bahan-bahan lainnya lalu di
blender
28
h. setela di blender dan semua bahan tercampur, kukus ikan gabus dan bayam
29
Berikut diagram alir tahapan pembuatan Nugget Ikan Gabus dengan
penambahan bayam.
Ikan gabus dan bayam segar
30
2. Prosedur Persiapan Sampel Untuk Melakukan Uji Daya Terima
d. Panelis melakukan social distancing dengan panelis lain di dalam Ruang kelas
SD Negeri 5 Oheo.
Berikut diagram alir tahap Persiapan sampel untuk melakukan uji daya terima :
Memakai masker
31
3. Prosedur penetapan pemilihan panelis
berikan intruksi yang jelas mengenai uji yang akan dilakukan dan larangan
yang di isyaratkan.
keadaan lapar atau kenyang. Sebaiknya pengujian tidak dilakukan satu jam
sebelum atau 2 jam sesudah makan, waktu yang baik untuk pengujian
1. Pengolahan data
1) Coding, yaitu pemberian kode pada produk nugget Ikan gabus dengan
penambahan bayam jika dilakukan 4 produk yang berbeda maka dapat diberi
data-data yang telah dikumpulkan dari penalis melalui uji daya terima
3) Entri, yaitu proses memasukan data yang akan diolah dedalam aplikasai
computer
32
4) Tabulasi, yaitu proses menyusun data dalam bentuk table dan narasi
2. Analisis Data
a. Daya Terima
1) Data daya terima diolah secara deskriptif dengan cara menjumlah semua
2) Data nilai gizi dapat diperoleh dengan melihat kandungan gizi dari bahan-
2017.
3. Penyajian data
Penyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabulasi.
G. Definisi Operasional
1. Nugget modifikasi Ikan gabus dengan penambahan bayam adalah salah satu
makanan jajanan yang dibuat dengan menggunakan adonan berbahan dasar Ikan
gabus, bayam, tepung terigu, tepung tapioka,gula pasir, bawang putih, telur ayam,
garam, minyak goreng,air es, kaldu bubuk, lada atau merica, tepung roti dan jeruk
penambahan bayam merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera mata
untuk menilai kenampakan suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk
33
mengetahui daya terima dengan melihat parameter Sangat suka (9), Suka (7), Tidak
3. Daya terima terhadap bau merupakan reaksi dari prodak yang akan mempengaruhi
panelis sebelum panelis menikmati suatu prodak, panelis dapat mencium bau dari
produk tersebut, maka panelis melihat parameter Sangat suka (9), Suka (7), Tidak
4. Daya terima terhadap rasa merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera
lidah untuk menilai rasa suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk
mengetahui daya terima dengan melihat parameter Sangat suka (9), Suka (7), Tidak
5. Uji daya terima terhadap tekstur merupakan pengujian organoleptik yang berkaitan
dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen
penyusun, tekstur merupakan sensai tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau
perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. untuk
mengetahui tingkat daya terima panelis terhadap tekstur dengan melihat parameter
Sangat suka (9), Suka (7), Tidak suka (5), Sangat tidak suka (3).
6. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tubuh,
7. Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil,
contohnya antara lain, kalsium, natrium, zat besi, kalium, yodium, vitamin,
34
8. Untuk mengetahui nilai gizi pada produk nugget Ikan gabus dengan penambahan
bayam yaitu dengan cara melihat menilai nilai gizi pada masing-masing bahan
35
BAB IV
A. Hasil
Panelis pada penelitian ini adalah anak SD Negeri 5 Oheo. Sebaran panelis yang
menjadi sampel adalah kelas IV, kelas V, dan kelas VI, panelis diambil secara acak.
Rentang umur panelis yang dijadikan sampel adalah 10 tahun – 13 tahun, umur paling
dominanan adalah umur 12 tahun. Total jumlah panelis yaitu berjumlah 40 orang.
Panelis anak SD diambil mejadi sampel karena produk ini dibuat sebagai makanan
jajanan sehat anak SD, selain itu, nugget merupakan produk yang yang cukup populer
penambahan bayam adalah, tepung tapioka, tepung terigu, garam, gula pasir, minyak
goreng, air es, bawang putih, jeruk nipis, lada atau merica, tepung roti, telur ayam, dan
kaldu bubuk. Perbedaan dari bahan yang diberikan perlakuan adalah daging ikan gabus
dan bayam, dibandingkan dengan bahan lain yakni nugget Perlakuan 123 = Ikan Gabus
95 gr, Bayam 5 gr, Perlakuan 231 = Ikan Gabus 90 gr, Bayam 10 gr, Perlakuan 312 =
Ikan Gabus 85 gr, Bayam 15 gr, Perlakuan 321 = Ikan Gabus 80 gr, Bayam 20 gr.
36
a. Nugget Ikan Gabus Dengan P enambahan Bayam
Gambar 4.
Nugget Perlakuan 95 gr: 5 gr (123)
Gambar 5.
Nugget Perlakuan 90 gr : 10 gr (231)
Gambar 6.
Nugget Perlakuan 85 gr : 15 gr (312)
37
4. Nugget Perlakuan 321 ( Ikan Gabus 80 gr, Bayam 20 gr )
Gambar 7.
Nugget Perlakuan 80 gr : 20 gr (321)
b. Daya Terima
1) Atribut kenampakan
Tabel 6
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Kenampakan
Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 27 67,5 35 87,5 25 62,5 29 72,5
Suka 10 25,0 4 10,0 9 22,5 8 20,0
Tidak suka 2 5,0 0 0,0 6 15,0 3 7,5
Sangat tidak suka 1 2,5 1 2,5 0 0,0 0 0,0
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
kategori sangat suka terhadap atribut kenampakan yaitu pada 231 (87,5% )
dan 321 (72,5%). Selanjutnya, 123 (67,5%) dan 312 (62,5%). Pada kategori
Suka persentase penerimaan panelis yaitu pada 123 (25,0%), selanjutnya 312
38
(22,5%), 321 (20,0%) dan 231 (10,0%). Bila kategori sangat suka dan suka di
bahan yang digunakan 90% daging ikan gabus. Pada perlakuan 321 dan 312
2) Atribut bau
Tabel 7
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Bau
Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 23 57,5 30 75,0 22 55,0 18 45,0
Suka 13 32,5 5 12,5 12 30,0 14 35,0
Tidak suka 4 10,0 5 12,5 4 10,0 3 7,5
Sangat tidak suka 0 0,0 0 0,0 2 5,0 5 12,5
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
Sumber : Data Primer 2021
kategori sangat suka terhadap atribut bau yaitu pada 231 (75,0%).
Selanjutnya, 123 (57,5%), 312 (55,0%) dan 321 (45,0%). Pada kategori suka
penerimaan panelis yaitu 321 (35,0%), selanjutnya 123 (32,5%), 312 (30,0)
dan 231 (12,5%). Bila kategori sangat suka dan suka digabungkan maka
39
persentase penerimaan panelis berturut-turut adalah 123 (90%),231 (87,5%),
pengaruh pada bau nugget. Perlakuan 123 memiliki bau yang khas sedikit ada
bau bayam karena adanya bahan yang digunakan 5% bayam. Sedangkan pada
perlakuan 231, 312 dan 321 cenderung memliki bau bayam karena adanya
3) Atribut rasa
Tabel 8
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Rasa
Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 25 62,5 15 37,5 18 45,0
Suka 10 25,0 11 27,5 16 40,0 10 25,0
Tidak suka 6 15,0 3 7,5 6 15,0 9 22,5
Sangat tidak suka 0 0,0 1 2,5 3 7,5 3 7,5
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
Sumber : Data Primer 2021
kategori sangat suka terhadap atribut rasa yaitu pada 231 (62,5%),
selanjutnya 123 (60,0%), 321 (45,0%) dan 312 (37,5%). Pada kategori suka
(27,5%), 123 (25,0%) dan 321 (25,0%). Bila kategori sangat suka dan suka di
40
gabungkan maka persentase penerimaan panelis berturut-turut adalah 231
memiliki rasa yang khas daging dan sedikit rasa bayam, dengan bahan 90%
daging ikan gabus, bayam 10%. Pada perlakuan ,312 dan 321 dengan adanya
4) Atribut Tekstur
Tabel 9
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Tekstur
Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 24 60,0 16 40,0 15 37,5
Suka 8 20,0 6 15,0 12 30,0 11 27,5
Tidak suka 3 7,5 6 15,0 6 15,0 8 20,0
Sangat tidak suka 5 12,5 4 10,0 6 15,0 6 15,0
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
Sumber : Data Primer 2021
kategori sangat suka terhadap atribut tekstur yaitu pada 231 (60,0%) dan 123
(60,0%), selanjutnya 312 (40,0%) dan 321 (37,5). Pada kategori suka
123 (20,0) dan 231 (15,0). Bila kategori sangat suka dan suka di gabungkan
41
Nugget pada perlakuan 123 memiliki tekstur padat. Pada perlakuan 231,
Rasa, dan Tekstur pada produk nugget dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10
Tingkat Daya Terima produk Nugget
Nugget
Kategori 123 231 312 321
Kenampakan 8,15 8,65 7,95 8,3
Bau 7,95 8,25 7,77 7,25
Rasa 7,6 8 7,65 7,05
Tekstur 7,55 7,5 6,5 6,75
Total 31,25 32 29,87 29,35
Rata-Rata 7,81 8 7,46 7,33
Sumber : Data Primer 2021
semua atribut kenampakan, bau, rasa, dan tekstur dapat dilihat bahwa skor terbesar
terdapat pada nugget 231 (dengan perbandingan daging ikan gabus 90% dan
bayam 10%) dengan jumlah rata-rata skor 8 yang artinya produk 231 paling
disukai oleh panelis, selanjutnya produk 123 (7,81), 312 (7,46), dan 321 (7,33).
42
d. Kandungan Gizi Nugget
Tabel 11
Kandungan Gizi Nugget Perlakuan (231) Per 100 gr
dalam 100 gr bahan produk nugget perlakuan (231) yang telah dijumlahkan dari
berbagai bahan yang digunakan saat membuat nugget perlakuan (231) dengan
penambahan daging ikan gabus dan bayam, (90% daging ikan gabus : 10% bayam)
adalah energy 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr, karbohidrat 82,26
gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium 230,31 mg,
43
B. Pembahasan
Kenampakan merupakan salah satu atribut mutu yang sangat penting pada
mendapat kesan pertama, baik suka atau tidak suka terhadap suatu produk
antara lain adaya figmen dari bahan-bahan yang digunakan atau karena adanya
pengaruh panas pada gula, adanya reaksi antara gula dan asam amino (Reaksi
maillard), adanya kontak antara asam organik dengan udara dan adanya
penambahan zat pewarna alam atau sintesis, reaksi maillard yaitu iterakasi
antara gugus gula pereduks dengan asam amino yang terjadi pada suhu tinggi
atribut kenampakan penerimaan panelis dari kategori Sangat suka dan Suka
adalah 231 (97,5%), 123 (92,5%), 321 (92,5%) dan 312 (85%).
dikarenakan adanya perpaduan antara daging ikan gabus dan bayam ditambah
baluran tepung roti sehingga pada saat proses penggorengan terjadi reaksi
44
millard, nugget yang digoreng dengan waktu yang cukup akan menjadikan
pewangi makanan atau minuman (Sakti, 2018). Bau pada bahan makanan
seperti penambahan bayam yang dapat mempengaruhi bau dari produk nugget.
penerimaan panelis dengan kategori Sangat suka dan Suka yaitu pada 123
(90%),231 (87,5%), 312 (85%) dan 321 (80%). Perlakuan 123 lebih banyak
rempah seperti bayam yang dapat menghilangkan bau amis pada ikan sebagai
bahan baku dan memberi cita rasa khas pada bau nugget, hal ini dikemukakan
(Ahmad Thalib, 2011). Pada perlakuan 231, 312 dan 321 juga sama ada
45
c) Daya terima terhadap rasa
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu senyawa kimia, suhu, perpaduan antara
(Winarno, 2007).
panelis terbesar adalah 231 (90%), 123 (85%), 312 (77,5%) dan 321(70%).
Perlakuan 231 lebih banyak disukai panelis dikarenan ada pada bahan utama
yaitu daging ikan gabus 90 gr dan bayam 10 gr, rasa enak dan agak enak
dipengaruhi oleh komponen utama yaitu peptida dan asam amino yang
terdapat pada daging ikan (Shahidi, 1998). Pada prodak 312 dan 321 memiliki
penambahan bayam dalam jumlah yang lebih besar sehingga rasa khas daging
penglihatan yaitu keras, lunak, halus, kasar, utuh, padat, cair, kering, lembab,
penerimaan panelis dengan kategori Sangat suka dan Suka di gabungkan maka
46
persentase penerimaan panelis adalah 123 (80%), 231 (75%), 312 (70%) dan
penggunaan daging ikan gabus yang lebih banyak dibading perlakuan 231,
312 dan 321, sehingga kadar protein dan kadar serat dari bahan yang
digunakan, (ikan gabus dan bayam) yang dimana protein yang berupa miosin
Tingkat daya terima suatu produk pangan dapat dilakukan dengan uji
organoleptik atau biasa disebut uji indera atau uji sensori merupakan cara
sensorik dari makanan, sifat terhadap makanan, informasi mengenai makanan, dan
berdasarkan atribut kenampakan, bau, rasa, dan tekstur tekstur dapat dilihat bahwa
skor terbesar terdapat pada nugget 231 (dengan perbandingan daging ikan gabus
90 gr dan bayam 10 gr) dengan jumlah rata-rata skor 8 yang artinya produk 231
paling disukai oleh panelis, selanjutnya produk 123 (7,81), 312 (7,46), dan 321
(7,33).
47
3. Kandungan gizi perlakuan 231
faktor penting untuk fungsi tubuh. Di dalam sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Diperkirakan sekitar 50% berat kering
sel dalam jaringan hati dan daging berupa protein. Fungsi utama mengonsumsi
protei adalah untuk memenuhi kebutuhan nitrogen dan asam amino untuk sintetis
protein tubuh dan substansi lain yang mengandung nitrogen. (Bakhtra dkk, 2016)
Kandungan gizi nugget berupa zat gizi protein, lemak, karbohidrat, fosfor,
231 dengan energi 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr, karbohidrat
82,26 gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium 230,31
tumbuhan yang terdiri atas unsur C, H, dan O. karbohidrat memiliki rumus molekul
sumber tenaga utama, setiap 1 gram karbohidrat mengandung 4,1 kalori yang akan
fungsi menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh, sebagai zat tenaga
2020).
48
BAB V
A. Kesimpulan
1. Penerimaan panelis berdasarkan atribut kenampakan pada kategori Sangat suka dan
Suka sebagian besar (97,5%) memilih produk 231, Pada atribut Bau sebagian besar
(90%) memilih produk 123, selanjutnya pada atribut Rasa sebagian besar (90%)
memelih produk 231, dan atribut Tekstur sebagian besar (80%) memilih produk
123.
2. Produk yang disukai panelis berdasarkan gabungan semua atribut, panelis lebih
3. Kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus dengan penambahan Bayam pada perlakuan
231 adalah energi 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr, karbohidrat 82,26
gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium 230,31 mg,
B. Saran
49
3. Kelemahan dari penelitian ini adalah bau bayam yang terlalu mencolok, sehingga
4. Untuk peneliti lainnya dapat melanjutkan sampai analisis statistic daya terima
50
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia Nugget Ikan. SNI 7758 :
2013. Jakarta.
Afrisanti Widhia Dhevina. 2010. Kualitas Kimia Dan Organeleptik Nugget Daging Kelinci
Dengan Penambahan Tepung Tempe. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
maret. Surakarta https://core.ac.uk/download/pdf/12350886.pdf. [ diakses
pada tanggal 19 januari 2021 ]
Wahyuningtias Dianka. 2010. Uji organoleptik hasil jadi kue menggunakan bahan non
instant dan instant. Jurusan hotel management, fukultas ekonomi dan bisnis,
Universitas bina nusantara.
Dwi Dinni Aulia Bakhtra, Rusdi, Aisyah Mardiah. 2016. Penetapan kadar protein dalam
telur unggas melalui analisis nitrogen menggunakan metode kjeldahl. Fakultas
Farmasi Universitas Andals Padang.
Solahuddin Gazali. 2019. Kandungan Gizi Ikan Gabus Dan Manfaatnya Bagi Pengobatan,
Kandungan Proteinnya Lebih Besar Dari Daging.
"https://health.grid.id/penulis/164/gazali-solahuddin”. [ diakses pada tanggal
21 januari 2021 ]
HT, Haerani T. 2012. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Lampu Terhadap Pertumbuhan
Bayam (Amaranthus sp.). Universitas Islam Negeri, Alauddin. Makassar.
Iklima, N. 2017. Gambaran Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Keperawatan BSI, 5(10), 8-9 Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id.ejurnal/indeks.php/jk. (tahun 2019). [ diakses pada
tanggal 19 januari 2021 ]
La, Ilham. 2020. Daya Terima Dan Nilai Gizi Stick Dengan Penambahan Tepung Ikan Teri
(Stolephorus commersoni) Sebagai Cemilan Anak Usia Sekolah. Jurusan gizi
Politeknik Kesehatan kendari
51
Kajian Pustaka Dan Hipotesesis Tentang Bayam Hijau. https://docplayer.info/165713490-
Bab-ii-kajian-pustaka-dan-hipotesis-2-1-tinjauan-tentang-bayam-hijau
amaranthus-hybridus-l.html. [ diakses pada tanggal 19 januari 2021 ]
Kementerian Kelautan dan Perikana. 2018. Gambaran potensi, produksi, dan pemasaran
Prodak perikanan dan kelautan provinsi Sulawesi tenggara
Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Persyaratan Hygene Sanitasi
Makanan Jajanan. Jakarta. https://www.slideshare.net/mobile/infosanitasi/1-
nomor-942-menkesskvii2003. [ diakses pada tanggal 19 januari 2021 ]
Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara No.6. Tahun 2016. Tentang rencana
Pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), Kabupaten Konawe Utara.
Siska, P Tri Andika. 2019. Latar Belakang Mengomsumsi Ikan Gabus. Poltekkes
Kemenkes Kendari. http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/1433/2/BAB%20I.pdf. [ diakses pada tanggal 19 januari 2021 ]
Sri, Bulan Nasution. 2016. Analisa Kadar Besi (Fe) Pada Bayam Hijau Sesudah Perebusan
Dengan Masa Simpan 1 Jam, 3 Jam Dan 5 jam. Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Medan
Silaban mastrina. 2020. Pengaruh penambahan rebung betung dalam pembuatan nugget
ikan patin.
Thalib Ahmad. 2011. Uji tingkat kesukaan nugget ikan madidihang (thunnus albacores)
bahan pengisi yang berbeda
Yulianti, Andi Khairun Mutia. 2018. Analisi Kadar Protein Dan Tingkat Kesukaan Nugget
Ikan Gabus Dengan Penambahan Tepung Wortel. Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian, Universitas Gorontalo. mailto:yuliantibora@gmail.com
Maharani Dyah Aulia Winne. 2020. Karbohidrat dalam tubuh : manfaat dan dampak
defisiensi karbohidrat. Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta.
52
LAMPIRAN
53
LAPIRAN 1. KUESIONER
Nama :
Kelas :
Umur :
Menyetujui untuk menjadi panelis dalam penelitian yang berjudul “Daya terima
dan kandungan gizi nugget ikan gabus (channa striata) dengan penambahan
bayam (amaranthus) sebagai jajanan sehat anak sekolah” yang dilakukan oleh
agam pioner mahasiswa program studi DIII jurusan gizi poltekkes kemenkes kendari.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan penelitian dan saya secara suka rela dan tanpa paksaan dari peneliti untuk
Panelis
( )
54
FORMULIR PENILAIAN ORGANOLEPTIK
Nama panelis :
Kelas :
Umur :
Tanggal :
Pukul : WITA
Kode sampel
Penilain terhadap Kenampakan Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
55
2. Penilaian terhadap Bau produk Nugget
Amati Bau pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda sesuai
Kode sampel
Penilain terhadap Bau Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
Sangat tidak suka 3
Amati Rasa pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda sesuai
Kode sampel
Penilain terhadap Rasa Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
Sangat tidak suka 3
56
4. Penilaian terhadap Tekstur produk Nugget
Amati Tekstur pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda sesuai
Kode sampel
Penilain terhadap Tekstur Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
Sangat tidak suka 3
LAMPIRAN 2
57
LAMPIRAN 3
58
25 9 9 9 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 7
26 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 9
27 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 9
28 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 9
29 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 5 9
30 9 9 7 7 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 5 9
31 9 9 7 7 7 9 9 7 9 9 7 9 9 5 5 9
32 9 9 7 7 7 9 9 7 9 9 5 9 9 5 5 9
33 9 9 7 7 7 9 9 5 9 9 5 9 9 5 5 9
34 9 9 7 7 7 9 9 5 9 9 5 9 9 5 5 9
35 9 9 5 7 7 9 9 5 9 9 5 9 9 5 3 9
36 9 9 5 7 7 9 9 3 9 9 5 9 9 5 3 9
37 9 9 5 7 5 9 9 3 9 9 5 9 9 3 3 9
38 9 9 5 5 5 9 9 3 9 9 3 9 9 3 3 9
39 9 9 5 5 5 9 9 3 9 9 3 9 9 3 3 9
40 9 9 5 5 5 9 9 3 9 9 3 9 9 3 3 9
Jumlah 326 346 318 332 318 330 308 290 304 320 306 282 302 300 276 270
Rata2 8,15 8,65 7,95 8,3 7,95 8,25 7,77 7,25 7,6 8 7,65 7,05 7,55 7,5 6,9 6,75
59
LAMPIRAN 4
Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 27 67,5 35 87,5 25 62,5 29 72,5
Suka 10 25,0 4 10,0 9 22,5 8 20,0
Tidak suka 2 5,0 0 0,0 6 15,0 3 7,5
Sangat tidak suka 1 2,5 1 2,5 0 0,0 0 0,0
Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 23 57,5 30 75,0 22 55,0 18 45,0
Suka 13 32,5 5 12,5 12 30,0 14 35,0
Tidak suka 4 10,0 5 12,5 4 10,0 3 7,5
Sangat tidak suka 0 0,0 0 0,0 2 5,0 5 12,5
60
3. Daya terima Nugget berdasarkan Atribut Rasa
Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 25 62,5 15 37,5 18 45,0
Suka 10 25,0 11 27,5 16 40,0 10 25,0
Tidak suka 6 15,0 3 7,5 6 15,0 9 22,5
Sangat tidak suka 0 0,0 1 2,5 3 7,5 3 7,5
Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 24 60,0 16 40,0 15 37,5
Suka 8 20,0 6 15,0 12 30,0 11 27,5
Tidak suka 3 7,5 6 15,0 6 15,0 8 20,0
Sangat tidak suka 5 12,5 4 10,0 6 15,0 6 15,0
61
LAMPIRAN 5
62
321 kenampakan Nugget
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 29 72,5 72,5 72,5
Suka 8 20,0 20,0 27,5
Valid
Tidak suka 3 7,5 7,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
63
312 Bau Nugget
64
231 Rasa Nugget
65
4. Frekuensi berdasarkan Atribut Tekstur
66
321 Tekstur Nugget
67
LAMPIRAN 6
1. Bahan-Bahan
68
2. Proses pembuatan nugget ikan gabus dengan penambahan bayam
69
3. Foto produk 123, 231, 312 dan 321
123 231
312 321
70
4. Foto uji daya terima
71
72
73
74
\
75