Anda di halaman 1dari 86

DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET IKAN GABUS

(Channa Striata) DENGAN PENAMBAHAN BAYAM(Amaranthus)

SEBAGAI JAJANAN SEHAT ANAK SEKOLAH

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Menyusun Tugas Akhir Prodi D-III Gizi

OLEH:

AGAM PIONER
P00331018002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PRODI D-III GIZI

2021

i
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET IKAN GABUS

(Channa Striata) DENGAN PENAMBAHAN BAYAM (Amaranthus)

SEBAGAI JAJANAN SEHAT ANAK SEKOLAH

Yang diajukan oleh :

AGAM PIONER
P00331018002

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Imanuddin, SP,M.Kes Tanggal : 16 Juli 2021


NIP. 196704061988031001

Pembimbing Pendamping,

Astati, SST,M.Kes Tanggal : 17 Juli 2021


NIP. 197512251996032001

ii
iii
DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET IKAN GABUS

(Channa Striata) DENGAN PENAMBAHAN BAYAM (Amaranthus)

SEBAGAI JAJANAN SEHAT ANAK SEKOLAH

RINGKASAN
Agam Pioner
Dibawah bimbingan Imanuddin dan Astati

Latar belakang : Nugget adalah salah satu makanan siap saji yang cukup populer dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat karena lebih praktis, ekonomis, dan cepat untuk
dikonsumsi. Nugget awalnya terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk
potongan empat persegi dan dilapisi tepung roti yang berwarna sehingga menambah data
tarik kenampakannya. Adanya penambahan ikan gabus dan bayam dalam produk nugget
dimakasud untuk menambah nilai gizi bagi nugget. Ikan Gabus sangat kaya akan albumin,
salah satu jenis protein penting adalah Albumin yang diperlukan tubuh manusia setiap hari,
sedangkan. Bayam banyak mengandung vitamin A, B dan C, selain itu bayam banyak
mengandung garam-garam mineral yang penting seperti kalsium,fosfor dan besi. Zat besi
berguna untuk mendorong pertumbuhan badan dan menjaga kesehatan.

Metode : Penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif Observasional, dilaksanakan pada


bulan maret sampai april 2021 di SD Negeri 5 Oheo, Kec, Oheo, Kab, Konawe utara.
Panelis dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dengan status sebagai panelis konsumen.
Data yang dikumpulkan berupa data primer, menggunakan formulir uji organoleptik
meliputi daya terima terhadap Kenampakan, Bau, Rasa, dan Tekstur. Penelitian ini
menggunakan empat perlakuan yaitu 123 ikan gabus 95% ; Bayam 5%, 231 ikan gabus
90% : Bayam 10%, 312 ikan gabus 85% : Bayam 15% dan 321 ikan gabus 80% : Bayam
20%. Data Kandungan gizi di peroleh dari TKPI 2017.
Hasil : Penerimaan panelis berdasarkan atribut Kenampakan sebagian besar (97,5%)
memilih perlakuan 2, atribut Bau sebagian besar (90%) memilih perlakuan 1, atribut Rasa
sebagai besar (90%) memelih perlakuan 2, atribut Tekstur sebagian besar (80%) memilih
perlakuan 1, Berdasarkan gabungan semua atribut, panelis lebih menyukai perlakuan 2,
selanjutnya perlakuan 1, 3 dan 4. Kandungan gizi Nugget 231 dengan Perlakuan ikan gabus
90 gr dan bayam 10 gr adalah energi 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr,
karbohidrat 82,26 gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium
230,31 mg, dan besi 1,60 mg.

Kata kunci : Nugget, Ikan gabus, Bayam, Daya terima dan Kandungan Gizi.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “ Daya Terima Dan Kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa

Striata) Dengan Penambahan Bayam (Amaranthus) Sebagai Jajanan Sehat Anak sekolah”

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Bidang Gizi.

Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis

rasakan. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Ibu Sri Yunanci V.G., SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Kendari

3. Ibu Euis Nurlaela, S.Gz, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Kendari

4. Bapak Imanuddin, SP. M.Kes selaku Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi

dan meluangkan waktu membimbing dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini

5. Ibu Astati, SST, M.Kes selaku Pembimbing II yang selalu memberikan dukungan moril

yang sangat berarti bagi penulis dalam membimbing proses penyusunan karya tulis

ilmiah ini

6. Dr. Sultan A. Toruntju, SKM, M.Kes selaku penguji 1 dengan segala keikhalasan

menjadi penguji dan memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan karya

tulis ilmiah ini

v
7. Supiati, STP, MPH selaku penguji 2 dengan segala keikhlasan menjadi penguji dan

memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan karya tulis ilmiah ini

8. Hasan, S.Gz, MPH selaku penguji 3 dengan segala keikhlasan menjadi penguji dan

memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan karya tulis ilmiah ini

9. Seluruh dosen dan staf Jurusan Gizi Poltekkes Kendari, yang telah banyak memberikan

ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan

10. Ucapan terima kasih teristimewah saya ucapkan kepada Ayahanda Abdul Haris dan

Ibunda Rostina, serta segenap keluarga besar yang sangat penulis cintai atas segala

kasih sayang yang tidak henti-hentinya memberikan segenap perhatian, do’a selama

penulis mengikuti perkuliahan sampai menyusun karya tulis ilmiah.

11. Rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari yang tidak bisa disebutkan satu

persatu baik itu kakak senior, teman-teman seperjuangan maupun adik-adik junior.

12. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan dan dorongan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih

jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun

untuk kesempurn karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan. Atas saran dan kritik

penulis ucapkan banyak terimakasih

Kendari, 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR. ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
D. Manfaat penelitian ................................................................................................. 3
E. Keaslian Penelitian ................................................................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 5
A. Makanan Jajanan Sehat ......................................................................................... 5
B. Tinjauan Tentang Nugget ...................................................................................... 6
C. Tinjauan Tentang Ikan gabus ................................................................................. 12
D. Tinjauan tentang Bayam ........................................................................................ 15
E. Uji Organoleptik.................................................................................................... 19
F. Panelis ................................................................................................................... 22
G. Kandungan Gizi .................................................................................................... 24
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat penelitian ................................................................................ 25
C. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 25
D. Jenis dan Cara Pengumpulan data .......................................................................... 26
E. Tahapan penilitan .................................................................................................. 27
F. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................... 32
G. Definisi Operasional .............................................................................................. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. .......................................................................... 36
A. Hasil. ..................................................................................................................... 36
B. Pembahasan........................................................................................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ............................................................................ 49
A. Kesimpulan. .......................................................................................................... 49
B. Saran. .................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 51

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Nugget Ikan gabus .................................................................................................... 7

2. Ikan gabus ................................................................................................................. 13

3. Bayam....................................................................................................................... 16

4. Nugget Perlakuan 123. .............................................................................................. 37

5. Nugget Perlakuan 231. .............................................................................................. 37

6. Nugget Perlakuan 312. .............................................................................................. 37

7. Nugget Perlakuan 321. .............................................................................................. 38

viii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Keaslian Penelitian .............................................................................................. 4

2. Kandungan Zat Gizi Ikan Gabus .......................................................................... 15

3. Kandungan Zat Gizi bayam ................................................................................. 18

4. Format Uji Organoleptik...................................................................................... 20

5. Bahan Pembuatan Nugget dengan penambahan bayam empat perlakuan ............. 26

6. Daya terima nugget berdasarkan atribut Kenampakan. ......................................... 38

7. Daya terima nugget berdasarkan atribut Bau. ....................................................... 39

8. Daya terima nugget berdasarkan atribut Rasa....................................................... 40

9. Daya terima nugget berdasarkan atribut Tekstur. ................................................. 41

10. Tingkat daya terima produk Nugget. .................................................................... 42

11. Kandungan Gizi perlakuan 231 . .......................................................................... 43

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner. ........................................................................................................... 54

2. Rumus perhitungan kandungan gizi Nugget perlakuan 231. ................................. 57

3. Master tabel Daya terima dan kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa

Striata) dengan penambahan Bayam (Amaranthus) sebagai jajanan sehat anak

sekolah. ............................................................................................................... 58

4. Daftar atribut Daya terima dan kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa

Striata) dengan penambahan Bayam (Amaranthus) sebagai jajanan sehat anak

sekolah. ............................................................................................................... 60

5. Daftar frekuensi Daya terima dan kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus (Channa

Striata) dengan penambahan Bayam (Amaranthus) sebagai jajanan sehat anak

sekolah. ............................................................................................................... 62

6. Foto-foto kegiatan pembuatan Nugget. ................................................................ 68

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin

makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk

dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makanan/restoran dan hotel.

(Kemenkes 2003)

Saat ini berbagai bahan pangan banyak digunakan baik sebagai bahan utama

maupun sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan jajanan, salah satu bahan

pangan yang banyak digunakan adalah ikan air tawar. Sulawesi Tenggara merupakan

salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi ikan air tawar yang cukup besar.

Potensi lahan budidaya ikan air tawar yang dimiliki Sulawesi Tenggara adalah sebesar

23,34 %. (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018).

Salah satu Kabupaten penyumbang produksi ikan air tawar yang cukup besar di

Sulawesi Tenggara adalah Kabupaten Konawe Utara, hal ini didukung oleh dua sungai

besar dan luasnya daerah rawa. Daerah Aliran Sungai yang melalui Kabupaten Konawe

Utara adalah satuan wilayah sungai (SWS) Lasolo-Sampara mempunyai 63 daerah

pengaliran sungai (DPS) dengan jumlah total luas DPS 14.979,6 km2 dan total panjang

sungainya 847,2 km. (Kab. Konawe Utara dalam angka tahun 2015)

Salah satu potensi budidaya air tawar yang ekonomis di Kabupaten Konawe Utara

adalah ikan gabus. Ikan gabus yang memiliki kandungan gizi dan albumin yang cukup

tinggi dari pada ikan yang lain. Seperti pendapat Suprayitno,(2003), menyebutkan

1
bahwa ikan Gabus sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting.

Menurut Harianti 2011, konsumsi ikan gabus oleh masyarakat di daerah produksi ikan

gabus sangat baik bagi kesehatan, terutama bagi anak usia 1-5 tahuan karena kandungan

protein terutama albumin pada ikan gabus sangat baik untuk pertumbuhan otak.

Ikan gabus dapat dikonsumsi secara langsung dan sebagai bahan untuk pembuatan

makanan seperti jajanan. salah satu makanan jajanan yang dapat dibuat menggunakan

ikan gabus adalah nugget. Nugget adalah salah satu makanan siap saji yang cukup

populer dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena lebih praktis, ekonomis,

dan cepat untuk dikonsumsi. Nugget terbuat dari daging giling yang dicetak dalam

bentuk potongan empat persegi dan dilapisi tepung roti yang berwarna sehingga menarik

dipandang mata (Maqhfiro, 2000).

Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep fat frying) (Saleh et

al, 2002). Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan

pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri

perekat tepung (batter) dan diselimuti tepung roti (breading). Selain menggunakan bahan

utama, nugget juga bisa dikombinasikan dengan penambahan sayuran seperti bayam,

wortel, kacang merah, dan lain-lain. Berdsarkan penelitian yang dilkukan oleh Yulianti

dan Andi Khairun Mutia tahun 2018 didpatkn hasil bahwa nugget dengan konsentran

daging ikan gabus 80 gr, tepung wortel 20gr, tepung tapioka 80gr, tepung terigu 50gr

paling banyak di sukai panelis dari aspek warna, tekstur.

Penelitian ini menambahkan bayam karena, bayam (Amaranthus sp) memiliki

potensi dengan hasil produksi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 luas panen

mencapai 1246 Ha, Kabupaten Konawe Utara dengan luas panen 54 Ha (BPS Provinsi

1
Sulawesi Tenggara). Selain itu bayam dianggap sebagai raja sayuran dimana memiliki

kandungan gizi yang tinggi. Bayam banyak mengandung vitamin A, B dan C, selain itu

bayam banyak mengandung garam-garam mineral yang penting seperti kalsium,fosfor

dan besi. Zat besi berguna untuk mendorong pertumbuhan badan dan menjaga

kesehatan. Kandungan besi dalam 100 gram bayam hijau yaitu 3,9 mg

(Rizki,2013)

Penggunaan sayuran seperti bayam pada produk makanan jajanan, disamping

mendapatkan gizi dari makanan bersangkutan, juga diharapkan anak-anak dibiasakan

lebih sering terpapar bau dan rasa sayuran sehingga nantinya mereka terbiasa

mengonsumsi sayuran.

Berdasarkan pemikiran diatas peneliti ingin membuat nugget ikan gabus dengan

penambahan bayam pada berbagai konsentrasi, sehingga diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu alternative makanan jajanan sehat pada anak sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimanakah daya terima dan kandungan Gizi

Nugget Ikan Gabus dengan penambahan Bayam?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui daya terima dan kandungan gizi nugget ikan gabus dengan

penambahan bayam

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui daya terima nugget ikan gabus dengan penambahan bayam berdasarkan

aspek Kenampakan, Bau, Rasa dan Tekstur.

2
b. Mengetahui daya terima nugget ikan gabus dengan penambahan bayam berdasarkan

gabungan semua atribut yang dinilai.

c. Mengetahui kandungan gizi makro meliputi (karbohidrat, protein, dan lemak) dan

kandungan gizi mikro meliputi (kalsium, kalium, fosfor, zat besi dan natrium).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat

Memberikan informasi pada masyarakat bahwa ikan gabus dan bayam dapat

diolah selain menjadi lauk ataupun makanan pokok dan lauk sayur juga dapat

digunakan sebagai pangan atau makanan jajanan berbentuk nugget.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini tentunya akan menambah wawasan peneliti tentang teknik-teknik

pengolahan pangan juga menambah pengalaman dalam melakukan praktium

laboratorium.

3. Bagi pemerintah

Dapat mendukung program diversifikasi pangan dengan memanfaatkan pangan

yang varietas asli di daerah sendiri.

3
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.
Penelitiam-penelitian serupa yang digunakan sebagai acuan

NO Penelitian Judul Persamaan Perbedaan


1. Yulianti,andi Analisis kadar protein dan Menggunaka Menggunakan
khairun mutia. tingkat kesukaan nugget ikan n bahan baku penamabahan
2018 gabus dengan penambahan ikan gabus tepung wortel.
tepung wortel.
2. Yeni pengaruh variasi konsentrasi Menggunaka Menggunakan
ofrianti,jamila tepung kedelai sebagai bahan n bahan baku bahan pengikat
wati. 2013 pengikat terhadap kadar air dan ikan gabus tepung kedelai.
mutu organoleptik nugget ikan
gabus (Ophiocephalus sriatus)

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Makanan Jajanan Sehat

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan atau dijual oleh

pedagang kaki lima dijalanan dan di tempat-tempat umum yang langsung dimakan atau

dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Zainuddin, 2018).

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan

Jajanan menyebutkan bahwa makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang

diolah oleh pengrajin makanan ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan

siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau

restoran dan hotel. Konsumsi makanan jajanan yang tidak sehat dapat mengakibatkan

penurunan status gizi dan meningkatkan angka kesakitan pada anak sekolah

(Judarwanto, 2008)

Jajanan dikatakan tidak sehat jika menggunakan bahan kimia yang dilarang,

seperti pengawet, pengganti rasa manis (sakarin, siklamat), pewarna, bumbu penyedap

rasa atau MSG yang berlebihan, air yang dimasak dengan tidak matang, bahan makanan

yang sudah busuk dan bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama (Sihadi, 2004)

Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dapat berpotensi

menyebabkan keracuan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung lama akan

menyebabkan status gizi yang buruk (Suci, 2009). Selain itu, jajanan tidak sehat dapat

5
menyebabkan prestasi anak di sekolah juga terganggu. Pendidikan kesehatan berperan

mengubah perilaku pengalaman belajar (Herijulianti, 2002).

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang

dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Pola makan atau

kebiasaan makan dikenal oleh masyarakat. Pola makan mempengaruhi penyusunan

menu. Jika menyusun menu atau hidangan perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk

hidup sehat dan kebutuhana kembang. Kecukupan zat gizi sangat berpengaruhi pada

kesehatan dan kecerdasan, makan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola

makanan yang sehat adalah suatu hal yang sangat penting ( Santoso dan Ranti, 2004).

B. Tinjauan Tentang Nugget

1. Pengertian

Menurut Tati (1998) nugget adalah daging yang dicincang, kemudian diberi

bumbu-bumbu (bawang putih, garam, bumbu penyedap, dan merica), dicetak dalam

suatu wadah dan dikukus. Selanjutnya, adonan didinginkan dan dipotong-potong

atau dicetak dalam bentuk yang lebih kecil, kemudian dicelupkan dalam putih telur

dan digulingkan ke dalam tepung panir sebelum digoreng. Nugget memiliki rasa

yang lebih gurih daripada daging utuh. Sedangkan Menurut Tanoto (1994), nugget

adalah suatu bentuk produk daging giling yang dibumbui, kemudian diselimuti oleh

perekat tepung (batter), pelumuran tepung roti (breading), dan digoreng setengah

matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan.

Nugget termasuk ke dalam salah satu bentuk produk makanan beku siap saji,

suatu produk yang telahmengalami pemanasan sampai setengah matang kemudian

dibekukan. Produkbeku siap saji ini memerlukan waktu pemanasan akhir yang

6
cukup singkatuntuk siap disajikan karena produk tinggal dipanaskan hingga

matang.Pembuatan nugget mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai

oleh pencampuran bumbu, es, bahan tambahan, pencetakan, pelapisan perekat

tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre-frying) dan pembekuan

(Aswar, 1995).

Gambar 1 nugget ikan gabus

Tanoto (1994) menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknya

diusahakan pada suhu di bawah 15°C, yaitu dengan menambahkan es padasaat

penggilingan daging. Pada saat digiling sebaiknya dicampur dengangaram untuk

mengekstrak aktomiosin sehingga akan terbentuk produk denganstabilitas emulsi

yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan nugget pada waktu penggilingan

daging adalah dalam bentuk serpihan es. Penambahan air ini bertujuan untuk

melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke seluruh bagian massa

daging.

pada penelitian (Yulianti, Andi Khairun Mutia 2018) analisis kadar protein

dan tingkat kesukaan nugget ikan gabus dengan penambahan tepung wortel. Dalam

pembuatan nugget ikan gabus, ikan gabus dicuci hingga bersih dan difillet. Daging

ikan dihaluskan dan ditambahkan bumbu yang sudah dihaluskan (bawang merah 30

g, bawang putih 20 g, merica 5 g dan garam 7 g), bahan pengikat yang terdiri dari

7
tepung wortel (TW), tepung tapioka (TK) dan tepung terigu (TT) (TW 20g : TK 80g

: TT 50g, TW 30g : TK 90g : TT 30g, TW 40g : TK 70g : TT 40g) dan ditambahkan

air 50 ml. Diaduk hingga homogen. Adonan dipipihkan dan dikukus selama 20

menit. Didinginkan dan dibentuk persegi panjang (Analisa protein dan lemak).

Dibaluri telur dan tepung roti. Nugget digoreng didalam minyak panas dengan suhu

(170°C) ditiriskan dan nugget ikan gabus siap diuji organeleptik (tingkat kesukaan).

Dalam penelitian tersebut berkesimpulan nugget dengan konsentran daging

ikan gabus 80 gr, tepung wortel 20gr, tepung tapioka 80gr, tepung terigu 50gr

paling banyak di sukai panelis dari aspek warna, tekstur, aroma, dan rasa.

2. Bahan-Bahan Campuran Pembuatan Nugget

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung tapioka,tepung

terigu,telur ayam, garam, gula, minyak goreng, air es, bawang putih, jeruk nipis,

lada atau merica, tepung roti dan kaldu bubuk. Berikut ini diuraikan secara singkat

tentang bahan pembuatan nugget ikan gabus dengan penambahan bayam :

a. Tepung tapioka

Tapioka atau yang terkadang disebut dengan nama kanji adalah tepung pati

yang diekstrak dari umbi singkong. Tepung tapioka juga mempunyai beberapa

sebutan lain, seperti tepung aci atau tepung kanji. Dalam bahasa Jawa dikenal

sebagai aci boled. Dalam bahasa Sunda dikenal sebagai aci sampeu. Tapioka

memiliki sifat-sifat yang serupa dengan tepung sagu, sehingga penggunaan

keduanya dapat dipertukarkan. Bahkan, dalam percakapan sehari-hari, orang

Betawi pun menamainya tepung sagu. Tepung tapioka yang digunakan adalah

8
Rose Brand yang merupakan tepung tapioca yang bebas dari gluten berfungsi

sebagai penambah kekenyalan makanan. ( valueq 2020 )

b. Tepung terigu

Menurut Matz (1972) dalam Sartika (2013) tepung terigu merupakan tepung

yang diperoleh dari biji gandum ( Triticum vulgare ) yang digiling .

Keistimewaan tepung terigu jika disbanding dengan serealia lainnya adalah

kemampuannya dalam membentuk gluten pada adonan ini menyebabkan elastic

atau tidak mudah hancur pada proses pencetakan dan pemasakan. Tepung terigu

yang digunakan pada pembuatan nugget adalah segitiga biru yang termasuk

terigu yang serbaguna mengandung protein sedang sehingga cocok untuk

membuat berbagai jenis makanan. ( linda, 2020 )

c. Telur Ayam

Telur sebagai bahan pangan merupakan salah satu sumber protein hewani

yang memiliki cita rasa yang lezat dan bergizi tinggi. Selain itu telur merupakan

bahan makanan yang paling sering dikomsumsi oleh masyarakat , karena harga

yang relatih murah dan mudah dieproleh. Telur juga berfungsi berasal dari jenis

unggas , seperti ayam, bebek, burung punyuh dan angsa. Telur berfungsi sebagai

pelembut dan pengikat. Fungsi lainnya adalah sebagai penambah cita rasa

(Rismayanti, 2016).

d. Garam

Garam adalah bahan utama untuk mengatur rasa. Garam akan

membangkitkan rasa pada bahan- bahan lainnya dan membantu membangkitkan

harum . Garam adalah salah satu bahan pengeras, bila adonan tidak memakai

9
garam, maka adonan agak basah. Garam memperbaiki pori-pori dan tekstur

akibat kuatnya adonan, dan secara tidak langsung berarti membantu

pembentukan warna. Adonan tanpa garam akan menjadi lengkel ( agak basah )

dan sukar dipegang. Selain itu , fungsi garam adalah untuk menambah cita rasa ,

mempertinggi aroma, memperkuat kekompakan adonan dan memperlambat

pertumbuhan jamur pada produk akhir.

e. Gula pasir

Gula yang digunakan dalam pembuata produk memiliki fungsi utama

sebagai bahan pemberi rasa manis, gula juga memberikan afek melunakkan

gluten sehingga produk yang dihasilkan lebih lembut.

Berdasarkan SNI 3140 Tahun 2010 tentang standar mutu gula pasir Kristal harus

memiliki warna putih bersih da terhindar dari komponen selain gula pasir Kristal.

f. Minyak goreng

Minyak goreng merupakan salah satu bahan termasuk dalam lemak , baik

yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Penggunaan

minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa

gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam makanan. Minyak goreng tersusun

dari beberapa senyawa seperti asam lemak dan trigliserida (Ketaren, 2008)

g. Air es

Es adalah air yang dibekukan menjadi bentuk padat. Bergantung pada

adanya kotoran seperti partikel tanah atau gelembung udara, dapat terlihat

transparan atau warna kebiru-biruan yang kurang lebih buram. Pembekuan ini

umumnya terjadi bila air didinginkan di bawah 0 °C (273.15 K, 32 °F) pada

10
tekanan atmosfer standar. Es dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dengan

tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas sampai

-30 °C pada tekanan yang lebih rendah.

h. Bawang putih

Bawang putih atau Allium sativum di kenal sebagai bumbu dapur di semua

masakan. Setiap masakan pasti menggunakan bawang putih sebagai penyedap

rasa. Maafkan utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan

yang membuat masakan menjadi beraroma dan mengandung selera. Meskipun

kehadiran dalam bumbu masak hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya

masakan akan terasa hambar. Selain itu juga bawang putih berfungsi untuk

meningkatkan daya awet bahan makanan (bersifat fungistatik dan fungisidal)

Rukmana, (2012).

i. Jeruk Nipis

Jeruk Nipis (Lat Citrus aurantifolia; Famili: Rutaceae) merupakan jenis

tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan, tersebar di Asia Dan

Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Pohon jeruk nipis dapat

mencapai tinggi 3-6 meter, bercabang banyak dan berduri, daun lonjong, tangkai

daun bersayap kecil. Perbungaan muncul dari ketiak daun dan bunga kecil, putih

berbau harum. Buah bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai kuning dan

kulit buah tipis mengandung banyak minyak atsiri. Daging buah berwarna putih

kehijauan, sangat asam, mengandung banyak vitamin C dan asam sitrat. Biji

banyak, kecil, bersifat poliembrioni.

11
j. Lada atau Merica

Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama Latin Piper

nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak

lada, minyak lemak, juga pati.Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan

antipiretik.Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad

yang lalu.Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam

yang mana sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.

k. Tepung roti

Tepung roti atau tepung panir adalah sejenis tepung yang dibuat dari roti

kering yang ditumbuk dengan halus. Tepung ini gunanya untuk memberikan

makanan memiliki lapisan luar yang renyah. Tepung roti biasa digunakan untuk

membuat kroket dan sebagainya.

l. Kaldu bubuk

Kaldu bubuk terbuat dari bahan alami, seperti sapi, ayam, jamur, atau

sayuran, yang ditambahkan dengan bumbu dan rempah pilihan. Bahan-bahan

tersebut kemudian direbus dan dikeringkan hingga menjadi bubuk. Anda bisa

menggunakannya sebagai salah satu bahan utama dalam masakan Anda.

C. Tinjauan Tentang ikan gabus

1. Pengertian

Ikan gabus yang memiliki kandungan gizi dan albumin yang cukup tinggi

dari pada ikan yang lain. Seperti pendapat Suprayitno, dkk (2013), menyebutkan

bahwa ikan Gabus sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting.

Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, ikan tersebut memiliki protein

12
yang sangat tinggi, ikan ini merupakan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin

(rendah albumin) dan luka. Baik luka pasca operasi maupun luka bakar. Bahkan, di

daerah pedesaan, anak laki-laki pasca khitan selalu dianjurkan mengkonsumsi ikan

jenis ini agar penyembuhan lebih cepat.

Manfaat ikan gabus bagi kesehatan Anak adalah membantu meningkatkan

kecerdasan dan menjaga kesehatan anak.dalam masa keemasan anak yaitu pada usia

1-5 tahun.sangat di anjurkan untuk memberikan gizi berprotein yang

cukup,terutama albumin.kekurangan albumin sangat mengganggu pertumbuhan

otaknya.

Gambar 2. Ikan gabus

2. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
Sinonim : Ophiocephalus wrahl (Lacepede. 1801: 552)
Ophiocephalus wrahl (Hamilton. 1822: 60; 367)

13
Ophiocephalus chena (Hamilton. 1822: 62; 367)
Ophiocephalus planiceps (Cuvier. 1831: 424)
Ophiocephalus sowarah (Bleeker. 1845)
Ophiocephalus vagus (Peters. 1868: 260)
Ophiocephalus philippinus (Peters. 1868: 262)

3. Morfologi

1. Tubuh ikan gabus bagian atas umumnya berwarna coklat sampai hitam dan

tubuh bagian bawah (bagian perut) berwarna coklat muda sampai keputih-

putihan. Bentuk kepala agak pipih seperti kepala ular dengan sisik-sisik

besar di atas kepala. Bentuk kepalanya yang seperti ular inilah yang

membuat ikan gabus di juluki sebagai “snake head“.

2. Sisi atas tubuh ikan gabus dari kepala sampai ekor umumnya berwarna

gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Bagian bawah tubuh ikan gabus

mulai dari bawah wulut sampai ekor berwarna putih. Bagian samping tubuh

ikan gabus bercoret tebal (striata, bercoret-coret) agak kabur, warna tersebut

seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Ikan gabus memiliki mulut

yang besar dan bergigi tajam. Sirip punggung ikan gabus memanjang

dengan sirip ekor membulat di bagian ujungnya.

14
4. Kandungan Gizi

Kandungan gizi ikan gabus per 100 gr (Cnanna striata) seperti tabel berikut :

Tabel 2
Kandungan zat gizi Ikan Gabus per 100 gr (Channa striata)

Zat gizi Jumlah


Energi (Kalori) 69 kkal
Protein 25,2 gram
Lemak 1,7 gram
Karbohidrat 0,9 gram
Kalsium 62 mg
Fosfor 76 mg
Vitamin A 1.50 SI
Vitamin B1 0,04mg
Air 69 gram
Sumber : gazali-solahuddin, 2019

D. Tinjauan tentang bayam

1. Pengertian

Merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai

sayuran hijau. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.

Bayam merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropic, namun kini sudah

tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat

tumbuh sepanjang tahun tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih

subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya gak panas (Dalimarta,

2006).

15
Gambar 3. Bayam

2. Klasifikasi

Klasifikasi Bayam(Amaranthus)

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Caryophyllales
 Famili : Amaranthaceae
 Genus : Amaranthus
 Spesies : Amaranthus hybridus L. (Saparinto, 2013).

3. Morfologi

a. Akar (Radix)

Amaranthus hybridus L. memiliki akar tunggang, tidak berkayudan

berwarna putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-

abu (Dalimartha, 2006).

b. Batang ( Caulis )

Amaranthus spinosus L. berbentuk berbatang bulat, tegak,termasuk

berbatang basah. Batang berwarna hijau atau kemerahan, bercabang banyak

(Sahat & Hidayat, 2006).

16
c. Daun (Folium)

Daun spesies ini termasuk daun tunggal,bundar telur, memanjang sampai

lanset, tata letak daun tersebar, daun berselang-seling,bulat atau oval,

menyempit kebagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung

runcing serta urat-urat daun yang kelihatan jelas, tulang daun menyirip,tepi

daun rata, bertangkai panjang,letak berseling warnanya hijau, berbentuk bu

ndar telur memanjang. Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5

Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang.Tangkai daun berbentuk

bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm.

Bentuk tulang daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus

(Dalimartha, 2006).

d. Bunga (flos)

Bunga berkelamin tunggal, bunga majemuk kumpulan bunganya

berbentuk bulir untuk bunga jantannya sedangkan bunga betina berbentuk

bulat, yang terdapat dibagian bawah duduk di ketiak daun atau ujung atas

batang,bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan

ketiak percabangan, padat berwarna hijau. Kelopak bunganya berbentuk

corong. Ujung bertaju, warna hijau agak putih.Daun tenda bunga setinggi-

tingginya 2,5 mm Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau.

Bunga setiap bunga memiliki berbilangan 5 daun mahkota berlepasan,

panjangnya 1,5-2,5 mm. Bakal biji satu. Bunga ini termasuk bunga inflorencia

(Sahat & Hidayat, 2006)

17
e. Buah (Fruktus)

Buah mengandung biji yang sangat kecil, berbentuk bulat panjang dan

berwarna hitam mengkilat. Berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang

1,5 mm (Dalimartha, 2006).

f. Biji (Semen)

Berbiji bulat kecil berwarna hitam dengan panjang antara 0,8 – 1 mm

(Sahat & Hidayat, 2006).

3. Kandungan Gizi

Tabel 3
Kandungan Zat Gizi Bayam per 100 gr ( Amaranthus )

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan


Kalori 36 kkal
Protein 3,5 g
Lemak 0,5 g
Karbohidrat 6,5 g
Serat 2,2 g
Kalsium 265 mg
Fosfor 67 mg
Zat besi 3,9 mg
Vitamin C 80 mg
Vitamin A 6,090 SI
Vitamin B 0,08 mg
Air 86,9 mg

Sumber : Tabel komposisi pangan Indonesia (2019)

18
E. Uji Organoleptik

Menurut Ayustaningwarno, (2014) uji organoleptik adalah pengujian yang

didasarkan pada proses penginderaan untuk mengamati tekstur, warna, aroma dan rasa

suatu produk makanan, minuman atau obat. Produk pangan mempunyai nilai mutu

subjektif yang menonjol dapat diukur dengan instrument fisik (dengan instrument

manusia). Sifat subjektif ini lebih umum pada tingkat kesukaan yang melibatkan

warna,aroma,rasa dan tekstur (Soekarto, 1990)

Kelompok uji penerimaan juga disebut acceptance test atau preference test. Uji

penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan

yang menyebabkan orang menyenanginya. Tujuan uji penerimaan ini untuk mengetahui

apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima (Susiwi, 2009)

Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat

suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka. Skala hedonik dapat ditentukan

sesuai yang di inginkan peneliti (Rahayu, 1998 dalam Devy Andriana, 2017). Adapun

format uji organoleptik dapat dilihat pada tabel berikut :

19
Tabel 4
Format uji oganoleptik

Kode contoh
No Spesifikasi Nilai
123 231 312 321
1 Kenampakan
 Lapisan tepung roti
9
kering,cemerlang spesifik produk
 Lapisan tepung roti kering, kurang
7
cemerlang spesifik produk
 Lapisan tepung roti agak basah,
5
agak kusam
 Lapisan tepung roti basah, kusam 3
2 Bau
 Kuat spesifik produk 9
 Kurang kuat spesifik produk 7
 Apek 5
 Masam dan tengik 3
3 Rasa
 Kuat spesifik produk 9
 Kurang kuat spesifik produk 7
 Agak masam 5
 Masam 3
4 Tekstur
 Padat, kompak 9
 Agak padat, agak kompak 7
 Agak lembek 5
 Lembek 3
Sumber : Badan Standardisasi Nasional 2013

Jenis mutu organoleptik dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Kenampakan

kenampakan nugget modifikasi ikan gabus dengan penambahan bayam

merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera mata untuk menilai

20
kenampakan suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk mengetahui

daya terima dengan melihat parameter lapisan tepung roti kering, cemerlang

spesifik produk : lapisan tepung roti kering,kurang cemerlang spesifik produk :

lapisan tepung roti agak basah,agak kusam : lapisan tepung roti basah,kusam.

2. Bau

Bau merupakan reaksi dari prodak yang akan mempengaruhi panelis sebelum

panelis menikmati suatu prodak, panelis dapat mencium bau dari produk tersebut,

maka panelis melihat parameter kuat spesifik produk : kurang kuat spesifik produk

: apek : masam.

3. Rasa

Rasa merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera lidah untuk

menilai rasa suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk mengetahui daya

terima dengan melihat parameter konsistensi kuat spesfik produk : kurang kuat

spesifik produk : agak masam : masam.

4. Tekstur

Tekstur merupakan pengujian organoleptik yang berkaitan dengan struktur,

tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur

merupakan sensai tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan

jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. untuk mengetahui tingkat

daya terima panelis terhadap tekstur dengan melihat parameter padat kompak :

agak padat agak kompak : agak lembek : lembek.

21
F. Panelis

untuk melaksanakan penilaiaan organeleptik diperlukan panel. Dalam penilaian

suatu mutu atau analis sifat-sifat sensorik suatu komoditi. Panel bertindak sebagai

instrument atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang bertugas menilai

sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota

panel disebut panelis.

Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam panel, yaitu panel

perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlati, panel tidak terlatih, panel

komsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan pada

keahlian dalam melakukan penilaian organoleptik (Modul Pengujian Organoleptik,

2013).

1. Panel perseorangan

Penel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik

yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat

intensif. Penel perseorangan sangat menegnal sifat, perenan dan cara pengolahan

bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisis organeleptik

denga sangat baik.keuntungan menggunakan penalis ini adalah kepekaan tinggi,

bisa dapat dihindari, penilaian fesien dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan

biasaya digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan akan

mengenali penyebabnya, keputusan sepenuhnyan ada pada seorang.

2. Panel terbatas

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi

sehingga bisa lebih di hindari. Penalis ini mengenal dengan baik faktor-faktor

22
dalam penilaiaan organoleptik dan mengatahui cara pengelohan dan pengaruh

bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan dapat diambil berdiskusi diantara

anggota-anggotanya.

3. Panel terlatih

Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik.

Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Penalis

ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau spesifik.

Keputusan diambil setelah data dianalisis secara bersemaan.

4. Panel agak terlatih

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk

mengatahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan

terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat

menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.

5. Panel tidak terlatih

panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awan yang dapat dipilih berdasarkan

jenis suku-suku bangsa, tingkat social dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya

diperbolehkan menilai alat organoleptik yang sederhana seperti sifat kesukaan,

tetapi tidak boleh dugunakan dalam uji pembedaan. Untuk itu panel tidak terlatih

biasanya dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan panalis

wanita.

23
6. Panel konsumen

Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orangyang tergantung pada target

pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat

ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.

7. Panel anak-anak

panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10

tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai penalis daalm penilaian produk-

produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.

Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan

atau dengan bermain bersama, kemudian dipaggil untuk diminta responya tehadap

produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy yang sedang

sedih, biasa atau tertawa.

G. Kandungan Gizi

Salah satu cara untuk dapat melihat kandungan gizi pada suatu bahan pangan atau

bahan makanan yaitu dengan cara melihat pada Tabel Komposisi Pangan Indonesia

(TKPI). Data base yang menggambungkan semua data komposisi zat gizi makanan

Indonesia menjadi satu buku disebut TKPI. TKPI dibuat untuk mempermudah

pengguna untuk mencari data komposisi zat gizi makanan.

Untuk menghitung Energi dan zat gizi suatu bahan makanan,yaitu dengan cara

Berat bahan
𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 = × Nilai TKPI
100

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif observasional dilakukan empat

kategori perlakuan.

123 = Ikan Gabus : Bayam = 95 % : 5 %

231 = Ikan Gabus : Bayam = 90 % : 10 %

312 = Ikan Gabus : Bayam = 85 % : 15 %

321 = Ikan Gabus : Bayam = 80 % : 20 %

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Maret - April 2021 di SD Negeri 5 Oheo,

Kec. Oheo, Kabupaten. Konawe Utara

C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam pembuatan Nugget ikan gabus dengan penambahan

bayam adalah sebagai berikut:

Baskom, spatula, wajan, baki/nampan, kompor, blender, panci kukus, pisau,

dan ayakan.

2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget ikan gabus dengan penambahan

bayam adalan sebagai berikut:

Ikan gabus, bayam, tepung tapioka, tepung terigu, garam, gula pasir, minyak

goreng, air es, bawang putih, jeruk nipis, lada atau merica, tepung roti, telur ayam,

dan kaldu bubuk.

25
Tabel 5
Bahan Pembuatan Nugget ikan gabus dengan penambahan bayam
Empat Perlakuan

Bahan Bahan 123 Bahan 231 Bahan 312 Bahan 321


Ikan gabus 95 % 90 % 85 % 80 %
Bayam 5% 10 % 15 % 20 %
Tepung tapioka 37 gr 37 gr 37 gr 37 gr
Tepung terigu 37 gr 37 gr 37 gr 37 gr
Garam 5 gr 5 gr 5 gr 5 gr
Gula pasir 5 gr 5 gr 5 gr 5 gr
Minyak goreng 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr
Air es 30 ml 30 ml 30 ml 30 ml
Bawang putih 3 siung 3 siung 3 siung 3 siung
Jeruk nipis 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
Lada atau merica ¼ sdt ¼ sdt ¼ sdt ¼ sdt
Tepung roti 9 gr 9 gr 9 gr 9 gr
Telur ayam 2 butir 2 butir 2 butir 2 butir
Kaldu bubuk ½ sdt ½ sdt ½ sdt ½ sdt

D. Jenis dan cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu :

a. Data daya terima Nugget Ikan gabus dengan penambahan bayam diperoleh

dengan menggunakan formulir penilaian organoleptik yang merupakan uji

daya terim a panelis terhadap aspek kenampakan, bau, rasa dan tekstur dari

produk yang di hasilkan.

b. Data kandungan gizi makro dan mikro pada produk nugget Ikan gabus dengan

penambahan bayam diperoleh menggunakan rumus dan nilai bahannya

diperoleh dari buku Tabel Konsumsi Pangan Indonesia (TKPI) 2017.

26
2. Cara Pengumpulan Data

a. Uji Daya Terima

Teknik pengumpulan data dari uji daya terima adalah dengan

menggunakan uji organoleptik. Sasaran yang akan melakukan penilaian adalah

panel konsumen pada produk 123, 231, 312, dan 321. Uji organoleptik adalah

penilaian yang menggunakan indera. Jenis organoleptik yang digunakan adalah

uji organoleptik sesuai dengan SNI 2013 Nugget ikan dengan menggunakan

parameter yang sudah di tetapkan yang menyatakan penilaian terhadap satu

produk dengan memberikan penilaian terhadap aspek kenampakan, bau, rasa

dan tekstur.

b. Data kandungan Gizi

Kandungan gizi makro dan mikro pada produk Nugget Ikan Gabus dengan

penambahan bayam diperoleh melalui buku TKPI 2017.

F. Tahapan Penelitian

1. Proses Pembuatan Nugget Ikan gabus Dengan Penambahan Bayam

Proses pembuatan nugget Ikan gabus dengan penambahan bayam

dilakukan dengan beberapa tahap pengolahan agar dapat menghasilkan nugget

yang berkualitas dan tidak mengeluarkan bau tengik. Adapun proses pembuatan

nugget Ikan gabus dengan penambahan bayam antara lain:

a. Proses pertama yang dilakukan adalah Ikan gabus yang telah dibeli di Kab.

Konawe Utara, kec, Oheo yang masi dalam keadaan hidup itu dibawah

ketempat pengolahan menggunakan tranfortasi mobil. Ikan gabus tersebut

disimpan di ember berisikan air bercampur es batu supaya ikan gabus tetap

27
bertahan hidup hingga sampai di tempat pengolahan. Dan bayam yang

masih segar, dibeli di pasar sekitar dilakukan memakai masker dan hand

sanitizer. Penggunaan masker dan kaos tangan sehingga meminimalisir

kontak langsung dengan penjual. Ikan gabus dan bayam yang dibeli

disimpan dalam wadah tertutup agar tetap bersih dan terhindar dari cemaran

mikroba.

b. Proses kedua yang dilakukan adalah Ikan gabus dan bayam yang telah

dibeli dibersihkan di rumah kemudian isi dalam Ikan gabus dikeluarkan dan

bayam dibersihkan menggunakan pisau , setelah itu Ikan gabus dan bayam

yang telah dibersihkan kemudian dicuci bersih menggunakan air mengalir.

c. ikan gabus yang telah dicuci bersih, diberi perasan jeruk nipis agar

menghilangkan bau amis

d. kemudian daging ikan gabus dan bayam siap dihaluskan menggunakan

blender

e. Siapkan bahan-bahan lainnya seperti bawang putih,gula pasir,garam,telur

ayam,lada atau merica,tepung terigu,tepung maizena,tepung tapioca,tepung

roti dan air es.

f. Lanjut kocok telur, lalu masukkan bawang putih yang telah

dihaluskan,kaldu bubuk,garam,gula dan merica. Kocok hingga merata.

Tuang tepung terigu dan tepung tapioca pada wadah (mangkuk), lalu

campur dengan kocokan telur pertama

g. satukan daging Ikan gabus dan bayam serta bahan-bahan lainnya lalu di

blender

28
h. setela di blender dan semua bahan tercampur, kukus ikan gabus dan bayam

menggunakan panci kurang lebih 30 menit, setelah matang daging Ikan

gabus dan bayam didinginkan selama 10 menit, Setelah dingin, nugget

kemudian dipotong-potong sesuai bentuk yang diinginkan.

i. Siapkan satu butir telur yang kemudian dikocok. Masukkan nugget ke

dalam kocokan telur selanjutnya nugget dibaluri tepung roti

j. Proses selanjutnya, panaskan minyak goreng. Goreng nugget hingga

berwarna kuning keemasan.

29
Berikut diagram alir tahapan pembuatan Nugget Ikan Gabus dengan
penambahan bayam.
Ikan gabus dan bayam segar

Ikan gabus dibeli masih bayam dibeli dalam


dalam keadaan hidup keadaan segar

Ikan gabus dibersihkan Bayam dipisahkan dari


dan dipisahkan tulang dan tangkai akarnya
daging
Bayam dicuci bersih
Diberikan perasan jeruk
nipis
Bahan-Bahan bawang putih, gula pasir, garam,

telur ayam, lada atau merica, tepung terigu, tepung

maizena, tepung tapioca, tepung roti dan air es.

Perlakuan 123 Perlakuan 231 Perlakuan 312 Perlakuan 321

satukan daging ikan gabus dan bayam serta bahan-


bahan lainya lalu digiling

Setelah digiling dan bahan tercampur, kukus


adonan nugget selama ±30 menit

Setelah nugget masak, angkat lalu diamkan disuhu


ruangan selama 10 menit

Potong nugget sesuai bentuk yang diinginkan

Masukkan nugget ke dalam kocokan telur lalu


masukkan dalam tepung roti

Setelah itu nugget di goreng hingga berwarna


kuning keemasan

Nugget ikan gabus dengan penambahan bayam siap


dikonsumsi

30
2. Prosedur Persiapan Sampel Untuk Melakukan Uji Daya Terima

a. Cuci tangan hingga bersih dengan menerapkan 6 langkah cuci tangan.

b. Sampel di simpan dalam wadah tertutup.

c. Panelis harus memakai masker.

d. Panelis melakukan social distancing dengan panelis lain di dalam Ruang kelas

SD Negeri 5 Oheo.

e. Setiap panelis diberikan 4 sampel yang berbeda perlakuan dalam wadah

tertutup, untuk melakuakan uji kesukaan.

f. Hasil uji disimpan dimasing-masing di tempat duduk panelis.

g. Panelis disilahkan keluar dan pulang dirumah masing-masing.

Berikut diagram alir tahap Persiapan sampel untuk melakukan uji daya terima :

Cuci tangan hingga bersih

Memakai masker

Sampel disimpan dalam wadah tertutup

Panelis harus memakai masker

Panelis melakukan social distancing

Setiap panelis diberikan 4 sampel yang berbeda


perlakuan dalam wadah tertutup.

Melakukan Uji masing-masing panelis

Hasil uji disimpan dimasing-masing tempat duduk

Panelis disilahkan keluar dan pulang dirumah

31
3. Prosedur penetapan pemilihan panelis

a. Panelis adalah anak usia sekolah dasar kelas 4 – 6 di SDN 5 Oheo.

b. Panelis harus dalam keadaan sehat untuk melakukan pengujian.

c. Panelis sudah harus mengerti atau mengenal sifat-sifat sensorik suatu.

komoditi dan peningkatan kepekaan serta konsistensi penilaian setelah di

berikan intruksi yang jelas mengenai uji yang akan dilakukan dan larangan

yang di isyaratkan.

d. Dalam melakukan pengujian panelis harus di perhatikan kondisinya dalam

keadaan lapar atau kenyang. Sebaiknya pengujian tidak dilakukan satu jam

sebelum atau 2 jam sesudah makan, waktu yang baik untuk pengujian

sebaiknya dilakukan pada pukul 09.00-11.00 atau 15.00-17.00.

e. Panelis memakai alat pelindung diri seperti masker.

f. Melakukan sosial distancing antar panelis

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

a . data yang diterima

1) Coding, yaitu pemberian kode pada produk nugget Ikan gabus dengan

penambahan bayam jika dilakukan 4 produk yang berbeda maka dapat diberi

kode yaitu (123, 231,312, 321)

2) Editing, yaitu suatu proses dimana peniliti melakukan identifikasi terhadap

data-data yang telah dikumpulkan dari penalis melalui uji daya terima

3) Entri, yaitu proses memasukan data yang akan diolah dedalam aplikasai

computer

32
4) Tabulasi, yaitu proses menyusun data dalam bentuk table dan narasi

mengenai nilai gizi makro dan mikro

2. Analisis Data

a. Daya Terima

1) Data daya terima diolah secara deskriptif dengan cara menjumlah semua

skor (kenampakan, bau, rasa, tekstur). Kemudian dirata-ratakan untuk

melihat tingkat kesukaan terhadap produk.

2) Data nilai gizi dapat diperoleh dengan melihat kandungan gizi dari bahan-

bahan yang dapat dilihat pada Tabel Komposisi Pangan Indonesia(TKPI)

2017.

3. Penyajian data

Penyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabulasi.

G. Definisi Operasional

1. Nugget modifikasi Ikan gabus dengan penambahan bayam adalah salah satu

makanan jajanan yang dibuat dengan menggunakan adonan berbahan dasar Ikan

gabus, bayam, tepung terigu, tepung tapioka,gula pasir, bawang putih, telur ayam,

garam, minyak goreng,air es, kaldu bubuk, lada atau merica, tepung roti dan jeruk

nipis. Dengan menggunakan 4 perlakuan, yaitu daging ikan gabus 95 %: bayam 5

%, daging ikan gabus 90 %: bayam 10 %, daging ikan gabus 85 %: bayam 15 %,

dan daging ikan gabus 80 %: bayam 20 %s

2. Daya terima terhadap kenampakan nugget modifikasi ikan gabus dengan

penambahan bayam merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera mata

untuk menilai kenampakan suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk

33
mengetahui daya terima dengan melihat parameter Sangat suka (9), Suka (7), Tidak

suka (5), Sangat tidak suka (3).

3. Daya terima terhadap bau merupakan reaksi dari prodak yang akan mempengaruhi

panelis sebelum panelis menikmati suatu prodak, panelis dapat mencium bau dari

produk tersebut, maka panelis melihat parameter Sangat suka (9), Suka (7), Tidak

suka (5), Sangat tidak suka (3).

4. Daya terima terhadap rasa merupakan pengujian yang dilakukan oleh panca indera

lidah untuk menilai rasa suatu prodak maka yang dilakukan oleh panelis untuk

mengetahui daya terima dengan melihat parameter Sangat suka (9), Suka (7), Tidak

suka (5), Sangat tidak suka (3).

5. Uji daya terima terhadap tekstur merupakan pengujian organoleptik yang berkaitan

dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen

penyusun, tekstur merupakan sensai tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau

perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. untuk

mengetahui tingkat daya terima panelis terhadap tekstur dengan melihat parameter

Sangat suka (9), Suka (7), Tidak suka (5), Sangat tidak suka (3).

6. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tubuh,

contohnya antara lain adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

7. Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil,

contohnya antara lain, kalsium, natrium, zat besi, kalium, yodium, vitamin,

magnesium, dan fosfor.

34
8. Untuk mengetahui nilai gizi pada produk nugget Ikan gabus dengan penambahan

bayam yaitu dengan cara melihat menilai nilai gizi pada masing-masing bahan

yang digunakan pada pembuatan Nugget.

35
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Panelis pada penelitian ini adalah anak SD Negeri 5 Oheo. Sebaran panelis yang

menjadi sampel adalah kelas IV, kelas V, dan kelas VI, panelis diambil secara acak.

Rentang umur panelis yang dijadikan sampel adalah 10 tahun – 13 tahun, umur paling

dominanan adalah umur 12 tahun. Total jumlah panelis yaitu berjumlah 40 orang.

Panelis anak SD diambil mejadi sampel karena produk ini dibuat sebagai makanan

jajanan sehat anak SD, selain itu, nugget merupakan produk yang yang cukup populer

dan dapat diterima oleh masyarakat khususnya anak SD.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget ikan gabus dengan

penambahan bayam adalah, tepung tapioka, tepung terigu, garam, gula pasir, minyak

goreng, air es, bawang putih, jeruk nipis, lada atau merica, tepung roti, telur ayam, dan

kaldu bubuk. Perbedaan dari bahan yang diberikan perlakuan adalah daging ikan gabus

dan bayam, dibandingkan dengan bahan lain yakni nugget Perlakuan 123 = Ikan Gabus

95 gr, Bayam 5 gr, Perlakuan 231 = Ikan Gabus 90 gr, Bayam 10 gr, Perlakuan 312 =

Ikan Gabus 85 gr, Bayam 15 gr, Perlakuan 321 = Ikan Gabus 80 gr, Bayam 20 gr.

36
a. Nugget Ikan Gabus Dengan P enambahan Bayam

1. Nugget Perlakuan 123 ( Ikan Gabus 95 gr, Bayam 5 gr )

Gambar 4.
Nugget Perlakuan 95 gr: 5 gr (123)

2. Nugget Perlakuan 231 ( Ikan Gabus 90 gr, Bayam 10 gr )

Gambar 5.
Nugget Perlakuan 90 gr : 10 gr (231)

3. Nugget Perlakuan 312 ( Ikan Gabus 85 gr, Bayam 15 gr )

Gambar 6.
Nugget Perlakuan 85 gr : 15 gr (312)

37
4. Nugget Perlakuan 321 ( Ikan Gabus 80 gr, Bayam 20 gr )

Gambar 7.
Nugget Perlakuan 80 gr : 20 gr (321)

b. Daya Terima

1) Atribut kenampakan

Tabel 6
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Kenampakan

Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 27 67,5 35 87,5 25 62,5 29 72,5
Suka 10 25,0 4 10,0 9 22,5 8 20,0
Tidak suka 2 5,0 0 0,0 6 15,0 3 7,5
Sangat tidak suka 1 2,5 1 2,5 0 0,0 0 0,0
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100

Sumber : Data Primer 2021

Tabel 6 menunjukkan persentase terbesar penerimaan panelis dengan

kategori sangat suka terhadap atribut kenampakan yaitu pada 231 (87,5% )

dan 321 (72,5%). Selanjutnya, 123 (67,5%) dan 312 (62,5%). Pada kategori

Suka persentase penerimaan panelis yaitu pada 123 (25,0%), selanjutnya 312

38
(22,5%), 321 (20,0%) dan 231 (10,0%). Bila kategori sangat suka dan suka di

gabungkan maka persentase penerimaan panelis berturut-turut adalah 231

(97,5%), 123 (92,5%), 321 (92,5%) dan 312 (85%).

Perlakuan 231 memiliki kenampakan kuning keemasan dikarenakan

bahan yang digunakan 90% daging ikan gabus. Pada perlakuan 321 dan 312

memiliki kenampakan lebih kehijauan dikarenakan penambahan bayam

dengan presentase yang lebih besar

2) Atribut bau

Tabel 7
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Bau

Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 23 57,5 30 75,0 22 55,0 18 45,0
Suka 13 32,5 5 12,5 12 30,0 14 35,0
Tidak suka 4 10,0 5 12,5 4 10,0 3 7,5
Sangat tidak suka 0 0,0 0 0,0 2 5,0 5 12,5
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
Sumber : Data Primer 2021

Tabel 7 menunjukkan persentase terbesar penerimaan panelis dengan

kategori sangat suka terhadap atribut bau yaitu pada 231 (75,0%).

Selanjutnya, 123 (57,5%), 312 (55,0%) dan 321 (45,0%). Pada kategori suka

penerimaan panelis yaitu 321 (35,0%), selanjutnya 123 (32,5%), 312 (30,0)

dan 231 (12,5%). Bila kategori sangat suka dan suka digabungkan maka

39
persentase penerimaan panelis berturut-turut adalah 123 (90%),231 (87,5%),

312 (85%) dan 321 (80%).

Penggunaan daging ikan gabus dengan penambahan bayam memberikan

pengaruh pada bau nugget. Perlakuan 123 memiliki bau yang khas sedikit ada

bau bayam karena adanya bahan yang digunakan 5% bayam. Sedangkan pada

perlakuan 231, 312 dan 321 cenderung memliki bau bayam karena adanya

penamabahan dalam jumlah yang lebih besar.

3) Atribut rasa

Tabel 8
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Rasa

Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 25 62,5 15 37,5 18 45,0
Suka 10 25,0 11 27,5 16 40,0 10 25,0
Tidak suka 6 15,0 3 7,5 6 15,0 9 22,5
Sangat tidak suka 0 0,0 1 2,5 3 7,5 3 7,5
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
Sumber : Data Primer 2021

Tabel 8 menunjukkan persentase terbesar penerimaan panelis dengan

kategori sangat suka terhadap atribut rasa yaitu pada 231 (62,5%),

selanjutnya 123 (60,0%), 321 (45,0%) dan 312 (37,5%). Pada kategori suka

persentase penerimaan panelis yaitu pada 312 (40,0%), selanjutnya 231

(27,5%), 123 (25,0%) dan 321 (25,0%). Bila kategori sangat suka dan suka di

40
gabungkan maka persentase penerimaan panelis berturut-turut adalah 231

(90%), 123 (85%), 312 (77,5%) dan 321(70%).

Nugget Ikan Gabus dengan penambahan Bayam pada perlakuan 231

memiliki rasa yang khas daging dan sedikit rasa bayam, dengan bahan 90%

daging ikan gabus, bayam 10%. Pada perlakuan ,312 dan 321 dengan adanya

penambahan bayam yang lebih besar cenderung memberikan rasa bayam.

4) Atribut Tekstur

Tabel 9
Daya Terima Sampel Berdasarkan Atribut Tekstur

Kategori Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 24 60,0 16 40,0 15 37,5
Suka 8 20,0 6 15,0 12 30,0 11 27,5
Tidak suka 3 7,5 6 15,0 6 15,0 8 20,0
Sangat tidak suka 5 12,5 4 10,0 6 15,0 6 15,0
Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100
Sumber : Data Primer 2021

Tabel 9 menunjukkan persentase terbesar penerimaan panelis dengan

kategori sangat suka terhadap atribut tekstur yaitu pada 231 (60,0%) dan 123

(60,0%), selanjutnya 312 (40,0%) dan 321 (37,5). Pada kategori suka

persentase penerimaan panelis yaitu 312 (30,0%), selanjutnya 321 (27,5%),

123 (20,0) dan 231 (15,0). Bila kategori sangat suka dan suka di gabungkan

maka persentase penerimaan panelis berturut-turut adalah 123 (80%), 231

(75%), 312 (70%) dan 321 (65%).

41
Nugget pada perlakuan 123 memiliki tekstur padat. Pada perlakuan 231,

312 dan 321 memberikan tekstur kurang padat dikarenakan adanya

penambahan bayam dalam jumlah lebih besar.

c. Tingkat Daya Terima

Tingkat daya terima berdasarkan gabungan semua atribut Kenampakan, Bau,

Rasa, dan Tekstur pada produk nugget dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 10
Tingkat Daya Terima produk Nugget

Nugget
Kategori 123 231 312 321
Kenampakan 8,15 8,65 7,95 8,3
Bau 7,95 8,25 7,77 7,25
Rasa 7,6 8 7,65 7,05
Tekstur 7,55 7,5 6,5 6,75
Total 31,25 32 29,87 29,35
Rata-Rata 7,81 8 7,46 7,33
Sumber : Data Primer 2021

Tabel 10 menunjukan bahwa berdasarkan jumlah rata-rata skor, gabungan

semua atribut kenampakan, bau, rasa, dan tekstur dapat dilihat bahwa skor terbesar

terdapat pada nugget 231 (dengan perbandingan daging ikan gabus 90% dan

bayam 10%) dengan jumlah rata-rata skor 8 yang artinya produk 231 paling

disukai oleh panelis, selanjutnya produk 123 (7,81), 312 (7,46), dan 321 (7,33).

42
d. Kandungan Gizi Nugget

Tabel 11
Kandungan Gizi Nugget Perlakuan (231) Per 100 gr

Zat Gizi Nugget 231 Jumlah


(daging Ikan Gabus 90 gr Bayam 10 gr

Energi (kkal) 245,70 (kkal)


Protein 24,72 gr
Lemak 20,22 gr
Karbohidrat 82,26 gr
Fosfor 263,86 mg
Natrium 34,86 mg
Kalium 298,55 mg
Kalsium 230,31 mg
Besi 1,60 mg

Tabel 11 menunjukan menurut tabel komposisi pangan Indonesia tahun 2017

dalam 100 gr bahan produk nugget perlakuan (231) yang telah dijumlahkan dari

berbagai bahan yang digunakan saat membuat nugget perlakuan (231) dengan

penambahan daging ikan gabus dan bayam, (90% daging ikan gabus : 10% bayam)

adalah energy 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr, karbohidrat 82,26

gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium 230,31 mg,

dan besi 1,60 mg.

43
B. Pembahasan

1. Daya Terima Nugget

a) Berdasakan Atribut Kenampakan

Kenampakan merupakan salah satu atribut mutu yang sangat penting pada

nugget. Perananan kenampakan sangat nyata karena umumnya panelis akan

mendapat kesan pertama, baik suka atau tidak suka terhadap suatu produk

pangan dari warnanya (putri, 2010).

Kenampakan pada bahan makanan disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain adaya figmen dari bahan-bahan yang digunakan atau karena adanya

pengaruh panas pada gula, adanya reaksi antara gula dan asam amino (Reaksi

maillard), adanya kontak antara asam organik dengan udara dan adanya

penambahan zat pewarna alam atau sintesis, reaksi maillard yaitu iterakasi

antara gugus gula pereduks dengan asam amino yang terjadi pada suhu tinggi

(dinna dkk, 2016).

Daya terima nugget dari aspek kenampakan menunjukan bahwa rata-rata

panelis menyukai 4 jenis perlakuan produk. Berdasarkan hasil penelitian pada

atribut kenampakan penerimaan panelis dari kategori Sangat suka dan Suka

adalah 231 (97,5%), 123 (92,5%), 321 (92,5%) dan 312 (85%).

Dari ke empat perlakuan, panelis lebih menyukai perlakuan 231

dikarenakan adanya perpaduan antara daging ikan gabus dan bayam ditambah

baluran tepung roti sehingga pada saat proses penggorengan terjadi reaksi

44
millard, nugget yang digoreng dengan waktu yang cukup akan menjadikan

nugget berwarna kuning keemasan cerah ( Dinna dkk, 2016).

b) Daya terima terhadap bau

Bau merupakan hal terpenting dalam suatu produk untuk mengetahui

kualitas produk tanpa mencicipinya karena bau merupakan bau-bauan yang

harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran atau nahan

pewangi makanan atau minuman (Sakti, 2018). Bau pada bahan makanan

disebabkan karena adanya tambahan bumbu-bumbu dapur atau perlakuan

seperti penambahan bayam yang dapat mempengaruhi bau dari produk nugget.

Hasil penelitian terhadap karakteristik bau presentase terbesar

penerimaan panelis dengan kategori Sangat suka dan Suka yaitu pada 123

(90%),231 (87,5%), 312 (85%) dan 321 (80%). Perlakuan 123 lebih banyak

disukai panelis dikarenakan adanya penambahan bumbu berupa rempah-

rempah seperti bayam yang dapat menghilangkan bau amis pada ikan sebagai

bahan baku dan memberi cita rasa khas pada bau nugget, hal ini dikemukakan

(Ahmad Thalib, 2011). Pada perlakuan 231, 312 dan 321 juga sama ada

penambahan bumbu berupa rempah-rempah akan tetapi jumlah

penambahannya lebih besar dibandingkan perlakuan 123, sehingga cenderung

memiliki bau bayam.

45
c) Daya terima terhadap rasa

Rasa makanan dirasakan oleh indera pengecap yaitu lidah karena

didalam lidah terdapat papilla-papila yang berwarna merah, rasa biasanya

dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu senyawa kimia, suhu, perpaduan antara

pangan dengan bahan tamabahan lainnya dan lama proses memasaknya.

(Winarno, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian penerimaan panelis terhadap rasa dengan

kategori Sangat suka dan Suka di gabungkan maka persentase penerimaan

panelis terbesar adalah 231 (90%), 123 (85%), 312 (77,5%) dan 321(70%).

Perlakuan 231 lebih banyak disukai panelis dikarenan ada pada bahan utama

yaitu daging ikan gabus 90 gr dan bayam 10 gr, rasa enak dan agak enak

dipengaruhi oleh komponen utama yaitu peptida dan asam amino yang

terdapat pada daging ikan (Shahidi, 1998). Pada prodak 312 dan 321 memiliki

penambahan bayam dalam jumlah yang lebih besar sehingga rasa khas daging

ikan bercampur dengan rasa bayam.

d) Daya terima terhadap tekstur

Tekstur merupakan ukuran dan susunan (jaringan) bagian dari suatu

benda atau makanan. Dapat dilihat secara langsung menggunakan indera

penglihatan yaitu keras, lunak, halus, kasar, utuh, padat, cair, kering, lembab,

liat, renyah, empuk, dan kenyal (Sakti, 2018).

Hasil penelitian terhadap karakteristik tekstur presentase terbesar

penerimaan panelis dengan kategori Sangat suka dan Suka di gabungkan maka

46
persentase penerimaan panelis adalah 123 (80%), 231 (75%), 312 (70%) dan

321 (65%). Perlakuan 123 lebih banyak disukai penelis dikarenakan

penggunaan daging ikan gabus yang lebih banyak dibading perlakuan 231,

312 dan 321, sehingga kadar protein dan kadar serat dari bahan yang

digunakan, (ikan gabus dan bayam) yang dimana protein yang berupa miosin

dan aktomiosin berperan sebagai penggumpalan dan pembentukan tekstur

pada nugget (Rahardiyan, 2004).

2. Tingkat Daya Terima

Tingkat daya terima suatu produk pangan dapat dilakukan dengan uji

organoleptik atau biasa disebut uji indera atau uji sensori merupakan cara

pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk

mengukuran daya penerimaan terhadap produk. (Wahyuningtias, 2010). Tingkat

daya terima terhadap makanan dipenguruhi beberapa faktor, yaitu karakteristik

sensorik dari makanan, sifat terhadap makanan, informasi mengenai makanan, dan

keinginan untuk mengonsumsi.

Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa jumah rata-rata skor,

berdasarkan atribut kenampakan, bau, rasa, dan tekstur tekstur dapat dilihat bahwa

skor terbesar terdapat pada nugget 231 (dengan perbandingan daging ikan gabus

90 gr dan bayam 10 gr) dengan jumlah rata-rata skor 8 yang artinya produk 231

paling disukai oleh panelis, selanjutnya produk 123 (7,81), 312 (7,46), dan 321

(7,33).

47
3. Kandungan gizi perlakuan 231

Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang merupakan

faktor penting untuk fungsi tubuh. Di dalam sebagian besar jaringan tubuh, protein

merupakan komponen terbesar setelah air. Diperkirakan sekitar 50% berat kering

sel dalam jaringan hati dan daging berupa protein. Fungsi utama mengonsumsi

protei adalah untuk memenuhi kebutuhan nitrogen dan asam amino untuk sintetis

protein tubuh dan substansi lain yang mengandung nitrogen. (Bakhtra dkk, 2016)

Kandungan gizi nugget berupa zat gizi protein, lemak, karbohidrat, fosfor,

natrium, kalium, kalsium dan besi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penyumbang terbanyak kandungan gizi dalam produk adalah nugget perlakuan

231 dengan energi 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr, karbohidrat

82,26 gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium 230,31

mg, dan besi 1,60 mg.

Karbohidrat merupakan contoh polimer alami yang berasal dari tumbuh

tumbuhan yang terdiri atas unsur C, H, dan O. karbohidrat memiliki rumus molekul

Cn (H2O)n. C, H dan O merupakan unsur-unsur penyusun karbohidrat yang

terbentuk dari peristiwa fotosintetis dalam tumbuhan. Karbohidrat berperan mejadi

sumber tenaga utama, setiap 1 gram karbohidrat mengandung 4,1 kalori yang akan

menciptakan senyawa-senyawa oraganik seperti lemak dan protein yang memiliki

fungsi menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh, sebagai zat tenaga

untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan kagiatan fisik. (Maharani,

2020).

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerimaan panelis berdasarkan atribut kenampakan pada kategori Sangat suka dan

Suka sebagian besar (97,5%) memilih produk 231, Pada atribut Bau sebagian besar

(90%) memilih produk 123, selanjutnya pada atribut Rasa sebagian besar (90%)

memelih produk 231, dan atribut Tekstur sebagian besar (80%) memilih produk

123.

2. Produk yang disukai panelis berdasarkan gabungan semua atribut, panelis lebih

menyukai produk 231, dengan perbandingan 90 gr daging ikan gabus dan 10 gr

bayam, selanjutnya produk 123, 312 dan 321.

3. Kandungan Gizi Nugget Ikan Gabus dengan penambahan Bayam pada perlakuan

231 adalah energi 245,70 (kkal), protein 24,72 gr, lemak 20,22 gr, karbohidrat 82,26

gr, fosfor 263,86 mg, natrium 34,86 mg, kalium 298,55 mg, kalsium 230,31 mg,

dan besi 1,60 mg.

B. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya pada kategori kenampakan dibuat bentuk

Nugget yang berbeda dimasing-masing perlakuan.

2. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan ikan gabus dan bayam menjadi

nugget perlakuan 231 dengan perbandingan daging ikan gabus 90 gr : bayam 10 gr

sebagai nilai tambah ekonomi.

49
3. Kelemahan dari penelitian ini adalah bau bayam yang terlalu mencolok, sehingga

disarankan untuk peneliti selanjutnya agar merendam bayam menggunakan air

panas sebelum dilakukan pengolahan untuk mengurangi bau bayam tersebut.

4. Untuk peneliti lainnya dapat melanjutkan sampai analisis statistic daya terima

nugget ikan gabus dengan penambahan bayam.

50
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pengujian Organoleptik. Modul Penanganan Mutu Fisis (Organoleptik).


Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

Badan Standardisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia Nugget Ikan. SNI 7758 :
2013. Jakarta.

Afrisanti Widhia Dhevina. 2010. Kualitas Kimia Dan Organeleptik Nugget Daging Kelinci
Dengan Penambahan Tepung Tempe. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
maret. Surakarta https://core.ac.uk/download/pdf/12350886.pdf. [ diakses
pada tanggal 19 januari 2021 ]

Wahyuningtias Dianka. 2010. Uji organoleptik hasil jadi kue menggunakan bahan non
instant dan instant. Jurusan hotel management, fukultas ekonomi dan bisnis,
Universitas bina nusantara.

Dwi Dinni Aulia Bakhtra, Rusdi, Aisyah Mardiah. 2016. Penetapan kadar protein dalam
telur unggas melalui analisis nitrogen menggunakan metode kjeldahl. Fakultas
Farmasi Universitas Andals Padang.

DK, Sari. 2019. Tinjauan Pustaka Nugget Ayam Broiler. Yogyakarta


http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5590/3/BAB%20II.pdf. [ diakses pada
tanggal 19 januari 2021 ]
Leony Wuisan Leony, Evelyn. 2019. Penambahan Bubuk Daun Lembayung Dalam
Pembuatan Ontbijtkoek Ditinjau Dari Ujiorganeleptik Dan Kandungan
Gizinya

Solahuddin Gazali. 2019. Kandungan Gizi Ikan Gabus Dan Manfaatnya Bagi Pengobatan,
Kandungan Proteinnya Lebih Besar Dari Daging.
"https://health.grid.id/penulis/164/gazali-solahuddin”. [ diakses pada tanggal
21 januari 2021 ]

HT, Haerani T. 2012. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Lampu Terhadap Pertumbuhan
Bayam (Amaranthus sp.). Universitas Islam Negeri, Alauddin. Makassar.

Iklima, N. 2017. Gambaran Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Keperawatan BSI, 5(10), 8-9 Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id.ejurnal/indeks.php/jk. (tahun 2019). [ diakses pada
tanggal 19 januari 2021 ]

La, Ilham. 2020. Daya Terima Dan Nilai Gizi Stick Dengan Penambahan Tepung Ikan Teri
(Stolephorus commersoni) Sebagai Cemilan Anak Usia Sekolah. Jurusan gizi
Politeknik Kesehatan kendari

51
Kajian Pustaka Dan Hipotesesis Tentang Bayam Hijau. https://docplayer.info/165713490-
Bab-ii-kajian-pustaka-dan-hipotesis-2-1-tinjauan-tentang-bayam-hijau
amaranthus-hybridus-l.html. [ diakses pada tanggal 19 januari 2021 ]

Kementerian Kelautan dan Perikana. 2018. Gambaran potensi, produksi, dan pemasaran
Prodak perikanan dan kelautan provinsi Sulawesi tenggara
Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Persyaratan Hygene Sanitasi
Makanan Jajanan. Jakarta. https://www.slideshare.net/mobile/infosanitasi/1-
nomor-942-menkesskvii2003. [ diakses pada tanggal 19 januari 2021 ]

Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara No.6. Tahun 2016. Tentang rencana
Pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), Kabupaten Konawe Utara.

Siska, P Tri Andika. 2019. Latar Belakang Mengomsumsi Ikan Gabus. Poltekkes
Kemenkes Kendari. http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/1433/2/BAB%20I.pdf. [ diakses pada tanggal 19 januari 2021 ]

Sri, Bulan Nasution. 2016. Analisa Kadar Besi (Fe) Pada Bayam Hijau Sesudah Perebusan
Dengan Masa Simpan 1 Jam, 3 Jam Dan 5 jam. Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Medan

Silaban mastrina. 2020. Pengaruh penambahan rebung betung dalam pembuatan nugget
ikan patin.

Tabel komposisi pangan Indonesia. 2019. Kandungan gizi bayam.


https://artikelsiana.com/manfaat-bayam-penghambat-penuaan/. [ diakses pada
tanggal 19 januari 2021 ]

Tabel komposisi pangan Indonesia. 2017. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat


Direktorat Gizi Masyarakat

Thalib Ahmad. 2011. Uji tingkat kesukaan nugget ikan madidihang (thunnus albacores)
bahan pengisi yang berbeda

Yulianti, Andi Khairun Mutia. 2018. Analisi Kadar Protein Dan Tingkat Kesukaan Nugget
Ikan Gabus Dengan Penambahan Tepung Wortel. Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian, Universitas Gorontalo. mailto:yuliantibora@gmail.com

Maharani Dyah Aulia Winne. 2020. Karbohidrat dalam tubuh : manfaat dan dampak
defisiensi karbohidrat. Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta.

52
LAMPIRAN

53
LAPIRAN 1. KUESIONER

FORMULIR KESEDIAAN MEJADI PANELIS

Dengan menandatangani lembar ini, saya

Nama :

Kelas :

Umur :

Menyetujui untuk menjadi panelis dalam penelitian yang berjudul “Daya terima

dan kandungan gizi nugget ikan gabus (channa striata) dengan penambahan

bayam (amaranthus) sebagai jajanan sehat anak sekolah” yang dilakukan oleh

agam pioner mahasiswa program studi DIII jurusan gizi poltekkes kemenkes kendari.

Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk

keperluan penelitian dan saya secara suka rela dan tanpa paksaan dari peneliti untuk

bersedia menjadi panelis penelitian ini.

Konawe utara, april 2021

Panelis

( )

54
FORMULIR PENILAIAN ORGANOLEPTIK

Nama panelis :

Kelas :

Umur :

Produk : Nugget Ikan Gabus Dengan Penambahan Bayam

Tanggal :

Pukul : WITA

Tanda tangan panelis :

1. Penilaian terhadap kenampakan produk Nugget

Amati kenampakan pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda

sesuai dengan kolom,dengan memberi tanda ceklis list (√).

Kode sampel
Penilain terhadap Kenampakan Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5

Sangat tidak suka 3

55
2. Penilaian terhadap Bau produk Nugget

Amati Bau pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda sesuai

dengan kolom,dengan memberi tanda ceklis list (√).

Kode sampel
Penilain terhadap Bau Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
Sangat tidak suka 3

3. Penilaian terhadap Rasa produk Nugget

Amati Rasa pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda sesuai

dengan kolom,dengan memberi tanda ceklis list (√).

Kode sampel
Penilain terhadap Rasa Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
Sangat tidak suka 3

56
4. Penilaian terhadap Tekstur produk Nugget

Amati Tekstur pada semua produk, kemudian berikan penilaian anda sesuai

dengan kolom,dengan memberi tanda ceklis list (√).

Kode sampel
Penilain terhadap Tekstur Nilai 123 231 312 321
Sangat suka 9
Suka 7
Tidak suka 5
Sangat tidak suka 3

LAMPIRAN 2

Rumus perhitungan Kandungan Gizi Nuget Perlakuan 231 Sebagai berikut:


Berat bahan
𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 = × Nilai TKPI
100

57
LAMPIRAN 3

MASTER TABEL DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET IKAN


GABUS (Channa Striata) DENGAN PENAMBAHAN BAYAM (Amaranthus)
SEBAGAI JAJANAN SEHAT ANAK SEKOLAH

Sampel Kenampakan Bau Rasa Tekstur


123 231 312 321 123 231 312 321 123 231 312 321 123 231 312 321
1 7 9 9 9 9 7 7 9 5 3 9 7 7 9 9 3
2 7 9 9 9 9 7 7 9 5 5 9 7 7 9 9 3
3 7 9 9 9 9 7 7 9 5 5 9 7 7 9 9 3
4 9 9 9 9 9 7 7 9 5 5 9 7 7 9 9 3
5 9 9 9 9 9 7 7 9 5 7 9 7 7 9 9 3
6 9 7 9 9 9 5 7 9 5 7 9 7 7 9 9 3
7 9 3 9 9 9 5 7 9 7 7 9 7 7 9 9 5
8 9 7 9 9 9 5 7 9 7 7 9 7 7 9 9 5
9 7 7 9 9 9 5 7 9 7 7 9 7 3 9 9 5
10 7 7 9 9 9 5 7 9 7 7 9 7 3 9 9 5
11 7 9 9 9 9 9 7 9 7 7 9 5 3 9 9 5
12 7 9 9 9 9 9 7 9 7 7 9 5 3 9 9 5
13 7 9 9 9 9 9 5 9 7 7 9 5 3 9 9 5
14 7 9 9 9 9 9 5 9 7 7 9 5 5 9 9 5
15 7 9 9 9 9 9 5 9 7 7 9 5 5 9 9 7
16 3 9 9 9 9 9 5 9 7 9 7 5 5 9 9 7
17 5 9 9 9 9 9 5 9 9 9 7 5 9 9 7 7
18 5 9 9 9 9 9 3 9 9 9 7 5 9 9 7 7
19 9 9 9 9 9 9 3 7 9 9 7 5 9 9 7 7
20 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 7 3 9 9 7 7
21 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 7 3 9 9 7 7
22 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 7 3 9 9 7 7
23 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 7 9 9 9 7 7
24 9 9 9 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 9 7 7

58
25 9 9 9 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 7
26 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 9
27 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 9
28 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 7 9
29 9 9 7 9 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 5 9
30 9 9 7 7 7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 5 9
31 9 9 7 7 7 9 9 7 9 9 7 9 9 5 5 9
32 9 9 7 7 7 9 9 7 9 9 5 9 9 5 5 9
33 9 9 7 7 7 9 9 5 9 9 5 9 9 5 5 9
34 9 9 7 7 7 9 9 5 9 9 5 9 9 5 5 9
35 9 9 5 7 7 9 9 5 9 9 5 9 9 5 3 9
36 9 9 5 7 7 9 9 3 9 9 5 9 9 5 3 9
37 9 9 5 7 5 9 9 3 9 9 5 9 9 3 3 9
38 9 9 5 5 5 9 9 3 9 9 3 9 9 3 3 9
39 9 9 5 5 5 9 9 3 9 9 3 9 9 3 3 9
40 9 9 5 5 5 9 9 3 9 9 3 9 9 3 3 9
Jumlah 326 346 318 332 318 330 308 290 304 320 306 282 302 300 276 270

Rata2 8,15 8,65 7,95 8,3 7,95 8,25 7,77 7,25 7,6 8 7,65 7,05 7,55 7,5 6,9 6,75

59
LAMPIRAN 4

DAFTAR ATRIBUT DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET IKAN


GABUS (Channa Striata) DENGAN PENAMBAHAN BAYAM (Amaranthus)
SEBAGAI JAJANAN SEHAT ANAK SEKOLAH

1. Daya terima Nugget berdasarkan Atribut Kenampakan

Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 27 67,5 35 87,5 25 62,5 29 72,5
Suka 10 25,0 4 10,0 9 22,5 8 20,0
Tidak suka 2 5,0 0 0,0 6 15,0 3 7,5
Sangat tidak suka 1 2,5 1 2,5 0 0,0 0 0,0

Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100

2. Daya terima Nugget berdasarkan Atribut Bau

Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 23 57,5 30 75,0 22 55,0 18 45,0
Suka 13 32,5 5 12,5 12 30,0 14 35,0
Tidak suka 4 10,0 5 12,5 4 10,0 3 7,5
Sangat tidak suka 0 0,0 0 0,0 2 5,0 5 12,5

Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100

60
3. Daya terima Nugget berdasarkan Atribut Rasa

Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 25 62,5 15 37,5 18 45,0
Suka 10 25,0 11 27,5 16 40,0 10 25,0
Tidak suka 6 15,0 3 7,5 6 15,0 9 22,5
Sangat tidak suka 0 0,0 1 2,5 3 7,5 3 7,5

Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100

4. Daya terima Nugget berdasarkan Atribut Tekstur

Kriteria Nugget
123 231 312 321
(n) % (n) % (n) % (n) %
Sangat suka 24 60,0 24 60,0 16 40,0 15 37,5
Suka 8 20,0 6 15,0 12 30,0 11 27,5
Tidak suka 3 7,5 6 15,0 6 15,0 8 20,0
Sangat tidak suka 5 12,5 4 10,0 6 15,0 6 15,0

Jumlah 40 100 40 100 40 100 40 100

61
LAMPIRAN 5

DAFTAR FREKUENSI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NUGGET


IKAN GABUS (Channa Striata) DENGAN PENAMBAHAN BAYAM (Amaranthus)
SEBAGAI JAJANAN SEHAT ANAK SEKOLAH

1. Frekuensi berdasarkan Atribut Kenampakan

123 kenampakan Nugget


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 27 67,5 67,5 67,5
Suka 10 25,0 25,0 25,0
Tidak suka 2 5,0 5,0 7,5
Valid
Sangat tidak suka 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

231 kenampakan Nugget


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 35 87,5 87,5 87,5
Suka 4 10,0 10,0 12,5
Valid
Sangat tidak suka 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

312 kenampakan Nugget


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 25 62,5 62,5 62,5
Suka 9 22,5 22,5 37,5
Valid
Tidak suka 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

62
321 kenampakan Nugget
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 29 72,5 72,5 72,5
Suka 8 20,0 20,0 27,5
Valid
Tidak suka 3 7,5 7,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

2. Frekuensi berdasarkan Atribut Bau

123 Bau Nugget


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 23 57,5 57,5 57,5
Suka 13 32,5 32,5 42,5
Valid
Tidak suka 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

231 Bau Nugget


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 30 75,0 75,0 75,0
Suka 5 12,5 12,5 25,0
Valid
Tidak suka 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

63
312 Bau Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 22 55,0 55,0 55,0
Suka 12 30,0 30,0 30,0
Valid Tidak suka 4 10,0 10,0 15,0
Sangat tidak suka 2 5,0 5,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

321 Bau Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 18 45,0 45,0 45,0
Suka 14 35,0 35,0 35,0
Valid Tidak suka 3 7,5 7,5 20,0
Sangat tidak suka 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

3. Frekuensi berdasarkan Atribut Rasa

123 Rasa Nugget


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat suka 24 60,0 60,0 60,0
Suka 10 25,0 25,0 40,0
Valid
Tidak suka 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

64
231 Rasa Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 25 62,5 62,5 62,5
Suka 11 27,5 27,5 27,5
Valid Tidak suka 3 7,5 7,5 10,0
Sangat tidak suka 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

312 Rasa Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 15 37,5 37,5 37,5
Suka 16 40,0 40,0 40,0
Valid Tidak suka 6 15,0 15,0 22,5
Sangat tidak suka 3 7,5 7,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

321 Rasa Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 18 45,0 45,0 45,0
Suka 10 25,0 25,0 25,0
Valid Tidak suka 9 22,5 22,5 30,0
Sangat tidak suka 3 7,5 7,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

65
4. Frekuensi berdasarkan Atribut Tekstur

123 Tekstur Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 24 60,0 60,0 60,0
Suka 8 20,0 20,0 20,0
Valid Tidak suka 3 7,5 7,5 20,0
Sangat tidak suka 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

231 Tekstur Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 24 60,0 60,0 60,0
Suka 6 15,0 15,0 15,0
Valid Tidak suka 6 15,0 15,0 25,0
Sangat tidak suka 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

312 Tekstur Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Perce Percent
nt
Sangat suka 16 40,0 40,0 40,0
Suka 12 30,0 30,0 30,0
Valid Tidak suka 6 15,0 15,0 30,0
Sangat tidak suka 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

66
321 Tekstur Nugget

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Sangat suka 15 37,5 37,5 37,5
Suka 11 27,5 27,5 27,5
Valid Tidak suka 8 20,0 20,0 35,0
Sangat tidak suka 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

67
LAMPIRAN 6

FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBUATAN NUGGET IKAN GABUS DENGAN


PENAMBAHAN BAYAM

1. Bahan-Bahan

Ikan gabus Bayam Tepung terigu dan


Tepung tapioka

Garam merica bubuk Gula pasir

Minyak Kaldu bubuk Bawang putih

Telur tepung panir

68
2. Proses pembuatan nugget ikan gabus dengan penambahan bayam

69
3. Foto produk 123, 231, 312 dan 321

123 231

312 321

70
4. Foto uji daya terima

71
72
73
74
\

75

Anda mungkin juga menyukai