Guru Pembimbing :
Cecilia Indriani, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puj syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang maha Rahman
Dan Rahim, yang telah melimpahkan nikmat yang tiada pernah kita hitung
banyaknya dan tidak pernah kita sangka-sangka datangnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Analisis Pengaruh
Suhu Ruangan Terhadap Ketahanan Nasi ”. Karya tulis ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas penilaian akhir semester ujian praktek kelas XII IPA
4.
Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, sehingga segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk membangun
pengetahuan dimasa yang akan datang. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
memberi manfaat untuk kita semua, Aamiin….
Palembang,
Penulis
Untuk segala bimbingan, bantuan dan dorongan moril maupun materil maka tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
ii
1. Bapak Ismawan, S.Pd, selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.
2. Bapak Ahmad Sofian, S.Pd, selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 1
Palembang.
3. Ibu Dra. Hj. Sulistiani, MM, selaku Waka Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 1
Palembang
4. Bapak Rifki, S.Ag,M.Si, selaku Waka Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Negeri 1
Palembang
5. Ibu Cecilia Indriani, M.Pd, selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Kelas XII IPA 4
6. Ibu Nadiyah Rizky Marwanty, S,Pd, selaku guru Mata Pelajaran Biologi Kelas XII
IPA 4
7. Ibu Hj Nurlela, S.Pd, selaku wali kelas XII IPA 4
8. Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan doa restu dan telah menjadi
motivator terbesar dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
9. Seluruh keluarga besar yang memberikan bantuan baik moril maupun materil
Dan semangat besar.
10. Teman-teman dan sahabat yang telah memberi semangat
11. Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan dan penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah
MOTO
iii
2. ”hidup adalah sebuah tantangan, untuk itu jangan pernah takut untuk
melangkah, karena langkah dalam meraih cita-cita membutuhkan keberanian
dan kesabaran”
PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini kupersembahkan dengan segala kerendahan hati dan rasa
syukur kehadirat Allah SWT.
1. Ayah dan ibu tercinta, yang telah membesarkan, merawat, mendidik,
memberikan dukungan dan senantiasa memberikan semangat serta doa.
2. Ibu Cecilia, M.Pd selaku pembina atau pembimbing karya tulis ilmiah ini.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Analisis Pengaruh Suhu Ruangan Terhadap
Ketahan Nasi” ini telah dibaca dan disahkan oleh :
Mengesahkan,
iv
Dra. Hj. Nurlela, MM Cecilia Indriani, M.Pd
NIP.196804161993032002 NIP.1986611132011012012
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Ismawan, S.Pd
NIP. 197504202003121002
ABSTRAK
Nasi merupakan olahan dari beras yang merupakan makanan pokok. Beras
merupakan karbohidrat yang dapat diurai dalam bentuk partikel partikel kecil
dalam bentuk glukosa. Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam
tentang pengaruh perubahan glukosa nasi selama penyimpanan yaitu waktu
penyimpanan dan suhu penyimpanan.
Berdasarkan data-data yang diambil dari jurnal
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................. iv
ABSTRAK.......................................................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................. 1
vi
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................... 2
4.1 Hasil........................................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan................................................................................................................ 8
4.2.1 Dampak Pencemaran Udara................................................................................ 8
4.2.2 Pengendalian Terhadap Pencemaran Udara........................................................ 9
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 12
5.2 Saran........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dilansir dari Healthline, berikut daftar kandungan yang ada pada beras: (nilai
kandungan ini berdasarkan nilai nutrisi per 100 gram)
Kandungan pada beras Nilai kandungannya
Energi 1527 kJ
Protein 7,13 gram
Lemak 0,66 gram
Kabohidrat 79 gram
Fiber atau serat 1,3 gram
Gula 0,12 gram
Kalsium 28 miligram
Zat Besi 0,63 miligram
Sodium 1 miligram
Kolestrol 0 miligram
1. apakah nasi yang berada pada ruangan terbuka, didalam toples dan dikulkas
mengalami perubahan yang berbeda?
3. bagaimana cara penyimpanan nasi agar tetap bisa dikonsumsi dalam waktu
yang lama?
3
dan faktor apa saja yang menyebabkan nasi menjadi cepat basi serta cara
menyimpan nasi agar tetap bisa dikonsumsi dalam jangka panjang
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Sekam (Jawa mêrang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi)
dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Beras merupakan makanan pokok
yang diolah menjadi nasi
5
itu dikukus. Alat yang digunakan untuk menanak nasi disebut
dengan penanak nasi.
Suhu ruang merupakan suhu yang secara alamiah berkisar dari 27-30C.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap laju
perubahan suatu produk. Suhu ruang dapat memberikan dampak buruk
pada kualitas produk
2.3 Hipotesis
6
2.2 Sumber – Sumber Pencemaran Udara
Sumber pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, baik alam
maupun buatan. Sumber utama pencemaran udara antara lain:
1. Transportasi
2. Pembangkit listrik
3. Kegiatan industri
7
monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, sulfur oksida, partikel dan zat
organik yang berbahaya bagi kesehatan.
5. Gunung berapi
6. Limbah padat
8
disebabkan oleh gas dan partikel (padatan dan cairan yang tersuspensi di udara).
Polusi gas seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida, ozon, uap air,
hidrokarbon dan banyak gas anorganik dan organik lainnya. Sedangkan emisi
partikulat meliputi debu, jelaga, fly ash, logam berat, jejak pesawat terbang, serta
partikel padat dan cair lainnya di udara. Berdasarkan sifat kimianya, polutan
dibedakan menjadi polutan organik yang berasal dari senyawa batubara dan
hidrokarbon, serta polutan anorganik yang berasal dari senyawa selain
hidrokarbon. Contoh polutan organik termasuk metana, benzena, etilen, toluena,
formaldehida, hidrokarbon aromatik, dan ribuan senyawa organik mudah
menguap lainnya. Contoh polutan anorganik yang umum termasuk karbon
monoksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, amonia, ozon, dan senyawa anorganik
lainnya. Dan pencemaran udara juga dibedakan berdasarkan daerah asal
pencemaran tersebut, yaitu. polusi primer dan sekunder. Polutan utama masuk ke
udara langsung dari sumber emisi tanpa adanya reaksi kimia, seperti asap
cerobong pabrik, knalpot kendaraan, debu konstruksi, dll. Pada saat yang sama,
pencemaran sekunder terjadi akibat reaksi kimia di udara, seperti pembentukan
ozon akibat reaksi nitrogen oksida dan hidrokarbon, asam sulfat akibat oksidasi
sulfur dioksida.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu : 3 Hari
Tempat : Rumah
– 2 sendok Nasi
– 1 buah piring
– I buah toples
– Alat tulis
2. Meneliti sumber pencemaran udara di wilayah studi dari catatan resmi seperti
AMDAL dan catatan kegiatan industri.
11
3. Memodelkan penyebaran polusi menggunakan data angin dan peta regional.
Model ini dapat digunakan untuk memperkirakan wilayah mana yang paling
banyak menimbulkan polusi.
5. Menentukan sumber pencemaran yang paling dominan dan memberi saran cara
mengurangi emisinya kepada pemerintah agar kebijakannya lebih efektif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hanya 8,66 persen atau sekitar 409.000 dari 64,9 juta orang berdomisili di
98 kota Indonesia yang sehari-hari bisa menikmati udara bersih dengan kadar PM
2,5 di bawah ambang batas baku mutu ambien versi Pemerintah Indonesia, yakni
15 µg/m3 (mikrogram per meter kubik) tiap tahun.
12
Warga di 98 kota di Indonesia terpapar polusi udara secara signifikan.
Mayoritas penduduknya menghirup udara dengan tingkat polusi melebihi ambang
batas 15 µg/m3 untuk polutan partikel PM 2,5. Partikel partikulat berukuran 2,5
mikron atau PM 2,5 dihasilkan dari sumber pencemar seperti kendaraan, alat
berat, pembakaran hutan, dan kegiatan pembakaran lain.
4.2 Pembahasan
1. Masalah kesehatan
2. Hujan asam
Karbon dioksida dan metana merupakan gas rumah kaca yang menyerap
dan mengeluarkan kembali panas matahari. Meningkatnya konsentrasi gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia telah menyebabkan pemanasan global.
13
Beberapa bahan kimia seperti klorofluorokarbon dapat mencairkan lapisan
ozon sehingga melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya. Menipisnya
lapisan ozon dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan gangguan sistem
kekebalan tubuh.
Polutan seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon, dan partikel bersifat
korosif dan mengurangi jarak pandang. Paparan polutan udara dalam jangka
panjang dapat merusak bangunan, patung, dan benda bersejarah.
Standar bahan bakar yang lebih bersih, seperti bensin tanpa timbal dan
solar rendah gula, belerang rendah, dapat mengurangi emisi dari transportasi. Ada
juga kebutuhan untuk meningkatkan standar emisi kendaraan melalui pengujian
emisi secara berkala.
14
Perkembangan angkutan umum seperti bus, kereta api dan kereta ringan
dapat mengurangi kebutuhan angkutan mobil dalam rangka pengendalian
pencemaran udara.
Pajak Insentif, subsidi bahan bakar dan kebijakan seperti kebijakan ganjil
genap dapat digalakkan untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik, hybrid
dan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Batasan usia kendaraan
bermotor juga harus diperhatikan.
5.1 Kesimpulan
1. Pencemaran udara akibat asap mempunyai dampak langsung dan tidak
langsung terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
16
2. Dampak langsung meliputi gangguan pernapasan, iritasi mata, dan gangguan
kesehatan akut, sedangkan dampak tidak langsung meliputi perubahan iklim,
kerusakan lingkungan, dan dampak jangka panjang terhadap kesehatan manusia.
3. Asap dapat berasal dari berbagai sumber, seperti kebakaran hutan, aktivitas
industri, dan kendaraan bermotor.
5.2 Saran
1. Meningkatkan pengelolaan hutan lestari untuk mencegah kebakaran hutan yang
menimbulkan asap. Penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam industri dan
transportasi untuk mengurangi emisi asap.
Oleh karena itu, upaya preventif dan mitigasi harus dilakukan untuk
mengurangi dampak negatif pencemaran udara akibat asap. Meningkatkan
kesadaran dan mengambil tindakan nyata untuk mengendalikan sumber asap
dapat membantu melindungi lingkungan dan kesehatan manusia dari dampak
negatif polusi udara.
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, R.D., Soedjajadi, K., & Yunanto, A. (2022). Analisis Dampak Polusi Udara
Terhadap Kesehatan Masyarakat Dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia, 20(2), 137-145.
Apriyana, D., Rusdin, R., Hadisusanto, S., & Pratiwi, P. (2022). Pengendalian
17
Pencemaran Udara Akibat Aktivitas Transportasi Jalan Di Kota Bandung. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia, 21(1), 26-35.
Herman, Y. H., Nahusona, I., & Tahir, I. (2019). Analisis Kualitas Udara Ambien Akibat
Emisi Industri Semen dan Pupuk di Surabaya Barat. Jurnal Teknik ITS, 8(2), G28-
G33.
Maulidya, D. T., Trihadiningrum, Y., & Ardian, F. (2019). Inventarisasi Emisi SO2 dan
NOx dari Sumber Bergerak dan Tidak Bergerak di Pulau Jawa. Jurnal Presipitasi:
Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 16(1), 27-35.
Nastiti, A., Dewi, O.S.K., & Prabowo, D. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengendalian Pencemaran Udara Di Kota Besar (Studi Kasus: Bandung, Semarang
Dan Surabaya). Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik
Lingkungan, 18(1).
Pambudi, N.A., Trilaksani, W., Nurjazuli, N., Majid, A., & Budiarti, L. (2021). Hubungan
Antara Kadar PM10 Udara Ambien Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada
Pengendara Motor. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 19(2), 84-90.
Sihombing, M., Bahri, S., & Ambarita, H. (2018). Kontribusi Sumber Emisi CO, NOx dan
HC dari Aktivitas Transportasi Jalan Raya di Kawasan Perkotaan Jabodetabek.
Jurnal Ilmiah Globë, 20(1), 35-42.
Sitorus, M.T.F., Rumayar, A.A., Sjahril, R., Purba, J.H.V., Panjaitan, N.P.A., &
Simanjuntak, B.H. (2021). Dampak Polusi Udara Akibat Kebakaran Hutan
Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Provinsi Kalimantan Barat. Aspirator, 13(1),
27-36.
Wijaya, A.P., Hadi, M.P., & Herlambang, A. (2021). Kontribusi Sumber Emisi Sektor
Transportasi Terhadap Kualitas Udara Ambien Kota Surabaya. Jurnal Presipitasi:
Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 18(2), 96-103.
18