Anda di halaman 1dari 55

FISIKA TERAPAN

VW191902 (3 SKS)
Minggu ke-9
By : Ragil Purnamasari S.T., M.T., M.Sc.
Bahan Ajar
9 Satuan, Vektor, Skalar

10 Gerak

11 Newton

13 Usaha dan Energi

14 Momentum

16 Keseimbangan Benda Tegar


Pengukuran dan
Sistem Satuan
Bagaimana besar gaya yang bekerja pada ferris
wheel mempengaruhi laju atau percepatan?

Seberapa besar tekanan gas pada balon udara


berubah jika temperatur dinaikkan atau
diturunkan?

Apakah massa batu akik


mempengaruhi harga pasarannya?
Pengertian
Pengukuran Mengukur berarti membandingkan sesuatu besaran
yang diukur dengan besaran standar yang telah
didefinisikan sebelumnya. Untuk menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda,
diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran
fisika.
Besaran
Segala sesuatu yang dapat
diukur, mempunyai nilai yang
dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan
tertentu

Satuan
Pernyataan yang menjelaskan
arti dari suatu besaran
Which one is
Istilah dalam pengukuran accuracy or
precision?

KETELITIAN (ACCURACY)
Harga terdekat suatu pembacaan instrumen
dari variabel yang diukur terhadap harga
sebenarnya sehingga tingkat kesalahan
pengukuran menjadi lebih kecil
KETEPATAN (PRECISION) 1 2 3 4
Tingkat kesamaan nilai pada sekelompok Contoh:
pengukuran atau sejumlah nilai dimana Papan fiberglass memiliki lebar 5,2 ±
pengukuran dilakukan secara berulang 0,1 cm
dengan instrumen yang sama
KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY) Lebar sebenarnya
antara 5,1 – 5,3
Perkiraan atau taksiran rentang dari nilai
pengukuran dimana nilai sebenarnya dari Persen
besaran obyek yang diukur terletak ketidakpastian
0,1
x 100% = 2%
5,2
Aturan dalam operasi pengukuran (+, -, x, /)
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
Hasil operasi hanya boleh memiliki Hasil operasi hanya boleh memiliki angka
angka desimal sebanyak angka desimal penting sebanyak angka penting paling
paling sedikit yang dimiliki oleh angka- sedikit yang dimiliki oleh angka-angka
angka yang dijumlahkan atau yang dikalikan atau dibagi
dikurangkan Contoh :
Contoh : 5.5 x 6.35 maka hasilnya adalah 35
123 + 5.67 maka hasilnya adalah (5.5 memiliki 2 angka penting)
128 (123 memiliki 0 angka desimal) 13 / 4.5 = 2.9 (kedua angka memiliki
1.002 – 0.999 = 0.003 (kedua 2 angka penting)
angka memiliki 3 angka desimal)
Besaran

Besaran Pokok Besaran Turunan


Besaran yang dipandang berdiri sendiri Besaran yang diturunkan dan diperoleh
dan tidak diturunkan dari besaran lain dari besaran-besaran pokok
Besaran Pokok Satuan Besaran Turunan Satuan
Panjang Kilometer, Meter Volume m³, cm³, liter

Massa Kilogram, Gram, Ton Massa jenis Kg/m³

Waktu Jam, Menit, Sekon Percepatan m/s²


Suhu Celcius, Kelvin, Farenheit Gaya Kg m/s², newton
Kuat arus listrik Ampere Usaha dan energi Kg m²/s², joule
Kuat cahaya Candela Daya Kg m²/s³, watt
Jumlah zat Mol Tekanan Kg/ms², pascal
Sistem Satuan

• Sistem gravitasi
Sistem Statik • Sistem teknis

Sistem Dinamik • CGS (cm-gram-sekon)


• MKS (m-kg-sekon)
Satuan
Internasional • Sistem MKS yang telah disempurnakan
(SI)
Sistem Satuan Internasional (SI)
Besaran SI
Besaran Pokok Panjang Meter (m)
Massa Kilogram (kg)
Waktu Sekon (s)
Suhu Kelvin (K)
Kuat Arus Listrik Ampere (A)
Kuat Cahaya Candela (cd)
Jumlah Zat Mole (mol)
Besaran Turunan Luas m2
Kecepatan m/s
Volume m3
Massa Jenis Kg/m3
Percepatan m/s2
Gaya Kg.m/s2, N (Newton)
Awalan Metrik Satuan Internasional (SI)
Awalan Singkatan Nilai Awalan Singkatan NIlai
exa e 1018 deci d 10-1
peta P 1015 centi c 10-2
tera t 1012 milli m 10-3
giga g 109 micro µ 10-6
mega M 106 nano n 10-9
kilo k 103 pico p 10-12
hector h 102 femto f 10-15
deka da 101 atto a 10-18
Dimensi
Dimensi adalah penulisan suatu formula fisika
menggunakan besaran-besaran pokok, seperti:
✓ Massa [M]
✓ Panjang [L] No Besaran Pokok Simbol Dimensi
✓ Waktu [T] 1 Panjang [L]
✓ Temperatur [Ө]
✓ Arus listrik [I] 2 Massa [M]
3 Waktu [T]
4 Kuat Arus Listrik [I]
5 Suhu Termodinamik [Ɵ]
6 Intensitas Cahaya [J]
7 Jumlah Zat [N]
Kegunaan Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara
besaran itu tersusun dari besaran pokok
Kegunaan:
✓ Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak CONTOH
✓ Menentukan persamaan yang pasti salah atau Besaran Dimensi

mungkin benar Kecepatan LTˉ¹

✓ Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika Percepatan LTˉ²

kesebandingan besaran fisis tersebut dengan Gaya MLTˉ²


Energi ML² Tˉ²
besaran-besaran fisis lainnya diketahui
Momentum MLTˉ¹
Alat Ukur - Panjang
MISTAR
Skala mistar dalam cm/inchi
Ketelitian 1mm (0,1 cm)

METERAN
Skala meteran dalam cm/inchi
Ketelitian 1mm (0,1 cm)
Biasanya digunakan oleh tukang kayu atau tukang batu
Alat Ukur - Panjang
JANGKA SORONG
Skala jangka sorong dalam cm/mm
Ketelitian 0,1mm (0,01 cm)
Memiliki 2 skala; skala utama & nonius
Bentuknya mirip dengan kunci inggris
CARA MEMBACA

Langkah-langkah:
1. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada
gambar terlihat skala nol utama terletak pada
skala 2,4cm;
2. Tentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit
dengan skala tetap adalah angka 7. Jadi, skala
nonius bernilai 7 × 0,01 cm = 0,07 cm;
3. Jumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil
pengukuran = 2,4 cm + 0,07 cm = 2,47 cm.
Alat Ukur - Panjang
MIKROMETER SEKRUP
Skala mikrometer sekrup dalam cm/mm
Ketelitian 0,01mm (0,001 cm) → 10x lebih teliti
dari jangka sorong
Diciptakan oleh William Gascoigne
CARA MEMBACA
Langkah-langkah:
1. Lihat terlebih dahulu skala utama. Pada
gambar terlihat skala utama terletak pada
angka 5,5cm;
2. Lihat skala geser. Skala geser yang sejajar
dengan garis melintang di skala utama
adalah angka 26. Jadi, skala geser
bernilai 26 × 0,01 cm = 0,26 cm;
3. Jumlahkan skala utama dan skala geser.
Hasil pengukuran = 5,5 cm + 0,26 cm =
5,76 cm.
Alat Ukur
ALAT UKUR
ALAT UKUR MASSA ALAT UKUR WAKTU
LISTRIK
Sumber Kesalahan Pengukuran
Kesalahan Umum Kesalahan manusia menafsirkan nilai
• Loading effect
• Setting yang tidak tepat
• Ketidak tepatan penggunaan alat ukur

Kesalahan Sistematis Kesalahan alat ukur, metode, atau human faktor


• Kesalahan statis → batasan sifat fisika alat ukur → Instrumental errors
• Usia alat ukur, gesekan pada tumpuan alat penunjuk
• Kesalahan dinamis → respon pada perubahan measuran → Environmental errors
• Pengaruh medan magnet, kelembapan, suhu
Tidak diketahui penyebabnya dan tetap selalu terjadi
Kesalahan Acak meskipun telah diantisipasi semua sumber kesalahan
• Spesifikasi alat yang dikeluarkan pabrik memberikan rekomendasi besar kesalahan yang mungkin
terjadi
Kegagalan Konstruksi
SKYLINE PLAZA – BAILEY’S CROSSROADS
March 2, 1973
Penyebab:
Pembongkaran bekisting penyangga lantai 23 yang
tidak benar sehingga mengakibatkan peningkatan gaya
geser sekitar kolom
Kesalahan utama:
Urutan pembongkaran bekisting tidak diperhitungkan
dengan cermat terutama penyebaran beban ke lantai
bawah oleh sistem perancah dan asumsi kekuatan beton
pada saat dilakukan pembongkaran bekisting
Lesson learn:
✓ Bekisting dan sistem perancah harus detail dalam
desain dan metode atau sequence nya
✓ Test beton harus dilakukan sebelum bongkar bekisting
✓ Inspeksi harus memastikan bahwa kontraktor telah
memasang perancah yang benar dan beton yang
telah tercor telah mencapai kekuatan desainnya
Aplikasi Besaran dalam Teknik Sipil
Cara Menghitung Volume Tulangan Sloof Beton
Slof beton adalah beton pengikat pondasi dengan
struktur tanah yang diletakkan diatas sepanjang
pondasi batu kali untuk meratakan beban yang
bekerja pada pondasi

Berat Besi = Volume (m3) x massa jenis kg/m3

Note:
Dalam menghitung berat besi, kadangkala konversi
perhitungannya lebih mengarah ke parameter berat (kg)
daripada ke parameter jumlah batang (misal : lonjoran)
Aplikasi Besaran dalam Teknik Sipil
Berat Besi = Volume (m3) x massa jenis kg/m3
Luas penampang = 1/4 (π) d2 Diameter (Ø) 16 mm
Massa jenis besi = 7850 kg/m3

Panjang (p) 12 meter


Contoh soal:
Hitung berat besi tulangan dengan diameter 16 mm dan panjang 12 meter?
Step 1
Luas penampang Ø 16 mm = 1/4 (π) d2
= 1/4 (3,14) (0,016)2
= 0.00020096 m2
Step 2
Volume Ø 16 mm = Luas penampang x panjang batang
= 0.00020096 m2 x 12
= 0.002411 m³
Step 3
Berat besi Ø 16 mm = Volume x massa jenis
= 0.002411 m³ x 7850 kg/m3 = 18.93 kg
Vektor dan
Skalar
Pengertian
Besaran Besaran
Skalar Vektor
Besaran yang cukup
dinyatakan oleh besarnya Besaran yang memiliki besar
saja (besar dinyatakan (nilai/angka) dan arah
oleh bilangan dan satuan)
Contoh : perpindahan,
Contoh : waktu, suhu,
kecepatan, percepatan, gaya,
volume, laju, energi, jarak
dll.

Skalar tidak tergantung Vektor bergantung pada sistem


sistem koordinat koordinat
Vektor

✓ Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah


✓ Menyatakan suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat
Cartesius XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu
ujungnya
✓ Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah
vektor
✓ Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang diberi garis panah
diatasnya
Macam-macam Vektor
Vektor Satuan
• Vektor yang memiliki arah, meskipun hanya bernilai satu
Vektor Nol
• Vektor yang titik awal dan akhirnya sama
Vektor Negatif
• Negatif sebagai penunjuk arahnya
Vektor Posisi
• Vektor yang menempati posisi pada bidang kartesius
Vektor Ortogonal
• Vektor basis pada dimensi tiga
Vektor Resultan
• Vektor yang menjadi hasil dari semua vektor
Perbedaan Vektor dan Skalar

VEKTOR
Perbedaan Vektor dan Skalar

SKALAR
Perbedaan Vektor dan Skalar

VEKTOR
Perbedaan Vektor dan Skalar

SKALAR
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor digunakan dalam rancang bangun dasar arsitektur untuk perhitungan
panjang, sudut, dan letak
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor digunakan untuk menentukan komponen-komponen dasar di dalam
bangunan tersebut
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor digunakan untuk mengetahui perhitungan pasti dari rangka
bangunan, contoh : penempatan pilar pondasi
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor digunakan untuk menentukan garis siku-siku dilapangan,
garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan
memanfaatkan dalil phytagoras
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor digunakan untuk menentukan kekuatan gaya yang bekerja
pada struktur bangunan di atas tanah, perhitungan arah vektor
gaya dimaksudkan untuk mencegah terjadinya keruntuhan
bangunan
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor sebagai dasar untuk menghitung momen balok
dan dimensi balok
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor sebagai dasar penentuan perhitungan kemiringan
atap
Aplikasi Vektor dalam Bidang Teknik Sipil
Vektor digunakan untuk mengukur tinggi gedung dan memperkirakan tinggi
pembangunan gedung dengan memperhitungkan sudut elevasi dan sudut
pandang bangunan
Penulisan Notasi Vektor
Gambar :
A B
Titik A : Titik pangkal vektor
Titik B : Ujung vektor
Tanda panah : Arah vektor
Panjang AB = |AB| : Besarnya (panjang) vektor → menggunakan tanda harga mutlak

Notasi Vektor
A Huruf tebal

A Pakai tanda panah di atas
A Huruf miring
Komponen Vektor
Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor itu pada garis dalam ruang
yang diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari kepala vektor ke garis
koordinat x dan y.

Komponen vektor Ax dan Ay

Tetapi jika komponen Ax dan Ay


serta sudut Ө sudah diketahui,
maka besar vektor A dapat
diperoleh dengan Teori Phytagoras
Contoh Soal
Sebuah mobil menempuh 20 km dengan arah 30˚ ke utara terhadap arah barat.
Dengan menganggap sumbu x menunjukkan arah timur dan sumbu y menunjukkan arah
utara, carilah komponen x dan y dari vektor perpindahan mobil itu!

Ay

Ax

Pembahasan:
Jika vektor A merupakan vektor perpindahan mobil sejauh 20 km dengan arah 30˚
ke utara terhadap arah barat. Kemudian vektor A diproyeksikan terhadap sumbu x
dan y, sehingga diperoleh komponen vektor Ax berada pada sumbu x negatif dan
bernilai negatif serta komponen vektor Ay berada pada sumbu y dan bernilai positif.
Penjumlahan Vektor
Metode Geometris
Penjumlahan vektor yang dilakukan dengan menyatakan vektor-vektor
dalam sebuah diagram yang disesuaikan dengan besar vektor
(artinya harus menggunakan skala dalam penggambarannya).
Misalnya:
Skala 1cm = 5 m
A = 8 cm
B = 6 cm
R R=A+B=B+A
(Hukum Komutatif)
Penjumlahan Vektor
Metode Jajaran Genjang
Penjumlahan dua buah vektor yang dilakukan dengan cara
menggambarkan kedua vektor saling berhimpitan pangkalnya
sebagai dua sisi yang berdekatan dari sebuah jajaran genjang.
Nilai penjumlahannya:

Dimana:
A = besar vektor pertama
B = besar vektor kedua
C = besar vektor hasil penjumlahan
Ө = sudut terkecil antara vektor A dan B
Penjumlahan Vektor
Metode Analitik (Dua Dimensi)
Penjumlahan vektor-vektor dengan cara menguraikan komponen-komponen vektor
berdasarkan arahnya. Rumusnya penjumlahan ini adalah:

Dimana:
R = besar vektor resultan Contoh soal:
Rx = jumlah total vektor dalam arah sumbu x Seorang tukang pos meninggalkan
kantor pos dan berkendara sejauh 22
Ry = jumlah total vektor dalam arah sumbu y
km ke arah utara. Ia kemudian
REMEMBER !!! melanjutkan ke arah 60˚ ke selatan dari
arah timur sepanjang 47 km.
Berapakah perpindahan tukang pos
dari kantor pos?
Penjumlahan Vektor
Metode Analitik (Dua Dimensi)
Penjumlahan Vektor
Metode Analitik (Dua Dimensi)

REMEMBER !!!
Penjumlahan Vektor
Metode Analitik (Dua Dimensi)
Pengurangan Vektor
Pengurangan vektor dapat dimasukkan ke dalam aljabar dengan
mendefinisikan negatif suatu vektor sebagai sebuah vektor lain yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
A – B = A + (-B)

-A
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor 3D
Jika terdapat dua buah vektor tiga dimensi, yaitu vektor A dan B. Maka kedua
vektor tersebut dapat dituliskan dalam komponen dan vektor satuan.
Contoh:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Resultan vektor:
R=A+B
= (Ax+Bx) i + (Ay+By) j + (Az+Bz) k
= Rxi + Ryj + Rzk
Contoh soal:
Diketahui:
A = 7i -6j ; B = -3i + 12 j
Berapakah A + B dan A – B?
Perkalian Vektor
Aturan perkalian vektor tidaklah sama dengan perkalian skalar, karena vektor
memiliki besar dan arah.

Perkalian vektor Hasil kali skalar “k” dengan vektor “A”


dengan skalar dapat dituliskan “kA”

• Searah akan menghasilkan nilai 1


Perkalian Titik (dot • i . i = j . j = k. k = 1
product) • Saling tegak lurus akan menghasilkan 0
• i.j=0

Perkalian Silang (cross


product)
CONTOH PERKALIAN
CONTOH
1. Dua buah vektor A dan B, vektor A menuju ke kanan sebesar 3 satuan, vektor B
kekanan dengan besar 5 satuan, hitung besar resultan kedua vektor !
Diketahui : A = 3 satuan kekanan
B = 5 satuan kekanan
Ditanya : Vektor Resultan
Jawab : A B

R
R = A+ B
R = 3 satuan + 5 Satuan
R = 8 satuan
CONTOH
2. Dua buah vektor A dan B, saling tegak lurus memiliki besar 3 satuan dan 4
satuan, jika vektor A menuju ke sumbu X positif dan B menuju ke Y positif hitung
besar dan arah resultan vektor tersebut !
Diketahui : A = 3 satuan
B = 4 satuan
Ditanya : besar dan arah Vektor Resultan
2 2 
R = A + B + 2 AB cos 
A R
R = 32 + 4 2 + 2.3.4(cos 90 )
R = 5 Satuan
3
tg a = = 0,75
 4
a=? a = arc.tg 0,75
a = 37 0
Soal
1. Sebuah buldozer berturut-turut bergerak memuat barang 8 km ke arah Timur, 5 km ke
arah Selatan, 3 km ke arah Barat, dan 4 km ke arah Utara.
(a) Berapa jauh perpindahan buldozer tersebut?
(b) Gambar vektor perpindahannya secara grafik!
2. Jika diketahui A = 7i – 6j, B = -3i + 12j, dan C = 4i – 4j. Berapakah?
(a) A + B + C
(b) A – B
(c) A – C
3. Dua gaya masing-masing sebesar 100 N dan 80 N membentuk sudut 60˚ menarik
sebuah obyek, hitunglah resultan gayanya!
D
D
Thank you

Anda mungkin juga menyukai