Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN 7

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KETAHANAN NASIONAL
DOSEN :

Dr. Hendri, S.Kom., S.H., M.S.I., M.H


A. PENGERTIAN DAN HAKEKAT
KETAHANAN NASIONAL
1. Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis


bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional
yang terintegrasi yang berisikan keuletan dan ketangguhan serta
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,
dan ganguan baik yang datang dari luar maupun yang datang dari
dalam, langsung atau tidak langsung membahayakan identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
pencapaian tujuan nasional.
A. PENGERTIAN DAN HAKEKAT
KETAHANAN NASIONAL
2. Hakikat Tannas dan Konsepsi Tannas Indonesia

Hakekat ketahanan nasional adalah keuletan dari ketangguhan


suatu bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

Sedangkan konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah


pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
secara seimbang, seraasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehidupan nasional.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

Unsur atau elemen yang mempengaruhi kekuatan atau ketahanan


nasional suatu negara terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1. Unsur atau Gatra Penduduk


a. Kualitas penduduk yang mencakup tingkat pendidikan,
keterampilan, etos kerja dan kepribadian,
b. Kuantitas penduduk yang meliputi jumlah penduduk,
pertumbuhan, pesebaran, pemerataan, dan pertimbangan
penduduk di setiap wilayah negara.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

2. Unsur atau Gatra Wilayah


a. Bentuk wilayah negara, berupa negara pantai, negara
kepulauan atau negara continental.
b. Luas wilayah negara.
c. Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.
d. Daya dukung wilayah negara.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

3. Unsur atau Gatra Sumber Daya Alam


a. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan,
mencakup sumber daya hewani, nabati dan tambang.
b. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.
c. Pemanfaaan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa
depan dan lingkungan.
d. Kontrol atas sumber daya alam.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

4. Unsur atau Gatra Idiologi


•Menurut Ramian Surbakti (1999), Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide,
cita-cita dari suatu masyarakat tentang kebaikan bersama yang dirumuskan
dalam bentuk yang harus dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan itu.
•Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena idiologi bagi suatu
bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang
bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam idiologi itu
menjadi cita-cita yang hendak dituju secara bersama-sama.
b. Sebagai sarana pemersatu masyarakat yang bersangkutan, artinya
masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan idiologi
sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

5. Unsur atau Gatra Politik


• Politik penyelenggaraan bernegara amat mempengaruhi
kekuatan nasional suatu Negara, seperti:
a. Sistem politik yang dipakai, apakah sistem demokrasi atau non-
demokrasi.
b. Sebagai pemerintahan yang dijalankan, apakah sistem presedensiil atau
parlementer.
c. Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republic atau kerajaan.
d. Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau
negera serikat.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

6. Unsur atau Gatra Ekonomi

• Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan


kekuatan nasional negara yang bersangkutan terlebih-
lebih dalam era global dewasa ini.
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

7. Unsur atau Gatra Sosial Budaya


• Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan
nasional suatu negara. Suatu bangsa yang memiliki
karakter sosial budaya yang baik, maka tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing (budaya yang bersifat
negatif).
B. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

8. Unsur atau Gatra Pertahanan Keamanan


• Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama
dalam menghadapi ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur
utama pertahanan keamanan berada di tangan tentara (militer),
pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu fungsi
pemerintahan negara.

• Bangsa Indonesia telah menetapkan politik pertahanan berdasarkan


Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Pertahanan Negara.
Pertahanan Negara Indonesia bersifat semesta dengan menempatkan
tentara sebagai komponen utama pertahanan disertai dengan adanya
komponen cadangan dan komponen pendukung.
C. ASAS-ASAS KETAHANAN
NASIONAL INDONESIA

Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata


laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945,
dan Wawasan Nusasntara, yang terdiri dari:

1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan


2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh
3. Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar
4. Asas Kekeluargaan
C. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL
INDONESIA

1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan

• Kesejahteraan dan Keamanan merupakan kebutuhan manusia


yang mendasar dan esensial. Oleh karena itu kesejahteraan dan
keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional.
Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional
tidak akan dapat berlangsung, bahkan dalam kehidupan
nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang
dicapai merupakan tolak ukur Ketahanan Nasional.
C. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL
INDONESIA

2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh

• Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek


kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu
(komprehensif integral).
C. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL
INDONESIA
3. Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar
a. Mawas ke Dalam
• Bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu
sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung sikap isolasi
atau nasionalisme sempit.
b. Mawas ke Luar
• Bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi
dampak lingkungan strategis luar negeri. Kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional untuk memberdampakan dampak ke
luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar.
C. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL
INDONESIA

4. Asas Kekeluargaan
• Asas ini mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,
kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan
tanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
D. SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Ketahanan Nasional memiliki sifat sebagai berikut:

1. Mandiri
• Yaitu percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri, serta keuletan dan ketangguhan
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas,
integritas dan kepribadian bangsa.
2. Dinamis
• Yaitu tidak tetap, ia dapat meningkat dan menurun tergantung pada situasi dan kondisi
bangsa, negara serta lingkungan strategisnya.
3. Wibawa
• Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan
dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
• Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.
E. MAKNA DAN LANDASAN HUKUM BELA NEGARA
Kegiatan bela Negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan
ketahanan nasional. Membela negara bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan hak setiap
warga negara terhadap negaranya.
Adapun landasan hukum bela negara tersebut adalah
1. Pasal 27 Ayat (3) UUD 1945 Perubahan Kedua, bahwa : “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
2. Pasal 30 UUD 1945, Perubahan Kedua, bahwa:
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara;
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung;
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta
menegakkan hukum.
(5) Susunan dan Kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
3. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002, Tentang Pertahanan Nasional.
5. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.
F. KEIKUTSERTAAN WARGA NEGARA DALAM BELA NEGARA
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela Negara dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: (1) Bela Negara secara fisik;
dan (2) Bela Negara secara non-fisik.

1. Bela Negara Secara Fisik

• Keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi
anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran, seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), dan Mitra
Babinsa.

2. Bela Negara Secara Non-Fisik


• Keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan melalui
pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi, dengan berbagai
bentuk sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai
perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak.
b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat.
c. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum atau undang-undang dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
d. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkai pengaruh-pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan normal-normal kehidupan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai