A. Latar Belakang
III. PELAKSANAAN
C. Materi Seminar
Pembahasan dalam makalah terkait dengan topik yang telah disepakati yaitu:
1. Produksi bahan baku lestari dan ramah lingkungan
2. Peningkatan efisiensi pengolahan (kayu dan bukan kayu) serta peningkatan nilai
tambah
3. Bahan Pembantu alternative ramah lingkungan
d. Energi alternatif yang terbarukan
e. Penanganan/pemanfaatan limbah
Makalah yang terdaftar di panitia terdiri dari makalah undangan dan makalah
sukarela. Makalah sukarela yang masuk ke panitia sebanyak 32 makalah selanjutnya
makalah diseleksi berdasarkan kesesuaian dari topik. Sehingga makalah yang
dipresentasikan pada seminar menjadi 1 makalah key note speech, 10 makalah
utama dan didukung oleh 11 makalah penunjang. Makalah-makalah tersebut
membahas berbagai aspek terkait dengan industri kehutanan yang antara:
1. Keynote Speak
Sebuah Komitmen Menuju Industri Kehutanan yang berkelanjutan
oleh Ir. Arya Wargadalam, MA, Kementerian Perindustrian (IHHP)
2. Makalah Utama
a. Standardisasi Hasil Hutan Guna Memenuhi Pasar Global
oleh Ir. SY. Chrystanto, M.For.Sc. dari Pustanling
b. Pembangunan HTI Mendukung Penyediaan Bahan Baku yang Ramah
Lingkungan: Pengalaman PT Musi Hutan Persada oleh Dr. Tjipta Purwita, M.BA
c. Pemanenan Kayu Ramah Lingkungan oleh Prof.Ir. Dulsalam, MM . dari
Pustekolah
d. Pembuatan Papan Serat Berkerapatan Sedang Menggunakan Campuran Pulp
Limbah Pembalakan Hutan Tanaman dan Arang Aktif oleh Han Roliadi, Dian
Anggraeni & Rosi M Tampubolon dari Pustekolah
e. Industri Pulp dan Kertas Menuju Green Indonesia
Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung oleh Dr. Ir. Ngakan Timur Antara,
f. Perekat Berbasis Resorsinol dari Ekstrak Limbah Kayu Merbau
oleh Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si dari Pustekolah
g. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Biodiesel Nyamplung (Calopyllu
Inophylum L) oleh Prof.Dr. Sudradjat, M.Sc.dari Pustekolah
h. Pemanfaatan Limbah Sludge Industri Pulp dan Kertas oleh Dr. Rina S. Sutopo
dari Balai Besar Pulp dan Kertas. Bandung
i. Ketahanan Papan Serat MDF Terhadap Serangan Rayap Kayu Kering oleh Jasni ,
Gustan Pari, Rena Siagian dari Pustekolah
j. Hasil Uji Coba Produksi Kayu Lapis Sawit Padatan (Desified Oil Palm Plywood)
oleh Ir. Jamal Balfas, M.Sc dari Pustekolah
3. Makalah Penunjang
a. Penelitian Awal Pemuliaan Araucaria cunninghamii sebagai Jenis Alternatif Kayu
Pulp Di Bondowoso, Jawa Timur oleh Dedi Setiadi, Balai Besar Pemuliaan
Tanaman Hutan, Yogyakarta
b. Pembuatan Pulp Ramah Lingkungan dari Limbah Agro Industri Sawit oleh
Zulfansyah, Hari Rionaldo dan Nur Asma Deli Universitas Riau
c. Sifat Pemesinan Kayu Dolok Diameter Kecil Jenis Manglid oleh Mohamad
Siarudin, Ary Widianto, Balai Penelitian Teknologi Agroforesty, Ciamis
d. Pengaruh Waktu dan Nisbah Pelarut pada Ekstraksi Tumbuhan Pewarna Alami
Lawsonia Inermis oleh Yelin Adalina Puskonser
e. Persepsi Petani terhadap Pemanfaatan dan Budidaya Nyamplung sebagai Sumber
Biofuel Alternatif oleh Devy P. Kuswantoro, Tri S. Widyaningsih, BPT Agroforestry
Ciamis
f. Potensi Bioenergi Ceiba pentandra L. Gaertn dan Prospek Pengembangannya oleh
Titi Kalima Puskonser
g. Potensi Nyamplung Sebagai Sumber Energi Alternatif bagi Masyarakat Kabupaten
Kayong Utara , Kalimantan Barat oleh Burhanudin, Sudirman Muin, Eddy Thamrin,
Abdurranni Muin Universitas Tanjungpura
h. Paper Mills Sludge : Limbah atau Sumberdaya? (Everview Penelitian Pemanfaatan
PMS Sebagai Bahan Amelioran Tanah) oleh Enny Widyati, Pusprohut
i. Manfaat Sludge Limbah Padat Pabrik Kertas untuk Pupuk oleh Happy Widiastuti,
Tati Rostiwati
j. Pengawetan Kayu Mindi Melalui Rendaman Dingin dengan Bahan Pengawet BAE,
oleh Endah Suhaendah BPT. Agroforesty , CIamis
k. Selektivitas Delignifikasi Proses Kraft dan Soda dari Jenis Acacia mangium pada
Tingkat Waktu Pemasakan dan Alkali Aktif oleh Saptadi Darmawan,
I.M Sulastiningsih. BPK . Mataram.
IV. PENUTUP
1. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan disatu pihak dan meningkatkan industri
dilain pihak kiranya produk-produk yang dihasilkan perlu adanya standarisasi dan
sertifikasi, karena dengan standarisasi, dalam pasar global merupakan rantai
penghubung yang penting antara pelaku ekonomi dan transfer teknologi. Dengan
standarisasi juga dapat melancarkan perdagangan internasional sehingga dapat
meningkatkan daya saing produk kehutanan di pasar global, dapat mengurangi
hambatan teknis dalam perdagangan dan dapat membantu sistem perdagangan
antar negara dengan memberikan perlindungan kualitas pada konsumen karena
mutu, keamanan, kesehatan dan lingkungan dapat terjaga.
2. Industri pengolahan sumberdaya hutan tidak boleh lagi dipandang hanya sebagai
wacana melainkan harus dilaksanakan secara benar dan konsisten. Pengelolaan
hutan yang ramah lingkungan harus dilakukan bukan semata-mata karena pasar
dunia menghendaki produk hijau, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kepentingan
dan kebutuhan masyarakat luas terutama masyarakat sekitar hutan.
3. Pemanenan kayu ramah lingkungan dapat mengurangi dampak negative terhadap
lingkungan, dilain pihak dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu. Tingkat
efisiensi pemanenan kayu ramah lingkungan dihutan alam maupun dihutan tanaman
mencapai 85-95%. Pemanenan kayu ramah lingkungan dihutan alam juga dapat
mengurangi kerusakan tegakan tinggal sebesar 4-9% dan dapat mengurangi
keterbukaan tanah sekitar 2%, oleh sebab itu pemanenan kayu ramah lingkungan
seyogyanya diaplikasikan pada seluruh perusahaan yang bergerak dibidang
kehutanan.
4. Kulit kayu mangium belum banyak dimanfaatkan, sehingga potensinya sebagai tanin
untuk bahan perekat cukup potensial. Oleh sebab itu diharapkan pemanfaatan tanin
sebagai salah satu macam senyawa polifenol untuk perekat dalam pembuatan MDF
dapat menyamai bahan perekat konvensional yang sudah banyak digunakan pada
pengolahan MDF diantaranya urea formaldehida.
5. Papan serat MDF kayu gmelina, perlakuan asetilasi di atas 25%. Dengan perekat UF,
kelas ketahanannya meninngkat dari kelas II menjadi kelas I. Sedangkan untuk
perekat kitosan papan serat MDF tetap kelas I.
Disamping meningkatkan kelas ketahanannya juga dapat mengurangi kerusakan
papan serat akibat serangan rayap kayu kering, dimana derajat serangan pada papan
serat tanpa serangan organisme perusak.
6. Pengelolaan hutan yang ramah lingkungan harus dilakukan bukan semata-mata
karena pasar dunia menghendaki produk hijau, namun juga untuk memenuhi
kepentingan dan kebutuhan stake holder terutama manfaat pengelolaan hutan bagi
masyarakat sekitar kawasan hutan.
7. Senyawa ekstraktif yang berwarna merah yang keluar dari kayu merbau keadaannya
mirip dengan larutan fenol atau resolsinol diyakini banyak dalam tumbuh-tumbuhan,
dimana peran penolik ini sebagai salah satu pembangun dinding sel dan system
pertahanan tumbuhan terhadap serangan serangga tanaman. Dari hasil ekstrak cair
limbah kayu merbau dapat menghasilkan kayu lamina tipe ekterior sangat rendah
emisi dibandingkan dengan perekat sistetis impor.
8. Krisis energy yang terus-menerus mengakibatkan naiknya harga bahan bakar minyak
dan mendorong pengembangan energy alternaitf dengan memanfaatkan energy
terbarukan salah satu energy alternative dikembangkan biofuel. Sehingga pemerintah
mengeluarkan kebijakan energy nasional merbasis bioful pada tahun 2025 sebesar
25% dari total kebutuhan energy minyak nasional.
9. Batang kayu sawit bekas penebangan dari kayu sawit yang sudah tidak produktif lagi
sering dianngap sebagai penyebab terjadinya masalah misalnya mengakibatkan biaya
pengolahan tanah menjadi tinggi, terjadinya polusi udara akibat pembakaran dll.
Namun dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti Pustekolah bahwa batang sawit
yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kayu dengan memakai
perlakuan tertentu dapat dimanfaatkan untuk panel kayu lapis dengan menggunakan
fasilitas konvensional yang sudah ada pada industri kayu lapis
Lampiran 1: Susunan Panitia
No Mama Instansi
Ir. SY. Chrystanto, M.Foe. Sc. sedang Prof .Ir. Dulsalam, MM sedang menyampaikan
menyampaikan key notes speec h. makalahnya