Makalah K3 Serjib
Makalah K3 Serjib
GURU PEMBIMBING
Heru Haris Widiantoro S.Pd
DISUSUN OLEH
Dela Septiani (6)
Elisa Artha L. G. (9)
Imelia Putri W. (11)
Jesiyanti (12)
Kade Putri A. (14)
TP. 2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
PENYEBAB KONFLIK IRIAN BARAT & UPAYA PENGEMBALIAN IRIAN BARAT...........6
A. PERJUANGAN MELALUI DIPLOMASI...................................................................7
B. PERJUANGAN MELALUI EKONOMI....................................................................8
C. PERJUANGAN MELALUI POLITIK........................................................................9
D. PERJUANGAN DENGAN KONFRONTASI BERSENJATA.....................................10
KONFRONTASI ANTARA INDONESIA – MALAYSIA...........................................13
KEPUTUSAN AKHIR MENGENAI IRIAN BARAT & KEMBALINYA INDONESIA DI
PBB 16
BAB III...............................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
A. KESIMPULAN........................................................................................................17
B. SARAN..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah tahun 1945 atau masa sesudah kemerdekaannya, Indonesia masih tetap
memperjuangkan salah satu wilayahnya, tepatnya mengenai pembebasan Irian
Barat yang telah di upayakan sejak Konferensi Meja Bundar (KMB) 1950.
Irian Barat atau Irian Jaya merupakan wilayah yang terletak di “Merauke”
Indonesia. Sebelum menjadi wilayah NKRI, Irian Barat sempat diperebutkan
dengan Belanda. Semua upaya pun dilakukan agar Irian Barat tidak jatuh ke
tangan asing. Puncaknya jatuh pada keputusan hasil sidang KMB bahwa masalah
Irian Barat akan ditangguhkan dalam satu tahun. Akan tetapi setelah setahun
kemudian, Belanda masih belum juga menunjukan itikad baiknya mengenai
penyerahan Irian Barat. Hal tersebutlah yang mendorong Indonesia untuk kembali
memperjuangkan hak nya atas wilayah bagian NKRI tersebut, tentunya dengan
segala upaya demi mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
utuh dan berdaulat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
2). Kibarkan bendera Sang Merah Putih Di Irian Barat sebagai wilayah tanah air.
Beberapa dampak dari peristiwa Tri Komando Rakyat (Trikora) adalah sebagai
berikut.
Pertempuran Laut Aru merupakan salah satu peristiwa militer yang cukup penting
dan patut dikenang, karena itulah setiap tanggal 15 Januari diperingati sebagai
Hari Dharma Samudera.
KONFRONTASI ANTARA INDONESIA – MALAYSIA
Kurun waktu tahun 1961 muncul rencana pembentukan federasi
Malaysia yang terdiri dari persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak,
Brunei dan Sabah. Indonesia menentang pembentukan Malaysia. Presiden
Soekarno menganggap bahwa Pembentukan negara Malaysia adalah proyek
neokolonialisme Inggris, yang “membahayakan revolusi Indonesia yang
belum selesai”. Karena itu Malaysia harus dicegah berdirinya dan jika tetap
dipaksakan berdirinya maka harus dihancurkan. Keberatan Indonesia juga
dikarenakan adanya fakta berupa adanya perjuangan rakyat Kalimantan Utara
yang dipimpin oleh A.M Azhari yang dilumpuhkan oleh Inggris dan
ditengarai oleh agenda lain di wilayah tersebut. Indonesia juga menunjuk
klaim Filipina, bahwa wilayah Sabah adalah bekas kerajaan Sulu yang
disewakan kepada Inggris dan harus dikembalikan kepada Filipina. Sehingga
Indonesia berfikir bahwa status wilayah yang di sengketakan haruslah jelas
status hukumnya.
Pada sidang Umum PBB tahun 1960, Presiden Soekarno hadir dan
mengucapkan suatu pidato dengan judul “Membangun Dunia Kembali”. Isi pidato
tersebut menyebutkan antara lain “Kemungkinan Retooling PBB”. Ternyata saran
Presiden Soekarno itu tidak mendapat sambutan yang serius dari PBB.
Isi pidato Presiden Soekarno di PBB saat itu adalah mengaitkan masuknya
Malaysia ke dalam Dewan Keamanan dengan alasan Indonesia untuk keluar dari
PBB. Kepala perwakilan Republik Indonesia di PBB menyampaikan kepada
Sekretaris Jenderal PBB bahwa isi pidato Presiden Soekarno tersebut dengan
tujuan, supaya para anggota PBB tidak menyokong masuknya Malaysia menjadi
anggota Dewan Keamanan dan memilih Indonesia untuk berada di organisasi
PBB. Inilah taktik terakhir diforum untuk memecilkan Malaysia, yang hasilnya
adalah Indonesia yang keluar sendiri dari PBB, karena pada 7 Januari 1965
Malaysia diterima menjadi anggota Dewan Keamanan, sedangkan Malaysia yang
menjadi sasaran politik Konfrontasi Dwikora Indonesia. Maka dengan terpaksa,
Presiden Soekarno memutuskan untuk mengeluarkan Indonesia dari PBB.
Pernyataan resmi keluarnya pihak Indonesia dari PBB disampaikan melalui Surat
Menteri Luar Negeri, dr. Subandrio pada 20 Januari 1965. Akibat keluarnya
Indonesia dari PBB adalah Indonesia semakin terkucilkan dari pergaulan
Internasional.
Pada akhirnya Pepera telah diterima oleh masyarakat Internasional melalui sebuah
Resolusi No. 2504 dalam Sidang Umum PBB ke-24 pada 19 November 1969
yang mengukuhkan perpindahan kekuasaan di wilayah Irian Jaya dari Belanda
kepada Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah berjuang melalui beberapa Konfrontasi, akhirnya Indonesia
mendapatkan haknya mengenai wilayah Irian Barat yang telah sah menjadi bagian
dari wilayah Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Irian Jaya (Papua).
Ini menandakan bahwa Indonesia telah bersatu dan berdaulat dalam wilayahnya,
yang tentunya didapatkan dari kegigihan Indonesia untuk memperjuangkan
pembebasan bagi wilayah Irian Barat dari kungkungan Belanda.
B. SARAN
Dengan ditulisnya materi ini, diharapkan kepada pembaca dan seluruh rakyat
Indonesia agar tidak melupakan sejarah serta perjuangan para kusuma bangsa
dalam memperjuangkan kebebasan bagi Irian Barat, karena sejarah ini merupakan
bukti secara de facto maupun de jure tentang kembalinya Irian Jaya (Papua) ke
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA