Anda di halaman 1dari 42

TANGGAP DARURAT

KEBAKARAN
OLEH:
KELOMPOK 7

 DJIQUWATAN ABRAR

 KHRISNA YUDHA
PENDAHULUAN
Masalah kebakaran beserta segala aspeknya dapat
mengkibatkan berbagai macam kerugian dan penderitaan. Oleh
karena itu, masalah ini memerlukan penanggulangan secara
maksimal.
Pembahasan mengenai tanggap darurat kebakaran ini bertujuan
untuk meningkatkan usaha-usaha penanggulangan kebakaran
dengan segala akibatnya, dan merupakan pedoman untuk
melaksanakan UU Keselamatan Kerja
TANGGAP DARURAT SERTA
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

A. Dasar Hukum
B. Pengertian
C. Ruang Lingkup
D. Fenomena Kebakaran
E. Sistem Proteksi Kebakaran
F. Manajemen Penanggulangan
Kebakaran
G. Sistem Tanggap Darurat
H. Media Alat Pemadam, Karakteristik
dan Sifat Pemadamannya
I. Fasilitas yang harus dipunyai oleh
laboratorium/Tempat Kerja
J. Usaha Preventif  Tanggap Kebakaran
K. Cara Pelaksanaan Pemadaman
L. Prinsip utama penanggulangan
kebakaran
M. Sifat Teknis Api & Kebakaran
N. Bahaya Kebakaran
O. Empat Unsur Pemadam Kebakaran.
P. Fire alarm
Q. Cara Mencegah Kebakaran
Dasar Hukum

1. Tujuan K3 tersirat dalam konsideran UU 1/70, yaitu


bertujuan melindungi tenaga kerja dan orang lain, asset
dan lingkungan masyarakat
2. Syarat-syarat K3 penanggulangan kebakaran sesuai
ketentuan pasal 3 ayat (1) huruf b, d, q dalam UU No. 1
tahun 1970
3. Pasal 9 ayat (3) mengatur kewajiban pengurus
menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran
Pengertian
Kebakaran : api yang tidak dikehendaki.

Resiko kebakaran: perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi


kebakaran.

Memadamkan kebakaran: suatu teknik menghentikan reaksi


pembakaran atau nyala api.

Panas, asap dan gas: produk kebakaran yang pada hakekatnya jenis
bahaya yang akan mengancam keselamatan.
Ruang Lingkup

1. Identifikasi potensi bahaya

2. Analisa resiko

3. Sarana proteksi kebakaran aktif

4. Sarana proteksi kebakaran pasif


Fenomena Kebakaran
FIRE STAGE
INTENSITAS

Flashover

3 - 10 menit

TH STEDY
Fully development fires
W

DE
(600-1000 o C)
O
GR

CA
Initiation

Y
TIME

Source Energy
1. Fenomena kebakaran
Fenomena kebakaran atau gejala pada setiap tahapan mulai awal
terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam, dapat diamati
beberapa fase tertentu, yaitu :
• Sumber awal pencetus (source energy)
• Penyalaan tahap awal (initiation)
• Api berkembang lebih besar (Growth)
• Penyalaan api serentak (Flashover)
• Kebakaran mantap (Stedy/full development fire)
• Periode surut (Decay)

2. Teori dan anatomi api


a. Teori api. Nyala api adalah suatu fenomena yang dapat diamati
gejalanya yaitu adanya cahaya dan panas dari suatu bahan yang
sedang terbakar
b. Teori segitiga api. Berlangsungnya proses nyala api
c. Teori piramida bidang empat. Fenomena pada suatu bahan yang
terbakar adalah terjadi perubahan bentuk dan sifat-sifatnya yang
semula menjadi zat baru, maka proses ini adalah perubahan secara
kimia.
3. Prinsip teknik memadamkan api

a. Pemahaman pertama
Berdasarkan teori Triangle of fire, ada 3 elemen pokok untuk dapat
terjadinya nyala api yaitu :
• Bahan bakar
• Oksigen
• Panas/sumber menyala

b. Pemahaman kedua
Dari ketiga elemen dalam segitiga api, menuntut adanya persyaratan
besaran fisika tertentu yang menghubungkan sisi-sisi segitiga api itu,
yaitu:
• Flash point
• Flammable range
• Fire point
• Ignition point

c. Pemahaman ketiga
Unsur-unsur terjadinya api seperti diterangkan dalam teori piramida
bidang 4 ada elemen ke-4 yaitu radikal bebas yang ternyata
mempunyai peranan besar dalam proses berlangsungnya nyala api.
4. Klasifikasi kebakaran
• Klas A
a. jenis kebakaran: bahan padat kecuali logam, seperti kayu, arang,
kertas, tekstil, plastik dan sejenisnya.
b. sifat: terbakar sampai bagian dalam atau terdapat bara
• Klas B (cair)
a. jenis kebakaran: bahan cair
b. sifat: terbakar pada permukaan
• Klas B (gas)
a. jenis kebakaran: bahan gas
b. sifat: terbakar pada titik sumber gas mengalir
• Klas C
a. jenis kebakaran: peralatan listrik yang bertegangan
b. sifat: ditinjau dari aspek bahaya terkena listrik bagi petugas
• Klas D
a. jenis kebakaran: bahan logam
b. sifat: pembakaran logam dan bertemperatur tinggi, sehingga bila
dipadamkan dapat terjadi peledakan karena perubahan fase media
pemadam menjadi gas.
5. Jenis-jenis media pemadam kebakaran

•Media pemadam kebakaran yang umum digunakan adalah air.


Air tidak dapat digunakan secara efektif dan aman untuk semua jenis
kebakaran.
•Media pemadam kebakaran jenis halocarbon (Halon)
Bekerja secara kimia memotong rantai reaksi pembakaran yaitu
mengikat unsur-unsur karbon dan hydrogen yang berdiri bebas.
•Media pemadam kebakaran jenis Clean Agent
Harus memenuhi beberapa criteria, yaitu :
a. bersih, tidak meninggalkan bekas/noda
b. tidak konduktif
c. tidak korosif

Sistem Proteksi Kebakaran


1. Konsep system proteksi kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran yang direncanakan ada 3
sistem strategi yaitu:
• Sarana proteksi kebakaran aktif ( Detektor Api)
• Sarana proteksi kebakaran pasif ( Jalur Evakuasi)
• Fire safety management (APAR)
2. Sistem deteksi dan alarm kebakaran
• Manual
• Otomatik
• Otomatik integrated system
 3. Alat pemadam api ringan. Direncanakan untuk memadamkan api pada
awal kebakaran.
4. Hydrant. Instalasi pemadam kebakaran yang dipasang permanent berupa
jaringan
perpipaan berisi air bertekanan terus-menerus yang siap untuk
memadamkan
kebakaran.
5. Springkler. Instalasi pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen
untuk
melindungi bangunan dari bahaya kebakaran yang akan bekerja secara
otomatik
memancarkan air apabila terkena panas pada temperatur tertentu.
 6. Sarana evakuasi. Sarana dalam bentuk konstruksi dari bagian bangunan
yang dirancang
aman sementara (min 1 jam) untuk jalan menyelamatkan diri bila terjadi
kebakaran bagi
seluruh penghuni di dalamnya tanpa dibantu orang lain
 7. Kompartementasi. Metode pengaturan tata ruang untuk menghambat
penjalaran
kebakaran ke bagian lain.
Manajemen Penanggulangan Kebakaran

1. Pre Fire control


• Identifikasi potensi bahaya kebakaran
• Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
• Identifikasi scenario
• Perencanaan tanggap darurat
• Perencanaan system proteksi kebakaran
• Pelatihan
2. In Case Fire Control
• Deteksi alarm
• Padamkan
• Lokalisir
• Evakuai
• Rescue
• Amankan
3. Post Fire Control
• Investigasi
• Analisis
• Rekomendasi
• Rehabilitasi
Sistem Tanggap Darurat

1. Ciri keadaan darurat


• Terjadi tiba-tiba
• Mengganggu kegiatan/organisasi/komunitas
• Perlu segera ditanggulangi

2. Jenis-jenis
• Natural hazard (bencana alamiah)
• Technological Hazard (kegagalan teknis)

3. Tahapan perencanaan keadaan darurat


a. identifikasi bahaya dan penaksiran resiko
b. penakaran sumber daya yang dimiliki
c. tinjau ulang rencana yang telah ada
d. tentukan tujuan dan lingkup
e. pilih tipe perencanaan yang akan dibuat
f. tentukan tugas-tugas dan tanggung jawab.
g. Tentukan konsep operasi
h. Tulis dan perbaiki
Media Alat
Pemadam
Hydrospray

Alat pemadam dengan air ini


umumnya digunakan untuk
kebakaran kelas A. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan
penera untuk mengetahui
tekanan air. Penera berwarna
hijau menunjukkan alat aman
untuk digunakan, sedangkan
warna merah menunjukkan
tekanan sudah berkurang.
Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk
kelas A,B, C dan D, sedang sifat
pemadaman jenis bubuk kering antara
lain :
•Menyerap panas dan mendinginkan
obyek yang terbakar. 
•Menahan radiasi panas. 
•Bukan penghantar arus listrik. 
•Menutup dengan cara melekat pada
obyek yang terbakar karena adanya
reaksi kimia bahan tersebut saat
terjadi kebakaran (reaksi panas api). 
•Menghambat terjadinya oksidasi pada
obyek yang terbakar.
•Tidak berbahaya. 
•Efek samping yang muncul adalah
debu dan kotor.
•Dapat berakibat korosi dan kerusakan
pada mesin ataupun perangkat
Gas Cair Hallon Free/AF
11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan
untuk semua jenis klasifikasi
kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara
lain :
•Bukan penghantar listrik
•Tidak merusak peralatan 
•Non Toxic (tidak beracun)
•Bersih tidak meninggalkan bekas.
•Memadamkan api dengan cara mengikat
O2 disekitar area kebakaran
•Penggunaan yang multi purpose (semua
klas kebakaran)
•Bisa digunakan berulang-ulang 
•Lebih tepat digunakan di dalam ruang
Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan
untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-
sifatnya antara lain :

•Bersih tidak meninggalkan bekas.


•Non Toxide ( tidak beracun ).
•Bukan penghantar listrik.
•Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
• Cara pemadaman dengan mendinginkan dan
menyelimuti obyek yang terbakar.
•Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
•Tekanan kerja sangat besar.
Racun Api Busa 

Racun api berupa busa hanya


digunakan untuk jenis kebakaran
kelas A dan B. Cara kerjanya
menyelimuti dan membasahi
obyek yang terbakar. Jika obyek
yang terbakar benda cair, racun
api busa ini bekerja menutup
permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar
arus listrik sehingga tidak dapat
digunakan pada ruang yang berisi
peralatan komponen listrik.
Fire Sprinkler
System

Alat ini biasanya terinstal


didalam gedung dan
bersifat mengandung Hg.
Mekanisme kerja sprinkler
yaitusecara otomatis akan
mengeluarkan air bila
kepala sprinkler terkena
panas.
Prinsip dasar alat ini
adalah mampu menyerap
kalor yang dihasilkan dari
bahan yang terbakar. 
Hydrant 

Secara ringkas, penggunaan media


racun api berdasarkan klasifikasi bahan
terbakar jadi begini :
Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan
darurat perlu diperhitungkan
persyaratan dan cara pemasangan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang
antara lain : 
Tempat mudah dilihat dan dijangkau,
tidak boleh digembok atau diikat mati.
Jarak jangkauan maksimum 15 m.
Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
Jenis media dan ukuran sesuai dengan
klasifikasi kebakaran dan beban api.
Diperiksa secara berkala.
Bisa diisi ulang (Refill).
Kekuatan konstruksi terstandar.
 
Fasilitas yang harus dimiliki oleh
Laboratorium/Kantor/Tempat-tempat
berpotensi Kebakaran

APAR 
Tangga darurat 
Ada sistem alarm seperti Heat detector,
Smoke detector dan Flame detector (lidah
api) 
Hydrant (Box hydrant) 
Baju tahan panas pelindung kerja lengkap
tahan api 
Pintu tahan Api 
Jumping sheet 
Penangkal petir
Usaha Preventif 
Tanggap
Kebakaran
•Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran 

•Adanya SOP(Standard Operating Procedures)

• cara pengoperasian pada tabung pemadam 

•Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium 

•Usahakan bak kamar mandi selalu penuh


Cara Pelaksanaan Pemadaman

Selalu siap mental dan jangan panik 


Perhatikan arah angin (dengan melihat
lidah api) 
Membelakangi arah angin menghindar
dari sisi lain 
Semprotkan/arahkan pada sumber api 
Harus tahu jenis benda yang terbakar 
Usahakan mengatur dan menahan nafas
Prosedur Emergensi Evakuasi
Bunyikan / tekan alarm terdekat 
Keluar lewat pintu terdekat 
Berkumpul ditempat yang berjarak
minimal 30 meter dari sumber kebakaran 
Beritahu petugas emergensi mengenai
orang-orang yang ada didalam 
Beritahu petugas emergensi mengenai
alasan pengosongan ruangan
Jangan masuk kedalam gedung lagi
sampai dijinkan oleh yang berwenang
Cara Menggunakan
Alat Pemadam Api
Ringan (Apar)

http://www.youtube.com/watch?
v=Db5HWoGxEb4
Penanggulangan
Kebakaran

POSKO Lapis III Bantuan


dari lingkungan

Lapis I
ERT (Fire Warden)

Lapis II
Fire Brigade Lapis IV
Dinas Pemadam
Prinsip utama penanggulangan kebakaran

Adalah bahwa sebelum api membesar harus segera dapat


dipadamkan. Semakin besar api semakin sukar dapat dikuasai karena
suhu yang telah tinggi akan mempercepat proses kebakaran.
Sifat Teknis Api & Kebakaran

Pembahasan sifat teknis api & kebakaran perlu diuraikan sedikit disini. Karena hal dan
prosedur penanggulangan bahaya kebakaran dilandasi oleh fenomena teknis
api(disamping juga hal-hal psikologis, seperti : shock, kepanikan ,dll.).
Api tumbuh secara bertahap, dari mulai menyala, membesar, menghasilkan gas dan
asap dari bahan yang terbakar, dan bila tidak dikontrol, ia akan mencapai tahap
maksimal yang menghanguskan serta membahayakan keselamatan jiwa.
Secara teknis,perkembangan api di dalam ruangan tertutup dapat dibagi menjadi
5(lima) tahap :
•Tahap penyalaan.
•Tahap pertumbuhan.
•Tahap puncak.
•Tahap pembakaran penuh.
•Tahap surut
Bahaya Kebakaran
Bahaya Langsung
- Tersengat temperatur yang tinggi
- Keracunan asap

Bahaya Tidak Langsung


- Terluka
- Terjatuh
- Terserang penyakit
- Mengalami shock / gangguan psikologis
Empat Unsur Pemadam Kebakaran

• Pemadam Kebakaran dengan cara Pelemasan (pemadaman


nitrogen). Yaitu pemadaman dengan melapisi benda yang mudah
terbakar dengan gas yang tidak terbakar seperti karbon dioksida dan
lain-lain, untuk mengencerkan kepadatan oksigen. Selanjutnya
memutuskan suplai oksigen terhadap benda yang mudah terbakar.
•Pemadaman dengan efek pendingin. Cara pemadaman ini dengan
menurunkan suhu (panas) benda terbakar dengan menyiramkan air
dan lain-lain.
•Pemadaman dengan mengangkat benda terbakar. Cara pemadaman
ini dengan mengangkat benda yang terbakar.
•Pemadaman terkendali (pemadaman dengan katalisator negatif).
Cara pemadaman ini dilakukan dengan mengendalikan terputus-
putus reaksi beruntun dari oksigen dan panas dalam udara dengan
karbon benda terbakar (a) karbon, (b) oksigen (c) panas.
Fire Alarm
Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin,
sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera
dilakukan
Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:
•Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual call
point)
•Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap
•Ada aktivasi dari panel/control room

Peringatan tahap pertama (alarm lantai)


•Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya sistem dan
nampak pada:
Panel alarm lantai,
Panel alarm utama
•Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/umum (public
address) dengan dua tahap teks:
Pengecekan ke lokasi
Pemberitahuan hasil: terjadi alarm palsu atau kebakaran
Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah memperoleh konfirmasi akan
kondisi kebakaran yang terjadi. Perberlakuan evakuasi harus melalui sistem
pemberitahuan umum
Prosedur bagi SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG
•Saat Melihat Api
•Saat Mendengar Alarm Tahap I
•Saat Mendengar Alarm Tahap II
•Saat Evakuasi
•Saat Pengungsian di Luar Gedung

Saat melihat api (TETAP TENANG JANGAN PANIK )


 Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau
dengan
memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm,
sambil teriak
kebakaran-kebakaran.

 Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang


tersebut harus
berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian
yang lainnya.
 Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan
sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran, lokasi
kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan
 Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan
alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat. Jika api /kebakaran tidak dapat
dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi segera melalui pintu keluar (EXIT)

Saat mendengar alarm tahap 1


•Kunci semua lemari dokumen / file.
•Berhenti memakai telepon intern & extern.
•Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.
•Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.
•Selamatkan dokumen penting.
•Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander maupun
Safety Representative.

Saat mendengar alarm tahap 2


Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan
bersedia untuk menerima instruksi.
darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.
•Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-
barang milik pribadi yang tertinggal.
•Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-
sekali mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya
api dan asap

Saat evakuasi
•Tetap tenang, Jangan panik !
•Segera menuju tangga darurat yang terdekat
•Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
•Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
•Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas
tangan
•Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang /
Saat pengungsian luar gedung

•Pusat berkumpulnya para pengungsiditentukan ditempat


•Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur
•Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan yang menjadi tanggung
jawabnya.
•Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor kepada First Aider atau
Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan
•Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan Safety
Representative.
Cara Mencegah Kebakaran
Jauhkan korek api dan pemantik dari jangkauan anak-anak.
Singkirkan semua barang yang mudah terbakar di sekitar kompor
Anda. Jangan sekali-kali memasak sambil mengenakan pakaian
berlengan longgar berjuntai yang dapat menyambar api. Pasanglah
detektor asap di rumah Anda.
Jangan terlalu banyak mencolokkan kabel ke stop kontak atau
kabel ekstensi. Jangan tinggalkan lemak atau minyak goreng pada
kompor yang panas. Berhati-hatilah menaruh penghangat ruangan.
Jika Anda mempunyai tabung gas dekat rumah, jangan arahkan katup
pengamannya—penyulut potensial bila terjadi kebakaran—ke
bangunan. Gunakan sekring listrik yang tepat ukurannya. Ganti kabel
listrik yang sudah rusak.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai