Anda di halaman 1dari 30

PROSES CUTTING MATERIAL PELAT LOGAM

MENGGUNAKAN MESIN

CUTTING LVD

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan guna memenuhi syarat menempuh Ujian Akhir

Sekolah Tahun pelajaran 2022/2023

Disusun oleh :

Nama : Amin Rizal

NIS : 1901816502

Kompetensi Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam

dan Manufaktur

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 7 SEMARANG

2023
INTISARI

Rizal, Amin. 2022. Proses cutting material pelat logam di perusahaan semarang. Laporan
Kompetensi keahlian Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur. Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 7 Semarang. Pembimbing Sucipto, S.pd.

Alasan dibuatnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan sebagai salah satu
bentuk untuk memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian akhir sekolah dan sebagai bentuk
pertanggung jawaban siswa terhadap sekolah setelah melakukan praktik kerja lapangan
selama enam bulan terhitung dari Juni-Desember 2023. Laporan praktik kerja lapangan juga
bertujuan membetuk pola pikir yang konstruktif untuk siswa, dan sebagai jembatan untuk
sanggup menaikan jenis keahlian yang dipunyai oleh para siswa supaya nantinya dapat di
implementasikan serta dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di laporan praktik kerja lapangan ini akan ada permasalahan yang akan dibahas yaitu
mengenai bagaimana proses cutting material pelat logam, yang bertujuan agar pembaca
mengerti seperti apa itu proses cutting, mesin apa yang digunakan dalam proses cutting
hingga prodak yang dihasilkan dari proses cutting. Manfaat setelah mengetahui proses cutting
adalah dapat mengerti proses dari awal barang mentah hingga menjadi lembaran pelat pelat
berukuran sesuai standar.

Metode pembuatan laporan memerlukan data yang dipakai untuk mendukung


pembuatan laporan praktik kerja lapangan diperoleh dari :

1. Observasi
Pengambilan data yang dilakukan penulis dengan cara pengamatan secara
langsung pada objek yang dijadikan bahan laporan, pengamat mengamati cara
kerja, proses kerja dari sebelum melewati proses kerja hingga selesai melewati
proses kerja.
2. Wawancara
Metode pengambilan data yang dilakukan penulis dengan cara bertanya langsung
kepada user atau karyawan dan pembimbing laporan.
3. Praktik
Pengambilan data secara langsung di lapangan hanya dengan mengamati cara
kerja, lalu setelah itu mempraktikan job sheet yang diberikan.

i
4. Studi literatur
Metode pencarian data dengan cara mencari dan mempelajari literatur atau
Pustaka yang berkaitan dengan judul laporan, baik dari buku, e-book, makalah,
maupun website.

Pembuatan laporan di buat dalam beberapa tahapan tahapan berikut;

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menerangkan tentang latar belakang, indentifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

Dalam bab ini menjelaskan kajian Pustaka dari berbagai sumber yang didapat dan penjabaran
dari pokok pembahasan masalah, kerangka berpikir, hipotesis tindakan.

BAB III METODOLOGI

Dalam bab ini menjelaskan tentang perencanaan, Tindakan, dan observasi dalam melakukan
penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pembahasan proses pemotongan material
pelat logam (cutting).

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang simpulan dari seluruh isi laporan serta saran yang ditujukan
untuk industri.

KESIMPULAN

*************************************************

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan dengan judul “Proses Pemotongan material pelat logam menggunakan mesin
cutting LVD” di sebuah perusahaan semarang telah di setujui pada

Tanggal :

Di : Semarang

Ketua Kompetensi Keahlian, Guru Pembimbing

Chandra suryawan, S.Pd Drs. Sucipto

NIP. 19641112007011020 NIP. 198203252011011013

iii
PENGESAHAN INDUSTRI
Laporan dengan judul “PROSES CUTTING MATERIAL PELAT LOGAM
MENGGUNAKAN MESIN CUTTING LVD” di perusahaan semarang ini telah
diperiksa oleh pembimbing industri dan telah disahkan

Pada tanggal :

Ditetapkan : Semarang

Pembimbing Industri I Pembimbing Industri II

Sakhadi Joko Suyanto

Supervisor SC Line Supervisor welding line

Mengetahui

Dodik Catur Prasetyo

HRD Manager

iv
PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan dengan judul “PROSES CUTTING MATERIAL PELAT LOGAM


MENGGUNAKAN MESIN CUTTING LVD” di Perusahaan Semarang telah disahkan pada

Pada tanggal :

Ditetapkan : Semarang

Kepala SMK Negeri 7 Semarang,

Haris Wahyudi, S.PD, M.PD

NIP. 19752212 200003 1 002

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:

1. Jika kamu ingin dunia berubah, jadilah perubahan itu sendiri. (Mahatma
Gandhi)
2. Satu-satunya cara untuk menghindari efek pujian, yang bisa dilakukan adalah
terus bekerja. (Albert Einstein)
3. Semua mimpi kita akan menjadi kenyataan jika kita punya keberanian untuk
mengejarnya (Walt Disney)
4. Bangun mimpimu sendiri atau orang lain akan mempekerjakanmu untuk
membangun mimpinya (Farrah Gray)
5. Yang membuatku terus berkembang adalah tujuan-tujuan hidupku
(Muhammad Ali)
6. Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak menyadari seberapa dekat
mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah (Thomas Edison)
7. Janganlah hanya bermimpi setinggi yang kalian inginkan, tapi segera lah
bangun dan gapailah mimpi tersebut (Amin Rizal)

Persembahan:

1. Orang tua tercinta yang selalu memberi motivasi dan dukungan kepada
penulis.
2. Keluarga besar jajaran SMK negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang,
yang telah mendidik,dan memberikan imu yang sangat bermanfaat.
3. Keluarga besar industri yang telah memberikan motivasi kerja serta bekal
ilmu yang sangat berguna.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai tanah air tercinta penulis
5. Teman teman yang telah membantu, memberikan masukan dan kritikan
secara langsung maupun secara tidak langsung.
6. Pembaca tercinta yang berkenan ingin membaca laporan penulis.

vi
PRAKATA
Puji ayukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karunia
nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, Penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu;

1. HRD perusahaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam


melaksanakan Praktik Kerja Lapangan;
2. Kepala SMK Negeri 7 Semarang yang telah memberikan izin dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan;
3. Ketua Kompetensi Keahlian Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur yang telah
memberi motivasi dan pengarahan kepada penulis selama pelaksanaan dan
penyusunan laporan praktik kerja lapangan;
4. Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di industri yang telah membimbing penulis
selama melaksanakan Praktik kerja Lapangan;
5. Pembimbing penyusunan laporan yang telah membimbing dari awal sampai akhir
hingga terselesaikannya laporan Praktik Kerja Lapangan ini;
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Praktik
Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masi terdapat kekurangan, maka kritik dan saran
yang dapat membangun akun selalu di terima dengan senang hati. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi Civitas Akademika SMK Negeri 7 Semarang maupun pembaca pada
umumnya.

Semarang,
2022

Amin Rizal

NIS. 1901816502
vii

DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………i

INTISARI ………………………………………………………………………………..ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………………………….iv

PENGESAHAN INDUSTRI…………………………………………………….……….v

PENGESAHAN SEKOLAH …………………………………………………………….vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………………vii

PRAKATA……………………………………………………………………………….viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemotongan adalah proses pemisahan benda padat menjadi dua atau lebih,
melalui aplikasi gaya yang terarah melalui luas bidang permukaan yang kecil. Benda
yang umum digunakan untuk memotong adalah pisau, gergaji dan gunting. Pada
umumnya setiap benda yang tajam mampu memotong benda yang memiliki tingkat
kekerasan lebih rendah dan diaplikasikan dengan gaya yang signifikan.
Pengerjaan pemotongan sendiri sebenarnya tidaklah sulit, namun bukan berarti
bisa dilakukan sembarangan. Material yang dipotong berbentuk lembaran memiliki
permukaan yang halus. Pada saat memotongnya, mungkin saja permukaan akan penyok
atau dan terkena goresan, tentunya hal ini akan sangat berbahaya. Apalagi jika
pemotongan pelat menggunakan gerinda atau gunting besi. Hal Ini membutuhkan
kejelian yang tajam pada saat memotongnya. Ukuran lembaran pelat yang lebar
menyebakan kesulitan saat menyesuaikan ukuran yang dibuat pada marking. Lembaran
pelat merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung aktifitas sehari – hari
bagi masyarakat dan industri, banyaknya kasus kerusakan pelat seperti kebocoran
produk, penyok, bengkak atau menggelembung, terkorosi, dan jenis kerusakan lainnya,
hal ini sangat mengganggu dan berdampak secara ekonomi (Sambodo A W, 2017). Salah
satu penyebab dari banyaknya kasus tersebut adalah hasil pemotongan pelat dan
pemilihan material yang kurang baik.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut dapat diatasi menggunakan mesin
cutting LVD. Mesin cutting LVD ialah sebuah mesin khusus yang di proyeksikan dapat
membantu proses pemotongan dengan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
menggunakan mesin konvensional untuk proses pemotongan (Ahmad B J, 2017). Mesin
cutting LVD yang merupakan salah satu proses permesinan nonkonvesional yang
memanfaatkan hidrolik yang terionisasi menjadi penghantar listrik dan dialirkan menuju
busur 2 wolfram dengan suhu yang sangat tinggi yang digunakan untuk memotong
material yang umumnya terbuat dari logam (Al Antoni Akhmad, 2009). Pemotongan
1
plate yang dilakukan dengan mesin cutting LVD menghasilkan hasil potongan yang jauh
lebih halus. Mesin cutting LVD bekerja dengan menggunakan pisau potong yang cara
pengoperasiannya dengan menginjak pedal lalu di sesuaikan dengan marking potong.
Permasalahan dari proses produksi yang umum saat ini yaitu masih banyak
perusahaan yang masih menggunakan alat potong untuk memotong material. Hal ini
mengakibatkan proses manufaktur saat pemotongan belum maksimal dan untuk gerakan
dari alat potong tidak konstan karena mesin masih dioperasikan secara manual
menggunakan tangan (Endi Cahyono, 2017). Karena alat potong ini masih sebagian besar
menggunakan tenaga manusia, ada beberapa aspek yang terabaikan yaitu keseragaman
ukuran Panjang/lebar plate, perbedaan titik pemotongan dan kelurusan pemotongan yang
nantinya akan berpengaruh pada kualitas hasil potongan berupa tingkat kehalusan
(Ahmad Ridho Kistanto, 2018).
Pemotongan plate menggunakan mesin bekerja agar menghasilkan potongan
plate yang baik. Dalam pembuatan sebuah plate menggunakan mesin plasma LVD ini
dibutuhkan pemilihan bahan yang tepat, sehingga alat ini mampu bekerja secara optimal.
Serta pengoperasiannya sangat sederhana, agar semua orang dapat menggunakan alat
tersebut. Mesin cutting LVD dapat digunakan pada industri-industri kecil, praktik di
perkuliahan maupun di sekolah menengah kejuruan.
Marking pada plate yang akan dipotong menggunakan mesin cutting LV harus
presisi sesuai ukuran yang diperlukan, karena sistem kerja dari cutting LVD yang
memotong sesuai garis lurus dan membutuhkan kejelian saat memotongnya, untuk itu
diperlukan kontruksi penyiku yang kokoh dan presisi serta mampu menahan dan
menjadikan siku pada benda kerja yang terdapat pada mesin, salah satu komponen yang
perlu mendapat perhatian khusus dalam pembuatannya adalah stopper dan penyiku mesin
cutting LVD

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan antara lain:
1. Begitu susahnya memotong material menggunakan alat potong biasa
2. Alat potong yang digunakan memotong memakan waktu yang banyak dan hasil
kurang maksimal

2
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas tidak semua komponen dibahas dalam laporan
proyek akhir ini, dikarenakan banyaknya masalah diantaranya keterbatasan pengetahuan
penulis, keterbatasan dana, serta keterbatasan waktu. Maka penulis hanya membatasi
pada proses pemotongan material pelat logam menggunakan mesin cutting LVD. Untuk
itu diharapkan didapat hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, maka didapat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa bahan yang digunakan dalam proses pemotongan material pelat logam?
2. Mesin dan alat perkakas apa yang digunakan dalam proses pemotongan pelat?
3. Bagaimana proses pemotongan material pelat logam?
4. Bagaimana hasil akhir dari proses potong pelat logam?
E. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dari proses pembutan cekam
pada Pipe Plasma Cutting adalah:
1. Mengetahui bahan yang digunakan untuk memotong pelat.
2. Mengetahui komponen pada mesin yang digunakan dalam proses pembuatan cekam.
3. Mengetahui proses pemotongan pelat logam.
4. Mengetahui produk jadi dari material yang dipotong.
F. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari proses pembuatan cekam, antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai model belajar aktif tentang cara inovasi teknologi dibidang Teknik Mesin.
2. Menambah pengetahuan dalam bidang pemotongan.
3. Meningkatkan kecerdasan hard skill
4. Merangsang masyarakat umum untuk selalu kreatif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

2.1. Alat Pemotong Pelat


Peralatan potong yang digunakan untuk pemotongan pelat mempunyai jangkauan atau
kemampuan pemotongan tersendiri. Biasanya untuk pemotongan pelat-pelat tipis
pemotongannya dapat digunakan alat-alat potong manual seperti:gunting tangan, gunting
luas, pahat dan sebagainya. Untuk ketebalan pelat di atas 1,2 mm sangat sulit dipotong secara
manual(Konvensional) dan pemotongan digunakan mesin-mesin potong (NonKonvensional).
2.1.1. Pemotongan Pelat Secara Konvensional
a. Gunting tangan
Sesuai dengan namanya yakni gunting tangan digunakan untuk pemotongan pelat-
pelat dengan tangan secara manual. Kemampuan potong gunting tangan ini hanya
mampu memotong pelat di bawah ketebalan 0,8 mm. Gaya pemotongan yang
ditimbulkan dalam proses pemotongan dengan gunting angan adalah gaya geser,
akibat geseran antara kedua mata pisau inilah yang menyebabkan terguntingnya pelat.
Gunting tangan ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis, sesuai dengan dan kengunaannya
yakni:
1. Gunting Tangan Lurus
Gunting tangan lurus ini digunakan untuk pemotongan-pemotongan pelat dalam
bentuk lurus.

Gambar II.1 Gunting Tangan Lurus


2. Gunting Tangan Lingkaran
Kegunaan gunting tangan lingkaran ini digunakan untuk pemotongan pelat dengan
tujan hasil berbentuk lingkaran.

Gambar II.2 Gunting tangan Lingkaran


3. Gunting Tangan Kombinasi
Gunting tangan kombinasi ini dapat digunakan untuk pemotongan dengan hasil lurus
maupun berbentuk lingkaran.

Gambar II.3 Gunting Tangan Lingkaran


b. Gunting Tuas
Gunting tuas digunakan untuk pemotongan pelat yang mempunyai ketebalan 1mm - 3
mm, tetapi penggunaan gunting tuas ini lebih sering digunakan untuk pemotongan
pelatpelat strip. Prinsip pemotongan gunting tuas ini dapat dilihat pada gambar
dibawah.
Gambar II.4 Gunting Tuas

Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat ini digerakkan oleh tuas
yang berhubungan langsung dengan pisau atas. Posisi pelat yang dipotong terletak
pada pisau bawah yang tetap. Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe
dan bentuknya masing-masing. Salah satu jenis gunting tuas mempunyai ketebalan
pemakanan sebesar tebal pisau yang digunakan. Pemotongan ini terdapat pada jenis
gunting tuas meja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongan sebesar 5 mm
sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Jadi untuk mendapatkan ukuran yang tepat
sewaktu pemotongan harus dilebihkan sebesar tebal mata pisau.

2.1.2. Pemotongan Pelat Secara Non Konvensional


Biasanya pemotongan pelat yang dilakukan dengan alat Non Konvensional adalah
pelat yang memiliki ketebalan di atas 1,2 mm berikut adalah contoh alat pemotong
pelat non konvensional :

a. Pemotongan dengan mesin Hidrolik


Mesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenaga hidrolik. Tenaga
hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalah pompa hidraulik yang digerakkan
oleh motor listrik. Mesin gunting hidraulik ini dilengkapi dengan program pada panel
box kontrol hidrolik. Dengan program hidrolik ini pelayanan untuk operasional mesin
potong menjadi lebih sederhana. Kemampuan menggunting atau memotong pelat
dengan mesin hidrolik sampaimencapai ketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerja mesin
hidrolik sama dengan mesin gulotine umumnya. Hanya penekan yang digunakan
pada mesin menggunakan actuator kerja ganda (double acting) dengan silinder
sebanyak dua buah.

Gambar II.5 Mesin Pemotong Pelat Hidrolik

b. Oxy Flame Cutting


Pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting adalah dimana pemotongan
terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan baja. Pada permulaan pemotongan,
baja dipanaskan lebih dahuludengan api oxy flame cutting sampai mencapai suhu
antara 800o-900o C. Kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau gas pemotong
lainnya disemburkan ke bagian yang dipanaskan tersebut dan terjadilah proses
pembakaran yang membentuk oksida baja. Karena titik cair oksida baja lebih rendah
dari baja, maka oksida tersebut mencair dan terhembus oleh gas pemotong dengan ini
terjadilah pemotongan.
Gambar II.6 Pemotongan otomatis Oxy Flame
c. Pemotongan dengan CNC Cutting
Pemotongan dengan menggunakan CNC cutting adalah proses pemotongan otomatis,
CNC cutting merupakan mesin perkakas yangdilengkapi dengan sistem mekanik dan
kontrol berbasis computer yang mampu membaca instruksi kode 29,53,48, 54 38, 7, 8,
dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC
cutting agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dipotong.
Pemotongan dengan menggunakan CNC cutting dapat dilakukan dengan 2 jenis

7
pemotongan yaitu, pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting dan las busur
plasma.

Gambar II.7 CNC Cutting

2.2. Alat yang digunakan pada penelitian

Mesin Shearing adalah mesin yang berfungsi untuk melakukan proses pemotongan
plat secara mekanis. Proses pemotongan plat ini memanfaatkan Gaya geser dengan
menggerakkan pisau potong yang menjepit plat logam. Gerakan potong ini mengikuti sudut
tertentu untuk memudahkan proses pemotongan.
Mesin Gunting Hidrolik/Shears Hydraulic
Mesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenaga hidrolik. Tenaga hidrolik
yang dihasilkan untuk memotong adalah pompa hidraulik yang digerakkan oleh motor listrik.
Mesin gunting hidraulik ini dilengkapi dengan program pada panel box control hidraulik.
Dengan program hidraulik ini pelayanan untuk operasional mesin potong menjadi lebih
sederhana. Kemampuan menggunting atau memotong plat dengan mesin hidraulik ini sampai
mencapai ketebalan pelat 5-20 mm (sesuai spesifikasi mesin).

Shears hydraulic SMT-PULLMAX

mesin potong hidraulik ini, sebagai penekannya menggunakan actuator kerja ganda (double
acting) dengan silinder sebanyak dua buah. Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin
yang berhubungan langsung dengan pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopper yang
digerakkan secara hidraulik. Jumlah stoppernya lebih banyak dari actuator potong. Jumlah
actuator ini disusun diantara celah pemotongan. Untuk pemotongan yang mempunyai lebar
yang kecil juga dapat ditekan oleh stopper.

2.2.1. KOMPONEN-KOMPONEN MESIN CUTTING SHEARING


Komponen-komponen

Keterangan:

1. Pump-Motor Mounting
2. Connection Box
3. Knife Clearance
4. Pedal
5. Side Gauge

6. Table Bracket
7. Operating Panel
8. Table
9. Finger Guard
10. Aggregate

2.2.2. PRINSIP KERJA

Prinsip kerja mesin shearing ini menggunakan gaya geser untuk proses
pemotongan. Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap dan pisau atas
ditekan hidrolik sampai memotong pelat. 
Shear Angle

Posisi mata pisau atas dimiringkan untuk mengurai besarnya gaya geser
sewaktu tejadinya proses pemotongan, sehingga luas penampang pelat yang yang
dipotong mengecil (lihat gambar diatas). Hasil pemotongan dari mesin shearing ini
dipengeruhi oleh kemiringan dan kelonggaran (suaian) antara kedua posisi pisau.
Suaian antara ke dua mata pisau harus berdasarkan jenis pelat yang akan dipotong,
agar mendapatkan hasil pemotongan yang baik.

Blade/Knife Clearance

10

Antara pisau bawah dan atas mempunyai kelonggaran atau kelonggaran


(clearence) tertentu. Kelonggaran ini disesuaikan dengan ketebalan pelat yang akan
dipotong. Besarnya kelonggaran ini berbanding lurus terhadap jenis bahan pelat yang
akan dipotong. Semakin besar ketebalan pelat yang dipotong maka kelonggaran
antara pisau ini juga akan menjadi lebih besar. Bahan pelat yang mempunyai
kekerasan yang tinggi harus diikuti dengan penyesuaian kelonggaran (clearance)
antara mata pisau atas dan bawah.
Proses Pemotongan Plat

Proses pemotongan dengan mesin shearing, Pelat diletakkan diantara pisau


bawah yang tetap. Pelat yang akan dipotong diatur dengan memperhatikan garis
ukuran yang ada pada meja, kemudian ukuran yang diinginkan diatur dengan tepat
dengan ujung pisau, maka selanjutnya tuas hidrolik ditekan dengan menggunakan
kaki sehingga pisau atas bergerak turun memotong plat. Stopper atau sepatu penahan
terlebih dahulun turun menahan pelat yang akan dipotong sebelum pisau atas turun
menggunting pelat. Stoper atau penahan ini berfungsi untuk menahan pelat agar
sewaktu terjadinya proses pengguntingan pelat tidak mengalami gaya balik.

2.3 Material
2.3.1 Faktor-faktor pemilihan material
Adapun hal–hal yang harus di perhatikan dalam memilih material dalam
pembuatan suatu alat :
1. Kekuatan material
Yang dimaksud dengan kekuatan material adalah kempuan material yang di
pergunakan untuk menahan bebean yang ada baik beban punter maupun beban lentur.

11

2. Kemudahan mendapatkan material


Dalam pembuatan rancang bangun ini di perlukan juga pertimbnagan apakah material
yang diperlukan adalah dan mudah didapat. Hal ini dimaksud apabilah terjadi
kerusakan sewaktu-waktu maka material yang rusak dapat diganti.

3. Fungsi dan komponen


Dalam pembuatan rancang bangun peralatan ini komponen yang dirancang
mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesui dengan bentuknya. Oleh karna itu perlu
dicari material yang sesuai dengan komponen yang dibuat.
4. Harga bahan relatif murah
Untuk membuat komponen yang dirancang maka diusahakan agar material yang di
gunakan untuk komponen tersebut harganya semuarah mungkintanpa mengurangi
kualitas komponen yang akan dibuat.

5. Daya guna yang seefisien mungkin


Dalam pembuatan komponen permesinan perlu juga diperhatikan penggunaan
material yang efesien mungkin, dimana hal ini tidak mengurangi fungsi dari
komponen yang kan dibuat. Dengan cara ini maka material yang akan digunakan
untuk mepembuatan komponen menghemat biaya produksi
6. Kemudahan dalam proses produksi sangat penting dalam pembuatan suatu
komponen. Karena jika material susah untuk dibentuk, maka akan memakan
banyak waktu untuk memproses material tersebut.

2.3.3 macam macam hasil potongan cutting

Setiap potongan yang sudah diolah melalui proses cutting tadi memiliki
karakteristik tertentu, biasanya potongan potongan material pelat logam disebut juga
dengan panel. Setiap panel memiliki ukuran yang berbeda-beda tergantung kegunaan
dan fungsi. Beberapa panel yang penulis amati ada beberapa, yaitu;

1. top head

(140 ×547, 140×520, 140×532, 140×697, 140×682)

12

untuk komponen penguat dalam produk table, pan rack

2. kupingan bowl

(224×368, 224×388, 224×538)(199×386)(249×539)(274×538)

untuk membuat wastafel

3. apron

(188×463, 188×613, 188×883, 188×783, 188×1083)


untuk penguat side dari produk kompor

4. kanal

(71×485, 71×585, 71×885, 71×1185)

Untuk penyangga samping pada rak meja (sisi pendek)

5. frame

(77×465, 77×765, 77×1165)

Untuk penyangga samping pada rak meja (sisi Panjang)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Perencanaan penyusunan Laporan magang


Tahapan perencanaan dalam penelitian ini memiliki empat tahapan, yaitu:
3.1.1. Menetukan tujuan penelitian.
Tahapan ini adalah penentuan tujuan dari Laporan Praktik Kerja Lapangan,
agar tujuan dalam penulisan lebih terarah dimana penulis bertujuan membangun
Sistem Informasi Pemetaan Lokasi Kerja Praktek dan Pemantauan Kerja Praktek lebih
terkomputerisasi yang memiliki pemetaan lokasi kerja praktek dimana pemetaan ini
dapat mempermudah dalam pemberian dan pemantauan lokasi kerja praktek serta
dapat mempermudah kinerja seluruh pihak yang terkait dalam aktivitas kerja
praktek.
3.1.2. Studi pustaka
Kegiatan ini memungkinkan penulis untuk melanjutkan penulisan dalam
laporan Tugas Akhir ini. Karena, dengan melakukan studi pustaka, penulis
mendapatkan informasi untuk mendukung penulisan yang berkaitan dengan topik
yang diangkat.
3.1.3. Identifikasi masalah
Hal ini penulis melalukan identifikasi masalah untuk menemukan
permasalahan dalam pemberian informasi lokasi kerja praktek dan pemantauan
siswa kerja praktek dimana sampai saat ini seluruh aktivitas pemberian informasi
kerja praktek dan pemantauan siswa kerja praktek belum terkomputerisasi seperti
pada tahap perekapan data lokasi masih berbasis draf.
3.1.4. Menentukan data yang diperlukan
Tahapan ini adalah menentukan data yang diperlukan agar mempermudah penulis
dalam melakukan analisis.

3.2. Metode Penyusunan Laporan Magang


3.2.1. Tempat dan Waktu Magang
Penulis melakukan Magang selama 6 bulan mulai dari tanggal 2 Juni
2022 sampai dengan 2 Desember 2022, kegiatan magang ini dilaksanakan pada:
 Alamat : JL raya terboyo no 19,Kawasan Industri Terboyo Megah, Kota Semarang,
Jawa Tengah
 Waktu Kerja : Senin s/d Jumat, pukul 07.00 – 15.30.

3.3. Sumber Data


3.3.1. Data Primer
Data primer didapatkan secara langsung pada saat penulis melakukan
program magang pada Perusahaan, Adapun penulis memperoleh
data berdasarkan kegiatan pekerjaan yang penulis lakukan selama magang.
3.3.2. Data sekunder
Data Sekunder didapatkan lewat literatur serta refrensi lainnya yang
tentunya berkaitan dengan tugas akhir penulis, mulai dari buku yang berkaitan
dengan ekspor maupun impor dan lainya yang masih berkaitan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


3.4.1. Wawancara
Teknik wawancara, menurut Esterberg dalam Sugiyono ( dalam Andini,
2017:29) wawancara merupakan pertemuan antara dua yang melakukan
interaksi untuk bertukar informasi.
3.4.2. Dokumentasi
Dokumentasi, menurut Sugiyono (dalam Andini, 2017:29) dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat
berbentuk berupa tulisan, gambar dari seseorang. Dokumentasi yang
berbentuk tulisan seperti catatan harian dan biografi. Dokumentasi yang
berbentuk gambar misalnya foto. Dokumen ini merupakan pelengkap dari
penggunan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

3.5. Metode Pengumpulan Data


Dalam menyusun karya tulis akhir ini, penulis menggunakan 3 (tiga) metode
pengumpulan data di antaranya :
3.5.1. Wawancara
Wawancara ialah teknik pengumpulan data dengan melalu tanya jawab
baik itu secara langsung maupun tidak. Disini tentunya penulis melakukan
wawancara dengan senior ataupun pihak perusahaan pada tanggal 20 September
mengenai proses yang akan dilalui bahan kerja setelah melalui proses potong.

3.5.2. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan terlibat dalam setiap
kegiatan selama magang di perusahaan guna memproleh
data. Yaitu seperti pada tanggal 22 juli 2022 penulis mengamati cara memilih material

yang akan di potong.


3.5.3. Studi pustaka
dalam metode studi pustaka penulis dapat mengumpulkan data dengan
cara memperoleh data melalui berbagai buku maupun refrensi lain yang
tentunya ada keterkaitan dengan masalah. Seperti membuka laman internet mengenai

Seperti apa komponen pada mesin cutting LVD.

3.5.4. dokumentasi

Dalam metode dokumentasi penulis dapat mengumpulkan data dengan cara memperoleh

dokumentasi/gambar pada tempat kerja. Contoh pengumpulan data dengan dokumentasi

seperti saat penulis mengambil gambar depan Perusahaan untuk menjadikannya pada cover
laporan praktik.

3.6 Tindakan

Adapun tahap terakhir dari Penelitian Tugas Akhir ini adalah tahap penulisan laporan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.6.1. Melakukan Konsultasi Terhadap Pembimbing Tugas Akhir Konsultasi

Terhadap Pembimbing Tugas Akhir sangat diperlukan dalam penulisan laporan.


Karena, banyak masukan atau saran dari pembimbing yang sebelumnya tidak
diketahui oleh penulis
3.6.2. Melakukan Dokumentasi Hasil Penelitian Seluruh data yang diperoleh dan
telah di analisa, maka hasil akhirnya didokumentasikan dalam bentuk sebuah laporan,
yang nantinya akan diujikan kembali dihadapan pembimbing. Tahap penulisan
laporan ini merupakan bukti transfer ilmu dari tacit knowledge (ilmu yang dimiliki)
ke explicit knowledge (sharing/penyampaian ilmu yang telah dimiliki). Data yang
telah didapatkan sebelumnya, diolah kedalam tulisan yang nantinya diharapkan
mempunyai nilai informasi mengenai analisa yang dilakukan.

3) Selesai
BAB 1V

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai