Diajukan Oleh:
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Kelas : MRKG – 6A
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Menyetujui:
Pembimbing Akademis, Pembimbing Lapangan,
Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
tuntunan dan rahmat – Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik dan tepat waktu.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah salah satu dari mata kuliah yang
wajib ditempuh pada semester VI dalam Program Studi Manajemen Rekayasa
Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil Tahun Akademik 2021/2022. Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai pelengkap Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di proyek pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Jihadul Ilmi,
Kota Matsum I, Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara.
Serta tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, khususnya kepada:
1. Bapak Abdul Rahman, S.E., Ak., M.Si., selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan;
2. Bapak Marsedes Purba, B.Sc., Ci.Eng., M.Sc., selaku Ketua Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;
3. Bapak Mizanuddin Sitompul, S.T, M.T., selaku Kepala Program Studi
Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan;
4. Bapak Samiran, S.S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL);
5. Bapak Fadli, S.T., M.T., selaku Dosen Wali Kelas MRKG – 6A;
iii
6. Seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Program Studi Manajemen Rekayasa
Konstruksi Gedung;
7. Teman-teman Praktik Kerja Lapangan (PKL) satu lokasi proyek yang
sudah bekerja sama dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan;
8. Bapak Hanalar, selaku Pembimbing Lapangan;
9. Seluruh Staff PT. RIRORA PUTRA RANITA pada Proyek Pembangunan
Gedung Sekolah Yayasan Jihadul Ilmi;
10. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan
sehingga penulis mampu melaksanakan dan menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik;
11. Seluruh teman – teman prodi MRKG, khususnya MRKG – 6A.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih
jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dapat menyempurnakan laporan ini.
Mahasiswa 1, Mahasiswa 2,
iv
DAFTAR ISI
v
2.3.1.5 Gerobak Tangan ........................................................... 12
2.3.1.6 Meja Bending ............................................................... 13
2.3.1.7 Gunting Besi ................................................................. 14
2.3.1.8 Bar Cutter ..................................................................... 14
2.3.1.9 Tang kakak tua ............................................................. 15
2.3.1.10 Bending ........................................................................ 15
2.3.1.11 Vibrator ........................................................................ 16
2.3.1.12 Truck Mixer .................................................................. 16
2.3.1.13 Concrete Pump ............................................................. 17
2.3.2 Bahan ........................................................................................ 17
2.3.2.1 Beton site mix ............................................................... 17
2.3.2.2 Tulangan Besi Beton .................................................... 18
2.3.2.3 Kawat Bendrat .............................................................. 18
2.3.2.4 Mulitiplek tebal 9mm ................................................... 19
2.3.2.5 Kayu ............................................................................. 19
2.3.2.6 Paku .............................................................................. 20
2.4. Topik atau Bidang yang di amati atau observasi ............................. 20
2.5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok ............................................. 22
2.5.1 Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisting Balok ................. 22
2.5.2 Metode Pelaksanaan Pembesian Balok .................................... 23
2.5.2.1 Pemotongan Tulangan .................................................. 24
2.5.2.2 Pembengkokan Tulangan ............................................. 24
2.5.2.3 Perangkaian Tulangan Balok ....................................... 25
2.6. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pelat .............................................. 27
2.6.1 Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisting Plat .................... 27
2.6.2 Metode Pelaksanaan Pembesian Plat ....................................... 29
2.7. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai .................................. 33
2.7.1 Persiapan Pengecoran ............................................................... 33
2.7.2 Proses Pengecoran .................................................................... 35
2.8. Perawatan Beton Balok dan Plat ..................................................... 36
2.9. Pekerjaan Pembongkaran ................................................................ 37
2.10. Ketidaksesuaian yang terjadi dan penyebabnya .............................. 38
vi
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................. 39
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 39
3.2. Saran ................................................................................................. 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 2.24 Multiplek tebal 12mm .................................................................. 19
Gambar 2.47 Pengaliran Beton dari Concrete Mixer Truck ke Concrete Pump . 34
x
Gambar 2.49 Pengecoran Balok dan Plat ........................................................... 35
Gambar 2.52 Hasil Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Lantai ............... 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Pelaksanaan
a. Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di Sekolah Al-Ulum Yayasan Jihadul Ilmi yang
terletak di Jalan Puri No 154/46, Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area,
Kota Medan, Sumatera Utara. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan
dari tanggal 14 Februari 2022 s.d. 13 Maret 2022. Selama melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa diharuskan berada di lokasi Praktik
Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan jam kerja di lapangan. PKL di
lapangan berlangsung selama 4 (empat) minggu.
1.3. Tujuan
2
3. Menjelaskan ketidaksesuaian rencana dengan realisasi beserta penyebab
dan solusinya.
10. Mengetahui pelaksanaan perawatan atau curing pada balok dan plat
lantai.
1.4. Manfaat
2. Sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan balok dan plat lantai pada
suatu proyek untuk pekerjaan proyek yang lebih baik.
4. Sebagai tolak ukur atau referensi untuk penelitian mengenai balok dan
plat lantai.
3
BAB II
PELAKSANAAN
4
3. Fungsi Bangunan : Tempat kegiatan belajar mengajar
4. Pemilik Proyek : Nurul Izzah
5. Konsultan Arsitektur : PT RIRORA PUTRA RANITA
6. Konsultan Struktur : PT RIRORA PUTRA RANITA
7. Konsultan Surveyor : PT RIRORA PUTRA RANITA
8. Konsultan MK : PT RIRORA PUTRA RANITA
9. Kontraktor (Pelaksana) : PT RIRORA PUTRA RANITA
10. Lingkup Pekerjaan Umum : Struktur, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal, Plumbing
11. Luas Tapak :
12. Jumlah Lantai : 3 Lantai
13. Waktu Pelaksanaan : 2021 s.d 2022
14. Waktu Pelaksanaan : 365 hari kalender
5
7. Kepala Lapangan & Logistik : Senen
Direktur Utama
Ir.H. Rahman Pohan
Site Manager
Rofiq Nabbih
Kepala Pelaksana
Senen
Mandor
Hadi Kuswoyo
6
2.2 Perlengkapan Alat Perlindungan Diri (APD)
Alat pelindung diri adalah perlengkapan yang wajib digunakan
untuk melindungi pekerja dari bahaya yang bisa menyebabkan cedera
atau penyakit seriusterkait pekerjaannya. Semua perlengkapan APD
harus memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku, seperti bersih,
pas, dan nyaman dikenakan oleh pekerja, serta harus diganti secara
berkala jika sudah tidak berfungsi dengan baik dan sudah habis masa
pakainya.
Beberapa alat pelindung diri (APD) yang digunakan pada proyek
pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Jihadul Ilmi di antaranya:
7
Kacamata Pengaman berfungsi untuk menjaga mata, baik dari
paparan debu maupun asap yang dapat membuat mata iritasi,
percikan cairan kimia, atau cahaya yang sangat terang dan panas
seperti di area pengelasan.
8
Safety Vest atau Rompi Kerja adalah salah satu APD yang
berfungsi sebagai pelindung badan, Selain itu rompi kerja juga
dilengkapi dengan Reflector yang dapat bersinar dalam kondisi
cahaya minim, selain itu warna mencoloknya dapat memudahkan
operator atau pekerja untuk dapat terlihat dengan mudah.
9
pekerjaan kolom.
2.3.1. Peralatan
10
2.3.1.2. Lift Cor Beton
Lift cor beton ini adalah alat sederhana yang fungsinya adalah untuk
memindahkan adukan beton dari lantai satu menuju lantai berikutnya.
Lift cor beton ini memiliki katrol untuk mengangkat campuran beton
ke atas, dan di lengkapi dengan motor penggerak berbahan bakar
bensin yang digerakkan oleh operator.
11
2.3.1.4. Perancah Bambu
12
Gerobak tangan berfungsi sebagai pemindah adukan beton yang
telah diangkat dari lift cor beton menuju tempat dimana adukan akan
dituangkan. Gerobak tangan ini memiliki ujung bak yang landai
dimana akan memudahkan pekerja untuk menuangkan adukan beton ke
plat lantai atau kebalok.
13
2.3.1.7. Gunting Besi
14
2.3.1.9. Tang kakak tua
Tang kakak tua merupakan alat yang berfungsi memotong kawat yang
digunakan untuk mengikat baja tulangan.
2.3.1.10. Bending
15
2.3.1.11. Vibrator
Mesin aduk beton sering disebut juga mesin molen karena memiliki
bentuk seperti molen. Mesin molen ini tidak selalu berada di proyek
16
karena berjenis mobile sehingga hanya ada saat pengecoran akan dimulai.
Proyek memakai mesin molen dengan kapasitas 8 m3. Mesin ini
digunakan untuk membantu proses pengadukan semen. Dengan mesin ini
hasil pengadukan semen akan lebih merata, efisiensi waktu dan tenaga
sehingga pekerjaan konstruksi akan cepat selesai.
2.3.2. Bahan
2.3.2.1. Beton site mix
17
Site Mix (Cor manual) hanya untuk pengecoran skala kecil dan
terkadang takaran yang diberikan tidak tepat, waktu pengerjaannya
jauh lebih lama dari pada ready mix.
18
tulangan beugel dengan tulangan utama maupun ikatan pada
sambungan tulangan utama.
19
2.3.2.6. Paku
20
dilakukan perbaikan pada bekisting dan apabila telah sesuai dengan
rencana dilanjutkan dengan pemasangan besi tulangan dan setelah
dipasang pembesian dilakukan pengecekan pada tulangan apakah sudah
sesuai dengan rencana atau tidak, apabila tidak sesuai besi dilakukan
perbaikan dan apabila sudah sesuai dengan rencana dilanjutkan dengan
pekerjaan pembersihan, dan setelah bersih dilakukan pengecoran, dan
dilanjutkan dengan pekerjaan curing, setelah umur mencukupi bekisting
di bongkar. Karena konstruksi dan kemudahan dalam pelaksanaannya,
pengecorannya dilaksanakan secara menerus.
1. Balok
a. Balok Induk
Saat penulis melaksanakan PKL di lokasi, progress proyek sudah di
tahap konstruksi struktur lantai 3. Pada gambar kerja denah balok lantai
3, menggunakan Balok Induk berukuran 25 x 40 . Konstruksi balok induk
ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan tulangan Ø14.
Beton yang digunakan untuk balok induk menggunakan mutu beton
K225, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm. Dimensi balok dan jumlah
tulangannya menyesuaikan dari kondisi pembebanan dan perhitungan
perencanaan. Denah balok dapat di lihat pada Lampiran .
b. Balok anak
Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada pelat dan
meneruskan beban dari pelat ke balok induk. Balok anak digunakan
untuk mereduksi luas penampang pelat yang terkait pada balok.
Perbedaan antara balok anak dengan balok induk terletak pada tumpuan.
Kalau balok induk menumpu pada kolom, sedangkan balok anak
menumpu pada balok induk.
2. Pelat Lantai
21
pentang balok. Tulangan yang digunakan pada pekerjaan pelat lantai ini
adalah Ø10, tebal pelat typical 12 cm, dengan beton decking tebal 2,5
cm.
22
6. Pasang bekisting balok dengan memperhatikan as balok yang
bersangkutan; bekisting yang sudah dipasang ditunjukkan pada
gambar dibawah
1 meter
1 Ø7 1.1 325 358 33 119.79 sebanyak
33
0.8
meter
2 Ø7 1.4 2771 3879.4 347 1259.61
sebanyak
347
9.22
3 Ø14 48.7 6 292.3 30 435
meter
3.84
4 Ø14 415.7 10 4156.8 416 6032
meter
23
d L Berat
No Batang
(mm) (m) (kg)
1 Ø7 4237.4 380 1379.4
2 Ø14 4449.1 446 6467
24
2.5.2.3 Perangkaian Tulangan Balok
Berdasarkan hasil yang kami lihat selama kerja praktik,
perangkaian pembesian tulangan pada proyek Gedung Sekolah
Yayasan Jihadul Ilmi dilakukan secara manual.
25
3. Lalu setelah tulangan pokok dan sengkang selesai dirangkai,
diikuti pemasangan beton deking dibagian bawah dan samping
tulangan
26
pembersihan telah selesai, maka dilanjutkan dengan penyiraman
air.
27
Gambar 2.35 Perancah dibawah Pelat
4. Pemasangan perancah dari bambu dibawah kayu girder untuk pelat
lantai dan dilanjutkan pemasangan kayu girder arah memanjang
diatas girder arah melintang sehingga membentuk kotak – kotak
yang diatasnya akan dipasang plywood.
5. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan multiplek 12 mm
sebagai dasar atas bekisting untuk pelat (lihat gambar 2.36).
Tampak atas dan tampak bawah dari bekisting pelat dapat dilihat
pada gambar dibawah.
28
Gambar 2.37 Tampak Bawah Bekisting Pelat
29
Cara Kerja :
1. Pemasangan tulangan Ø10 arah memanjang lapis pertama di bawah
tulangan atas balok dengan jarak 120 mm. Pada proyek Gedung
Sekolah ini, memiliki panjang pelat arah panjang 58,58 m
sedangkan besi tulangan yang digunakan memiliki panjang 12 m,
maka dari itu dilakukan penyambungan.
30
3. Selanjutnya pengikatan kedua tulangan tersebut dengan kawat
bendrat, kemudian pasang beton deking dibawah rangkaian
tulangan tersebut.
31
5. Memastikan rangkaian besi tidak menyatu dan terkontrol
ketebalannya maka bekisting, dipasang besi kaki ayam
32
2.7 Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai
Pengecoran balok dan pelat pada proyek pembangunan Gedung Sekolah
Yayasan Jihadul Ilmi menggunakan beton ready mix dengan mutu K 225.
Pengecoran ini dilaksanakan pada pagi hari dan menggunakan beton
ready mix dari PT. KRATON.
33
Gambar 2.46 Slump test
34
2.7.2 Proses Pengecoran
35
dilakukan sebelum terjadinya initial setting time pada beton.
Apabila beton masih dapat ditusuk sedalam 10 cm hal ini
menunjukkan setting time belum tercapai
36
2.9 Pekerjaan Pembongkaran
37
d. Bersihkan area pembongkaran dengan memilah bahan bahan yang
masih dapat digunakan dan yang harus dibuang.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam setiap pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan pasti
memiliki hambatan - hambatan yang mungkin tidak dapat dihindarkan
seperti hambatan - hambatan yang penulis bahas pada laporan ini, oleh
karena itu dibutuhkan saran yang dapat menambahkan opsi dalam
pemecahan masalahnya antara lain :
39
1. Menambah jumlah pekerja merupakan salah satu opsi yang dapat
dilakukan untuk mengejar keterlambatan pekerjaan yang terjadi bila
dibutuhkan.
2. Meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan
agar tidak terjadi penurunan mutu dari hasil pekerjaan.
3. Menciptakan koordinasi yang lebih baik dalam hal mobilitas bahan
agar pekerjaan tidak tertunda.
40