Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KARYA INOVATIF

Pembuatan Modul Pembelajaran


ROUTING STATIS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN


PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Disusun Oleh :

NAMA : AGUS WIDODO, ST


NIP : 197504162010011011
UNIT KERJA : SMKN 1 BLITAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BLITAR
Jl. Kenari No. 30 Kota Blitar, Telp/Fax (0321) 801947 email : info@smkn1blitar.sch.id

2022
i
IDENTITAS DIRI

1. Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Blitar


2. Nama : Agus Widodo, ST
3. NIP : 197504162010011011
4. Jabatan/Golongan : Guru Pertama / Penata Muda Tk.I, III/b
5. Alamat Sekolah
 Jalan : Kenari No. 30
 Kabupaten/Kota : Blitar
 Provinsi : Jawa Timur
 Telpon/Fax. : 0342-801947
6. Mengajar Mata Pelajaran : Teknik Komputer Jaringan
7. Alamat Rumah
 Jalan : Perum Griya Jati Permai II Blok J4
 Kabupaten/Kota : Kota Blitar
 Provinsi : Jawa Timur
 Telpon/HP. : 085785164489

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Taufiknya sehingga penyusunan laporan karya inovatif ini telah selesai dengan tepat waktu.

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang
sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas
dan kompetitif. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.

Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi, diperlukan suatu sistem pembinaan dan
pengembangan terhadap profesi guru secara berkelanjutan. Pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan
terbentuknya guru yang profesional serta terwujudnya peningkatan mutu pendidikan. Salah
satu pengembangan diri guru adalah melalui penyusunan karya inovatif.

Mudah-mudahan Laporan Karya Inovatif ini dapat memberikan manfaat bagi guru,
siswa dan sekolah serta pihak-pihak yang terlibat dalam membuat dan melakukan karya
inovatif.

Terima kasih kami sampaikan kepada Drs. SUGIYADI, M.Pd selaku Kepala Sekolah
SMKN 1 Blitar yang telah memberikan kesempatan dan mendukung untuk membuat dan
melaksanakan karya inovatif dengan harapan akan menjadikan kami semakin professional
yang nantinya akan menunjang kegiatan Belajar Mengajar yang ada di SMKN 1 Blitar agar
lebih baik lagi.

Demikian laporan ini saya buat dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua

Penyusun

v
PETA BAHAN AJAR

Administrasi
Infrastruktur
Jaringan

4.6
3.6 Mengevaluasi
Mengkonfigurasi
routing statis
routing statis

3.6.1 Menjelaskan 4.6.1 Melakukan


Konsep Routing konfigurasi routing
Statis statis

4.6.2 Menguji hasil


3.162 Menjelaskan
konfigurasi Routing
perintah dasar
statis

3.6.3Menentukan
cara routing statis
ROUTING STATIS

Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar dengan berdiskusi, menggali informasi dan menerapkan
materi Routing Statis dengan pendekatan scientific learning, model pembelajaran
discovery learning dan model PBL peserta didik dapat:
3.3.1.1 Menjelaskan Konsep Routing Statis dengan benar
3.3.1.2 Menjelaskan perintah dasar dengan benar
3.3.1.3 Menentukan cara routing statis dengan tepat
3.3.1.4 Melakukan konfigurasi routing statis dengan benar
3.3.1.5 Menguji hasil konfigurasi Routing statis dengan tepat
3.3.1.6 Membuat Laporan konfigurasi Routing statis dengan benar

A. KONSEP DAN PRINSIP ROUTING STATIS


Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route
secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara
statis ke router lain.

Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis berdasarkan keadaan


topologi jaringannya. Misalnya berapa ukuran dari jaringan, bandwidth yang
tersedia, proses power dalam router, merek dan model dari router, dan protokol
yang digunakan dalam jaringan.

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang
dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh
paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar
keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai
tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari
router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.

Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakuka
n secara manual,
administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika t
erjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan
routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk
melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan
untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan
skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator.
B. CARA KERJA ROUTING STATIS
Fungsi utama Router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah Router memiliki
kemampuan Routing, artinya Router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute
perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang
satu network ataukah berada di network yang berbeda.
Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network lain maka router akan
meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk
host yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar.
Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian :

 Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.


 Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
 Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.

1. Keuntungan Routing Statis:

 Static route lebih aman dibanding dynamic route karena static routing
hanya mengandunginformasi yang telah dimasukkan secara manual.
 Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router
membutuhkanbroadcasts yang terus menerus.
 Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket
dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router
untuk tujuan membajak traffic.
 Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing
dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali
saja ip table yang ada.
 Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui
terlebih dahulu
 Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.

2. Kelemahan Routing Statis

 Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika


terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
 Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak
akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router
yang lain.
 Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara
manual.
 Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask
dan next hoopnya (gateway nya).
C. KONFIGURASI ROUTING STATIS
Berikut ini contoh konfigurasi routing statis menggunakan dua buah router di aplikasi
Cisco Packet Tracer atau Cisco Packet Tracer Mobile :

1. Pastikan aplikasi Cisco Packet Tracer telah terpasang dan silakan buka
aplikasi tersebut.
2. Buat topologi sesuai yang di inginkan dan tentukan IP Address yang akan
dipakai, contoh :

3. Setelah menentukan topologi dan IP Address yang akan digunakan,


selanjutnya silakan lakukan konfigurasi pada setiap perangkat PC dari
mulai IP Address, Subnet Mask dan Gateway.
4. Pada Router0 silakan konfigurasi sesuai topologi dan IP Address yang
telah ditentukan sebelumnya, contoh :
5. Selanjutnya konfigurasi juga pada Router1 sesuai topologi dan IP Address
yang telah ditentukan diatas, contoh :
6. Setelah selesai mengkonfigurasi disetiap perangkat, selanjutnya
melakukan konfigurasi routing statis pada Router0 dan Router1 , contoh :
Pada Router0 diatas : #ip route (isi dengan IP dan netmask yang dituju) ip yang
dilalui contoh : #ip route 200.10.10.0 255.255.255.0 172.10.10.2 Kemudian Enter

Pada Router1 diatas : #ip route (isi dengan IP dan netmask yang dituju) ip yang
dilalui contoh : #ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 172.10.10.1 Kemudian Enter
(dikarenakan ip yang ditujunya kelas A, maka network default nya cuman satu
segmen :100.0.0.0 netmask default 255.0.0.0)

7. Konfigurasi telah selesai selanjutnya silakan uji koneksi melalui CLI


(Command-Line-Interface) atau bisa langsung Kirim Pesan.
Itulah tadi sekilas tentang routing statis dan Cara konfigurasinya, silakan kalian buat
dan praktikan sendiri menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer pada smartphone
atau laptop, dengan membuat desain dan topologi sendiri serta IP Addressnya yang
lain, boleh Kelas A, B dan C.

1. Prinsip dan cara kerja Routing Statis


Static Routing adalah routing yang dilakukan secara manual oleh admin jaringan.
Routing static merupakan routing yang paling sederhana yang dapat dilakukan pada
jaringan komputer. Menggunakan routing statik yaitu berarti mengisi setiap entri pada
forwarding table di setiap router yang berada didalam jaringan.
Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:
a. konfigurasi router yg dilakukan oleh admin jaringan.
b. router melakukan routing berdasarkan informasi yg diterima dari tabel routing.
c. admin jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk
konfigurasi router dgn routing statis dan routing statis berguna untk
melewatkan paket daa yg ada pada jaringan.
Source: https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Materi_Routing.pdf
2. Perintah dasar routing statis
Pada dasarnya routing static menggunakan perintah sebagai berikut:
#ip route <destination> <mask> <next_hop_address>
Parameter pada sintag ip route:
 ip route = perintah untuk membuat routing static
 destination = network tujuan yang akan ditambahkan
 mask = subnet mask yang digunakan pada network
 next hop address = alamat dari router yang meghubungkan antar router/ router
tujuan
source: http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/Modul-Praktikum-5-
Routing-Statis-dan-Dinamis.pdf

1. Show running-config
sh ru
Menampilkan konfigurasi yang sedang berjalan di RAM. Termasuk host name,
passwords, interface IP addresses, routing protocol yang aktif, DHCP dan
konfigurasi NAT. Dapat dijalankan di EXEC mode.
2. show startup-config
sh st
Menampilkan konfigurasi yang sedang berjalan di NVRAM. Termasuk host
name, passwords, interface IP addresses, routing protocol yang aktif, DHCP dan
konfigurasi NAT.
3. show version
sh ver
Menampilkan informasi tentang versi software yang sekarang sedang jalan
lengkap dengan informasi hardware dan devicenya.
4. show ip protocols
sh ip pro
Menampilkan status interface IP baik secara global maupun khusus dari protokol
yang terkonfigurasi pada saat ini (konfigurasi IP awal).
5. show ip route
sh ip ro
Menampilkan Konfigurasi IP yang dilakukan baik secara global maupun secara
khusus dari router. Baik berupa configurasi IP pada FastEthernet0/0 maupun pada
IP Serial2/0.
6. show interfaces
sh int
Untuk menampilkan statistic semua interface router mulai dari FastEthernet dan
Serial. Untuk menampilkan statistic interface tertentu, menggunakan perintah
show interfaces diikuti dengan nomor port/slot interface,
7. show ip interface brief
sh ip int br
Menampilkan Konfigurasi pada interface yang terhubung pada router. Baik
konfigurasi yang sedang berjalan maupun yang konfigurasi yang tidak berjalan
(belum terkonfigurasi). Pada perintah ini kita dibawa untuk mengetahui: Interface,
IP-Address, Method, Status, Protocol
8. show protocols
sh prot
Menampilkan status interface baik secara global maupun khusus dari protokol
layer 3 yang terkonfigurasi.
9. show cdp neightbors
sh cdp ne
Untuk mengetahui Capability Codes, yang meliputi : R (Router), T (Trans
Bridge), B (Source Route Bridge), S (Switch), H (Host), I (IGMP), r (Repeater), P
(Phone). Selain itu juga digunakan untuk mengetahui
Device ID diantaranya: Local Intrfce, Holdtme, Capability, Platform, Port ID
10. show sessions
sh ses
Untuk mengetahui koneksi yang sedang berjalan (koneksi yang di buka).
11. show ssh
sh ss
Untuk melakukan koneksi dengan server SSHv2 dan SSHv1.
12. ping
pi
Untuk melakukan / melihat koneksi antar jaringan yang sedang berhubungan.
Perintah ping harus diikuti address or hostname. Contoh ; ping 192.168.0.2
13. traceroute
tra
Untuk mengirimkan secara serempak sebuah urutan paket dengan menambahkan
nilai TTL (Time to Live). Ketika sebuah router lanjutan menerima sebuah paket
terusan, maka akan mengurangi nilai TTL sebelum meneruskan nya ke router
berikutnya. Perintah trace diikuti oleh address or hostname.

3. Aturan-aturan routing statis


Semua remote site di arahkan menuju center site. Router central site memiliki route ke
semua subnet di masing-masing remote site.
a. Membutuhkan Informasi Network Destination.
b. Setiap Destination di Setting Manual.
c. Digunakan oleh Organisasi Kecil.
d. Sebagai backup dynamic route.
e. Cocok digunakan di network yang memiliki bandwith lambat, misalnya
dialup.
f. Memiliki administrative distance 0 atau 1.

4. Prosedur dan teknik konfigurasi routing statis


Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis adalah sebagai berikut:
 Langkah 1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.
Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju tujuan.
 Langkah 2 – masuk ke mode global configuration.
 Langkah 3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti
dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1. Sedangkan untuk
administrative distance bersifat tambahan, boleh digunakan boleh tidak.
 Langkah 4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah
ditentukan pada langkah 1.
 Langkah 5 – keluar dai mode global configuration.
 Langkah 6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk
menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM.
Teknik konfigurasi untuk melakukan routing static pada cisco adalah sebagai
berikut:
 Pemberian IP pada interface.
 Mengaktifkan interface.
 Menentukan Route static ada 3 cara, antara lain sebagai berikut:
- Menggunakan exit interface.
- Menggunakan next-hop IP address.
- Menggunakan exit interface next-hop IP address
Source: https://adoc.tips/download/modul-1-static-routing.html
5. Studi kasus routing statis
Sebuah perusahaan terdiri dari 3 lantai dan ingin membangun sebuah jariungan
perlantainya dengan ketentuan:
a. Lantai 1 = 10 host
b. Lantai 2 = 20 host
c. Lantai 3 = 10 host
Dengan topologi dibawah ini, buatlah suatu jaringan perusahaan tersebut dengan
menggunakan routing static dengan IP localnya 192.168.2.0/27.
source: https://ariefbk10.wordpress.com/2014/11/10/studi-kasus-routing-static-
subnetting-vlsm/

6. Prosedur pembuatan laporan konfigurasi routing statis


Contoh pembuatan laporan dan konfigurasi routing statis ada hal sebelumnya yang
harus dilakukan, yaitu mempersiapkan alat yang digunakan untuk melakukan
praktikum terlebih dahulu, antaralain sebagai berikut:
 2 buah PC sebagai workstation
 4 buah router
 Skema jaringan computer dan workstation seperti gambar dibawah ini.

Setelah mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk melakukan praktikum, kita
juga harus mempersiapkan skema jaringan router dan workstation seperti gambar
diatas. Kemudian kita melakukan konfigurasi seperti berikut ini:
 Konfigurasikan IP pada host A/PC 0 (10.1.4.2/24) dan host B/PC 1
(10.1.9.2./24)
Maksud dari langkah diatas adalah perintah akan menampilkan IP address,
subnet mask, dan default gateway PC tersebut.
 Cek konektivitas dari host A kerouter A, router B, router C, Router D, dan
host B.
(C:\>ping[ip_tujuan]
Perintah tersebut berfungsi untuk mengetahui konektivitas dari setiap PC
Hasilnya adalah Request Time Out di semua jaringan Router, hal ini
dikarenakan semua Router belum dikonfigurasi.
Mengkonfigurasi router A.
Cek table routing awal: Router#show ip route
 Konfigurasikan router B, router C, dan router D
Lakukan seperti langkah-langkah konfigurasi pada router A sebelumnya
(perhatikan jenis port ethernet atau fas ethernet yang digunakan). Port ethernet
0/0 dapat disingkat eth0/0 dan fast ethernet 0/0 dapat disingkat menjadi
fa0/0.Konfigurasikan router A, agar dapat menjangkau 10.1.6.0, 10.1.7.0,
10.1.8.0, dan 10.1.9.0 melalui 10.1.5.2 dengan router static.

1. Konfigurasikan agar router B dapat menjangkau 10.1.4.0 melalui 10.1.5.1


menjangkau 10.1.8.0 melalui 10.1.7.2 dan menjangkau 10.1.9.0 melalui 10.1.6.2
(seperti langkah-langkah yang dilakukan pada router A)
2. Konfigurasikan routing statis pada router C dan router D dapat Anda lakukan dengan
memerhatikan topologi sekaligus mengikuti langkah-langkah seperti router A maupun
router B
3. Cek table routing setelah dikonfigurasikan (pada router B, C, dan D)
Router#show ip route
Perintah diatas berfungsi untuk melihat hasil tabel route.
 Cek konektivitas dari host A ke router A, router B, router C, dan host B.
C:\ping [ip_tujuan] hasilnya seperti gambar dibawah:
Lakukan Pengecekan konektivitas dari Host A ke Router dan Host yang lainnya, jika semua
hasilnya Reply from maka konfigurasi berhasil.
Source: https://anahkidah.wordpress.com/2020/10/16/routing-statis/

Anda mungkin juga menyukai