Anda di halaman 1dari 14

PERKAWINAN ANAK

Uji Coba
PEDOMAN KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA UNTUK
PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK

November 2021
TUGAS

Tabel Aspek Perkawinan

Aspek Positif & Membahagiakan Aspek Negatif dari


dari Perkawinan Perkawinan
TUGAS

Kasus Dita

Dita gadis berusia 16 tahun yang duduk dikelas IX. Dia dipaksa untuk putus
sekolah karena akan dinikahkan kepada seorang pria pilihan orangtuanya
yang berusia dua kali usianya. Setelah menikah, dia dibawa suami untuk
tinggal di rumah mertua. Sejak awal kedua mertuanya sangat berharap
Dita dan suami segera memiliki keturunan yang akan menjadi penerus
keluarga. Walaupun sebenarnya Dita belum siap untuk menjadi seorang
ibu, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Tiga bulan setelah perkawinannya,
Dita pun mengandung. Meskipun dalam keadaan mengandung, Dita tetap
harus mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Pada akhirnya, ketika usia
kandungannya 3 bulan, Dita mengalami keguguran. Bukan penguatan dan
dukungan yang diperolehnya, tetapi Dita justru dipersalahkan oleh suami
dan mertuanya.
Pertanyaan untuk Kelompok 1

1. Apakah keputusan orangtua sudah tepat dengan menikahkan Dita?


Jika ya, jelaskan. Jika tidak, saran apa yang akan anda katakan
kepada orangtua Dita
2. Apakah tindakan dan perlakuan suami dan mertua terhadap Dita
sudah benar? Jelaskan.

3. Siapa sesungguhnya yang dapat membantu Dita? Mengapa tidak


seorangpun yang membantunya?

Pertanyaan untuk Kelompok 2

1. Seandainya Dita menolak dinikahkan dan memaksa untuk dapat


terus bersekolah, kira-kira apa yang akan dia sampaikan kepada
orangtuanya?
2. Jika anda adalah teman dari orangtua Dita, apa yang akan anda
lakukan untuk menolong Dita?
3. Jika anda seorang guru atau kepala sekolah tempat Dita bersekolah,
apa yang akan anda lakukan untuk menolong Dita?
Pertanyaan untuk Kelompok 3

1. Mengapa penting untuk anak perempuan menyelesaikan pendidikan


sampai kelas XII (3 SMA)?
2. Mengapa banyak anak perempuan yang terpaksa putus sekolah
karena dinikahkan?
3. Sebutkan 5 hal yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah
siswa(i) mengalami perkawinan anak
BESARAN MASALAH
PERKAWINAN ANAK

• Di Indonesia, ada lebih dari satu juta perempuan usia


20 – 24 tahun yang perkawinan pertamanya terjadi
pada usia kurang dari 18 tahun. Sedangkan
perempuan usia 20 – 24 tahun yang melangsungkan
perkawinan pertamanya sebelum berusia 15 tahun
sebanyak 61,3 ribu perempuan (BPS & Bapenas, 2020)

• Dari seluruh negara anggota ASEAN, Indonesia berada


di peringkat dua.
• Menurut UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun.

• Perkawinan anak merupakan bentuk perkawinan dimana salah satu


atau kedua pasangan pengantin merupakan anak berusia di bawah
18 tahun.

Perkawinan anak merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap


anak karena menyebabkan anak tidak dapat menikmati kesehatan
dan kesejahteraannya sehingga mengancam masa depannya.

UU No. 16 tahun 2019 tentang perubahan


atas UU Perkawinan menegaskan bahwa
perkawinan hanya diizinkan apabila pria
dan wanita sudah mencapai usia 19 tahun.
PENYEBAB PERKAWINAN ANAK

kehamilan
tidak
diinginkan

interpretasi pengetahuan
agama yang kespro yang
keliru tidak
PERKAWINAN memadai
ANAK

Budaya/
kemiskinan
Tradisi
PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK

• Tidak mengikuti tradisi praktik-praktik yang


membahayakan anak
Tingkat keluarga • Memberikan pendidikan seksual dan reproduksi
pada anak agar terhindar dari perilaku seksual
beresiko.

• Sosialisasi UU Perlindungan Anak dan UU No. 16


tahun 2019 tentang perubahan UU Perkawinan
• Edukasi kespro bagi masyarakat
• Membentuk kelompok masyakat untuk
memberikan dukungan bagi remaja yang terancam
Tingkat terlibat praktik perkawinan anak.
masyarakat
• Laporkan kepada pihak berwenang jika diketahui
ada pemaksaan perkawinan anak.
• Lakukan advokasi kepada pemangku kebijakan agar
dapat melahirkan kebijakan yang mendukung
terciptanya komunitas peduli anak
DAMPAK PERKAWINAN ANAK

Tidak memiliki kontrol


Kehamilan tidak diinginkan atas tubuhnya

IMS
Gangguan kejiwaan
Bayi kurang gizi
Fisik Psikologis
Tidak siap menjadi istri/ibu
Stunting
Kemiskinan
Kanker serviks
Kesehatan Sosial Ketergatungan finansial
Kekerasan
Putus sekolah

Penelantaran anak
DAMPAK FISIK & KESEHATAN

• Masalah kesehatan/komplikasi akibat kehamilan & persalinan usia anak


- perdarahan
- keguguran
- persalinan lama
- bayi lahir prematur,
- bayi lahir dengan berat badan di bawah normal.
- kematian ibu dan bayi
- stunting
- kehamilan tidak diinginkan
• IMS termasuk HIV & AIDS
• Kanker serviks
• Kekerasan terhadap perempuan
• Akses layanan kesehatan terbatas
KEHAMILAN & PERSALINAN USIA ANAK

Risiko Biologis:
a. Keguguran
b. Kematian ibu dan bayi
c. Infeksi Menular Seksual
d. Kesulitan proses melahirkan
e. Perdarahan saat persalinan
f. Bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR)
g. Bayi lahir prematur
h. Bayi mengalami kurang gizi dan gangguan
pertumbuhan yang dapat menyebabkan
stunting
KEHAMILAN & PERSALINAN USIA ANAK

Risiko Psikologis:
a.Gangguan kejiwaan karena stress
menghadapi kehamilan, cemas dan takut,
depresi dan bunuh diri.
b.Penelantaran pada bayi yang dilahirkan
karena orangtua yang belum siap
c.Risiko aborsi tidak aman
KEHAMILAN & PERSALINAN USIA ANAK

Risiko Psikososial:
a.Putus sekolah
b.Membuat malu keluarga, dikucilkan oleh
masyarakat.
c.Risiko sulit mendapatkan kesempatan pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai