Purbalingga
Ayu Norfatmawati
3 May 2020
DAERAH
Dalam keterangannya pada Kamis (30/04/2020) Dyah Hayuning Pratiwi Bupati Purbalingga,
menyampaikan beberapa kebijakan JPE berwujud pengurangan tarif dan/atau pembebasan
tanggungan-tanggungan yang selama ini ditarik oleh BUMD dan pemerintah daerah. Salah satunya
adalah diskon tarif PDAM.
“Diskon tarif PDAM untuk golongan rumah tangga A, B, dan sosial sebesar 50 persen, kategori
rumah tangga C, dan niaga kecil (mendapat) diskon 30 persen, kemudian kategori niaga besar,
industri besar, dan (industri) kecil (mendapat) diskon 20 persen. Diskon ini berlaku untuk
pembayaran Mei – Juni (2020),” kata Dyah.
Keringanan yang kedua, yakni pembebasan retribusi pedagang di pasar pemerintah daerah selama
Mei hingga Juni 2020.
Ketiga, pembebasan retribusi pedagang kaki lima (PKL) di Purbalingga Food Centre (PFC), termasuk
retribusi kebersihan mulai Maret sampai Desember 2020. Pemkab juga menanggung pembayaran
tagihan listrik dan air minum pada pedagang di PFC.
Kebijakan keempat, menurut Bupati Tiwi, penghapusan denda keterlambatan untuk retribusi
pengujian kendaraan bermotor alias uji kir selama April sampai Juni 2020. Kelima, penundaan
angsuran untuk Kredit Mawar (BPR Artha Perwira) selama dua bulan.
Selain kebijakan yang berkaitan dengan tarif layanan dan retribusi, Pemerintah Kabupaten
Purbalingga juga memberi kebijakan berupa stimulus untuk memulihkan perekonomian. Wujudnya
berupa penambahan subsidi bunga serta relaksasi kredit BUMD bidang Perbankan untuk
mempermudah akses permodalan bagi masyarakat, yakni melalui PT BPR BKK, BPR Artha Perwira,
BPRS Buana Mitra Perwira, PT BKK Jateng Cabang Karangmoncol, dan Bank Jateng.
“Di antaranya Pemkab Purbalingga memberi penambahan subsidi bunga dari Rp500 juta menjadi
Rp1 miliar untuk 15 Lembaga Keuangan Mikro di Purbalingga,” kata Dyah.
Pemkab Purbalingga juga berperan sebagai penyerap (offtaker) produk UMKM, khususnya masker,
dan alat pelindung diri (APD). Pemkab bahkan telah menyiapkan anggaran yang berasal dari APBD
sebesar Rp750 juta untuk membeli sejumlah produk dari UMKM.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret mengumumkan wabah infeksi virus corona baru
COVID-19 sebagai pandemi. Menurut data WHO terbaru, lebih dari 3,2 juta kasus infeksi telah
tercatat di dunia, lebih dari 230 ribu orang telah meninggal.