Materi-Pengutipan (Perujukan)
Materi-Pengutipan (Perujukan)
BAHASA INDONESIA
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN
1 PENDAHULUAN
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir, tahun, dan halaman. Jika ada
dua pengarang, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua pengarang
tersebut. Jika pengarangnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara
menulis nama akhir dari pengarang pertama tersebut diikuti dengan dkk. untuk orang
Indonesia dan et al. untuk orang asing. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang
diterbitkan, atau nama koran/majalah. Untuk karya ilmiah terjemahan, perujukan dilakukan
dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang
ditulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dibatasi titik
koma (;) sebagai tanda pemisahnya. Antara nama pengarang dan tahun tidak diberi tanda
koma dan antara tahun, tanda titik dua, dan nomor halaman tidak diberi jarak.
A. Cara Merujuk Kutipan Langsung
Kutipan kurang dari empat baris ditulis di antara tanda petik ("...") sebagai bagian terpadu
dalam teks utama, dan disertai nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat
ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam
kurung. Jika ada tanda petik dalam kutipan, digunakan tanda petik tunggal ('...'). Lihat contoh berikut.
Contoh 1:
Soebronto (1990:123) menyimpulkan "ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan
kemajuan belajar". (Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu)
Contoh 2:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan
kemajuan belajar" (Soebronto 1990:123). (Nama pengarang disebut bersama dengan tahun
penerbitan dan nomor halaman)
Contoh 3:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan semakin banyak 'campur
tangan' pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karya ilmiahwan di daerah
perkotaan" (Soewignyo 1991:101). (Tanda kutip di dalam kutipan)
Kutipan lebih dari empat baris ditulis tanpa tanda petik pada baris baru, terpisah dari teks yang
mendahului, dimulai pada karakter keenam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi
tunggal. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru, garis barunya dimulai dengan mengosongkan
lima karakter lagi dari tepi garis teks kutipan.
Contoh 4:
Suyanto (1998:202) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan dalam PBM
untuk memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan. Kemampuan transfer telah dimiliki oleh
mahasiswa jika mahasiswa itu mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, informasi, dan
sebagainya sebagai hasil belajar pada latar yang berbeda (kelas, laboratorium, simulasi, dan
sejenisnya) ke latar yang nyata, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat. Jika kemampuan ini
dapat dibekalkan kepada mahasiswa, mereka akan memiliki wawasan pencipta kerja setelah
lulus dari perguruan tinggi.
(Kutipan lebih dari empat baris)
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata yang
dibuang diganti dengan tiga titik. Jika yang dibuang itu kalimat, diganti dengan empat titik.
Contoh 5:
"Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru" (Manan 1995:278). (Dalam kutipan ada kata-kata yang
dibuang)
Contoh 6:
"Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara lain mata, tangan, atau
bagian tubuh lain ... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola,
menendang bola, dan menggambar" (Asim 1995:315). (Dalam kutipan ada kalimat yang
dibuang)
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa
tahun keempat. (Nama pengarang disebut terpadu dalam teks dengan pencantuman nomor
halaman)
Contoh 7b:
Dalam buku tata bahasa lama, seperti buku Prijohoetomo (1937) belum dikenal istilah transposisi.
(Nama pengarang disebut terpadu dalam teks tanpa pencantuman halaman)
Contoh 8a:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin 1990:13).
(Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun dan nomor halaman)
Contoh 8b:
Apabila kita berbicara tentang belajar, sebenarnya kita berbicara tentang bagaimana tingkah laku
seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbecker 1974). (Nama pengarang disebut dalam
kurung bersama tahun tanpa halaman)
LATIHAN
INSTRUKSI:
Indonesia Bahasa Indonesia sejak dikukuhkan sebagai bahasa persatuan pada Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dan ditetapkan sebagai bahasa negara dalam Pasal 36 UUD
1945 hingga saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat meskipun sampai sekarang
belum menjadi salah satu bahasa internasional. Pada tahun 2009 bahasa Indonesia
ditempatkan secara resmi sebagai bahasa asing kedua oleh pemerintah daerah Ho Chi Minh
City, Vietnam. Kemudian, menurut Kementerian Luar Negeri pada tahun 2012 bahasa
Indonesia memiliki penutur asli terbesar kelima di dunia, yaitu sebanyak 4.463.950 orang
yang tersebar di luar negeri.
Berdasarkan fakta yang mengemuka, bahasa Indonesia memiliki peluang yang cukup
besar untuk menjadi bahasa Internasional. Bahkan, Ketua DPR RI dalam sidang ASEAN
Inter-Parliamentery Assembly (AIPA) ke-32 pada tahun 2 2011 mengusulkan bahasa
Indonesia sebagai salah satu bahasa kerja (working language) dalam sidang-sidang AIPA.
Selain faktor yang telah disebutkan, bahasa Indonesia layak dan berpotensi menjadi bahasa
internasional dilihat dari kesiapan bahasa Indonesia sendiri. Pada tahun 1953, kamus bahasa
Indonesia baru memiliki 23.000 kata, pada tahun 2008 sudah mencapai 90.000, ditambah
350.000 istilah untuk 41 bidang ilmu. Sekarang bahasa Indonesia sudah memiliki 440.000
kata dan istilah. jumlah ini sudah menjadi alat eskpresi masyarakat modern (Mahsun dalam
Arifah, 2013).
Adanya peluang ini, harus dimanfaatkan untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi
salah satu bahasa internasonal. Apalagi jika dikaitkan dengan bonus demografi yang akan
dihadapi Indonesia pada 2020-2030. Bonus demografi menurut Adioetomo (dalam Noor)
adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan proporsi penduduk muda yang
mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya
dapat dialihkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
keluarga. Apabila Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi ini maka perekonomian
Indonesia dapat meningkat pesat. Seiring dengan semakin menguatnya perekonomian
Indonesia maka peran penting bahasa Indonesia akan semakin menguat pula. Hal ini seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Bahasa Indonesia di kancah internasional diajarkan
melalui program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).
Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut pekerjaan yang dilakukan untuk
serba mudah dan instan begitu pula dalam menuntut ilmu pengetahuan. Adanya globalisasi
yang mendukung perkembangan ilmu teknologi tanpa batas dapat digunakan untuk
mengaplikasikan ide kreatif penulis yang dapat mendukung : 1. Program yang sedang
digalakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia terkait program BIPA, 2.
Kemudahan para penutur asing untuk dapat belajar bahasa Indonesia melalui dunia online
yaitu website.