Anda di halaman 1dari 17

CATATAN KAKI


&
DAFTAR PUSTAKA

Catatan Kaki (Footnote)
1. Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman
yang sama.
2. Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
5. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut.
6. Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya.

Contoh:
1
Abraham H.Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta:
Pustaka Binaman Presindo, 1994), h. 1-4.
3


PENULISAN CATATAN KAKI (FOOTNOTE) DILAKUKAN DENGAN CARA:
1.Catatan kaki dipisahkan dari naskah halaman yang sama dengan jarak tiga spasi.

2.Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.

3.Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.

4.Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.

5.Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan
kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru
berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu.

6.Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.

7.Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apa pun.

8.Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10.

9.Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada
buku diikuti koma.

10. Jika nama dalam buku tertulis lengkap disertai gelar akademik, catatan kaki mencantumkan
nama lengkap tanpa gelar tersebut.
05/04/2020

Ibid., op.cit. dan loc.cit
1. Ibid.
▪ Singkatan kata ibidium berarti di tempat yang sama dengan di atasnya.
▪ Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya.
▪ Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
▪ Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak
miring, dan diakhiri titik.
▪ Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan
penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.

Contoh:
1
Herwono, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), h. 109-110.
2
Ibid.
3
Ibid, h. 112-115.

Op.Cit. (Opere Citato)
1. Op.cit berarti dalam karya yang telah disebut,
2. Merujuk buku sumber yang telah disebutkan, tetapi halaman
berbeda dan diselingi sumber lain,
3. Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring,
setiap suku diikuti titik,
4. Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama famili,
op.cit. nama buku, halaman.

Contoh:
1
Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung:
Alumni, 1976), h.50.
2
Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001),
h.170.
3
Rahardjo, Op.Cit., h.70.

Loc.cit. (loco citato)
1. Loc.cit berarti di tempat yang telah disebutkan
2. Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal,
majalah dll.
3. Kutipan bersumber pada halaman yang sama. Kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman
4. Menyebutkan nama keluarga pengarang.

Contoh:
1
Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia,”
Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, 2003), h. 1-20.

2
Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), h.170.

3
Adnan Buyung Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan
Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budiharjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota,
(Bandung; Alumni, 1992).

4
Suwandi, Loc.Cit.
7

◤ Contoh Catatan Kaki (Footnote)


1
Herwono, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), h. 109-110.
2
Ibid.
3
Ibid, h. 112-115.
4
Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung:
Alumni, 1976), h.50.
5
Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), h.170.
6
Rahardjo, Op.Cit., h.70.
7
Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran
Berbahasa Indonesia,” Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h.
1-20.
8
Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), h.170.
9
Adnan Buyung Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah
Pertanahan dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budiharjo,
Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung; Alumni, 1992).
10
Suwandi, Loc.Cit.
05/04/2020

DAFTAR PUSTAKA (BIBLIOGRAFI)

▪ Daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah yang


merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat
menulis karangan ilmiah.
9

◤ ATURAN DALAM PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


1. Nama penulis dibalikkan posisinya, sehingga nama belakang /
keluarga berada di depan diikuti tanda koma.
2. Gelar akademik tidak dicantumkan.
3. Pembalikkan nama tidak berlaku terhadap nama yang berasal
dari etnis Korea, Jepang, dan China.
4. Bila penulis buku / artikel terdiri dari 2-3 penulis, cukup penulis
pertama yang namanya dibalikkan posisinya, sedangkan
penulis ke-2 dan 3 tetap seperti aslinya.
5. Bila penulis buku / artikel lebih dari 3 penulis, cukup penulis
pertama yang dicantumkan dan dibalikkan posisi namanya,
sedang penulis ke-2 dst, kita gunakan kata dkk.
05/04/2020
10


Lanjutan...

6. Bila buku / artikel yang kita pergunakan berasal dari


penulis yang sama namun berbeda judul, pada posisi
nama penulis diurutkan ke-2 dst, kita gunakan garis
putus-putus (-----) sepanjang nama diatasnya.

7. Bila nama penulis tidak tercantum posisi nama


penulis tidak boleh dikosongkan. Letakan nama
penerbit / institusi tempat tulisan diterbitkan. Bila nama
institusi/lembaga yang kita cantumkan sebagai
pengganti nama penulis, tidak dilakukan pembalikkan.
Nama lembaga/institusi ditulis seperti aslinya (bisa
berupa singkatan/dipanjangkan).
05/04/2020
11

◤ Lanjutan...

8. Pencantuman tahun terbit untuk penulis yang


sama dengan judul tulisan berbeda, dimulai dari
tahun terbit dimana tulisan itu lebih dahulu
diterbitkan, baru diikuti tahun terbit yang terbaru.

9. Bila dalam tulisan tidak tercantum tahun terbit,


pada posisi tahun terbit, kita tuliskan kata Tanpa
Tahun.

10. Bila tulisan berasal dari penulis yang sama dan


tahun terbitnya sama, diakhir penulisan tahun kita
tambahkan huruf a, b, c, dst.
05/04/2020
12


Lanjutan...

11. Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad A – Z,


setelah nama penulis dibalikkan posisinya.

12. Daftar pustaka disusun tanpa menggunakan nomor


urut.

13. Daftar pustaka dibuat tanpa pencantuman nomor


halaman.

14. Pembuatan daftar pustaka dengan menggunakan


paragraf bergantung / hanging paragraf.
05/04/2020
◤ Penyusunan Daftar Pustaka
Cara 1 (MLA) Cara 2 (APA)
1. Nama pengarang 1. Nama pengarang (titik)
(koma) 2. Tahun penerbitan (titik)
2. Judul (buku, artikel dsb) 3. Judul (buku, artikel dsb)
(koma) (italic) (titik)
3. Nama kota (titik dua) 4. Nama kota (titik dua)
4. Nama penerbit (koma) 5. Nama penerbit (titik)
5. Tahun (titik)
14
CONTOH DAFTAR PUSTAKA:

Ine P R and Eman S. 2011. Cost Effectiveness Analysis Pengobatan Demam


Tifoid Anak Menggunakan Sefotaksim Dan Kloramfenikol Di RSUD Prof
Dr Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala Of Health, Volume 5 no 2.
Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman : Purwokerto.

Kaneshiro, N.K. and Zieve, D. 2010. Fever.Universityo of Washington. Terdapat


di: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000980.htm.
(Diakses 29 September 2012).

Prasetyo, A., dan Pratiwi, IK. 2016. Islamic Business Ethics Implementation in
Marketing Communication of Hajj/Umroh Travel Agency ‘X’ Surabaya. Al-
Iqtishad: Journal of Islamic Economics. Volume 8: 1-5.

Husaini, A. 2010. (judul makalah secara lengkap) Membentuk Manusia…. Makalah.


Dalam: Seminar Nasional Pendidikan Karakter Membangun Bangsa Beradab di
UPI, 28 Juli.

Ismail, T. ed. dkk. 2002. Horison Sastra Indonesia 1. Jakarta: Horison.


05/04/2020
15


Lanjutan...

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Simon, R. 1999. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Kamdani dan


Baehaqi, I., penerjemah. Yogyakarta: INSISTPress dan Pustaka
Pelajar. Terjemahan dari: Gramsci’s Political Thought.

Ismail, T. ed. dkk. 2002. Horison Sastra Indonesia 1. Jakarta: Horison.

Harahap, A. 2011. Melawan Tirani Lokal. Yulhasni dan Dongoran, RA.,


ed. Yogyakarta: Pustaka Sempu.

Piliang, IJ. 2010. Demokrasi di Era Otonomi.. (judul lengkap). Dalam


Kompas. 10 Mei. Jakarta.

Suradinat, Ermaya. 2006a. Ekonomi Pedesaan. Bandung: PT.Ramadan.

------------------------.2006b. Kebijaksanaan Pembangunan dan Otonomi


Daerah. Bandung: PT. Ramadan.
05/04/2020
16 TUGAS

BUATLAH FOOTNOTE DAN DAFTAR PUSTAKA BERDASARKAN DATA
BERIKUT INI:

1. Untuk kepentingan penulisan karangan ilmiah, Anda mengutip pendapat mengambil


kutipan secara langsung dari buku yang berjudul Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi
Nazi: Autobiografi Parlindoengan Loebis, halaman 52, karangan Parlindoengan
Loebisyang diterbitkan oleh komunitas bambu & KITLV pada tahun 2006 di Jakarta.

2. Footnote yang kedua, anda mengambil sumber bacaan sama seperti nomor 1, tetapi
halamannya berbeda, yakni 55.

3. Footnote yang ketiga, Anda mengutip pendapat David Bomstein dari bukunya
berjudul Mengubah Dunia:Kewirausahaan Sosial dan Kekuatan Gagasan Baru halaman
88. Buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Nurani Dunia & INSIST Press tahun 1993 di
Jakarta.

4. Footnote yang keempat, Anda mengambil sumber bacaan dari buku yang diterbitkan
oleh Kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta pada 2006 yang berjudul Orang
Indonesia dan Orang Prancis:dari abad XVI sampai dengan abad X,halaman 100,
karangan Bernard Dorleans.

5. Footnote yang kelima, Anda menguntip pendapat David Bornstein dari buku yang
sama dengan footnote ke-3 dan halamanpun sama.
05/04/2020

6. Pada awal 2007 Romeo Andromeda P., S.H. Menulis artikel dengan judul “ Bangga
Sebagai Warga Negara Indonesia” dalam http://www.korantempo.com
17

SEKIAN
&
TERIMA KASIH
05/04/2020

Anda mungkin juga menyukai