Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ Kepedulian Sosial ”
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah:
PENGEMBANGAN AQIDAH AKHLAK

Disusun oleh :

Asti Sri Rezeki


Linda Widiyanti

PIAUD 5A
Dosen : Aam Saeful Alam, M.Ag.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI GARUT


I. PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang lengkap yang mengatur aturan-aturan para penganutnya.
Baik itu dari segi aqidah, akhlaq, ibadah, muamalah dll, bahkan tidak lepas juga dari
dimensi sosial. Tentunya semua aturan itu dibuat untuk dijalankan dengan tujuan
yang satu, yaitu menggapai rahmat Allah. Dengan rahmat Allah inilah kita bisa
menggapai ridho-Nya dan juga sebagai “tiket” untuk masuk surga-Nya.
Manusia memang tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut sosial. Karena
memang manusia itu merupakan makhluk sosial, makhluk yang memerlukan orang
lain, berkomunikasi dengan sesama, bertukar pikiran, tolong-menolong dan lain
sebagainya. Dalam pandangan Islam seseorang tidak akan dikatakan sempurna
imannya sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.
Kendatipun pandangan Islam sudah demikian benar, namun kenyataannya masih
banyak orang yang apatis, kurang peka terhadap permasalahan sosial sekarang ini
sehingga tatanan sosial menjadi kurang seimbang yang akhirnya terjadilah banyak
kekacauan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, jual beli manusia dan lain
sebagainya yang mungkin saja hal ini terjadi yang disebabkan salah satunya karena
faktor para agniya kurang peduli terhadap permasalahan sosial ataupun pihak
pemerintah belum mampu mengentaskan permasalahan pengangguran, juga bisa jadi
karena orang yang miskin pun kurang memiliki mental yang positif apalagi saat ini
dunia sedang terhegemoni oleh pemikiran barat yang sekular dan liberal. Sangat
ironis memang jika sifat apatis terhadap sosial itu dimiliki oleh orang Islam.

II. HADITS DAN TERJEMAHANNYA


A. Hadits Abu Hurairah tentang membuang duri dari jalan

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ُك ُّل ُساَل َمى ِم َن‬ ِ ِ ِ ٍ


َ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ ْ‫عن اَىِب ُهَر ْيَرةَ َع ْن حُمَ َّمد َر ُس ْول اهلل‬
‫الر ُج َل ىِف َدابَّتِ ِه َفتَ ْح ِملُهُ َعلَْي َها‬ ِ ِ ِ ٍ
َ ِ ‫س قَ َال َت ْعد ُل َبنْي َ اال ْثَننْي‬
َ ُ ‫ص َدقَةٌ َوتُعنْي‬ ُ ‫الش ْم‬َ ‫ص َدقَةٌ ُك َّل َي ْوم تَطْلُ ُع فْي ِه‬ ِ ِ ‫الن‬
َ ‫َّاس َعلَْيه‬

ُ ‫ص َدقَةٌ َومُتِْي‬ ِ ِ ِ ٍ ِ
‫ط االَ َذى َع ِن‬ َ ‫ص َدقَةٌ َو َك ُّل ُخطَْوة مَتْشْي َها اىَل الصَّاَل ة‬ َ ُ‫ الطَّيِّبَة‬#ُ‫ص َدقَةٌ قَ َال َوالْ َكل َمة‬
َ ٌ‫اَْو َتْرفَ ُع لَهُ َعلَْي َها َمتَاع‬

َ ‫الطَ ِريْ ِق‬


)‫ص َدقَةٌ (أخرجه مسلم ىف كتاب الزكاة‬
Kosakata:
‫ سال مى‬: Tulang pada telapak tangan dan jari-jari (yang dimaksud adalah semua
anggtota tubuh)
‫تعين‬ : menolong
‫ متاعه‬: harta benda(nya)
‫تميط‬ : menyingkirkan, menghilangkan
‫تعدل‬ : berlaku adil, mendamaikan
‫ترفع‬ : mengangkat
‫ خظوة‬: langkah
‫ االَ َذى‬: gangguan , rintangan

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, dari Muhammad Rasulullah saw. Beliau
bersabda: “Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari
dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang
bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu
engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya
adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau
berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan
adalah sedekah”.

B. Hadits Ibn Umar tentang menolong orang lain

ُ‫َّس اهللُ َعْنه‬ ِ ‫اهلل صلَّى اهلل َعلَْي ِه وسلَّم من َنفَّس َعن مْؤ ِم ٍن ُكربةً ِمن ُكر‬
ِ ‫عن اَىِب هرير َة قَ َال قَ َال رسو ُل‬
َ ‫الد ْنيَا َنف‬
ُ ‫ب‬ ْ ْ َْ ُ ْ َ َْ َ َ َ ُ َ ُْ َ َْ َ ُ ْ َ
‫االخر ِة و َمن سَتر ُمسلِما سَترهُ اهللُ ىِف‬
ِ ِ ‫ب يوِم‬
ُّ ‫القيَ َام ِة َو َم ْن يَ َّسَر َعلَى ُم ْع ِس ٍر يَ َّسَر اهللُ َعلَْي ِه ىِف‬ ِ ِ
َ َ ً ْ َ َ ْ َ َ ‫الد ْنيَا َو‬ ْ َ ‫ُكْربَةً م ْن ُك ْر‬
ِ ‫واالخر ِة واهلل ىِف عو ِن العب ِد ما َكا َن العب ُد ىِف عو ِن‬
‫ ىف كتاب الذكر والدعاء والتوبة‬#‫َأخْي ِه (أخرجه مسلم‬ ِ ‫الد ْنيا‬
َْ َْ َ َْ ْ َ ُ َ َ َ ُّ
)‫والستغفار‬

Kosakata:
‫نفس‬ : meringankan atau menghilangkan
‫يسر‬ : memudahkan
‫ستر‬ : menutupi
)‫كربة (كرب‬ : cobaan berat
‫معسر‬ : orang yang kesulitan
‫عون‬ : pertolongan

Artinya: Dari Abu Hurairah dia berkata, bersabda Rasulullah saw.: "Siapa saja
yang menolong seorang mukmin dari suatu kesusahan niscaya Allah akan
menolongnya dari kesusahan-kesusahan di hari kiamat, dan siapa saja yang
memberikan kemudahan pada orang yang mengalami kesulitan niscaya Allah
akan memudahkannya di dunia dan akhirat, dan siapa saja yang menutupi
(cela/aib) seorang muslim niscaya Allah akan menutupi (aib/cela)-nya di dunia
dan akhirat, dan Allah senantiasa menolong hambanya selagi ia masih mau
menolong saudaranya”.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepedulian Sosial
Kepedulian sosial berarti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan
orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud
bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan
dan perdamaian.1
Sikap peduli sangat dianjurkan dalam agama islam, karena dengan adanya
peduli sosial, akan timbul persaudaraan. Dan kebalikan dari sikap peduli sosial
adalah egois.
Adapun dampak positif dari kepedulian sosial, antara lain menumbuhkan
kerukunan, terwujudnya persatuan dan kesatuan, menciptakan kondisi yang
harmonis dan menghilangkan rasa dendam.

B. Hadits Abu Hurairah tentang membuang duri dari jalan


Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.
Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya- setiap anggota
badan untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada mereka
dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya. Temasuk sedekah adalah
menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, justru seharusnya
digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim. Jasad harus dikeluarkan
zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan
perbuatan baik, bersedekah dan pintupintunya banyak. Anjuran untuk
mendamaikan kedua belah pihak, tolong-menolong, mengucapkan kalimat yang
baik, berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari jalan. Anjuran
untuk membersihkan sarana-sarana umum. Anjuran untuk melakukan keadilan,
karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.2

2
Beramal sholeh dapat diartikan berbuat baik/kebajikan, member
sumbangan atau bantuan kepada orang miskin. Amal sholeh juga dapatberarti
melakukan sesuatu yang baik seperti member nasehat, bekerja untuk kepentingan
masyarakat, dan mengerjakan suatu ilmu. Beramal sholeh merupakan wujud
akhlak sosial dalam rangka mewujudkan kepedulian sosial, sehingga seseorang
berbuat baik kepada terhadap orang lain. Hal demikian sangat diperlukan, karena
kalau kita membutuhkan bantuan orang lain, maka kita harus membantujuga
oirang lain.3
Masyarakat tidak akan menjadi masyarakat yang kokoh, kecuali dibangun
atas kerja sama, saling menolong, dan saling membantu antara individu yang ada
di dalamnya. Masing-masaing berusaha membantu kebutuhan yang lain; dengan
harta, jiwa, dan pengaruhnya. Sehingga semua anggota masyarakat merasakan
bahwa semuanya bagaikan satu tubuh. Inilah yang diinginkan Islam dan
diperintahkan oleh Al-Qur’an. Bahkan dalam hadits hal tersebut dijadikan
lambang dari msyarakat yang penuh dengan keimanan. Allah swt. berfirman,
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (Al-
Maidah: 2) Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya antara seorang mukmin
dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan yang saling menguatkan satu sama
lainnya.” (Muttafaq alaih)
Karena saling menolong mempunyai dampak yang besar dalam
masyarakat, maka ia merupakan amalan yang paling afdlal di sisi Allah, bahkan
pahalanya setara dengan shalat, puasa, zakat, dan ibadah lain, atau bahkan
melebihinya. Rasulullah saw. bersabda, “…menolong seseorang memperbaiki
kendaraannya atau menaikkan barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah
shadaqah.” (Muttafaq alaih)4

C. Hadits Ibn Umar tentang menolong orang lain


Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya,
maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan
memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut. Sesungguhnya
3

4
pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya. Berbuat baik
kepada makhluk merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala.
Meluruskan niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas di dalamnya agar tidak
menggugurkan pahala sehingga amal dan usahanya sia-sia. Memohon pertolongan
kepada Alla ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan
terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.5
Membantu kesusahan orang lain sangat luas maknanya, bergantung pada
kesusahaan yang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya
termasuk orang miskin, sedangkan ia termasuk orang berkecukupan atau kaya, ia
harus berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau
memberikan bantuan sesuai kemampuannya; jika saudaranya sakit, ia berusaha
menolongnya, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau
memberikan bantuan uang alakadarnya guna meringankankan biaya
pengobatannya; jika saudaranya dililit utang, ia berusaha untuk mencarikan jalan
keluar, baik dengan memberikan bantuan agar utangnya cepat dilunasi, maupun
sekedar memberikan arahan-arahan yang akan membantu saudaranya dalam
mengatasi utangnya tersebut dan lain-lain.6
‫ِّت َأ ْقدَا َم ُك ْم‬
ْ ‫صرُوا هَّللا َ َي ْنصُرْ ُك ْم َو ُي َثب‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫ِين َآ َم ُنوا ِإنْ َت ْن‬
Artinya: “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Rasulullah bertanya, “Siapa yang memenuhi kebutuhan kehidupannya? Siapa


yang member makan unta atau binatang tunggangannya?” Mereka berkata, Kami.”
Beliauberkata, “Kamu sekalian lebih baik darinya.” Maksudnya, mereka mendapat pahala
seperti pahala tilawah dan shalat orang tersebut, atau lebih banyak. Umar ra. berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Amalan yang paling afdlal adalah menyenangkan seorang
muslim, dengan memberi pakaian untuk menutupi auratnya, member makan ketika lapar,
atau membantu memenuhi kebutuhannya.” (h.r. Thabrani)
Adapun buah yang terbesar yang akan didapatkan seorang muslim, karena
usahanya dalam membantu saudaranya yang lain adalah bantuan dari Allah. Sebagaimana

6
disebutkan dalam sabda Rasullah saw., “Allah tetap akan menolong hamba-Nya selama
ia menolong saudaranya seorang muslim.”7
Pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya, pada
hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah pun akan
menolongnya, baik di dunia maupun di akhirat selama hamba-Nya mau menolong
saudaranya. Dengan kata lain, ia telah menyelamatkan dirinya sendiri dari
berbagai kesusahan dunia dan akhirat.
Maka orang yang suka menolong orang lain, misalnya dengan memberikan
bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh miskin atau
ditimpa kesusahan. Sebaliknya, dia harus berpikir bahwa segala sesuatu yang ia
miliki adalah miliki Allah SWT. Jika Dia bermaksud mengambilnya maka harta
itu habis. Begitu juga jika Allah bermaksud menambahnya, maka seketika akan
bertambah banyak.

IV. KESIMPULAN
Tolong menolong dapat diartikan saling bantu membantu, meminta bantuan dan
memberikan bantuan. Tolong menolong merupakan bagian tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Sejak
manusia lahir sudah membutuhkan bantuan orang lain, begitu pula saat dewasa dan
bekerja, bahkan saat mati, manusia membutuhkan orang lain karena manusia tidak
dapat mengubur dirinya sendiri.
Kehidupan bersosial dan bermasyarakat akan dapat mandiri dan kuat apabila ada
kerjasama dan tolong menolong di antara anggota masyarakat khususnya umat Islam.
Dalam agama Islam, kerjasama dan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan
demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sangat dianjurkan oleh Allah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Shalaby. 2001. Kehidupan Sosial Dalam Pemikiran Islam. Amzah


Muhyiddin Yahya bin Syaraf Nawawi. 2010. Hadits Arba’in Nawawiyah. Maktab Dakwah dan
Bimbingan Jaliyat Rabwah

Musthafa Dieb Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. 2011. Al-Wafi Menyelami Makna 40 Hadits
Rasulullah saw (Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah). Jakarta: Al-I’tishom

Rachmat Syafe’I M.A. 2000. Al-Hadist. Bandung: Pustaka Setia

Srijanti, dkk. 2007. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai