Pendahuluan
Teori tata bahasa tagmemik merupakan perkembangan lanjutan dari aliran
Strukturalisme Amerika.Teori ini mewarnai pandangan-pandangan ahli antropolgi budaya
Franz Boaz, ahli bahasa Leonard Bloomfield dan ahli bahasa dan antropologi budaya
Edward Sapir. Oleh karenanya teori Tata Bahasa Tagmemik bersifat strukturalisme
antropologis. Sebagai lanjutan aliran strukturalisme, teori tagmemik juga menganut
pandangan yang menyatakan bahwa bahasa memiliki struktur dengan tataran dan bagian
yang kait-mengait dan bahwa suatu unsur atau bagian tidak dapat dianilisis secara terpisah
sama sekali dari unsur-unsur atau satuan-satuan yang lain.
Aliran Tagmemik dipelopori oleh Kenneth Lee Pike dan Evelyn Gloria Pike.
Karya-karyanya antara lain: Language in Relation to a Unified Theory of the Structrur of
Human Behaviour. Buku tersebut berisi tentang Teori Tagmemik dan metode
penerapannya.Kemudian pada tahun 1977 Pike menerbitkan buku Grammatical Analysis.
Pike menyajikan kembali teori Tagmemik secara lebih sederhana dalam bukunya Linguis-
tics Concepts An Introduction to Tagmemics (1982).
Teori tatabahasa Tagmemik dikembangkan berdasarkan tiga konsep dasar.Pertama,
bahasa dipandang sebagai bagian dari tingkah laku manusia, dan tingkah laku verbal tidak
dapat dipisahkan dari tingkah laku nonverbal secara total.Tagmemik memandang bahasa
sebagai tingkah laku berpola dalam konteks berpola pula.Pemerian bahasa tidak hanya
sebatas pada tataran fonem dan tataran kalimat, tetapi mencakup konteks tingkah laku yang
lebih luas. Dimasukkannya pula konsep emik dan satuan-satuan etik .
2
Kedua, analisis dan pemerian didasarkan pada tagmem, yakni satuan dasar
gramatikal. Tagmem didefiniskan sebagai ”The correlation of a grammatical function or
slot with a class if mutually subsitutable items occurring in that slot” (korelasi antara
fungsi gramatikal atau gatra dengan sekumpulan butir-butir bahasa yang sejenis dan saling
dapat mengisi yang menduduki fungsi tersebut. Tagmem adalah suatu tempat dalam suatu
struktur sintaktik dan morfologik, bersama-sama dengan kelas formal unsur-unsur yang
menempati tempat tersebut (sering disebut ”slot” – gatra – dan filler – butirpengisi).
Misalnya contoh berikut ini.
(1) Adiktidur.
Kalimat tersebut terdiri atas dua tagmem kata, yakni tagmem subjek yang diisi oleh
nomina dan tagmem predikat yang diisi oleh verba intransitif, yang biasanya disingkat
dengan simbol: + S : n + P : vint.
Walaupun tagmem adalah konsep pokok pada tataran konsep pokok pada tataran
satuan dasar sintaktik, yakni kata, struktur di atas kata dan bahkan juga struktur itu sendiri
diperlukan sebagai tagmem.Masing-masing struktur sidebut tataran.Dengan demikian, ada
tagmem tataran morfem, tagmem tataran kata, tagmem tataran frasa, tagmem tataran
klausa, dan tagmem tatarankalimat.
Ketiga, berbeda dengan teori tatabahasa struktural yang menganalisis suatu unit
statistk menjadi konstituen langsung berdasarkan pemenggalan binari (binary cutting),
teori tatabahasa tagmemik menganalisis suatu unit sintaktik menjadi tagmem-tagmem
secara berurutan dan serempak (sequental andequipollent).
Misalnya contoh berikut dianalisis model struktural dan tagmemik sebagai berikut
ini.
2. Karakteristik TeoriTagmemik
2.1 Teori Kesemestaan
Aliran Tagmemik pada dasarnya mengikuti juga teori kesemestaan yang
beranggapan bahwa semua bahasa yang ada di dunia ini, di samping memiliki ciri khasnya
masing-masing juga memiliki ciri atau karakter dengan semua bahasa.Konsep kesemestaan
dalam aliran Tagmemik tidak hanya terbatas pada bidang bahasa tetapi dapat juga
diterapkan untuk bidang di luar bahasa.(Pike & Pike,1977:1).
Klas atau Filler Class adalah salah satu dimensi tagmem yang merupakan wujud
nyata dari slot. Wujud nyata slot tersebut berupa satuan lingual seperti morfem, kata, frase,
kalusa, kalimat, aline, monolog, dialog, atau pun wacana.
Peran atau Role salah satu dimensi tagmem yang merupakan pembawa fungsi
tagmem (dalam Suparno, 2008:11).Kadang-kadang orang mengalami kesulitan untuk
membedakan peran dengan fungsi.Misalnya kita kenal kata Lurah dan Kepala Desa. Lurah
atau kepala desa adalah nama salah satu jabatan yang perannya sebagai pemimpin dengan
tugas memimpin sebuah desa, sedangkan wujud lahiriyahnya adalah seorang laki-laki.
Dalam hal ini lurah adalah fungsi, pemimpin desa adalah peran, dan lelaki tegap adalah
klas.Dalam sebuah klausa, subjek dan predikat adalah slot, pelaku dan penderita adalah
peran, frase benda dan frase kerja adalah klas.
Kohesi salah satu dimensi tagmem yang merupakan pengontrol hubungan
antartagmem.Pengontrol hubungan tersebut biasanya bertanda. Berdasrkan penanda yang
dapat diketahui tagmem mana yang berhubungan dengan tagmem lain atau tagmem mana
yang kehadirannya bergantung pada tagmem lain. Misalnya, pada kohesi ketransitifan
memaksa hadirnya tagmem objek sebagai penderita, klausa ekuatifmemaksa kehadiran
tagmem komplemen yang berperan sebagai karakter subjek, dan klausa intransitive tidak
mengizinkan hadirnya objek.
Di dalam rumus keempat dimensi itu ditempatkan pada setiap sudut perempatan
garis silang sebagai berikut.
SLOT KLAS
PERA KOHES
N I
2. 4 Ciri Hierarkhi
Ada tiga macam hierarkhi, yaitu: (1) Hierarkhi referensial, (2) hierarkhi
fonologikal, dan (3) hierarkhigramatikal.
Hierarkhi Referensial mengatur tatamakna yang merentang dari makna leksikal
(lexical package), istilah (term), proposisi (proposition), pengembangan tema (theme
development) sampai ke interaksi sosial (social interaction).
Makna bungkus leksem berada pada tataran morfem dan gugus morfem, makna
istilah berada pada tataran klausa dan kalimat.Makna pengembangan tema berada pada
tataran paragraph dan monolog. Sedangkan makna interaksi sosial berada pada tataran
dialog dan percakapan.
5
Hubungan antarklausa yang satu dengan yang lain tidak berup hubungan string, tetapi
berupa hubunagn nucleus (inti) dan margin (luar inti) atau topic (pokok) dan Comment
(sebutan). Misalnya : Gathotkaca mencintai Pergiwa merupakan kalimat yang terdiri atas
satu klausa, yakni klausa transitif.
2.10 AnalisisTagmemik
7
Rumus klausa:
S FB1 P FK O FB2
Kla=+ + +
Plk + Sta T Pdr +
Rumusan itu dibaca: Klausa transitif terdiri atas tabmem subjek bersifat wajib
dengan peran sebagai pelaku (Plk) yang diisi oleh kata benda, tagmem predikat wajib
dengan dengan peran stetment (Sta), yang diisi oleh frase kerja, dan tagmem objek bersifat
wajib dengan peran penderita (Pdr) yang diisi oleh frase benda. Kaidah kohesinya: predikat
dengan frase kerja transitif memaksa hadirnya tagmem objek sebagai penderita.
Adapun rumus bawahannya adalah sebagai berikut ini.
+ in KB
FB1 = +
It +
Rumus tersebut dibaca : frase benda terdiri atas satu tagmem , yakni tagmem inti
(In) bersifat wajib (t) dengan peran item yang disi oleh kata benda(KB).
LIn KAsp In KK
FK=± +
Asp ± Pred T
8
Rumus tersebut dibaca: frase kerja terdiri atas tagmem luar inti (Lin) bersifat opsional
dengan peran aspek (Asp), dan diisi oleh kata keterangan aspek (Kasp) tagmem inti (In)
bersifat wajib dengan peran predikat (Pred) yang diisi oleh kata kerja.
LIn KBil In KB
FB2 =± +
Jum ± It T
Rumus tersebut dibaca: Frase benda terdiri atas tagmem luar inti bersifat opsional (±)
dengan peran jumlah (Jum) yang diisi oleh kata bilangan , dan tagmem inti bersifat wajib
(+) dengan peran inti (It) yang diisi oleh kata benda
In MK LIn Konf
KK=+ +
Pred ± PemT ±
Rumus tersebut dibaca: kata kerja terdiri atas tagmem inti bersifat wajib dengan peren
predikatif yang diisi oleh morfem kerja (MK) dan tagmem luar inti bersifat opsional
dengan peran pembentuk transitif (PemT) yang diisi oleh konfiks(Konf).
Melihat karakteristik di atas terdapat satu karakter, yakni predikat harus kata/frase
kerja sulit untuk diterapkan dalam analsis BI. Karena ada beberapa predikat kalimat
bahasa Indonesia yang tidak berpredikat kata kerja. Misalnya dalam klausaberikut:
1) Saya mahasiswa Universitas negeriMalang..
2) Adik cantiksekali.
3) Rumahku diMalang.
4) Saudaranya limaorang.
Contoh:
11
Rumus klausa:
S FB1 P FK O FB2
Kla=+ + +
Plk + Sta T Pdr +
Rumusan itu dibaca: Klausa transitif terdiri atas tabmem subjek bersifat wajib
dengan peran sebagai pelaku (Plk) yang diisi oleh kata benda, tagmem predikat wajib
dengan peran stetment (Sta), yang diisi oleh frase kerja, dan tagmem objek bersifat wajib
dengan peran penderita (Pdr) yang diisi oleh frase benda. Kaidah kohesinya: predikat
dengan frase kerja transitif memaksa hadirnya tagmem objek sebagai penderita.
+ in KB
FB1 = +
It +
Rumus tersebut dibaca : frase benda terdiri atas satu tagmem , yakni tagmem inti
(In) bersifat wajib (t) dengan peran item yang disi oleh kata benda(KB).
LIn KAsp In KK
FK=± +
Asp ± Pred T
Rumus tersebut dibaca: frase kerja terdiri atas tagmem luar inti (Lin) bersifat opsional
dengan peran aspek (Asp), dan diisi oleh kata keterangan aspek (Kasp) tagmem inti (In)
bersifat wajib dengan peran predikat (Pred) yang diisi oleh kata kerja.
LIn KBil In KB
FB2 = ± +
Jum ± It T
13
Rumus tersebut dibaca: Frase benda terdiri atas tagmem luar inti bersifat opsional (±)
dengan peran jumlah (Jum) yang diisi oleh kata bilangan , dan tagmem inti bersifat wajib
(+) dengan peran inti (It) yang diisi oleh kata benda
In MK LIn Konf
KK= + +
Pred ± PemT ±
Rumus tersebut dibaca: kata kerj terdiri atas tagmem inti bersifat wajib dengan peren
predikatif yang diisi oleh morfem kerja (MK) dan tagmem luar inti bersifat opsional
dengan peran pembentuk transitif (PemT) yang diisi oleh konfiks(Konf).
Jika dianalisis menurut tatabahasa tagmemik klausa tersebut adalah sebagai berikut
S F B1 Kompl FB2
(1b) Kla= + +
14
Plk + Peng +
S F B1 Kompl FAdj
(2b) Kla= + +
Pengal + Ket. +
S F B1 Kompl FPre
(3b) Kla= + +
Mil + lok. +
S F B1 kompl FNum
(4b) Kla= + +
Terjum+ Penjum +
Rumus itu dibaca: Klausa transitif terdiri atas tagmem subjek bersifat wajib dengan
peran pelaku (Plk) yang diisi oleh kata Pronomina, Tagmem predikat bersifat manasuka
(opsional) dengan peran kopula (kpl) yang diisi oleh kata kerja, dan tagmem komplementer
bersifat wajib dengan peranpengenal
Rumus itu dibaca: Klausa transitif terdiri atas tagmem subjek yang bersifat wajib
dengan peran pengalam (Pengal) yang diisi oleh kata benda, tagmem predikat
manasuka/opsional dengan peran statment (Sta), yang diisi oleh frase kerja, dan tagmem
komplemen bersifat wajib dengan peran keterangan (ket.) yang diisi oleh frase adjv
S F B1 P FK Kompl FPre
+
Kla=+ +
±
Mil + Sta. lok +
Rumus itu dibaca: Klausa transitif terdiri atas tagmem subjek yang bersifat wajib
dengan peran Milik (mil) yang diisi oleh kata benda, tagmem predikat bersifat
manasuka/opsional dengan peran statment (Sta), yang diisi oleh frase kerja, dan tagmem
komplemen bersifat wajib dengan peran lokatif (lok) yang diisi oleh frase preposional.
S F B1 P FK Kompl Num
Kla=+ +
+
Terjum+ sta ± Penjum +
Rumus itu dibaca: Klausa transitif terdiri atas tagmem subjek yang bersifat wajib dengan
peran terjumlah (terjum) yang diisi oleh kata benda, tagmem predikat bersifat
manasuka/opsional dengan peran statment (Sta), yang diisi oleh frase kerja, dan tagmem
komplemen bersifat wajib dengan peran penjumlah (penjum) yang diisi oleh frase
numeralian (Num).
16
Daftar Rujukan
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineke Cipta.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: Dirjen Dikti.
Soeparno. 2008. Aliran Tagmemik: Reori, Analisis, dan Penerapan dalam Pembelajaran
Bahasa.Yogjakarta: Tiara Wacana.