Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REPORT

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama :

Nim : 1183111112

Kelas :

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmatnya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah perkembangan perseta didik yang
berjudul “Critical Jurnal Report” dengan tepat waktu.
Dalam penyelesaian tugas Critical Jurnal Report ini, penulis banyak
mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, Penulis juga
menyadari bahwa kelancaran penyusunan tugas Critical Jurnal Report ini
tidak lain berkat dukungan semua teman-teman sehingga kendala dan
hambatan dapat penulis hadapi .

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan


ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah perkembangan
peserta didik dan kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran
penyusunan critical jurnal report ini, baik secara materi maupun
pemikirannya.
Penulis menyadari bahwa tugas Critical Jurnal Report ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis memohon kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna perbaikan pembuatan tugas Critical Jurnal
Report selanjutnya. Penulis juga berharap semoga tugas Critical Jurnal
Report ini dapat diterima oleh Ibu dosen dan teman-teman semua
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, oktober
REVIEW JURNAL
Jurnal 1 :
Judul Lingkungan Sosial Dalam Perkembangan Psikologis Anak

Jurnal Jurnal Ilmu Komunikasi

Download http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika/article/view/2
00

Volume dan Volume 2,(1) Hal 32-38


Halaman

Tahun 2015

Penulis R. Nuruliah Kusumasari

Reviewer Wina Fatima M Simanjuntak

Tanggal 20 oktober 2018

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : mencari atau menemukan


makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari
pengalaman hidup anak usia 11-15 tahun

Subjek Penelitian Anak SD kelas 5 di kota dan anak SMP kelas 1 di Desa.

Assesment Data Analisis data yang dilakukan merujuk pada pola yang
dirumuskan oleh Miles dan Huberman melalui tahap-tahap
sebagai berikut; kategorisasi, pembentukan narasi-narasi,
interpretasi data, pengambilan kesimpulan, dan melakukan
verifikasi.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan


pendekatan subjektif (kualitatif). Tujuan dari penelitian
fenomenologi ini adalah mencari atau menemukan makna
dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup anak usia 11-15 tahun, penelitian dilakukan melalui
wawancara mendalam yang lama dengan anak SD kelas 5 di
kota dan anak SMP kelas 1 di Desa.

Langkah penentuan narasumber kunci (key informant) atau disebut


Penelitian sebagai nara sumber sebagai subjek penelitian merupakan
langkah yang sangat penting”. Hal ini terutama dalam
mempertimbangkan tingkat representatif para nara sumber
yang diwawancarai.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik


observasi yang sudah pernah dilakukan peneliti, wawancara
mendalam dengan para nara sumber yang diwawancarai oleh
peneliti, dan studi dokumentasi data-data yang terdapat di
koleksi para nara sumber

Untuk mendapatkan hasil analisis yang mendalam, maka


diperlukan data dari setiap tahapan penelitian. Analisis data
yang dilakukan merujuk pada pola yang dirumuskan oleh
Miles dan Huberman melalui tahap-tahap sebagai berikut;
kategorisasi, pembentukan narasi-narasi, interpretasi data,
pengambilan kesimpulan, dan melakukan verifikasi.

Hasil Penelitian Usia anak 11-15 tahun sangat rentan terpengaruh oleh
lingkungan dimana mereka tinggal, dari penelitian yang
peneliti lakukan terihat perbedaan yang amat jauh antara
anak yang tinggal di desa dan anak yang tinggal di kota,
Setelah melakukan wawancara didapatkan beberapa
kesimpulan yang dapat menjawab seluruh pertanyaan
kesimpulan tersebut adalah Faktor lingkungan,keluarga, dan
sekolah sangat mempengaruhi sikap dan perilaku sosial
Teknologi dan Informasi lebih mudah di dapatkan di
lingkungan kota, sehingga hal itu mempengaruhi wawasan
anak yang berada di Kota Anak yang berada di Kota
cenderung memiliki wawasan pendidikan intelektual,
teknologi dan bahasa yang lebih baik dibandingkan dengan
anak yang berada di desa

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak


mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial
diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme) ,Tingkah laku ini terjadi
sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan
orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18
bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan
mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
2. Agresi (Agression) , Yaitu perilaku menyerang balik
secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi
merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau
keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan
menyerang seperti ; mencabut, menggigit, menendang dan
lain sebagainya.
3. Berselisih (Bertengkar) , Sikap ini terjadi jika anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak
lain.
4. Menggoda (Teasing) ,Menggoda merupakan bentuk lain
dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental
terhadap Porang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan
atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang
digodanya.
5. Persaingan (Rivaly) , Yaitu keinginan untuk melebihi
orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini
mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini
akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation) , Yaitu sikap mau bekerja sama
dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga
tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh
tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior) , Yaitu
tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi
atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ;
memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness) , Yaitu sikap
egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty) , Yaitu sikap emosional yang
mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap
orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku


Sosial:

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak,
termasuk perkembangan sosialnya. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi
dengan orang.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik dan psikis sehingga mampu
mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima
pnasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual
dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa
juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan
banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak
didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang
akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak
hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali
terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang
berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan
berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan
ketiganya seimbang maka akan sangat menemtukan
keberhasilan perkembangan sosial anak.
Pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan
dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi
diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari
hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran
dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering
ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Komentar:

Kelebihan Jurnal Kelebihan dalam jurnal pertama yang berjudul Lingkungan


Sosial Dalam Perkembangan Psikologis Anak adalah terletak
pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul
dalam jurnal tersebut yang lengkap, kemudian kelebihan dari
jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan
beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di
kaji, Kemudian jurnal ini terpercaya karena penulis
mencantumkan banyak referensi/daftar pustaka.

Jurnal yang berjudul prespektif filsafat pendidikan terhadap


psikologi pendidikan humanistik ini mengalami beberapa
kesalahan dalam pengeditan kata misalnya kekurangan huruf
Kelemahan Jurnal dalam kata atau kalimat. Kemudian Jurnal ini tidak
menyusun. Pernyataan penting denga menggunakan tanda-
tanda khusus seperti tanda tulisan miring agar pembaca
mudah mencari point penting dari jurnal

Jurnal 2 :

Judul Perkembangan Psikologis Anak MI/SD: Studi Atas Dampak


Kepergian Ibu Sebagai TKW Keluar Negeri
Jurnal Jurnal Penelitian Keagamaan dan Sosial-Budaya

Download jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/download/
748/566

Volume dan Halaman Nomor 1 Volume 4 Hal 127-146

Tahun 2010

Penulis Elfi Yuliani Rohmah

Reviewer Wina Fatima M Simanjuntak

Tanggal 20 oktober 2018

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan


psikologis anak yang ditinggal seorang ibu dengan anak yang
mendapat perhatian dari ibu nya
Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah anak-anak usia SD/MI yang ditinggal
ibunya pergi ke luar negeri sebagai TKW
Assesment Data Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis normatif
evaluatif. Artinya, bahwa terdapat seperangkat alat analisis yang
akan dijadikan standar penilaian bagi suatu fenomena tertentu.
Alat analisis tersebut adalah analisis wacana yang menggunakan
teori-teori psikologis yang digunakan untuk mengkaji,
mencermati, dan mengevaluasi fenomena yang muncul.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang salah satu cirinya adalah
mencari makna dari satu fenomena.4 Fenomena dalam penelitian
ini adalah perkembangan psikologis anak usia SD/MI pada aspek
biologis,kognitif, dan sosialnya yang ditinggal ibunya ke luar
negeri sebagaiTKW.
Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Babadan, penelitian
ini melibatkan beberapa lembaga pendidikan tingkat dasar karena
fokusnya adalah anak usia MI dan SD. Di antara lembaga
pendidikan dasar yang dilibatkan adalah MI Ma’arif Polorejo, MI
Ma’arif Gupolo, SDN 1 Polorejo, dan SDN Gupolo.
Dan melakukan pengamatan dan wawancara kepada anak
beberapa anak SD dan MI ditemukan bahwa kepergian ibu ke luar
negeri sebagai TKW
Hasil Penelitian Istilah pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat berdiri sendiri
atau dipisahkan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak
itu menjadilebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur
organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan
otak, anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar,
mengingat, dan berpikir. Anak tumbuh, baik secara mental
maupun fisik.6 Sebaliknya, perkembangan berkaitan dengan
perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu suatu perubahan
progresif dari perubahan yang teratur dan koheren.
1. Pengertian Perkembangan Moral
Kata “Moral” berasal dari kata Latin mores yang berarti tatacara,
kebiasaan, dan adat.7 Perilaku moral adalah perilaku yang sesuai
dengan kebiasaan masyarakat tertentu, atau pola perilaku yang
diharapkandari seluruh anggota kelompok.
Tahap-tahap perkembangan
moral menurut Kohlberg, ada tiga tingkat perkembangan moral.
Tingkat pertama, disebut pra
konventional morality (anak usia 4-10 tahun); Tingkat kedua,
disebut konventional morality (anak usia 10-13 tahun); Pada
stadium 3, Tingkat ketiga, disebut pascakonventional-morality
(anak usia 13 tahun atau lebih).
Perkembangan Sosial
a. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial
Agar dapat diterima dalam kelompok, maka peserta didik usia
SD/MI sebagai anggota harus menyesuaikan perilakunya dengan
standar kelompok tersebut

b. Memainkan peran sosial yang dapat diterima


Agar dapat diterima dalam kelompok selain dapat menyesuaikan
perilaku dengan standar kelompok, peserta didik juga dituntut
untuk memainkan peran sosial dalam bentuk polapola kebiasaan
yang telah disetujui dan ditentukan oleh para anggota kelompok.
c. Perkembangan sikap sosial
Untuk dapat bergaul dengan masyarakat, peserta didik juga
harus menyukai orang atau terlibat dalam aktivitas sosial tertentu.
3. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.9Dalam
Dictionary of Psychology karya Chaplin dijelaskan bahwa kognisi
adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal,
termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan,
memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan,
menduga, dan menilai.
Perkembangan Moral Anak Usia SD/MI
Pada perkembangan moral ini akan dilihat (1) bagaimana anak
belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk biologis, yakni bagaimana anak mengembangkan
kebiasaan memelihara badan dan mengembangkan sikap positif
terhadap jenis kelaminnya dan menerima dirinya secara positif;
dan (2) bagaimana anak mengembangkan kata hati,
mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan
norma agama, seperti disiplin, sopan santun dalam bertutur kata,
berbohong, curang, merusak, membolos, dan bicara kotor.
Perkembangan Sosial Anak Usia SD/MI
Pada perkembangan sosial, akan dilihat (1) bagaimana
anak memahami dirinya dengan melihat kekurangan dan
kelebihannya,
(2) bagaimana anak melakukan relasi dengan teman sebayanya,
(3) bagaimana anak melakukan relasi dengan keluarganya, dan (4)
bagaimana anak melakukan relasi dengan
sekolahnya.
Data dan fakta tersebut menunjukkan bahwa anak usia SD/MI
meskipun ditinggal orang tuanya (ibu), mereka masih mampu
memahami dirinya sendiri dengan melihat kekurangan dan
kelebihannya meskipun ada beberapa anak yang kurang baik
pemahaman dirinya karena lingkungan yang kurang kondusif. Ini
menunjukkan bahwa perkembangan sosial anak dapat dikatakan
ada yang berkembang secara normal dan baik sebagaimana yang
dialami anak-anak seusianya yang didampingi oleh kedua orang
tuanya.

Perkembangan Kognitif Anak Usia SD/MI


Pada perkembangan kognitif, anak akan dilihat (1) bagaimana
anak belajar keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung,
(2) bagaimana anak belajar mengembangkan konsep sehari-hari,
dan (3) bagaimana pemahaman anak tentang perhatian,
pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, berfikir, dan inteligensi
dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan kognitif anak
menunjukkan perkembangan yang cukup bagus, di antara mereka
sudah mampu membaca, menulis dan berhitung.
Dampak Kepergian Ibu sebagai TKW ke Luar Negeri pada
Perkembangan Moral Anak Usia SD/MI
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan beberapa anak SD dan MI ditemukan bahwa kepergian ibu
ke luar negeri sebagai TKW ternyata membawa dampak yang
besar bagi anak-anak, baik dampak positif maupun negatif. Di
antara dampak positifnya adalah anak perempuan sudah mampu
memasak sendiri dalam memenuhi kebutuhannya.
Hal lain juga tercermin dari kepribadian mereka Yang selalu
berdisiplin, tidak suka merusak, dan tidak berbohong, berperilaku
sopan dengan orang tua dan teman, tidak berbuat curang, tidak
pernah berkata kotor, dan tidak pernahmencuri barang yang bukan
miliknya.
Dampak Kepergian Ibu sebagai TKW ke Luar Negeri pada
Perkembangan Sosial Anak Usia SD/MI
Sedangkan dampak kepergian ibu ke luar negeri sebagai TKW
terhadap perkembangan sosial anak usia SD/MI ada yangpositif
dan negatif. Dampak positif ditunjukkan dengan adanya beberapa
anak yang sudah bisa membantu memasak dan mandi sendiri,
bahkan ada yang bisa membantu orangtuanya untuk memandikan
adiknya, menyuapi makan adiknya, mendampingi adiknya belajar.
Selain itu, positifnya yang lain adalah mereka mampu mengatur
dirinya sendiri dengan menentukan waktu mengaji ke TPQ dan
kapan bermain bersama
teman, dan kapan pergi ke masjid untuk beribadah. Sedangkan
dampak negatifnya adalah masih ada yang kurang bisa
bersosialisai dengan teman sebaya di lingkungan mereka, mereka
masih lebih suka nonton televisi daripada bermain karena alasan
tertentu, masih suka bertengkar, dan tidak mau main dengan anak
laki-laki dengan alasan anak lakilakinakal.
Komentar:
Kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul Perkembangan
Kelebihan Jurnal
PsikologisAnak MI/SD: Studi Atas Dampak Kepergian Ibu
Sebagai TKW Keluar Negeri terlihat pada tiap-tiap kalimat, yang
mana pada tiap-tiap kalimat tersebut tersusun dengan rapi
sehingga menarik minat para pembaca. Kemudian jurnal memiliki
daftar pustaka atau referensi yang cukup banyak lebih terpercaya
dan kuat dikarenakan banyaknya referensi yang tercantum.
Kelebihan berikutnya terletak pada segi kepenulisan sang penulis
yang cukup baik dengan tidak bertele-tele dalam
menulis/menyimpulkan materinya.

Jurnal yang berjudul peran peran filsafat ilmu bagi pengembangan


psikologi ini memiliki kekurangan yaitu abstarak hanya
Kelemahan Jurnal
ditampilkan dalam bahasa indonesia saja yang mana seharusnya
abstrak harus disertakan dengan bahasa inggris. Jurnal ini juga
tidak mencantumkan volume penerbit sehingga membuat para
pembaca kurang menarik untuk mengetahui isi yang ada pada
jurnal tersebut. ini memiliki kekurangan yaitu abstarak hanya
ditampilkan dalam bahasa indonesia saja yang mana seharusnya
abstrak harus disertakan dengan bahasa inggris. Jurnal ini juga
tidak mencantumkan volume penerbit sehingga membuat para
pembaca kurang menarik untuk mengetahui isi yang ada pada
jurnal tersebut.
KESIMPULAN

Faktor lingkungan,keluarga dan sekolah termasuk faktor yang paling


penting dalam sikap dan perilaku seorang anak. Usia 11-15 tahun
merupakan usia tahap formal operasional, sehingga dapat dilihat sangat jelas
perubahan sikap dan perilakunya. Usia dan pendidikan, tidak menjadi faktor
utama seorang anak memiliki wawasan yang luas, karena pada
kenyataannya, seorang anak kelas 5 SD, memiliki wawasan yang lebih luas
karena dia berada di lingkungan kota, sedangkan anak 1 SMP memiliki
wawasan yang kurang,karena factor keterbatasaan mendapatklan informasi
dan teknologi.

Perkembangan moral anak SD/MI yang ditinggal pergi ibunya


sebagai TKW ke luar negeri rata-rata menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan setelah ibunya pergi ke luar negeri sebagai
TKW. Perbedaan yang mencolok terutama pada anak laki-laki,
sedangkanpada anak perempuan kurang begitu terlihat. Perbedaan pada
mereka sangat variatif. Mulai dari yang positif sampai negatif, seperti tetap
santun dalam bertutur kata dan perilaku, patuh pada guru, rajin ke sekolah,
jujur. Sebaliknya ada juga yang suka bohong, mencuri, merokok, perilaku
yang nakal dan kasar, tutur kata sering kotor, suka bolos, dan sebagainya.
Perkembangan sosial anak menunjukkan variasi pola perilaku, mulai dari
pola perilaku yang disetujui sampai dengan pola perilaku yang tidak
disetujui dalam keluarga dan masyarakat. Hal positif yang telah bisa
dilakukan oleh mereka yang ditinggal ibunya sebagai TKW ke luar negeri
adalah ada yang sudah bisa memasak atau membantu memasak, mencuci
baju sendiri, dan mengatur waktu untuk keperluannya sendiri dalam
bermain, belajar, mengaji, dan istirahat. Di samping Itu, relasi sosial antara
anggota keluarga, dengan teman sebaya, kepada guru serta masyarakat
sekolah, juga dengan masyarakat di sekitar lingkungan rumahnya tergolong
bagus. Namun ada juga yang belum bisa mengatur waktu dalam hal
bermain, belajar, mengaji, dan istirahat.
Perkembangan kognitif anak menunjukkan indikasi bahwa
merekayang ditinggal ibunya pergi sebagai TKW ke luar negeri rata-rata
cukup baik terutama untuk kelas atas. Meskipun memang ada beberapa anak
yang kurang baik perkembangan kognitifnya sehingga belum bisa membaca,
menulis dan berhitung dan tidak naik kelas. Pada mereka juga memiliki
daya tangkap yang cukup variatif, ada yang lambat, rata-rata standar, dan
ada beberapa yang cepat dalam hal daya tangkapnya.

Anda mungkin juga menyukai