Contoh:
1 2
1 2 −1
A= , B= , C= 1 2 3 , D = −3 0
3 4 2
4 −5
Ukuran sebuah matriks dinyatakan dalam satuan ordo.
contoh:
1 2
Jika A = , maka 𝑎11 = 1, 𝑎12 = 2, 𝑎21 = 3, 𝑎𝑖𝑗 = 4
3 4
Dua matriks A dan matriks B bernilai sama, jika
dan hanya jika A dan B memiliki ordo yang sama
dan untuk semua elemen i dan j, 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗
contoh:
−1 2 𝑥 𝑦
Jika A = dan B =
3 4 𝑤 𝑧
Maka A = B jika dan hanya jika x = -1, y = 2, w = 3, z = 4
• Vektor
Setiap matriks yang terdiri dari satu kolom
dan beberapa baris disebut sebagai vektor
kolom.
1
𝑐12 = 1 1 2 3 = 1(1) + 1(3) + 2(2) = 8
2
1
𝑐21 = 2 1 3 2 = 2(1) + 1(2) + 3(1) = 7
1
1
𝑐22 = 2 1 3 3 = 2(1) + 1(3) + 3(2) = 11
2
5 8
C=
7 11
Contoh kasus
• Sebuah perusahaan minyak memproduksi tiga jenis bensin:
bensin premium tanpa timbal, bensin reguler tanpa timbal,
dan bensin reguler bertimbal. ketiga jenis bensin tersebut
diproduksi dengan menggabungkan dua tipe minyak
mentah: minyak mentah 1 dan minyak mentah 2.
banyaknya galon dari minyak mentah yang diperlukan
perusahaan tertera pda tabel di bawah ini:
Minyak Premium Reguler Reguler
Mentah Tanpa Timbal Tanpa Timbal Bertimbal
1 3 2 1
4 3 4
2 1 1 3
4 3 4
• dari informasi ini, kita bisa temukan jumlah dari kedua tipe
minyak mentah yang dibutuhkan perusahaan berdasarkan
banyaknya jumlah bensin yang diproduksi.
• sebagai contoh, jika perusahaan ingin memproduksi 10
galon bensin premium tanpa timbal, 6 galon bensin reguler
tanpa timbal, dan 5 galon bensin reguler bertimbal, maka
minyak mentah yang dibutuhkan perusahaan akan
menjadi:
3 2 1
• Minyak mentah 1 = ( ) (10) + ( )(6) + ( )(5) = 12,75
4 3 4
galon
1 1 3
• Minyak mentah 2 = ( )(10) + ( )(6) + ( ) (5) = 8,25
4 3 4
galon
• Secara umum, didefinisikan:
• PTT = Galon setiap premium tanpa timbal
• RTT = Galon reguler tanpa timbal
• RT = Galon reguler bertimbal
• 𝑀1 = Galon minyak mentah 1
• 𝑀2 = Galon minyak mentah 2
Kemudian, hubungan antar variabel dapat dituliskan sbb:
3 2 1
𝑀1 = ( ) PTT+ ( )RTT+ ( )RT
4 3 4
1 1 3
𝑀2 = ( )PTT + ( )RTT + ( )RT
4 3 4
Menggunakan perkalian matriks, hubungan antar variabel tsb dituliskan
menjadi:
3 2 1
𝑀1 𝑃𝑇𝑇
4 3 4
= 𝑅𝑇𝑇
𝑀2 1 1 3
4 3 4 𝑅𝑇
Sifat-sifat perkalian matriks
❖ Baris ke-i dari AB = (baris ke-i dari A)B
Contoh:
1 1
1 1 2
A= B= 2 3
2 1 3
1 2
5 8
AB =
7 11
Maka, baris ke-1 dari AB = (baris ke-1 dari A)B
1 1
1 1 2 2 3 = 5 8
1 2
❖ Kolom ke-j dari AB = A(kolom ke-j dari B)
Contoh:
Kolom ke-2 dari AB = A(kolom ke-2 dari B)
1
1 1 2 8
3 =
2 1 3 11
2
1
9
1 1 2
1 2
A|b = 0 −1 3
−1
1
0 −2 3
2
2
Baris ke 1 = -1(baris 2) + baris 1
5
7
1 0 6
1 2
A|b = 0 −1 −1
3 1
0 −2 3
2
2
Baris ke 3 = 2(baris 2) + baris 3
5
7
1 0 6
1 2
A|b = 0 −1 3
−1
5
0 0 5
2
6
6
Kalikan baris ke 3 dengan
5
5 7
1 0 6 2
A|b = 0 −1 1
−1
0 0 3
1 3
5
Baris 1 = - (baris 3) + baris 1
6
1 0 0 1
1
A|b = 0 −1 3
−1
0 0 1 3
1
Baris 2 = - (baris 3) + baris 2
3
1 0 0 1
A|b = 0 1 0 2
0 0 1 3
Setelah melakukan OBE pada matriks diatas, didapatkan
1 0 0 1
0 1 0 2
0 0 1 3
• Matriks tersebut berkoresponden dengan SPL sehingga:
𝑥1 = 1
𝑥2 = 2
𝑥3 = 3
Sehingga dapat diketahui SPL tersebut memiliki solusi
tunggal.
Soal
• Carilah solusi sistem persamaan linear berikut menggunakan
metode Gauss Jordan!
3𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 = 11
2𝑥1 + 3𝑥2 − 𝑥3 = 5
3𝑥1 − 2𝑥2 + 3𝑥3 = 8
Langkah-Langkah Metode Gauss-Jordan
Step 1
Untuk memecahkan Ax=b, perbesar matrix
A|b
StepTulislah
4 sistem persamaan A’x = b’ yang bersesuaian
dengan matrix A’|b’ diperoleh ketika step 3 sudah komplit.
Kemudian, A’x = b’ akan mempunyai solusi yang sama dengan
Ax=b.
Variabel dasar dan solusi untuk sistem persamaan
linier
Untuk mendeskripsikan solusi untuk A’x = b’ (dan Ax=b),
kita butuh untuk mendefinisikan konsep basic variable dan
nonbasic variable.
• x1+x2+x4=3 • x1 +x2 =1
x2+x3=4 2x1 +x2 =3
x1+2x2+x3+ x4=8 3x1 +2x2 =4
• x1+x2+x4=3
x2+x3=4
x1+2x2+x3+ x4=8
1 1 0 1 3 1 1 0 1 3 B 1 – B 2
0 1 1 0 4 B3 – B1 0 1 1 0 4
B3 – B2
1 2 1 1 8 0 1 1 0 5
1 0 1 1 1
0 1 1 0 4
0 0 0 0 1 HAS
NO
SOLUTION
• x1 +x2 =1
2x1 +x2 =3
3x1 +2x2 =4
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 3 B2 – 2B1 0 1 1 0 1 1
-B2
3 2 4 B3 – 3B1 0 1 1 0 1 1
B3 – B 1 1 0 2
0 1 1 Unique
solution
0 0 0
BEBAS LINIER, TAK BEBAS LINIER, DAN RANK PADA
MATRIKS
Langkah-langkahnya :
➢ Dibuat suatu matrik invers dengan elemen-
elemen matrik permisalan sehingga mendapatkan
suatu persamaan jika dilakukan perkalian dengan
matriknya.
Langkah-langkah :
➢ Dilakukan OBE pada A I hingga diperoleh I A
-1
a11 a12
A
a 21 a 22
Jika baris ke i dan kolom j dibuang, maka A ij
disebut minor ke ij dari matrik A.
M ij Aij
K ij (1) i+j
Aij
Contoh soal :
1. Carilah matrik invers dari :
3 7
A
2 5
Jawab :
1
Cara 1) A.A I
Misalkan :
1 a b 3 7 a b = 1 0
A 2 5 0 1
c d c d
3a 7c 3b 7d 1 0
2a 5c 2b 5d 0 1
3a 7c 1 3b 7d 0
2a 5c 0 2b 5d 1
3a 7c 1 x 2 6a 14c 2
2a 5c 0 x 3 6a 15c 0
-c 2
c -2
2a 5c 0
2a 5c 10
a 5
3b 7d 0 x2 6b 14d 0
2b 5d 1 x3 6b 15d 3
d 3
d3
2b 5d 1 b 7
a b 5 7
1
A
c d 2 3
Cara 2)
(A | I) OBE (I | A-1)
3 7 1 0 1
b( )
1 3
1 7
3
1
3 0 b21 (2)
2 5 0 1
2 5 0 1
1 7
3
1
3 0 b 2 (3) 1 73 1
3 0 b12 ( 73 )
0
1
3 - 32 1 0 1 -2 1
1 0 5 -7 5 -7
0 1 -2 1 A
-1
-2 1
Cara 3) :
1
A
-1
adj(A)
A
a b d -b
Untuk matrik A , maka adj(A)
c d -c a
1 5 7 5 7
A
-1
1 2 3 2 3
2. Cari matrik invers dengan OBE dari matrik
berikut
1 2 :
A
3 4
Jawab :
OBE
(A | I) (I | A-1)
1 2 1 0 B21(-3) 1 2 1 0 B2(-1/2)
3 4 0 1 0 -2 1
-3
1 2 1 0 B12(-2) 1 0 -2 1
0 1 1 12 - 12 0 1 1 12 - 12
-2 1
Jadi A -1
1 1
1 2 - 2
DETERMINAN
• Terkait dengan matriks persegi A (m x m) bilangan disebut
determinan dari A bila ditulis det A atau |A| . Untuk matriks
1 x 1, det A=a11. Untuk matriks 2x2, det A=a11a22 – a21a12. Untuk
matriks umum m x m, kita bisa menemukan det A dengan aplikasi
diulang pada rumus berikut (valid untuk i=1,2,...,m);
1 5 0
A 2 4 1
0 2 0
1. 5 1 2 4
1 0 2 3
A ; Det A ?
1 1 6 1
1 0 0 4
2. 2 3 2
A 2 2 1 ; A-1 ?
1 2 2
• 𝑣1 = 0, 3, 1, −1
• 𝑣2 = 6, 0, 5, 1
• 𝑣3 = 4, −7, 1, 3
Tunjukanlah bahwa V membentuk himpunan tak bebas
linear!