Anda di halaman 1dari 64

RISET OPERASI

Basic Linear Algebra


Kompetensi yang akan dicapai
• Mampu memahami dan melakukan operasi yang terdapat
dalam matriks.
• Mampu memahami metode Gauss Jordan.
• Mampu memahami Operasi Baris Elementer.
• Mampu memecahkan sistem persamaan linear yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
metode Gauss Jordan.
• Mampu memahami bebas linear dan tak bebas linear pada
matriks.
• Mampu memahami invers dan determinan pada matriks.
Matriks dan Vektor
• Matriks
Matriks adalah sekumpulan bilangan atau
simbol berbentuk persegi panjang yang disusun
dalam baris dan kolom.

Contoh:
1 2
1 2 −1
A= , B= , C= 1 2 3 , D = −3 0
3 4 2
4 −5
Ukuran sebuah matriks dinyatakan dalam satuan ordo.

Jika matriks A memiliki m banyaknya baris dan


n banyaknya kolom, maka kita sebut m x n
sebagai ordo dari matriks A.

Matriks A berukuran m x n dapat dituliskan sebagai berikut:


𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
A= ⋮ ⋮

𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛
Nomor baris ke-i dan kolom ke-j disebut
dengan elemen ke-ij dari matriks A dan ditulis
dengan 𝑎𝑖𝑗

contoh:
1 2
Jika A = , maka 𝑎11 = 1, 𝑎12 = 2, 𝑎21 = 3, 𝑎𝑖𝑗 = 4
3 4
Dua matriks A dan matriks B bernilai sama, jika
dan hanya jika A dan B memiliki ordo yang sama
dan untuk semua elemen i dan j, 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗

contoh:
−1 2 𝑥 𝑦
Jika A = dan B =
3 4 𝑤 𝑧
Maka A = B jika dan hanya jika x = -1, y = 2, w = 3, z = 4
• Vektor
Setiap matriks yang terdiri dari satu kolom
dan beberapa baris disebut sebagai vektor
kolom.

Banyaknya baris dalam vektor kolom disebut dengan


dimensi dari vektor kolom.
Sehingga,
1
2
Dapat dimengerti sebagai matriks 2 x 1 atau vektor kolom
dua dimensi.
Setiap matriks yang terdiri dari satu baris dan beberapa
kolom disebut dengan vektor baris.
Banyaknya kolom dalam vektor baris disebut dengan
dimensi dari vektor baris.
Sehingga,
−1 6 3
Dapat dilihat sebagai matriks 1 x 3 atau vektor baris tiga
dimensi.
Setiap vektor yang berdimensi-m akan sesuai dengan segmen
garis yang diarahkan pada bidang m-dimensi, sebagai contoh
1
pada bidang dua dimensi, vektor u =
2
0
sesuai dengan segmen garis yang menghubungkan titik ke titik
0
1
2
1 1
Segmen garis diarahkan sesuai dengan u = ,v= ,w=
2 −3
−1
−2
• tergambarkan pada gambar
Operasi Matriks
• Perkalian skalar pada matriks
Jika diberikan matriks A dan sebuah skalar c , maka cA
dihasilkan dari perkalian pada setiap elemen yang terdapat
pada matriks A dengan skalar c
Contoh:
1 2
Jika A = , maka 3A adalah?
3 4
Kalikan setiap elemen pada matriks A dengan 3
1 (3) 2(3)
3A =
3 (3) 4(3)
3 6
=
9 12
• Penjumlahan pada matriks
Matriks A = 𝑎𝑖𝑗 dan B = 𝑏𝑖𝑗 adalah dua buah matriks
dengan ordo yang sama. Maka hasil dari A + B adalah matriks
berukuran m x n dengan elemen ke-ij adalah 𝑎𝑖𝑗 +𝑏𝑖𝑗
Contoh:
1 2 4−5
A= B=
3 4 0 2
1 + 4 2 + (−5)
Maka, A + B =
3+0 4+2
5 −3
=
3 6
• Matriks Transpos
Jika diberikan matriks
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
A= ⋮ ⋮

𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛
Transpos dari matriks A ditulis dengan 𝐴𝑇 menjadi matriks
berukuran n x m
𝑎11 𝑎21 … 𝑎𝑚1
𝑎12 𝑎22 … 𝑎𝑚2
𝐴 = ⋮
𝑇


𝑎1𝑛 𝑎2𝑛 … 𝑎𝑚𝑛
Contoh:
1 2
1 −3 4
Jika A = −3 0 , maka 𝐴𝑇 =
2 0 −5
4 −5
1 2
(𝐴𝑇 )𝑇 = −3 0
4 −5
Dan dapat diketahui bahwa (𝐴𝑇 )𝑇 = A
• Perkalian matriks
Jika diberikan matriks A dan B, matriks hasil perkalian dari
matriks A dan B atau yang ditulis dengan AB didefinisikan
jika dan hanya jika:

Jumlah kolom pada matriks A = Jumlah baris pada matriks B

Jika matriks C merupakan matriks hasil AB maka,


Elemen ke-ij pada matriks C = hasil perkalian skalar antara
baris ke-i pada A x kolom ke-j pada B
Contoh Perkalian Matriks
• Hitunglah C = AB
1 1
1 1 2
Jika A = B= 2 3
2 1 3
1 2
Jawab:
Karena matriks A berukuran 2 x 3 dan matriks B berukuran 3 x 2,
maka matriks C akan berukuran 2 x 2.
𝑐11 𝑐12
C= 𝑐
21 𝑐22
1
𝑐11 = 1 1 2 2 = 1(1) + 1(2) + 2(1) = 5
1

1
𝑐12 = 1 1 2 3 = 1(1) + 1(3) + 2(2) = 8
2
1
𝑐21 = 2 1 3 2 = 2(1) + 1(2) + 3(1) = 7
1
1
𝑐22 = 2 1 3 3 = 2(1) + 1(3) + 3(2) = 11
2
5 8
C=
7 11
Contoh kasus
• Sebuah perusahaan minyak memproduksi tiga jenis bensin:
bensin premium tanpa timbal, bensin reguler tanpa timbal,
dan bensin reguler bertimbal. ketiga jenis bensin tersebut
diproduksi dengan menggabungkan dua tipe minyak
mentah: minyak mentah 1 dan minyak mentah 2.
banyaknya galon dari minyak mentah yang diperlukan
perusahaan tertera pda tabel di bawah ini:
Minyak Premium Reguler Reguler
Mentah Tanpa Timbal Tanpa Timbal Bertimbal
1 3 2 1
4 3 4
2 1 1 3
4 3 4
• dari informasi ini, kita bisa temukan jumlah dari kedua tipe
minyak mentah yang dibutuhkan perusahaan berdasarkan
banyaknya jumlah bensin yang diproduksi.
• sebagai contoh, jika perusahaan ingin memproduksi 10
galon bensin premium tanpa timbal, 6 galon bensin reguler
tanpa timbal, dan 5 galon bensin reguler bertimbal, maka
minyak mentah yang dibutuhkan perusahaan akan
menjadi:
3 2 1
• Minyak mentah 1 = ( ) (10) + ( )(6) + ( )(5) = 12,75
4 3 4
galon
1 1 3
• Minyak mentah 2 = ( )(10) + ( )(6) + ( ) (5) = 8,25
4 3 4
galon
• Secara umum, didefinisikan:
• PTT = Galon setiap premium tanpa timbal
• RTT = Galon reguler tanpa timbal
• RT = Galon reguler bertimbal
• 𝑀1 = Galon minyak mentah 1
• 𝑀2 = Galon minyak mentah 2
Kemudian, hubungan antar variabel dapat dituliskan sbb:
3 2 1
𝑀1 = ( ) PTT+ ( )RTT+ ( )RT
4 3 4
1 1 3
𝑀2 = ( )PTT + ( )RTT + ( )RT
4 3 4
Menggunakan perkalian matriks, hubungan antar variabel tsb dituliskan
menjadi:
3 2 1
𝑀1 𝑃𝑇𝑇
4 3 4
= 𝑅𝑇𝑇
𝑀2 1 1 3
4 3 4 𝑅𝑇
Sifat-sifat perkalian matriks
❖ Baris ke-i dari AB = (baris ke-i dari A)B
Contoh:
1 1
1 1 2
A= B= 2 3
2 1 3
1 2
5 8
AB =
7 11
Maka, baris ke-1 dari AB = (baris ke-1 dari A)B
1 1
1 1 2 2 3 = 5 8
1 2
❖ Kolom ke-j dari AB = A(kolom ke-j dari B)
Contoh:
Kolom ke-2 dari AB = A(kolom ke-2 dari B)
1
1 1 2 8
3 =
2 1 3 11
2

❖ Perkalian matriks bersifat asosiatif.


Yaitu, jika A(BC) = (AB)C
Contoh:
2 3 2
A= 1 2, B= , C=
4 5 1
AB = 10 13 dan (AB)C = 33
Perkalian Matriks menggunakan Excel
Untuk melakukan perkalian matriks, akan lebih mudah jika
menggunakan fungsi MMULT pada Excel. Dengan mengikuti
step sebagai berikut: (lihat gambar)
Step 1
Masukkan matriks A dan B pada D2:F3 dan D5:E7
berurutan.
Step 2
Pilih barisan (D9:E10) dimana hasil perkalian AB akan
ditampilkan.
Step 3
Dalam sudut kiri atas kotak yang telah dipilih, ketiklah
rumus =MMULT(D2:F3;D5:E7), kemudian tekan Control
Shift Enter (tidak hanya enter saja), dan hasil perkalian yang
diinginkan akan terhitung.
Metode Gauss Jordan untuk
menyelesaikan SPL

Dengan menggunakan metode Gauss Jordan, sistem


persamaan linear harus mencakup salah satu dari kasus di
bawah ini:
• Kasus 1 : SPL tidak memiliki solusi
• Kasus 2 : SPL memiliki solusi tunggal
• Kasus 3 : SPL memiliki banyaknya tak hingga solusi
Operasi Baris Elementer (OBE)
• OBE adalah proses mentransformasi matriks A menjadi
matriks A’ melalui salah satu operasi di bawah ini:
❖ OBE Tipe 1
A’ didapatkan dari perkalian suatu baris dengan skalar bukan
nol.
Contoh:
1 2 3 4 𝐵2 (3) 1 2 3 4
A= 1 3 5 6 A’ = 3 9 15 18
0 1 2 3 OBE 0 1 2 3
• OBE Tipe 3
Tukarkan suatu baris ke-i dengan baris lainnya.
Contoh:
1 2 3 4 𝐵3 𝐵2 1 2 3 4
A= 1 3 5 6 A’ = 0 1 2 3
0 1 2 3 OBE 1 3 5 6
Menemukan Solusi SPL dengan Metode Gauss
Jordan
Metode Gauss Jordan menggunakan Operasi Baris Elementer
(OBE) untuk menyelesaikan SPL, contoh kasusnya adalah sbb:
Diberikan sistem persamaan linear:
2𝑥1 + 2𝑥2 + 𝑥3 = 9
2𝑥1 − 𝑥2 − 2𝑥3 = 6
𝑥1 − 𝑥2 + 2𝑥3 = 5
Carilah solusi dari sistem persamaan linear tsb!
Jawab: buat matriks diperbesar A|b:
2 2 1 9
A|b = 2 −1 −2 6
1 −1 2 5
Lakukan OBE sampai matriks A menjadi sebuah matriks identitas
1
• Kalikan baris pertama dengan ( )
2
1 9
1 1
2 2
A|b = 2 −1 −2 6
1 −1 2 5
• Baris ke 2 = -2(baris 1) + baris 2
1 9
1 1
2 2
A|b = 0 −3 1 −3
1 −1 2 5
Baris ke 3 = -1(baris 1) + baris 3
1 9
1 1 2 2
A|b = 0 −3 1 −3
0 −2 3 1
2 2
1
• Baris ke 2 dikalikan dengan
3

1
9
1 1 2
1 2
A|b = 0 −1 3
−1
1
0 −2 3
2
2
Baris ke 1 = -1(baris 2) + baris 1
5
7
1 0 6
1 2
A|b = 0 −1 −1
3 1
0 −2 3
2
2
Baris ke 3 = 2(baris 2) + baris 3
5
7
1 0 6
1 2
A|b = 0 −1 3
−1
5
0 0 5
2
6

6
Kalikan baris ke 3 dengan
5

5 7
1 0 6 2
A|b = 0 −1 1
−1
0 0 3
1 3
5
Baris 1 = - (baris 3) + baris 1
6

1 0 0 1
1
A|b = 0 −1 3
−1
0 0 1 3
1
Baris 2 = - (baris 3) + baris 2
3
1 0 0 1
A|b = 0 1 0 2
0 0 1 3
Setelah melakukan OBE pada matriks diatas, didapatkan
1 0 0 1
0 1 0 2
0 0 1 3
• Matriks tersebut berkoresponden dengan SPL sehingga:
𝑥1 = 1
𝑥2 = 2
𝑥3 = 3
Sehingga dapat diketahui SPL tersebut memiliki solusi
tunggal.
Soal
• Carilah solusi sistem persamaan linear berikut menggunakan
metode Gauss Jordan!
3𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 = 11
2𝑥1 + 3𝑥2 − 𝑥3 = 5
3𝑥1 − 2𝑥2 + 3𝑥3 = 8
Langkah-Langkah Metode Gauss-Jordan
Step 1
Untuk memecahkan Ax=b, perbesar matrix
A|b

Step 2 Kemudian untuk mendapatkan


baris, kolom, dan entry baru
Pada setiap tahap, tetapkan
dengan bergeser satu baris dan
baris, kolom, dan entry pada
satu kolom ke kanan, dan lanjut
setiap kolom dan baris. ke step 3. jika a11=0, maka
Dimulai dari baris 1, kolom lakukan ERO tipe 3 dengan
1, dan a11 sebagai entry yang melibatkan baris dan kolom yang
dipilih. Jika a11 adalah bukan dipilih yang mengandung
0, maka gunakan ERO untuk bilangan bukan 0 pada kolom.
mengubah kolom 1 Gunakan ERO untuk mengubah
menjadi 1  kolom 1 menjadi
0  1 
  0 
   
   
0   
0 
Kemudian, didapat baris baru, kolom, dan entry
dengan memindahkan ke bawah satu baris dan satu kolom
ke kanan. Lanjut ke step 3. Jika tidak ada bilangan yang
bukan 0 pada kolom pertama, kemudian didapat kolom
baru dan entry dengan memindahkan satu kolom ke
kanan. Kemudian lanjut ke step 3.
Step 3

(a) Jika entry yang baru adalah bilangan bukan 0, maka


gunakan ERO untuk mengubahnya menjadi 1 dan entry
sisanya menjadi 0. Ketika sudah selesai, didapat baris,
kolom, dan entry yang baru. Jika tidak terjadi, maka
berheti. Sebaliknya, ulangi step 3.
(b) jika entry yang dipilih adalah 0, kemudian lakukan ERO tipe
3 dengan baris yang dipilih dan baris manapun yang
mengandung bilangan bukan 0 pada kolom. Kemudian
gunakan ERO untuk mengubah entry yang dipilih menjadi 1
dan entry sisa pada kolom yang dipilih menjadi 0. Ketika sudah
selesai, didapat baris, kolom, dan entry yang baru. Jika ini tidak
terjadi, maka berhentilah. Sebaliknya, ulangi step 3
(c) Jika kolom yang dipilih mempunyai bilangan 0, maka didapat
kolom dan entry yang baru, dan ulangi step 3. Jika tidak
terjadi, kemudian berhentilah.

StepTulislah
4 sistem persamaan A’x = b’ yang bersesuaian
dengan matrix A’|b’ diperoleh ketika step 3 sudah komplit.
Kemudian, A’x = b’ akan mempunyai solusi yang sama dengan
Ax=b.
Variabel dasar dan solusi untuk sistem persamaan
linier
Untuk mendeskripsikan solusi untuk A’x = b’ (dan Ax=b),
kita butuh untuk mendefinisikan konsep basic variable dan
nonbasic variable.

Setelah metode Gauss-Jordan telah diterapkan untuk setiap


sistem linier, sebuah variabel yang muncul dengan sebuah koefisien
1 pada persamaan tunggal dan sebuah koefisien 0 pada semua
persamaan lainnya disebut sebagai basic variable. Setiap variabel
yang bukan variabel basis disebut nonbasic variable.

Kita biarkan himpunan variabel basis untuk A’x = b’ dan


NBV menjadi himpunan nonbasic variable untuk A’x = b’. Karakter
solusi untuk A’x = b’ tergantung pada kasus yang mana yang akan
terjadi berikut:
Kasus 1

A’x = b’ mempunyai setidaknya satu baris dari bentuk


[0 0....0|c] (c ≠ 0). Kemudian Ax=b tidak mempunyai
solusi. Sebagai contoh pada kasus 1, misalkan ketika metode
Gauss-Jordan diterapkan untuk sistem Ax=b, matrix berikut
diperoleh:
1 0 0 2 1
0 1 0 2 1 

A' | b'  0 0 1 3  1
 
0 0 0 0 0
0 0 0 0 2 
Pada kasus ini, A’x = b’ (dan Ax=b) tidak mempunyai
solusi.
Kasus 2

Misalkan kasus 1 tidak diterapkan dan himpunan NonBasic


Variable kosong. Kemudian A’x = b’ (dan Ax=b) akan
mempunyai solusi unik. Untuk mengilustrasikanya, kita ingat
bahwa dalam memecahkan
2x1 + 2x2 + x3 = 9
2x1 - x2 + 2x3 = 6
x1 - x2 + 2x3 = 5
Dengan metode Gauss-Jordan menghasilkan
1 0 0 1 
 
A' | b'  0 1 0 2
0 0 1 3

Pada kasus ini, BV ={ x1, x2, x3 }dan NBV adalah kosong. Kemudian
solusi unik untuk A’x = b’ (dan Ax=b) adalah x1=1 , x2=2 , x3=3
Kasus 3

Misalkan kasus 1 tidak diterapkan dan NBV tidak kosong.


Kemudian A’x = b’ (dan Ax=b) akan menghasilkan solusi tak
terhingga. Untuk memperoleh ini, pertama tetapkan setiap
nonbasic variable semaunya. Kemudian pecahkan nilai dari setiap
basic variable pada istilah nonbasic variable, sebagai contoh
misalkan,
1 0 0 1 1 3
0 
1 0 2 0 2
A' | b'  
0 0 1 0 1 1
 
0 0 0 0 0 0
Karena Kasus 1 tidak berlaku , dan BV { x1 , x2 , x3 } dan NBV
{ x4 , x5 } , kita memiliki Contoh Kasus 3 : A’x = b’ (dan Ax=b)
akan memiliki solusi tak terbatas. Untuk melihat seperti apa
solusinya, dituliskan A’x = b’:
x1+x4+x5=3
x2+x4+x5=2
x3+x5=1
0x1+0x2+0x3+0x4+0x5=0
Sekarang tetapkan nonbasic variabel ( x4 dan x5 )
nilai misal c dan k , dengan x4=c danx5=k . Dari ( 15.1 ) ,
kita bisa lihat bahwa x1=3-c-k . Dari ( 15.2 ) , kita
menemukan bahwa x2=2-2c . Dari ( 15.3 ) , kita menemukan
bahwa x3=1- k . Karena ( 15.4 ) berlaku untuk semua nilai
dari variabel , x1=3-c-k , x2=2-2c, x3=1- k , x4=c , dan x5=k
, untuk setiapnilai c dan k , menjadi solusi untuk A’x = b’
(dan Ax=b)
Ax=b
mempunyai
satu solusi
YES unik
Apakah
Cari BV
NBV
dan NBV
kosong? Ax=b
Apakah N N
A’|b’ tidak
mempunya
O O mempunya
i baris i solusi
[0 0 ... 0 YES tunggal
|c] (c≠0)?
Ax=b
tidak
mempun
yai solusi
Try some Problems!
Use the Gauss–Jordan method to determine whether each of
the following linear systems has no solution , a unique
solution, or an infinite number of solutions. Indicate the
solutions (if any exist).

• x1+x2+x4=3 • x1 +x2 =1
x2+x3=4 2x1 +x2 =3
x1+2x2+x3+ x4=8 3x1 +2x2 =4
• x1+x2+x4=3
x2+x3=4
x1+2x2+x3+ x4=8

1 1 0 1 3 1 1 0 1 3  B 1 – B 2
 0 1 1 0 4  B3 – B1 0 1 1 0 4 
    B3 – B2
1 2 1 1 8 0 1 1 0 5

1 0  1 1  1
0 1 1 0 4 
 
0 0 0 0 1  HAS
NO
SOLUTION
• x1 +x2 =1
2x1 +x2 =3
3x1 +2x2 =4

1 1 1  1 1 1 1 1 1 
2 1 3 B2 – 2B1 0  1 1 0 1  1
-B2
     
3 2 4 B3 – 3B1 0  1 1 0  1 1 

B3 – B 1 1 0 2 
0 1 1  Unique
  solution
0 0 0
BEBAS LINIER, TAK BEBAS LINIER, DAN RANK PADA
MATRIKS

• Himpunan V pada vektor dimensi-m adalah bebas linier


jika hanya kombinasi linier vektor pada V=0 adalah
kombinasi linier trival.
• Himpunan V pada vektor dimensi-m adalah tak bebas
linier jika ada kombinasi linier tidak trivial pada vektor V
yang menambahkan sampai 0.
• Misal matriks A adalah matriks m x n, dan tunjukkan baris
pada A dengan r1,r2,...,rm. Dan juga definisikan
R={r1,r2,...,rm}. Rank pada A adalah jumlah vektor di
bagian bebas linier terbesar untuk matriks A. Biarkan hasil
akhir menjadi matriks A. Kemudian rankA = rank
A
Contoh soal:
Tentukanlah apakah vektor-vektor
v1 ={1,-2,3) , v2=(5,6,-1) , v3=(3,2,1)
Membentuk himpunan takbebas linear atau himpunan bebas
linear?
Pemecahan. Pada ruas komponen –komponen vektor
k1v1 + k2 v2 + k3 v3=0
Menjadi
k1(1,-2,3)+ k2(5,6,-1)+ k3(3,2,1)=(0,0,0)
atau secara ekivalen menjadi
(k1 +5 k2 +3 k3, -2 k1 +6 k2 +2 k3, 3k1 - k1 + k3)=(0,0,0)
Dengan menyamakan komponen yang bersesuaian akan
memberikan
k1 +5 k2 +3k3 =0
-2 k1 +6 k2 +2 k3 =0
3k1 - k1 + k3 =0
Jadi v1, v2, v3 membentuk himpunan takbebas linear
jika sistem ini mempunyai pemecahan taktrivial, atau
membentuk himpunan bebas linear jika sistem tersebut
haya mempunyai pemevahan trivial. Dengan memecahkan
sistem ini maka akan menghasilkan
k1 = t
2 k2= t 2 k3 =t
Jadi sistem tersebut mempunyai pemecahan
taktrivial dan v1, v2, v3 membentuk himpunan takbebas
linear
RANK PADA MATRIKS
Rank matriks dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu
matriks itu singular atau non singular. Jika A matriks bujur sangkar
dengan dimensi nxn, maka:
• Matriks A adalah nonsingular (mempunyai invers) apabila rank(A)
=n
• Matriks A adalah singular ( tidak mempunyai invers) apabila rank
(A) < n
Ada beberapa sifat rank matriks yaitu:
• Jika matriks A berukuran mxn, maka:
rank(A) = rank (AT)
• Jika A matriks berukuran mxn, maka vektor baris matriks A adalah
bebas linier jika dan hanya jika
rank (A)= n
• Jika A matriks ukuran mxn, maka vektor kolom matriks A adalah
bebas linier jika dan hanya jika
rank(A) = m
INVERS MATRIKS

• Untuk matriks A (m x m) yang diberikan , jika AB =BA =


Im, kemudian B adalah invers dari A (ditulis B = A-1).
Metode Gauss Jordan membalikkan sebuah matriks A m x
m untuk mendapatkan A-1 adalah sebagai berikut:
• Step 1 tulislah Matriks A|Im
• Step 2 gunakan ERO untuk mengubah A|Im menjadi Im|B.
Ini akan menjadi mungkin jika rank A = m. Pada kasus ini,
B = A-1. Jika rank A m, maka A tidak mempunyai invers.
A A-1 = A-1 A = I
1) Mencari invers dengan definisi

Langkah-langkahnya :
➢ Dibuat suatu matrik invers dengan elemen-
elemen matrik permisalan sehingga mendapatkan
suatu persamaan jika dilakukan perkalian dengan
matriknya.

➢ Perkalian matrik dengan matrik inversnya


menghasilkan matrik identitas

➢ Dilakukan penyelesaian persamaan melalui


eliminasi ataupun substitusi sehingga diperoleh
nilai elemen-elemen matrik invers.
2) Mencari invers dengan OBE (Operasi Baris
Elementer)
I A 
OBE
A I  -1

Langkah-langkah :
➢ Dilakukan OBE pada  A I  hingga diperoleh  I A 
-1

dengan memperhatikan definisi operasi berikut:


bij  menukar baris ke i dengan baris ke j
bi (p)  mengalikan baris ke i dengan p  0
bij (p)  bi  pb j
 ganti baris ke i dengan baris baru yang
merupakan baris ke i ditambah dengan
baris ke j yang dikalikan dengan p.
3) Mencari Invers dengan Matrik Adjoint
1
A 
-1
adj(A)
A
Langkah-langkah :
➢ Hitung |A| ≠ 0
➢ Cari matrik adjoint dengan terlebih dahulu
menentukan matrik kofaktor.
➢ Matrik adjoint merupakan matrik transpose dari
matrik kofaktor.
➢ Matrik invers diperoleh dengan mengkalikan matrik
adjoint dengan seper-determinan
Matrik kofaktor dan matrik adjoint

 a11 a12 
A 
 a 21 a 22 
Jika baris ke i dan kolom j dibuang, maka A ij
disebut minor ke ij dari matrik A.

M ij  Aij

Kofaktor ke ij dari matrik A adalah :

K ij  (1) i+j
Aij
Contoh soal :
1. Carilah matrik invers dari :

3 7 
A 
 2 5
Jawab :
1
Cara 1) A.A I
Misalkan :

1 a b  3 7   a b  = 1 0 
A    2 5   0 1
 c d    c d   
3a  7c 3b  7d  1 0 
 2a  5c 2b  5d   0 1
   
3a  7c  1 3b  7d  0
2a  5c  0 2b  5d  1
3a  7c  1 x 2  6a  14c  2
2a  5c  0 x 3  6a  15c  0
-c  2
c  -2
2a  5c  0
2a  5c  10
a 5
3b  7d  0 x2  6b  14d  0
2b  5d  1 x3  6b  15d  3
 d  3
d3

2b  5d  1  b  7

a b   5  7 
1
A    
 c d    2 3 
Cara 2)
(A | I) OBE (I | A-1)
3 7 1 0  1
b( )
1 3
1 7
3
1
3 0 b21 (2)
 2 5 0 1  
   2 5 0 1

1 7
3
1
3 0 b 2 (3) 1 73 1
3 0 b12 ( 73 )
   
0
1
3 - 32 1 0 1 -2 1

1 0 5 -7   5 -7 
0 1 -2 1 A 
-1

  -2 1 
Cara 3) :
1
A 
-1
adj(A)
A
a b   d -b 
Untuk matrik A    , maka adj(A)   
c d   -c a 

1 5  7  5  7
A  
-1
  
1  2 3   2 3
2. Cari matrik invers dengan OBE dari matrik
berikut
1 2 :
A 
 3 4 
Jawab :
OBE
(A | I) (I | A-1)
1 2 1 0 B21(-3) 1 2 1 0 B2(-1/2)
3 4 0 1  0 -2 1
   -3 

1 2 1 0  B12(-2) 1 0 -2 1
0 1 1 12 - 12  0 1 1 12 - 12 
   

 -2 1
Jadi A -1
  1 1
1 2 - 2 
DETERMINAN
• Terkait dengan matriks persegi A (m x m) bilangan disebut
determinan dari A bila ditulis det A atau |A| . Untuk matriks
1 x 1, det A=a11. Untuk matriks 2x2, det A=a11a22 – a21a12. Untuk
matriks umum m x m, kita bisa menemukan det A dengan aplikasi
diulang pada rumus berikut (valid untuk i=1,2,...,m);

• Det A = (-1)i+1ai1(det Ai1) + (-1)i+2a12(detAi2) +...+(-1)i+maIm(detAim)

Aij adalah ke-ij pada A, dimana matriks (m – 1) x (m-1)


• Disini
diperoleh dari A setelah menghapuskan baris ke-i dan kolom ke-j
pada A.
Contoh soal:
Tentukan determinan matriks berikut!

1 5 0

A  2 4  1 
0  2 0 

det A= (1). (-1)1+1 M11 +(5). (-1)1+2 M12 + (0). (-1)1+3


M13
4 1  1 + (0). (-1)1+3 2
det A= (1). (-1)2 +(5). (-1)1+2 2 4
2 0 0 0 0 2
=(1)(1)(0-2) + (5)(-1)(0-0) + (0)(1) (-4-0)
= -2
Let’s try some exercises!

1. 5 1 2 4
 1 0 2 3 
A ; Det A ?
1 1 6 1
 
1 0 0  4

2. 2 3 2

A  2 2 1  ; A-1 ?

1 2 2
• 𝑣1 = 0, 3, 1, −1
• 𝑣2 = 6, 0, 5, 1
• 𝑣3 = 4, −7, 1, 3
Tunjukanlah bahwa V membentuk himpunan tak bebas
linear!

Anda mungkin juga menyukai