Anda di halaman 1dari 35

KESEHATAN

REPRODUKSI
REMAJA

Ns. Siti Rafingah, Skep. MKM


REPRODUKSI
APA ITU REPRODUKSI?
Reproduksi berasal dari kata:
re = kembali dan
produksi = membuat atau
menghasilkan
JADI reproduksi adalah
suatu proses kehidupan
manusia dalam
menghasilkan keturunan
demi kelestarian hidup.
Definisi-definisi1

◼ Remaja.
◼ 10-19 tahun, dan
◼ semua remaja tanpa memandang:
◼ jenis kelaminnya,
◼ status sosial,

◼ status hubungan dengan pasangannya,

◼ kemampuan mental dan fisiknya,

◼ status pendidikan, dan

◼ orientasi seksualnya.
◼ Pada umumnya, masa remaja adalah
◼ periode dimana individu merasa pada puncak kesehatannya, dan
◼ biasanya tidak melihat kesehatan sebagai suatu masalah yang
membutuhkan respons pelayanan.
◼ Namun, selanjutnya, remaja akan melalui masa yang memberikan
perubahan dramatik atas fisik dan emosionalnya.
◼ Apalagi masa remaja merupakan masa dimana mereka melakukan
eskplorasi atas berbagai hal, termasuk pencarian jati diri.
◼ Oleh karena itu, diasumsikan bahwa pada masa ini perilaku
pengambilan risiko terjadi secara signifikan/bermakna.
Definisi-definisi2

◼ Kesehatan reproduksi.
◼ Sesuai dengan definisi WHO:
“Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sehat fisik, mental dan sosial yang tidak
semata-mata karena terbebasnya dari
penyakit dan kesakitan pada semua yang
berhubungan sistem, fungsi dan proses-
proses kesehatan reproduksi.”
5 Komponen Program
Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan
• Keluarga Berencana Kesehatan
• Kesehatan Reproduksi Remaja Reproduksi
Esensial
• IMS/PMS, dan pengendalian (PKRE)+
infertilitas lansia
menjadi
• Kesehatan Lansia PKRK
Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR)
• Definisi Kesehatan Reproduksi
• Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
• Lingkup dan Komponen-komponen
Kesehatan Reproduksi Remaja

Sumber: FOCUS. Monitoring and Evaluating Adolescent Reproductive Health Programme


Tools Series 5, June 2000
Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja

“Kesejahteraan fisik dan mental pada


remaja laki-laki dan perempuan (usia 10-19
tahun) termasuk kemampuan untuk
memutuskan tidak berhubungan seks atau
hamil pada usia terlalu muda, serta
terbebas dari aborsi tidak aman, penyakit
menular seksual – termasuk HIV/AIDS,
kekerasan seksual dan perkosaan.”
(Sumber: Senderowitz –1995; WHO – 1998)
Lingkup dan Komponen KRR
• Meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi remaja;
• Merupakan hasil atau outcome dari kesehatan
reproduksi remaja, yaitu:
– Fertilitas
– Aborsi
– Kesakitan
• IMS/HIV
• ISR
• Anemia
– Kematian
– Status Gizi
Agar memiliki informasi yang benar mengenai
fungsi, peran &proses reproduksi.

Memiliki sikap
serta tingkah
laku yang
bertanggung MENGAPA REMAJA
jawab mengenai PERLU
proses
MEMPELAJARI
reproduksi.
KESPRO?
BATASAN USIA REMAJA

pra-remaja remaja awal remaja remaja


pertengahan akhir
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

pra-pubertas pubertas
Adolesen
Sumber: F.J. Monks, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Press, 2002), hal. 262
MENGAPA PERLU
MENGEMBANGKAN
PROGRAM KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja
Kesehatan seksual dan reproduksi remaja mengacu
pada kesejahteraan fisik dan emosional remaja dan
mencakup kemampuan mereka untuk tetap bebas
dari kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang
tidak aman, IMS (termasuk HIV / AIDS), dan semua
bentuk kekerasan seksual dan paksaan.

Mengapa kita harus khawatir tentang Kesehatan Seksual


dan Reproduksi Remaja ?
Karena anak-anak muda ini adalah orang tua masa depan.

Keputusan kesehatan reproduksi dan seksual yang


mereka buat hari ini akan memengaruhi kesehatan
dan kesejahteraan komunitas mereka dan negara
mereka selama beberapa dekade mendatang.
Dua masalah memiliki dampak mendalam pada
kehidupan kesehatan seksual dan reproduksi remaja
: Keluarga berencana dan HIV / AIDS.
Kemajuan lambat pada Kesehatan
Reproduksi Seksual remaja :

Menstruasi Kematian Tingkat Proporsi Kurangnya Remaja


masih terkait HIV IMS yang tinggi data yang masih
dianggap tidak tinggi dari baik diharapkan
sebagai menurun proporsi tentang untuk
topik yang dan data remaja tingkat menyesuai
tabu terbatas perempuan aborsi yang kan diri
tersedia telah tidak aman dengan
mengalami di kalangan norma
kekerasan remaja, gender
pasangan dan risiko tertentu
intim kematian
secara fisik dan
dan / atau kesakitan
seksual akibatnya
WHO. Dunia yang berubah dari kesehatan dan hak seksual dan reproduksi remaja, 2020.
karena tak bisa bertanya di rumah dan …

ieda poernomo sigit sidi 16


bahkan ketika
zaman sudah berubah
• seks tetap terkunci
rapat
• tak saling bicara
meskipun banyak
tanya dan ingin
beritahu
• anak pun mencari
dengan caranya
sendiri

ieda poernomo sigit sidi 17


“Ngomong-ngomong
Soal Seks”
→ SEKARANG???

→ akankah kita biarkan


mereka bertanya dalam
• artikel di majalah diam dan mengambil
gadis, 1979 oleh ieda kepingan saja?
poernomo sigit sidi
• ilustrasi: sijon

ieda poernomo sigit sidi 18


Lanjutan….
(Doeloe) beda …
di dalam dan di luar pernikahan

kini & nanti?

pranikah - menikah
tidak jelas lagi
PRO DAN KONTRA

• Tabu!
• Perlu?! Padahal
• Ngomong apa? pendidikan seks
• Kapan, di mana? tak sama dengan
• Oleh siapa? pembicaraan
tentang
• Bagaimana?
hubungan seks
• Mulai umur berapa?
• Media?
Namun, mulai dicoba
dan terus mencoba
• Tempat pendidikan → SD sampai PT
• Guru (bidang apa?)
• Dokter
• Psikolog
• Ulama
• Pembimbing/pembina remaja
• Kelompok sebaya
Kesehatan Reproduksi Seksual Remaja Indonesia
Kondisi sebelum COVID-19

SDKI 2017
Usia remaja 15-24 tahun
(13.079 Anak Laki-Laki & 10.691 Gadis

✓ Hubungan seksual pranikah: 8% anak laki-laki & 2% perempuan,


sebagian besar dimulai pada usia 17 tahun
✓ Penggunaan kondom: 49% perempuan & 27% laki-laki
✓Kehamilan yang tidak diinginkan: 16% anak perempuan berusia 15-19
tahun, dan 8% di antara mereka yang berusia 20-24 tahun.
✓Aborsi: 23% anak perempuan & 19% anak laki-laki tahu apakah teman
mereka melakukan aborsi dan 1% dari mereka menemaninya selama
proses tersebut
✓45% anak perempuan dan 44% anak laki-laki mulai berkencan pada usia
15-17 tahun.
✓ 15% remaja laki-laki dan 1% berusia 15-24 tahun pernah mengonsumsi
alkohol
✓ 5% pria dan <1% wanita menggunakan obat-obatan terlarang.
BAGAIMANA PANDEMI COVID-19
MEMPENGARUHI KESEHATAN
REPRODUKSI SEKSUAL REMAJA?
Potensi Dampak Pandemi COVID-19
pada Kesehatan Repsoduksi dan
seksual Remaja

• Penurunan substansial dalam aktivitas fisik remaja dan peningkatan


waktu “screen time” selama pandemi COVID-19, yang mungkin secara
negatif mempengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja (Xiang et al,
2020)

• Berkurangnya aktivitas seksual dan kepuasan seksual pria dan wanita


muda; Pengurangan cepat dalam perilaku seksual berisiko bagi
individu berisiko tinggi (Li et al, 2020)

• Karantina menyebabkan efek psikologis negatif, termasuk gejala stres


traumatis, kebingungan dan kemarahan (Brooks et al, 2020)

• Karantina dapat meningkatkan risiko kekerasan berbasis gender dan


kekerasan dalam rumah tangga, yang telah diamati dalam wabah
penyakit besar lainnya (Chynoweth et al, 2018)
Bagaimana Pandemi Covid-19 mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi seksual Remaja?
Pendidikan formal bagi kaum muda sangat terpengaruh

Penutupan pendidikan non-formal, yang menghalangi


mereka dari keterlibatan sosial dengan teman sebaya
dan pendidik mereka.

Gangguan pengiriman normal dari layanan dan


informasi kesehatan seksual dan reproduksi

Beberapa gadis remaja dan wanita muda mungkin


mengalami tingkat kekerasan dalam rumah tangga
dan kekerasan pasangan yang lebih tinggi yang
didorong oleh karantina dan isolasi

Masalah perlindungan dan psikososial dari mereka yang


pengasuhnya terinfeksi, dikarantina, atau meninggal dunia.

UNFPA. Kesiapan dan tanggapan penyakit Coronavirus (COVID-19).


2020
• Pandemi Covid-19 mempunyai Dampak:
• Terjadinya pengurangan kunjungan masyarakat ke fasilitas
kesehatan
• Meningkatnya risiko kehamilan tidak diinginkan (KTD)
• Kekerasan berbasis gender. Para remaja memperoleh dampak yang
lebih besar dari kelompok yang lain terutama kekerasan berbasis
gender termasuk perkawinan usia anak yang kini terjadi
• Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada peningkatan Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan stunting. Permasalahan ini
perlu mendapat perhatian sebagai upaya dalam melihat pola-pola
kehidupan penduduk dalam upaya adaptasi kehidupan baru (New
Normal Life) pasca pandemi Covid-19.
Layanan Penting
Kesehatan Air, sanitasi, dan pendidikan Perlindungan Mata
kebersihan pencaharian,
uang tunai &
pasar

Pastikan bahwa Pastikan bahwa Mendukung Pastikan bahwa Pastikan bahwa


rencana respons kaum muda pembelajaran upaya kaum muda yang
COVID-19 sensitif memiliki akses berkelanjutan perlindungan pendapatannya
terhadap untuk untuk kaum muda, terhadap kaum terkena dampak
kebutuhan mendapatkan air termasuk muda akan selalu krisis COVID-19
perawatan bersih untuk kelompok yang dipertimbangkan mendapatkan
kesehatan minum dan berusia lebih dari dalam setiap bantuan hidup
terutama bagi kebersihan 18 tahun. Bahkan aspek dan memastikan
kaum muda, pribadi, perawatan pendidikan formal pencegahan dan bahwa kaum
termasuk sanitasi, fasilitas dan informal mitigasi Covid-19. muda dengan
kesehatan mencuci tangan harus dapat keluarga mereka
seksual dan dengan sabun, menjangkau para memiliki akses
reproduksi, dan manajemen migran, uang ke barang
kesehatan mental, menstruasi pengungsi, dan dan jasa
dan dukungan kesehatan untuk kaum muda
psikososial melindungi terlantar
kesehatan dan
kesejahteraan
mereka dan untuk
mencegah
penularan infeksi.
Kebijakan dan Strategi KRR

• Program KRR adalah mewujudkan TEGAR REMAJA


• Kehidupan remaja → tahap transisi yang memiliki 5
masa transisi kehidupan (five life transitions of youth)
pada saat remaja dihadapkan untuk mengambil
keputusan dalam lima bidang kehidupan yaitu:
• a. melanjutkan sekolah,
• b. mencari pekerjaan,
• c. memulai kehidupan berkeluarga,
• d. menjadi anggota masyarakat, dan
• e. mempraktekkan hidup sehat.
Lanjutan Peran Pemerintah…

• Pembentukan PKPR (Pelayanan Kesehatan


Peduli Remaja) di Puskesmas:
❖PKPR adalah: pelayanan kesehatan yang ditujukan
dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan
kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif
dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
❖ remaja dengan rentang umur 10-19 th
❖Meliputi layanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
Agar cinta tetap sehat, tak
ternoda masalah di dua pihak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai