Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PROKLAMASI INDONESIA

Kelas X.2 Kelompok 4 Sejarah


Ibra

Abila

Mila

Aini

Aisyah

Novia

Dela
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar…………………………………………………………………..2

2. Apa Itu Proklamasi Kemerdekaan ?................................................

3. Peristiwa Penting Sebelum Proklamasi........................................

4. Ketika Pembacaan Proklamasi…………………………………………...

5. Hal-Hal Penting Pasca Proklamasi……………………………………...

6. Tokoh-Tokoh Proklamasi Kemerdekaan……………………………

7. Kesimpulan………………………………………………………………………..
Kata Pengantar
Selamat membaca, para pembaca sekalian. Di makalah kali ini, saya
bersama kelompok saya akan mempersembahkan kajian tentang sejarah
proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Saya dan tim berharap dengan adanya makalah ini. Para pembaca
sekalian akan lebih mudah mengetahui sejarah tentang proklamasi

Sebelum itu saya dan seluruh anggota kelompok 4. Hendak mengatakan


mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini.

Dimohon kritik dan saran nya. Sehingga saya dan tim bisa
berkembang menjadi lebuh baik kedepanya. Sekian dan terima kasih.
Apa Itu Proklamasi Kemerdekaan?
Sebelum membahas tentang sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebaiknya kita
kenali dulu apa arti dari “proklamasi kemerdekaan”. Dengan mengetahui “proklamasi
kemerdekaan” maka kita bisa merasakan rasa kemerdekaan pada suatu negara. Berikut
pengertian “Proklamasi Kemerdekaan”.

Istilah “Proklamasi” berasal dari bahasa Latin, yaitu proclamare yang memiliki arti


berupa pengumuman atau pemberitahuam pada khalayak umum. Pengumuman yang dimaksud
ialah pengumuman yang berkaitan dengan hal-hal ketatanegaraan.

Sedangkan “Proklamasi Kemerdekaan” mempunyai arti, yaitu pengumuman kepada


seluruh rakyat akan kemerdekaan negaranya. Pengumuman kemerdekaan tersebut bukan hanya
ditujukan kepada rakyat yang merasakan kemerdekaan, tetapi juga ditujukan kepada rakyat yang
ada di seluruh dunia dan kepada semua bangsa yang ada di dunia.

Dengan Proklamasi Kemerdekaan yang sudah diumumkan dan diberitahukan kepada


seluruh warga dunia maka seluruh dunia akan tahu bahwa ada negara baru yang terbebas dari
jajahan negara lain. Proklamasi Kemerdekaan yang terjadi pada suatu negara sangatlah berarti
bagi bangsanya. Proklamasi Kemerdekaan merupakan sebuah tanda bahwa suatu negara dan
bangsa telah mencapai revolusi, mencatatkan sejarah perjuangan, dan yang  terpenting adalah
terbebas dari cengkraman para penjajah.

Namun, untuk mencapai proklamasi kemerdekaan tersebut perjalanannya tidaklah


mudah. Seperti di Indonesia, dimana terdapat berbgai jejak perjuangan nasionalisme dan salah
satunya adalah yang terjadi di Surabaya yang dirangkum dalam buku Jejak Nasionalisme –
Surabaya Akar Pergerakan Kemerdekaan.

Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa dan negara merupakan suatu hal yang sangat
istimewa dan tak ternilai harganya. Menjadi hal istimewa karena untuk mencapai dan meraihnya,
suatu bangsa dan negara harus berjuang dengan sungguh-sungguh bahkan sampai titik darah
penghabisan dan harus rela mengorbankan banyak hal.

Namun, tahukah kamu siapa yang memberitakan proklamasi kemerdekaan RI hingga


dapat tersebar ke seluruh dunia? Sosok M.Asad Shahab yang mendirikan Arabian Press Board
(APB).

Pengumuman kemerdekaan pada suatu negara merupakan impian yang dimiliki oleh setiap
negara terutama bagi negara dan bangsa yang sudah lama dijajah, seperti Indonesia.
Waktu Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka seluruh
masyarakat Indonesia sangat senang karena mereka sudah terlalu lama dijajah oleh beberapa negara
seperti Belanda dan Jepang.

Bukan hanya senang, tetapi bangsa Indonesia juga mendapatkan semangat kemerdekaan yang
tinggi yang dilandasi dengan rasa keberanian untuk mengambil keputusan dan membela kebenaran.

Dengan pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada dunia maka Indonesia telah
dinyatakan sebagai negara baru yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara lain yang
sudah melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Bagi negara yang belum merdeka maka pengumuman
Proklamasi Kemerdekaan pada dunia adalah suatu impian yang sangat didamba-dambakan.

Setiap negara punya sejarah sendiri untuk melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Sama halnya
negara dan bangsa Indonesia yang di mana sejarah Proklamasi Kemerdekaannya membutuhkan beberapa
hal, seperti menggunakan rumah Laksamana Muda Maeda, pemilihan naskah Proklamasi, dan lain-lain.
Peristiwa Penting Sebelum Proklamasi.
A. Menyerahnya Jepang.

Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan


Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi
Sekutu ke Jepang hanya tinggal waktu.
Walaupun keinginan untuk melawan hingga titik penghabisan dinyatakan secara terbuka,
pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat Militer Jepang secara pribadi memohon Uni
Soviet untuk berperan sebagai mediator dalam perjanjian damai dengan syarat-syarat yang
menguntungkan Jepang.
Sementara itu, Uni Soviet juga bersiap-siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi
janji kepada Amerika Serikat dan Inggris di Konferensi Yalta.
Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuan mendadak ke koloni Jepang di
Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang.
Kaisar Hirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan
memerintahkan Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang
ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsung perundingan di balik layar
selama beberapa hari, dan kudeta yang gagal,
Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam
pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito membacakan Perintah
Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu.
Pendudukan Jepang oleh Komandan Tertinggi Sekutu dimulai pada 28 Agustus. Upacara
kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Missouri. 
Dokumen Kapitulasi Jepang yang ditandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah Jepang
secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militer di negara-negara
Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day).
Walaupun demikian, sebagian pos komando terpencil dan personel militer dari kesatuan di
pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-
tahun setelah Jepang menyerah.
Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat tentang etika penggunaan bom atom.
Perang antara Jepang dan Sekutu secara resmi berakhir ketika Perjanjian San Francisco mulai
berlaku pada tanggal 28 April 1952.
Empat tahun kemudian, Jepang dan Uni Soviet menandatangani Deklarasi Bersama Soviet–
Jepang 1956 yang secara resmi mengakhiri perang antara kedua negara tersebut.
B. Peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa penting menjelang detik-detik


proklamasi kemerdekaan RI. Peristiwa ini diawali dengan ketidakcocokan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda.
Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945. Namun, detikers juga perlu mengetahui
latar belakang peristiwa tersebut.

Menurut buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu 2B SMP Kelas VIII karya Anwar
Kurnia, bersamaan dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu, para pemuda yang dipimpin
Chaerul Saleh mengadakan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 17 Jakarta. Kini, gedung tersebut merupakan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.

Pertemuan ini terjadi pada 15 Agustus 1945 pada pukul 20.00 WIB. Dari agenda tersebut,
didapatkan beberapa keputusan, yaitu:

1. Mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan hari itu juga.

2. Menunjuk Tikana, Darwis, dan Subadio untuk menemui Soekarno-Hatta dan menyampaikan
keputusan rapat. Namun dengan catatan, kemerdekaan tidak diproklamasikan melalui Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

3. Membagi tugas kepada mahasiswa, pelajar, dan pemuda di seluruh Jakarta untuk merebut
kekuasaan dari Jepang.

Sesuai keputusan tersebut, pada 22.00 WIB Wikana dan yang lain menemui Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, yang merupakan kediaman Soekarno. Ketika Wikana
menyampaikan bahwa proklamasi harus dilaksanakan pada 16 Agustus 1945, Soekarno menolak.

Alasannya, ia tidak dapat melepas tanggung jawab sebagai ketua PPKI dan akan
menanyakan hal tersebut pada wakil-wakil PPKI di keesokan harinya. Dari sinilah peristiwa
Rengasdengklok dimulai.

Bagaimana peristiwa Rengasdengklok terjadi?

Terhadap penolakan tersebut, golongan muda tidak berputus asa. Mereka kembali bertemu
di Asrama Baperpi di Jalan Cikini Nomor 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB.
Dari pertemuan tersebut, mereka memutuskan untuk membawa Soekarno-Hatta ke
Rengasdengklok. Tujuannya, adalah menjauhkan kedua tokoh tersebut dari tekanan atau
pengaruh Jepang.

Sebagaimana rencana, tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 04.00 WIB, Soekarno-Hatta
dibawa para pemuda yang dipimpin oleh Slodanco Singgih ke Rengasdengklok. Para pemuda
menyampaikan alasan pada kedua tokoh tersebut bahwa semangat rakyat menyongsong
kemerdekaan yang meluap dapat mengancam keduanya jika masih berada di Jakarta.

Setelah berdebat, Soekarno-Hatta akhirnya menerima alasan para pemuda.

Soekarno berangkat ke Rengasdengklok bersama Ibu Fatmawati dan Guntur yang kala itu
masih bayi. Sementara Moh. Hatta dan pengawalnya ada di mobil lain.

Demi tidak dicurigai Jepang, Soekarno-Hatta dan para pengawal mereka memakai
seragam Peta dan menuju rumah Jiu Kie Song di Rengasdengklok.

Ketika berada di Rengasdengklok, para pemuda mendesak Soekarno-Hatta untuk


melaksanakan proklamasi yang terlepas dari pengrauh Jepang. Namun, kehendak tersebut tidak
terlaksana dan para pemuda segan untuk terus mendesak.

Akhirnya, Syodanco Singgih berusaha berbicara kembali dengan Soekarno hingga ia


setuju bahwa proklamasi akan diadakan tanpa campur tangan Jepang.

Soekarno setuju melakukannya dengan catatan, akan dilakukan jika sudah kembali ke
Jakarta. Sehingga, para pemuda segera berencana kembali ke Jakarta.

Pada waktu yang bersamaan, diadakan juga pertemuan di Jakarta antara golongan tua yang
diwakili Ahmad Soebarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Keduanya bersepakat
bahwa proklamasi harus dilakukan di Jakarta.

Kemudian, Ahmad Soebarjo menjemput Soekarno dari Rengasdengklok. Rombongan ini


diantar Yusuf Kunto dari golongan pemuda dan Sudiro yang merupakan sekretarisnya.

Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 17.30 WIB.
Ketika itu, Ahmad Soebarjo menjamin dengan nyawanya bahwa proklamasi akan dilaksanakan
pada 17 Agustus 1945. Dengan jaminan itu, para pemuda bersedia melepaskan Soekarno-Hatta
kembali ke Jakarta.
Siapa saja tokoh di balik peristiwa Rengasdengklok?

Peristiwa Rengasdengklok dikenal dengan tokoh-tokoh golongan tua dan golongan muda di
baliknya. Golongan tua beranggapan untuk berhati-hati dalam mencermati masa kekosongan
kekuasaan atau vacuum of power setelah Jepang menyerah pada sekutu.

Golongan tersebut berpendapat bahwa proklamasi harus tetap sesuai kesepakatan dengan
Jepang dan hanya mungkin melalui PPKI. Mereka menyadari kekuatan Jepang masih kokoh di
Indonesia.

Golongan ini juga menyadari bahwa Jepang dimandati oleh sekutu untuk mempertahankan
status quo di Indonesia. Ini dia tokoh-tokoh golongan tua:

1. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Ahmad Soebardjo
4. Moh. Yamin
5. Iwa Kusumasumantri

Sebaliknya, golongan muda ingin proklamasi segera dilaksanakan sebelum sekutu


mengambil alih kekuasaan dari Jepang. Mereka ingin proklamasi bebas dari campur tangan
Jepang.

Golongan muda tidak suka keterlibatan PPKI karena dianggap sebagai badan buatan
Jepang. Ini dia tokoh-tokoh golongan muda:

1. Sukarni
2. Adam Malik
3. Muwardi
4. Wikana
5. Chaerul Saleh
6. B. M. Diah
C. Perumusan Teks Proklamasi.

Perumusan teks proklamasi ini dilakukan di rumah Laksamana Maeda pada dini hari
17 Agustus 1945. Perumusan teks proklamasi dimulai saat Soekarno-Hatta diculik oleh
kaum pemuda ke Rengasdengklok untuk menghindari dari pengaruh Jepang.

Inisiasi perumusan teks proklamasi ini dilatarbelakangi oleh Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 setelah bom atom dijatuhkan di kota
Hiroshima dan Nagasaki.

Saat Soekarno dan Hatta diculik, Ahmad Soebarjo datang dan berusaha untuk
membujuk kaum pemuda melepaskan Soekarno-Hatta dengan kesepakatan bahwa
proklamasi akan segera dilaksanakan tanpa mengulur waktu lebih lama.

Pada 17 Agustus 1945 pada pukul 03.00 WIB, teks proklamsi disusun oleh Soekarno,
Hatta, dan Ahmad Soebarjo di ruang makan Laksamana Maeda. Mereka membuat naskah
dua alenia teks proklamasi yang ditulis tangan.

Lalu teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dan dikembalikan kepada Soekarno-

Hatta untuk ditandatangani. Berikut ini adalah isi dari teks proklamasi berdasarkan versi

yang telah diketik dan ditulis tangan.


Ketika Pembacaan Proklamasi

Pada pagi hari, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Mohammad Tabrani,
dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks. Setelah itu, Sang Saka Merah Putih, yang telah dijahit
oleh Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat
itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.


Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera, tetapi ia menolak dengan
alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit.
Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh
Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi
bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.
Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[33] Sampai saat ini,
bendera pusaka tersebut masih disimpan di Monumen Nasional.[34]
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor
yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat
mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan
Proklamasi, tetapi ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[33]

Dikibarkannya bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.


Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan, mengesahkan dan
menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
selanjutnya dikenal sebagai UUD 1945.
Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk
Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan Mohammad Hatta terpilih atas usul dari Otto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Hal-Hal Penting Setelah Proklamasi.
Sehari diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia banyak peristiwa penting
terjadi. Pada tanggal 18 Agustus 1945 dimulai sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) untuk perumusan negara Indonesia.

A. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

Masih ingat dengan PPKI? Walaupun sudah merdeka, ternyata tugas mereka masih
berlanjut. PPKI harus menyiapkan hal-hal terkait pembentukan negara. Proses persiapannya
harus terbagi ke dalam beberapa rapat. Apa saja yang hasil rapat dari panitia yang dipimpin oleh
Ir. Soekarno ini?

1. Sidang PPKI I (18 Agustus 1945)

a. Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang


kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.

b. Memilih dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden. Sehingga Indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensial.

c. Membentuk Komite Nasional sebagai pembantu presiden.

2. Sidang PPKI II (19 Agustus 1945)

a. Menetapkan 12 kementerian dalam pemerintahan dan empat menteri negara.

b. Membagi daerah Republik Indonesia ke dalam delapan provinsi.

3. Sidang PPKI III (22 Agustus 1945)

a. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), fungsinya membantu dan menjadi


penasihat presiden.

b. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan tujuan untuk mewujudkan NKRI


sebagai negara berdaulat, adil, makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
c. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas untuk menjaga keamanan dan
ketertiban di daerah. Badan ini menjadi cikal bakal TNI (Tentara Nasional Indonesia).

B. Rapat di Lapangan Ikada

Selain PPKI, dinamika pemerintahan pertama RI masih bergejolak. Masih ada penolakan
dari beberapa negara terhadap kemerdekaan Indonesia. Termasuk Jepang, yang ingin
menyerahkan kekuasaan di Indonesia terhadap Sekutu.

Sebagai bentuk protes, akhirnya diadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik
Djakarta) pada tanggal 19 September 1945. Di kesempatan itu, Soekarno menyampaikan
pidatonya yang berisi:

a. menegaskan kemerdekaan Bangsa Indonesia dan bertekad mempertahankannya.

b. Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.

c. Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah dengan disiplin.

d.Menuntut rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang untuk menghindari
pertumpahan darah.

Rapat ini menjadi penting karena pemerintah berhasil bertemu langsung dengan rakyat,
sehingga dapat menampakkan wibawanya. Selain itu pemerintah berhasil meningkatkan
kepercayaan rakyat akan kekuatan Bangsa Indonesia.

C. Dukungan daerah terhadap pemerintah Republik Indonesia

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kesultanan-kesultanan yang


masih berdiri di Republik Indonesia kemudian menyatakan dukungan terhadap pemerintah
Indonesia dan bergabung dalam wilayah NKRI.

Kesultanan Yogyakarta adalah yang pertama mendukung pemerintah Republik Indonesia


melalui Maklumat 5 September 1945. Disusul Surakarta (Kasunanan dan Mangkunegaran) dan
Kesultanan Siak di Sumatra.

Perintah Pertama Soekarno sebagai Presiden


Setelah resmi ditetapkan sebagai Presiden RI pertama ada cerita menarik tentang
Soekarno. Kisah ini diceritakan olehnya dalam biografi yang ditulis Cindy Adams berjudul
“Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”.
Pengangkatan Soekarno sebagai presiden juga terbilang sangat sederhana. Tidak ada
perdebatan. Pengangkatan Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden diusulkan
oleh Otto Iskandardinata. Usul ini diterima oleh seluruh anggota PPKI.
“Nah kita sudah bernegara sejak kemarin. Dan sebuah negara memerlukan seorang
Presiden. Bagaimana kalau kita memilih Soekarno?”
“Baiklah,” jawab Soekarno.
Setelah itu Soekarno menjadi Presiden pertama Republik Indonesia. Setelah selesai
sidang, Soekarno pulang berjalan kaki. Maklum, negara baru seumur sehari, tidak ada mobil
kepresidenan yang bisa mengantar Soekarno.
“Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate yang berdagang di kaki lima. Paduka Yang
Mulia Presiden Republik Indonesia memanggil pedagang yang bertelanjang kaki itu dan
mengeluarkan perintah pelaksanaannya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk!,” penggalan kisah
dalam biografi tersebut.
“Sate ayam 50 tusuk,” itulah perintah pertama Soekarno sebagai Presiden.
Setelah mendapatkan sate ayam tersebut, Soekarno kemudian jongkok di pinggir got
dekat tempat sampah. Sambil berjongkok, dia menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap.
Memakan sate itu seolah menjadi pesta perayaan pelantikannya sebagai presiden RI.
Tokoh-tokoh Proklamasi kemerdekaan.

1. IR Soekarno.

Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo; 6


Juni 1901 – 21 Juni 1970) adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada
periode 1945–1967. Ia adalah seorang tokoh perjuangan yang memainkan peranan penting dalam
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang
terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep
mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang
kontroversial, yang isinya —berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat
— menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara
dan institusi kepresidenan. 
Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.
Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya
sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto
menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

2. Mohammad Hatta.
Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (12 Agustus 1902 – 14 Maret 1980) adalah
negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia
bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945.
Ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS.
Pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil presiden.
Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang
menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya
terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Hatta meninggal pada 1980 dan jenazahnya dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.
Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada
tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986. 
Namanya bersanding dengan Soekarno sebagai Dwi-Tunggal dan disematkan
pada Bandar Udara Soekarno-Hatta. Di Belanda, namanya diabadikan sebagai nama jalan di
kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem.

Kesimpulan.
Perjuangan para pemuda pada saat itu sangatlah penting karena jika mereka tidak
bersikeras untuk memindahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maka kemungkinan besar
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah mengetahui sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia walaupun hanya secara


singkat kita jadi tahu bagaimana perjuangan yang dirasakan ketika merancang teks Proklamasi
hingga pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Hingga saat ini, walaupun hari kemerdekaan Indonesia sudah terlewati, jasa para
pahlawan dan pengalaman mereka memperjuangkan hari kemerdekaan yang jatuh tepat pada
tanggal 17 Agustus 1945 tetap terasa hingga sekarang yang diabadikan pada buku Senyum Tawa
di Hari Kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai