Abila
Mila
Aini
Aisyah
Novia
Dela
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar…………………………………………………………………..2
7. Kesimpulan………………………………………………………………………..
Kata Pengantar
Selamat membaca, para pembaca sekalian. Di makalah kali ini, saya
bersama kelompok saya akan mempersembahkan kajian tentang sejarah
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Saya dan tim berharap dengan adanya makalah ini. Para pembaca
sekalian akan lebih mudah mengetahui sejarah tentang proklamasi
Dimohon kritik dan saran nya. Sehingga saya dan tim bisa
berkembang menjadi lebuh baik kedepanya. Sekian dan terima kasih.
Apa Itu Proklamasi Kemerdekaan?
Sebelum membahas tentang sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebaiknya kita
kenali dulu apa arti dari “proklamasi kemerdekaan”. Dengan mengetahui “proklamasi
kemerdekaan” maka kita bisa merasakan rasa kemerdekaan pada suatu negara. Berikut
pengertian “Proklamasi Kemerdekaan”.
Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa dan negara merupakan suatu hal yang sangat
istimewa dan tak ternilai harganya. Menjadi hal istimewa karena untuk mencapai dan meraihnya,
suatu bangsa dan negara harus berjuang dengan sungguh-sungguh bahkan sampai titik darah
penghabisan dan harus rela mengorbankan banyak hal.
Pengumuman kemerdekaan pada suatu negara merupakan impian yang dimiliki oleh setiap
negara terutama bagi negara dan bangsa yang sudah lama dijajah, seperti Indonesia.
Waktu Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka seluruh
masyarakat Indonesia sangat senang karena mereka sudah terlalu lama dijajah oleh beberapa negara
seperti Belanda dan Jepang.
Bukan hanya senang, tetapi bangsa Indonesia juga mendapatkan semangat kemerdekaan yang
tinggi yang dilandasi dengan rasa keberanian untuk mengambil keputusan dan membela kebenaran.
Dengan pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada dunia maka Indonesia telah
dinyatakan sebagai negara baru yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara lain yang
sudah melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Bagi negara yang belum merdeka maka pengumuman
Proklamasi Kemerdekaan pada dunia adalah suatu impian yang sangat didamba-dambakan.
Setiap negara punya sejarah sendiri untuk melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Sama halnya
negara dan bangsa Indonesia yang di mana sejarah Proklamasi Kemerdekaannya membutuhkan beberapa
hal, seperti menggunakan rumah Laksamana Muda Maeda, pemilihan naskah Proklamasi, dan lain-lain.
Peristiwa Penting Sebelum Proklamasi.
A. Menyerahnya Jepang.
Menurut buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu 2B SMP Kelas VIII karya Anwar
Kurnia, bersamaan dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu, para pemuda yang dipimpin
Chaerul Saleh mengadakan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 17 Jakarta. Kini, gedung tersebut merupakan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Pertemuan ini terjadi pada 15 Agustus 1945 pada pukul 20.00 WIB. Dari agenda tersebut,
didapatkan beberapa keputusan, yaitu:
2. Menunjuk Tikana, Darwis, dan Subadio untuk menemui Soekarno-Hatta dan menyampaikan
keputusan rapat. Namun dengan catatan, kemerdekaan tidak diproklamasikan melalui Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
3. Membagi tugas kepada mahasiswa, pelajar, dan pemuda di seluruh Jakarta untuk merebut
kekuasaan dari Jepang.
Sesuai keputusan tersebut, pada 22.00 WIB Wikana dan yang lain menemui Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, yang merupakan kediaman Soekarno. Ketika Wikana
menyampaikan bahwa proklamasi harus dilaksanakan pada 16 Agustus 1945, Soekarno menolak.
Alasannya, ia tidak dapat melepas tanggung jawab sebagai ketua PPKI dan akan
menanyakan hal tersebut pada wakil-wakil PPKI di keesokan harinya. Dari sinilah peristiwa
Rengasdengklok dimulai.
Terhadap penolakan tersebut, golongan muda tidak berputus asa. Mereka kembali bertemu
di Asrama Baperpi di Jalan Cikini Nomor 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB.
Dari pertemuan tersebut, mereka memutuskan untuk membawa Soekarno-Hatta ke
Rengasdengklok. Tujuannya, adalah menjauhkan kedua tokoh tersebut dari tekanan atau
pengaruh Jepang.
Sebagaimana rencana, tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 04.00 WIB, Soekarno-Hatta
dibawa para pemuda yang dipimpin oleh Slodanco Singgih ke Rengasdengklok. Para pemuda
menyampaikan alasan pada kedua tokoh tersebut bahwa semangat rakyat menyongsong
kemerdekaan yang meluap dapat mengancam keduanya jika masih berada di Jakarta.
Soekarno berangkat ke Rengasdengklok bersama Ibu Fatmawati dan Guntur yang kala itu
masih bayi. Sementara Moh. Hatta dan pengawalnya ada di mobil lain.
Demi tidak dicurigai Jepang, Soekarno-Hatta dan para pengawal mereka memakai
seragam Peta dan menuju rumah Jiu Kie Song di Rengasdengklok.
Soekarno setuju melakukannya dengan catatan, akan dilakukan jika sudah kembali ke
Jakarta. Sehingga, para pemuda segera berencana kembali ke Jakarta.
Pada waktu yang bersamaan, diadakan juga pertemuan di Jakarta antara golongan tua yang
diwakili Ahmad Soebarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Keduanya bersepakat
bahwa proklamasi harus dilakukan di Jakarta.
Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 17.30 WIB.
Ketika itu, Ahmad Soebarjo menjamin dengan nyawanya bahwa proklamasi akan dilaksanakan
pada 17 Agustus 1945. Dengan jaminan itu, para pemuda bersedia melepaskan Soekarno-Hatta
kembali ke Jakarta.
Siapa saja tokoh di balik peristiwa Rengasdengklok?
Peristiwa Rengasdengklok dikenal dengan tokoh-tokoh golongan tua dan golongan muda di
baliknya. Golongan tua beranggapan untuk berhati-hati dalam mencermati masa kekosongan
kekuasaan atau vacuum of power setelah Jepang menyerah pada sekutu.
Golongan tersebut berpendapat bahwa proklamasi harus tetap sesuai kesepakatan dengan
Jepang dan hanya mungkin melalui PPKI. Mereka menyadari kekuatan Jepang masih kokoh di
Indonesia.
Golongan ini juga menyadari bahwa Jepang dimandati oleh sekutu untuk mempertahankan
status quo di Indonesia. Ini dia tokoh-tokoh golongan tua:
1. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Ahmad Soebardjo
4. Moh. Yamin
5. Iwa Kusumasumantri
Golongan muda tidak suka keterlibatan PPKI karena dianggap sebagai badan buatan
Jepang. Ini dia tokoh-tokoh golongan muda:
1. Sukarni
2. Adam Malik
3. Muwardi
4. Wikana
5. Chaerul Saleh
6. B. M. Diah
C. Perumusan Teks Proklamasi.
Perumusan teks proklamasi ini dilakukan di rumah Laksamana Maeda pada dini hari
17 Agustus 1945. Perumusan teks proklamasi dimulai saat Soekarno-Hatta diculik oleh
kaum pemuda ke Rengasdengklok untuk menghindari dari pengaruh Jepang.
Inisiasi perumusan teks proklamasi ini dilatarbelakangi oleh Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 setelah bom atom dijatuhkan di kota
Hiroshima dan Nagasaki.
Saat Soekarno dan Hatta diculik, Ahmad Soebarjo datang dan berusaha untuk
membujuk kaum pemuda melepaskan Soekarno-Hatta dengan kesepakatan bahwa
proklamasi akan segera dilaksanakan tanpa mengulur waktu lebih lama.
Pada 17 Agustus 1945 pada pukul 03.00 WIB, teks proklamsi disusun oleh Soekarno,
Hatta, dan Ahmad Soebarjo di ruang makan Laksamana Maeda. Mereka membuat naskah
dua alenia teks proklamasi yang ditulis tangan.
Hatta untuk ditandatangani. Berikut ini adalah isi dari teks proklamasi berdasarkan versi
Pada pagi hari, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Mohammad Tabrani,
dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks. Setelah itu, Sang Saka Merah Putih, yang telah dijahit
oleh Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat
itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Masih ingat dengan PPKI? Walaupun sudah merdeka, ternyata tugas mereka masih
berlanjut. PPKI harus menyiapkan hal-hal terkait pembentukan negara. Proses persiapannya
harus terbagi ke dalam beberapa rapat. Apa saja yang hasil rapat dari panitia yang dipimpin oleh
Ir. Soekarno ini?
b. Memilih dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden. Sehingga Indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensial.
Selain PPKI, dinamika pemerintahan pertama RI masih bergejolak. Masih ada penolakan
dari beberapa negara terhadap kemerdekaan Indonesia. Termasuk Jepang, yang ingin
menyerahkan kekuasaan di Indonesia terhadap Sekutu.
Sebagai bentuk protes, akhirnya diadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik
Djakarta) pada tanggal 19 September 1945. Di kesempatan itu, Soekarno menyampaikan
pidatonya yang berisi:
d.Menuntut rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang untuk menghindari
pertumpahan darah.
Rapat ini menjadi penting karena pemerintah berhasil bertemu langsung dengan rakyat,
sehingga dapat menampakkan wibawanya. Selain itu pemerintah berhasil meningkatkan
kepercayaan rakyat akan kekuatan Bangsa Indonesia.
1. IR Soekarno.
2. Mohammad Hatta.
Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (12 Agustus 1902 – 14 Maret 1980) adalah
negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia
bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945.
Ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS.
Pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil presiden.
Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang
menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya
terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Hatta meninggal pada 1980 dan jenazahnya dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.
Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada
tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986.
Namanya bersanding dengan Soekarno sebagai Dwi-Tunggal dan disematkan
pada Bandar Udara Soekarno-Hatta. Di Belanda, namanya diabadikan sebagai nama jalan di
kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem.
Kesimpulan.
Perjuangan para pemuda pada saat itu sangatlah penting karena jika mereka tidak
bersikeras untuk memindahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maka kemungkinan besar
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945.
Hingga saat ini, walaupun hari kemerdekaan Indonesia sudah terlewati, jasa para
pahlawan dan pengalaman mereka memperjuangkan hari kemerdekaan yang jatuh tepat pada
tanggal 17 Agustus 1945 tetap terasa hingga sekarang yang diabadikan pada buku Senyum Tawa
di Hari Kemerdekaan.