Anda di halaman 1dari 14

Scanned with CamScanner

Menggugat

H.M.I
Mengembalikan Tradisi Intelektual

Penulis:

Komarudin Hidayat • Mulyadi Kartanegara


Badri Yatim • Heri Susanto. Hasanuddin
Sahmud Basri Ngabalin. T.B. Ace Hasan Sadzily
Burhanuddin • Andito • dll

Pengantar:
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA

Hirnpunan Mahasiswa Islam


Cabang Ciputat

Scanned with CamScanner


MENGGUGAT lUll
MENGI~MBAI.. II{AN TRADISI INTELEKTUU~
Kllmplliall makalall kajiall ruli" bersamQ KAHMI

Hak cipta tulisan pada masing-masing penulis


Hak penerbitan: HMI Cabang Ciputat
Tata letak/cover: ihin, ponky

Diterbitkan oleh:
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat
Jln. Ibnu Sina III No. 68, Komplek Dasen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Ciputat 15419 Tip. (021) 7426382,
Mobile 08888 118976

Cetakan pertama: Januari 2005

TEAMWORK: Penanggung Jawab: Ketum HMI Cabang Ciputat·


Ketua, Roni Basty. sekretaris, Ahmad Nabil- Anggota, Izoul, Iman,
Syifa, Ablenk, Anis, SUlaiman, Elban, Agung, Desnedi, Erik, Iwan,
Zainal, Afrian, Reza, Irsyad , Dilla, Arab, Saiful Yadi, M. TaufiQ,
Yayat, Zainal Muttaqin, Felix, Agung P., Syarif . _

Scanned with CamScanner


-

Ucapan Terima Kasih

Atas nama panitia kajian, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya pada kanda Abbudin Nata yang telah bersedia menghantarkan
wacana-wacana dalam buku ini kepada para pembaca, baik kader HMI
Ciputat, kader Se-Nusantara, bahkan masyarakat luas. Tak lupa, kami ucapkan
terimakasih kepada kanda Komaruddin Hidayat yang selalu membimbing kami
kepada sebuah paradigma baru mengedepankan intelektual dan kualitas
didukung dengan moral yang dapat dipertanggungjawabkan. Sumbangsih
pemikiran, dukungan dan suport kanda Amtsal Bahtiar 'apapun alasannya
buku ini harus terbit' bagaikan kobaran api yang membakar semangat kami.
. Satu hal tidak bisa dilepaskan, .ulurao .tangan dari kanda Dede Rasyada dan
Ahmad Syahid yang telah memberikan dukungan finansial guna memuluskan
terbitnya buku inL Juga pada kanda yang telah meluangkan waktu mengisi
kajian serta mengijinkan karyanya diterbitkan.
Ucapan terimakasih, tak lupa pula kami haturkan kepada seluruh kanda
dan yunda yang telah mensuport habis-habisan, baik mengingatkan secara
lisan 'sebuah pengabdian', mengirim sms, mendo'akan dan lain sebagainya.
Kehadiran kawan-kawan kader HMI Cabang Ciputat dan cabang-cabang lain
dalam kajian rutinpun tak dapat kami lupakan.·
Tanpa dukungan dan do'a seluruh element HMI, tentu rangkaian program
ini tidak dapat terselenggara. Sebuah harapan besar, semoga rangkaian
program ini dapat terus dilaksanakan dari periode ke periode. Mari bersama
bergeliatmengembalikan tradisi Intelektual HMI. Semoga Allah meridhai,
Amin...
-000- Yakin Usaha Sampai -aDo·

Koordinator Program

MENGGUGAT HMI I

Scanned with CamScanner


Sambutan
Koordinator Program

"Waktu zaman abang HMI dulu, HMI punya tradisi intelektual yang tidak
diragukan, rebutan baca buku, berlomba mengeluarkan referensi, kajian
yang berlimpah. Waktu zaman abang dulu, HMI itu kuat. Waktu zaman abang
dulu, HMI itu memasyarakat. Waktu zaman abang dulu, HMI itu kritis. Waktu
zaman abang dulu, HMI itu idealis," dst. Kata-kata itu selalu terlontar setiap
kali KAHMI berdialog dengan kader, dialog yang terjadi hampir selalu sama,
lagi-lagi romantisme sejarah. Sejarah "emas" HMI sepertinya hanya pada
zaman mereka, dan kader HMI terkungkung di "ketiak" sejarah keemasan
itu.
Paling tidak hal itu lah yang menjadi salah satu motivasi terlaksananya
program kajian rutin HMI Cabang Ciputat setiap malam selasa di Aula Insan
Cita sebagai langkah awal membangun tradisi intelektual. Mengawali sesuatu
seperti menumpahkan darah pada hari kelahiran, sangat berat ~an
menyakitKarr. Tapi ke-relaan sebagai martil memang mutlak dalam setlap
sejarah perubahan, dan itu kami wujudkan dengan asa bisa menjadi eskaloto~ .-. ~- _
kebangkitan intelektual di HMI. _- T - ' "...-

I MENGGUGAT HMI

Scanned with CamScanner


ertama yang lahir dengan
b In mero h P . . tl.1
Dan buku ini adalah or .k gkrit dan usaha kaml keluar d .01 Pah,
ai hastl on . an 10k -n
darah dan keringat sebag . h' bulu-bulu . Dalam buku mi, "M etia~
sejarah" yang bau dan d~~~~~el~ktuOI'" HMI digugat, dicibir, dilede:nggugat
HMI' Mengembo/ikon Trod/sl . kan tetapi oleh tokoh-tokoh liMI ' bll~a"
, . asi lam a Al 'I
o\eh orang atau organts I bukan lagi organisasi pengkaderan, liM'
11l1)ni
bahkan oleh kadernya: H~ l'fk HMI tidak lagi mencetak kader int I Slldah
berubah menjadi organts P'~l~~ ~erampok, bahkan koruptor, liMI t~dektlla\,
ast
HMI sekarang mencetak pen) ' . visi keislaman dan keindones' ak lagi
k d g mempunyat taal1 LJ
mencetak a er yan g berfikir tentang perut dan k k I I1MI
telah berubah mencetak kader yan .' '. e uasaan
. k t'f HMI berubah men)adl orgamsasl propOsal '
HMI sudah ttdak rea 1 , I Yang

bisanya cuma merengek. ,


Contoh d'iatas hanyalah prototype dan k~g~rsangan kreasi dikalangan
HMI Muda, atau mungkin akibat kurang kntls terhadap substasi dari
romantisme dan kritik yang di\ontarkan pada HMI.
KAHMI yang saat ini menjadi tokoh, tidaklah di bayar dengal1 harga
murah hanya dengan mengikuti LK·1. Apa yang membuat KAHMI menjadi
sukses? Salah satu yang membuatnya sukses dan berhasil, tiada lain adalah
kegemaran membaca buku, rajin berdiskusi dan melakukan kajian, dan
produktif membuat karya tulisan. Luar biasa, manfaat dari tradisi intelektual
tersebut, tradisi itu mampu mengubah kehidupan KAHMI yang dulu tidak
berbeda dengan kita (kader HMI saat ini).
A/hamdulillah, usulan kajian bersama kajian bersama KAHMI yang sudah
bersarang selama delapan bulan di dalam brangkas HMI Cabang Ciputat, kini
dapat terselenggara, diawali dengan tema radikal "rekonstruksi NOP" sampai
pada kajian terakhir dengan tema yang sangat jarang digeluti oleh kader'
kader HMI "Taqwa". KaHan bersama KAHMI, bukan hanya menghadirkan KAHMI
yang sudah menjadi tokoh nasional, seperti Komaruddin Hidayat, Mulyadi
Kartanegara, juga inenghadirkan sentor-senior muda HMI. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terputusnya komunikasi, serta dijadikan fasilitas urun'
rembuk dalam menyelesaikan berjuta penyakit HMI yang slJdah oeut. Selaln
itu kajian ini juga mengundang tokoh lainnya seperti Rama Pratama,
e a Ul aJlan b ersama KAH,MI, diharapkan dapat menghantarkan HMI
Mll'k" an
keluar dan belenggu mental berupa pemujaan buta terhadap KAHMI, deng
el
rutin mengadakan kajian, menghirup ilmu KAHMI vang profesional, kapab
· , . Z
dan d apa,t dlpertanggungjawabkan, kader HMI akan terus berevo 1uS1 , dan. yang

pada akhlrnya berfikir kritis, berani membuang kelemahan KAHMI

.MENGGUGAT HMI I
Scanned with CamScanner
, kuatan KAHMI, kader perlahan tapi past' k
bll ke . , I embar
eng~rfl . r kualitas kellmuan sepertl KAHMI. J merangkak
(Il, engeJa, d . ,
aJLJ rfl "'ni dlharapkan men orong tradlsl int I
(Il ndlsl I . k" e ektu I
KO an wacana kels[aman, e onoml, soslal politl'k d a meta lUi
bag ' an bUd
nP.ng erfl beri pengetahuan makro, kemudian d'l ' aYa, yang
r- rflelTl , I an)utk
aKao gkan oleh kader. Sehmgga kader HMI me an dan
rb'n can . nguasai k 'I
dipe 1 k spesifikasi fakultas masmg-masing sebagal' ba ' eJ muan
sar an . SIS stUd'
ber ~ di bekal pengetahuan mlkro yang dibutuhkan tekna stukturl~ya da~
d
(!lema Ii merupakan benefit cost yang ditawarkan HMI. Jadi d Jndustn
adelTl. n . h ' ,pa a dasarnya
(!l HMI harus menguasal pengeta uan mlkro yang fak It '
Kader , . h k u at,f, dan
, kan memihkl pengeta uan ma ro yang berwawasan ( H"
dlharap , u a s , al IOJ
usaha untuk membangun kembah tradisi intelektual da
ada1ah .. ' n wacana
pemikiran melalUl mtelectual enlTghtenment (pencera/:1an intelektual) dan
, te({ectual enrichment (pengkayaan intelektual).
m Kajian bersama KAHMI dimodifikasi pula dengan menerbitkan bu!ettin
"Media Komunikasi dan Pengembangan", sebuah media yang diharapkan
dapat memotivasi tradisi menulis. Kini, masuklah HMI pada program
selanjutnya yaitu menerbitkan buku yang dirangkai dari maka!ah-makalah
kajian. Judul buku ini "Menggugat HM/; Mengembalikan tradisi Intelektual"
memang sangat mengusik hati Kader mititan HMI, buku ini diharapkan menjadi
auto kritik terhadpp. Kader ~MI untuk berusaha mengembalikan kejayaan
• HMI, serta memunculkan semangat untuk terus mengabdi dan berkarya di
HMI.
Buku ini bukan hanya memuat karya KAHMI, akan tetapi juga memuat
karya Kader HMI yang kreatif menulis sebagai sarana pengkaderan intelektuaL
'. T~rbitnya buku ini bukanlah akhir dan bunga rampai kajian bersama KAHMI.
Panitia kajian menyadari, Hmu pengetahuan adalah harta yang pa~in~
berharga. Karena itu, Hmu pengetahuan harus dicari, ditimba dan dipelaJan
sebanyak-banyaknya. Ilmu pengetahuan itu bisa diperoleh dan membaca
bUku.ltu berarti, mengharuskan kehadiran perpustakaan diperuntukkan untuk
kader-kader HMI Cabang Ciputat. I t'f
Secara tehms' membuat perpustakaan untuk HMI Ca bang Ciputat re a I
rnudah .. , . 'n LSM yang
ra" ' waJlbkan saja KAHMI yang produktif menuhs, memlmpl'k karya-
lm memb b k mben an
karyanya uat uku, dan mempunyai percetakan untu me b ku sudah
terk , dengan seperti itu dalam waktu singkat, ratusan u
umpul.

......
I MENGGUGAT HMI

--_.- -

Scanned with CamScanner


rt>atkan setul1.lh patensi kader HMI C b
Pengelolaan perpustaka mCe't'a hal ini bllkan hanya dapat meWUJ'~dakng
an
' A la 'nsan , , . k d an
Ciputat, tempatkan dI u . 'U a sebagai sarana peng a eran profeSiona
perpustakaan akan tetapl J g , bengkel intelektual, {melakukan k '. l.
Menjadikan Aula Insan eita sebaga)'adalah salah satu eita-eita panitia k:!l an
ustakaan , •. l kt l Jan
rutin, dan mem bua t perp mbalikan trad'Sl mtre e ua, memang tid .
Kami sadar, Untuk meng~ t gal' Pepatah lnggris mengatakan We ak r
semudah membalikkan telapab'tanmak~ us. Sebuah watak akan muncul ~~t
make our habits, then, our ha I ~ bih dahulu dari kebiasaan itulah 'ak a
1
kita membentuk keblasaan ter e an
tercipta sebuah tradisi.

Karena.,. I I
HMI yang lahir dimasa kini, bukan buat masa au...
Dia ada kini buat nanti...
Kita didesak perobahan-perobahan...
Kita jelaskan kemungkinan-kemungkinan...
bagi suatu senyum kecerahan...
(Ahmad Wahib; 1982).

Usaha yang dilakukan panitia bukanlah tanpa kendala, rangkaian


program kajian ini sangat menguras energi, waktu juga financial, tak jarang
panitia kajian mengikhlaskan uang jajannya untuk terselenggaranya kajian
karena kurang gizi.
AI Insan Makhalul Khata wa Nisyan, kami sadar buku ini mempunyai
banyak sekali kekurangan, baik dari segi penyajian maupun dari segi meteri,
dan lain-lain. Serta mahan keikhlasan terhadap seluruh rangkain program
yang kan'ti sadari banyak sekali kekurangan disana-sini.

Yakin Usaha 5ampai

Rony Basty 5u l1S' tyanlO


0(0(11,
Koordinator Pro~

MENGGUGAT HMI I
Scanned with CamScanner
Kajian Adalah
Ruh Intelektual
Sekaput Sirih dati Ketua Umum

AsepSo~n
Ketua Umum HMI CaboT)!5 Ciputat

Temyata bukan hanya kedekatan dengan kekuasaan -dan KKN s.ebagai


ekses negatifnya- yang menjadi beban sejarah bagi generasi HMI kontemporer,
tetapi citra sebagai organisasi kaum intelektual yang sejak lama melekat
juga menjadi beban tersendiri. Bentuk beban itu adalah keharusan untuk
mempertahankan intelektualisme sebagai tradisi agar terus berlangsung dan
tidak pudar. Bagaimana caranya?
. Tidak susah mencari jawab dari pertanyaan tersebut. Lihatlah,
mtelektualisme, di mana-mana, ternyata ditopang oleh tradisi kajian yang
kua~. Istilah kajian mencakup banyak pengertian yang saling berkaitan. Secara
!lans besar, aspek-aspek itu adaLah membaca berdiskusi, meneliti, dan
men ul'IS. Membaca, kita tahu, adalah kunci pembuka
' gerbang pengetahuan.
~anYa orang yang membaca yang bisa mencapai taraf tertentu dalam dunia
mteLektual. Dan pada kenyataannya kita mendapati bahwa setiap intelektual
adalah seorang pembaca yang baik. .
. ~amun membaca saja tidak cukup. Pengetahuan yang diperoleh dan
aktWltas mem baca ltu . perlu dihadapkan dengan pengetahuan Iam,' dan buku

I MENGGUGAT HMI

bz

Scanned with CamScanner


. sinilah lalu terjadi proses diskusi
berbeda. Oan 'k' b
yang lain, dan dari orang ya~g engetahuan atau peml Iran aru dengan
(dialektika), yang meng~asllkan P
tingkat yang lebih tingg l. krawal a pengetahuan dan mendorong
Diskusi juga akan memperluas ck~ J·auh. Namun semakin banyak yang
o Ok ang sema 10 .
batas-batasnya ke tltl Y tidak diketahUl. Seorang pencari
diketahui, semakin banyak pula ~an~enti pada batas itu, melainkan dia
Kebenaran yang tekun tid~k akanlit~~emungkinan-kemUngkinan baru,
terus mencari dan me.ncan, mene gkap sebagai tradisi jika ia diabadikan
Lalu intelektuallsme akan len l' k 0

, lO Ik tlah ilmu dengan menu IS annya, ucap All


dalam rumusan yang tertu IS. a l' ,
o Ma k'l
bin Abi ThaLTb. a I mu ya ng telah terikat . dalam tu lsan _ItU. akan
mengem bara ke lam · t em pat , komunitas yang Jauh, dan gene, aSI yang
kemudian. 0 •

Kajian adalah ruh intelektualisme. Tokoh-tokoh yan~ sepanJa.n~ seJarah


dikenal sebagai intelektual, semuanya terlibat, atau mellbatkan dm, dengan
aktivitas kajian. Bagaimana ImamSyafi'i, Imam Bukhari, Ibnu Sina, dan lain
sebagainya, melanglang buana ke berbagai negeri untuk mencari guru dan
belajar ilmu. Mereka semua membaca, berdiskusi - baik dengan guru-gurunya-
maupun intelektual lain, meneliti, dan menuliskan pemikirannya sehingga
menjadi teks yang dapat diwariskan.
Di Indonesia, intelektual-intelektual yang dikenal saat ini semuanya
berasal.dari komunitas yang mempunyai tradisi kajian eukup kuato Terkenal
sekali misalnya sebuah kelompok keeil di Yogyakarta yang disebut limited
group, yang kemudian melejitkan nama-nama semaeam Ahmad Wahib (alm),
Djohan Efendy, dan Dawam Rahardjo. Di Ciputat, aktivitas kajian yang marak
terutama sejak awal80-an, kini telah melembaga sebagai tradisi yang sangat
kuat dengan munculnya lembaga-lembaga kajian.
Na~, tradisi itulah yang coba dipelihara di HMllewat kajian yang hasiln~a
dapat klta baea dalam buku sederhana ini. Sebagaimana banyak disinyallr,
HMI yang sudah banyak menghasilkan intelektual-intelektual kaliber nasianal
bahkan internasional, kini mengalami kecenderungan menurun dalarn segi
tersebut.
, dO Kader-kader
. HMI. banyak
. yang terg 0 da po l'tOk
1 I pra
ktis sehingga
. 0

menJ.a 1 pragmatls, matenallstis, bahkan Oportunis. Sikap-sikap seperti 101


menJauhkan kader dari etos dan penghargaan terhadap kerja keras,
ketekunan, da~ ket~lusan. Sedangkan intetektuatism d lah wilayah yang
mensyaratkan ldeallsme.n ea a

MENGGUGAT HMI •

Scanned with CamScanner


KATA PENGANTAR

Prof. Dr. AbulJ~m Nata, MA

H
impunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi ekstra
kemahasiswaan tertua di Indonesia, telah mengilhami terbentuknya
• organisasi-organisasi serupa lainnya. Sejarah membuktikan hingga
kini HMI mampu mempertahankan eksistensinya dalam dunia gerakan
Mahasiswa.
Kelahiran HMI dipefopori oleh Lafran Pane, 5 Februari 1947 di Yogyakarta,
dengan tujuan ikut serta membela Republik Indonesia yang merdeka dan
berusaha mewujudkan dta-dtanya melalui dakwah Islamiyah dan pendidikan
dalam arti seluas-luasnya.
Fenomena keberhasilan pejuangan HMI dulu (dekade 70-an) sering
membuat seseorang atau organisasi lain merasa iri atau cemburu. Namun
kini, HMI seakan mengalami degradasi. Buku yang berjudul "Menggugat HW;
Mengembalikan Tradisi Intelektual" ini menggambarkan sebagian dari
degradasi yang dialami oleh organisasi yang bernama belakang Islam (HMI).
Gugatan keras, pedas dan langsung ke jantung HMI dinyatakan secara tegas
bukan oleh orang di luar HMI, akan tetapi justru oleh para pejuang-
pejuangnya Selain Cak Nur dibeberapa media menyatakan 'HAll sebagai
beban bangsa' juga statemen kerasnya 'Bubarkan HMI', dalam buku ini

I MENGGUGAT HMI

Scanned with CamScanner


da perl<aderan HM1, yang masih
o atannya pa . b
din Hidayat mengawab gug 0d k mengikutl perkem angan zaman
Komaru d 0 I dan tl a
menggunakan pola konvenslona o' .
yang sudah moderno 0 ran orientasi, yaltu d~n onentasi
HMI telah mengal aml perge~e I -ealon politisi praktls. Kelebihan
0entasl ea on . 0.
kecendekiawanan Islam ke on I mbuat gesekan taJam dl Internal
o 0
0 10tOk kader HM me dO
produktihtas libIdo po 101 0 a melahirkan perpereahan 1 tubuh HMI
HMI dan berbuntut panJang hlOgg palo ke tingkat akar rum put, (PB
o 0
mulai dari pucuk plmplOannya hl'ngga sam '
BAOKO, eabang, korkom, komisariat). . dl°kan organisasi ini dicibir di sana-
Ok dOL Ok internal menJa
Po Ieml eml po eml 0. t empengaruhi opini dan citra
o I hb b
0 0 k I gan Hal 1m sanga m
slm 0 e er agal a an 0 I) b kan lagi sebagai organisasi
HMI. HMI dilihat oleh masyarakat (eksterna .u 0 Itt 0 HMI
Ona elta-elta awa nya, e apl
perjuangan umat dan bangsa, seb agalma. 0 0 •

teIa h menJa dOI ken d araan ..an


0 ... akses politik menuJu kekuasaan. Halln1 terhhat 0 •

pada alumninya yang banyak" dekat dengan kekuasaan. Kenyataan 1n1


merupakan eermin bahwa HMI telah gagal menjawab pers~alan zaman. HMI
kian lama kian ditinggalkano Bukan hanya oleh baSIS masa realnya
(mahasiswa), akan tetapi, juga oleh masyarakat luas, tempat HMI mencipta.
dan mengabdi. gugatan pada HMI mencapai titik nadirnya dalam eatatan
harian yang berjudul "Seharusnya aku bukan HI""".
Naskah yang menjadi ruh perjuangan HMI yaitu Nilai Dasar Perjuangan
(NOP) tidak lepas dari gugatano NOP dikritik habis-habisan dan harus
direkonstruksi agar sesuai dengan zaman yang terus berputar. NOP sebagai
gagasan perjuangan dihakimi seeara filosofis dan praktis. NDP bukan tafsir
kitab suci, juga bukan kumpulan hadits, sehingga tidak ada alasan untuk
. tidak menggugat NOP.
Gugatan pada HMI, seperti gelombang tsunami yang meluluh lantakkan
isi bumi sebagaimana tersebut di atas, bukanlah alasan untuk memalingkan
cinta kader-kader HMI pada organisasi lain. Tidak sedikit waeana dan usaha
kader HMI dituangkan dalam buku ini, Oiawali dengan rekonstruksi ideologi
HMI,o r:nemb?~gkar semua pemahaman keagamaan yang memperkosa
pemlklran kntls kader, membuang semua beban sejarah mengubah orientasi
pen~kaderan dan pem~inaan kearah yang lebih berOrie~tasi pada pembelaan
bagl mereka yang tertmdas.
o Kecintaan k~der HMI Ciputat, dalam buku ini, juga memberikan beberapa
0

p~bh~n alternatlf. Diawali dengan menganalogikan LK-1 den an syahadat,


dllanJutkan kesadaran beragama dengan sesungguhnya (Sya~adat kedua),

MENGGUGAT HMI I
Scanned with CamScanner
yaitIJ keyakinan beragama yang mengabungkan antara Iman dan rasionalisme,
sehingga terwujudlah kader HMI yang menyadari bahwa beraktifitas (aktif
di HMlllainnya) adalah sebuah amalan yang bemilai ibadah (ibadah sosial).
Dengan demikian kader HMI akan terus berjuang membenahi HMI laksana
mensyi'arkan dakwah. Boon hanya dakwah praktis, tetapi juga dakwah yang
menggerakkan. Sehingga setiap tindak·tanduk kader HI"I dalam menjalankan
organisasi senantiasa berpegang teguh kepadaAllah SVfT, memiliki kesetiaan
yang tiada tara dan bekerja tanpa kenaI lelah, tidak memiliki kepentingan
lain, selain menyelesaikan tugas yang diembannya dengan sebaik-baiknya,
membuahkan hasil yang memuaskan, dan berdisiplin dalam menjalankan
tugas. Semua tugas dijalankan dengan sempuma tanpa cacat sedikitpun.
Dengan wmbuhnya kesadaran berorganisasi seperti ini, akan muncullah
integritas yang sesungguhnya, suatu integritas total yang akan menghasilkan
kepercayaan luar biasa, baik kepada kader yang bersangkutan secara individu,
maupun kepada HNJ yang bertujuan mendptakan insan akademis, pendpta
dan pengabdi yang berna[askan islam dan bertanggung jawab guna
terdptanya masyarakat Indonesia yang adit dan makmur yang diridhai oleh
Allah SWT. Dengan demikian pada gilirannya akan mevlUjudkan loyalitas kader
yang tinggi terhadap HMI.
Pada tema besar yang kedua dalam buku ini "Mengembalikan Tradisi
Intelektual" merupakan obat mujarab- bcigi HMI untuk kembali kepada
• khittahnya. Mulyadi Kartanegara seorang profesor berdisiplin i1mu filsafat
mengharapkan HNJ untuk selalu berpikir analitis, preduktif, dan visioner
agar dapat berkiprah sesuai dinamika kekinian dan tantangan masa
mendatang. Dengan demikian sumber daya manusia yang berbasis pada
khazanah intelektual terus dikembangkan.
Dalam buku ini, guru besar sejarah UIN Jakarta (Badri Yatim) mengajak
HMI bercermin pada politik Islam di masa khalifah, yang tugasnya selain
sebagai pemimpin agama juga sebagai seorang pimpinan pemerintahan.
Dengan posisi sebagai Khalifah tersebut ia akan menjadikan Kekuasaan
sebagai sarana memperjuangkan idiologi yang didta-dtakan dalam rangka
mensyi'arkan dakwah Islam. Hal ini sesuai dengan tujuan luhur dibentuknya
HMI oleh Lafran Pane 58 tahun yang lalu yaitu memperjuangkan dakwah
Islamiyah.
cakrawala berfikir yang tertuang dalam buku ini mulai dan KAHMI yang
sudah merengguk kesuksesan sampai pada kader HMI yang terus berevolusi
mengatur ritme perubahan, mengharapkan HMI dijadikan sebagai kampus

I MENGGUGAT HMI

Scanned with CamScanner


BAGIAN 2
PENGKADERAN DAN NILAI DASAR PERJUANGAN
NOP . 45
Andi Hakim
Mengapa Rekonstruksi Ideologi HMI ? . 50
Andita
Menghancurkan Feodalisme Organisasi Kita . 57
Andito .
LK 1 Adalah Syahadat . 63
Rony Basty Sulistyanto
Syahadat yang kedua . 66
Rony Basty Sulistyanto
Tiga sentuhan Baru . 70
Asep Sopyan

BAGIAN 3
TRADISIINTELEKTUAL:
KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN
Tradisi Intelektual . 79
Prof. Dr. Mulyadi Kartanegara, MA
Sejarah Politik Islam dimasa Khilafah . 87
Prof. DR. Badri Yatim, MA
Upacara Keagamaan, Islam Dan Perubahan Sosial . 101
T. B. Ace Hasan Syadzily
Pluralitas Keberagamaan Masyarakat Madura . 113
M. Rasyid
Jajak Pendapat Politik dan Politik Jajak Pendapat ....•...•....•••••••.•. 118
Burhanuddin
Skrenario Kiamat Indonesia Melalui CGI .................................... 132
Dani SetiQWan

Epilog Amtsal Bahtiar


........................................................... 139
Amtsal Bahtiar

MENGGUGAT HMI I
Scanned with CamScanner

Anda mungkin juga menyukai