Anda di halaman 1dari 5

Oleh: Dedi Muzlahinur,SE

Peran Mahasiswa, Organisasi HMI Dan


Kampus Dalam Menyikapi Masalah
Ummat
Oleh: Dedi Muzlahinur,SE
Peran Mahasiswa, Organisasi HMI Dan
Kampus Dalam Menyikapi Masalah
Ummat
Oleh: Dedi Muzlahinur,SE
Peran Mahasiswa, Organisasi HMI Dan
Kampus Dalam Menyikapi Masalah
Ummat
Bila kita melihat dan membaca dengan cermat pada setiap leteratur sejarah dunia dan
indonesia yang ada semenjak Zaman perjuangan Kemerdekaan dan sekarang, organisasi dan
kampus merupakan dua hal yang tak terpisahkan bagi mahasiswa dalam memberikan
dukungan terhadap pencapaian kapasitas keilmuan pada seseorang kaum intelektual
mahasiswa. Namun terkadang ketika para mahasiswa tidak hati hati beraktivitas pada dua
sarana tadi juga tidak menutup kemungkinan kerugian akan di dapatkan. Bagi sekelompok
mahasiswa, kampus merupakan suatu tempat dimana disitu ada suatu gedung dan ruangan
lengkap dengan kursi dan meja kemudian mereka mendiami ruangan itu dengan keyakinan
bahwa mereka membutuhkan Iokus secara maksimal dengan duduk dan mendengarkan apa
yang di sampaikan oleh dosen matakuliah. Mahasiswa yang semacam ini tidak pernah mau
berusaha untuk menambah kapasitas keilmuan mereka. Bahkan ada juga di antara mereka,
untuk membaca saja bukan menjadi sebuah kebiasaan. Namun, tak kurang juga mahasiswa
mahasiswa tersebut, mereka memiliki kadar pengetahuan yang memadai terhadap jurusannya
tapi di segi wawasan mereka sangat sempit. Kenapa?, karena mereka memiliki keterbatasan
dalam segi pengalaman.
Duduk, diam, dengar dan pulang merupakan kata kata yang selalu diikuti dan
dikerjakan dalam keseharian mereka dikampus. Bahkan tidak ada sedikitpun keinginan dan
kemauan untuk menambahkan kata kerja lain yang bisa di ikuti dalam dirinya disaat ke
kampus ataupun ada sesuatu prinsip lain yang menunjukkan suatu bentuk upaya
memaksimalkan potensi mereka sebagai seorang mahasiswa. Tipe mahasiswa yang 3D1P ini
memang tidak pernah ada dalam sejarah mahasiswa yang sesungguhnya. Karena yang seperti
ini bukanlah ciri ciri mahasiswa yang sesungguhnya dalam Kacamata Kaum Intelektual dan
Agen Of change. Mahasiswa bukanlah seseorang yang hanya sekedar menonton saja pada
setiap kejadian tapi ada banyak hal yang akan mengundang kreatitivitas mahasiswa disaat ada
kejadian kejadian yang disaksikan. 3D1P nya para mahasiswa mengakibatkan kritisasi itu
bisa berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Rutinitas dunia kampus yang oleh kalangan mahasiswa sesungguhnya tidak seperti
itu, tetapi ada suatu rutinitas yang bisa di katakan mampu untuk meng-up gread diri maupun
menambah keilmuan serta motivasi kepada mereka. Salah satunya adalah berorganisasi.
Karena selain kampus sarana inilah yang yang telah membuktikan bisa membuat seorang
mahasiswa tersebut menjadi luarbiasa. Bangsa indonesia mungkin sudah tidak bisa mengelak
lagi dari pembuktian sejarah sejarah masa lalu bahwa letak strategis dan keterkaitan eratnya
organisasi dengan kampus ini telah banyak orang orang besar yang terlahirkan di seluruh
penjuru negeri ini. Berdirinya negara ini adalah karena pengaruh orang orang luarbiasa
yang hidup dalam dunia kampus dan organisasi. Bagi orang orang yang luarbiasa tersebut
seakan akan organisasi adalah rumah kedua bagi mereka. Tentu ini pernyataan yang sangat
mengejutkan bagi teman teman kita yang bertipe 3D1P atau yang bersikap aphatis pada
organisasi, dan hanya baru akan di rasakan disaat mereka mulai mencoba.
HMI menapaki pergerakan dari STI, mengukir sejarah dan melahirkan tokoh bangsa
Semenjak HMI didirikan di yokyakarta pada tanggal, 15 Februari 1947 oleh LaIran
pane bersama dengan tokoh tokoh lainnya antara lain Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein,
Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan), Suwali, Yusdi Ghozali;
(tokoh utama pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII), Mansyur, Siti Zainah (istri Dahlan
Husein), Muhammad Anwar, Hasan Basri, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan
Bidron Hadi. pada saat itu atas persetujuan seorang proIessor kuliah taIsir Quran yaitu bapak
proI. Husen Yahya di salah satu Sekolah Tinggi Islam (STI) di yokyakarta kini Universitas
Islam Indonesia (UII). Semenjak itu pulalah HMI mulai mengukir sejarah peradaban bangsa
ini. STI merupakan kampus pertama yang di jadikan HMI sebagai tapak penjajakan awal
untuk memulai pergerakan dalam memperhatikan Nasib Ummat. Dan pada saat itu juga HMI
Dan Kampus mengawali unjuk bukti terhadap peran terlahirnya sejumlah tokoh besar negeri
ini. Dan Hingga Kini HMI Terus Melakukan Kerjasama dalam membina Mahasiswa untuk
mencapai kapasitas keilmuan dan keagamaan. Meskipun terkadang ada juga kampus -
kampus yang tidak menginginkan kerjasama ini.
Pernyataan jenderal Sudirman yang mengatakan di depan rakyat indonesia pada saat
itu ' HMI Bukan saja Himpunan Mahasiswa Islam melainkan juga HMI adalah Harapan
Masyarakat Indonesia ini cukup membuktikan bahwa pada saat itu peran HMI tidak bisa di
remehkan dalam sejarah bangsa. HMI mulai mencetak sejarah dari masa pengkritisasian
Negara dan mempertahankan kemerdekaan serta pertarungan antar kelompok ideologis
(mempertahankan bangsa dari ideology komunis) dimana pada saat itu salah satu kader HMI
Membentuk CM (Corp Mahasiswa) yang naik ke gunung dalam membantu pemerintah
menumpas para gerillyawan PKI, beliau adalah Jendral. Ahmad Tirto Susiro, dilanjutkan
pada masa pendukungan rezim Orba 66` dan terlibat di dalamnya, dan masa chaos 98`
sebagai konsekuensi logis tumbangnya rezim Or-ba.
Begitulah peran HMI dulu, Dengan semangat Agamis, Akademis, dan Militannya
telah mampu melahirkan banyak tokoh besar yang terkenal di negeri ini, ada yang menjadi
politisi, akademisi, ulama, dan cendikiawan Muslim di indonesia. Diantaranya adalah
Jenderal Ahmad Tirto sudiro, Akbar Tanjung, Amin Rais, Anas Urbaningrum, Nurcholis
madjid, Dawam ranuwiharjo, Ferry Mursyidan Baldan, Ustz. AriIin Ilham, Abu Bakar
Ba`asyir dan Lain Sebagainya. Mereka merupakan manusia luarbiasa hasil kolaborasi HMI
dan KAMPUS dalam memberikan dukungan Kapasitas keilmuan.
HMI , KAMPUS, Mahasiswa dan daerah dalam Kondisi Kekinian
Dewasa ini HMI- pun masih tetap ada dan terus hidup sampai Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernaIaskan Islam dan bertanggungj awab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu Wata `ala. Yang
merupakan Tujuan HMI dan Sampai Kapanpun Akan terus Di Capai, tujuan tersebut
merupakan penaIsiran terhadap tujuan pencapaian masyarakat madani yang sesungguhnya.
Seiring berjalannya waktu, dan seiring maraknya kampus kampus turun serta berdiri
di daerah daerah, provinsi, kabupaten dan Kota, seiring itu pula HMI mulai menapaki
jalannya di setiap kampus kampus tersebut. Meski terkadang HMI kerap mengalami
Tantangan tantangan internal dan eksternal, Namun Dengan semangat Perubahan dan
perjuangan, HMI terus melebarkan sayapnya ke berbagai pelosok Indonesia Raya. Itu juga
yang membuat HMI semakin Besar dan Semakin terdapat kemudahan dalam mewujudkan
peran HMI membina Ummat, yang orentasi subjeknya merupakan para pemuda dan pemudi
islam yang memiliki semangat pendidikan. Namun tak jarang juga kesulitan kesulitan pun
muncul disaat ini, dengan berbagai Alasan seperti kebijakan dan keberadaan Kampus serta
Pemerintah. Sayangnya, di tengah prestasi prestasi dan kejernihan tujuan luarbiasa yang
pernah diraih HMI dalam pahit getirnya sejarah bangsa dan Negara ini, Masih juga ada Pihak
pihak yang Mencoba menghambat upaya mulia HMI dalam mencetak manusia manusia
intelektual dengan kualitas kualitas yang membanggakan. yang sesungguhnya bisa
mengurangi beban kita semua, baik kampus, Pemerintah dan pihak - pihak lainnya dalam
mewujudkan impian bangsa yang cerdas, berwawasan, beragama dan bermartabat. Tak jarang
hanya karena sikap Kritis yang di tunjukkan oleh kader dan organisasi HMI menimbulkan
sebuah tekanan, ancaman dan pengekangan terhadap pergerakannya. Padahal semestinya
sejumlah pihak dan elemen elemen dalam negeri ini harusnya bahu - membahu dan saling
membantu serta bersaing dengan sehat untuk prestasi organisasi dalam mewujudkan
masyarakat intelektul dan bangsa yang cerdas untuk impian kebaikan yang sesungguhnya
terhadap negeri ini. Namun Semoga saja Prinsip Aktivis Militan itu Masih tetap terjaga pada
setiap kader HMI, sehingga itu bukan halangan untuk berjuang, dan menjadikan orang sadar
bahwa pergerakan, perjuangan dan dakwah ini adalah untuk perbaikan ummat yang harus
selalu dalam kondisii yang kritis.
Begitu juga dengan Mahasiswa, Bukanlah suatu keharusan untuk berorganisasi tapi
merupakan kewajiban sebagai umat islam untuk membangun dan menjaga silaturrahmi. Dan
juga dengan berorganisasi seseorang mahasiswa semakin termotivasi untuk menjadi manusia
intelektual sejati dalam struktural yang rapi dan terorganssir serta dengan kemampuan dan
konsep tertentu, untuk mendobrak segala bentuk kesengsaraan dan kesulitan hidup menuju
insan akademis , pencipta, pengabdi, vang bernafaskan islam dan tertanggung fawab atas
terwufudnva masrakat adil makmur vang diridhai Allah SWT.
Penulis: KABID PA HMI Cabang Blangpidie
Mahasiswa Fakultas Ekonomi,Prodv S1 Manafemen pada Universitas Serambi Mekkah
(USM) Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai