ar isi
et 1
20 01
15
P RESTSI
Media Silaturahmi, Informasi dan Analisa
Teras
Wawancara
bersama
Bedol Masisir;
Komunitas dan Perubahan
Opini
Sudah Saatnya Masisir di-Bedol (?)
Timur Tengah
Masisir 'Melek' Mesir (?)
* Kairo - Mesir *
Dari Redaksi
P RESTSI
Media Silaturahmi, Informasi dan Analisa
Tim Redaksi
PELINDUNG
Ketua KSW
DEWAN REDAKSI
Muhammad Fardan Satrio Wibowo
Landy T. Abdurrahman
Muhammad Fadhilah Rizqi
Iis Is 'anah
Pimpinan Umum
Zulfah Nur Alimah
Pemimpin Redaksi
Wais Al-Qorny
Sekretaris Redaksi
Zuhal Qobili
Pimpinan Usaha
Mahfud Washim
Redaktur Pelaksana
Rizqi Fitrianto
Muhammad Samsul Arin
Muhammad Al Chudlori
Fathimatuz Zahro
Lailatuz Zakiyah
Izzatun Nafsiyah
Zakiyah Murnia
Aminatuz Zahroh
Reporter
Muhamad Koirul Anas
Saiful Umam
Indira Rizqi Ardiani
Izzatu Dzihny
Laila Nur Hidaya
Distributor
Hisyam Zainul Musthafa
Muhammad Mahfudz
Layouter
Muhammad Amna Mushoa
Ahmad Muikhul Muna
Editor
Nanang Fahlevi
Nashifudin Luth
Choiriya Dina Sana
Daftar Isi
Dari Redaksi 02 Editorial 03 Teras 04 Analisa Nusantara 06
Kajian 12 Lensa KSW 16
Timur Tengah 08 Opini 10 Opini II
Wawancara 18 Resensi 20 Oase 22 Sastra 24
Serba-serbi 26 Catatan Pojok 28
02
Redaksi Menerima
Tulisan dan Artikel
yang Sesuai
Dengan Visi Misi Buletin.
Saran dan Kritik
Kirim ke Facebook Kami:
Prestsi Ksw
Editor
Ilustrasi (google.com)
03
Teras
Bedol Masisir;
04
Teras
dapat tercium, mengingat posisi komunitaskomunitas baru ini, jika diagendakan sebagai
bentuk perlindungan bagi mahasiswa baru
supaya terjaga dari iklim Masisir lama yang
sudah kadung melestari.
Bersamaan hadirnya komunitas-komunitas
baru di tengah riuh rendahnya dinamika
Masisir, dengan tampil reformis-religius
dalam agenda dan program-programnya,
hadir pula gelagat yang dak stabil dalam
proses dinamika di Masisir itu sendiri. Alamat
ke dakstabilan itu se daknya dapat terlihat
dari sepinya komunitas-komunitas-nonkuliah-lain, semisal, sedikitnya mahasiswa
yang ingin terjun dan ikut terlibat langsung ke
dalam dunia pemikiran, sehingga di sini
terlihat damai dan lengangnya ruang-ruang
pemikiran dalam komunitas-komunitas kajian
di Masisir; begitu juga dak hangatnya
dinamika Masisir dari suara-suara mahasiswa
yang lebih suka mengikat diri dengan memilih
membujang di kamar melalui cara
menjauhkan diri dari pergolakan sosial, dari
pada bebas dan meyuarakan semangat
zaman melalui puisi, kuas, nta dan kord-kord
nada, akhirnya betapa dinginnya teras-teras
komunitas budaya (yang dibangun dari
kesadaran emosional jiwa, perlawan bahkan
rasa keterpojokan mereka terhadap hidup
yang dielu-elukan sebagian orang), dari kakikaki para mahasiswa.
Mengama kondisi yang seper ini dengan
absennya para mahasiswa dalam menghidupi
komunitas-komunitas non-kuliah, memang
suatu keadaan yang nisyaca terjadi dan tentu
saja tak mudah untuk di segarkan begitu saja.
Ke a d a a n t a k m u d a h i n i m b u l d a r i
kekhawa ran-khawa ran seorang bapak
terhadap anaknya yang dak sedikit
m e n ga l a m i l o n j a ka n d a l a m d u n i a
kuliahnya, sehingga di sini munculnya
per mbangan: sejauh komunitas itu bersifat
refo r m i s d a n m e n ga nta r ka n ke p a d a
kesuksesan dalam dunia perkuliahan, maka
dengan memilihnya merupakan langkah yang
tepat untuk di ambil.
Dari sudut ini bahwa keganjilan yang terjadi
pada mahasiswa yang katakanlah datang
05
Analisa Nusantara
06
Analisa Nusantara
sini;
ada yang masih ingin kupandang
yang selama ini senan asa luput;
sesaat adalah abadi
sebelum kausapu tamanmu se ap pagi
07
Timur Tengah
08
Timur Tengah
solu f. Sebagai permisalan, presiden Mesir
menyerukan pembaharuan wacana
keagamaan dan memandatkannya kepada
syeikh Al-Azhar, Ahmad Thayyib. Begitu juga
Mu i Mesir, Syauqi 'Allam, bekerja sama
d e n g a n A l - M i s y r i A l -Ya u m u n t u k
menerangkan kepada publik ajaran Islam
yang moderat, penuh toleran dan cinta
perdamaian. Apakah kita tahu?
Bagaimana otoritas Mesir dalam menghadapi
konik Mesir-Ethiopia yang dilakukan dengan
cara diplomasi merupakan hal yang patut
diacungi jempol. Sang presiden ditemani oleh
uskup Thowadros, diibaratkan layaknya
seorang syeikh bagi para penganut kop k
ortodoks di Mesir, menyambut kedatangan
para uskup dari Ethiopia untuk membahas
sengketa sungai Nil antara dua negara
tersebut. Sungai Nil bagi Ethiopia adalah
sumber pengembangan negara, sedangkan
bagi Mesir, Nil adalah sumber kehidupan. Tapi
kedua negara berhasil memendam egoitas
masing-masing dan dapat berbagi. Karena
sungai Nil adalah anugrah yang Tuhan berikan
untuk seluruh makhluknya. Dan juga, pada
abad sebelum Masehi, kaum ortodoks
Ethiopia sudah menjalin hugungan yang erat
dengan kaum ortodoks Mesir. Apakah kita
tahu?
Pemadaman listrik bergilir yang dilakukan
oleh pemerintah pada musim panas lalu,
dak akan terulang pada musim panas yang
akan datang. Pemerintah telah berjanji
bahwa tak akan ada gelap pada musim panas.
Salah satu upaya ini dilakukan dengan
menambah daya Megawa di beberapa
stasiun pemasok listrik. Dan jika harga-harga
naik, kita tak perlu kaget. Hal ini dikarenakan
krisis, di mana mata uang Mesir anjlok dan
nilai mata uang dolar naik. Apakah kita tahu?
Pemaparan di atas adalah beberapa potret
gambar dari beberapa fenomena yang ada di
Mesir. Sebagaimana kita jelaskan di awal, agar
masing-masing dari kita yang menjawab
'apakah kita tahu?' Yang jelas adalah bahwa
kita, terlepas apapun statusnya; pelajar
ataupun pekerja, sedang berada di Mesir,
baik ruhani maupun jasmani. Sebagai pelajar,
09
Opini
Rizki Fitrianto
10
Opini
akan memberikan kesan nega f terhadap
Masisir lama. Akan sangat naif, jikalau rasanya
melupakan peran orang-orang terdahulu
(Masisir lama), bahkan merekalah yang
berjuang ma -ma an untuk regenerasi
Masisir di masa mendatang. Contoh saja
mereka yang selalu memberikan arahanarahan kepada anak-anak baru, mereka yang
is qomah membimbing untuk selalu belajar
dan talaqi, begitu juga bimbingan muqoror
dan juga masih banyak hal yang seharusnya
mahasiswa lakukan pada umumnya.
Peran mahasiswa pada umumnya, mereka
yang dak keluar dari koridor kemahasiswaan
dan selalu sadar benar bahwa dirinya
(Masisir) sadar sebagai mahasiswa. Atau
mungkin kita sadar bahwa diri ini sebagai
mahasiswa, akan tetapi kalah dengan
keadaan yang terkadang keadanlah yang
memaksa untuk lupa bahwa diri ini sebagai
mahasiswa. Atau memang sengaja
melupakan peran dari mahasiswa yang
seharusnya dilakukan. Kalau yang seper ini
harus bahkan wajib dilakukannya bedol
Masisir karena sudah melenceng dari tujuan
yang seharusnya dilakukan.
Di sinilah peran pen ng Masisir baru untuk
melengkapi sesuatu yang dianggap kurang
dari Masisir lama dan juga meluruskan dari
sesuatu yang melenceng. Bukan bera hanya
memberikan laqob kepada Masisir lama
dengan suatu yang nega f. Sering dijumpai
bahwa Masisir baru atau yang sekarang pada
umumnya lebih bersifat individualis. Hal
seper ini bisa dilihat dari ke ka suatu
lembaga atau kekeluargaan mengadakan
suatu acara, dak sedikit dari mereka yang
dak hadir. Entah hal tersebut dikarenakan
padatnya jadwal yang dimiliki oleh mahasiswa
tersebut atau sebenarnya mereka yang
kurang minat dengan acara yang sudah
diselenggarakan oleh lembaga tertentu. Ada
p u l a m e re ka ya n g d a k m e n g h a d i r i
dikarenakan berbenturan dengan jadwal lain.
Maka hal yang demikian dak begitu
dipermasalahkan jika masih dalam ruang
lingkup yang posi f.
Sedang yang sedikit dipermasalahkan adalah
11
Kajian
Bedol Masisir;
Prolog
Masisir, sejak adanya sampai sekarang
memang tak pernah habis untuk dibahas,
dikaji, diperbincangkan sampai dijadikan
bahan peneli an. Sebut saja sebagai miniatur
masyarakat Indonesia. Dinamika perubahan
yang cukup pesat bersamaan dengan
perkembangan zaman yang ada, menjadikan
Masisir selalu menarik untuk dibahas. Masisir
dengan sejuta warna karakter dan
kompleksitas kehidupannya, dari se ap masa
yang berbeda selalu menawarkan
pergeseran-pergeseran sosial yang perlu
untuk diselami agar pada akhirnya dak
menimbulkan kesenjangan sosial di Masisir.
Masisir dan organisasinya, sebut saja PPMI
(Persatuan Pelajar dan Mahasiswa
Indonesia), adalah organisasi ter nggi yang
m e n a u n g i b e b e ra p a o r ga n i s a s i d a n
ko m u n i ta s d i M a s i s i r . B e r m u l a d a r i
serentetan kegiatan PPMI yang ditujukan
kepada anak baru kedatangan tahun 2014:
dari bimbingan, pembekalan dan pengajian
hingga dauroh, kesemuanya mengarah pada
pengembangan akademik pelajar. Salah satu
yang cukup menonjol adalah kegiatan dauroh
yang dilaksanakan bertepatan dengan masa
ujian mahasiswa Al Azhar. Dauroh ini
bertempat di Alexandria dan Kairo. Maba
(mahasiswa baru) diberikan pilihan untuk
mengiku dauroh di salah satunya: di
Alexadaria dan di Kairo. Inilah kegiatan maba
yang dak ditemui di periode-periode PPMI
sebelumnya. Sebagai lembaga ter nggi
mahasiswa, kesan PPMI ingin membenahi
generasi Masisir pun tak terelakkan. Wacana
ini hadir begitu saja dari beberapa Masisir.
Kemudian, jika hal ini merupakan upaya
12
Kajian
study oriented, organiza on oriented dan
business oriented. Pertama, study oriented;
adalah Masisir yang fokus dengan dunia
perkuliahan dan keilmuan lainnya yang dapat
mendukung kemajuan keilmuannya serta
menunjang dunia perkuliahannya. Biasanya
mereka mencari kesibukan di luar bangku
kuliah yang masih berbau keilmuan. Seper
mengiku talaqi yang diampu oleh beberapa
syeikh Azhar atau mengiku kajian keilmuan
dan mengiku dauroh tahsin atau tahdz.
Kedua, organiza on oriented; adalah Masisir
yang sibuk atau menyibukkan diri di dunia
organisasi atau kepani aan, baik dari
kekeluargaan, ormas, almamater atau PPMI.
Ke ga, business oriented; adalah Masisir yang
berorientasi atau mengorientasikan dirinya
dalam dunia bisnis. Biasanya mereka adalah
mahasiswa yang hidup dengan keterbatasan
biaya, sehingga perlu kuliah sambil bekerja
untuk mencukupi kebutuhannya di sini. Atau
ada juga yang memang berlama-lama di sini
dengan menanam saham di beberapa
tempat untuk dunia bisnisnya. Kelompok
yang seper ini bisa diasumsikan, bahwa
mereka di sini dak lain adalah bekerja untuk
masa depan kehidupannya atau untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya karena
tuntutan peran sebagai kepala keluarga yang
diembannya.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang
pembahasan antara Masisir lama dan Masisir
baru, perlu adanya penjernihan antara
keduanya. Penjernihan baik dari segi
kebiasaan atau tatanan sosial yang ada dan
kurun waktunya. Agar apa yang diwacanakan
yang kemudian dijadikan pembahasan yang
panjang lebar ini, mempunyai pijakan yang
pas . Bukan sekedar tentang sebuah sebutan
atau is lah yang digunakan (Masisir lama dan
baru), melainkan tentang bagaimana kedua
is lah itu diis lahkan. Pertama, wacana yang
diis lahkan dengan 'bedol Masisir' hadir dari
akhir tahun 2014 sampai sekarang. Lebih
tepatnya, sekitar sebulan setelah kedatangan
mahasiswa baru, sejak diadakannya beberapa
kegiatan yang bersifat akademis selagi maba
13
Kajian
ak f, terkadang ak f dan 18% lainnya dak.
Dari sini cukup memberi gambaran bahwa
se daknya kebanyakan Masisir tetap
mempunyai kegiatan dalam organisasinya
atau komunitasnya. Se daknya mereka tetap
p u nya ke s i b u ka n s e l a i n u n t u k d a k
menghadiri muhadhoroh yang dak wajib.
Terbuk banyak ditemukan organisasi yang
m a s i h b e r ta h a n ke b e ra d a a n nya d a n
ditemukan pula komunitas-komunitas
independen yang hadir atas prakarsa Masisir
lama. Sedangkan Masisir baru nggal
menikma dan meneruskan apa yang telah
diwujudkan dan dipertahankan orang lama.
Kedua, yang bersifat akademis; poin ini
melipu perkuliahan dan lebih mengarah
pada gairah kepenulisan di Masisir yang
mencangkup keikut-sertaan dalam dunia
kepenulisan baik di forum kajian maupun
media cetak. Untuk perkuliahan, masih dari
divisi riset yang sama, Masisir yang ak f kuliah
mencapai prosentase 37%, sedangkan yang
kadang-kadang kuliah sebanyak 46% dan
sisanya dak ak f kuliah. Walaupun
prosentase ak f kuliah lebih rendah daripada
yang hanya kadang-kadang kuliah, tapi
prestasi yang diraih Masisir dalam bangku
pekuliahan masih terus mengalir dan melaju
cukup pesat. Contohnya, di tahun 2014-2015
ini, Masisir yang diwakili orang-orang lama,
akan menelurkan lebih dari ga doktor
lulusan Al Azhar. Mereka adalah Masisir lama
yang akan menyelesaikan pendidikan strata
ga/S3. Selain itu, semakin banyak Masisir
yang meraih nilai jayyid, jayyid jiddan dan
mumtaz di bangku perkuliahannya.
Kemudian mengenai gairah kepenulisan di
Masisir, bisa di lik dari penerbitan media
cetak di Masisir, keak fan dalam forum kajian
dan karya yang dihasilkan. Dari hasil riset yang
dilakukan oleh SMW (Sekolah Menulis
Walisongo) tentang media cetak dari kurun
waktu tahun 2008-2012 kepada tujuh media
di Masisir, di antaranya, A ar, Sinar, Citra,
Suara PPMI, Informa ka, Terobosan dan
Sinai, paling nggi jumlah penerbitan ada
14
Kajian
dua karya Mohammad Yunus Masrukhin telah
hadir mewarnai kancah dunia Masisir yaitu,
Al-wujd wa az-Zamn al-Khithb as-Sh
'inda Muhyiddn Ibn Arab yang diterbitkan
oleh Mansyurat al-Jamal, Beirut, Lebanon dan
Biogra Ibn Arabi yang diterbitkan oleh
Keira Publishing, Indonesia. Selain itu salah
satu karya Kamaludin Nuruddin Marjuni Al
Bugisi yang berjudul al-Aqdah al-Islmiyah
wa al-Qadhy al-Khilyah 'inda 'Ulama' alKalm yang diterbitkan oleh Dar Al-Kotob AlIlmiyah, Beirut, Lebanon.
Keduanya 2 adalah sosok yang mewakili
Masisir lama namun mampu untuk tetap
berprestasi. Keduanya mampu membuahkan
karya besar di tengah kompleksitas kehidupan
Masisir, di tengah segala kebiasaan buruk
yang mengakar yang berulang kali dijadikan
kambing hitam untuk suatu ke dakberkembangan Masisir. Dari ulasan ini
ditemukan satu
k penemuan. Bahwa
sebenarnya problem permasalahan bukan
terletak pada suatu tatanan sosial yang telah
ada melainkan ada pada diri individu.
Bukan pernyataan bijak untuk kembali
menyalahkan suatu tatanan sosial. Karena
tatanan sosial ini yang pada akhirnya
mewujud menjadi suatu miniatur masyarakat
Indonesia di Mesir hadir atau dibangun bukan
dalam waktu sekejap, melainkan melalui
proses panjang sejak manusia Indonesia
pertama menginjakkan kaki untuk menuntut
ilmu di bumi kinanah ini. Kesalahan terdapat
dalam diri individu bagaimana menyikapi dan
menghadapi suatu tatanan sosial yang telah
ada. Merubah tatanan itu bukan perkara yang
mudah, bukan dengan hanya menggerakkan
satu generasi kemudian dapat merubah
segalanya.
Epilog
Agent of change sebagai slogan mahasiswa
bukan hanya berar , kita sebagai mahasiswa
adalah penerus estafet bangsa atau tonggak
penerus kepemimpinan di tanah air, tapi juga
mahasiswa yang mampu berubah dan
15
Lensa KSW
Peran KSW
KSW
16
Lensa KSW
menyebarkan tulisan-tulisan, baik berupa
berita, opini atau yang lainnya. SMW, dalam
perjalanannya sendiri juga sudah
menerbitkan buku. Sekolah ini bersifat santai
dan eksibel dan tentunya dak formal
seper sekolah pada umumnya. SMW sendiri
dalam pelaksanaannya juga sama dengan
WSC yaitu dilaksanakan se ap dua minggu
sekali atau dwi mingguan, namun di sini yang
membedakan hanya harinya pertemuannya
saja. Namun yang menarik dari SMW ini
kegiatannya bukan hanya di ruangan
tertutup, terkadang juga dilakukan di luar
ruangan atau bisa disebut out bound.
Selain komunitas tulis-menulis dan kajian
(dunia Intelektual), KSW juga mewadahi dan
memfasilitasi minat-bakat semua
anggotanya. Seper Seni. KSW mempunyai
berbagai kelompok seni, seni musik, seni
pantomime dan lain sebagainya. Dalam seni
music, KSW mampu mengorbitkan tunastunas baru untuk masa depan, terbuk
dengan adanya beberapa band yang tampil
pada acara atau event-event tertentu seper
acara bulanan Khatulis wa Monthly Cafe
(KMC). Sebuah event baru atau wadah bagi
M a s is ir u nt u k m en a m p ilka n s elu r u h
krea tas seninya tanpa terkecuali. Yang
mana acara ini dilaksanankan hari kamis
malam se ap akhir bulan. Untuk bidang seni
ya n g l a i n nya , K S W m e m p u nya i s e n i
pantomim yang bernama Koepadja. Koepadja
sendiri sering mendapatkan undangan di
berbagai event acara KBRI, selain Koepadja
sebagai seni pantomim yang unik dan
menghibur Koepadja juga merupakan satusatunya pantomim yang ada di Masisir.
Hampir diberbagai ajang pertunjukan seni,
K S W hampir selalu turut ak f dalam
berpar sipasi.
Dalam wadah minat dan bakat yang lain, di
KSW juga ada departemen Olahraga yang
mana departemen tersebut menfasilitasi
berbagai olahraga yang populer di Masisir.
Semisal sepak bola, futsal, bulu tangkis,
basket, voli dll. Di bidang olahraga KSW bisa di
bilang mempunyai m yang di perhitungkan
dan disegani. Contoh di sepakbola, dari
Facilities :
- Cool & Warm
Airconditioner
- Wi
- Breakfast
- Hot & Drink
- Kitchen
Strategic Location :
- 15 Minutes From Cairo
Airport
- Near Shopping Center
7/1 Ahmed El-zumr St.
10th District,
Block 21, Nasr City,
Cairo, Egypt
For More Information
And Reservation :
Mobile : +201158890081
Email :
griyajateng@gmail.com
Website :
www.griyajateng.com
17
Wawancara
Wawancara
dengan
(Penulis Buku Biogra Ibn 'Arobi dan Kandidat Doktor Universitas al-Azhar)
18
Wawancara
dinamika di Masisir. Sehingga muncul
kegiatan bersifat kebudayaan, bisnis dan halhal baru di Masisir. Apakah hal ini posi f atau
n e ga f, t e r ga n t u n g d a r i m a n a
memandangnya.
Secara keseluruhan dalam tubuh dewasa
Masisir, apakah ada kesalahan (rendahnya
minat keilmuan) dalam dinamika keilmuan
baik di Masisir lama ataupun Maba?
Ada sebuah is lah yang dinamakan syndrom
golden age bahwa se ap generasi yang lebih
tua pas mempunyai penilaian terhadap
generasinya lebih baik dari generasi
setelahnya. Tapi menurut saya, nilai dari
se ap generasi adalah sama, baik dalam
kesempatan dan kualitasnya. Hanya saja yang
membedakan adalah kemampuan dalam
mengekspos kesalahan itu. Misalnya, dahulu
seseorang dak pernah masuk kuliah maka
kesalahan ini hanya dijadikan masalah pribadi
atau jadi bahan obrolan, dak lebih.
Sedangkan sekarang, media sosial begitu
cepat dan masif mengekspos perihal itu.
Seolah Masisir hidup di rumah kaca sehingga
apapun bisa dibaca. Sehingga
ke dakberhasilannya dalam melibatkan diri
dalam akademik secara ak f ataupun di
dalam keorganisasian makro di Masisir, akan
menjadikannya sebagai tokoh Masisir yang
dur atau komunitas yang dak terbaca. Dan
fenomena ini terjadi pada Masisir lama dan
baru.
Dalam dunia keilmuan, perkembangan
teknologi memudahkan seseorang
mendapatkan informasi, dan terkadang,
seseorang menjadikannya (teknologi)
sebagai rujukan. Seberapa pen ngkah
kegiatan intelektual bagi Masisir?
Media sosial selain memberikan fasilitas
komunikasi juga memberikan dampak
signikan dalam proses komunika f dan
i n t e l e k t u a l p a d a ko m u n i t a s . Ya k n i ,
berdampak dalam membentuk pengetahuan
prak s yang mandul. Dahulu, semua
informasi dan pengetahuan dak begitu
mudah diperoleh, kecuali dengan usahausaha penalaran yang komprehensif.
Sehingga apa yang didapatkan akan benar-
19
Resensi
'Bedol' Mentalitas Para Penulis Kebebasan;
Mendidik Lebih Dekat
Judul Film
Sutradara
Pemain
Tahun Rilis
Durasi
: Freedom Writers
: Richard LaGravenese
: Hilary Swank, Imelda Staunton, Sco Glenn, Patrick
Dempsey dan lain-lain
: 2007
: 123 menit
20
Resensi
ke s a d a ra n s e m e nta ra o ra n g , b a h wa
kegagalan murid adalah karena kebodohan
atau ke daksiapannya. Sebaliknya, justru
semuanya kembali pada sang guru itu sendiri.
Seorang guru pantang untuk menyerah
kepada para muridnya dan memberikan
tatapan sinis seolah mereka adalah muridmurid yang tak berguna dan tak memiliki
masa depan. Sebaliknya, seorang guru adalah
yang selalu mengajarkan tentang harapan,
op misme dan rasa percaya diri. Dan hal
inilah yang dilakukan oleh Erin Gruwell. Ia
berhasil mengubah cara pandang para
muridnya, bahwa membela geng ras sampai
ma adalah bukanlah suatu kehormatan dan
dak akan ada yang mengenang karena hanya
kerusakan dari keresahan yang ter nggal. Erin
berusaha memperluas cakrawala pemikiran
mereka dengan buku-buku yang dibelinya
dari biaya kantong sendiri, karena pihak
sekolah -khususnya Kepala Staf Guru
Margaret Campbell (Imelda Staunton- dak
mau memberikan fasilitas. Ia dak percaya
pada kemampuan membaca murid-murid
berandal itu dan ia dak percaya pada mereka
karena yang sudah-sudah mereka selalu
merusak -mencoret hingga merobek- bukubuku milik sekolah.
Murid-murid kelas 203 begitu antusias
dengan kisah Holocaust, pembantaian orangorang Yahudi oleh Nazi. Mereka membaca
buku Diary of Anne Frank, buku harian yang
ditulis oleh Anne Frank, seorang perempuan
Yahudi, yang dipublikasikan oleh ayahnya
yang selamat dari pembantaian setelah
kema an Anne. Ke ka membaca sosok Anne
Frank yang mengalami dan merasakan
pedihnya penindasan, mereka seakan sedang
membaca diri mereka masing-masing.
Melihat antusiasme ini, selain mengajak para
muridnya untuk bertemu dan mengobrol
dengan para korban Holocoast yang masih
hidup, Erin berhasil mengundang Miep Gies
yang nggal di Amsterdam, wanita yang
berani mempertaruhkan nyawanya demi
menyembunyikan keluarga Anne Frank.
Film ini memenuhi kriteria standar untuk
dijadikan list lm yang wajib ditonton,
21
Oase
Keluarga Masisir
Mahfud Washim
22
Oase
s e b a i k nya d i n o m o r- d u a - ka n . Ka re n a
keutuhan serta keharmonisan keluarga
menjadi hal urgen untuk didahulukan,
walaupun sampai mengorbankan kewajiban
kita sendiri. Namun sebagaimana kalimat
yang telah disebutkan di atas, se ap hal yang
kita lakukan pas ada hikmahnya.
Apalagi akhir-akhir ini jagat masisir
digemparkan dengan munculnya komunitaskomunitas baru yang sangat menarik simpa
buat anak baru. Memang, komunitas baru itu
daklah buruk buat anak baru, tapi sebagai
seorang mahasiswa yang baik tentunya harus
pandai memilah waktu dan dak lupa dengan
urusan yang ada dalam keluarga rumahnya.
Tak lain agar seseorang dak lebih buruk dari
sampah, serta lancar dalam studi di Al Azhar;
khususnya. Cukup mempriha nkan, ke ka
aku dapat wejangan dari mas-mas yang
pernah serumah denganku mengenai betapa
misteriusnya ujian Al Azhar. Banyak
mahasiswa yang rajin kuliah, giat belajar,
bahkan yakin nan nilainya mumtaz, namun
yang terjadi saat pengumuman justru di luar
prediksi; rasib ( dak naik kelas). Sebab dari
kejadian tersebut adalah ke dakharmonisan
dalam keluarga mereka sendiri, ucap salah
satu mas yang memberi wejangan.
Yah, mungkin tadi hanya salah satu cerita yang
pernah aku dengar. Terlepas benar daknya
sebab dari kisah tersebut, hanya saja, dak
ada salahnya selain menyibukkan diri dengan
segudang ak tas, kita tetap dak melupakan
hal-hal yang bisa mempererat keharmonisan
Express
Fotocopy
23
Sastra
Aku dan Buku Kusam Itu
Lela Fidella
24
Sastra
25
Serba-serbi
(Sambungan halaman 05, Bedol Masisir; Komunitas dan Perubahan)
dalam peranannya menolak kebodohan. Mereka yang terjun dalam tradisi pemikiran dan mereka
yang menghidupkan kembali budaya kesenian, merupakan komunitas yang lahir dari rahim
Masisir. Dengan lingkungan kajiannya, seorang mahasiswa dididik untuk dak prak s dalam
membaca dan mendapatkan informasi; pun juga dengan mahasiswa yang ada dalam komunitas
seni dan budaya, bagaimana seni itu bukanlah sekedar kesenangan dan hiburan tapi lebih kepada
medium religiusitasnya, dan yang paling pen ng ia adalah iden tas sebuah bangsa, seper
ungkapan Kuncaraning negeri gumantung pangruk ning budoyo lan seni, bahwa harumnya
negeri tergantung bagaimana negeri itu memelihara atau melestarikan budaya luhur dan seni
adiluhung. []
(Sambungan halaman 21, Bedol Mentalitas Para Penulis...)
Menyaksikan bagaimana harapan bisa tumbuh di ruang bawah sadar para murid yang
terpinggirkan dan masih menjalani dunia damai ini sebagai medan perang yang penuh
kekerasan, bagaimana dedikasi gurunya yang luar biasa menggiring mereka untuk mengabadikan
eksistensi mereka dalam karya tulis yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Karenanya, menonton lm ini dak akan menyia-nyiakan waktu berharga Anda. Maka, selamat
menonton!
***
How can I give an A or a B for wri ng the truth, right? -Miss G. []
(Sambungan halaman 19, Wawancara...)
Eksistensi Masisir sebagai komunitas mendapatkan pemaknaan baru sebagai wujud kelompok
sosial sekaligus intelektual, karena mereka adalah mahasiswa dan juga kumpulan dari
masyarakat berbagai kekeluargaan yang masih membawa budaya lokal ke Mesir. Di sini,
apakah adanya kontrak sosial baru di atas kontrak primodial Masisir adalah sebuah
kewajaran?
Kontrak sosial baru lebih dari sebuah kewajaran, karena dalam kancah sosial manusia itu
berkelompok-kelompok menurut kepen ngannya, kemaslahatannya dan menurut akses
kemanfaatannya. Sehingga dia akan mengelompokkan diri kedalam kecenderungan yang
senyawa dengan kecenderungan itu.
Oleh karena itu, menurut saya fragmentasi atas keanekaragaman kelompok-kelompok sosial itu
dak bisa dihindari. Yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana kita bisa
mengkomunikasikan kelompok-kelompok kecil ini menjadi komunikasi yang ak f dan produk f.
Salah satu caranya adalah memberikan kesadaran berproses, bahwa dia adalah seorang pelaku
sosial. Sehingga dia akan sadar bahwa kelompoknya itu dak bisa terisolir dari seluruh sistem
sosial secara makro. Dia butuh kerja sama dengan kelompok lain. Sejauh mana kerja sama itu
terjadi? Dari sini akan terjadi bargaining kepen ngan (tawar-menawar kepen ngan). Semisal,
kamu adalah kaum intelektual, di sisi lain ada komunitas budaya. Dari sini, ada satu kepen ngan
berbeda dari keduanya dan dak mungkin kamu mengisolir diri dari komunitas budaya atau
sebaliknya. Nah, bagaimana antara dua kepen ngan ini mendapatkan satu bentuk komunikasi
yang mutualis k, sehingga dia bisa menyerap dan membumikan intelektual sebagai sistem
budaya. Pada saat yang sama, budaya mendapat sentuhan intelektual yang selama ini disebut
budaya. Dan di sini terjadi semacam dialog atau bargaining kepen ngan (dialek ka).
Bagaimana menyikapi pertentangan yang terjadi pada komunitas Masisir, terutama dalam
perebutan hak alia f berdinamika? Apakah ini akan mengancam iden tas Masisir dalam
menjalankan janji primodialnya?
Menurut saya, ini suatu masalah yang terjadi di mana saja, dak hanya di Masisir. Barangkali bisa
dijadikan dua pendekatan. Pertama, pendekatan yang bersifat kelembagaan. Kedua, pendekatan
yang bersifat personal. Di sini terdapat tantangan bagi yang bersangkutan. Kalau pendekatan
26
Serba-serbi
yang bersangkutan dengan kelembagaan ar nya bagaimanakah dalam benturan kepen ngan itu
masing-masing menyadari bahwa di sini ada ke daksepahaman kepen ngan. Kalau itu kemudian
diteruskan secara berkelanjutan maka akan terjadi ketegangan komunika f. Maka yang menjadi
korban adalah objek kepen ngan dari dua lembaga itu.
Sedangkan, untuk pendekatan personal tergantung kepada kedewasaan dari pelaku yang
menjadi objek kepen ngan ini. Ar nya dia harus melakukan telaah prefensial, yaitu sebuah
mulhadhoh awlawiyah. Yakni, di antara kepen ngan dari dua lembaga ini, mana yang menurut
dia patut dikedepankan. Ini bisa bermacam-macam sudut pandang. Misalnya, lebih bersifat
lokal-alia f atau bersifat lebih makro. Ar nya kalau dia lebih memilih alia f maka dia berusaha
baik untuk berkomunikasi dengan orang-orang sebelumnya, di mana ia mempunyai kontrak
primodial. Akan tetapi, kalau dia memandang bahwa organisasi non-alia f mempunyai
kemaslahatan yang lebih makro, baik atas nama kemanusiaan atau untuk pembentukan dia
sebagai sebuah karakter, cenderung dia akan memilih ini. Tapi masalahnya bagaimana dia
mengkomunikasikan dengan lembaga primodial ini? Cara ini, bagi saya, butuh kedewasaan lebih
untuk memecahkan problem ini. Sehingga secara pendekatan personal dia mampu mencari hal
yang bijaksana untuk keduanya.
Ada empat kategori dalam hal seper ini. Ada orang yang memilih lembaga primodialnya dan
mengesampingkan kepen ngan makro, sehingga ia ingin dianggap baik oleh lembaga
primodialnya. Ada orang memilih mengedapankan kepen ngan makro dan mengesampingkan
kepen ngan primodialnya. Ada orang yang berhasil mencari jalan tengah, sehingga dia
mengambil kepen ngan yang paling subtans f dari dua kepen ngan yang ada. Ini adalah
kemampuan untuk menelaah di mana asas sebetulnya berada. Keempat adalah La ila haulai wala
ila haula. Ar nya dia gagal dalam menjaga kepen ngan primodialnya dan juga gagal dalam
kepen ngan makro. Dan kita bisa mencari bentuk-bentuknya di komunitas Masisir ini.
Saran anda terhadap Masisir?
Saya adalah orang yang menghargai proses, saya dak melihat seseorang itu pintar atau bodoh,
malas atau rajin, miskin atau kaya. Karena dari proses itulah kita bisa membangunkan orang yang
ter dur, mengingatkan orang yang lupa dan memberikan semangat bagi orang yang sedang
berjalan. Ar nya proses ini adalah sesuatu yang harus dilalui, melalui try dan error. Tetapi harus
berusaha untuk peka terhadap apa yang dijalani dan ini harus dijadikan sebagai sebuah gejala
makro. Sehingga komunitas-komunitas yang ter dur itu pada akhirnya tersadarkan, bahwa ada
kecendrungan yang besar menuju kesadaran sebagai seorang manusia yang berkarakter.
Sehingga pada akhirnya, cenderung mereka akan hanyut pada proses itu. Kalau proses ini hanya
dibudayakan dalam skala mikro, maka dak akan berdampak apa-apa. Tapi bagaimana kita dari
sesuatu yang minoritas ini, kemudian dibudidayakan menjadi suatu kecendrungan yang masif.
Barangkali yang akan memberikan iklim baru dan akan membangunkan orang-orang yang
sedang ter dur tanpa harus bicara kepada mereka. Dan ini termasuk Mahasiswa baru juga.
Ar nya satu proses ini bisa menunjukkan siapa saja yang terkena arus tradisi tersebut dan
mempengerahi paradigmanya untuk terlibat, baik dengan sembunyi-sembunyi atau terbuka.
Bagaimana bentuk riil dari proses tersebut?
Bisa dimulai misalnya, kalau anda adalah pelaku budaya, bagaimana menciptakan budaya yang
mempunyai karakter dengan Masisir, mempunyai keterikatan dengan karakter al-Azhar.
Bagaimana budaya ini dibentukkan? Apa kegiatan yang harus dilakukan untuk menuju
pembudayaan ini? Misal lain, kalau anda seorang pegiat intelektual, bagaimana mengajukan
problem-problem intelektual, bagaimana kita berusaha menjawab itu sebagai sebuah kajian
yang serius dan mempunyai akses kepada Masisir. Dan itu harus dilakukan secara kon nu.
Ar nya kita dak hanya berhasil dalam generasi kita, tapi juga harus bisa melakukan regenerasi
dan melakukan semacam perluasan. Oleh karena itu dak bisa hanya dalam satu bentuk
komunitas atau kelompok kecil. Itulah yang sejak awal saya katakan sebagai bargaining dari
kepen ngan kelompok sosial. [Izzatun Nafsiyah & Izzatu Dzihny]
27
Catatan Pojok
Pilihan
Fadhilah R.*
Untuk kesekian kalinya waktu berlalu begitu
cepat. Tuan tergesa membetulkan kerah
kemejanya, lalu beranjak dan pergi.
Sedemikian panjang percakapan kami,
sehingga kami dak merasakannya sama
sekali. Mau kemana, Tuan?
Berlari! Atau semua kesempatan pergi.
Kesempatan. Pada berbagai dilema yang
terjadi di kehidupan manusia, mungkin
kesempatan adalah yang paling ironis. Aku
dan Tuan berbincang mengenai semesta
Indonesia. KPK versus POLRI, Jokowi versus
realita, generasi muda versus kelatahannya,
sampai mungkin Masisir versus kesadaran
sebagai wajah Indonesia di semesta yang lain.
Tidak semua yang manusia bayangkan di
pikirannya terjadi demikian pada kenyataan,
jadi bisa dikatakan bayangan dan realita
berada di dua dimensi yang berbeda; harapan
dan kenyataan. Bayangan sering kali
tergambar pada harapan dan realita tentu
terjadi di kehidupan nyata. Kita berharap
menang namun kenyataannya kalah, atau
sebaliknya. Atau juga kita berharap menang
dan kenyataannya menang, itu adalah hal
yang biasa. Namun pada beberapa kejaiban
mereka sering tertukar atau yang biasa kita
sebut di luar dugaan seper kita sudah tahu
p a s b a h wa k i ta p a s ka l a h , s e b a b
ke daksiapan atau kekurangan banyak hal
ya n g m e n d u ku n g ke m e n a n ga n , ta p i
kenyataannya justru malah menang. Berar
realita ada pada harapan, sedang bayangan
atau ekspektasi ada pada kenyataan. Dan
kesempatan, kesempatan adalah zona paling
abu-abu dari sekian sisi kehidupan yang harus
dihadapi manusia, ia berada pada dua
dimensi seringkali dalam waktu bersamaan.
Antara mengambil suatu kesempatan atau
dak, manusia sering ragu akan hasil yang
diperoleh. Atau katakan saja saya sendiri yang
sering kali terjebak pada pilihan yang salah,
menurut pandangan orang lain. Apa saya
menyesal? Tentu saja. Bagaimana kehidupan
seseorang dijalani tergantung pada pilihan
28