Anda di halaman 1dari 12

PERAN SANTRI DALAM REVOLUSI INDUSTRI FOUR POINT ZERO

SINTIA NATASAH
XII IPA 1
MAN 1 WONOSOBO
Jalan Raya Mendala No.KM 03, Mendolo, Bumireso, Kec.Wonosobo, Kabupaten
Wonosobo, Jawa Tengah 56351
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT . Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini guna mengikuti lomba peringatan Hari Santri Nasional 2020.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang sederhana ini tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dari teman-teman sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.
Karya ilmiah ini di susun penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu datang
dari penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa karya ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dewan juri penulis
memints masukan demi perbaikan pembuatan karya ilmiah di masa mendatang aerta
kritik dan saran dari pembaca.

Wonosobo, 26 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Lampiran - Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penelitian
BAB II PEMBAHASAN

A. Pegertian dan Sejarah Santri di Indonesia


B. Peran Santri Sebagai Kaum Milenial Dalam Membangun Negeri
C. Eksistensi Santri Dalam Kemajuan Negeri
D. Metode Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Kualitas Para Santri
E. Minat Generasi Muda Terhadap Pesantren
BAB III HASIL PENELITIAN

A. Metode Penelitian
B. Persiapan Penelitian
C. Pengelolaan Data

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam perkembangan globalisasi sudah tidak bisa dibendung lagi, dimana


IPTEK ( ilmu pengetahuan teknologi ) sudah semakin canggih. Ilmu Pengetahuan
Umum semakin berkembang dan kehidupan manusia semakin modern. Seiring
dengan perkembanganya teknologi maka menimbulkan dampak dari globalisasi itu
sendiri perlu dikhawatirkan karena tidak semua berdampak positif, apalagi ketika
arus negatif sudah menyerang para generasi muda yang akan merusak mereka
sebagai generasi penerus bangsa. Kekerasan, kriminalitas, pergaulan bebas menjadi
teman akrab mereka. Yang pada akhirnya norma, moral dan akhlak generasi muda
akan mengalami penurunan yang signifikan.
Mengingat bahwa tidak semua globalisasi berdampak positif bagi generasi
muda, maka selain bekal keilmuan dari pendidikan formal generasi muda pun perlu
bekal keimanan, ilmu agama dan kepribadian dalam menghadapi era reformasi,
yang disebut dengan IMTAQ ( iman dan taqwa ). Dalam hal ini maka dibutuhkan
peran santri dalam mengisi dan membangun bangsa ini agar menjadi lebih baik
kedepanya.
Santri telah membuktikan peran nyatanya dalam memperjuangkan bangsa
ini. Hal itu dapat kita lihat dari peristiwa dimasalalu yang terkenal dengan
revolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa timur. Yang dipimpin
oleh KH. Hasyim Asyari.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini penulis


mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. apa pengertian dan bagaimana sejarah santri di indonesia?

2. Peran santri sebagai generasi milenial dalam membangun negeri

3. Eksistansi santri bagi kemajuan negeri

4. Metode yang digunakan pada pendidikan pesantren dalam usaha


pembentukan generasi muda yang berpengetahuan dan beriman
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Santri di Indonesia

Istilah kata 'santri' tidak akan ditemukan dalam dunia Arab, sebab kata santri
sendiri penamaan yang khas dari istilah pendidikan asli di bumi Nusantara.
Kata 'santri' berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti orang yang mempelajari
kitab suci.

Profesor Johns menyebutkan istilah kata 'Santri' berasal dari bahasa Tamil
dengan arti 'guru'. Tak jauh beda, CC Berg berpendapat bahwa kata 'santri
berasal dari kata 'Shastri' atau 'Cantrik' dalam bahasa Sanskerta yang berarti
'Orang yang mengetahui isi kitab suci ' atau 'Orang yang mengikuti guru'.

Meskipun istilah santri pada awalnya merujuk pada para pembaca kitab suci
Hindu atau Budha, namun pada perjalanannya istilah santri justru lebih identik
dengan para penuntut ilmu agama dalam Islam. Sehingga, kata santri ini lebih
tepat disejajarkan dengan istilah 'Thalibul Ilmi' atau 'Murid ' atau 'Salik '.

Jika melihat lebih dalam lagi hakikat santri, maka kita akan menemukan
semua cerminan karakteristik penuntut ilmu yang banyak digambarkan di
dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW tentang keutamaan dan akhlak
seorang penuntut ilmu terdapat di dalam diri seorang santri sejati. Memang,
begitulah Islam mendidik dan membentuk kepribadian diri seorang santri.

B. Peran Santri Sebagai Kaum Milenial Dalam Membangun Negeri

“Resolusi Jihad ini kemudian memantik perlawanan semesta yang dilakukan


oleh rakyat Indonesia untuk menentang kedatangan sekutu dan penjajah yang
puncaknya melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945. Namun, jauh
sebelum itu, para santri telah berperan penting pada masa kolonial, mulai dari
memberikan pendidikan bagi masyarakat luas, menjadi penjaga warisan tradisi
serta intelektual bangsa, hingga menjadi pasukan perlawanan terhadap
pemerintah kolonial Belanda,” tutur Zayadi.
Ia menerangkan bahwa pasca kemerdekaan, santri juga menjadi lini depan
untuk memberikan legitimasi dalam sistem negara bangsa bernama Indonesia
ini. Sejarah mencatat bahwa kaum santri ikut menjaga legitimasi kedaulatan
Indonesia dengan memberikan status ulil amri al-daruri bi al-syaukah kepada
presiden Indonesia yang saat itu sedang mengalami banyak pemberontakan.

Selain itu, pasca Orde Baru tatkala era reformasi dimulai, konsep negara
Indonesia mendapat tantangan hebat dari kelompok Islam trans-nasional yang
menghendaki pemerintahan Islam global dan menolak Indonesia sebagai
sebuah konsep nation state. Atas isu ini, lagi-lagi santri menjadi lini terdepan
dalam mempertahankan bentuk negara bangsa Indonesia dengan slogannya,
“NKRI Harga Mati”.

“Saat ini, kaum santri dihadapkan pada situasi yang semakin kompleks akibat
situasi global yang terus berkembang. Selain keuntungan yang didapat oleh
bangsa Indonesia, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada ajaran
ekstremisme, radikalisme, terorisme, serta potensi konflik horizontal yang
semakin menampakkan diri dan memberikan ancaman nyata bagi
keberlangsungan bernegara kita yang telah disepakati sebelumnya,” ujar
Zayadi.

Muktamar ini bukan ajang kompetisi yang memperebutkan sebuah gelar.


Tetapi sebagai ajang dialektika pemikiran santri yang tersebar di pelosok
tanah air. Kriteria kepesertaan lebih diutamakan dari kalangan santri, baik
yang mengajar atau masih belajar sebagai mahasiswa/mahasantri, maupun
alumni pondok pesantren yang berprofesi sebagai akademisi, peneliti, praktisi,
maupun profesional.

C. Eksistensi Santri Dalam Kemajuan Negeri

Eksistensi pesantren di tengah arus modernitas saat ini tetap signifikan.


Kebiasaan dan tradisi di pesantren tidak lepas dari santri dan kyai sebagai
objek jalannya sistem pendidikan yang diselenggarakan. Pendidikan di pondok
pesantren secara umum adalah mewujudkan masyarakat yang memliki
tanggung jawab tinggi dihadapan Allah SWT sebagai khalifah sehingga harus
memiliki sikap, wawasan, pengamalan iman, dan akhlaqul karimah serta nilai–
nilai luhur yang dimiliki. Implementasi hal tersebut tidak hanya kepada Allah
semata sebagai wujud hubungan makhluk secara vertikal (hablumminallah)
melainkan juga hubungan antar sesama makhluk secara horizontal
(hablumminannas).

Santri memiliki beberapa kelebihan, khususnya pengetahuan dan kecerdasan


dibidang spiritual dan akhlak. Karena dengan sistem pembelajaran yang sudah
diterapkan di pesantren santri telah dididik dan dibimbing agar mampu
menjawab segala persoalan dan tantangan di masa depan. Hingga saat ini
keberadaan santri sangat diharapkan mampu menjadi pendongkrak dalam
pembangunan di era milenial. Di era yang serba praktis generasi muda penerus
bangsa mengalami degradasi moral sedikit demi sedikit dilihat dari
partisipasinya dalam membangun negeri, contohnya mereka sibuk dengan
gadget dan media sosial tapi tidak peduli dengan pemasalahan sosial di
sekitarnya, bahkan mereka lebih peduli dengan gosip-gosip artis dan hoaks
serta mengutarakan komentar-komentar yang dapat menimbulkan kesenjangan
dengan pihak yang bersangkutan. Dengan adanya pesantren sebagai salah satu
lembaga pendidikan islam yang asli dari Indonesia yang berperan sebagai
wadah pengajaran berbasis islam dalam membina, mencerdaskan, dan
mengembangkan masyarakat melalui para santri. Dalam sambutan pada salah
satu acara seminar nasional bertajuk “Pesantren Kepemimipinan Nasional dan
Masa Depan Indonesia”, Dr. H. Affandi Mochtar, M.A., mengatakan “Pondok
pesantren memiliki andil besar bagi perjungan kemerdekaan Republik
Indonesia sampai sekarang sekaligus berperan besar bagi pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan pendidikan Indonesia”. Terbukti ketika negara
berada dalam penjajahan Belanda, kyai dan santri membentuk tentara Hizbullah
untuk melawan penjajah, bahkan seorang Jendral Besar yaitu Jendral Sudirman
lahir juga dari pesantren.

Generasi milenial saat ini harus terus dibina dalam segi keseluruhan mulai
dari kemampuan diferensial dan distinctive menghadapi perkembangan
perubahan global. Hal ini disebabkan generasi tersebut terlahir dimana dunia
modern dan teknologi canggih diperkenalkan publik. Istilah milenial sendiri
dilekatkan pada suatu generasi yang dianggap berbeda karena generasi milenial
adalah generasi yang berumur 17-37 pada tahun ini. Dengan kecanggihan
teknologi yang berkembang pesat telah dimanfaatkan oleh semua komponen
masyarakat tidak hanya bagi lapisan masyarakat berusia dewasa namun, juga
merambah pada remaja bahkan anak–anak yang masih duduk di bangku
Sekolah Dasar dan Taman Kanak–Kanak.

Santri bukan hanya seorang yang memiliki intelektual yang tinggi tapi juga
sosok yang mempunyai kecerdasan spiritual di atas rata-rata. Ilmu yang
diperoleh dari pesantren untuk bisa berpandangan jauh ke depan tentang
bagaimana membangun masyarakat. Tidak lepas dari aturan yang diberlakukan
dalam pesantren yaitu belajar mengaji, menghafal, hingga mengikuti aktivitas
pondok yang bertujuan menciptakan kader santri untuk bisa belajar istiqomah
sehingga tidak terlepas dari hal–hal yang dapat membuat malas dan tidak
fokus.

Tidak semua santri berpandangan jauh ke depan atau berupaya mengamalkan


segala keterampilan intelektualnya di segala bidang pada saat mereka sudah
keluar dari pesantren. Sering kali kita jumpai sebagian besar santri
beranggapan bahwa hanya ilmu yang telah dipelajari di pesantren saja yang
akan bermanfaat di kehidupan mereka selanjutnya. Seharusnya mereka paham
bahwa tugas sebagai generasi milenial tidak hanya mengamalkan ilmu yang
terdapat dalam kajian di pesantren tetapi juga harus mampu membaca kalam
kauliah maupun kalam kauniah yang ada disekitar kita secara optimal dengan
pemikiran yang kontemporer. Pentingnya memahami segala sumber ilmu bagi
santri justru menjadi peluang yang sangat berharga karena di pesantren telah
menyediakan pendidikan formal maupun non formal.

Keberhasilan pesantren dalam menciptakan sosok santri yang handal terus


digalakkan agar bisa bersaing dengan kemajuan zaman. Peran santri dalam
pembangunan sudah tidak diragukan lagi. Banyak hal yang telah santri
curahkan demi bangsa ini serta tidak sedikit pula santri yang menjadi sosok
pemimpin saat ini. Keberhasilannya paling tidak dapat dilihat dari banyaknya
pemimpin di negeri ini yang dilahirkan dari pesantren seperti Syaifuddin

D. Metode Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Kualitas Para Santri

Saat ini masyarakat Indonesia telah memasuki era globalisasi yang penuh
tantangan. Tantangan global yang merupakan akibat adanya kemajuan teknologi
komunikasi yang canggih di era digital yang sangat berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Kondisi ini
menuntut kesiapan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif sehingga
mampu menyikapi dan mengantisipasinya dengan cepat dan tepat. Menghadapi
hal tersebut, perlu dilakukan penataan terhadap pembelajaran secara kaffah
(menyeluruh), terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, yang juga akan
berpengaruh pada kualitas lulusannya, serta relevansinya dengan kebutuhan
masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan
belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup ( life
skill atau life competency ) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan
kebutuhan peserta didik di masa yang akan datang.
Metode yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas santri melalui peran aktif
dalam beberapa sektor yaitu:
a) Kurikulum : Pemeriksaan persiapan mengajar ( RPP/I’dad ) tiap bulan,
Mengadakan workshop, diklat ataupun pelatihan bagi semua tenaga pendidik
baik guru formal maupun non formal.
b) Sarana Prasarana, Menyediakan fasilitas pendidikan dan fasilitas lainnya
yang mendukung secara memadai meliputi : asrama santri, perumahan guru,
alat-alat olah raga, ruang kelas, pelebaran masjid, laboratorium bahasa dan
IPA, perpustakaan, dapur umum, Pengadaan kelas multimedia dan terus
bertambah setiap tahunnya.
c) Ekstrakurikuler , Pengembangan ketrampilan melalui Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris dengan menambahkan program King & Queen Language,
Debat Bahasa, dan Pekan Cinta Bahasa, Palang Merah Remaja ( PMR ),
Ketrampilan ( Tata Boga, Tata Busana, Kerajinan Tangan, Khot, Mural, dan
Gravity ), Komputer, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Jurnalistik, Qiro’ah, Kesenian
( Hadrah dan Saman ) dan ketrampilan kursus menjahit bagi santri putri.
Perlu adanya koordinasi dengan pihak yayasan, pemerintah terkait dan
masyarakat, tetapi juga selalu menggalakkan peranan alumni dalam sistem
pendanaan tersebut, karena alumni merupakan potensi sumber dana yang tidak
kecil jumlahnya. Secara umum alumni mempunyai kemampuan finansial yang
lebih dari santri, sehingga adanya hubungan yang erat antara alumni dan
almamater, mengoptimalkan kinerja SDM bisa dilakukan dengan mengadakan
berbagai jalur baik melalui pendidikan formal maupun non formal dengan
selalu berusaha mencarikan dana bea siswa bagi tenaga pengajar . Dan untuk
masalah yang berkaitan dengan santri yang menyimpang / bertindak tidak
sesuai dengan kegiatan pondok, hendaknya pengurus memberikan sosialisasi
kepada wali santri tentang buku kegiatan yang dibagikan dan diisi oleh santri
agar selama kegiatan pengajaran dipondok pesantren berjalan dengan lancar.
BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi.
2. Menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data
tertulis.
B. Persiapan Penelitian
1. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
2. Membuat kerangka Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan tema yang telah
ditentukan
3. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

C. Pengelolaan Data
1. Mencari data-data dari berbagai sumber
2. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari data-data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat penulis simpulkan
bahwa :
1. Dalam diri santri kita bisa menemukan semua cerminan karakteristik penuntut
ilmu yang banyak digambarkan di dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW
tentang keutamaan dan akhlak seorang penuntut ilmu.
2. Santri telah banyak berperan dalam menjaga kemerdekaan,mempertahankan
kemerdekaan, menegakkan kedaulatan bangsa dari segala hambatan gangguan yang
ada.
3. Pendidikan di pondok pesantren secara umum adalah mencetak santri yang
memliki tanggung jawab tinggi dihadapan Allah SWT sebagai khalifah sehingga
harus memiliki sikap, wawasan, pengamalan iman, dan akhlaqul karimah serta
nilai–nilai luhur yang dimiliki. Agar mampu menjawab segala persoalan dan
tantangan di masa depan. Hingga saat ini keberadaan santri sangat diharapkan
mampu menjadi pendongkrak dalam pembangunan di era milenial.
4. Dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif sehingga
mampu menyikapi dan mengantisipasinya dengan cepat dan tepat dibutuhkan
beberapa cara yang tepat salah satunya yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran
dipondok pesantren agar kelak lahirlah santri yang bisa diandalkan sebagai
generasi penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/MuhammadKholil5/karil-pentingnya-pendidikan-pesantren-di-
era-globalisasi
https://kalam.sindonews.com/berita/1450923/69/hakikat-dan-sejarah-penamaan-santri-di-
indonesia?showpage=all
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/116409/peran-santri-dalam-membangun-negeri-
sudah-diakui-banyak-pihak
https://osc.medcom.id/community/bangkitkan-negeri-dengan-santri-60
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1464/

Anda mungkin juga menyukai