Anda di halaman 1dari 24

Salam Sejahtera!

Alhamdulillah, puji syukur tak terhingga kami haturkan kepada Sang


SALAM REDAKSI 2
Pencipta yang senantiasa memberikan kesempatan kepada buletin Bedug
untuk terus berkarya. Tentu sebagai media reflektif, Bedug mengemban
suatu kewajiban agar pembaca dapat merenungi kembali dan mengkritisi 3 SURAT PEMBACA
berbagai fenomena yang terjadi. Dalam edisi kali ini, pembaca akan di-
ajak untuk meneropong fenomena yang sedang hangat diperbincangkan
di dalam rumah Masisir.
Dinamika keilmuan merupakan sebuah tolok ukur akan entitas KALAM UTAMA 4
suatu komunitas, terlebih komunitas mahasiswa. Dalam hal ini, Masisir
pun mengalami pasang-surut sportivitas dalam berlaga di dunia
intelektualitas. Sejarah mengatakan bahwa dahulu Masisir pernah berada
pada masa yang cemerlang; baik secara pemikiran intelektualitas,
7 WAWANCARA
maupun kesantunan dalam laku-laku keseharian. Namun, segala sesuatu
berputar, berpindah posisi, bahkan tidak jarang yang tersisihkan dari nilai
-nilai yang lazim diketahui. Masisir terdegradasi kah? KHAZANAH MASISIR 9
Ada banyak hal yang bisa menjadi indikator, parameter atau bahkan
sebagai jawaban. Lesunya dunia kajian, fenomena keharusan pacaran di
kalangan anak baru, hingga soal mudik. Fenomena mudik ini merupa-
kan trending topic yang menjadi catatan dan renungan tersendiri bagi
11 KELAS TERJEMAH
kita. Pasalnya, fenomena mudik bukan hal biasa bagi Masisir dan tidak
bisa disamakan dengan santri atau mahasiswa dalam negeri. Ditambah
lagi kondisi intelektual Masisir yang cenderung vakum. Fenomena ini GALERI 13
seolah menambah catatan merah dalam rantai mata sejarah.
Berawal dari berbagai fenomena inilah, buletin Bedug kali ini
terdorong untuk turut ambil wicara. Pasalnya, beberapa fenomena terse-
but bukanlah hal ringan yang tidak terlihat dampaknya. Justru karena 14 KALAM MUDA
faktor yang (sayangnya) sudah dianggap lumrah oleh kalangan kita, ek-
sistensi Masisir mulai dipertanyakan hakikatnya. Lesunya dunia kajian
yang berujung pada menurunnya intelektualitas Masisir merupakan isu
yang tak kunjung mencapai titik terangnya. Pun krisis dalam bertindak- WARTA NUSANTARA 16
tanduk, bertata-krama dalam tataran kesantunan lokal merupakan se-
bentuk keprihatinan tersendiri.
Wabakdu, buletin Bedug akan mengungkap secara umum faktor
pemicu degradasi intelektualitas di Masisir. Juga tentang laku-laku mi-
17 WARTA MASISIR
nor keseharian, serta bagaimana hal tersebut bisa menjangkit mereka
yang notabene sosok religius karena mereka menimba ilmu di Mesir
yang akrab dengan Arab dengan segala religiusitasnya. WARTA NU 18
Akhirnya, semoga jati diri kita tampak nyata dengan semangat
belajar yang penuh sportivitas, tanpa kehilangan kompas bahwa kita
sedang menuju realitas. Jika keteguhan hati mampu menciptakan asa,
maka tangan Tuhan akan membantu meraihnya dengan cara yang luar
19 CERPEN
biasa. Selamat Membaca!
Tim Buletin Bedug Nusantara mene-
rima kiriman karya tulis dari pembaca.
Kirim ke email:
KALAM AKHIR 22
Tim Buletin Bedug
bedugnusantara2015@gmail.com

Pelindung: Ketua Tanfidziyah PCINU Mesir | Pembina: Koordinator LMINU Mesir |


Penanggung Jawab: Ketua Marhalah Nusantara 2015 | Editor: Hakam Zein,
Nashifudin Luthfi | Pimred: Hasna Zakiyah A. | Wapimred: Lana Fakihatul
Maula | Redaktur: Hamidatul Hasanah, Ikhda Khabibatur R., Silma Dianaty el-
Fath, Thariq al-Bana | Layouter: Fatihatun Nahdliyah, M. Abdul Jabbar
Alfarisy, M. Fakhruddin Arrozi | Distributor: Faiz Muslih, Lana Falachul
Buletin
Muchib, |Luthfi Bedug Mohammad Falih, Salim Abdul Aziz
Nahrowi,
SURAT PEMBACA

Assalamualaikum Wr. Wb.


Lay out dan design sudah bagus, tapi alangkah baiknya dikembangkan kembali menjadi lebih bagus. Agar
para pembaca bisa lebih tertarik dengan apa yang ada di buletin Bedug. Cukup sederhana tapi wah. Terus
saran, bagaimana kalau ditambah rubrik teka-teki dan pantun. Ya, biar makin keren buletin Bedugnya. So,
terus berlatih dan berkembang. Bedug keren dah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

- A. Sirajul Munir

Waalaikumsalam Wr. Wb.


Terima kasih atas apresiasi dan sarannya, saudara A. Sirajul Munir. Untuk rubrik teka-teki dan pantunnya
akan kami rapatkan dulu bersama Tim Bedug.

Assalamualaikum Wr. Wb.


Secara garis besar, saya apresiasi sekali untuk kru Bedug yang sangat produktif sekali. Namun, di sini saya
pengin menanyakan sebenarnya motivasi apakah yang mendasari atau mendorong para kru hingga saat ini?
Mungkin cukup sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

- Izbik

Waalaikumsalam Wr. Wb.


Terima kasih atas apresiasi dan pertanyaan saudara Izbik. Motivasi kami para kru Bedug, adalah belajar
menyuguhkan sebuah buletin informasi yang secara isi aktual, faktual, berkualitas, serta sarat bacaan-
bacaan yang bisa menjadi pemantik bermuhasabah.

Assalamualaikum Wr. Wb.


Untuk Bedug, ini mungkin bisa dijadikan masukan, yaitu menambahkan tulisan tentang ke-NU-an, tokoh
masyarakat atau dasar-dasar ke-NU-an yang menjadikan Bedug ini berbeda dari buletin yang lain. Selain
menambahkan wawasan ke-NU-an kita, ini juga bisa menjadi kelebihan Bedug yang
menjadikannya buletin anti mainstream di dunia Masisir.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tsuroyya Rozunat Hala

Waalaikumsalam Wr. Wb.


Terima kasih saudari Tsuroyya Rozunat Hala, atas apresiasi dan usulannya. Untuk
rubrik Ke-NU-an atau profil tokoh sudah ada, tapi memang belum menjadi rubrik
tetap. Insya Allah usulannya setelah ini akan kami angkat dalam rapat redaksi.

Buletin Bedug |
3
Kalam utama

Masisir dan Paham Keberislaman;


Eksistensi dan Ruang Aktualisasi
Oleh: Nashifuddin Luthfi

H
Meskipun (sebenarnya) wacana Max Weber dalam
bentuk praktik yang berbeda.
idayah adalah terminologi untuk Poin ini, melalui pendekatan pra pencarian ilmu
membahasakan seseorang yang men- dan hipotesa awal dari Max Weber tentang
dalami ilmu pengetahuan agama Islam sebagai pengaruh dan keterpengaruhan, adalah jembatan
penanda keberhasilan yang bermula. Praktik pem- mendasar dalam membaca arus fragmentasi Masisir
bahasaan ini dimulai dengan melalui dua jenjang. dan Paham keagamaan yang menyeruak di struktur
Pertama, jenjang yang mengajarkan tentang praktik sosialnya. Fungsinya, pertama, mendedah akar
syariah (berpegang pada hukum-hukum Islam) dan historisitas ilmu, merasuki dunia psikologi manusia
tarekat (baca- tharqah). Kedua, jenjang yang dan mengubahnya menjadi aku-m-a-n-u-s-i-a
mengajarkan nilai hakikat dalam hidup sebagai beragama dan berilmu beserta kelasnya. Kedua,
hamba sekaligus manusia. Dua tahapan ini diang- memetakan jangkuan pemahaman cara beragama
gap sebagai permulaan sekaligus pamungkas pada yang mewujud di Masisir saat ini. Ketiga, Masisir
kenaikan derajat pengetahuan ilmu seorang murid. bukanlah ruang metafisik yang perubahannya selalu
Dalam artian, seorang pelajar dianggap berhasil dilingkupi ke-tidak-ada-batasan-nya tentang sang
menguasai ilmu kalau dia telah berhasil memprak- subjek dan objeknya. Semuanya saling berkelit-
tikkan ilmunya dan bisa mendekatkan dirinya pada kelindan sebagai satu komunitas yang disatukan na-
Allah SWT. Tahapan ini lantas dibahasakan sebagai sibnya sebagai pelajar agama. Setelah tahapan ini
hidayah yang telah turun kepadanya. terbaca, pertanyaan yang muncul adalah apakah ba-
Akan tetapi, ia dianggap belum berhasil tas-batas agama berlaku membentuk kesadaran
mendapatkan ilmu Islam kalau dirinya masih belum Masisir secara bersama dan bersamaan? Kapan di-
ada perubahan secara psikologi dalam memahami anggap awal dan kapan dianggap akhir? Bagaimana
arti mengabdi kepada Allah dan arti beribadah jika kemudian mengalami keterputusan episteme-
kepada-Nya. Terutama ketika cara berinteraksi nya? Akankah fenomenanya bisa diartikan sama
sosialnya masih kaku dan dogmatis, pengaruh dari seperti sebelumnya?
ejawantah belum bisa dianggap merasuk pada Masisir yang kita kenali di masa sekarang, tahun
kepribadian pelajar. Senada dengan esensi pengaruh 2016, tentunya mempunyai kontruks berbeda
doktrin keilmuan agama, Max Weber mengatakan, dengan Masisir di era 5 tahun sebelumnya. Ada
bahwa doktrin agama mempengaruhi kepribadian yang mengatakan bahwa Masisir saat ini mulai
manusia dalam berpikir yang rasional dan bergeser paradigmanya dengan Masisir 5 tahun
merasionalisasi pemikiran tentang kehidupannya sebelumnya. Ini bagi yang pernah mengalami era 5
sebagai kebenaran yang diberkahi. Kemudian tahun sebelumnya dan masih berstatus Masisir.
doktrin ini menciptakan kelas-kelas paham Begitu juga dengan Masisir yang lebih dahulu
keagamaan: ulama, awam, pemimpin yang sah datang ke sini, era 10 tahun sebelumnya, Masisir
menurut agama, dll. Bagi saya, pendapat Max mempunyai kesadaran berbeda dalam melihat
Weber ini mempunyai spirit kesamaan dengan paham keagamaan dan keilmuan, terutama dalam
syarat mencari ilmu dalam agama Islam, bahwa interaksi sosial dengan Masisir saat ini. Ini juga
semakin tinggi ilmu Islam seorang menjadikannya berlaku mereka yang masih mempunyai status
semakin lebih santun pada perbedaan, berakhlak Masisir yang bertahan hingga sampai saat ini.
baik dan berhati-hati memutuskan sebuah hukum. Salah satu pendapat yang mengatakan ada

4 | Buletin Bedug
Kalam utama

perbedaan antara kondisi Masisir saat ini adalah Kekuasaan juga menciptakan gairah pengetahuan
cara interaksi, keilmuan dan organisasi. Era dahulu, tetap sama pada koridor norma keagamaan. Yang
sebelum tahun 2000-an, terutama di era 1998, aktifi- keluar dari garis-garis pengetahuan ini dan bertin-
tas organisasi dianggap progresif. Karena banyak dak seenaknya, dianggap melanggar norma Masisir
wacana lahir di era tersebut, terutama saat persiden dan juga akan ditangkap polisi syariat oleh Mesir.
Soeharto diminta turun oleh mahasiswa di Indone- Dan saat ini, keadaan tersebut tidak terlihat sama
sia. Masisir saat itu juga berpartisipasi melengserkan sekali, justru yang terlihat adalah tindak kejahatan
Alm. Soeharto dari kursi kepersidenannya melalui rakyat Mesir yang merajalela dan mencederai warga
dekrit PPMI yang dibacakan di Wisma. Begitu juga Masisir. Sehingga tindakan preventif dilaksanakan,
sudut pandang keilmuan, banyak kajian keagamaan tapi perilaku menciptakan tren sendiri yang sulit di-
yang muncul di era ini dalam berbagai perspektif, mengerti.
serta lahirnya karya-karya bersifat buku, baik jurnal Kenyataan ini bisa ditelusuri pada transkrip-
atau buletin. Dan dalam interaksi, sifat ketabuan transkrip para tokoh Masisir dari ke masa-masa
yang menyelimuti interaksi sosial masih kuat, se- berupa cerita, piagam, penghargaan, bangunan tem-
dangkan saat ini, sifat ketabuan ini mulai hilang, be- pat organisasi, foto, laporan kegiatan, piala ke-
gitu juga suasana dalam kajian keilmuan serta or- juaraan dan jurnal-jurnal atau buku. Terlebih saat
ganisasi. Organisasi hanya menjalani progam yang para alumni berkunjung ke Mesir, cerita tentang
laten setiap tahunnya, tidak ada terobosan baru da- Masisir tempo dulu menjadi bahan menarik untuk
lam membangun sumber daya manusia lebih pro- dibicarakan, semisal kegiatan dan hasil karya. Pada
gresif dan kajian keilmuannya melempem, jarang saat ini, mungkin hanya transkrip foto kegiatan,
ada hasil karya yang lahir dari era ini. laporan, gedung, piala dan organisasi, yang tersim-
Perbedaan ini jelas mencolok. Apalagi sengaja pan di setiap kekeluargaan, meninggalkan jejak dan
ingin membenturkan perspektif dari keduanya. simbol untuk menyatakan bahwa cerita oleh para
Michel Fachoult membahasakan benturan keadaan tokoh Masisir tempo dulu terbukti kebenarnnya.
semacam ini sebagai retakan episteme disebabkan Dan sedikit dari cerita para tokoh yang memiliki
pengetahuan kekuasaan dan kekuasaan atas penge- kesamaan relasi dengan keadaan Masisir saat ini.
tahuan. Epistemenya adalah berkarya menjadi prin- Selebihnya adalah pergeseran atau bentuk diskonti-
sip mendasar dalam menjadi mahasiswa dan norma- nuitas pengetahuan dan kekuasaan.
norma yang berlaku haruslah ketat, seketat militer Atas bangunan ini, diskontinuitas lahir dalam
di era dulu- tidak saat ini. Kekuasaannya adalah tubuh Masisir sebagai bentuk adanya penyempitan
lingkungan Masisir saat itu berada di dalam politik arti tentang nilai kemasisiran itu sendiri. Terutama
otoriter Mesir dan saat ini juga tidak demikian. Da- dalam memahami Masisir sebagai subjek penggerak
lam artian, politik Mesir saat itu, selalu bersiap-siaga perubahan masa depan bangsa. Makna ini terendam
menyediakan penangkapan bagi orang yang sangat jelas dalam masyarakat Masisir saat ini.
melakukan sikap aneh dan dianggap mengancam Terbukti wacana tentang keindonesiaan, nasional-
pemerintah. Meski belum jelas latar belakang per- isme, Pancasila, radikalisme, mewabah menjadi
masalahannya. Sedangkan di saat ini, politik Mesir wacana publik di Masisir. Wacananya sekadar waca-
bisa dianggap agak ketat tapi lembut. Agak para- na, belum menghasilkan dampak signifikan dalam
doks memang, tapi itulah politik Mesir. Penge- membangun kepribadian yang nasionalis, agamis
tahuannya adalah agama dan norma harus saling dan inklusif. Ini menunjukkan minat Masisir berku-
beriringan satu sama lain. Agama mengiringi norma rang dalam mendalami pengetahuan tentang dirinya,
dalam melaksanakan hukum kesadaraan bagi rakyat relasinya dan tempat dirinya menginjakkan
Indonesia yang sedang belajar di Mesir. Dorongan kesadaran untuk bermanusia. Hanya muncul seka-
pengetahuan ini menciptakan kekuasaan pada dar mewabah dan fenomena yang tanpa kesadaran
kesadaaran Masisir untuk taat dan patuh tanpa ha- untuk memaknai. Sehingga wacana ini hanya lewat
rus beralasan. Relasi yang terbangun ini menjadikan dan hilang kemudian hari.
pengetahuan di era itu mampu mengontrol segala Fenomena ini, bagi orang-orang malas, bisa
sistem kekuasaan di Masisir dan sebaliknya. menjadi pembenaran atas pudarnya paham ke-

Buletin Bedug |
5
KALAM UTAMA

Indonesiaan di Masisir. Begitu juga bagi orang hanya merubah status, bukan nilai substansial se-
berpaham radikal, wacana negara Republik bagai Masisir.
bukanlah wacana suci yang harus diingat-ingat. Bukti fakta yang bisa menguatkan asumsi
Sehingga dampaknya, wacana nasionalis, ke- adanya diskontinuitas paham kemasisiran adalah
Indonesiaan, cara beragama inklusif hanya struktur sosial yang bergeser pada wilayah akademis
menggeliat bagi yang berpaham reformis. Mereka sebagai doktrin suci, sedangkan belajar ilmu kajian
yang tidak mengikuti paham reformis dan dan menulis pemikiran adalah hal tabu. Fakta ini
modernis, tetap menganggap agama hanya sekadar berdasarkan jumlah keanggotaan yang bergabung
doktrin dan dogma yang kaku. Bagi mereka, kaum pada kelompok kajian bisa dihitung oleh jari dan
fundamental, radikal, malas berpikir, kehilangan orangnya masih saja sama. Penambahan jumlah
wacana tersebut bukanlah bahaya yang mengancam hanya sekitar 2 atau 3, jikalau lebih dari jumlah
integritas dirinya sebagai manusia dan kaum aga- tersebut, pada akhirnya hilang entah ke mana. Atau
mawan. Sebab nasionalis dan kebangsaan adalah bahasa sakralnya adalah tidak lolos seleksi alam. Pa-
paham yang tidak mempunyai relasi dengan paham dahal dua hal ini, bukan hal yang bertentangan, apa-
keagamaan. Inilah paham yang kemudian dikukuh- lagi saling menyingkirkan, tidak sama sekali.
kan oleh kaum Islam berpaham radikal-tekstual Pada kesempatan yang lain, fenomena hedonis
atau paham phobia kebaratan atau paham malas telah menjadi kewajaran bagi Masisir. Orang lebih
berpikir menjadi lebih baik di atas dunia modern. sering berbelanja di luar kebutuhannya. Faktor
Asumsi awal di atas hanyalah sebuah usaha dari ekonomi yang menompang gaya hidup Masisir
penafsiran atas terjadinya diskontinuitas dari menjadikan paham hedonis sebagai budaya baru
rangkaian episteme di Masisir. Pengertiannya, adalah hal wajar. Bukan hanya itu, hedonis meluas
bahwa masih ada penyebab lain yang belum terbaca dari selera hidup menjadi hedonis dalam hal
oleh kita tentang hadirnya ragam fenomena baru budaya. Yakni fantasi kebaratan mulai muncul ke
dan pudarnya semangat keilmuan yang progresif, ruang realitas sebagai hal lumrah. Buruknya adalah
bukan retorik, latah dan mandul dalam berpikir. pembenaran yang digunakan adalah ego bahwa itu
Terlebih dalam bersikap, tindakan dan wicaranya, bagian dari kebebasan cara beragama dan
seakan lupa akan batas nalar agama yang menjadi berekspresi. Dampaknya, banyak munculnya multi-
dasarnya. Ia bersikap seakan-akan benar atas per- perpekstif fenomena ini ke dalam penilaian yang
sepsi yang dimilikinya, bukan pada pada konsep negatif. Dan kerugiannya harus ditimpa oleh
kausalitas agama mewujud dalam norma dan etika seluruh elemen Masisir sebab satu tindakan seorang
kolektif. Ia hanya menyepakati paham agama yang Masisir yang ambigu. Alasannya, Masisir telah
dianggap sesuai dengan pandangannya. Selebihnya, menjadi simbol dinamika politik kemahasiswaan
ditunda dulu. Hingga tindakannya melebihi batas Timur tengah dengan pendidikannya, agamanya,
agama yang dianggap sah dan wajar. Sikapnya ini negaranya dan kebangsaannya. Maka tindakan dan
kemudian melahirkan fenomena baru yang diang- pendapatnya mempengaruhi
gap wajar dirinya dan juga oleh kalangan umum. perspektif yang muncul ter-
Sebab, kalangan umumnya di era ini sama-sama hadapnya.
berdasar pada kesadaran yang hampir sama. Se- (bersam-bung ke hal. 10, Masisir dan ...)
dangkan asimilasi kebudayaannya dan norma ke-
Masisir-annya, hanya sebatas pelengkap pada sta-
tusnya sebagai Masisir wajah baru. Asimilasinya

6 | Buletin Bedug
wawancara

G eliat dinamika mahasiswa bisa -selalu-


menjadi trending topic kekinian.
Berbagai sorotan dan busur berita bisa
selalu merujuk kembali pada dinamika calon pung-
ramahnya Syekh Bais (umpama). Ya saya mening-
galkan kuliah (untuk) mendengarkan ceramah.
(Misalnya -lagi-) sekarang ada juga ceramahnya Gus
Dur. Saya datang, (lalu) mendengarkan Gus Dur
gawa bangsa ini. Tak terkecuali soal idealisme ma- ceramah. Sehingga mencari ilmu itu tidak cukup di
hasiswa. Sangat pelik -memang- implementasi soal ruang kuliah. Tapi mencari. Mencari sendiri. Itu
idealisme mahasiswa ini. Banyak hal yang menjadi yang saya lakukan.
tolok ukur idealisme mahasiswa. Mulai dari ia Dan orientasi ya. Orientasi hidup. (Pola pikir
duduk di belakang bangku kuliah, sepak terjangnya Anda sebagai) maha-siswa itu selalu diorientasikan
di luar kuliah, bahkan hingga ranah pengabdian di kepada apa yang Anda
masyarakat. Hal ini pulalah yang menjadi tema be- inginkan. Saya selalu
sar wawancara kami; redaktur Tim Web KSW dan memikirkan begini. Saya
redaktur buletin Bedug bersama Prof. Dr. Mahfud dulu sangat senang
MD. Berikut hasil wawancaranya: kepada orang-orang

Tim Redaktur: Menurut Bapak, apa kelebihan ma- yang pinter menulis. Gimana sih caranya agar saya
hasiswa (di) luar negeri? bisa menulis? Terus orientasi. Akhirnya bisa
Prof. Mahfud MD: Pertama, lebih disiplin. menulis, karena orientasi. Sekarang juga sudah jadi
Disiplin akademik. -Itu supaya ditunjukkan, ada di penulis sama kayak orang yang dulu terkenal. Itu
situ.- Kenapa Anda pergi ke luar negeri? Lalu yang contohnya. Dulu saya sering membayangkan.
kedua, karena biasanya (orang/mahasiswa di luar Gimana itu orang bisa masuk TV terus? Terus
negeri) kemampuan bahasanya lebih dari orang (saya) bayangkan, gimana caranya membikin isu-isu
yang tidak di luar negeri. Kelebihan itu jika dikelola, agar dikenal. Aa... sekarang masuk TV terus juga.
maka akan jauh lebih berpeluang -misalnya- Gimana caranya jadi dosen terbang? Dulu banyak
dibandingkan orang-orang yang tidak di luar negeri. dosen-dosen yang terbang. Saya belajar terus supaya
Kan begitu. Pada akhirnya, tergantung pada (masing bisa jadi dosen. Sekarang juga bisa jadi dosen
-masing) orangnya juga. terbang. Malahan dapat bonus kan dari semua itu.
Bonusnya jadi menteri. Itu kan tidak dari cita-cita.
Tim Redaktur: Dulu semasa Pak Mahfud jadi Itu bonus saja dari Tuhan. Jadi anggota DPR, terus
mahasiswa, hal yang paling ditekankan sebagai jadi Ketua MK itu. Cita-cita saya kan cukup jadi
mahasiwa apa, Pak? akademisi, jadi dosen. Tapi diberi bonus oleh
Prof. Mahfud MD: Bekerja sungguh-sungguh. Be- Tuhan, karena orientasi. Dari apa yang dibayangkan
rusaha, (dan) belajar begitu. Itu yang saya lakukan. itu, (setelah itu) selalu dilakukan (diusahakan). Itu
Tapi belajar itu kalau (bagi) saya, saya lakukan wak- yang dikatakan, Bermimpilah! Bermimpilah
tu (menjadi mahasiswa) itu tidak hanya di kelas ya. kamu, karena di negara merdeka ini kamu boleh
Saya sering bolos juga. Karena saya lebih suka bermimpi apa saja, sekaligus boleh meraihnya.
mengambil ilmu itu dari luar (kuliah). Misalnya Tetapi kalau (di) negara tidak merdeka, mimpi
sekarang (sedang) ada kuliah, lalu di sana ada ce- boleh (saja), tetapi meraih (mimpi itu) tidak boleh.

Buletin Bedug |
7
WAWANCARA

Nah, sekarang sudah boleh, karena kita punya gaan, dari pusat keseluruhan (mahasiswa) Mesir, dari
negara merdea. Makanya saya katakan, Jagalah afiliatif seperti NU, Muhammadiyah, dll. Belum lagi
negara ini! Agar adik-adik kita, anak-anak kita yang dari almamater. Nah (dari hal) itu, saya lihat kondisi
akan datang juga bisa punya peluang untuk di Mesir ini banyak sekali mahasiswa itu- (yang)
menkmati kemajuan-kemajuan (yang ada) bagi aktif di sana aktif di sini sampai-sampai kuliah itu
dirinya. kurang terpelihara -istilahnya seperti itu-. Nah,
apakah hal seperti itu juga termasuk menjadi (bagian
Tim Redaktur: Oke, Pak. Kan kita -bisa dikatakan- dari) idealisme mahasiswa?
harus mengabdi kepada bangsa dan negara. Jadi Prof. Mahfud MD: Ya bisa. Bisa. Kan tergantung
sebagai mahasiswa luar negeri, (melalui hal yang) pada niatnya dan produktivitasnya ya. (Makanya)
bagaimana kita (bisa) mewujudkan hal tersebut? saya tadi katakan, saya sendiri waktu zaman (masih)
Prof. Mahfud MD: Ya banyak kan yang bisa dil- kuliah itu juga tidak selalu masuk kuliah. Kalau ada
akukan. Nanti (pada waktunya). Kalau dari sekarang, kegiatan di luar (kuliah), (maka saya) ambil di luar.
belajar baik-baik. Kemudian setiap (terbuka) kesem- Karena yang di kuliah itu bisa baca di buku. (Selain
patan, cipatakan apa- opini kepada masyarakat di itu), karena kegiatan di luar itu kan biasanya ilmu-
sini-, kepada publik bahwa orang Indonesia baik- ilmu baru dan aktual. Dan itu (justru) melatih diri
baik. Nanti kalau sudah pulang, kamu (bisa) tinggal untuk menjadi pemimpin, memperluas wawasan,
milih sebenarnya kan. Mau jadi apa, mau jadi apa. dsb. Saya tidak menyarankan Anda untuk tidak usah
Salurannya (informatika) kan sudah banyak sekali. kuliah lah. Jalan-jalan saja! Bukan. Kalau di sini,
Setiap profesi itu kan sudah ada tempatnya sekarang kan ada biasanya- ya jumlah kehadiran
sebenarnya. Tinggal kita sekarang atur agar kolusi- berapa persen. Itu juga harus diperhatikan. Tapi
kolusi dalam rekrutmen tenaga itu (dapat segera) saya contohkan bahwa pengembangan diri itu tidak
diatasi oleh pemerintah. Dan sekarang sudah mulai cukup dari bangku kuliah. Harus dari luar juga, dari
diatasi, sudah mulai objectif recruitment. organisasi-organisasi.

Tim Redaktur: Kalau kritik Bapak atas alumni Tim Redaktur: Tapi bagaimana dengan -seperti
(Universitas) al-Azhar yang sudah ada di Indonesia misalnya- mereka yang molor-molor dalam kuliah?
apa, Pak? Enggak cukup empat tahun, tapi bisa sampai enam
Prof. Mahfud MD: Saya tidak melihat peran besar tahun, dst.
alumni al-Azhar di Indonesia (sampai saat ini) Prof. Mahfud MD: Ya diatur sendiri dong! Saya
kecuali perannya Pak Quraish. Pak Quraish Syihab dulu tidak (molor) kok. Saya dulu pas waktu terus.
kita (sama-sama) tahu, wah itu Al-Azhar! Begitu. Dan nilainya bagus juga.
Yang lain-lain itu belum terlihat perannya (secara
mencolok) ya. Belum terlihat perannya yang menon- Tim Redaktur: Berarti kalau sampai molor -kayak
jol. Tetapi mungkin, mungkin (perannya) langsung gitu- berarti enggak masuk (dalam) idealisme
masuk ke profesi yang tidak menonjol ya. Saya tidak mahasiwa?
tahu, karena mungkin Tetapi memang diperlukan Prof. Mahfud MD: Ya belum tentu juga. Karena
orang-orang seperti Pak Quraish Syihab ya, (yang) ada juga orang yang idealismenya mungkin harus
lahir lagi dari Al-Azhar. Saya kira orang (yang) diperjuangkan melaui langkah-langkah yang sangat
sekarang paling menonjol di Indonesia kalau besar sehingga itu mungkin, mungkin. Belum tentu
dibidang pemikiran keagamaan kan (baru) Pak juga (dianggap bukan menjadi idealisme mahasiswa).
Quraish, dan (beliau) itu dari Al-Azhar. Idealisme itu apa sih? Idealisme masing-masing
orang itu kan -punya- bisa beda.
Tim Redaktur: Mohon maaf, Pak. Di sini saya
(ingin) menimpali dari pertanyaan yang sudah Tim Redaktur: Jadi standar idealisme (mahasiswa)
(dilontarkan di muka) tadi soal idealisme mahasiswa. tergantung masing-masing orang (ya, Pak)?
Saya ingin bertanya kepada Bapak. -Sebelumnya-, di Prof. Mahfud MD: Iya. Tergantung orangnya
Mesir ini banyak sekali organisasi baik dari kekeluar- dong. Idealisme saya itu apa? (Kan begitu).

8 | Buletin Bedug
KHAZAnAH masisir

Sebuah Autokritik Untuk Azhary

S
Azhar, sementara kita tertidur pulas di atas ranjang?
iapa yang tak mengenal kehebatan al- Akankah kita masih bangga membawa-bawa nama
Azhar. Sudah cukup meluap pujian bagi para ulamanya, sedangkan buku-buku yang kita beli
al-Azhar, dengan ulama dan karya- tertimbun debu dan hanya menjadi pajangan usang?
karyanya yang melegenda. Nama al-Azhar kini Kehebatan al-Azhar tak akan pernah pudar di mata
sudah melambung, dikenal hingga ke seluruh antero dunia tanpa kita memujinya. Tidakkah kita belajar
dunia. Bukan hanya bagunan masjidnya yang dari para pendahulu al-Azhar, yang terkadang kita
memonumental, jebolan-jebolannya tak pernah lupa sebenarnya ilmu merekalah yang mengangkat
diragukan keilmuannya di manapun mereka berada. nama al-Azhar ke permukaan dunia.
Tiang-tiang masjid Azhar telah menjadi saksi bisu Seorang akan dikatakan ahli setelah dia
semangat para penunutut ilmu selama ratusan abad mendalami satu hal dan menekuninya. Hingga
lamanya. Tiang serta dinding yang selalu menjadi setelah mencapai puncak, maka di sanalah dia akan
sandaran para santri, yang berdatangan untuk dikenal khalayak ramai. Maka, demikian dengan al-
mendengarkan ilmu dari para ulamanya. Azhar, jika al-Azhar terkenal sebagai rumah bagi
Syekh Abdul Halim Mahmud pernah berkata, ilmu agama, itu artinya karir yang dia bawa adalah
Jika kiblat kaum muslimin dalam beribadah adalah keilmuan. Entah itu dari pemikirnya atau dari karya-
kabah, maka kiblat kaum muslimin dalam keilmuan karya yang dilahirkan dari para ulama-ulamanya.
adalah al-Azhar. Penyematan Azhar sebagai Kita sangat bangga dengan al-Azhar, kita bangga
Kiblatnya Ilmu sudah sering kita dengar dari dengan para ulama terdahulu yang juga pernah
berbagai pengamat manapun ataupun dari dosen- menimba ilmu di sini. Tapi, tidakkah kita sadar
dosen Azhar sendiri. Bahkan, bukan hanya bahwa Azhar sama sekali tak membutuhkan
dikatakan kiblatnya ilmu, Azhar sering kali dianggap kebanggan kita kepadanya. Tetapi kitalah yang
lebih dari itu. Termasuk Prof. Dr. Ibrahim Shalah seharusnya bisa membanggakan bagi Azhar. Jika al-
Hud Hud; Rektor Universitas al-Azhar, yang Azhar terkenal dengan keilmuannya yang
pernah mengatakan, Al-Azhar al-Syarif berkibar mendalam, maka seharunya kita merasa malu jika
sejak tahun 361 H/972 M dan dimulainya halakah keilmuan kita tak sedalam para ulamanya. Pantaskah
majlis ilmiah pada 360 H. Azhar telah menjadi kita megaku santri Azhar yang dijuluki gudangnya
menara dari pada ilmu di seluruh dunia. Al-Azhar ilmu agama, namun kita masih bermalas-malasan.
adalah kabahnya para penuntut ilmu, serta paling Akankah kita tetap pada posisi yang sangat merosot
tuanya tempat ilmu di seluruh dunia. Al-Azhar telah ini?
menjaga agama Islam dan syariatnya, serta al- Kemunduran Masisir (Mahasiswa Mesir)
Quran, Sunah dan bahasa Arabnya. Sudah cukup khususnya yang belajar di al-Azhar memang tidak
megah kiranya pujian bagi al-Azhar. dapat dipungkiri lagi. Kebanyakan dari kita lupa
Tentu saja bagi kita, menjadi pelajar di al-Azhar dengan tujuan utama kita datang ke al-Azhar.
adalah suatu kehormatan yang sangat tak Semakin hari semakin bertambah pelajar yang
tertandingi oleh apapun. Kita semua sangat bangga didatangkan dari Indonesia, namun semakin
bisa sampai ke Mesir dengan tujuan utamanya merosot pula kualitas Mahasiswanya.
adalah al-Azhar. Namun, mengapa kebanggaan Syekh Toha Hibisy dalam majlisnya saat men-
yang selama ini kita sematkan pada diri kita yang syarahi kitab Ihya Ulumuddin pernah menyinggung
seharusnya menjadi pembakar semangat, justru akan hal ini. Kebetulan saat itu beliau membahas
banyak melenakan kita sebagian besar Masisir, bab Safar lil Ilm (Bab yang menerangkan perjalanan
termasuk yang berada di bawah bendera Nahdlatul untuk mencari Ilmu), di sana beliau banyak me-
Ulama? Akankah kita membangga-banggakan nyinggung Masisir yang mulai lupa dengan tujuan

Buletin Bedug |
9
KHAZAnAH nusantara

mereka ke al-Azhar. Beliau menyindir, Mengenai lagi dipertanyakan, mereka adalah para alim ulama
Safar lil Ilm ini, saya kira tidak butuh keterangan yang dikirim khusus untuk kita yang berniat men-
yang panjang. Kalian datang ke sini untuk mencari cari ilmu di al-Azhar. Jangan sampai kita ibarat
ilmu. Kalian adalah para penunutut ilmu di Azhar, ayam yang mati di lumbung padi.
maka apalah guna saya berbicara panjang mengenai Bebarapa tahun akhir-akhir ini saya masih
ini. Beda lagi bagi mereka yang datang untuk belum menemukan hal yang bombastis di kalangan
mengunjungi tempat-tempat wisata di sana-sini. masisir, bahkan di NU sendiri. Khususnya dalam
Wala Ayyi hagah, demikian tandas beliau. bidang keilmuan. Demikian ujaran salah satu sen-
Jika kita memutar kembali sejarah para ior NU Mesir dalam salah satu forum. Tentu, kata-
mahasiswa Azhar yang terdahulu, kita akan kata itu merupakan cambukan keras yang ditujukan
menemukan banyak hal yang kini telah mulai punah kepada kita semua, dan itu harus kita sadari. Sangat
dikalangan Masisir. Misalnya ketekunan dan kualitas lucu jika hal-hal berbau keilmuan semisal diskusi,
keilmuan yang benar-benar mendalam. Salah satu ngaji, talaqqi atau baca tulis menjadi hal yang
contohnya Dr Quraisy Sihab, dengan karyanya yang aneh di kalangan masisir, berganti dengan ragam
melegenda Tafsir al-Misbah. Beliau sangat meneku- hiburan macam game, aplikasi terkini atau ngerum-
ni bidang tafsir selama belajar di al-Azhar, sehingga pi. Di sisi lain, tidak masuk kuliah menjadi kebia-
dengan ketekunan beliaulah keilmuan beliau benar- saan, pacaran seolah menjadi keharusan. Inilah yang
benar pantas dengan tampat di mana beliau kuliah. seharusnya menjadi bahan koreksi kita untuk ke
Keilmuan masisir yang konon kini merosot depannya.
seharusnya kita perbaiki mulai dari diri kita sendiri. Jadi, marilah saatnya bagi kita untuk mengaha-
Sebenarnya hanya butuh bermodalkan semangat pus kebiasaan lama yang kurang cocok dengan
saja. Guru dan ulama Azhar sudah banyak menye- manhaj atau tipe santri Azhar. Jika kita mengaku
diakan tempat-tempat belajar. Seperti madyafah- santri Azhar yang sesungguhnya, marilah kita ting-
madyafah yang berada di komplek Azhar Dar- katkan keilmuan kita setinggi nama al-Azhar di ma-
rosah. Mereka para ulama yang megajar sama sekali ta dunia. Jangan kecewakan al-Azhar dengan lebih
tidak mengambil sepersen pun dari uang saku kita. menonjolnya sisi keburukan kita, mari buktikan
Bahkan terkadang beliau-beliaulah yang memberi kitalah para Azhary sejati!
kita uang saku. Mengenai keikhlasan mereka jangan

(sambungan dari hal. 6, Masisir dan ...)


Hal ini berkaitan dengan ekspresi keagamaannya juga. Sebut saja kebersislamannya. Islam yang menjadi
landasan agamanya, hanya dinikmati sebagai dogma yang rigid. Setiap persoalan yang berstatus Masisir
masih menganggap cara beragama Islam haruslah berupa berpaham ilmu-ilmu tradisional. Mereka yang
mempelajari Islam sebagai ilmu dan paradigma tetap dianggap miring dan tidak logis. Islam hanya bentuk
peribadatan yang harus dilakukan tanpa mengenal unsur kemanusiaan di dalamnya. Islam hanya
menekankan pada relasi ketuhanan. Pemikiran ini masih dianggap wajar. Tapi pemikiran yang telah mener-
obos paham keberislaman yang inklusif, toleran dan moderat, akan aneh jika menganggapnya kewajaran.
Terutama yang bertindak sebebas-bebasnya pada perilaku sosial, tapi secara paham menggunakan pan-
dangan tradisional-ortodoks, bukan modernis. Itu adalah hal yang lucu.
Baju menggunakan gaya modern, tapi paham keberislamannya tradisional-ortodoks. Anehnya lagi ada-
lah gaya pemikiran tradisional, pakaian dengan cara Arab, tapi cara hidup menggunakan budaya modern-
hedonis. Di sinilah letak kejanggalan memahami cara ekspresi keberislaman Masisir sebagai bentuk eksis-
tensi dan aktualisasinya. Masisir telah menciptakan kelasnya Masisir sebagai Masisir yang akademis, borjuis,
talaqis, kajianis, hedonis, Masisir kamar-an, budayawan, buruh (pekerja), yang ruang komunikasinya sangat
berbeda satu sama lainnya. Padahal, seharusnya mereka bisa sepaham sebagai wujud Masisir yang nasional-
is, agamis serta inklusif. Tetapi ternyata potret tersebut hanya dalam w-a-c-a-n-a; dengan huruf terpisah, se-
hingga tidak jelas kesadaran bermaknanya. Absurd!

10 | Buletin Bedug
Kelas terjemah

Al-Quran, Bibel, Injil dan Ilmu Pengetahuan

B
Virgile dan Plato, tapi tidak pernah memiliki perjan-
jian baru. Kemudian, setelah waktu yang cukup la-
anyak para pembaca Injil yang mera- ma saya baru mengetahui mengapa kami tidak
sa bingung bahkan ragu-ragu ketika pernah diberi tugas menerjemahkan kitab suci umat
mereka memikirkan arti beberapa kristiani. Padahal, menerjemahkan Injil dengan
riwayat atau ketika mengadakan perbandingan anta- perangkat filsafat Yunani bisa sangat membantu.
ra versi yang bermacam-macam mengenai suatu ke- Hal tersebut nyatanya akan dapat mendorong
jadian yang diceritakan dalam beberapa Injil. Hal kita untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
tersebut menjadi catatan bagi romo Roger dalam sulit untuk dijawab. Keterbukaan seperti ini akan
bukunya Pengantar Kepada Injil. Beliau melaku- ditemui pengkaji Injil yang mempunyai jiwa kritis
kan penelitian yang memadai. Dengan pengala- setelah membaca Injil secara menyeluruh. Hal inilah
mannya selama beberapa tahun sebagai redaktur yang mendorong gereja untuk campur tangan dan
koran mingguan Katolik yang ditugaskan untuk membantu para pembaca Injil mengatasi kesulitan
menjawab kesulitan-kesulitan para pembaca dalam mereka. Romo Roger berkata: Banyak umat kris-
memahami teks Injil. Melalui penelitian ini, romo tiani yang perlu belajar cara membaca Injil. Mung-
Roger dapat mengetahui tingkat permasalahan kin orang setuju atau tidak setuju terhadap kata-
mereka. Ia mencatat bahwa tuntutan akan adanya katanya, akan tetapi jasa seseorang yang mengha-
penjelasan yang dikirim oleh para pembaca yang dapi problem rumit seperti ini amat diperlukan.
tersebar di masyarakat umum lintas budaya Yang sangat disayangkan Romo Roger adalah
menetapkan beberapa nash yang dibaca oleh pem- umat kristiani tidak selalu memiliki sikap kritis da-
bacanya sebagai absurd, sukar dipahami, bahkan lam memahami pewahyuan Injil yang banyak jum-
kontradiktif. Dengan demikian, hampir bisa lahnya itu. Adapun dalam penyebaran Bibel secara
dikatakan tanpa ragu kepada para pembaca Injil umum, biasanya terdapat kata pengantar yang me-
yang lengkap sebagai orang yang seringkali mem- nyajikan beberapa uraian untuk meyakinkan para
berikan kebingungan pada umat kristiani. pembaca bahwa Injil tidak menimbulkan persoalan
Catatan mengenai ini merupakan hal baru, buku mengenai personalitas penulis-penulisnya, pasal-
Romo Roger diterbitkan pada tahun 1973 M. Pada pasalnya dan keotentikan teks pada periwayatannya.
masa-masa yang tidak lama, umat kristiani mengala- Namun, pada saat yang sama banyak hal-hal yang
mi suatu keadaan dimana mereka tidak memahami tidak diketahui mengenai identitas penulisnya. Se-
kitab sucinya sendiri, kecuali hanya sebatas ayat-ayat mentara kita menemukan tantangan dalam hal ini.
pilihan yang dibacakan di waktu sembahyang atau Di sisi lain terdapat keterangan-keterangan yang
ceramah agama. Di samping itu, bila kita per- mengatakan bahwa penulis Injil tertentu menyaksi-
bandingkan dengan umat Prostestan, kita akan kan kejadian-kejadian yang diriwayatkannya, pa-
menemukan jarang sekali orang yang membaca se- dahal buku-buku para ahli mengatakan sebaliknya.
luruh Injil secara komprehensif, di luar kesempatan- Adapun pihak gereja mengenai Injil, dengan
kesempatan tersebut. lihai mereka mereduksi pemahaman mengenai masa
Kemudian, jika kita berlanjut ingin membicara- (al-Fatrah al-Zamaniyyah) antara akhir kerasulan al-
kan kehidupan keberagamaan melalui kitab sucinya, Masih dengan munculnya nash-nash al-Kitab.
maka di dalam Kristen buku-buku pelajaran agama Mereka menghendaki adanya semacam delusi
hanya memuat kutipan-kutipan dari Injil. Se- manusia akan adanya satu bentuk Injil yang didasar-
baliknya, tidak ada teks lengkap yang beredar. Pada kan pada tradisi lisan. Padahal para ahli telah mem-
waktu saya menjadi siswa Sekolah Menengah buktikan adanya banyak modifikasi yang terjadi atas
Katolik, saya selalu memiliki buku-buku karangan teks-teks al-Kitab. Oleh karenanya, pada banyak hal

Buletin Bedug |
11
Kelas terjemah

mengenai al-Kitab mereka mengalami kesulitan un- kas dalam hal ini dipandang unik. Romo Roger
tuk menafsirkannya. Atas dasar inilah, mereka me- mengatakan dalam kitabnya Pengantar Kepada Injil,
nutup mata mereka sendiri atas kontradiksi- cetakan 1973 m, hal 187: Sesungguhnya permasa-
kontradiksi yang amat gamblang. Padahal kontra- lahan di sini sebagaimana yang ada pada permasala-
diksi seperti ini masih akan dapat dimengerti oleh han-permasalahan serupa, bahwa ia nampaknya tid-
orang yang secara kritis merenunginya. ak menerima solusi, atau tidak dapat dipecahkan
Para pembaca mungkin bisa membuat catatan kecuali seseorang mengambil literal klaim-klaim
kecil sebagai permulaan mengenai hal-hal yang tid- kitab suci dan melupakan makna keagamaan yang
ak logis, kontradiktif dan kekeliruan-kekeliruan digandrunginya.
yang sengaja dihilangkan atau ditutupi dengan Tidak dimaksudkan dalam hal ini adalah me-
alasan apologetik yang lihai. Keadaan semacam ini nyelesaikan realitas perkara-perkara dengan simbol
menyedihkan karena menunjukkan pada kesesatan. yang cair. Tapi, yang dimaksudkan di sini adalah
Hal-hal yang saya sebutkan di atas tentu menghe- membahas motif keagamaan orang-orang yang
rankan para pembaca yang belum pernah memikir- menjelaskan kepada kita-kita rahasia-rahasia dengan
kan perkara tersebut. Oleh karena itu, sebelum me- menampilkan perkara-perkara indrawi dan tanda-
masuki pembicaraan yang lebih dalam, saya ingin tanda khusus tentang akar-akar materialistis yang
menyajikan sebuah contoh nyata sebagai bukti yang ada pada akal kita. Bagaimana kita mencukupkan
tepat mengenai apa yang saya katakan. diri dengan tafsir semacam ini. Sesungguhnya mod-
Baik Matius maupun Yohanes tidak pernah el-model pujian seperti ini tidak mungkin cocok,
membicarakan kenaikan Yesus Kristus ke langit, kecuali bagi orang-orang yang beriman tanpa bata-
sementara Lukas dalam Injilnya menyebutkan bah- san dan tanpa syarat.
wa kenaikan Yesus Kristus terjadi pada hari kiamat. Sesungguhnya, pentingnya redaksi Romo Roger
Sedangkan dalam pasal yang lain, Perbuatan Para terkandung juga dalam pengakuannya soal adanya
Rasul disebutkan bahwa kenaikan al-Masih terjadi banyak keadaan yang serupa dengan persoalan nai-
40 hari setelah hari kiamat. Adapun Marcus hanya knya Jesus Kristus yang ada dalam beberapa Injil.
mengisyaratkan peristiwa tersebut (tanpa mem- Jika demikian, maka harus menampilkan juga per-
berikan spesifikasi waktu peristiwa tersebut), yang soalan tersebut dengan bentuk yang komprehensif
pada akhirnya hal tersebut sudah tidak dianggap dan dari akar-akarnya, serta dengan objektifitas
otentik lagi sekarang. Dengan begitu, maka kenai- yang total. Nampaknya, suatu kebijaksanaan men-
kan Yesus Kristus ke langit tidak mempunyai dasar cari penjelasan-penjelasan tentang keadaan-keadaan
yang kuat dalam perjanjian baru. Walaupun begitu, ketika Injil-Injil itu ditulis dan (penjelasan) tentang
para ahli tafsir Injil menganggap enteng hal ini. iklim keagamaan yang menghegemoni pada masa
A. Tricot dalam bukunya Kamus kecil tentang itu. Sesungguhnya penjelasan soal koreksi-koreksi
Perjanjian Baru dari Bibel Crampon, yaitu sebuah yang ada pada bentuk-bentuk pertama yang dibuat
buku yang tersebar luas, tidak memuat kenaikan al- pegangan terhadap tradisi-tradisi verbal, dan pen-
Masih. Synopse des Quatres Evangiles, sebuah bu- jelasan soal definisi-definisi yang berlaku terhadap
ku yang merupakan ringkasan dari empat kitab Injil teks-teks yang lama sampai pada masa kita ini.
karangan R.P Benoit dan Boismard, guru besar di Semua itu tentu saja akan mempermudah rasa
sekolah Bibel, Yerussalem memberitahukan kita takjub di hadapan redaksi-redaksi yang ambigu, su-
pada juz 2 (halaman 451 dan 452) bahwa kontra- kar dipahami, dan kontradiktif. Bahkan terkadang
diksi yang terjadi antara Lukas dalam Injil-nya dan sampai taraf sia-sia, dan taraf mustahil yang sesuai
Lukas dalam pasal Perbuatan Para Rasul merupa- dengan realitas yang ditetapkan oleh saintifik zaman
kan kontradiksi literatur. Maka, bagaimana bisa ter- sekarang. Catatan-catatan semacam ini menunjuk-
jadi demikian? wal yafham man yafham. kan sumbangsih manusia dalam proses membebas-
Adapun Romo Roger nampaknya tidak tunduk kan teks-teks dan menunjukan atas koreksi yang
pada tipu daya hujah semacam ini. Meskipun terjadi pada nash-nash tersebut setelah masa itu.
demikian, apa yang mungkin bisa dikatakan tentang Masalah yang terjadi sekarang adalah bahwa se-
rasionalitas yang menjelaskan pada kita, bahwa Lu- jak 10 tahun belakang ini terjadi gejolak terhadap

12 | Buletin Bedug
galeri

Ziarah Akhir Tahun Nusantara Evaluasi Editing Bedug

Simposium Internasional Kairo Warga Negeri Serumpun di Open House

minat pengkajian kitab-kitab suci dengan spirit penelitian objektif. Dalam kitab yang muncul baru-baru ini
berjudul Al-Iman bi al-Qiyamah wa Batsu al-Iman, Romo Kaninsjer, seorang profesor di Institut
Katolik Paris memberikan secuil keterangan mengenai perubahan yang mendalam ini. Dia mengatakan,
nyaris kaum-kaum beriman tidak mengetahui revolusi yang terjadi pada metodologi-metodologi penaf-
siran Bibel sejak masa 1939-1958. Bahwa revolusi yang diperbincangkan oleh pengarang tersebut dekat
dengan masa kita, dan mulailah materi-materi tersebut sampai pada pengajaran orang-orang beriman. Pal-
ing tidak ini dilakukan oleh beberapa spesialis yang berhaluan spirit pembaharuan. Sang pengarang juga
mengatakan bahwa revolusi metodologi-metodologi tafsir semacam ini membuka jalan sedikit banyak ter-
jadi kudeta corak pikiran dalam pandangan-pandangan tradisional nasehat dan dakwah gereja.
Romo Kaninjser memperingatkan bahwa tidak lagi menjadi kewajiban mengambil secara literal kejadi-
an-kejadian soal Jesus Kristus yang ada di dalam Injil-injil. Karena, merupakan tulisan-tulisan kondisional
atau debatable, yang mana menyebutkan pandangan masing-masing kelompok tentang Jesus Kristus dan
tentang apa yang berkaitan dengan kebangkitan Jesus Kristus. Itulah objek materi kitabnya. Romo
Kaninjser mengisyaratkan akan kemustahilan bahwa penulis manapun di antara para penulis Injil itu
memberikan persaksian langsung. Oleh karenanya, para penulis itu menyerahkan pemahaman yang im-
plisit tentang sisa-sisa kehidupan Jesus Kristus secara umum. Nampaknya, hal itu bisa dilihat dengan
model yang serupa bahwa di sana tidak ada satu Hawari pun kecuali Yudas Iskariot yang sungguh terpisah
dari Jesus Kristus, sejak masa ia mengikutinya sampai akhir aktivitas-aktivitas Jesus Kristus di bumi.
Adapun kita ini sangat jauh dari posisi-posisi tradisional, yang mana hal tersebut diagung-agungkan
oleh Konsul Vatikan II. Dan jauh dari posisi-posisi dimana buku-buku dakwah baru yang diarahkan
kepada orang-orang mukmin secara umum. Tetapi, kebenaran akan muncul pada titik terang sedikit demi
sedikit. Tidak mudah mengetahuinya, sungguh berat menilai tradisi-tradisi warisan yang telah didorong
oleh kejahatan. Dan bila kita ingin terbebas dari rasa berat ini, kita semestinya menyikapi problem itu
dengan suatu kaidah, yakni pertama-pertama kita mempelajari kondisi-kondisi yang melingkupi kelahiran
agama Nasrani. Diterjemahkan, Kairo, 21 juli 2016

Buletin Bedug |
13
KALAM MUDA

Mudik Masisir;
Antara Maslahat dan Madarat
Oleh: Hamidatul Hasanah

T
sepele seperti ini, demi fokus belajar sang putra.
Hal tersebut menjadi sesuatu yang menarik per-
ahun ini, Masisir (Mahasiswa Indonesia hatian serta keprihatinan saya, ketika malah muncul
di Mesir) diwarnai dengan fenomena fenomena mudik seperti sekarang ini. Terbersit
mudik yang begitu marak. Tidak hanya mahasiswa ungkapkan, belum apa-apa sudah pulang?
yang sudah bertahun-tahun di Mesir, namun juga Sungguh, hal ini mencoreng wajah cantik Masisir
mereka yang masih kemarin sore. Belum apa-apa, dalam lensa kaca mata saya pribadi.
sudah kembali ke kampung halaman. Padahal, jarak Ironisnya, selain berpotensi memunculkan
Mesir-Indonesia bukanlah jarak tempuh sepeda. kecemburuan sosial, hal ini juga menunjukkan
Bentangan jarak yang tak terlihat ujungnya di peta, bahwa betapa Masisir sekarang itu manja dan ter-
biaya pesawat, dan lain sebagainya seharusnya di- lena godaan dunia (tiket murah, dst). Ia terlihat sep-
perhitungkan benar-benar. Karena bisa jadi bekal erti anak kecil yang dimanjakan orang tuanya,
selama setahun ini, misalnya. dengan senang hati menuruti, tanpa ada keinginan
Ketika fenomena telah melebur menjadi wicara, untuk keluar dari kekangan kemanjaan yang me-
maka hal tersebut akan menggubah sejumlah lalaikan bahwa mereka beranjak besar. Menyed-
perspektif yang terbangun atasnya. Tak lain dengan ihkan memang. Ketika kita Masisir itu sendiri
fenomena mudik ini, ia juga memunculkan sebuah dengan prihatin, menggadang-gadang, melihat
rancang-bangun pemikiran tentang stabilitas dengan mata berair sekelumit mereka yang ber-
Masisir akhir-akhir ini. Bukan stabilitas dalam puluh-puluh tahun belajar di sini tanpa pulang
hubungannya ke lingkungan masyarakat, namun hingga studi mereka rampung. Bukankah itu mele-
lebih ke stabilitas pemikiran mereka. Ada beberapa gakan dan lebih melenakan? Betapa masih ada yang
hal terkait mudik ini yang menurut saya belum belajar keras seperti itu, di tengah segala pernak-
menemukan titik akhir sebagai alasan yang dapat pernik dunia, bathin saya. Padahal, tidak sedikit dari
ditoleransi, bahkan dimengerti. mereka yang tidak pulang hingga bertahun-tahun
Pertama, kepentingan. Sejauh yang saya itu juga mampu untuk membeli tiket pesawat setiap
dengarkan dari teman-teman yang mudik, tak ada tahunnya.
hal pendorong kepulangan mereka yang menurut Kedua, tentang inkonsistensi. Saya rasa, Masisir
saya, menarik dan pelik. Mereka mudik dengan belum berani mengambil risiko atas keputusannya
alasan remeh-temeh, yang malah menurut saya, untuk menetap, atau mungkin mereka hilang
bukan alasan. Misalnya, karena kangen atau diminta kesadaran (khilaf) ketika mereka memutuskan un-
pulang orang tua. Bahkan sebatas itu saja, diminta tuk pulang. Mungkin saja apa yang saya utarakan di
orang tua untuk pulang dengan alasan kerinduan. sini merupakan suatu bentuk sikap fanatik, yang
Di mana seharusnya ketika pembicaraan tentang hal muncul karena melihat fakta yang ada dengan apa
ini dialihkan, maka akan terjadi suatu kesepakatan yang terlintas dalam hati. Siapa yang tak ingin pu-
pemahaman bahwa belajar di Mesir tidaklah berja- lang? Tentu saja ingin. Namun, itu bukan saya. Be-
rak Darrasa ke Hay Asyir. Seharusnya, para orang lum waktunya, tegas bathin saya. Sebagai seseorang
tua pun memahami hal itu, sebagai suatu bentuk yang sudah beranjak dewasa, seharusnya kita ber-
penggemblengan pribadi yang utuh jika memang pikir lebih dewasa, atau berusaha dewasa. Bukankah
mereka dilepaskan untuk belajar di luar negeri. tak ada yang buruk dengan hal tersebut? Malah ter-
Seharusnya, tak ada cawe-cawe lagi terkait hal-hal lihat keren, seperti film-film Korea yang berlaku

14 | Buletin Bedug
KALAM MUDA

kuat di depan musuh, namun di belakang ia rapuh, Sebagai bagian dari Masisir, saya tidak sedang
misalnya. Artinya, jiwa seperti inilah yang perlu berusaha berlepas tangan atas apa yang menimpa
ditiru; terlihat kuat agar tidak diremehkan oleh rumah kita. Setidaknya, jika hal ini dianggap suatu
musuh. Dalam konteks Masisir, siapa musuh itu? hal yang kurang membuat nyaman anggota rumah,
Menurut saya, mereka para mahasiswa yang belajar maka seharusnya saya tidak menambah keriweuhan di
di Indonesia. Musuh dalam persaingan yang sehat, dalamnya. Saya yakin juga, mereka pulang dengan
tentunya. Musuh dalam laga persaingan intelektual berbagai alasan yang masuk akal, meski itu hanya
antara mahasiswa lokal dengan mahasiswa pembenaran atas pilihan mereka sendiri.
global. Fenomena ini harus dijadikan sebuah media
Dari kedua alasan di atas, saya kira cukup pembelajaran, sebuah media untuk pembentukan
membawa perspektif bahwa Masisir manja, belum pemikiran yang berbeda. Bahkan, mungkin bisa
dewasa. Apa kata mereka, para mahasiswa di dijadikan sebuah spirit baru. Ketika mereka yang
Indonesia tentang kepulangannya? Mengingat tak pulang mendapatkan apa diinginkan; bersua
ada satu pun alasan yang dapat dipahami secara keluarga misalnya, maka lihatlah berapa waktu yang
logis atau ilmiah menurut kacamata pada umumnya. mereka habiskan di perjalanan. Jika waktu tersebut
Berbeda jika ada suatu kepentingan yang memang digunakan untuk membaca atau berdiskusi,
perlu dan mendesak, itu sudah dikecualikan sejak bukankah tak sama hasilnya? Begitu pula, ketika
awal saya berpanjang lebar. Apalagi faktanya, teman melihat berapa banyak biaya yang dihabiskan untuk
-teman setelah pulang tidak sedikit yang justru ke- sekadar pulang. Ingatlah bahwa mereka datang ha-
hilangan semangat juang seperti masa ketika awal rus dengan segudang semangat juang, semangat ba-
datang. Di sisi lain, kepulangan teman-teman juga ru dalam laga mewujudkan asa. Jika semangat dan
berdampak secara langsung pada dinamika yang ada maslahat kepulangan itu belum setimpal dengan
di Masisir. Baik itu dinamika keilmuan di dunia mudaratnya, maka alangkah bijaknya jika kita ber-
kajian, juga dinamika organisasi di kekeluargaan, pikir seribu kali untuk mengikuti tren mudik bagi
almamater ataupun lembaga-lembaga afiliatif. kalangan Masisir.

Buletin Bedug |
15
Warta nuSANTARA

Marhalah Nusantara PCINU Mesir Ia dijuluki Bapak Militer Mesir, karena dikenal sebagai
seorang yang mengubah kurikulum Sekolah Militer di
Sukses Gelar Ziarah Akhir Tahun negara tersebut. Rombongan peziarah lantas bertolak
pulang tepat setelah melaksanakan ibadah shalat Ashar
KAIRO, BEDUG- Departemen Pendidikan Marhalah di masjid Sulaiman Pasha, tidak jauh dari makamnya.
Nusantara PCINU Mesir mengisi liburan akhir tahun Kegiatan ziarah ini diadakan untuk mempererat
dengan ziarah makam para Ahli Bait nabi dan Aulia di hubungan rohani (taalluq al-rhiyyah) dengan para Au-
kompleks al-Fusthat, Mesir Kuno, Ahad (31/7). lia, nguri-uri tradisi NU, juga menjaga tali silaturahmi
Kegiatan ini dipandu oleh Muhidurrahman, seorang antarwarga NU itu sendiri. Kegiatan berakhir pada
senior LMINU Mesir dan Kupretist du Caire. Acara pukul 17.00 CLT. Rombongan berkumpul di terminal
ziarah ini diikuti oleh 35 simpatisan NU. Dalam bus terakhir kawasan Fusthat, kemudian bersama-sama
kegiatan ini, turut serta pula Ketua Tanfidziyyah bertolak menuju kediaman masing-masing. (sde)
PCINU Mesir, Ahmad Muhakam Zein, serta salah satu
Mahasiswa Universitas al-Zaitunah Tunisia yang tengah
berkunjung ke Mesir, Jauhari Umar. Para panitia dari Open House Terdahsyat Sepanjang
Departemen Pendidikan Marhalah Nusantara tidak han- Sejarah PCINU Mesir
ya mengkoordinir jalannya ziarah, tetapi juga menjadi
pemantik yang menceritakan kisah hidup para aulia KAIRO, BEDUG- Menyambut Hari Raya Idul Fitri,
yang dikunjungi. Kemudian, kisah tersebut ditanggapi PCINU Mesir menggelar silaturahmi yang dikemas da-
oleh Sang Guide, Muhidurrahman. lam acara Open House (9/7/2016). Berbeda dari tahun-
Sebelum berangkat ke lokasi, rombongan ziarah tahun sebelumnya, kali ini turut hadir warga dari be-
berkumpul di masjid Sayyidah Aisyah pukul 10.00 CLT berapa negeri serumpun yang ada di Mesir. Dalam me-
sembari berziarah ke makam beliau. Tepat pada pukul nyemarakkan lebaran, Open House & Halal bi Halal
11.00 CLT, mereka bergegas menuju destinasi pertama, PCINU Mesir tak hanya mengundang rekan-rekanita
yaitu makam Sayid Zaid Hasan al-Anwar (Ayah Say- Masisir simpatisan Nahdlatul Ulama Mesir, melainkan
yidah Nafisah) dan putranya Sayid Zaid al-Ashgar. juga mahasiswa mancanegara Asia seperti Malaysia, Sin-
Setelah melaksanakan shalat Dzuhur, rombongan pun gapura, Thailand, dan negara-negara tetangga lainnya,
bertolak menuju makam sahabat Maslamah ibn Mukhal- ujar Arnia, Ketua PCI Fatayat NU Mesir.
lad (wafat 63 H), seorang panglima pada penaklukan Acara Open House merupakan tradisi yang terus
Mesir Kuno. Dengan berjalan kaki, rombongan me- terlaksana dari tahun ke tahun. Konon, acara tahun ini
nyusuri jalan Hasan al-Anwar menuju lokasi ketiga, menjadi Open House terdahsyat dari segi jumlah
Masjid Amr ibn al- Ash (masjid pertama di benua Afri- tamunya yang melebihi 300 orang.Tepat pada Sabtu, 09
ka). Di dalamnya juga terdapat makam putra beliau, Ab- Juli 2016, auditorium Sekretariat PCINU Mesir, Bawwa-
dullah ibn Amr ibn al-Ash (wafat 63 H), periwayat had- bat II nampak ramai, namun tetap kondusif dengan lalu
its Nabi terbanyak. lalang tamu yang silih berganti.
Lokasi selanjutnya ialah makam Muhammad ibn Suguhan menu spesial ala Nusantara, agaknya men-
Abu Bakr (mantan Gubernur Mesir pada zaman jadi daya tarik tamu undangan hingga berbondong-
kekhalifahan Amr ibn al-Ash), yang mana keberadaan bondong menghadiri acara tersebut. Terdapat menu
kepalanya masih kontroversial. Selain itu, makam Sai al- khas Indonesia seperti tempe bacem, sambal goreng
Bahri (Penghidup kembali Sungai Nil) juga merupakan hati, telur balado, dan sayur asem. Segarnya es teh men-
destinasi yang tercatat dalam tentatif perjalanan ziarah jadi pelengkap para hadirin bersilaturahmi, saling ber-
tersebut. Disebut Sai al-Bahri, karena dahulu ia mam- tanya kabar dan saling bermaaf-maafan.
pu membuat sungai Nil mengalir kembali setelah men- Tamu dari negeri serumpun sendiri tak kurang dari
gering selama kurang lebih satu tahun. 30 orang. Meski awalnya agak canggung, mereka lambat
Sebelum menuju destinasi terakhir, rombongan laun mulai bisa bertegur sapa dan bercanda bersama.
berkunjung ke Museum Ummu Kultsum (penyanyi ber- Suasana pun semakin ramai dengan gelak tawa dan sal-
suara emas, wafat 1945 M) yang terletak di Pulau ing bertukar pikiran. Hingga rentetan acara terakhir,
Raudhah, Nilometer. Di antara kelebihan museum ter- banyak dari mereka yang menyempatkan diri untuk ber-
sebut ialah kita dapat mengenal lebih jauh jejak dan kis- foto sebagai kenang-kenangan. Sekitar pukul 24.00
ah hidup Sang Legendaris dari Mesir tersebut yang dit- CLT, satu per satu tamu pengunjung mulai pulang
ampilkan dalam bentuk short movie. Akhirnya, rom- secara tertib. Sebagian tamu tampak pula menginap di
bongan tiba di lokasi terakhir, makam Sulaiman Pasha. sekretariat PCINU tercinta. (azizi)

16 | Buletin Bedug
warta masisir

Semarak Simposium Internasional yang tak kalah menarik. Acara hari pertama dipungkasi
pada pukul 18.00 CLT, dilanjutkan dengan foto bersama
di Kairo para delegasi. Setelah itu, mereka langsung bertolak ke
KBRI Kairo di Garden City untuk mengikuti makan
KAIRO, BEDUG- Perhimpunan Pelajar Indonesia malam bersama.
(PPI) se-Dunia atau yang sering disebut OISAA Masih pada rangkaian SI Kairo ke-8, Auditorium
(Overseas Indonesian Student Association Alliance) Andalusia Hotel Oasis di Giza merupakan tempat
kembali menggelar agenda tahunan mereka, Simposium berlangsungnya acara pada hari kedua, Senin (25/7).
Internasional (SI). Acara tersebut berlangsung di Kairo, Dimulai pada jam yang sama dengan hari sebelumnya,
karena Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa di Mesir peserta delegasi langsung berdiskusi tentang panel
(PPMI Mesir) menang dalam vooting yang dilakukan pada ekonomi dan pendidikan, dengan masing-masing tiga
SI di Singapura pada 2015 lalu. SI ke-8 ini berlangsung panelis. Terlihat pada panel ekonomi beberapa tokoh,
pada tanggal 24-28 Juli 2016 di tiga tempat berbeda, seperti Faisal Basri (seorang Ekonom), Sabeth Abilawa
yakni Auditorium Muhammad Abduh Universitas al- (Direktur Dompet Dhuafa) serta Tubagus Manshur,
Azhar, Hotel Oasis di Giza dan Aula Bhinneka Tunggal tokoh akuntan publik yang sedang menjalani program
Ika, KBRI Kairo. Semarak dan antusiasme para peserta Doktoral Ekonomi Islam di Universitas Kairo, Giza.
terlihat pada jumlah peserta yang hadir, yaitu sekitar Selepas itu, acara dilanjutkan dengan diskusi panel
1000 peserta. Mereka terdiri dari delegasi PPI Dunia, agama.
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) kampus-kampus Diskusi panel agama yang diisi oleh Prof. Dr. Nasar-
Indonesia, delegasi khusus PPMI Mesir, serta delegasi uddin Umar, MA. (Imam Besar Masjid Istiqlal), Romo
umum Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir). Heru Prakoso (seorang Pendeta), juga Dr. Mukhlis
Rangkaian acara SI Kairo ke-8 hari pertama dimulai Hanafi, MA (Sekjend IAAI Indonesia). Ketiga panelis
pada pukul 10.00 CLT, bertempat di Auditorium membawakan diskusi dengan cukup menarik. Dalam
Muhammad Abduh. Diawali dengan menyanyikan lagu materinya, Prof. Nasar menyoroti gejala pemuda-
Indonesia Raya bersama-sama, acara dilanjutkan dengan pemudi di Indonesia yang mulai banyak ikut kelompok-
sambutan oleh Ketua Panitia, Ketua PPMI Mesir, kelompok berhaluan kanan (ekstremis). Ada seke-
Koordinator PPI Dunia (OISAA), Deputi Grand Syekh lompok pemuda yang hobinya membidah-bidahkan
al-Azhar, serta Menteri Agama RI. Dalam sambutannya, dan mengganggu ritual agama kelompok lainnya yang
Menag menegaskan bahwa selain sebagai penuntut ilmu, tidak sejalan dengan ideologinya, ujar Prof. Nasar. Hal
mahasiswa Indonesia di luar negeri juga merupakan duta itu membahayakan, karena mereka tidak memahami aja-
bangsa. Segala tingkah laku mereka merupakan ran agama Islam dengan benar, tandas sang Profesor.
representasi bangsa Indonesia, pada pundak merekalah Hari kedua pun dipungkasi pada jam yang sama
nama baik bangsa ini dibawa. SI Kairo ke-8 ini resmi dengan hari sebelumnya, pukul 18.00 CLT. Sementara
dibuka oleh Menteri Agama RI dengan pemukulan gong hari ketiga, dilangsungkan sidang komisi dalam empat
lima kali, sesuai jumlah butir Pancasila. aspek, yaitu pendidikan, politik, agama serta ekonomi.
Seusai opening ceremonial, digelar dialog interaktif Masing-masing komisi mempresentasikan Rencana Aksi
bertajuk Memperteguh Identitas Bangsa bersama (Action Planning) atas isu-isu yang mereka angkat.
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin. Beliau Akhirnya, rangkaian acara umum SI Kairo ke-8 ini
memberikan catatan bahwa bangsa Indonesia tidak bisa berakhir menjelang berkumandangnya adzan Dzuhur.
terlepas dari nilai-nilai religiusitas yang merupakan Seluruh delegasi PPI Dunia serta BEM Indonesia lang-
warisan turun-menurun bangsa dari para leluhur kita. sung bertolak menuju kompleks situs Piramid dipandu
Dialog ini berlangsung menarik dan antusias, terlihat oleh panitia. Sedangkan untuk delegasi PPMI Mesir,
dari banyaknya peserta yang aktif bertanya. mereka diantar kembali ke kediaman masing-masing di
Setelah dialog interaktif bersama Menag, acara Kairo. Acara SI terbilang sukses jika dilihat dari kemeri-
dilanjutkan dengan diskusi panel pertama yang ahannya, tapi dari segi kerapian koordinasi, paniti SI
membahas politik, bersama Prof. Dr. Mahfud MD, masih mendapat sorotan dari sana-sini. Tidak sigapnya
J. Kristiadi dan Yudi Latief sebagai tokoh dari pengamat laporan SI berbentuk press release untuk sponsorship
politik. Diskusi yang dilaksanakan setelah ishoma dan media juga termasuk menjadi hal yang dipertan-
(istirahat, shalat, makan) tersebut berlangsung santai yakan banyak kalangan. (hamid)
dengan pembawaan yang apik sehingga tidak
menyurutkan antusiasme peserta dalam bertanya.
Selepas diskusi panel politik, peserta beranjak
menuju panel berikutnya, yaitu pendidikan dan media

Buletin Bedug |
17
WARTA NU

Silaturahmi Warga Nahdliyin: Merindu Layang


Ilmuwan Sejati dan Idealisme Abi, layang-layangku putus
Mahasiswa entah ke mana lesapnya
entah jatuh ke ambang langit
KAIRO, BEDUG- PCINU Mesir (26/7) menggelar mungkin jatuh ke ujung samudera
acara yang spektakuler bertajuk "Silaturahmi Akbar" atau, terhempas ke lautan lepas
bersama dua tokoh fenomenal bangsa Indonesia,
Prof. Dr. Mahfud MD dan Prof. Dr. Nasaruddin Abi, bisakah kau belikanku senar baru
Umar. Tentu saja keduanya adalah tokoh yang lahir Senar yang terbuat dari rindu
dari rahim Nahdlatul Ulama sehingga bersedia mera- untuk jaringku menarik cahaya baru
jut cerita dan wawasannya bersama ratusan warga dalam buaian gubuk yang biru
Nahdliyin di Mesir yang hadir saat itu. sederap baris kerang membisu
Melalui kerja sama yang rapi bersama Griya KSW di hamparan pasir pulau serdadu
Jawa Tengah dan Forum Studi Keluarga Madura
(Fosgama), acara yang digelar sejak pukul 18.00 CLT
Abi, mengapa awan mulai mendung
itu dapat berjalan dengan baik. Bertindak sebagai
langitnya menjadi murung
moderator, Bapak Murtadlo Bisyri, Lc, Dipl, Katib
Syuriyah PCINU Mesir. Di bawah komandonya, matahari seolah takut untuk bersinar
kedua pembicara tersebut memberikan wejangan aku jadi takut untuk bermain bersama matahari
renyah seputar ilmuwan sejati, wawasan keilmuan, pun kawan-kawanku tak lagi bertepuk tangan
serta kondisi terkini di tanah air.
"Ilmuwan sejati tidak peduli dicemooh maupun Abi, mengapa mahkotamu memutih
dihujat oleh orang lain. Apa-apa yang lahir dari hasil apa kau sudah bosan menatihku
pemikirannya dengan berbagai penguat, tentu layak apa kau juga takut seperti matahari
untuk dipertahankan. Jadi tidak usah takut dibilang apa kau tak lagi ingin bertepuk tangan
liberal ataupun Syiah sekalipun," ujar Prof. Nasarud- apa kau tak mau temaniku bermain angin,
din dalam ceramahnya. Ia menambahkan, "Grand menarik cahaya dan bermain layangan
Syekh kita itu dibilang orang liberal, bahkan agen
Syiah. Tapi sayangnya yang bilang begitu adalah Abi, tubuhku gemetar
orang-orang yang ilmunya tidak seberapa." Sementa- Abi, tubuhku menyusut
ra dalam hal berorganisasi, Prof Nasar menyinggung
Abi, semuanya berhamburan
agar mahasiswa tidak lupa berdinamika. Tidak ideal
Abi, semuanya bersisik
ketika seorang pintar hanya untuk dirinya sendiri.
Pintar tapi hanya mengurung dirinya di kamar, apa- Abi, semuanya berlarian
lah gunanya, tegas Prof Nasar.
Dalam penuturannya, Prof Mahfud MD banyak kini mereka menyokong langit sendiri
mengisahkan kondisi keilmuan, dunia peradilan serta tak lagi menemaniku mencandai matahari
kondisi perpolitikan tanah air. Menurut Pak Mahfud, pun tak lagi mau mengurai putih ubanmu
Indonesia tidak begitu membutuhkan alutsista (Alat
Utama Sistem Pertahanan), karena Indonesia tidak aku sebatang kara
sedang ingin berperang. Soal kepemimpinan, beliau tak lagi bersama mereka
menandaskan bahwa seorang pemimpin harus mem- mengarungi angin sendiri
iliki kejujuran dan keberanian. Dan jangan pula menjaring cahaya sendiri
membuat cacat pribadi, sebab itu akan
melemahkannya dan menjadi celah musuh untuk Abi, aku rindu senja itu
menyerang kebijakannya. (mfa) bersama Abi bermain menapis cahaya
mengekalkan awan

18 | Buletin Bedug
cerpen

Oleh: Muhammad Kamal Ihsan

C
laki klimis segera bangkit sembari membersihkan
debu-debu yang menempel di celananya. Tanpa
ahaya yang membias di sela jendela mempedulikan si kakek tua, ia bergegas turun
kamar itu jemawa tak peduli. Seenak- meninggalkan tangga. Kakek tua bangkit sangat
nya tanpa kompromi menggangu tidur sang perlahan, hampir seirama dengan nada gerimis
empu kamar yang tergeletak di lantai seperti ku- yang datang syahdu dengan sayatan halus kilat-
bangan air sampah. Lantai kamar berempati, ber- kilat yang bercahaya.
ulang kali menjadi tempat mendarat muntahan Orang-orang memanggilnya lelaki hujan. Ka-
bercampur alkohol. Matanya perlahan mem- kek itu hanya muncul ketika hujan turun. Ia yang
beliak, rambutnya yang lurus dan panjang tak tinggal di dasar apartemen itu akan naik ke atap
terurus menutupi kerut mukanya yang mengeri- apartemen tepat dengan butiran air pertama yang
put. Dia masih belum tersadar sepenuhnya, menyentuh bumi. Dengan ditopang sebilah
matanya melihat ke sekeliling kamar yang mung- tongkat besi tua, dia perlahan menaiki anak tang-
kin sekarang tak dikenalnya. ga satu per satu. Seperti siang ini, tepat dengan
Lelaki itu perlahan bangkit, merenggangkan gerimis terakhir di bulan April. Kakek itu kembali
otot-ototnya sembari menguap tanda kantuk muncul.
masih bergelayut di pelopok matanya. Lelaki itu Para tetangga yang tinggal di apartemen terse-
bergegas bangkit setelah dilihatnya jarum jam su- but berulang kali merasakan suasana melankolis
dah bergeser ke arah jam 12. Dalam hitungan seperti ini. Hujan, suara tongkat yang diseret,
menit, lelaki yang terlihat semerawut tadi sudah nafas yang tersengal-sengal dan sesekali diiringi
berpakaian etis bak seorang pegawai kantoran, deheman batuk. Entah apa yang dilakukan si ka-
berdasi licin dengan sepatu mengkilap ujungnya. kek tua di atap apartemen, tapi yang pasti, dia
Rambutnya sengaja disisir klimis untuk mem- akan bergegas kembali ke apartemennya sebelum
berikan kesan protagonis atau pebisnis muda rintik hujan terakhir turun. Kakek tua itu kembali
yang sedang naik daun. Hari ini dia akan seperti orang yang sedang dikejar hantu. Ketika
menemui seorang yang teramat penting. dia turun berkejaran dengan rintik penghabisan,
Langit berubah mendung tatkala matahari mu- mukanya terlihat pucat pasi, keringat dingin
lai bersembunyi di balik tumpukan awan putih. membungkus tubuhnya yang renta. Kecepatannya
Rintik hujan satu per satu hadir diiringi sumpah bertambah, entah dapat kekuatan dari mana. Ta-
serapah lelaki klimis yang begitu terlihat kecewa pi yang pasti, dia enggan berada di luar kamar
dengan hujan yang turun hari ini. Dia pembenci tanpa balutan hujan. Apa yang diperbuat si kakek
hujan. Tapi hari ini, dia memutuskan untuk tidak di atas? Entahlah, tak ada yang tahu.
peduli, dengan sebuah jaket di genggaman, ia ***
memutuskan pergi. Lelaki klimis duduk termenung di bawah siluet
Tanpa disadari, lelaki itu bertabrakan dengan cahaya senja. Menunggu ketidakpastian yang se-
seorang kakek tua saat menuruni flatnya yang ter- dang diperjuangkannya di sebuah gubuk tak ber-
letak di lantai paling atas apartemen. Dia me- penghuni. Malam tadi, ketika dia terperangkap
nyemprotkan sumpah serapah. Gusar melihat ka- dalam amukan alkohol, ada sebuah pesan masuk
kek tua yang menghalani jalannya. Kakek itu ter- yang mengejutkannya.
jatuh, tongkat yang digenggamnya terlepas. Laki- Lama kita tak bersua, ku nantikan pertemuan

Buletin Bedug |
19
cerpen

yang indah bersamamu besok hari. (Ayahmu) klimis lemah dan tak percaya.
Tak ayal pesan itu sangat mengejutkannya. Tadi ketika kau menabrakku, aku sudah berniat
Sudah hampir 25 tahun dia terpisah dari sang untuk menyinggahi kamarmu. Semua berjalan
Ayah. Sungguh itu adalah waktu yang sangat la- lancar, sampai tiba-tiba dengan muka gusar kau
ma bagi seorang anak kecil berumur 10 tahun menabrakku. Aku tak mampu berkata apa-apa.
yang setiap harinya adalah kerinduan mendalam Sungguh, raut mukamu tetap persis sama ketika
terhadap orang tuanya. Lima tahun yang lalu, kau ku tinggalkan di tempat penampungan itu.
ketika semuanya dianggap sudah melupakannya, SUDAHHHHH!! CUKUPPP!!! Lelaki klimis
sebuah surat seketika itu mampir di bilik kamarn- berteriak, gusar dan tak percaya. Aku tidak
ya. Sebuah surat yang mengabarkan kematian mempercayaimu!!!
ibunya, jadilah si lelaki klimis tertawa seperti Selama ini, aku selalu bersahabat dengan hu-
orang gila. Baginya, surat itu lelucon terlucu da- jan. Menilikmu dari atas atap. Karena ku tahu,
lam hidupnya. Baginya, orang tuanya sudah tiada kau selalu memandangi hujan dari bilik jendela
tepat ketika dia dengan sengaja dibuang ke se- kamarmu. Hanya itu kesempatan yang ku miliki
buah rumah penampungan. Tangisannya masih untuk menatap setengah hidupku yang hilang.
jelas terngiang, samar tertawan di balik hujan de- Ucapan lelaki hujan mengalir bergetar, diiringi
ras saat dia dibuang dengan sengaja, atau seperti nada ketakutan dan penyesalan.
sengaja. Jadilah dia orang yang paling membenci BOHONG, timpalnya marah. Apa kau ta-
hujan. Karena hujan menyamarkan suara tang- hu, betapa sakitnya aku ketika harus berhadapan
isnya yang memanggil-manggil ayah dan ibunya. dengan rintik hujan, yang berarti aku harus ber-
Surat itu sama sekali tak ada pengaruhnya. hadapan dengan kerinduan tak berujung. Apa
Tapi tidak kali ini. Dia begitu rindu, rindu ter- maumu, apa salahku??
hadap wajah yang tak ia tahu rupanya. Rindu Kesedihan dan kekecewaan jelas terlihat di
kepada suara yang tak tahu iramanya. Rindu pa- raut muka lelaki hujan. Sambutan buruk yang
da sentuhan yang tak pernah tersentuh olehnya. menyayat hati dan perasaannya. Tetapi, lelaki
Ayah? Lelaki klimis sekarang serasa memilikinya. klimis bergeming di tempatnya. Ia sadar bahwa
Pesan malam tadi mengisyaratkan sebuah jawa- ini bukanlah apa yang diinginkannya.
ban yang selama ini ingin didengarnya, dia harus Banyak hal yang harus ku jelaskan dan harus
menemuinya. kau ketahui, Nak, sela lelaki hujan menyentuh
Malam ini ketika hujan pertama di bulan Mei diam terdalam lelaki klimis.
turun, jawaban itu mulai tersingkap. Keraguan Jangan panggil aku seperti itu. Pergilah! Tak
masih tetap bersemayam, lelaki klimis berperang ada yang ingin ku dengarkan dari lelaki tak ber-
dengan dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk tid- perasaan sepertimu.
ak menemuinya hari ini. Tepat ketika ia memu- Kakek tua itu terdiam, jauh terperosok ke da-
tuskan untuk beranjak pergi, seseorang menepuk lam bayangan masa lalunya yang begitu kelam.
bahunya pelan. Kau adalah cahaya yang selama Dia memutuskan untuk pergi, menuruti per-
ini ku samarkan. Kau adalah rintik hujan yang mintaan anak kesayangannya. Sejenak ia berpal-
selalu ku nanti. Kau adalah gerimis yang selalu ku ing, menatap dalam kepada anaknya, ia ber-
kenang sentuhannya, ujar sesorang pelan, pesan. Jikalau itu yang kau inginkan dariku,
disamarkan hujan yang semakin deras. setidaknya jika itu mampu membahagiakanmu,
Lelaki klimis terdiam tak percaya. Dia ter- aku akan pergi!
duduk lesu tatkala sosok di depannya sungguh *****
tidaklah asing baginya. Hari ini, tepat dengan Bulan Mei sudah berjalan seminggu lamanya,
hujan pertama di bulan Mei. Mungkin para tiap detik yang memayungi indahnya Mei adalah
tetangga tidak merasakan keadaan seperti biasa. rintik hujan. Tiada hari tanpa gemericik air surge.
Mereka mungkin tidak lagi mendenger suara Mei betul-betul menyamarkan gersangnya April.
tongkat terseret, karena aku memberanikan diri Tapi ada yang menghilang seiring derasnya hujan
untuk menemui rintikku sesungguhnya. di bulan Mei. Sudah satu minggu ini, suasana ritu-
Kau.. Apa yang kau lakukan di sini? tanya si al melankolis yang dirasakan orang-orang di

20 | Buletin Bedug
cerpen

apartemen kuno ketika hujan turun tak lagi Lelaki klimis masuk perlahan, matanya tertuju
dirasakan. Beberapa tetangga terlihat berulang pada sebuah amplop putih di atas meja makan.
kali menilik dari bilik pintu, menantikan sang Dibukanya surat itu,
lelaki hujan dengan seretan tongkat besinya. Be-
berapa merasa khawatir dan bertanya-tanya Untuk kau yang merindukan hujan, atau mem-
keberadaan lelaki hujan. Beberapa memutuskan bencinya
tak peduli. Seharusnya ini adalah kebahagiaan Bagiku yang perjalanan hidupnya hanyalah
yang panjang bagi lelaki hujan. Tapi entahlah, kesunyian, hujan ialah teman
lelaki hujan terlihat tak pernah lagi menyapa hu- Teman yang mampu menyamarkan kerinduan,
jan. Teman yang mampu buyarkan penyesalan,
Di balik tirai jendela, terlihat lelaki klimis me- Penyesalan berujung maut yang harus ku
nilik ke atas atap apartemen. Sebelumnya ia telah tanggung,
memutuskan untuk jadi orang yang tak peduli.
Membunuh rasa iba dengan sebilah belati Sekiranya nanti kau mengerti, hujan akan menga-
keangkuhan, atau menutup pintu maafnya barkanmu
dengan bongkahan batu-batu ego. Tapi perlahan Perihal pengorbanan yang ku lakukan untuk
semua rasa itu luluh. Luluh seiring menghilangnya seorang yang tercinta
rasa benci terhadap hujan dalam dirinya. Ia Perihal pertaruhanku, yang hasilnya adalah siksa,
merindukan hujan dan misteri yang berada di da- Siksa terhadap diri, siksa terhadap hujan yang
lamnya. Ia berusaha mencari titik terang tapat jengkel mendengar keluhanku
ketika pikirannya disemukan oleh sebuah jawa- Jikalau nanti hujan berhenti, kau akan mengerti
ban pembelaan dari lelaki hujan, ayahnya. Aku adalah perisai, kau adalah segalanya
Jadilah lelaki klimis orang yang paling kha-
watir perihal hilangnya lelaki hujan. Ia mencoba (Ayahmu, yang merindu hujan)
berulang kali mengetuk kamar lelaki hujan. Tak
ada jawaban. Ia dan beberapa tetangga yang Lelaki klimis sempurna menangis, hujan kembali
peduli memutuskan untuk mendobrak saja turun, mengiringi isak tangisannya. Jawaban yang
kamarnya. Lelaki klimis sendiri yang mendobrak ingin didengarnya menghilang disapu hujan.
keras kamar itu. Dengan sekali dobrakan, ia ber- Syahdan hujan nanti akan mengabarkan, entah
hasil menggeser engsel pintu yang sudah rapuh. kapan, tak ada yang tahu.
Tak ada siapa-siapa. Rumah itu sunyi, tak ada
tanda kehidupan di dalamnya.

Buletin Bedug |
21
Kalam akhir

yang posesif. Pastinya kita akan dilarang aktif di

Berani Menjadi Jomblo sana-sini, dilarang ikut kelompok diskusi apapun,


karena khawatir kita akan direbut orang. Maka
Oleh: Kian Santang niscaya kita pun akan menjadi makhluk yang
kuper, antisosial, terkucil, dan masuk golongan
orang-orang yang jahl murokab.
Menganggap pacaran sebagai salah satu biang Nah, bagi yang sudah pacaran, kalian jangan
lesunya dinamika keilmuan Masisir barangkali lantas merasa bangga sudah punya pacar selagi
memang belum ada bukti klinis, medis, riset ter- ada di Mesir. Kemana pun, di mana pun selalu
tulis, ataupun bukti mistisnya. Tapi setidaknya pergi berdua laiknya gandengan truk yang tak ta-
ada beberapa indikator dan data di lapangan yang hu malu selalu nginthil kemana pun perginya
seharusnya lantas membuat kita berpikir ulang sang pasangan. Hal pertama yang harus kalian
untuk mau pacaran semasa menuntut ilmu. Jadi, lakukan setelah baca tulisan ini adalah memasti-
jangan langsung ho oh aja ketika ada teman, adik kan pasangan kalian itu akan setia sampai pe-
kelas atau kakak angkatan yang nembak dan ngajak laminan, tidak kemudian berpaling ke orang lain
pacaran. Meski dalihnya nanti pacarannya ber- dengan seribu dalih yang sudah biasa dilakukan.
landaskan syarengat, tanpa kholwat, atau tangarupan li Sebab, dalam dan berlabirinnya hati para players
ajli nikah. Apapun bahasanya, tegas saja bilang, (baca- playboy & playgirl) hanya Tuhan dan Iblis
maaf saya ke sini maunya belajar, bukan pacaran. yang tahu. Sampai detik artikel ini ditulis pun be-
Kalau memang hubungan serius, nanti setelah
kuliahnya kelar langsung datang ke orang tua. Itu
pun bukan untuk meminta izin pacaran dengan Dan janganlah kamu mendekati
modus lamaran, tapi ya untuk menikah. Ya, ni- zina; sesungguhnya zina itu ada-
kah. Titik! lah suatu perbuatan yang keji dan
Pada dasarnya, pacaran sebagai sebuah mua-
malah adalah sah. Hal itu berlandaskan kaidah al suatu jalan yang buruk.
ashlu fil asyiyaa al-ibahah, illa ma haromahu al-
syaru. Namun, pacaran otomatis akan menjadi
[QS al-Isra, 32]
haram ketika dalam tataran praksisnya, pasti akan
mendekatkan para pelakunya pada perzinaan. lum ada sebuah alat pun yang bisa mengukur dan
Mari kita jujur melihat gaya pacaran remaja mendeteksinya. Apalagi, kita tak pernah tahu ske-
sekarang, hampir mayoritas pacarannya mengarah nario macam apa yang ditulis Tuhan buat para
pada seseuatu yang diharamkan syarengat. Ini ten- mahluknya. Tidak menjadi mustahil pasangan kita
tunya jadi mengarah ke peringatan Allah dalam saat ini yang ketika mulutnya bilang setia itu bisa
QS. al-Isra ayat 32, Dan janganlah kamu mendekati sampai berbusa, tapi tiba-tiba di hpnya ada bukti
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang komunikasi intens dan intim dengan seseorang
keji dan suatu jalan yang buruk. lainnya. Ya begitulah, makanya jangan terlalu ge-er
Westalah, pacaran di masa belajar itu lebih punya pacar lantas tak tahu malu mengumbar
banyak madaratnya. Ini juga sudah berdasar pen- keintimannya ke publik.
galaman lho! Adanya anggapan Dengan mem- Ngomong-ngomong soal rasa malu dan ber-
iliki pacar akan meningkatkan semangat dan salah, sebenarnya pacaran selagi belajar di Mesir
gairah belajar, itu adalah semacam kentut sebe- itu macam orang yang kehilangan malu dan rasa
lum be ol yang suaranya sedikit basah dan bersalah. Ia akan dianggap kehilangan rasa malu
terdengar seolah indah. Padahal, sejatinya tetap ketika dengan santainya mengumbar keintiman
menyimpan aroma busuk tinja. Itu belum lagi jika (apalagi kemesraan) di depan kawan-kawannya
secara kebetulan, pacar kita adalah seseorang

22 | Buletin Bedug
Kalam akhir

yang jomblo atau di depan mata masyarakat Me- maka tentu sahaja fenomena pacaran adalah fe-
sir. Fakta ini sudah mulai terlihat di kalangan nomena yang kebablasan dan tidak seharusnya.
pasangan muda Masisir yang tinggal di Hay Asyir. Di sisi lain, mereka pun bersalah karena telah
Padahal status mereka adalah mahasiswa- menyakiti para jomblowan dan jomblowati Masisir
mahasiswi kampus al-Azhar, kampus kiblatnya yang susah payah bertahan dalam status kejom-
ilmu-ilmu agama Islam. Sayangnya, soal rasa malu bowannya demi ilmu, harga diri dan idealismenya.
ini, sebagaimana kata Psikolog Universitas Gadjah Apalagi jika sampai berani mengata-ngatai para
Mada, Yogyakarta, Rahmat Hidayat, bahwa rasa jomblowan Masisir. Nah, kalau soal ini, jangan
malu dan bersalah merupakan fenomena yang sekali-kali berani mengatai mereka para jomblowan.
berbeda pada setiap budaya. Rasa malu terkait Sebab, mereka adalah golongan orang-orang yang
sesuatu yang bersifat normatif, (benar atau salah) teraniaya dan menganiaya diri mereka sendiri
berdasar norma yang berlaku. Rasa malu berdasar demi ilmu. Mereka itu nguwalati, jadi hati-hati dan
relasi sosialnya, apakah bisa diterima atau ditolak jangan usik idealisme mereka. Justru seharusnya
lingkungannya. Bukan semata perkara benar- kita belajar soal keteguhan, keuletan dan kesetiaan
salah. Dus, jika secara norma sosial Masisir kita kepada para jomblowan ini. Sebab, konon hanya
menganggap mereka yang berpacaran sedikit dari mereka yang jomblo karena terpaksa,
(kebablasan) adalah sesuatu yang sudah wajar ser- tapi lebih banyak mereka itu aslinya bisa punya
ta normatif, maka mereka tidak termasuk orang pacar, namun memilih jomblo. Syahdan, mereka
yang tidak punya malu dan bersalah. Namun, jika pun sudah berikrar, Lebih baik hujan batu di
norma Masisir yang berlaku adalah menganggap negeri sendiri, daripada hujan mantan di negeri
itu salah dan menyimpang dari norma Azhary, Seribu Menara.

Buletin Bedug |
23

Anda mungkin juga menyukai