Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang karena sebagian besar penduduknya

bergantung pada pertanian, masyarakat indonesia hidup sebagai petani atau bertani.

Sampai saat ini sebagian besar masyarakat indonesia memanfaatkan sumber daya alam

untuk mata pencahariannya untuk menunjang kebutuhan hidup mereka,salah satunya

menggantungkan mata pencaharian pada sektor pertanian.

Desa adalah kesatuan masyarakat umum yang hidup dalam suatu wilayah tertentu yang

memiliki rasa keterkaitan dan solidaritas yang kuat satu sama lain. Dikatakan sebagai

masyarakat hukum karena adanya norma-norma yang diikuti dan disepakati oleh

beberapa kelompok. Unsur desa meliputi wilayah, penduduk, dan sistem kehidupan.

Era reformasi membawa pergeseran sistem pemerintahan dari tingkat pusat ke tingkat

desa. Perubahan di tingkat desa termasuk otonomi tingkat desa. Otonomi desa berarti

bahwa desa berhak mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Hal ini merupakan

langkah percepatan pembangunan desa untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Bahkan jika sebuah desa berada pada posisi atau unit terbawah dalam hierarki

pemerintahan, ia memiliki potensi untuk berhasil dalam pembangunan. Oleh karena itu,

penguatan pembangunan pedesaan merupakan langkah untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat bekerja sama dalam banyak hal untuk melakukan sesuatu. Hidup rukun,

saling tolong menolong, dan gotong royong untuk kebutuhan warga desa. Ketika salah

seorang warga memiliki hajatan, maka masyarakat saling tolong menolong dalam
mendirika tenda, memasak, dan menyelenggarakan hajatan dengan harmonis. Masyarakat

desa bertahan dalam situasi dan kondisi yang ada di lingkunganya.

Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang

dimaksud dengan desa adalah desa adat, desa atau nama lain, yang selanjutnya disebut

desa, kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

melakukan pengawasan dan pengelolaan. urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati secara

sistematis oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prakarsa masyarakat.

Desa berada di Kabupaten/Kota (UU No. 6 Tahun 2014). Dalam Undang-undang Pasal

18 Nomor 6 Tahun 2014 tentang hak desa, hak desa meliputi kewenangan di bidang

pengelolaan desa, pembangunan dan penyelenggaraan desa. Pembinaan dan

pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat

istiadat desa.(Bender, 2016:83)

Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam

sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan pemerintahan

desa didasarkan pada asas terjaminnya legitimasi, tertib administrasi, tertib untuk

kepentingan umum, publisitas, proporsionalitas, profesionalisme, akuntabilitas, dan

efisiensi, serta efisiensi, kearifan lokal, keragaman, dan partisipasi.

Pada pemerintahan desa terdapat pemerintahan desa sebagai badan penyelenggara

pemerintahan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang

desa, pemerintah desa adalah kepala desa yang disebut juga dengan nama lain yang

didukung oleh perangkat desa dengan kewenangan perangkat desa bagian dari

pemerintahan desa. Kehadiran pemerintah desa sebagai bagian dari penyelenggaraan


pemerintahan desa sangat penting untuk mencapai tujuan negara.Berikutya, pada

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 di antara banyak kewajiban yang harus diikuti

kepala desa terhadap Badan Usaha Milik Desa adalah pasal 26 ayat (10) dan (11)

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam lingkup pemerintahan desa dan

pembangunan ekonomi dari masyarakat desa.

Kepala desa bertanggung jawab untuk memimpin dan mengkoordinasikan

pemerintahan desa, memajukan dan mengembangkan masyarakat, serta memenuhi

kewajiban pemerintah untuk mendukungnya. Beberapa pekerjaan yang dipercayakan

kepada pemerintah desa adalah pelaksanaan program atas potensi besarnya sebagai

kesatuan masyarakat dan satuan pemerintahan wilayah terkecil.

Kepala desa harus dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, sebagai kepala

pemerintahan dalam kerangka desa, sebagai pegawai negeri sipil, dan sebagai perantara

yang dapat memberikan solusi atas permasalahan yang muncul di daerah. Termasuk

wilayah yang termasuk wilayah bawahannya. Untuk mencapai tujuan bersama seperti

yang diharapkan, tokoh masyarakat perlu mendengarkan dan menindaklanjuti aspirasi

yang disampaikan masyarakat.

Di Desa Mukti Sari, didirikan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa atau lebih dikenal

dengan BUMDesa. BUMDesa di Desa Mukti Sari disebut "BUMDesa Berkah Amanah"

dan menangani bisnis simpan pinjam dan produk Prekditan. Badan Usaha Milik Desa

(BUMDesa) adalah lembaga ekonomi desa yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintah desa untuk memperkuat perekonomian desa dan didirikan berdasarkan

kebutuhan dan potensi desa. Cara kerja BUMDesa adalah mewadahi kegiatan ekonomi

masyarakat dalam bentuk kelembagaan atau unit usaha yang dijalankan secara

profesional namun tetap memanfaatkan potensi alam desa. Dalam hal ini akan membuat
bisnis masyarakat lebih produktif dan efektif.

Pembentukan dan pengelolaan BUMDesa merupakan wujud dari pengelolaan ekonomi

desa yang produktif, kooperatif, partisipatif, terbuka, transparan, bertanggung jawab, dan

berkelanjutan. Dengan demikian, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh agar

pengelolaan unit-unit usaha tersebut efektif, efisien, profesional dan mandiri. Pendirian

Bumdes memiliki empat tujuan utama:

a. Memajukan perekonomian desa

b. Memjukan pendapatan awal desa

c. Memajukan pengurusan potensi desa sesuai kebutuhan masyarakat

d. Menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi lokal dan keadilan.

Agar tercapainya tujuan BUMDesa melakuan cara memenuhi kebutuhan (profitabel dan

konsumtif rakyat melaui penyajian barang dan jasa yang dikelola rakyat dan

pemerintahan desa.

Berdasarkan PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa 2014 pada Bab VIll yaitu Pendirian dan Organisasi Pengelola

BUMDes pasal 132 sebagai berikut ;

1. Desa dapat mendirikan BUMDesa.

2. Pendirian BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui

musyawarah Desa dan ditetapkan dengan peraturan Desa.

3. Organisasi pengelola BUMDesa terpisah dari organisasi Pemerintalan Desa.

4. Organisasi pengelola BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit terdiri atas :

a) Penasihat, dan
b) Pelaksana Operasional.

5. Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf (a) dijabat secara ex-officio

oleh Kepala Desa

6. Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf (b) merupakan

perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa.

7. Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilarang merangkap

jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksanaan lembaga pemerintahan Desa dan

lembaga kemasyarakatan Desa.

Berdasarkan dalam Pasal 133 pada PP Nomor 43 Tahun 2014 sebagai berikut:

1. Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 132 ayat (4) huruf (a) mempunyai

tugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada pelaksana

operasional dalam menjalankan kegiatan pengurusan dan pengelolaan usaha

Desa.

2. Penasihat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mempunyai kewenangan meminta penjelasan pelaksana operasional mengenai

pengurusan dan pengelolaan usaha Desa.

BUMDesa perlu dikelola secara profesional dan mandiri, maka mengelola Bumdesa

membutuhkan orang-orang yang bertalenta. Permulaan modal BUMDEsa berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan modal BUMDEsa terdiri dari penyertaan

modal desa dan penyertaan modal masyarakat desa.

Table I.I Anggota BUMDesa Berkah Amanah Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung

Kabupaten Kampar
No. Nama Jabatan
1. Waryono Kepala Desa
2. Yudhi Setiawan Ketua Pelaksana
3. Misbahul Rojak Kepala Unit
4. Riono Permadi Sekertaris
5. Ekha Fitri Astuti Bendahara
6. Suparyani Staff Administrasi
7. Heri Bertus Staff Kelayakan Kredit
Sumber: kantor BUMDesa 2022

Table I.II Jenis usaha BUMDesa Berkah Amanah Desa Mukti Sari Kecamatan

Tapung Kabupaten Kampar

No Jenis usaha Keterangan


.
1. Penjualan -elektronik dan perabot
-fotocopy dan alat tulis kantor
-sarana produksi pertanian
2. Pangkala Gas LPG Seperti isi ulang tabung gas
3. Simpan pinnjam Seperti meminjamkan uang kepada
masyarakat
4. Taman Desa Penyewaan pernainan anak-anak
Sumber: kantor BUMDesa 2022

Berdasarkan pengamatan yang didapatkan oleh penulis dilapangan , maka ditemukan

beberapa masalah atau fenomena yaitu:

1. Masih terdapat peminjam yang tidak tepat waktu dalam mengembalikan

pinjaman sehingga menyebabkan keterlambatan penyaluran dana bagi daftar

tunggu. Seperti (dengan memiliki batas waktu pinjaman dana selama 24 bulan

per anggota, tapi masih ada juga yang lewat dari 24 bulan tersebut, dan juga

waktu mengembalikan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, melebihi dari

tanggal yang ditentukan).

2. Adanya penyalahgunaan pinjaman dari pemanfaat bukan untuk usahanya

melainkan untuk hal lain, sehingga tidak dapat membayar angsuran. Seperti
(biaya konsumtif: biaya pernikahan, biaya bahan bangunan rumah. biaya

kendaraan, biaya buat jalan-jalan atau pulang kampung dan sebagainya).

Berdasarkan dari latar belakang diatas yang ditemmukan penulis, maka penulis tertarik

untuk menelitinya lebih lanjut dengan mengangkat judul ; "Pengawasan Badan Usaha

Milik Desa Oleh Kepala Desa Di Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung Kabupaten

Kampar".

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok bahasan peneliti adalah

Pengawasan Badan Usaha Milik Desa Oleh Kepala Desa Di Desa Beringin Indah

Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. Untuk membahas penelitian in lebih

lanjut, maka peneliti merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

1. Bagaimana Pengawasan Badan Usaha Milik Desa Oleh Kepala Desa Di Desa

Mukti Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar ?

2. Apa saja faktor yang menghambat Pengawasan Badan Usaha Milk Desa Oleh

Kepala Desa Di Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui Pengawasan Badan Usaha Milk Desa Oleh Kepala Desa Di

Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.


b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Pengawasan Badan Usaha Milik

Desa Oleh Kepala Desa Di Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung Kabupaten

Kampar..

2. Kegunaan Penelitian adalah ;

1. Sebagai bahan masukan positif bagi pihak Kantor Badan Usaha Milik Desa

Berkah Amanah, dalam melakukan pengawasan BUMDesa di Desa Mukti

Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.

2. Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa dan menjadi masukan bagi Kepala Desa dalam Pengawasan Badan

Usaha Milik Desa sehingga terbentuknya Pengawasan Badan Usaha Milk

Desa Oleh Kepala Desa secara etektif dan efisien guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam

Riau, Program studi Ilmu Pemerintahan.


BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR

A. Studi kepustakaan

1. Konsep Ilmu Pemerintahan

Menurut (Syafiie, 2011;8) Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang dapat

mengendalikan, membimbing, dan menyelidiki unsur-unsur pelayanan dalam

kaitannya dengan keserasian pelayanan dan hubungan antara mereka yang

kepentingannya diwakili oleh pelayanan. Sedangkan menurut pendapat (Ndraha,

2011;3)mendefinisikan ilmu pemerintahan adalahilmu yang mempelajari

bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan

layanan publik dan pejabat pemerintah yang dapat diterima dan digunakan oleh

orang yang bersangkutan pada saat dibutuhkan.

Pemerintah dalam paradigma lama memiliki tujuan penting bagi bangsa,

sehingga pemerintah berorientasi pada kekuasaan, tetapi dalam paradigma baru

Pemerintah dianggap sebagai objek penting masyarakat dan oleh karena itu

dimaknai sebagai proses penyelenggaraan kehidupan pemerintah/rakyat negara.

(Munaf, 2016)

2. Konsep Pemerintah-Pemerintahan

Secara umum pemerintah adalah orang perseorangan atau kelompok

orang yang diberi wewenang oleh masyarakat untuk menyelenggarakan fungsi

pemerintahan dan dilengkapi dengan perlengkapan pemerintahan yang berperan

dalam menunjang pelaksanaan fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, unsur utama

pemerintahan adalah sekelompok orang atau orang yang dibenarkan dalam

bentuk wewenang untuk menjalankan misi pemerintahan. Dalam hal ini


pemerintah memberikan pelayanan pemerintah, pelayanan pembangunan,

pelayanan masyarakat, dan pemberdayaan, dan pemerintah mempunyai fungsi

pokok yaitu penyelenggaraan pelayanan. (Maulidiah, 2014;1-2). Sedangkan

Menurut (Sedarmayanti, 2004;195)Terwujudnya pemerintahan yang baik

merupakan salah satu desakan bagi pemerintah untuk memenuhi keinginan

masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam

konteks ini, sistem akuntabilitas yang tepat dan jelas perlu dikembangkan dan

diterapkan agar pengendalian pemerintahan dan pembangunan berjalan efisien,

efektif dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Menurut Pamudji (Pamudji, 1992; 22)pemerintah secara etimologis

berasal dari kata government, tetapi government berasal dari kata command.

Menurut kamus, kata-kata ini memiliki arti sebagai berikut:

a.) Perintah adalah kata yang berarti menyuruh seseorang melakukan

sesuatu.

b.) Pemerintah adalah kekuasaan untuk memerintah suatu negara (regional

state) atau kekuasaan tertinggi yang mengatur suatu negara (seperti

halnya kabinet adalah pemerintahan).

c.) Pemerintah adalah tindakan memerintah (bagaimana keadaan dan

seharusnya).

3. Konsep Desa

Menurut pendapat (Nurcholis, 2011; 4) menyatakan bahwa desa adalah

suatu wilayah yang didiami oleh sejumlah penduduk yang saling mengenal atas

dasar kekerabatan dan/atau kepentingan politik, sosial, ekonomi, dan keamanan.

menciptakan hubungan spiritual dan material antara setiap warganya, umumnya


yang hidup dari pertanian, berhak mengurus rumah tangganya sendiri dan secara

administratif tunduk pada pemerintah provinsi/pusat kota.

Menurut Soenardjo dalam (Nurcholis, 2011;14) Desa merupakan

kesatuan masyarakat hukum berdasarkan hukum adat dan adat istiadat, mendiami

suatu wilayah dengan batas tertentu, mempunyai hubungan lahir dan batin yang

erat, karena nenek moyang atau keduanya, mempunyai kepentingan politik,

ekonomi, sosial dan keamanan, memiliki sebagian kekayaan dan berhak

mengurus urusan rumah tangganya sendiri.

Selanjutnya Maschab dalam (Wastiono, Sadu dan Tahir, Irwan,

2007)Secara sosiologis desa digambarkan sebagai kesatuan masyarakat atau

bentuk komunitas penduduk yang saling mengenal dan hidup dalam lingkungan

yang gaya hidupnya relatif homogen dan sangat bergantung pada alam.

Mengutip dari (Rahyunir Rauf dan Maullidiah Sri, 2015; 15) dapat

dikatakan ada hal yang perlu diketahui dan dimengerti mengenai definisi desa,

yaitu;

1. Desa meliputi desa dan desa adat.

2. Desa dapat disebut dengan nama lain.

3. Desa adalah unit hokum kotamadya.

4. Desa mempunyaii garis wilayah

5. Desa berhak menata dan menjalankan urusan pemerintahan

6. Desa berhak menata dan menjalankan kepentingan masyarakat.

7. Penataan desa berdasarkan prakarsa masyarakat.

8. Penataan desa berdasarkan usulan dan/atau hak tradisional

9. Desa dihormati dan diakui pada sistem pemerintahan negara kesatuan

Republik Indonesia.
4. Konsep Pengawasan

Pengawasan adalah segala bentuk pola pikir atau perilaku yang dilakukan

untuk menentukan dan menentukan apakah suatu pelaksanaan sesuai dengan

yang direncanakan.

Martis mengemukakan bahwa Pengawasan adalah proses pemantauan

kinerja karyawan terhadap kriteria yang mengukur kinerja, memastikan kualitas

evaluasi kinerja dan mengambil informasi yang dapat digunakan sebagai umpan

balik untuk mencapai hasil dan dikomunikasikan kepada karyawan. (Marthis,

2011, p. 303). Menurut Syafiie Pengawasan adalah suatu fungsi dalam

penyelenggaraan pemerintahan untuk menjamin agar pekerjaan pemerintahan

dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perencanaan

pemerintah, sehingga masyarakat dan warga negara dapat mewujudkan negara

yang adil dan makmur dalam waktu yang ditentukan bersama. (Syafiie I. , 2011

h.112).

Menurut Ernie Tisnawati, ini berarti bahwa pengawasan adalah proses

penetapan skala suatu kegiatan dengan mengambil tindakan yang dapat

membantu dalam mencapai hasil yang cenderung konsisten dengan skala yang

telah ditentukan (Ernie Tisnawati, 2005;317). Dan (Manullang, 2015 h.185)

mengemukakan pengawasan memiliki beberapa proses sebagai berikut;

1. Penetapan alat ukur(standar). Dengan kata lain, bawahan perlu menetapkan

standar sebelum dapat melaksanajan tgasnya , dan bawahan perlu

mengetahui alat evaluasi (standar) yang benar untuk mengevaluasi hasil

kerja. Secara umum, standar dapat dikategorikan sebagai berikut:


a. Bentuk fisik dari standar adalah standar yang digunakan untuk

mengevaluasi dan mengukur pekerjaan bawahan, dan tidak spesifik dari

segi keuangan, seperti:Kualitatif dan kuantitatif serta waktu.

b. Ukuran dalam bentuk uang, standar untuk mengevaluasi pekerjaan

bawahan dalam bentuk jumlah moneter seperti biaya, tingkat

pendapatan, tingkat investasi, dll.

c. Standar imaterial adalah standar yang diukur dalam mata uang dan

berbbentuk fisik.

2. Melakukan evaluasi dengan membandingkan pekerjaan yang dilakukan

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil kerja seorang bawahan dapat

diketahui dari hasil laporan tertulis atau dari pimpinan yang mengunjungi

bawahan secara langsung untuk menanyakan hasil pekerjaan tersebut

3. Mengambil tindakan korektif. Artinya, mengambil langkah untuk

menyelesaikan produk kerja yang menyimpang untuk memenuhi standar

atau rencana yang ditentukan. Fase terakhir ini hanya akan terjadi jika Anda

mengkonfirmasi bahwa telah terjadi penyimpangan pada fase sebelumnya.

Tindakan korektif menentukan langkah-langkah yang diambil untuk

membawa hasil kerja aktual sesuai dengan standar atau rencana yang

diberikan.

5. Konsep Badan Usaha Milik Desa(BUMDESa)

Menurut Theresia (dalam Alfian, Noer, 2008, h.130) BUMDesa adalah

organisasi usaha desa yang dijalankan oleh masyarakat dan pemerintah desa

dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian desa dan meningkatkan kohesi

sosial masyarakat.. dan potensi dari desa. Jadi, BUMDes adalah organisasi bisnis,
artinya memiliki fungsi bisnis untuk mencapai suatu hasil seperti keuntungan

atau profit.

BUMDes adalah tulang punggung kegiatan ekonomi di desa, sebuah

lembaga sosial dan komersial. BUMDes sebagai lembaga sosial yang membela

kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyelenggaraan pelayanan

sosial. Pada saat yang sama, sebagai lembaga komersial, ia bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan dengan memasok sumber daya lokal (barang dan jasa)

ke pasar. Dalam menjalankan bisnis, prinsip efisiensi dan efektivitas harus selalu

ditekankan. BUMDes sebagai badan hukum didirikan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat

oleh masyarakat desa. Oleh karena itu, bentuk BUMDes akan berbeda di setiap

desa di Indonesia. Bentuk-bentuk yang berbeda ini didasarkan pada karakteristik

lokal, potensi dan sumber daya masing-masing desa. Pengaturan BUMDes lebih

lanjut diatur melalui peraturan daerah.(dalam Merangin et al., 2018, h.17)

Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun (2014) tentang desa pada Pasal 87

bahwa pemerintah desa dapat mendirikan BUMDesa. BUMDesa harus dibangun

diatas semangat kekèluargaan, gotong royong dan operasi bisnis di bidang

ekonomi atau pelayanan public untuk kepentingan masyarakat desa. BUMDes

dibentuk melalui musyawarah desa sebagai dokumen penilaian dan pengambilan

keputusan atas peri hal yang dianggap penting dan strategis dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa.

Dalam Permendesa Nomor 4 Tahun (2015) Tentäng Pendirian. Pengurus

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milk Desa pada Pasal 1 ayat (2)

BUMDesa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki olch Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset. jasa pelayaman, dan bisnis

lainnya üntuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

Menurut Pasal 1 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam NegerI Nomor 39

Tahun (2010) Tentang Badan Usaha Milk Desa, diketahui bahwa BUMDesa

adalah bisnis Desa yang dibentuk atau didirikan oleh Pemerintah Desa yang

kepemilikan dana dan pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah desa dan

masyarakat.

BUMDes merupakan lembaga usaha yang dipimpin oleh masyarakat

yang modal usahanya dibangun dan menganut kemandirian, artinya pemenuhan

modal BUMDes harus berasal dari masyarakat. Namun, BUMD mungkin dapat

mengajukan pembiayaan modal dari luar, seperti pemerintah desa atau pihak

ketiga. Hal ini sesuai dengan (Undang-Undang No. 6 Tahun 2014). Badan Usaha

Milik Desa (BUMDesa) mungkin tidak hanya berorientasi pada keuntungan

finansial dalam kegiatannya, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pedesaan. BUMDesa harus dapat memanfaatkan potensi ekonominya

untuk mengembangkan unit usaha. Bisnis milik desa lebih mungkin untuk

mematuhi undang-undang dari waktu ke waktu jika kegiatan bisnis mereka

diizinkan untuk beroperasi dan berkembang dengan baik.

Proses dan tata cara pendirian BUMDesa diatur secara jelas dalam Pasal

88 Undang-Undang Nomor 6 Tahun (2014) tentang Desa, yang menyatakan:.

1. Pendirian BUM Desa diputuskan melalui musyawarah desa

2. Pendirian BUMDesa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan

peraturan desa.

Berdasarkan ketentuan pasal di atas terkait dengan proses dan tata cara

memulai BUMDesa, yaitu :


 Tata cara pemerintah desa mendirikan BUMDesa terlebih dahulu harus

disepakati dan disetujui melalui musyawarah desa.

 Tata cara pendirian BUMDesa lebih lanjut harus ditetapkan dengan

peraturan desa.

Tujuan didirikannya BUMDesa tertuang dalam Pasal 89 Undang-Undang

Nomor 6 Tahun (2014), yang menyatakan BUMDesa digunakan untuk keperluan

sebagai berikut:

1. Pengembangan Bisnis

2. Pembangunan desa, penguatan masyarakat desa, subsidi yang tertuang

dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa, bantuan sosial, bantuan

masyarakat miskin melalui kegiatan dana bergulir.

D. Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 2 3 4
1 Putri Febri Astuti Pelaksanaan Fungsi Sama-sama Lokasi dan
(Universitas Pengawasan Bumdes membahas variable nya
Diponegoro, Tirta Mandiri tentang berbeda
Volume 6 Nomor Desa Ponggok bumdes
2 ,Juni 2017) Kecamatan Polanharjo
Kabupaten
Klaten
2 Ni Luh Putu Sri Peranan Badan Usaha sama sama Teori Yang
Purnama Pradnyani Milik Desa (Bumdes) menggunakan Digunakan
(Universitas Dalam Meningkatkan metode Berbeda
Dhyana Pura, Kesejahteraan deskriptif
volume 9 nomor 2 Masyarakat kualitatif
tahun 2019) Di Desa Tibubeneng
Kuta Utara
3 Maria Rosa Ratna Peranan Badan Usaha Sama-sama Lokasi nya
Sri Anggraeni Milik Desa (Bumdes) membahas berbeda
(Universitas Atma Pada tentang
Jaya Yogyakarta, Kesejahteraan bumdes
MODUS Vol.28 Masyarakat Pedesaan
(2): 155-167, 2016) Studi Pada Bumdes Di
Gunung Kidul,
Yogyakarta

E. Kerangka Pikir

Gambar II.I ; Kerangka Pikir Mengenai Pengawasan BUMDesa di Desa Mukti Sari

Kecamatan Tapunng Kabupaten Kampar

Kepala Desa

Pengawasan
Jenis usaha
BUMDesa

 Penetapan alat ukur standar  Penjualan


 Melakuka evaluasi  Pangkalan gas
 Mngambil tindakan korektif LPG
 Simpan pinjam
 Taman desa

Terciptanya Pengawasan BUMDesa oleh


kepala desa yang efisien dan efektif
Sumber : Olahan peneliti, 2022 dan Teori (Manullang, 2015)

F. Konsep Operasional

Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, peneliti memberikan beberapa

batasan penelitian dan fokus. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa indikator, antara

lain:

a. Desa pada penelitian ini berbadan hukum dengan batas-batas wilayah,

mempunyai kewenangan mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan

pemerintahan yang melayani kepentingan masyarakat berdasarkan


prakarsa masyarakat, asal usul, dan/atau hak tradisional, merupakan

substansi masyarakat yang khas . Diakui dan dihormati oleh sistem

pemerintahan Indonesia.

b. Pemerintah desa yaitu kepala desa atau nama lain dan didukung oleh

perangkat desa, penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa Dan penguatan

masyarakat desa yang bertanggung jawab.

c. Kepala desa adalah penyelenggara pemerintahan desa yang mempunyai

wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan

rumah tangga desa dan melaksanakan tugas pemerintahan dan

pemerintahan daerah.

d. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) pada penelitian ini dikelola oleh

masyarakat dan pemerintah desa untuk memperkuat perekonomian desa

dan membangun kelikatan sosial masyarakat yang dibentuk berdasarkan

kepetingan dan kecakapan desa.

e. Pengawasan pada penelitian ini merupakan kegiatan organisasi untuk

mengetahui apakah kinerja aktual memenuhi standar dan tujuan

organisasi yang diharapkan. Kinerja nyata dapat dilihat dalam upaya

optimis untuk memanfaatkan sumber daya untuk melakukan tugas, dan

mencocokkan kinerja nyata dengan tujuan yang diharapkan adalah

membandingkan hasil yang dicapai dengan standar organisasi.

G. Operasional Variable

Table II.2 ; Operasional Variable Tentng Pengawasan Badan Usaha Milik Desa

oleh Kepala Desa di Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar
Konsep Variable Indicator Sub indicator
Pengawasan Pengawasan 1. Penetapan alat ukur  Mempunyai bentuk fisik
Badan Usaha Badan Usaha dari standar pengawasan
Milik Desa Milik Desa oleh  Mempunyai standar
oleh Kepala Kepala Desa pengawasan dalam
Desa di pengelolaan BUMDesa
Desa Mukti  Mempunyai standar
Sari immaterial
Kecamatan  Gaya atau metode yang
Tapung dipakai dalam mengawas
KAbuaten 3. Melakukan evaluasi  Tata cara dan waktu
Kampar dipantau
 Membandingkan waktu
dan kriteria
5. Mengambil tindakan  Menyelidiki hasil
korektif pengawasan
 Melaksanakan korektif

Sumber; Olahan Peneiti,2022


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk

memperoleh data atau informasi, memperjelasnya, kemudian menganalisis data dan

informasi tersebut untuk menemukan jawaban atas permasalahan penelitian ini. Untuk

memudahkan penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penelitian ini memakai

metode kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu mekanisme penelitian yang

membentuk pesan deskriptif berupa istilah kata tertulis atau verbal orang-orang serta

perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif memiliki ciri alami (herbal

serfing) sebagai sumber data langsung, naratif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil.

Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisis

induktif dan makna makna artinya hal yang essensial. (Lexy, 2005:04)

Metode penelitian kualitatif tak jarang disebut menggunakan metode penelitain

naturalistic, sebab penelitiannya dilakukan di syarat yg alamiah (herbal placing). Filsafat

postpositivisme diklaim sebagai kerangka,berpikir interpretif,konstruktif, yang memanda

ng realitas sosial menjadi sesuatu yg utuh,komplek dan penuh,,makna, serta hubungan gej

ala bersifatinteraktif. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah.

B. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian penulis menentukan lokasi di Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung

Kabupaten Kampar. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah:


1. Masih banyaknya jumlah

peminjam yang tidak tepat waktu dalam mengembalikan pinjaman sebagai

akibatnya menyebabkan keterlambatan penyaluran dana bagi daftar tunggu.

2. Adanya penyalahgunaan pinjaman dari pemanfaat bukan untuk usahanya

melainkan buat hal lain, sebagai akibatnya tidak dapat membayar angsuran.

Ingin melihat lebih dekat dan nyata Pengawasan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) oleh kepala Desa di Desa Mukti Sari.

C. Informan dan Key Informan

Informan Penelitian ialah orang-orang yg bisa memberikan informasi. Informan

penelitian artinya sesuatu baik orang, benda ataupun forum (organisasi) yang sifat

keadaannya diteliti (Sukandarrumidi, 2002:65).

Key Informan atau Informan

Kunci artinya mereka yang mengetahui dan mempunyai berbagai informasi yang

diperlukan dalam penelitian (Suyanto, 2005:171). Key informan dalam penelitian ini

ialah Kepala Desa yaitu Bapak Waryono.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan informan serta key informan sebagai

orang yang menyampaikan informasi mengenai Pengawasan Badan Usaha Milik

Desa(BUMDes) oleh Kepala Desa di Desa Mukti Sari.

Tabel III.I : Anggota yang menjadi Informan di Desa Mukti Sari Kecamatan

Tapung Kabupaten Kampar.


No. Nama Jabatan Keterangan
1. Waryono Kepala Desa Key Informan
2. Yudhi Setiawan Ketua Pelaksana
3. Misbahul Rojak Kepala Unit Informan
4. Suparyani Staff Administrasi
5. Heri Bertus Staff Kelayakan
Kredit
6. Riono Permadi Sekertaris
7. Ekha Fitri Astuti Bendahara
8. Ranti Warga Informan
9. Marni Warga
Sumber : Kantor Kepala Desa Mukti Sari 2022.

D. Jenis dan Sumber Data

untuk memperoleh data dan informasi yang baik , penulis menggunakan metode-

metode berikut:

a) Data primer

Data primer adalah data yang diperleh langsung dari resonden. Jawaban

berhubungan dengan seseorang atau seseorang yang dapat memberikan

informasi dasaar tetntang masalah yag diselidiki, terutama melalui wawancara

maupun dokumentasi, dan memasukkan data dari berbagai variable yang terkait.

Pada penelitian ini data premier yag diperlukan adalah data yang berkaitan

dengan Pengawasan antara Kepala Desa dengan Badan Usaha Milik Deesa Di

Desa Mukti Sari.

b) Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data, informasi, dan keterangan dari

instansi yang berkaitan dngan penelitian ini guna memperjelas permasalahan

yang diteliti berumber dari kantor Badan Uasah Milik Desa, serta sumber-

sumber lainnya. Adapun data-data dokumentasi seperti:

 Profil desa mukti sari


 SK Kepala Desa tentang berdirinya BUMDesa Berkah Amanah

 Peraturan desa mukti sari tentang pembentukan bumdesa berkah amanah

Hubungannya pada pengawasan antara keala desa dngan badan usah milik desa di

desa mukti sari.

E. Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh dtata dpada penelitian ini penulis menggunakan beberapa

cara sebagai berikut:

a) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan dalam pengumpulan

informasi secara langsung. Jika informasi telah memenuhi tujuan penelitian

maka pengajuan pertanyaan di akhiri. Wawancara yang dilakakukan pada

proses penelitian ini menerapkan teknik wawancara terstruktur yag dilakukan

dengan panduan wawancara yang telah dipersiapkan.

b) Observasi

Teknik obsevasi adalah dengan cara melakukan pengamatan secra langsung

pada objek penelitian,agar mengetaui situasi atau kondisi yang sebenarya serta

hal-hal yang berkaitan pada objek penelitian.

c) Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, rterdiri dari buku-buku yang relevan,peraturan-peraturan, bentuk

lainnya yang berkaitan pada penelitian yang penulis lakukan.

F. Teknik Analisis Data

Anallisis data merupakan hasil dari pegumpulan data daari enelitian dengan

enggunakan metode ekploratif, analisis data adalah bagian yag sangat penting
dalam metode ilmiah, dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna

yang berguna untuk memecahkan pokok permasalahan penelitian.

Data yang berhasil dikummpulkan berdasarkan jenisnya dianalisis secara

deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan analisi data. Hal ini dikarenakan

data yang dilampirkan berdasarkan realita dan menuru informan bersifat

interaktif pada semua tahapan penelitian untuk mendaatkan data yang sangat

relevan yang berasal dari kantor badan usaha milik desa di desa mukti sari dan

dilakukan secara terus menerus.

Miles mengemukakan bahwa teknik analisi data pada penelitian kualitatif

sebagai berikut:

a.) Reduksi data

Merupakan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian dalam

penyederhanaan dan informasi data kasar yang tampak dari catatan tertuis

dilapangan. Reduksi dilakukan dari pengumpulan data denga mebuat

ringkasan, mengkode, dan ,menelusur tema.

b.) Penyajian data

Melampirkan sejumlah informasi yang didapat dan tertata agar dapat

menyimpulakn dan mengambil langkah dalam melaksanakan penyajian

merupkan salah satu lagkah bagi analisis kualitatif.

c.) Pengumpulan data

Penelitian menggabungkan data yang telah diperoleh dari wawancara,

observasi, dan dokumentasi yag sesuai dengan tema penelitian yang sedang

di teliti.

d.) Penarikan kesimpulan


Kesimpulan adalah kegiatan akhir dari analisis data. Kesimpulan harus

diverifikasi selama penelitina berlangsung, (Miles, 2014:21)


DAFTAR PUSTAKA

BOOK:

Alfian, Noer, I. (2008). Pengelolaan Manajemen. Universitas Airlangga.

Ernie Tisnawati, K. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Murai Kencana.

Lexy, M. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Manullang, M. (2015). Dasar-Dasar Manajemen. Universitas Gadjah Mada.

Marthis, R. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Maulidiah, S. (2014). Pelayanan Publik: Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan(Paten). Bandung: Indra Prahasta.

Merangin, D. I. D., & Pattiselanno, F. (2018). PENGELOLAAN BUMDes TIRTA

MANDIRI DESA PONGGOK , KECAMATAN POLANHARJO,

KABUPATEN KLATEN, MENURUT PERDA KABUPATEN KLATEN NO 21

TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKKAN DAN

PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA. ,)2(2 ,‫ البيئة‬P‫مجلة اسيوط للدراسات‬

2016

Miles, H. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ui Pers.

Munaf, Y. (2016). Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru: Marpoyan Tujuh.

Ndraha, T. (2011). Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta: Pt. Rineka Cipta.

Nurcholis, H. (2011). Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:

Erlangga.
Pamudji, S. (1992). Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahyunir Rauf dan Maullidiah Sri. (2015). Pemerintahan Desa. Pekanbaru: Zanafa.

Sedarmayanti. (2004). Good Goverment (Pemerintahan Yang Baik) Bagian Kedua

Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas

Menuju Good Goverment (Pemerintahan Yang Baik). Bandung: Cv. Mandar

Maju.

Sukandarrumidi. (2002). Metode Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Syafiie, I. (2011). Manajemen Pemerintahan. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Syafiie, I. (2011). Manajemen Pemerintahan. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Suyanto. (2005). Metode Penelitian . Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Wastiono, Sadu dan Tahir, Irwan. (2007). Prospek Pengembangan Desa. Bandung: CV.

Fokus Media.

Undang-Undang:

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, (2014).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik

Desa, (2010).

Permendesa Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, (2015).

Anda mungkin juga menyukai