Pendidikan bukan hanya pengajaran didalam bentuk alih pengetahuan dan alih
keterampilan, tetapi Pendidikan yang benar berusaha menanamkan dan
mengembangkan sikap - sikap hidup yang bersama - sama membentuk watak
serta karakter moral anak bangsa. Pendidikan harus selalu memperhatikan
pemahaman dan pengembangan terhadap nilai dari pengamalan dikehidupan
sehari - hari. Pemahaman akan mengarahkan nalar kita untuk menghendaki
sesuatu yang akan kita kerjakan. Sehingga pemahaman diusahakan dengan
pengajaran yang baik serta pengembangan dari pengamalan yang telah kita
kerjakan. Oleh karena itu Pendidikan jangan dihabiskan untuk teori saja, harus
seimbang dengan pengembangan sikap yang nyata.
Pendidikan tanpa adanya praktik dikehidupan nyata sama halnya dengan kita
memasak sayur tanpa ada garam, hambar. Mengapa ? Karena mau seindah
tampilan sayur itu kalua tidak ada perasanya tidak akan terasa nikmat. Begitupun
dengan Pendidikan jika disuguhkan teori - teori saja percuma karena otak
manusia tidak bisa menyimpan begitu banyak dan tidak akan sanggup
mengingat. Praktik dalam Pendidikan adalah kunci untuk meneruskan teori yang
sudah dijelaskan,
Ketika praktik itu terlaksana akan tercipta pengalaman dari belajar itu, karena
seperti yang kita ketahui bahwa pengalaman adalah pembelajaran yang nyata
atau secara langsung kita lakukan. Tidak ada pengalaman sama halnya tidak
ingin belajar atau berproses. Proses inilah yang membentuk karakter dan watak
seseorang. Proses yang secara bertahap dan dilakukan dengan benar akan
menghasilkan hasil yang maksimal. Sebaliknya jika tidak berurutan atau
bertahap hasil yang akan diperoleh pun tidak maksimal. Pendidikan harus sesuai
prinsip belajar sepanjang hayat, yang implikasinya anak bangsa harus diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan selama hidupnya sesuai minat
dan bakatnya. Sehingga Pendidikan mengusahakan agar cita – cita dan tujuan
bangsa dapat terlaksana dan tercipta Pendidikan yang diharapkan sesuai harapan
bangsa ini.
Seperti yang sudah kita tahu bahwa Kementerian Pendididikan dan Kebudayaan
( Kemendikbud ) mengusung Merdeka Belajar sebagai payung dalam kebijakan
Pendidikan. Dan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengatakan bahwa
Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama dan apresiasi setinggi –
tingginya kepada sekolah Cikal yang menghibahkan hak merek jasa dalam
menggerakan semangat gotong royong terkait nama Merdeka Belajar ini.
Pernyataan diatas menimbulkan banyak tanya besar yang dimana Pendidikan
hanya semata – mata untuk sebuah program atau proyek yang
diperdagangkan.sehingga apakah ini yang Indonesia harapkan untuk
pendidikannya? Mari sama – sama pikirkan lagi.
Teknologi harus kita perbaharui dengan baik, sumber daya manusia harus
berkualitas, agar Merdeka Belajar ini dapat berjalan dengan baik, namun
nyatanya tidak demikian malah menimbulkan kontroversi yang bukannya
meningkatkan kualitas Pendidikan yang kebijakan ini dirasa tidak jelas.
Haruskah semua masalah – masalah ini diselesaikan dengan solusi pelatihan
guru yang berkompeten? Karena menjadi guru yang bermutu tidak cukup
dengan hanya memiliki bekal kompetensi pedagogic, kepribadian, dan sosialnya
saja tetapi kompetensi profesionalnya harus ada seperti yang memang terdapat di
undang – undang nomor 14 tahun 2005.
Memang sangat sulit untuk mengubah tapi setidaknya ada usaha dari
pemerintah, pelajar atau mahasiswa, dan masyarakat karena peran dari ketiga itu
yang akan mengubahnya supaya Pendidikan Indonesia tetap bisa mencerdaskan
kehidupan bangsa yang seperti tertera di pembukaan UUD 1945 alinea ke 4.
Kemudian penting dari semuai ini adalah apakah Indonesia memang sudah
merdeka ataukah belum? Jawabannya memanglah Indonesia sudah merdeka,
tapi tidak tahu Indonesia merdeka dengan pola pikir dan tingkah laku mereka
( penguasa negara ) karena realnya banyak dari semua bidang, kekayaan masih
belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Jika Pendidikan saja
sudah hancur bagaimana dengan bidang-bidang lainnya yang sudah terpuruk
makin terpuruk. Semoga harapan kita, Indonesia cepat pulih dari keterpurukan
masalah – masalah ini. Ubahlah pola pikir dan tingkah laku yang bermartabat
sehingga perubahan itu ada ditangan kita bukan negara lain, mari berbenah
jadikan Pendidikan motor penggerak untuk Indonesia yang lebih baik lagi.