Alur :
Pada tahap ini pasukan Salib lebih disemangati oleh ambisi politik untuk memperoleh
kekuasaan dan material, bukan lagi karena motivasi agama. Tentara Salib pada periode ini
dipimpin oleh Raja Jerman Frederik II. Pertama, mereka berusaha untuk merebut Mesir
terlebih dahulu sebelum Palestina, dengan harapan dapat bantuan orang-orang Kristen Qibthi.
Pada tahun 1219 M mereka berhasil menduduki Dimyat.
Pada waktu itu Raja Mesir Dinasti Ayyubiah, al-Malik al-Kamil membuat perjanjian
dengan Raja Frederik II. Adapun isi perjanjian itu, antara lain. Pertama, Frederik II bersedia
melepaskan Dimyat dan al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina. Kedua, Frederik II
menjamin keamanan di Palestina. Ketiga, Frederik II tidak mengirim bantuan kepada Kristen
di Syria.
Dengan demikian semua kota-kota yang pernah direbut dahulu oleh pasukan Salib,
kini semua telah berhasil direbut kembali oleh kaum muslimin tanpa terkecuali. Oleh sebab
itu perang Salib telah berakhir pada tahun 1291 M setelah berlangsung hampir dua abad
lamanya.