Anda di halaman 1dari 40

TUGAS STUDI KASUS HUKUM PIDANA

EKSAMINASI PUTUSAN
NOMOR REGITER 313/PID.SUS/2019/PN.Bgl

Nama :Ariansyah
NPM : B1A018012
Kelas :A
Mata Kuliah : Studi Kasus Hukum Pidana
Dosen Pengampuh : Dr.Antory Royan,S.H.,M.Hum.
Susi Ramadhani,S.H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020

i
DAFTAR ISI

COVER-------------------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PEMBAHASAN

A. Analisis Putusuan.No. 446/Pid.Sus/2018/PN Bgl------------------


1. Identitas ----------------------------------------------------------------- 3
2. Ringkasan kasus posisi----------------------------------------------- 3
3. Ringkasan surat dakwaan (pasal yang didakwa)--------------- 3
4. Tuntutan ---------------------------------------------------------------- 7
5. Pledoi terdakwa------------------------------------------------------- 8
6. Bukti-bukti persidangan--------------------------------------------- 8
7. Putusan pengadilan--------------------------------------------------- 11
8. Hakim yang menyidangkan----------------------------------------- 12
B. Analisis hukum Putusuan.No. 446/Pid.Sus/2018/PN Bgl-------
1. Pengantar --------------------------------------------------------------- 12
2. Analisis surat dakwaan (syarat formil&materil)--------- 14
3. Analisis tahap pemeriksaan pembuktian------------------------ 17
4. Pertimbangan hakim dalam pengambilan keputusan-------- 20
5. Penerapan hukum oleh hakim dalam pengambilan putusan 21
6. Kesimpulan dan rekomendasi-------------------------------------- 24

ii
A. Analisis Putusuan.No. 446/Pid.Sus/2018/PN Bgl

1.Identitas terdakwa dan masa penahanan;

1. Nama lengkap : ROSDIANA Binti SUWIRMAN;


2. Tempat lahir : Pondok Kelapa ;
3 Umur/tgl. lahir : 41 Tahun / 8 Oktober 1977;
4. Jenis kelamin : Laki – laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Desa Pondok Kelapa Kec.Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Swasta:
9. Pendidikan : S M A (Tamat)

Terdakwa ditahan di dalam Rutan oleh :


1. Penyidik sejak tanggal 4 Mei 2019 sampai dengan tanggal 23 Mei 2019;
2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 24 Mei 2019 sampai dengan

tanggal 2 Juli 2019;


3. Penuntut Umum sejak tanggal 2 Juli 2019 sampai dengan tanggal 21 Juli

2019;
4. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu sejak tanggal 11 Juli 2019

sampai dengan tanggal 9 Agustus 2019;


5. Perpanjangan Plh.Ketua Pengadilan Negeri Bengkulu sejak tanggal 10 Agustus

2019 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2019;


2. Ringkasan Kasus Posisi

Bahwa Rosdiana Binti Suwirman pada hari Jumat Tanggal 03 Mei 2019 sekira pukul 22.30
Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei Tahun 2019 atau setidak-
tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam Tahun 2019, bertempat di warung remang-
remang jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu Kota Bengkulu menggunakan
atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan cara mempekerjakan
korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik eksploitasi atau
mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang, , dengan sengaja
menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain dan
menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan dan menarik keuntungan dari perbuatan
cabul seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencarian.

3. Ringkasan Surat Dakwaan (Pasal yang didakwakan)


Bahwa dakwaan yang diajukan oleh jaksa penuntuk umum adalah dakwaan alternative.

bahwa Terdakwa diajukan dipersidangan oleh Penuntut Umum dengan Dakwaan


sebagai berikut :

Halaman 1
PERTAMA
perbuatan terdakwa melanggar Pasal 12 jo Pasal 2 UU No. 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

“menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang


dengan cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk
meneruskan praktik eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak
pidana perdagangan orang”

ATAU
Kedua
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 296
KUHP.

“Dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh


orang lain dengan orang lain dan menjadikannya sebagai pencarian atau
kebiasaan”,

ATAU
Ketiga

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 506 KUHP.

“Menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan


menjadikannya sebagai pencarian”

4. Tuntutan
1. Menyatakan Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Kesusilaan” sebagaimana diatur
dalam Pasal 296 KUHP.
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN, dengan

pidana penjara selama : 1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa menjalani masa
penahanan, dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000 /-( tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
dengan rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7
(tujuh) lembar. Dirampas untuk negara.
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink dan 1 (satu) buah BH warna
Hitam
Dirampas untuk dimusnahkan
4. Menetapkan agar Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN membayar biaya perkara

Halaman 2
Rp 2.000,- (dua ribu rupiah).
5. Pledoi Terdakwa
atas Tuntutan dari Jaksa penuntut Umum tersebut, Terdakwa mengajukan permohonan
secara lisan yang pada pokoknya Terdakwa memohon keringanan hukuman.
6. Bukti-bukti Persidangan
1. Alat Bukti
Keterangan Saksi (Pasal 185 KUHAP)
- ANGGI KURNIA NURDIANSYAH Bin ASEP NURDIANSYAH
saksi melakukan hubungan badan di warung remang-remang di jalan dua
jalur Kel. Bentiring Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu tersebut dengan
saksi AYU, saksi dengan saksi AYU jadi melakukan hubungan badan di dalam
kamar yang sudah disediakan di warung remang-remang jalan dua jalur Kel.
Bentiring Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu tersebut tepatnya di
belakang warung tersebut; Bahwa saat ada razia dari Polda Bengkulu saksi
dan saksi Ayu sedang berada dalam kamar
- OKTA DEFRIANTI Binti DANI EFENDI;
Saksi menerangkan bahwa Pada hari Jumat tanggal 03 Mei 2019 sekira
Pukul 22.00 Wib Anggota Opsnal Polda Bengkulu melakukan
penyelidikan tentang adanya dugaan praktek Prostitusi di sebuah
warung remang-remang di jalan dua jalur Kel. Bentiring Kec. Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu kemudian didapat bahwa benar adanya
kegiatan prostitusi tersebut. Setelah itu sekira pukul 22.30 Wib
dilakukan upaya Paksa dan lokasi tersebut berikut barang bukti yang
dibawa dan diamankan polda Bengkulu;
- AYU WIJAYANTI Alias AYU Binti INDRA WIJAYA
Ayu menerangkan bahwa ia merupakan korban dari terdakwa, saksi
ayu menjelaskan bahwa ia bekerja dengan terdakwa.

  Keterangan Ahli (186 KUHAP)


-

 Surat (187 KUHAP)


-

   Petunjuk (188 KUHAP)


-

Halaman 3
     Keterangan Terdakwa (189 KUHAP)
Ia menjadi terdakwa karena menyediakan pekerja seks komersial (PSK) di warung
tempat terdakwa berjualan minuman tuak

2. Barang Bukti
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000, - ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
dengan rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7
(tujuh) lembar.
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink.
- 1 (satu) buah BH warna Hitam

7. Putusan Pengadilan

MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN tersebut diatas telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“MEMANFAATKAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
DENGAN CARA MEMPEKERJAKAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN
ORANG UNTUK MENERUSKAN PRAKTIK EKSPLOITASI ATAU MENGAMBIL
KEUNTUNGAN DARI HASIL TINDAK PIDANA

PERDAGANGAN ORANG” sebagaimana dalam dakwaan Pertama;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (Tiga)


Tahun dan pidana denda sebesar Rp. 120.000.000.000,- (Seratus dua puluh juta
rupiah) dengan ketentuan jika denda tidak dibayar harus diganti dengan pidana
penjara selama 3 (tiga) bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
5. Menetapkan barang bukti berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000, - ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
dengan rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
sebanyak 7 (tujuh) lembar;
Dirampas untuk negara;
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink;
- 1 (satu) buah BH warna Hitam;
Dirampas untuk dimusnahkan
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara
sejumlah Rp.2.000,00 (dua ribu rupiah).

Halaman 4
8. Hakim yang Menyidang
Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu pada hari Jumat, tanggal 30
Agustus 2019 oleh Fitrizal Yanto S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Zeni Zenal Mutaqim, S.H.,
M.H., dan Dwi Purwanti, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota

B. Analisis Putusuan.No. 446/Pid.Sus/2018/PN Bgl

1. Pengantar

Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan,


pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat,
sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain
tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi
atau mengakibatkan orang tereksploitasi. Pengertian perdagangan orang (trafficking)
mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang. Perdagangan orang meliputi sederetan
masalah dan isu sensitif yang kompleks yang di tafsirkan berbeda oleh setiap orang,
tergantung sudut pandang pribadi atau organisasinya. Menurut Rebecca Surtees dan Martha
Wijaya tindak pidana perdagangan orang adalah “sindikat kriminal”, yaitu merupakan
perkumpulan dari sejumlah orang yang terbentuk untuk melakukan aktifitas kriminal. Dari
pengertian diatas, sindikat kriminal itu perbuatannya harus dilakukan lebih dari satu orang
dan telah melakukan perbuatan tindak pidana dalam pelaksanaannya. Aktifitas sindikat
perdagangan perempuan dan anak ini kegiatannya dilakukan secara teroganisir.

9. Analisis Surat Dakwaan

Didalam Penuntut umum membuat surat dakwaan memiliki syarat formil maupun syarat
materil, syarat formil maupun materil tersebut diatur didala Pasal 143 Ayat 2 KUHAP. Yaitu
Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi

a. Nama lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan tersangka
b. Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan waktu dan tempat tinggal pidana itu dilakukan.

Syarat formil didalam dakwaan diatur dalam Pasal 143 Ayat 2 huruf a KUHAP yang
menjelaskan bahwa didalam surat dakwaan harus berisikan nama lengkap terdakwa, umur
dan tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.
Didalam surat dakwaan putusan No Perkara 313/Pid.Sus/2019/PN.Bgl telah memenuhi
semua unsure formil, didalam surat dakwan tersebut telah menjelaskan semua identitas
tersangka yaitu sebagai berikut :

Halaman 5
Nama lengkap : ROSDIANA Binti SUWIRMAN;
2 Tempat lahir : Pondok Kelapa ;
.
3 Umur/tgl. lahir : 41 Tahun / 8 Oktober 1977;
4 Jenis kelamin : Laki – laki;
.
5 Kebangsaan : Indonesia;
.
6 Tempat tinggal : Desa Pondok Kelapa Kec.Pondok
.
Kabupaten Bengkulu Tengah;
7 Agama : Islam;
.
8 Pekerjaan : Swasta:
.
9 Pendidikan : S M A (Tamat)
.

Syarat Materiil didalam dakwaan diatur dalam Pasal 143 Ayat 2 huruf b KUHAP yang
menjelaskan bahwa didalam surat dakwaan harus berisikan Uraian cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tinggal
pidana itu dilakukan. Didalam Surat dakwaan pada perkara No Register
446/Pid.Sus/2018/PN.Bgl telah memenuhi semua unsure. Didalama surat dakwaan tersebut
telah dijelaskan uraian yang cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan.

Dapat dilihat dari dakwaan tersebut penuntut umum telah membuat surat dakwan
sengan cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana tersebut dengan menjelaskan
rentetan perbuatan pelaku dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.dengan cermat yaitu Penuntut Umum telah teliti dalam mempersiapkan dan
merumuskan Surat Dakwaan, sehingga tidak adanya kekurangan atau kekeliruan yang dapat
mengakibatkan batalnya Surat Dakwaan, atau tidak dapat dibuktikannya dakwaan itu sendiri.
Jelas bahwa Penuntut Umum telah mampu merumuskan unsur – unsur dari delik yang
didakwakan, sekaligus dipadukan dengan uraian perbuatan materiil/fakta perbuatan yang
dilakukan oleh Terdakwa dalam Surat Dakwaan, dan lengkap yaitu uraian dari Surat
Dakwaan yang mencakup semua unsur – unsur delik yang dimaksud, yang dipadukan dengan
uraian mengenai keadaan, serta peristiwa dalam hubungannya dengan perbuatan materiil
yang didakwakan sebagai perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa dengan
menyebutkan waktu dan temat tindak pidana itu dilakukan.

10. Analisis tahap pemeriksaan pembuktian (berkaitan alat bukti & unsur pasal yg
didakwa)
Dalam tahapan pemeriksaan pebuktian pada kasus ROSDIANA Binti SUWIRMAN
dengan Nomor register Perkara 313/Pid.sus/2019//PN Bgl sebagai berikut :

Penuntut Umum telah mengajukan 2 (Dua) orang saksi di persidangan yang masing-
masing dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

Halaman 6
1. Saksi ANGGI KURNIA NURDIANSYAH Bin ASEP NURDIANSYAH;

Bahwa saksi ANGGI KURNIA NURDIANSYAH Bin ASEP NURDIANSYAH menjelaskan bahwa
saksi telah saksi melakukan hubungan badan di warung remang-remang di jalan dua jalur Kel.
Bentiring Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu tersebut dengan saksi AYU. Bahwa bahwa
tarif yang diberikan oleh terdakwa sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Bahwa uang yang saksi berikan kepada terdakwa adalah sebesar Rp. 350.000,-(tiga ratus lima
puluh ribu rupiah) untuk melakukan hubungan badan, saksi dengan saksi AYU jadi melakukan
hubungan badan di dalam kamar yang sudah disediakan di warung remang-remang, dan
Bahwa saat ada razia dari Polda Bengkulu saksi dan saksi Ayu sedang berada dalam kamar

2. Saksi OKTA DEFRIANTI Binti DANI EFENDI;

Bahwa Saksi menerangkan bahwa Pada hari Jumat tanggal 03 Mei 2019 sekira Pukul 22.00
Wib Anggota Opsnal Polda Bengkulu melakukan penyelidikan tentang adanya dugaan praktek
Prostitusi di sebuah warung remang-remang di jalan dua jalur Kel. Bentiring Kec. Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu kemudian didapat bahwa benar adanya kegiatan prostitusi
tersebut. Setelah itu sekira pukul 22.30 Wib dilakukan upaya Paksa dan lokasi tersebut berikut
barang bukti yang dibawa dan diamankan polda Bengkulu, berdasarkan hasil penyelidikan dan
keterangan dari para PSK yang bekerja di warung remang-remang di jalan dua jalur kel.
Bentiring kec. Muara bangkahulu kota Bengkulu tersebut diketahui bahwa terdakwa
mendapatkan keuntungan Rp. 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 50.000,-
(Lima puluh ribu rupiah) setiap kali saksi Ayu dan saksi Amel melayani tamu / pelanggan di
tempatnya, Bahwa ada 2 (dua) orang perempuan yang tinggal dan bekerja di warung remang-
remang milik terdakwa yaitu saksi Ayu Wijayanti Alias Ayu dan saksi Pesi Aniza Alias Amel,
saat dilakukan penggerebekan saksi Ayu dan Anggi keluar dari kamar, saat dilakukan
penggerebekan saksi Ayu dan Anggi keluar dari kamar. adapun barang bukti yang diamankan
saat melakukan penggerebekan di warung remang-remang di jalan dua jalur kel. Bentiring
kec. Muara bangkahulu kota bengkulu milik ROSDIANA Alias Bunda ROSA adalah :
 Uang tunai Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink.
 1 (satu) buah BH warna Hitam.
Atas keterangan saksi tersebut diatas, Terdakwa menyatakan tidak keberatan;

Bahwa dipersidangan telah dibacakan keterangan saksi AYU WIJAYANTI Alias AYU Binti INDRA
WIJAYA, yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Saksi menjelaskan bahwa saksi bekerja dengan terdakwa sejak 1 januari 2019, pekerjaan
yang ditawarkan oleh terdakwa kepada Saksi yaitu melayani tamu minum dan berhubungan
badan, saksi tidak memiliki kontrak kerja dengan terdakwa. Tarif yang saksi tawarkan
kepada pelanggan berkisar antara Rp.120.000,-(seratus dua puluh ribu rupiah) sampai
dengan Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan Saksi setoran kepada terdakwa sekira
sebesar Rp. 20.000,-(dua puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp 50.000,-(lima puluh ribu

Halaman 7
rupiah), tarif yang saksi tawarkan tersebut adalah tarif yang diberikan oleh terdakwa
kepada Saksi apabila ada tamu yang mengajak berhubungan badan. saksi menemani tamu
kemudian apabila ada tamu yang mengajak untuk berhubungan badan setelah terjadi
kesepatakatan tarif saksi melapor kepada terdakwa bahwa ada tamu yang mau ngamar,
kemudian setelah saksi bersama tamu tersebut ngamar setelah selesai uangnya diserahkan
kepada saksi terkadang diserahkan tamu kepada terdakwa setelah itu dipotong oleh
terdakwa sebesar Rp. 50.000,-(lima puluh ribu rupiah). saksi melakukan hubungan badan di
dalam kamar dan yang menyediakan tempat tersebut adalah terdakwa. pada malam
kejadian saksi baru mendapatkan tamu sebanyak 1(satu) orang dan belum selesai sudah di
gerebek oleh polisi. apabila saksi tidak memberikan setoran kepada terdakwa setelah
melayani tamu yaitu terdakwa akan marah karena itu merupakan setoran wajib apabila
sudah melayani tamu

Atas keterangan saksi yang dibacakan tersebut diatas, Terdakwa menyatakan tidak keberatan;
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis Hakim terhadap
Terdakwa untuk mengajukan saksi yang meringankan ( a de charge ) dan alat-alat bukti-bukti
lainnya, Terdakwa menyatakan tidak akan mengajukan saksi yang meringankan ( a de charge )
dan alat-alat bukti lainnya;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah didengar pula keterangan Terdakwa yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Terdakwa menjelaskan Bahwa saksi Ayu Wijayanti bekerja di warung milik terdakwa sejak
warung tersebut berdiri yaitu Bulan Januari 2019, sedangkan AMEL bekerja sejak seminggu
yang lalu dan satu orang perempuan lagi yang belum tersangka kenali namanya baru dua
malam datang untuk bekerja. pekerjaan yang harus dilakukan oleh tiga orang perempuan
yang bekerja di warung Terdakwa tersebut adalah melayani tamu yang datang, yaitu
menemani tamu minum tuak, menemani tamu karaoke dan melayani tamu berhubungan
seks. Bahwa imbalan/ bayaran dari pekerjaan mereka adalah uang tunai yang diberikan oleh
tamu yang menggunakan jasa mereka dalam berhubungan seks dan Terdakwa tidak ada
memberikan gaji / bayaran kepada mereka. Terdakwa menjelaskan Bahwa tiga orang
perempuan yang bekerja di warung milik Terdakwa tersebut tidak menerima

upah/imbalan dari menemani tamu minum dan menemani tamu karaoke tetapi
mereka menerima upah/bayaran dari tamu yang melakukan hubungan seks dengan
mereka sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah). Terdakwa
menyediakan minuman berupa BIR dan tuak serta meja kursi untuk minum, dan

Terdakwa menyediakan alat-alat karaoke serta kamar tidur berikut dengan kasur
dan bantal untuk tamu yang mau berhubungan seks dengan permpuan yang
bekerja di warung terdakwa tersebut. Bahwa Terdakwa mendapatkan keuntungan dari
menjual bir dan tuak tetapi tidak mendapatkan keuntungan dari fasilitas karaoke di

Halaman 8
warung milik terdakwa dan terdakwa juga mendapatkan bayaran dari perempuan
yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) sebagai biaya sewa kamar yang
digunakan untuk melakukan hubungan seks Terdakwa menerima imbalan berupa
bayaran dari perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang melakukan hubungan

seks di dalam kamar yang terdakwa sediakan di dalam warung sebesar Rp. 25.000,-(
dua puluh lima ribu rupiah) sampai dengan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
untuk sekali melakukan hubungan seks. pada saat polisi melakukan penggerebekan di
warung milik terdakwa ada perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang sedang

melakukan hubungan seks dengan tamunya yaitu saksi Ayu Wijayanti dengan
tamunya yang tidak terdakwa kenali namanya tetapi Terdakwa masih ingat
wajahnyan Pada saat itu Terdakwa sudah ada menerima uang bayaran/imbalan dari
tamu yang melakukan hubungan seks dengan saksi Ayu Wijayanti sebesar Rp.

350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) yang mana uang itu sudah Terdakwa
beritahu kepada saksi Ayu Wijayanti bahwa jatah untuknya Rp. 150.000,- (seratus
lima puluh ribu rupiah) sedangkan sisanya Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
tidak terdakwa beritahukan kepada saksi Ayu Wijayanti dan Terdakwa ambil untuk
diri Terdakwa dan uangnya sudah disita oleh Polisi saat dilakukan penggerebekan;

Bahwa sejak warung milik Terdakwa tersebut didirikan Terdakwa perkirakan sudah
menerima sekitar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari pekerja yang bekerja di warung saksi;
Terdakwa juga menjelaskan Bahwa cara pembagian uang hasil melayani tamu yang
berhubungan seks dengan perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bekerja di
warung milik Terdakwa tersebut adalah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu) untuk
Terdakwa selaku pemilik warung dan yang menyediakan fasilitas untuk melakukan
hubungan seks berupa kamar, kasur, sprai dan bantal dan sisanya adalah untuk
perempuan Pekerjaannya;.
telah diperiksa adanya barang bukti berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000, - ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dengan rincian

pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7 (tujuh) lembar.
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink.
- 1 (satu) buah BH warna Hitam

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi, keterangan Terdakwa, serta


barang bukti, maka Majelis menemukan fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa berawal sekira jam 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja
diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang dua
orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada perempuan yang bisa
diajak berhubungan seks dan terdakwa jawab “itu ada dua orang” sambil menunjuk ke arah
saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah satu dari laki-laki tersebut yakni saksi

Halaman 9
Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa tarif sekali berhubungan seks lalu terdakwa
jawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Anggi
menyerahkan uang sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa
lalu uang sebesar Rp. 350.000.- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan
selanjutnya terdakwa mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut ingin
ngamar dengan saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp.
150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Ayu bersama dengan saksi Anggi
berjalan masuk kedalam kamar sesampainya dikamar saksi Ayu langsung membuka baju lalu
saksi Ayu duduk dikasur selanjutnya tamu tersebut (saksi Anggi) membuka pakaian juga dan
saksi Ayu mengambil posisi telentang dan tamu tersebut langsung menindih badan saksi Ayu
dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi Ayu dan menggoyangnya namun
tiba-tiba datang tim dari Polda Bengkulu (sebelumnya telah mendapatkan informasi dari
masyarakat akan adanya
tindak pidana perdagangan orang dikawasan tersebut) yang langsung mengamankan
terdakwa dan saksi Ayu;
- Bahwa Terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel
untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran;
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan
perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain dan menjadikannya sebagai pencarian
atau kebiasaan tersebut meresahkan masyarakat dan tidak memiliki izin dari pejabat yang
berwenang.
Bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan tindak pidana, maka perbuatan
orang tersebut haruslah memenuhi seluruh unsur-unsur dari tindak pidana yang didakwakan
kepadanya ;
Bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan alternative, maka
Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung
dakwaan alternatif PERTAMA sebagaimana diatur Pasal 12 Jo Pasal 2 UU No.21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, yang unsur-unsurnya adalah sebagai
berikut :
1. Setiap Orang;
2. Menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan cara

mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik


eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang;
bahwa terhadap unsur-unsur tersebut, Majelis akan mempertimbangkan sebagai berikut :
Ad.1. Setiap Orang ;
Bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang adalah orang sebagai subyek hukum yang
dapat melakukan perbuatan pidana;
Bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah menghadapkan orang yang bernama
ROSDIANA Binti SUWIRMAN sebagai pelaku tindak pidana di persidangan dan setelah identitas
Terdakwa diperiksa di persidangan ternyata terdakwa membenarkan identitasnya dalam Surat

Halaman 10
Dakwaan,
sehingga Majelis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang dalam perkara ini
adalah Terdakwa ;
Dengan demikian unsur Setiap Orang telah terbukti;
Ad.2. Menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan cara
mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik
eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang;
Bahwa yang dimaksud dalam “Ekploitasi” dalam pasal ini adalah tindakan dengan atau
tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja, atau
pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan ,
pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau
mentransplansi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan
seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immaterial;
Bahwa yang dimaksud “Perdagangan Orang”adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancama kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang
dilakukan di dalam Negara maupun antar Negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan
terekploitasi

Bahwa berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dipersidangan berawal sekira


pukul 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja diwarung
remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang dua orang
tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada perempuan yang bisa
diajak berhubungan seks kemudian terdakwa menjawab “itu ada dua orang” sambil
menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah satu dari laki-
laki tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa tarif sekali
berhubungan seks lalu terdakwa menjawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima puluh
ribu rupiah) kemudian saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menyerahkan uang sebesar Rp.
350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang sebesar
Rp.350.000.- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan selanjutnya
terdakwa mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut
ingin ngamar dengan saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp.
150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Bahwa terdakwa juga mendapatkan keuntungan dari menjual bir dan tuak mendapatkan
bayaran dari saksi Ayu dan saksi Amel sebagai biaya sewa kamar yang digunakan untuk
melakukan hubungan seks sebesar Rp. 25.000,-( dua puluh lima ribu rupiah) sampai dengan Rp.
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk sekali melakukan hubungan seks;
Bahwa sejak warung milik terdakwa tersebut didirikan terdakwa perkirakan sudah

Halaman 11
menerima sekitar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari saksi Ayu dan saksi Amel yang
berhubungan seks dengan tamu di warung saksi tersebut;
Bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas jelaslah terdakwa telah
mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel untuk mendapatkan
keuntungan dari kegiatan pelacuran dan menjadikannya sebagai pencarian;
Bahwa dengan demikian unsur memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang
dengan cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik
eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang telah
terbukti;
Bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan diatas, maka seluruh unsur Pasal 12 Jo Pasal 2
UU No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang sebagaimana
dalam dakwaan Pertama Penuntut Umum telah terpenuhi semuanya, karena telah terbukti
secara sah dan ditambah dengan keyakinan Majelis Hakim Terdakwa bersalah melakukan
perbuatan pidana sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum yang diatur dan diancam pidana
dalam pasal tersebut;
Bahwa sekarang Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Terdakwa dapat
dipertanggungjawabkan atas tindak pidana yang telah dilakukan tersebut;
Bahwa dari hasil pemeriksaan dipersidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya
alasan-alasan pengecualian pidana yang dapat menghilangkan pertanggungjawaban pidana
Terdakwa, maka dengan demikian Terdakwa adalah orang yang cakap dan mampu bertanggung
jawab secara hukum, maka oleh karena itu Terdakwa harus dinyatakan bersalah atas perbuatan
yang didakwakan pada dakwaan Penuntut Umum;
Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim
berkesimpulan bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana yang didakwakan berupa “MEMANFAATKAN KORBAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG DENGAN CARA MEMPEKERJAKAN KORBAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG UNTUK MENERUSKAN PRAKTIK EKSPLOITASI ATAU MENGAMBIL
KEUNTUNGAN DARI HASIL TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG” maka oleh karena itu
Terdakwa harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan kadar kesalahannya;

11. Pertimbangan hakim dalam pengambilan putusan


Pertimbangan hakim dalam mengambil putusan Nomor 313/Pid.sus/2019/PN.Bgl
Atas nama terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN sebagai berikut :

berdasarkan keterangan para saksi, keterangan Terdakwa, serta barang bukti,


Majelis menemukan fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa berawal sekira jam 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke
tempatnya bekerja diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul
22.00 Wib datang dua orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan
apakah ada perempuan yang bisa diajak berhubungan seks dan terdakwa jawab “itu

Halaman 12
ada dua orang” sambil menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel
kemudian salah satu dari laki-laki tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah
menanyakan berapa tarif sekali berhubungan seks lalu terdakwa jawab tarifnya Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Anggi menyerahkan uang
sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang
sebesar Rp. 350.000.- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan
selanjutnya terdakwa mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut
ingin ngamar dengan saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa
sebesar Rp. 150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Ayu bersama
dengan saksi Anggi berjalan masuk kedalam kamar sesampainya dikamar saksi Ayu
langsung membuka baju lalu saksi Ayu duduk dikasur selanjutnya tamu tersebut
(saksi Anggi) membuka pakaian juga dan saksi Ayu mengambil posisi telentang dan
tamu tersebut langsung menindih badan saksi Ayu dan memasukkan kemaluannya
kedalam kemaluan saksi Ayu dan menggoyangnya namun tiba-tiba datang tim dari
Polda Bengkulu (sebelumnya telah mendapatkan informasi dari masyarakat
akan adanya
tindak pidana perdagangan orang dikawasan tersebut) yang langsung mengamankan
terdakwa dan saksi Ayu;
- Bahwa Terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als
Amel untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran;
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana dengan sengaja menyebabkan atau
memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain dan menjadikannya
sebagai pencarian atau kebiasaan tersebut meresahkan masyarakat dan tidak
memiliki izin dari pejabat yang berwenang.
Bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan alternative, maka
Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung
dakwaan alternatif PERTAMA sebagaimana diatur Pasal 12 Jo Pasal 2 UU No.21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, yang unsur-unsurnya adalah sebagai
berikut :
3. Setiap Orang;
4. Menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan cara

mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik


eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang;
bahwa terhadap unsur-unsur tersebut, Majelis akan mempertimbangkan sebagai berikut :
Ad.1. Setiap Orang ;
Bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang adalah orang sebagai subyek hukum yang
dapat melakukan perbuatan pidana;
Bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah menghadapkan orang yang bernama

Halaman 13
ROSDIANA Binti SUWIRMAN sebagai pelaku tindak pidana di persidangan dan setelah identitas
Terdakwa diperiksa di persidangan ternyata terdakwa membenarkan identitasnya dalam Surat
Dakwaan,
sehingga Majelis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang dalam perkara ini
adalah Terdakwa ;
Dengan demikian unsur Setiap Orang telah terbukti;
Ad.2. Menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan cara
mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik
eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang;
Bahwa yang dimaksud dalam “Ekploitasi” dalam pasal ini adalah tindakan dengan atau
tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja, atau
pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan ,
pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau
mentransplansi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan
seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immaterial;
Bahwa yang dimaksud “Perdagangan Orang”adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancama kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang
dilakukan di dalam Negara maupun antar Negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan
terekploitasi

Bahwa berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dipersidangan berawal sekira


pukul 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja diwarung
remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang dua orang
tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada perempuan yang bisa
diajak berhubungan seks kemudian terdakwa menjawab “itu ada dua orang” sambil
menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah satu dari laki-
laki tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa tarif sekali
berhubungan seks lalu terdakwa menjawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima puluh
ribu rupiah) kemudian saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menyerahkan uang sebesar Rp.
350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang sebesar
Rp.350.000.- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan selanjutnya
terdakwa mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut
ingin ngamar dengan saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp.
150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Bahwa terdakwa juga mendapatkan keuntungan dari menjual bir dan tuak mendapatkan
bayaran dari saksi Ayu dan saksi Amel sebagai biaya sewa kamar yang digunakan untuk
melakukan hubungan seks sebesar Rp. 25.000,-( dua puluh lima ribu rupiah) sampai dengan Rp.

Halaman 14
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk sekali melakukan hubungan seks;
Bahwa sejak warung milik terdakwa tersebut didirikan terdakwa perkirakan sudah
menerima sekitar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari saksi Ayu dan saksi Amel yang
berhubungan seks dengan tamu di warung saksi tersebut;
Bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas jelaslah terdakwa telah
mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel untuk mendapatkan
keuntungan dari kegiatan pelacuran dan menjadikannya sebagai pencarian;
Bahwa dengan demikian unsur memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang
dengan cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik
eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang telah
terbukti;
Bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan diatas, maka seluruh unsur Pasal 12 Jo Pasal 2
UU No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang sebagaimana
dalam dakwaan Pertama Penuntut Umum telah terpenuhi semuanya, karena telah terbukti
secara sah dan ditambah dengan keyakinan Majelis Hakim Terdakwa bersalah melakukan
perbuatan pidana sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum yang diatur dan diancam pidana
dalam pasal tersebut;
Bahwa sekarang Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Terdakwa dapat
dipertanggungjawabkan atas tindak pidana yang telah dilakukan tersebut;
Bahwa dari hasil pemeriksaan dipersidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya
alasan-alasan pengecualian pidana yang dapat menghilangkan pertanggungjawaban pidana
Terdakwa, maka dengan demikian Terdakwa adalah orang yang cakap dan mampu bertanggung
jawab secara hukum, maka oleh karena itu Terdakwa harus dinyatakan bersalah atas perbuatan
yang didakwakan pada dakwaan Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim
berkesimpulan bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana yang didakwakan berupa “MEMANFAATKAN KORBAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG DENGAN CARA MEMPEKERJAKAN KORBAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG UNTUK MENERUSKAN PRAKTIK EKSPLOITASI ATAU MENGAMBIL
KEUNTUNGAN DARI HASIL TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG” maka oleh karena itu
Terdakwa harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan kadar kesalahannya;
Bahwa sebelum menetapkan pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa
berdasarkan pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP terlebih dahulu perlu dipertimbangkan
keadaan yang memberatkan dan yang meringankan bagi diri Terdakwa:
Keadaan yang memberatkan
- Perbuatan Terdakwa telah meresahkan masyarakat;
- Perbuatan Terdakwa melanggar norma kesusilaan; Keadaan yang meringankan

- Terdakwa belum pernah dihukum


- Terdakwa bersikap sopan di persidangan mengakui kesalahannya dan menyesali

Halaman 15
perbuatannya;
Bahwa selanjutnya setelah dipertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas,
dengan memperhatikan tujuan pemidanaan selain memberi efek jera terhadap
Terdakwa juga mendidik agar Terdakwa menyadari dan menginsyafi untuk tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum dikemudian hari;

12. Penerapan hukum oleh hakim dalam putusan (aliran Hukum)

Penerapan Hukum oleh Hakim dalam putusan Setelah menganalisa dan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai putusan Hakim dalam kasus ini, aliran yang digunakan
dalam mengambil keputusan oleh hakim yaitu dengan menggunakan aliran Legisme. Yang
mana dalam putusannya, hakim berpusat kepada Undang-undang yang didakwakan kepada
terdakwa sesuai dengan dakwaan dan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. Biasanya dalam
aliran ini hakim melihat bahwa satu-satunya sumber hukum adalah Undang-undang yang
berlaku

13. kesimpulan dan rekomendasi.


Dari putusan tersebut dapat disimpulkan bahwa hakim telah memutuskan kasus tersebut
sesuai dengan aturan hukum yang ada dengan mempertimbangkan fakta-fakta dan
unsure-unsur yang telah terbukti oleh terdakwa, dalam mengambil putusannya hakim
telah mempertimbangkan semua aspek yang dapat meringankan maupun membertkan
terdakwa. Lalau hakim telah mempertimbangkan semua hal yang dapat menentukan
terdakwa dapat dipidana atau tidak dengan menentukan semua hal yang telah terbukti
dipersidangan.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka rekomendasi yang dapat diberikan antara
lain adalah agar tujuan pemidanaan untuk memberikan nestapa dan pelajaran buat
terdakwa tercapai maksimal maka tuntutan maupun vonis yang dijatuhkan terhadap
terdakwa juga harus maksimal. Baik Jaksa Penuntut maupun Hakim harus tetap
menempatkan kejahatan pedagangan orang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime) sehingga tuntutan dan hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku juga harus
luar biasa, lebih tinggi dan lebih nestapa dari penjatuhan pidana untuk kejahatan biasa.
Pada proses penuntutan dan penjatuhan pidana, jaksa maupun hakim juga
sebaiknya memperhatikan dampak dari perdagangan orang yang ditimbulkan dari
perkara ini. Dalam hal ini perlu ada perluasan perspektif tidak saja perspektif tindak
pidana perdagangan orang sebagaimana diatur dalam UU No 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang namun perspektif atau aspek regulasi
yang lain dan relevan dengan perkara perdagangan orang yang ditangani.

Halaman 16
LAMPIRAN

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N

Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN.Bgl

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Bengkulu yang mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat
pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut di
bawah ini dalam perkara para terdakwa :
1. Nama lengkap : ROSDIANA Binti SUWIRMAN;
2. Tempat lahir : Pondok Kelapa ;
3 Umur/tgl. lahir : 41 Tahun / 8 Oktober 1977;
4. Jenis kelamin : Laki – laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Desa Pondok Kelapa Kec.Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Swasta:
9. Pendidikan : S M A (Tamat)

Terdakwa ditahan di dalam Rutan oleh :


6. Penyidik sejak tanggal 4 Mei 2019 sampai dengan tanggal 23 Mei 2019;
7. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 24 Mei 2019 sampai dengan tanggal 2
Juli 2019;
8. Penuntut Umum sejak tanggal 2 Juli 2019 sampai dengan tanggal 21 Juli 2019;
9. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu sejak tanggal 11 Juli 2019
sampai dengan tanggal 9 Agustus 2019;
10. Perpanjangan Plh.Ketua Pengadilan Negeri Bengkulu sejak tanggal 10
Agustus 2019 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2019;

Terdakwa di persidangan tidak didampingi oleh Penasihat Hukum Pengadilan


Negeri tersebut ;
Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bengkulu, tanggal 11 Juli
2019, Nomor : 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl tentang Penunjukan Majelis Hakim yang
mengadili perkara ini ;
Telah membaca penetapan Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu, tanggal 11 Juli
2019, Nomor : 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl tentang penetapan hari sidang ;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan dengan

Halaman 17
perkara ini beserta seluruh lampirannya;

Halaman 18
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Telah mendengar keterangan para saksi dan keterangan Terdakwa di persidangan;
Telah memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Telah mendengar tuntutan pidana (requisitoir) Penuntut Umum di persidangan
pada hari Senin, tanggal 19 Agustus 2019, yang pada pokoknya menuntut supaya Majelis
Hakim yang mengadili perkara ini, memutuskan :
5. Menyatakan Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Kesusilaan” sebagaimana diatur
dalam Pasal 296 KUHP.
6. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN, dengan
pidana penjara selama : 1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa menjalani masa
penahanan, dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan.
7. Menyatakan barang bukti berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000 /-( tiga ratus lima puluh ribu rupiah)

dengan rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7
(tujuh) lembar.
Dirampas untuk negara.
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink dan 1 (satu) buah BH warna Hitam

Dirampas untuk dimusnahkan


8. Menetapkan agar Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN membayar biaya perkara
Rp 2.000,- (dua ribu rupiah).
Menimbang, bahwa atas Tuntutan dari Jaksa penuntut Umum tersebut, Terdakwa
mengajukan permohonan secara lisan yang pada pokoknya Terdakwa memohon
keringanan hukuman;
Telah mendengar Replik Penuntut Umum serta Duplik Terdakwa, yang pokoknya
masing-masing tetap pada pendiriannya semula ;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan dipersidangan oleh Penuntut Umum
dengan Dakwaan sebagai berikut :
PERTAMA
Bahwa terdakwa Rosdiana Binti Suwirman pada hari Jumat Tanggal 03 Mei 2019
sekira pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei Tahun
2019 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam Tahun 2019, bertempat di
warung remang-remang jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu Kota
Bengkulu atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Bengkulu,

Hal 2 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 19
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan cara
mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik
eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang,
yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Berawal sekira jam 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja
diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang dua
orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada perempuan yang
bisa diajak berhubungan seks dan terdakwa jawab “itu ada dua orang” sambil menunjuk ke
arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah satu dari laki-laki tersebut yakni
saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa tarif sekali berhubungan seks lalu
terdakwa jawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi
Anggi menyerahkan uang sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada
terdakwa lalu uang sebesar Rp. 350.000.- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut
terdakwa simpan selanjutnya terdakwa mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu
tersebut ingin ngamar dengan saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa
sebesar Rp. 150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Ayu bersama dengan
saksi Anggi berjalan masuk kedalam kamar sesampainya dikamar saksi Ayu langsung
membuka baju lalu saksi Ayu duduk dikasur selanjutnya tamu tersebut (saksi Anggi)
membuka pakaian juga dan saksi Ayu mengambil posisi telentang dan tamu tersebut
langsung menindih badan saksi Ayu dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan
saksi Ayu dan menggoyangnya namun tiba-tiba datang tim dari Polda Bengkulu
(sebelumnya telah mendapatkan informasi dari masyarakat akan adanya tindak pidana
perdagangan orang dikawasan tersebut) yang langsung mengamankan terdakwa dan saksi
Ayu.
- Bahwa terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel
untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran.
- Bahwa terdakwa dalam menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana
perdagangan orang dengan cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan
orang untuk meneruskan praktik eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil
tindak pidana perdagangan orang dalam Pasal 2 tersebut, tidak ada izin dari pihak
yang berwenang.

Hal 3 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 20
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12 jo
Pasal 2 UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang.

ATAU
Kedua

Bahwa terdakwa Rosdiana Binti Suwirman pada hari Jumat Tanggal 03 Mei 2019
sekira pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei Tahun
2019 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam Tahun 2019, bertempat di
warung remang-remang jalan dua jalur kel. Bentiring kec.
Muara bangkahulu Kota Bengkulu atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bengkulu, dengan sengaja
menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain
dan menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan, yang dilakukan oleh terdakwa
dengan cara sebagai berikut :

- Berawal sekira jam 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja
diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang
dua orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada
perempuan yang bisa diajak berhubungan seks dan terdakwa jawab “itu ada dua
orang” sambil menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah
satu dari laki-laki tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa
tarif sekali berhubungan seks lalu terdakwa jawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah) kemudian saksi Anggi menyerahkan uang sebesar Rp. 350.000,-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang sebesar Rp. 350.000.-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan selanjutnya terdakwa
mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut ingin ngamar dengan
saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp. 150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Ayu bersama dengan saksi Anggi
berjalan masuk kedalam kamar sesampainya dikamar saksi Ayu langsung membuka
baju lalu saksi Ayu duduk dikasur selanjutnya tamu tersebut (saksi Anggi) membuka
pakaian juga dan saksi Ayu mengambil posisi telentang dan tamu tersebut langsung
menindih badan saksi Ayu dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi
Ayu dan menggoyangnya namun tiba-tiba datang tim dari Polda Bengkulu
(sebelumnya telah mendapatkan informasi dari masyarakat akan adanya

Halaman 21
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tindak pidana perdagangan orang dikawasan tersebut) yang langsung
mengamankan terdakwa dan saksi Ayu.
- Bahwa terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel
untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran.
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana dengan sengaja menyebabkan atau
memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain dan menjadikannya
sebagai pencarian atau kebiasaan tersebut meresahkan masyarakat dan tidak
memiliki izin dari pejabat yang berwenang.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 296
KUHP.

ATAU
Ketiga

Bahwa terdakwa Rosdiana Binti Suwirman pada hari Jumat Tanggal 03 Mei 2019
sekira pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei Tahun
2019 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam Tahun 2019, bertempat di
warung remang-remang jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu Kota
Bengkulu atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Bengkulu, menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang
wanita dan menjadikannya sebagai pencarian, yang dilakukan oleh terdakwa dengan
cara sebagai berikut :
- Berawal sekira jam 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja
diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang
dua orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada
perempuan yang bisa diajak berhubungan seks dan terdakwa jawab “itu ada dua
orang” sambil menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah
satu dari laki-laki tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa
tarif sekali berhubungan seks lalu terdakwa jawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah) kemudian saksi Anggi menyerahkan uang sebesar Rp. 350.000,-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang sebesar Rp. 350.000.-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan selanjutnya terdakwa
mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut ingin ngamar dengan
saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp. 150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Ayu bersama dengan saksi Anggi
berjalan masuk kedalam kamar

Halaman 22
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
sesampainya dikamar saksi Ayu langsung membuka baju lalu saksi Ayu duduk dikasur
selanjutnya tamu tersebut (saksi Anggi) membuka pakaian juga dan saksi Ayu
mengambil posisi telentang dan tamu tersebut langsung menindih badan saksi Ayu
dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi Ayu dan menggoyangnya
namun tiba-tiba datang tim dari Polda Bengkulu (sebelumnya telah mendapatkan
informasi dari masyarakat akan adanya tindak pidana perdagangan orang dikawasan
tersebut) yang langsung mengamankan terdakwa dan saksi Ayu.
- Bahwa terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als
Amel untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana Menarik keuntungan dari perbuatan cabul
seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencarian tersebut meresahkan
masyarakat dan dan tidak memiliki izin dari pejabat yang berwenang.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 506
KUHP.
Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Terdakwa
menyatakan telah mengerti isi dan maksudnya, selanjutnya Terdakwa menyatakan tidak
mengajukan keberatan atau eksepsi ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan Surat Dakwaannya, Penuntut Umum
telah mengajukan 2 (Dua) orang saksi di persidangan yang masing-masing dibawah
sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
3. Saksi ANGGI KURNIA NURDIANSYAH Bin ASEP NURDIANSYAH;
- Bahwa telah terjadi dugaan perdagangan orang atau kegiatan pelacuran di warung
remang-remang di Jl. Dua Jalur Kel. Bentiring Kec. Muara Bangkahulu yang dikelola
oleh terdakwa tersebut pada hari sabtu tanggal 04 Mei 2019 sekira Pukul 22.30
WIB;
- Bahwa pelakunya adalah terdakwa;
- Bahwa bahwa tarif tang diberikan oleh terdakwa sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah);
- Bahwa uang yang saksi berikan kepada terdakwa adalah sebesar Rp. 350.000,-(tiga
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk melakukan hubungan badan;

Hal 6 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 23
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi melakukan hubungan badan di warung remang-remang di jalan dua
jalur Kel. Bentiring Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu tersebut dengan saksi
AYU;
- Bahwa saksi dengan saksi AYU jadi melakukan hubungan badan di dalam kamar yang
sudah disediakan di warung remang-remang jalan dua jalur Kel. Bentiring Kec.
Muara Bangkahulu Kota Bengkulu tersebut tepatnya di belakang warung tersebut;
- Bahwa saat ada razia dari Polda Bengkulu saksi dan saksi Ayu sedang berada dalam
kamar;
Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan keterangan saksi benar
semua ;
4. Saksi OKTA DEFRIANTI Binti DANI EFENDI;
- Bahwa terdakwa ditangkap oleh Polisi karena telah melakukan perdagangan orang
atau menyediakan pekerja seks komersial (PSK) sebagai mata pencahariannya;
- Bahwa terdakwa ditangkap pada hari jumat tanggal 03 Mei 2019 sekitar pukul
22.30 Wib di warung remang-remang di jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara
bangkahulu kota Bengkulu dan yang ikut diamankan pada saat itu adalah 2(dua)
orang perempuan yakni saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza Alias Amel;
- Bahwa Saksi menerangkan bahwa Pada hari Jumat tanggal 03 Mei 2019 sekira Pukul
22.00 Wib Anggota Opsnal Polda Bengkulu melakukan penyelidikan tentang adanya
dugaan praktek Prostitusi di sebuah warung remang-remang di jalan dua jalur Kel.
Bentiring Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu kemudian didapat bahwa benar
adanya kegiatan prostitusi tersebut. Setelah itu sekira pukul 22.30 Wib dilakukan
upaya Paksa dan lokasi tersebut berikut barang bukti yang dibawa dan diamankan
polda Bengkulu;
- Bahwa berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan dari para PSK yang bekerja di
warung remang-remang di jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu kota
Bengkulu tersebut diketahui bahwa terdakwa mendapatkan keuntungan Rp.
20.000,- (Dua puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 50.000,-(Lima puluh ribu rupiah)
setiap kali saksi Ayu dan saksi Amel melayani tamu / pelanggan di tempatnya;

Hal 7 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 24
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa ada 2 (dua) orang perempuan yang tinggal dan bekerja di warung remang-
remang di jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara Bangkahulu kota Bengkulu milik
terdakwa yaitu saksi Ayu Wijayanti Alias Ayu dan saksi Pesi Aniza Alias Amel;
- Bahwa saat dilakukan penggerebekan saksi Ayu dan Anggi keluar dari kamar;
- Bahwa fasilitas yang disediakan oleh terdakwa di warung remang- remangnya yaitu
kamar berikut dengan tempat tidur beserta Sprei;
- Bahwa saat dilakukan penggerebekan, terdakwa sedang berada di ruang tunggu /
ruang tamu di warung remang-remang di jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara
Bangkahulu kota Bengkulu miliknya;
- Bahwa hasil penyelidikan dan keterangan para PSK yang bekerja di warung remang-
remang di jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu kota bengkulu milik
ROSDIANA Alias Bunda ROSA, mereka melayani pelanggan dengan cara
berhubungan badan / seks dan tarif mereka setiap kali melayani tamu / pelanggan
antara Rp. 150.000,- s/d Rp. 200.000,-;
- Bahwa adapun barang bukti yang diamankan saat melakukan penggerebekan di
warung remang-remang di jalan dua jalur kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu kota
bengkulu milik ROSDIANA Alias Bunda ROSA adalah :
 Uang tunai Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink.
 1 (satu) buah BH warna Hitam.
Atas keterangan saksi tersebut diatas, Terdakwa menyatakan tidak
keberatan;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah dibacakan keterangan saksi AYU
WIJAYANTI Alias AYU Binti INDRA WIJAYA, yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa pada hari jumat tanggal 03 mei 2019 sekira pukul 22.30 wib di jalan dua jalur
kel. Bentiring kec. Muara bangkahulu Kota Bengkulu telah dilakukan penagkapan
terhadap terdakwa;
- Bahwa saksi bekerja dengan terdakwa sejak 1 januari 2019;
- Bahwa pekerjaan yang ditawarkan oleh terdakwa kepada Saksi yaitu melayani tamu
minum dan berhubungan badan;
- Bahwa saksi tidak memiliki kontrak kerja dengan terdakwa;

Hal 8 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 25
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa tempat saksi bekerja dibuka pada pukul 21.00 wib dan ditutup pada pukul
03.00 wib.
- Bahwa tarif yang saksi tawarkan kepada pelanggan berkisar antara Rp.120.000,-
(seratus dua puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
dan Saksi setoran kepada terdakwa sekira sebesar Rp. 20.000,-(dua puluh ribu
rupiah) sampai dengan Rp. 50.000,-(lima puluh ribu rupiah);
- Bahwa tarif yang saksi tawarkan tersebut adalah tarif yang diberikan oleh terdakwa
kepada Saksi apabila ada tamu yang mengajak berhubungan badan.
- Bahwa saksi datang ke tempat bekerja tersebut sesuai dengan jam kerja setiap hari
yang buka pada pukul 21.00 wib dan terkadang Saksi dihubungi lewat handphone;
- Bahwa cara saksi bekerja ditempat tersebut adalah saksi datang ketempat bekerja
pada pukul 21.00 wib kemudian saksi duduk didepan menunggu tamu datang
kemudian apabila ada tamu yang datang terdakwa memanggil saksi untuk
menemani tamu yang datang tersebut;
- Bahwa selanjutnya saksi temani tamu tersebut kemudian apabila ada tamu yang
mengajak untuk berhubungan badan setelah terjadi kesepatakatan tarif saksi
melapor kepada terdakwa bahwa ada tamu yang mau ngamar.
- Bahwa kemudian saksi bersama tamu tersebut ngamar setelah selesai uangnya
diserahkan kepada saksi terkadang diserahkan tamu kepada terdakwa setelah itu
dipotong oleh terdakwa sebesar Rp. 50.000,-(lima puluh ribu rupiah).
- Bahwa saksi pulang kerumah pada pukul 03.00 wib karena tempat Saksi bekerja
tutup;
- Bahwa saksi melakukan hubungan badan di dalam kamar dan yang menyediakan
tempat tersebut adalah terdakwa
- Bahwa fasilitas yang disediakan oleh terdakwa didalam kamar tersebut adalah
bantal, kasur dan seprei;
- Bahwa pada malam kejadian saksi baru mendapatkan tamu sebanyak 1(satu) orang
dan belum selesai sudah di gerebek oleh polisi;
- Bahwa yang akan terjadi apabila saksi tidak memberikan setoran kepada terdakwa
setelah melayani tamu yaitu terdakwa akan marah karena itu merupakan setoran
wajib apabila sudah melayani tamu;

Hal 9 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 26
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa ada 4 (empat) kamar di tempat Saksi bekerja tersebut akan tetapi yang
digunakan hanya 3 (tiga) kamar dan kamar tersebut disediakan oleh terdakwa dan
kamar tersebut dipergunakan untuk ngamar dengan tamu;
- Bahwa kronologis kejadian sebelum, sesaat dan sesudah terjadi penggerebekan di
tempat Saksi bekerja tersebut adalah berawal pukul 21.00 wib Saksi datang ke
tempat Saksi bekerja tersebut kemudian sekitar 30 Menit ada tamu yang datang
sebanyak 2 (dua) orang kemudian tamu tersebut masuk kedalam dan duduk
memesan minuman Bir sepasang. Setelah itu Saksi dipanggil oleh terdakwa untuk
menemani tamu tersebut;
- Bahwa sekitar 10 menit kemudian terdakwa mendekati saksi dan mengatakan
bahwa tamu tersebut ingin ngamar dengan saksi dan sudah memberikan uang
kepada Bunda sebesar Rp. 150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian Saksi
bertanya kepada tamu tersebut berapa ngasih uang nya kepada Bunda kemudian
dijawab sekitar Rp. 500.000,-(lima ratus ribu rupiah) Kemudian Saksi tanyakan lagi
berapa tarif yang Bunda sampaikan kemudian tamu tersebut menjawab Rp.
150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah);
- Bahwa setelah itu Saksi bersama dengan tamu berjalan masuk kedalam kamar
sesampainya dikamar tamu tersebut menanyakan kondom kepada saksi akan tetapi
tidak ada kondom kemudian Saksi keluar diikuti oleh tamu tersebut kemudian saksi
duduk di meja tempat tamu tadi setelah itu saksi memberitahukan kepada terdakwa
bahwa tamu tersebut ingin menggunakan kondom;
- Bahwa sekira 5 menit kemudian tamu tersebut mencolek saksi mengajak masuk lagi
kedalam akan tetapi saksi masih diam lalu terdakwa mengatakan kepada saksi
“Masuklah” setelah itu saksi masuk lagi kedalam kamar bersama dengan tamu
tersebut. setelah sampai dikamar saksi langsung membuka baju saksi kemudian
saksi duduk dikasur setelah itu tamu tersebut membuka pakaian juga. Kemudian
Saksi langsung mengambil posisi telentang dan tamu tersebut langsung menindih
badan Saksi dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan Saksi baru sekali
goyang tamu tersebut ingin kencing. Kemudian tamu tersebut pergi keluar kamar
untuk kencing. Setelah itu tamu tersebut masuk kembali kedalam kamar. Sedangkan
posisi Saksi masih terlentang kemudian pada saat akan melanjutkan kembali
kemaluan tamu tersebut tidak hidup lagi;

Hal 10 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 27
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa kemudian terdakwa berteriak ada “RAZIA” kemudian Saksi langsung
memakai pakaian dan lari keluar kebelakang masuk kerumah orang dan meminta
minum setelah itu polisi datang dan Saksi dipanggil kemudian diamankan dan
dibawa ke polda Bengkulu;
Atas keterangan saksi yang dibacakan tersebut diatas, Terdakwa menyatakan tidak
keberatan;
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis Hakim
terhadap Terdakwa untuk mengajukan saksi yang meringankan ( a de charge ) dan alat-
alat bukti-bukti lainnya, Terdakwa menyatakan tidak akan mengajukan saksi yang
meringankan ( a de charge ) dan alat-alat bukti lainnya;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah didengar pula keterangan Terdakwa yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
 Bahwa Terdakwa diperiksa dan dimintai keterangan karena terdakwa telah
menyediakan pekerja seks komersial (PSK) di warung tempat terdakwa
berjualan minuman tuak;
 Bahwa Terdakwa ditangkap oleh Polisi pada hari Jumat tanggal 03 Mei 2019
sekitar pukul 22.30 Wib di warung milik terdakwa yang beralamat di Jalan Dua Jalur Kel.
Bentiring Kota Bengkulu;
 Bahwa Terdakwa ditangkap oleh Polisi pada saat sedang menjaga warung milik
terdakwa dan menunggu tamu / pengunjung yang datang ke warung;
 Bahwa ada tiga orang yang bekerja di warung milik Terdakwa yaitu perempuan yang
bernama :
- AYU WIJAYANTI, 24 tahun, PSK, tinggal di daerah Talang Kering Kel. Bentiring Kota
Bengkulu.
- AMEL, 32 tahun, PSK, Rawa Makmur Kota Bengkulu.
- Belum diketahui namanya karena baru mau bekerja.
 Bahwa saksi Ayu Wijayanti bekerja di warung milik terdakwa sejak warung tersebut
berdiri yaitu Bulan Januari 2019, sedangkan AMEL bekerja sejak seminggu yang lalu dan
satu orang perempuan lagi yang belum tersangka kenali namanya baru dua malam
datang untuk bekerja;
 Bahwa pekerjaan yang harus dilakukan oleh tiga orang perempuan yang bekerja di
warung Terdakwa tersebut adalah melayani tamu yang datang, yaitu menemani tamu
minum tuak, menemani tamu karaoke dan melayani tamu berhubungan seks;

Hal 11 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 28
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
 Bahwa imbalan/ bayaran dari pekerjaan mereka adalah uang tunai yang diberikan oleh
tamu yang menggunakan jasa mereka dalam berhubungan seks dan Terdakwa tidak
ada memberikan gaji / bayaran kepada mereka;
 Bahwa tiga orang perempuan yang bekerja di warung milik Terdakwa tersebut
tidak menerima upah/imbalan dari menemani tamu minum dan menemani tamu
karaoke tetapi mereka menerima upah/bayaran dari tamu yang melakukan hubungan
seks dengan mereka sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah).
 Bahwa Terdakwa menyediakan minuman berupa BIR dan tuak serta meja kursi
untuk minum, dan Terdakwa menyediakan alat-alat karaoke serta kamar tidur berikut
dengan kasur dan bantal untuk tamu yang mau berhubungan seks dengan permpuan
yang bekerja di warung terdakwa tersebut di atas;
 Bahwa Terdakwa mendapatkan keuntungan dari menjual bir dan tuak tetapi
tidak mendapatkan keuntungan dari fasilitas karaoke di warung milik terdakwa dan
terdakwa juga mendapatkan bayaran dari perempuan yang bekerja sebagai Pekerja
Seks Komersial (PSK) sebagai biaya sewa kamar yang digunakan untuk melakukan
hubungan seks;
 Bahwa Terdakwa menerima imbalan berupa bayaran dari perempuan Pekerja
Seks Komersial (PSK) yang melakukan hubungan seks di dalam kamar yang terdakwa
sediakan di dalam warung sebesar Rp. 25.000,-( dua puluh lima ribu rupiah) sampai
dengan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk sekali melakukan hubungan seks.;
 Bahwa pada saat polisi melakukan penggerebekan di warung milik terdakwa
ada perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang sedang melakukan hubungan seks
dengan tamunya yaitu saksi Ayu Wijayanti dengan tamunya yang tidak terdakwa kenali
namanya tetapi Terdakwa masih ingat wajahnya;
 Bahwa Terdakwa sudah ada menerima uang bayaran/imbalan dari tamu yang
melakukan hubungan seks dengan saksi Ayu Wijayanti sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus
lima puluh ribu rupiah) yang mana uang itu sudah Terdakwa beritahu kepada saksi Ayu
Wijayanti bahwa jatah untuknya Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)
sedangkan sisanya Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) tidak terdakwa beritahukan
kepada saksi Ayu Wijayanti dan Terdakwa ambil untuk diri Terdakwa dan uangnya
sudah disita oleh Polisi saat dilakukan penggerebekan;
 Bahwa sejak warung milik Terdakwa tersebut didirikan Terdakwa perkirakan sudah
menerima sekitar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari pekerja yang bekerja di warung
saksi;

Hal 12 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 29
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
 Bahwa cara pembagian uang hasil melayani tamu yang berhubungan seks dengan
perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bekerja di warung milik Terdakwa
tersebut adalah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu) untuk Terdakwa selaku pemilik warung
dan yang menyediakan fasilitas untuk melakukan hubungan seks berupa kamar, kasur,
sprai dan bantal dan sisanya adalah untuk perempuan Pekerjaannya;.
Menimbang, bahwa telah diperiksa adanya barang bukti berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000, - ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dengan

rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7 (tujuh) lembar.
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink.
- 1 (satu) buah BH warna Hitam
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi, keterangan Terdakwa,
serta barang bukti, maka Majelis menemukan fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa berawal sekira jam 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya
bekerja diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib
datang dua orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada
perempuan yang bisa diajak berhubungan seks dan terdakwa jawab “itu ada dua
orang” sambil menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah
satu dari laki-laki tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa
tarif sekali berhubungan seks lalu terdakwa jawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah) kemudian saksi Anggi menyerahkan uang sebesar Rp. 350.000,-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang sebesar Rp. 350.000.-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan selanjutnya terdakwa
mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut ingin ngamar dengan
saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp. 150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah) kemudian saksi Ayu bersama dengan saksi Anggi
berjalan masuk kedalam kamar sesampainya dikamar saksi Ayu langsung membuka
baju lalu saksi Ayu duduk dikasur selanjutnya tamu tersebut (saksi Anggi) membuka
pakaian juga dan saksi Ayu mengambil posisi telentang dan tamu tersebut langsung
menindih badan saksi Ayu dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi
Ayu dan menggoyangnya namun tiba-tiba datang tim dari Polda Bengkulu
(sebelumnya telah mendapatkan informasi dari masyarakat akan adanya

Hal 13 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 30
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tindak pidana perdagangan orang dikawasan tersebut) yang langsung
mengamankan terdakwa dan saksi Ayu;
- Bahwa Terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel
untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran;
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana dengan sengaja menyebabkan atau
memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain dan menjadikannya
sebagai pencarian atau kebiasaan tersebut meresahkan masyarakat dan tidak
memiliki izin dari pejabat yang berwenang.
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, selebihnya
menunjuk kepada Berita Acara Pemeriksaan Persidangan dalam perkara ini yang sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan apakah Terdakwa telah
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan tindak pidana,
maka perbuatan orang tersebut haruslah memenuhi seluruh unsur-unsur dari tindak
pidana yang didakwakan kepadanya ;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan
dakwaan alternative, maka Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum
tersebut diatas memilih langsung dakwaan alternatif PERTAMA sebagaimana diatur Pasal
12 Jo Pasal 2 UU No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
5. Setiap Orang;
6. Menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan

cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan


praktik eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan
orang;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut, Majelis akan
mempertimbangkan sebagai berikut :
Ad.1. Setiap Orang ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang adalah orang sebagai
subyek hukum yang dapat melakukan perbuatan pidana;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah menghadapkan
orang yang bernama ROSDIANA Binti SUWIRMAN sebagai pelaku tindak pidana di
persidangan dan setelah identitas Terdakwa diperiksa di persidangan ternyata terdakwa
membenarkan identitasnya dalam Surat Dakwaan,

Hal 14 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 31
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
sehingga Majelis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang dalam perkara ini
adalah Terdakwa ;
Dengan demikian unsur Setiap Orang telah terbukti;
Ad.2. Menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang
dengan cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan orang untuk
meneruskan praktik eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak
pidana perdagangan orang;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dalam “Ekploitasi” dalam pasal ini adalah
tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada
pelacuran, kerja, atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan,
penindasan, pemerasan , pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara
melawan hukum memindahkan atau mentransplansi organ dan/atau jaringan tubuh atau
memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan
keuntungan baik materiil maupun immaterial;
Menimbang, bahwa yang dimaksud “Perdagangan Orang”adalah tindakan
perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan
seseorang dengan ancama kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan,
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang
atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam Negara maupun
antar Negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan terekploitasi
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dipersidangan
berawal sekira pukul 21.00 Wib saksi Ayu Wijayanti Als Ayu datang ke tempatnya bekerja
diwarung remang-remang milik terdakwa kemudian sekitar pukul 22.00 Wib datang dua
orang tamu laki- laki menemui terdakwa dan menanyakan apakah ada perempuan yang
bisa diajak berhubungan seks kemudian terdakwa menjawab “itu ada dua orang” sambil
menunjuk ke arah saksi Ayu Wijayanti dan saksi Amel kemudian salah satu dari laki-laki
tersebut yakni saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menanyakan berapa tarif sekali
berhubungan seks lalu terdakwa menjawab tarifnya Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu
rupiah) kemudian saksi Anggi Kurnia Nurdiansyah menyerahkan uang sebesar Rp.
350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada terdakwa lalu uang sebesar
Rp.350.000.- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut terdakwa simpan selanjutnya
terdakwa mendekati saksi Ayu dan mengatakan bahwa tamu tersebut

Hal 15 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 32
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
ingin ngamar dengan saksi Ayu dan sudah memberikan uang kepada terdakwa sebesar Rp.
150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa terdakwa juga mendapatkan keuntungan dari menjual bir dan
tuak mendapatkan bayaran dari saksi Ayu dan saksi Amel sebagai biaya sewa kamar yang
digunakan untuk melakukan hubungan seks sebesar Rp. 25.000,-( dua puluh lima ribu
rupiah) sampai dengan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk sekali melakukan
hubungan seks;
Menimbang, bahwa sejak warung milik terdakwa tersebut didirikan terdakwa
perkirakan sudah menerima sekitar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari saksi Ayu dan
saksi Amel yang berhubungan seks dengan tamu di warung saksi tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas jelaslah
terdakwa telah mengeksploitasi saksi Ayu Wijayanti dan saksi Pesi Aniza als Amel untuk
mendapatkan keuntungan dari kegiatan pelacuran dan menjadikannya sebagai pencarian;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur memanfaatkan korban tindak pidana
perdagangan orang dengan cara mempekerjakan korban tindak pidana perdagangan
orang untuk meneruskan praktik eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak
pidana perdagangan orang telah terbukti;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan diatas, maka seluruh
unsur Pasal 12 Jo Pasal 2 UU No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang sebagaimana dalam dakwaan Pertama Penuntut Umum telah
terpenuhi semuanya, karena telah terbukti secara sah dan ditambah dengan keyakinan
Majelis Hakim Terdakwa bersalah melakukan perbuatan pidana sebagaimana dalam
dakwaan Penuntut Umum yang diatur dan diancam pidana dalam pasal tersebut;
Menimbang, bahwa sekarang Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah
Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan atas tindak pidana yang telah dilakukan tersebut;
Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan dipersidangan Majelis Hakim tidak
menemukan adanya alasan-alasan pengecualian pidana yang dapat menghilangkan
pertanggungjawaban pidana Terdakwa, maka dengan demikian Terdakwa adalah orang
yang cakap dan mampu bertanggung jawab secara hukum, maka oleh karena itu Terdakwa
harus dinyatakan bersalah atas perbuatan yang didakwakan pada dakwaan Penuntut
Umum;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah

Hal 16 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 33
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan berupa
“MEMANFAATKAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN CARA
MEMPEKERJAKAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG UNTUK
MENERUSKAN PRAKTIK EKSPLOITASI ATAU MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI HASIL
TINDAK PIDANA

PERDAGANGAN ORANG” maka oleh karena itu Terdakwa harus dijatuhi pidana yang
setimpal dengan kadar kesalahannya;
Menimbang, bahwa sebelum menetapkan pidana yang akan dijatuhkan kepada
Terdakwa berdasarkan pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP terlebih dahulu perlu
dipertimbangkan keadaan yang memberatkan dan yang meringankan bagi diri Terdakwa:
Keadaan yang memberatkan
- Perbuatan Terdakwa telah meresahkan masyarakat;
- Perbuatan Terdakwa melanggar norma kesusilaan;

Keadaan yang meringankan

- Terdakwa belum pernah dihukum


- Terdakwa bersikap sopan di persidangan mengakui kesalahannya dan menyesali
perbuatannya;
Menimbang, bahwa selanjutnya setelah dipertimbangkan faktor-faktor tersebut
diatas, dengan memperhatikan tujuan pemidanaan selain memberi efek jera terhadap
Terdakwa juga mendidik agar Terdakwa menyadari dan menginsyafi untuk tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum dikemudian hari;
Menimbang, bahwa mengenai barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000, - ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dengan

rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7 (tujuh) lembar;
Dimana uang tersebut berasal dari tindak pidana maka Majelis Hakim menetapkan uang
tersebut dirampas untuk Negara;
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink;
- 1 (satu) buah BH warna Hitam;

Dimana barang bukti tersebut merupakan sarana/prasarana dalam melakukan tindak


pidana maka Majelis Hakim menetapkan barang bukti tersebut untuk dimusnahkan;

Hal 17 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Halaman 34
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap diri Terdakwa telah dikenakan
penahanan yang sah, maka berdasarkan Pasal 22 ayat (4) KUHAP maka masa penahanan
dan penangkapan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap diri
Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka Terdakwa dinyatakan tetap berada dalam
tahanan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana dan sebelumnya
Terdakwa tidak mengajukan permohonan pembebasan dari pembayaran biaya perkara
maka sesuai dengan Pasal 197 ayat (1) huruf I KUHAP jo Pasal 222 ayat
(1) KUHAP maka kepadanya harus pula dihukum untuk membayar biaya perkara yang
timbul;
Memperhatikan, Pasal 12 Jo Pasal 2 UU Nomor. 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
MENGADILI:
7. Menyatakan Terdakwa ROSDIANA Binti SUWIRMAN tersebut diatas telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “MEMANFAATKAN
KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN CARA MEMPEKERJAKAN
KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG UNTUK MENERUSKAN PRAKTIK
EKSPLOITASI ATAU MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI HASIL TINDAK PIDANA

PERDAGANGAN ORANG” sebagaimana dalam dakwaan Pertama;

8. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (Tiga) Tahun

dan pidana denda sebesar Rp. 120.000.000.000,- (Seratus dua puluh juta rupiah)
dengan ketentuan jika denda tidak dibayar harus diganti dengan pidana penjara selama
3 (tiga) bulan;
9. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
10. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
11. Menetapkan barang bukti berupa :
- Uang kertas tunai sebesar Rp 350.000, - ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dengan

rincian pecahan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebanyak 7 (tujuh)
lembar;
Dirampas untuk negara;

Halaman 35
Halaman 36
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- 1 (satu) lembar Seprai motif bunga warna pink;
- 1 (satu) buah BH warna Hitam;

Dirampas untuk dimusnahkan


12. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara
sejumlah Rp.2.000,00 (dua ribu rupiah).
Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Bengkulu pada hari Jumat, tanggal 30 Agustus 2019 oleh Fitrizal
Yanto S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Zeni Zenal Mutaqim, S.H., M.H., dan Dwi
Purwanti, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan tersebut di ucapkan
pada hari Senin Tanggal 2 September 2019 dalam persidangan yang terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi Hakim – Hakim anggota
tersebut diatas dengan di bantu oleh Bobi Iskandardinata, S.H, M.H. Panitera
Pengganti pada Pengadilan Negeri Bengkulu dengan dihadiri oleh Depa Sulistini,
S.H.,M.H. Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bengkulu, dihadapan Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua ,

Zeni Zenal Mutaqim. S.H., M.H. Fitrizal Yanto, S.H.

Dwi Purwanti, S.H.,

Panitera Pengganti,

Bobi Iskandardinata, S.H, M.H.


Hal 19 dari 19 hal Putusan Pidana Nomor 313/Pid.Sus/2019/PN Bgl

Anda mungkin juga menyukai