A. Identitas Terpidana:
B. Dakwaan:
Atau
Kedua : Diatur dan diancam dalam Pasal 378 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana juncto Pasal 56 Ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana;
Atau
Ketiga : Diatur dan diancam dalam Pasal 385 Ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana juncto Pasal 56 Ayat (2)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
1
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ketut Neli Asih, S.H., berupa pidana
penjara selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan dikurangi selama Terdakwa
berada dalam tahanan dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan;
4. Menetapkan agar Terdakwa Ketut Neli Asih, S.H., membayar biaya perkara
sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);
1. Menyatakan Terdakwa Ketut Neli Asih, S.H., tersebut diatas, telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sengaja
memberi kesempatan atau sarana dalam tindak pidana penipuan” sebagaimana
dalam dakwaan kedua Penuntut Umum;
2
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 1 (satu) tahun dan 4 (empat) bulan;
1. Menerima permintaan banding dari Terdakwa Ketut Neli Asih, S.H. tersebut;
3
2. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor
196/Pid.B/2019/PN Dps tanggal 25 April 2019 yang dimohonkan banding
tersebut sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa sehingga
amarnya berbunyi berikut:
- Bahwa berdasarkan hukum secara fakta hukum dan fakta yuridis permohonan
peninjauan kembali beralasan untuk dikabulkan;
- Bahwa sesuai fakta hukum, maka tentang kerugian saksi korban Marhendro
Anton Inggriyono yang dirugikan oleh saksi Gunawan Priambodo yang tidak
melakukan prestasi/kewajibannya atau wanprestasi ternyata Terdakwa yang
diproses hukum pidana, padahal sesuai fakta persidangan Terdakwa sama
sekali tidak memperoleh keuntungan atas transaksi pembuatan surat kuasa akte
jual beli tanah di Paradise Loft, melainkan yang memperoleh keuntungan
adalah saksi Gunawan Priambodo sesuai laporan polisi yang dibuat oleh saksi
korban yang melaporkan saksi Gunawan Priambodo, bukan melaporkan
Terdakwa;
- Bahwa dalam kasus a quo, penerapan hukum formil sama pentingnya dengan
hukum materiil, artinya dari proses penyidikan Terdakwa sama sekali tidak
dilaporkan oleh saksi korban, tetapi yang dilaporkan adalah saksi Gunawan
4
Priambodo, karena pihak yang bertransaksi dengan saksi korban adalah saksi
Gunawan Priambodo, bukan Terdakwa.
- Bahwa penerapan Pasal 56 KUHP tentang “Pembantuan” maka proses
hukumnya adalah pelaku utama dulu diproses sebagaimana dilaporkan oleh
saksi korban, bukan “pembantuan” sebagaimana dalam kasus a quo, karena
saksi Gunawan Priambodo hadir sebagai saksi di persidangan sebagai Pihak
yang merugikan saksi korban, pembantuannya dapat disidangkan kecuali bila
pelaku utama (pihak yang dibantu) statusnya dalam Daftar Pencarian Orang
(DPO).
- Bahwa walaupun Terdakwa diduga telah lalai dalam proses membuat akta
kuasa penjual tanah antara saksi korban dengan saksi Gunawan Priambodo, hal
tersebut merupakan ranah administratif selaku Notaris/PPAT bukan ranah
pidana.
- Bahwa alasan-alasan PK telah memenuhi ketentuan Pasal 263 Ayat (1) dan
Pasal 263 Ayat (2) KUHAP dengan ditemukan adanya kekeliruan nyata dan
kekhilafan Hakim sehingga berdasarkan hukum untuk mengabulkan permonan
PK dari Terpidana Ketut Neli Asih, S.H., selaku pemohon PKyang diatur oleh
hukum sehingga berdasarkan hukum untuk dikabulkan permohonan PK.
5
huruf b angka (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP terdapat
cukup alasan untuk membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor
27/Pid/2019/PT DPS tanggal 27 Juni 2019 tersebut dan Mahkamah Agung akan
mengadili kembali perkara tersebut dengan amar seperti yang akan disebutkan di
bawah ini:
2. Bahwa tidak ada kekhilafan atau kekeliruan yang nyata dari Putusan
Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 196/Pid.B/2019/PN Dps tanggal 25
April 2019 juncto Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor
27/Pid/2019/PT DPS tanggal 27 Juni 2019, karena judex facti telah
mempertimbangkan keterangan saksi-saksi, keterangan Terpidana dan
surat-surat yang diajukan dalam persidangan, terbukti hal-hal sebagai
berikut;
3. Bahwa pada saat Terpidana dan para pihak (saksi korban dan saksi
Gunawan Priambodo) menandatangani akta kuasa menjual atas tanah yang
dimaksud dalam SHGB nomor 7062, SHGB nomor 7062 tidak ada pada
Terpidana. Pembuatan akta kuasa menjual tersebut hanya berdasarkan kopi
sertifikat nomor 7062, PPJB dan akta kuasa menjual yang dibuat 2 (dua)
tahun lalu yang dibuat oleh Notaris Putu Trisna Rosilawati;
5. Bahwa dengan hanya menunjukkan kopi sertifikat tanah dan akta kuasa
menjual tanpa menunjukkan aslinya tentu obyek dalam akta kuasa menjual
menjadi tidak jelas tanahnya, jika transaksi atau pembuatan akta tidak jelas
6
keberadaannya seharusnya Terpidana menolak atau menunda hingga
SHGB nomor 7062 tersebut diserahkan oleh saksi Gunawan kepada
Terpidana;
6. Bahwa alasan pemohon peninjauan kembali hanya pengulangan
pembelaan (pledooi) Terpidana;
MENGADILI
MENGADILI KEMBALI
7
- 1 (satu) lembar surat keterangan lunas yang dibuat di Notaris Triska
Damayanti, S.H.;
- 1 (satu) bundle PPJB Nomor 6 tanggal 26 April 2016;
- 1 (satu) bundle Akta Pembatalan nomor 18 tanggal 13 Agustus 2016;
- 1 (satu) bundle PPJB nomor 28 tanggal 13 Agustus 2016;