terhadap
Jo.
Jo.
Terdakwa
1
Jakarta, 16 Juni 2011
Kepada Yth.,
KETUA MAHKAMAH AGUNG RI
Jl. Medan Merdeka Utara No. 9-13
Jakarta Pusat,-
Melalui Yth.,
Dengan hormat,
MENGADILI
MENGADILI
3
- Menetapkan agar Terdakwa ditahan;
MENGADILI
- Fotokopi Akta Jual Beli Tanah dengan luas 265 m2 dibuat Berlin
Nadeak selaku PPAT kota Dumai tanpa Nomor, tanggal, bulan,
tahun dan tidak tertera tanda tangan Berlin Nadeak, S.H., selaku
Pejabat Pembuatan Akta Tanah yang tertera tanda tangan (pihak
pertama) di atas meterai Rp.6.000,- atas nama Ir. Bulan Sitepu,
persetujuan istri bernama Rosta Tarigan dan tanda tangan
pembeli (pihak kedua) an. Acu Budi;
- …dst…;
4
6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).
I. PENDAHULUAN
Bahwa sebelum kami menyampaikan Dasar dan Alasan PEMOHON PK
mengajukan Permohonan Peninjauan Kembali ini, terlebih dahulu kami
uraikan Analisa Fakta-Fakta Yang Terungkap di muka Persidangan dalam
perkara a quo pada Pengadilan Negeri Dumai dihubungkan dengan
Dakwaan Penuntut Umum dengan harapan dapat dipertimbangkan oleh
Majelis Hakim Agung Peninjauan Kembali yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo, sebagai berikut:
- Bahwa waktu itu Soin memberitahu saksi kalau ada orang yang
mau menjual tanah di Kelakap Tujuh, tanah itu milik Bulan
Sitepu yang telah dikuasakan kepada Iwan CHK dengan ukuran
110 m x 65 m;
- Bahwa yang membeli tanah itu Awaludin alias Kian Hua, Soin,
Jenius Gunawan, Asmadi Hartono, dan pada saat itu ada
kesepakatan penjual dengan pembeli untuk dibuat surat atas
nama masing-masing pembeli tanah tersebut, lalu Iwan CHK
berjanji akan membuat pecahan masing-masing nama pembeli
di Notaris Berlin Nadeak, S.H.;
7
4) Saksi Soin alias A In (vide PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
DUMAI Nomor: 126/Pid/B/2009/PN.DUM., tanggal 04 Agustus
2009, halaman 19, poin 1 s/d 3), yang menyatakan:
- Bahwa pada saat Iwan CHK datang ke rumah saksi dia tidak
membawa surat-surat tanah itu, dan waktu itu Iwan CHK
berkata kepada saksi kalau dia sudah menerima kuasa untuk
menjual tanah di Kelakap Tujuh Kel. Ratu Sima Kec. Dumai
Barat Kota Dumai dari pemilik tanah yang bernama Bulan
Sitepu, kalau tidak percaya tanyakan sama Notaris Berlin
Nadeak, S.H.;
- Bahwa pada waktu itu saksi tidak melihat surat kuasa dari
Pemilik tanah kepada Iwan CHK, terdakwa saat itu hanya
membacakan saja di kantornya dan surat kuasa itu adalah
surat kuasa no. 59;
9
Sima Kec. Dumai Barat Kota Dumai adalah pada waktu Iwan
CHK bersama Terdakwa pergi ke Jakarta;
“…Pada bulan Juli 2003 Terdakwa Berlin Nadeak, S.H., menelepon saksi
Awaludin yang mengatakan bahwa Terdakwa Berlin Nadeak, S.H.,
bersama saksi Iwan CHK mau berangkat ke Jakarta membawa Akta Jual
Beli tanah tersebut untuk ditandatangani Bulan Sitepu dan Terdakwa
meminta uang pembayaran tanah guna pengurusan surat-surat ke
Jakarta sehingga saksi Awaludin pada tanggal 21 Juli 2003 membayar
kepada saksi Iwan CHK sebesar Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh
juta rupiah) dengan kwitansi tertanggal 21 Juli 2003…”;
11
6. Bahwa kami SANGAT SEPENDAPAT dengan PERTIMBANGAN
HUKUM Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Dumai sebagaimana
diuraikan dalam PUTUSAN PENGADILAN NEGERI DUMAI Nomor:
126/Pid/B/2009/PN.DUM., tanggal 04 Agustus 2009, halaman 48 s/d 54,
yang menyatakan:
a. Bahwa di dalam Pasal 378 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP dalam Surat Dakwaan ada unsur delik yang ditekankan
Jaksa Penuntut Umum yang kalimatnya berbunyi “apakah ini
sudah tidak ada masalah Pak, apa surat Kuasa Jual Beli dan
Pengikatan Jual Belinya tidak ada masalah” dijawab oleh
Terdakwa “tidak ada masalah surat-suratnya sudah cukup
kuat dimana pengurusan Sertifikat Hak Milik hingga Balik
Nama saya langsung mengurusnya jadi tidak perlu ragu dan
kalau mau bayar pelunasannya juga boleh”;
2) Bahwa didalam Pasal 378 KUHP yang menjadi inti delik (Bestandel
Delik) adalah “Dengan tipu muslihat ataupun rangkaian
kebohongan untuk menggunakan orang lain” sedangkan di dalam
Pasal 372 KUHP yang menjadi inti delik adalah dengan sengaja dan
melawan hukum memiliki barang yang seluruhnya atau
sebahagiaan kepunyaan orang lain yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan:
12
- HR 01 Nopember 1930, menggunakan selembar cek yang
diketahuinya bahwa cek tersebut tidak ada dananya;
- Pada waktu itu saksi Iwan CHK menawarkan harga tanah sebesar
Rp.450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah) permeter dan
kemudian disepakati sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu
rupiah) per meter dan Biaya Balik Nama di tanggung Pembeli hal
ini pun tanpa mengikutsertakan Terdakwa;
- Bahwa tanah yang dibeli saksi Awaludin, dkk adalah seluas 110 x
65 m dan Sertifikat Hal Milik 391 atas nama Bulan Sitepu yang
keseluruhannya + 18.689 M2;
- Bahwa sedangkan sisa tanah dari Hak Milik 391 dijual saksi Iwan
ke Handoko Nusantara melalui Akta Notaris yang dibuat oleh
Terdakwa ;
14
- Bahwa mengenai akta-akta yang masih berupa blanko yang
sudah ditandatangani Penjual dan Pembeli namun belum diberi
nomor, tanggal dan bulan serta tahun serta belum ditandatangani
Terdakwa sebagai Notaris adalah merupakan Akta sebagai
persiapan dalam hal seperti itu lumrah terjadi, yang mana proses
tersebutakan dilanjutkan apabila pembayaran harga tanah sudah
dilunasi kepada Bulan Sitepu sebagai Pemilik Tanah, namun oleh
karena uang harga tanah Sertifikat Hak Milik 391 yang sudah
dipecah menjadi Hak Milik No. 391 (sebagian dibeli Handoko
Nusantara), Hak Milik 360 s/d Hak Milik 264 belum diserahkan
Iwan CHK (Saksi/Terdakwa dalam berkas tersendiri) kepada
Pemilik Tanah (Bulan Sitepu/Rosta tarigan) maka hal; tersebut
tidak bisa dilanjutkan prosesnya karena apabila Terdakwa
melanjutkan maka kesalahan itu ada pada Terdakwa;
15
3. adanya perbuatan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
pidana (toeringkeningvanbaar heids);
- Bahwa Rosta Tarigan memiliki tanah seluas 3,6 hektar di Kelakap Tujuh
Kelurahan Ratu Sima Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai dengan
Sertifikat No. 391, 392, 393;
- Bahwa Sertifikat No. 391 atas nama Mesta Tarigan dan Johanes Ginting,
No. 392 atas nama Rosta Tarigan dan No. 393 atas nama Bulan Sitepu;
- Bahwa pembicaraan Iwan CHK dengan Bulan Sitepu waktu itu adalah
Bulan Sitepu mengatakan kepada Iwan CHK kalau Bulan Sitepu
memiliki tanah di Kelakap Tujuh Kelurahan Ratu Sima Kecamatan
Dumai Barat Kota Dumai, KALAU COCOK HARGANYA DIJUALKAN
SAJA, kemudian Iwan CHK dan Bulan Sitepu mengadakan perjanjian
dimana Bulan Sitepu mengatakan kepada Iwan CHK semua tanah
miliknya yang terletak di Kelakap Tujuh Kelurahan Ratu Sima
Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai, mau dijual dengan harga
keseluruhan sebesar enam milya rupiah lebih;
- Bahwa Iwan CHK bersama dengan Berlin Nadeak, S.H pergi ke Jakarta
bersama dalam rangka menemui Bulan Sitepu untuk pengurusan surat-
16
surat tanah yang terletak di Kelakap Tujuh Kelurahan Ratu Sima
Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai;
- Bahwa pada waktu itu Iwan CHK datang menemui Rosta Tarigan,
menanyakan tanah Rosta Tarigan yang terletak di Kelakap Tujuh
Kelurahan Ratu Sima Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai kalau mau
dijual maka Iwan CHK yang akan menjual;
- Bahwa atas kesepakatan Rosta Tarigan dengan Iwan CHK saat itu
harga tanah per meternya senilai Rp. 284.000,- (dua ratus delapan puluh
empat ribu rupiah);
- Bahwa setelah ada kesepakatan harga tanah itu, Iwan CHK dan
Terdakwa datang ke rumah Rosta Tarigan di Jakarta;
- Bahwa yang mau menjualkan tanah milik Bulan Sitepu adalah Iwan CHK
sendiri;
17
meternya, kemudian terjadilah tawar menawar dan Iwan CHK
mengatakan, jadi harga per meternya waktu itu adalah Rp.400.000,-;
- Bahwa setelah Iwan CHK dan Terdakwa pulang dari Jakarta kemudian
Iwan CHK pergi ke Kantor Notaris Berlin Nadeak, S.H., dan yang ada di
Kantor Notaris itu adalah Iwan CHK, Awaludin alias Kian Hua, So In, A
Seng dan Berlin Nadeak, S.H., untuk membicarakan harga tanah
permeternya yang ditawarkan Iwan CHK sebesar Rp.450.000,- akhirnya
disepakati harga per meternya Rp.400.000,-;
- Bahwa pada saat Iwan CHK datang ke rumah So in alias A in dia tidak
membawa surat-surat tanah itu, dan waktu itu Iwan CHK berkata kepada
So in alias A in kalau dia sudah menerima surat kuasa untuk
menjual tanah di Kelakap Tujuh Kelurahan Ratu Sima Kecamatan
Dumai Barat Kota Dumai dari pemilik tanah yang bernama Bulan
Sitepu;
- Bahwa A Seng tahu Iwan CHK mendapat kuasa untuk menjual tanah
Bulan Sitepu yang terletak di Kelakap Tujuh Kelurahan Ratu Sima
Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai adalah pada waktu Iwan CHK
bersama Terdakwa (Berlin Nadeak, S.H.) pergi ke Jakarta;
18
- Bahwa pada pertemuan pertama belum ada pembayaran, dan pada hari
itu juga dibuatkan Ikatan Jual Beli antara Awaludin alias Kian Hua
dengan Iwan CHK;
- Bahwa pada saat itu AWALUDDIN tidak melihat surat kuasa dari Pemilik
tanah kepada Iwan CHK, Terdakwa saat itu hanya membacakan saja
di Kantornya dan surat kuasa itu adalah surat kuasa no. 59;
- Bahwa benar tanda tangan Rosta Tarigan dan suami Rosta Tarigan
pada Akta Jual Beli Tanah dengan ukuran 40 m x 53,3 m atas nama
Awaludin yang tidak ada nomor dan tanggalnya tersebut;
- Bahwa saat itu di Jakarta Rosta Tarigan dan Suami Rosta Tarigan
menandatangani 2-3 buah Blangko Akta Jual Beli kosong;
- Bahwa uang penjualan tanah yang telah diterima Rosta Tarigan adalah
pertama sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), kedua
sebesar Rp.1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah), ketiga
sebesar Rp.600.000.000,- (enam ratus juta rupiah);
- Bahwa Wati adalah anak dari Iwan CHK dan Wati mempunyai dua
rekening yaitu rekening BNI 46 cabang Dumai yang sudah di blokir serta
rekening Bank Mandiri cabang Dumai sejak tahun 2002 yang masih
berlaku sampai sekarang;
- Bahwa menurut Bapak Wati (Iwan CHK) uang yang masuk rekening
Wati sebesar Rp.1.500.000.000 (satu milyar lima ratus juta rupiah)
adalah dari Awaludin alias Kian Hua;
- Bahwa selain itu ada juga uang masuk ke rekening Wati sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), Rp.900.000.000,- (sembilan
ratus juta rupiah) dan Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);
20
- Bahwa Bapak Wati (Iwan CHK) menyuruh Wati untuk mentransfer uang
itu ke nomor rekening Ibu Rosta Tarigan;
- Bahwa waktu itu Wati mengirim ke nomor rekening Ibu Rosta Tarigan
sebesar 1 (satu) milyar lebih kemudian saksi mengirimkan uang lagi
kepada Ibu Rosta Tarigan dengan menggunakan Giro sebesar 1 (satu)
milyar lebih;
- Bahwa total uang Awaludin alias Kian Hua yang masuk ke nomor
rekening Wati sebesar Rp.2.860.000.000,- (dua milyar delapan ratus
enam puluh juta rupiah);
- Bahwa jumlah uang keseluruhan yang Wati terima dari Awaludin alias
Kian Hua dan Handoko Nusantara ada sekitar Rp.4.160.000.000,-
(empat milyar seratus enam puluh juta rupiah), dan Wati menyetor uang
penjualan tanah milik Bulan Sitepu ke rekening Rosta Tarigan sebesar
Rp.2.860.000.000,- (dua milyar delapan ratus enam puluh juta rupiah),
sisa uang itu dipergunakan oleh Bapak Wati (Iwan CHK)
untuk usaha CPO;
21
- Bahwa uang yang diterima Iwan CHK dari Awaludin alias
Kian Hua sebesar Rp.2.860.000.000,- dan dari Handoko
Nusantara Rp.1.500.000.000,-
4. Bahwa BENAR yang mau menjualkan tanah milik Bulan Sitepu adalah
Iwan CHK sendiri;
10. Bahwa BENAR Handoko Nusantara membeli tanah itu dan membayar
kepada Iwan CHK sebesar Rp.1.300.000.000,- (satu milyar tiga ratus
juta rupiah);
11. Bahwa BENAR uang penjualan tanah yang telah diterima Rosta
Tarigan adalah pertama sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
23
rupiah), kedua sebesar Rp.1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta
rupiah), ketiga sebesar Rp.600.000.000,- (enam ratus juta rupiah);
12. Bahwa BENAR Wati adalah anak dari Iwan CHK dan Wati mempunyai
dua rekening yaitu rekening BNI 46 cabang Dumai yang sudah di blokir
serta rekening Bank Mandiri cabang Dumai sejak tahun 2002 yang
masih berlaku sampai sekarang;
14. Bahwa BENAR Wati juga terima uang dari Handoko Nusantara di
Pekanbaru sebesar Rp.1.300.000.000,- (satu milyar tiga ratus juta
rupiah) yang pembayarannya dilakukan sebanyak 2 (dua) kali;
15. Bahwa BENAR jumlah uang keseluruhan yang Wati terima dari
Awaludin alias Kian Hua dan Handoko Nusantara ada sekitar
Rp.4.160.000.000,- (empat milyar seratus enam puluh juta rupiah), dan
Wati menyetor uang penjualan tanah milik Bulan Sitepu ke rekening
Rosta Tarigan sebesar Rp.2.860.000.000,- (dua milyar delapan ratus
enam puluh juta rupiah), sisa uang itu dipergunakan oleh
Bapak Wati (Iwan CHK) untuk usaha CPO;
17. Bahwa Bapak Wati (Iwan CHK) meminta uang dari Wati
sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah),
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), Rp.100.000.000,-
(seratus juta rupiah) untuk bisnis CPO;
18. Bahwa total uang yang diterima Iwan CHK dari penjualan
tanah ada Rp.4.700.000.000,- (empat milyar tujuh ratus juta
rupiah) dan tidak semuanya Iwan CHK setorkan kepada
Bulan Sitepu;
19. Bahwa uang yang Iwan CHK setorkan kepada Istri Bulan
Sitepu yang bernama Rosta Tarigan sebesar
Rp.2.860.000.000,- dan sisanya saksi gunakan untuk
usaha minyak CPO;
24
20. Bahwa BENAR AWALUDDIN merasa ditipu oleh Iwan CHK, saat
AWALUDDIN membeli tanah Bulan Sitepu akan tetapi surat tanah itu
tidak diberikan kepada AWALUDDIN sehingga AWALUDDIN merasa
dirugikan;
d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya…”;
- “Bayar saja kepada Iwan CHK karena Iwan CHK sudah menerima
kuasa dari pemilik tanah yaitu Bulan Sitepu dan surat kuasa sudah
cukup kuat” (hal. 11);
- Bahwa pada saat itu Awaluddin tidak melihat surat kuasa dari
pemilik tanah kepada Iwan CHK, Terdakwa saat itu hanya
membacakan saja di Kantornya dan surat kuasa itu adalah
surat kuasa no. 59 (halaman 12, Keterangan Saksi Awaludin
alias Kian Hua);
28
- Bahwa saat itu Iwan CHK MENUNJUKKAN Sertifikat tanah
dan KUASA MENJUAL TANAH kepada Handoko Nusantara,
namun Handoko Nusantara tetap keberatan untuk membeli
tanah itu sebelum dibalik nama ke Iwan CHK (halaman 21,
Keterangan Saksi Handoko Nusantara);
29
JUDEX FACTIE TINGKAT PERTAMA MEMORI PK ini, yang pada
pokoknya menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
- BAHWA DARI URAIAN DI ATAS, TERLIHAT JELAS BAHWA
JUAL-BELI TANAH MEMANG BENAR ADANYA, AKAN TETAPI
OLEH IWAN CHK, UANG PENJUALAN TANAH TIDAK
DISERAHKAN SELURUHNYA KEPADA PEMILIK TANAH
NAMUN IWAN CHK MALAH MENGGUNAKAN SEBAGIAN
UNTUK USAHA/BISNIS CPO YANG KEMUDIAN MENGALAMI
KERUGIAN, SEHINGGA IWAN CHK TIDAK DAPAT
MENYERAHKAN SELURUH UANG PENJUALAN TANAH MILIK
ROSTA TARIGAN KEPADA ROSTA TARIGAN SEHINGGA
ROSTA TARIGAN MEMBATALKAN SEMUA PROSES JUAL-
BELI YANG TELAH DISETUJUI SEBELUMNYA, YANG
AKIBATNYA MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PARA PEMBELI
(IN CASU SAKSI AWALUDDIN);
30
1. Bahwa Judex Factie Tingkat Pertama telah memperlihatkan suatu
kekhilafan atau suatu kekeliruan dalam menerapkan HUKUM
PEMBUKTIAN (vide: Pasal 185 ayat (6) KUHAP) dalam memeriksa
dan mengadili perkara a quo, khusunya terhadap Unsur “Secara
melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat
palsu, dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya atau supaya memberi utang ataupun menghapuskan
piutang”;
32
- Menimbang, bahwa dari pertimbangan di atas maka Majelis
berkeyakinan saksi Iwan CHK mendapat kuasa dari Ir. Bulan
Sitepu stelah saksi Iwan CHK dan Terdakwa pergi ke Jakarta,
tidak pada saat transaksi tanggal 08 Juni 2003;
- Bahwa setelah ada kesepakatan harga tanah itu, Iwan CHK dan
Terdakwa datang ke rumah Rosta Tarigan di Jakarta (halaman
24 Putusan Judex Factie: Keterangan Saksi Rosta Tarigan);
33
- Bahwa yang mau menjualkan tanah milik Bulan Sitepu adalah
Iwan CHK sendiri (halaman 28 Putusan Judex Factie:
Keterangan Saksi Iwan CHK);
34
Kian Hua (halaman 19 Putusan Judex Factie: Keterangan
Saksi So In alias A In);
35
- Bahwa pada pertemuan pertama belum ada pembayaran, dan
pada hari itu juga dibuatkan Ikatan Jual Beli antara Awaludin
alias Kian Hua dengan Iwan CHK (halaman 15 Putusan Judex
Factie: Keterangan Saksi A Seng);
- Bahwa pada saat itu AWALUDDIN tidak melihat surat kuasa dari
Pemilik tanah kepada Iwan CHK, Terdakwa saat itu hanya
membacakan saja di Kantornya dan surat kuasa itu adalah
surat kuasa no. 59 (halaman 12 Putusan Judex Factie:
Keterangan Saksi Awaludin alias Kian Hua);
36
juta rupiah) (halaman 25 Putusan Judex Factie: Keterangan
Saksi Rosta Tarigan);
- Bahwa Wati adalah anak dari Iwan CHK dan Wati mempunyai
dua rekening yaitu rekening BNI 46 cabang Dumai yang sudah di
blokir serta rekening Bank Mandiri cabang Dumai sejak tahun
2002 yang masih berlaku sampai sekarang (halaman 16
Putusan Judex Factie: Keterangan Saksi Wati);
- Bahwa selain itu ada juga uang masuk ke rekening Wati sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), Rp.900.000.000,-
(sembilan ratus juta rupiah) dan Rp.200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah); (halaman 17 Putusan Judex Factie: Keterangan
Saksi Wati)
5.
6.
7.
8.
39
VI. PENUTUP
Ketua Mahkamah Agung Yang Terhormat,
Majelis Hakim Agung Yang Mulia,
MAKA, berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut di atas, dengan ini
PEMOHON PK memohon kiranya agar Majelis Hakim Agung Yang Mulia
pada Peninjauan Kembali ini yang akan memeriksa dan mengadili perkara ini
berkenan untuk memutus dengan amar sebagai berikut:
Hormat kami,
PENASEHAT HUKUM TERDAKWA
41