Anda di halaman 1dari 4

Koperasi Sebagai Ideologi Ekonomi

KAPITALISME

Ideologi Kapitalisme berkembang seiring dengan revolusi industry, yang mana akumulasi
modal berlangsung secara terus menerus yang didukung oleh perkembangan teknologi.
Berdasarkan akumulasi modal yang terjadi, kapitalisme dibedakan menjadi empat, yaitu
kapitalisme perdagangan, kapitalisme industry, kapitalisme finansial, dan kapitalisme negara.
Dalam ekonomi kapitalis adanya pemisahan antara pemilik, pimpinan serta pengawasan keuangan
perusahaan. Pemilik perusahaan sekaligus bertindak sebagai pimpinan dan pengawasan
perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya yakni kapitalisme modern, sudah ada pemisahan
yang tegas antar pemilik dengan pimpinan perusahaan, seiring dengan munculnya perusahaan-
perusahaan yang berbentuk badan hokum. Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham
sedangkan yang memimpin perusahaan diserahkan kepada orang lain yang dianggap mau dan
mampu memimpin perusahaan tersebut.

Tujuan yang ingin dicapai dalam ideology kapitalisme ini merupakan sebuah kemajuan
besar dalam ekonomi dan juga untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Kapitalisme
memberikan kemungkinan kepada setiap orang untuk bekerja dan berusaha segiat-giatnya agar
memperoleh pendapatan serta keuntungan yang sebesar-besarnya. Kemajuan ekonomi yang
dicapai oleh system perekonomian kapitalisme tidak hanya dipuji oleh orang-orang kapitalis saja,
akan tetapi bahkan diakui pula oleh Karl Marx, salah seorang yang dianggap sebagai penentang
kapitalisme. Kemajuan-kemajuan ekonomi yang dicapai dalam perekonomian kapitalisme
disebabkan beberapa factor, antara lain:

1. Adanya wirausahawan yang bersifat dinamis, yang selalu mencari hal-hal baru yang
mendorong “technological invention” dan “technological innovation”, termasuk
barang-barang baru, alat-alat pengangkutan, organisasi perusahaan, dan lain-lain yang
serba baru.
2. Adanya “profit motive” yang mendorong orang untuk bekerja giat dan tekun mencari
dan menggunakan cara-cara baru dalam proses produksi agar dapat meningkatkan hasil
produksinya dan bekerja dengan efisiensi yang tinggi, sehingga diperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya.
3. Diakuinya hak milik perseorangan sehingga mendorong orang untuk bekerja dan
berusaha agar dapat memiliki barang-barang yang dapat dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan dengan tingkat penggunaan yang hamper-hampir mutlak.
Pengakuan hak milik pribadi dan hak waris mendorong penumpukan kekayaan dan
pemupukan capital serta memungkinkan pemeliharaan barang-barang capital maupun
barang-barang konsumsi akan lebih tahan lama.
4. Adanya persaingan yang bersifat mendorong serta menyeleksi usaha-usaha yang
produktif.

SOSIALISME

Ideologi sosialisme muncul akibat keburukan-keburukan kapitalisme yang individualistis


yang menitikberatkan kepada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya
sosialisme timbul setelah terjadinya kesengsaraan hidup terutama yang disebabkan oleh
kemiskinan. Sejalan dengan itu timbullah pemikiran untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
Menurut Harry de Saint Simon dengan aliran sosialisme utopia, masyarakat harus bekerja untuk
memperbaiki hidupnya. Cara-cara untuk memperbaiki nasib kaum lemah, diantaranya berkaitan
dengan penghasilan dari kerja dan bagian dari keuntungan badan-badan usaha dimana anggota
masyarakat yang bersangkutan bekerja.

Robert Owen dan William King menuliskan cara bagaimana menciptakan suatu
masyarakat yang lebih baik dengan menaikkan atau meningkatkan standar hidup terutama kaum
buruh atau pekerja. Mereka menganjurkan agar kaum buruh atau pekerja membentuk unit-unit
kerjasama yang bersifat koperatif. Koperasi yang dipelopori oleh Owen dan King mengalami
kegagalan, yang kemudian muncul aliran sosialisme yang dikembangkan oleh Marx. Teori
sosialisme Marx tidak berhubungan langsung dengan pembangunan ekonomi melainkan
berhubungan langsung dengan pembangunan ekonomi melainkan terutama berhubungan dengan
pembagian pendapatan dan kekayaan di dalam masyarakat dan mengenai bentuk-bentuk kelas
social. Sejak saat itu koperasi bersamaan dengan lahirnya pikiran-pikiran tentang reformasi
masyarakat yang dipelopori terutama oleh kaum-kaum sosialis. Terdapat dua alasan mengapa
koperasi sangat dipengaruhi oleh gerakan sosialis, yaitu:

a. Koperasi membentuk suatu dasar bagi organisasi kemasyarakat yang berbeda dengan
bentuk dan cita-cita system kapitalis yang dominan berkuasa di negara barat pada waktu
itu. Motif utama system kapitalis ialah memperoleh laba yang sebesar-besarnya. System
ini mengakibatkan para kaum pekerja/buruh semakin tertindas dan miskin
b. Melalui perkumpulan koperasi serta usaha-usaha yang dilakukannya, maka gerakan
sosialis menganggap koperasi sebagai cara praktis bagi kaum masyarakat kecil untuk
melepaskan diri dari rongrongan kaum kapitalis.

Dengan munculnya gerakan koperasi di Eropa membawa perubahan dalam susunan


ekonomi, meningkatkan produksi, serta kemakmuran. Badan-badan koperasi banyak berjasa
dalam memebrantas kesukaran-kesukaran, sedangkan di Asia, orang banyak mulai bekerja kea rah
itu. Hal ini disebabkan karena dalam koperasi berusaha menghubungkan antara produsen degnan
konsumen sedekat mungkin dalam artian yang satu memperhatikan yang lain. Dengan demikian,
koperasi tersebut merupakan perkumpulan para konsumen yang sekaligus juga produsen, atau
koperasi konsumsi akan langsung berhubungan dengan perusahaan yang menghasilkan barang-
barang yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Oleh karena itu, keuntungan tidak semata-mata
jatuh kepada pemilik perusahaan, melainkan sebagian kembali kepada pihak-pihak yang berjasa.
Keuntungan ini tidak hanya jatuh kepada pemilik capital, melainkan lebih merata kepada pihak-
pihak yang relative lebih banyak.

IDEOLOGI KOPERASI

Menurut Moh. Hatta yang merupakan “Bapak Koperasi Indonesia”, Koperasi merupakan
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan
berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’. Dalam hal ini, pelaku utama ekonomi
dalam koperasi adalah konsumen itu sendiri. Konsumen-konsumen tersebut akan sekaligus
menjadi produsen ketika menjalankan koperasi. Inti dari koperasi adalah kerjasama. Koperasi
adalah perkumpulan orang-orang yang mengutamakan pelayanan akan kebutuhan ekonomi para
anggotanya. Keberadaan koperasi timbul atas dasar kebutuhan orang-orang untuk berorganisasi
yang melalui organisasi tersebut para anggota-anggotanya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Pada dasarnya tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota-
anggotanya pada khususnya dan masyarakat daerah kerja koperasi yang bersangkutan. Ini bukan
hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain yang memperkenankan koperasi
tumbuh di negaranya. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan social ekonomi
anggotanya akan lebih mudah diukur apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggotanya
dijalankan melalui koperasi. Tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya
pendapat riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau segolongan masyarakat meningkat dapat
dikatakan bahwa kesejahteraan (dari sudut pandang ekonomi) orang atau masyarakat bersangktuan
meningkat pula. Sehubungan dengan itu, apabila tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya, berarti peningkatan pendapat riel anggota menggambarkan
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya. Dengan kata lain, berhasil tidaknya koperasi
mencapai tujuannya dapat diukur dari pendapatan riel anggotanya. Pendapatan riel adalah
pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang
dapat dibeli dari pendapatan nominalnya. Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat,
cateris paribus, maka orang yang bersangkutan akan lebih mampu membeli barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhannya. Itu berarti tingkat kesejahteraan orang yang bersangkutan akan
meningkat pula.

Dengan telah dijelaskann ketiga ideology tersebut, menurut hemat saya, koperasi
merupakan sebuah ideologi ekonomi tersendiri. Walaupun apabila kita melihat kepada sejarah
perkoperasian baik di Indonesia maupun di dunia, konsep koperasi muncul dari aliran sosialisme.
Namun dalam praktiknya, orang-orang yang membentuk koperasi tidak semata-mata hanya untuk
melindungi para buruh atau serikat pekerja untuk melindunginya dari para kapitalis, seperti halnya
yang dianut aliran sosialisme, namun koperasi dapat didirikan oleh siapa saja dengan asas
kekeluargaan, yakni mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Bukan untuk menghindari
perilaku kapitalis ataupun untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, karena koperasi itu
sendiri merupakan kumpulan orang-orang, yang mana orang tersebut mengutamakan pelayanan
akan kebutuhan ekonomi para anggotanya. Sehingga koperasi sendiri merupakan sebuah ideology
ekonomi tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai