Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI CEMENT PLANT

Dalam proses produksi semen digunakan bahan baku utama yaitu Batu Kapur dan Tanah Liat diekstrak
dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan. Batu kapur didapatkan dengan peledakan atau
penghancuran (Surface Minner) menggunakan mesin berat, sed angkan Tanah Liat diperoleh dengan
cara pengerukan. Kemudian bahan baku diangkut dari pertambangan menggunakan truk/alat-alat berat
(dump truck).
Bahan baku yang berasal dari pertambangan umumnya masih dalam bentuk batuan besar, oleh karena
itu dibutuhkan proses penghancuran (crushing) bahan baku ke ukuran yang lebih kecil menggunakan
alat crusher.
Bahan baku kemudian disimpan dalam Stock Pile (storage). Setelah bahan melalui tahap crushing,
selanjutnya masuk pada proses basah (Wet Process) dan proses kering (Dry process) sebag ai berikut:
a. Proses basah (Wet process) Pada proses ini bahan baku yang ada dalam Storage-wetting
(penyimpanan khusus untuk proses basah).
Selanjutnya bahan akan memasuki tahap grinding, material yang digiling menggunakan alat Raw
Grinding mill dengan menambahkan air dalam jumlah tertentu, biasanya 30%-40%. Mesin ini bekerja
selama 24 jam sehari secara terus menerus. Campuran bahan mentah yang telah menjadi cairan keluar
dari raw grinding mill disebut slurry. Selanjutnya slurry akan melalui proses proportioning. Agar slurry
yang dihasilkan lebih homogen maka padanya dilakukan proses homogenizing yaitu mengaduknya
secara mekanik atau menggunakan udara tekan dalam bak penampungan (slurry storage basin). Bubur
halus dengan kadar air 25 - 40% (slurry) dikalsinasikan dalam tungku panjang (long rotary kiln).
Produk hasil semen akan diperoleh setelah pengeringan dilakukan. Proses ini dimulai dengan
mencampur semua bahan baku dengan air. Setelah itu dihancurkan. Kemudian bahan yang sudah
dihancukan tadi dibakar menggunakan bahan bakar minyak. b. Proses kering (Dry process) Proses
kering untuk pembuatan semen dipilih sesuai bahan calcareous seperti batu gamping/kapur (limestone)
dan bahan argillaceous seperti tanah liat (clay) atau serpih (shale) ditambah silica dari pasir (sand)
dihancurkan dengan menggunkan crusher, dikeringkan dan dicampur dengan perbandingan tertentu,
kemudian campuran bahan baku ini digiling sampai menjadi bahan baku bubuk (pulverized raw) dengan
kehalusan sekurang-kurang 90% lolos saring 100 mesh sehingga siap diumpankan melalui ujung bagian
atas kiln untuk dibakar.
Campuran bahan baku yang digiling halus tersebut diumpankan pada atas rotary kiln yang mempunyai
kemiringan sekitar 15C sehingga bahan baku dapat bergerak ke bagian bawah rotary kiln sambil dibakar
dengan bubuk batu bara pada suhu 1.450C untuk menghasilkan cli nker. Jadi panas dari pembakaran
batu bara merubah bahan baku semen menjadi clinker yang akan digiling bersama penambahan 4-5%
gypsum (CaSO4.2H2O) dengan ball mill sampai kehalusan 78% mesh, 200 mesh menjadi semen
Portland. Proses selanjutnya melalui proses yaitu kalsinasi dalam kiln.
Dalam proses kalsinasi, campuran dipanaskan menggunakan api langsung dengan suhu sekitar 1300 °C
hingga 1500 °C. Dalam proses ini, kalsium karbonat dari batu gamping akan bereaksi dengan panas
menjadi kalsium dan karbon dioksida. Kalsium kemudian akan bereaksi dengan tanah liat dan pasir
sehingga terbentuklah suatu material yang disebut clinker. Sumber panas dari rotary kiln adalah nyala
api dari burner yang terletak di bagian depan kiln. Menggunakan gas alam atau batu bara sebagai bahan
bakar, pembakar menembakkan api bersuhu tinggi untuk mengapur makanan mentah. Setelah kalsinasi,
klinker semen akan masuk ke cooler untuk pendinginan.Kemudian clinker didinginkan menggunakan
fan hingga suhu di bawah 100 °C. Klinker yang ditranspor dari Klinker Silo Baturaja digiling di Cement
Mill dengan menambahkan Gypsum dan bahan ke-3.
Proses penggilingan semen ini merupakan tahapan dimana kita akan mendapatkan semen seperti yang
di pasar. Material ini bersama -sama diumpankan ke semen mill kemudian mengalami proses
penggilingan dan produknya berupa semen OPC Tipe I dan PCC. Setelah didapat semen yang
berkualitas maka semen tersebut disimpan melalui semen silo kemudian ditranspor ke bin semen
melalui air slide, belt conveyor, dan vibrating screen. Keluaran dari semen silo berupa semen curah
sebagian dijual dalam bentuk Semen Curah dengan alat transpor berupa mobil kapsul dan gerbong
kereta kapsul ke Palembang, Baturaja, dan Lampung dan sebagian dikirim ke Packing Plant.
Tahap akhir dari proses pembuatan semen ini adalah pengepakan, yang selanjutnya semen akan di
distribusikan ke pasaran. Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transpor sampai ke
packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan semen bungkus atau zak
dan timbangan berat yang ditetapkan. Packer merupakan unit terakhir dari proses produksi dari suatu
pa brik semen dimana produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg, big bag 1 ton untuk
dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai