Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat serta karunia-Nya semata, kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Kesulitan dan Bimbingan Belajar ini dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
kepada kami serta agar dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa Pendidikan
Luar Biasa offering B5 2015.

Terlepas dari berbagai kelebihan yang ada dalam makalah ini, tentu saja di dalamnya
masih banyak pula berbagai kekurangan, baik secara teknis maupun dalam penyajian. Oleh
karena itu, saran dan kritik akan kami terima dengan tangan terbuka dan lapang dada.

Akhirnya kepada Ibu Sinta Yuni Susilawati selaku dosen mata kuliah Belajar dan
Pembelajar serta semua teman-teman, kami sampaikan terimakasih atas support yang telah
diberikan hingga terselesaikannya makalah ini.

Malang, 30 September 2015

Penulis

1
Daftar Isi
Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesulitan Belajar 5
A. Pengertian Masalah Kesulitan Belajar 5
B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 5
C. Gejala Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar 6

2.2 Bimbingan Belajar dan Remidial 7


1. Bimbingan Belaja
A. Pengertian Bimbingan Belajar 7
B. Faktor Kesulitan Bimbingan Belajar 7
C. Fungsi Bimbingan Belajar 8
D. Tujuan Bimbingan Belajar 9
E. Manfaat Bimbingan Belajar 9
F. Prosedur Bimbingan Belajar 9
2. Remidial
A. Pentingnya Remidial 11
B. Fungsi Remidial 12
C. Prosedur Pelaksanaan Remidial 12
D. Langkah-langkah Pelaksanaan 13

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan 14
Daftar Pustaka 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Belajar merupakan aktivitas individu yang melakukan kinerja otak. Dalam


kegiatan ini seringkali ada banyak kesulitan-kesulitan yang dapat menghambat
kegiatan belajar. Tidak semua siswa melaksanakan aktivitas belajar dengan baik, ada
juga siswa yang tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar dengan baik. Mereka yang
tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar dengan baik inilah, yang dapat dinyatakan
memiliki masalah/kesulitan dalam belajar.

Mereka yang memiliki masalah dalam belajar, perlu di bantu agar bisa
kembali belajar dengan baik sebagaiman mestinya. Tentunya mereka yang sedang
mengalami kesulitan dalam belajar ini, disebabkan oleh berbagai faktor tertentu. Oleh
karena itu, sebagai seorang guru maupun calon guru sepatutnya mengetahui berbagai
faktor yang menjadikan penyebab kesulitan belajar peserta didiknya.

Maka dari itulah, kami membuat makalah tentang Kesulitan dan Bimbingan
Belajar agar dapat membantu para guru maupun calon guru untuk mengenali berbagai
masalah/kesulitan para peserta didiknya serta dapat menemukan jalan keluar atau
alternatif bantuan bagi para peserta didiknya yang sedang mengalami kesulitan dalam
belajar supaya bisa kembali belajar dengan baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan membahas tentang materi Masalah Kesulitan dan
Bimbingan Belajar, yang terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :

1. Apa pengertian, faktor penyebab, dan gejala dari kesulitan / masalah belajar?
2. Apa pengertian, fungsi, manfaat, dan tujuan dari bimbingan belajar ?
3. Bagaimana prosedur kesulitan dan bimbingan Belajar ?
4. Bagaimana prosedur bimbingan belajar / remidial ?

1.3 TUJUAN

Adapun beberapa tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2. Untuk mempelajari dan memperluas pengetahuan kita tentang materi Kesulitan dan
Bimbingan belajar serta pemecahannya.
3. Sebagai informasi dan bahan rujukan untuk kita, agar dapat menerapkannya kelak,
ketika kita sudah terjun langsung di lapangan dalam mengajar peserta didik,

3
sehingga dapat mengetahui masalah/kesulitan belajar siswa dan dapat menemukan
jalan keluarnya.

1.4 MANFAAT

Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang berbagai masalah/kesulitan dalam belajar
peserta didiknya.
2. Dapat memberi dan berbagi informasi kepada teman-teman, khususnya bagi teman-
teman yang sedang belajar materi Kesulitan dan Bimbingan Belajar.
3. Dengan adanya makalah ini, kami berharap bisa membantu teman-teman supaya
bisa menemukan jalan keluar bagi para peserta didiknya kelak yang sedang
mengalami masalah dalam belajar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KESULITAN BELAJAR

A. PENGERTIAN MASALAH KESULITAN BELAJAR

Masalah sendiri sering diartikan sebagai adanya kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri dkk (1990), menyatakan
bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Masalah belajar, kesulitan belajar,dan
hambatan belajar dapat terjadi pada siswa dalam semua tingkat kecerdasan. Masalah belajar
ini bisa terjadi dengan atau tanpa disadari oleh pelakunya. Masalah belajar bisa bersifat :

 Fisiologis
 Psikologis
 Sosiologis

Hambatan fisiologis terkait dengan aspek fisik yang bersangkutan. Hambatan


psikologis terkait dengan suasana kejiwaan yang bersangkutan. Hambatan sosiologis terkait
dengan hubungan yang bersangkutan dengan lingkungan : guru, teman sejawat, keluarga dan
masyarakat. Kesulitan belajar lazimnya ditunjukkan dengan berbagai tanda atau disebut juga
dengan gejala, fenomena, atau symptom tertentu. Misal, anak yang biasanya rajin tiba-tiba
berubah menjadi malas.

B. FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

1. Faktor Internal

Faktor eksternal dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor fisik dan faktor nirfisik
 Faktor fisik
a) Kelainan fisik
b) Fisik lemah
c) Penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan
d) Gangguan pada fungsi indera
e) Kelainan pada alat indra siswa
f) Kelelahan fisik
 Faktor nirfisik
a) Minat yang rendah terhadap pelajaran yang diikuti atau mata pelajaran
tertentu
b) Motivasi belajar rendah
c) Kurang percaya diri
d) Disiplin pribadi yang rendah
e) Sering meremehkan persoalan

5
f) Sering mengalami konflik psikis
g) Integrasi kepribadian yang lemah

2. Faktor Eksternal

Faktor ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor instrumental dan faktor lingkungan
a) Faktor instrumental
a) Kompetensi guru yang masih kurang dan belum mendukung
b) Kurikulum yang terlalu sarat akan beban atau terlalu ringan sehingga
tidak menarik
c) Rancangan pembelajaran yang tidak disusun dengan baik oleh guru
d) Ruang belajar yang tidak memadai
e) Fasilitas belajar yang terbatas dan tidak mencukupi untuk
melakdanakan aktivitas belajar
f) Sumber belajar yang tidak tersedia atau tersedia tapi kurang sesuai
dengan kebutuhan
b) Faktor lingkungan
a) Lingkungan keluarga
Kurang harmonisnya keluarga sepeereti terjadi pertengkaran dalam
keluarga oleh orang tua, perceraian, dll dapat menyebabkan masalah
belajar bagi siswa.
b) Lingkunagan teman
Pergaulan terehadap teman sebaya dapat menjadi pengaruh besar
misal, apabila anak berteman dengan teman lain yang gemar belajar
maka anak ini pun perlahan-lahan akan menjadi seperti temannya,
begitu pula sebaliknya.
c) Lingkungan sekolah
Sekolah yang tidak menarik dapat menyababkan siswa tidak dapat
belajar secara baik. Misal, kondisi kelas yang kotor atau kondisi
sekolah (ruangan) ada yang rusak.
d) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat menjadi faktor pendukung karena siswa tidak
hanya belajar di lingkungan sekolah. Lingkungan masyarakat yang
dapat menjadi masalah dalam belajar seperti masyarakat selalu gaduh
pada saat malam hari sehingga siswa tidak dapat belajar dengan
suasana yang nyaman.

C. GEJALA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR

Gejala-gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar menurut Warkiti (1990) :


1. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya
2. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dari sebelumnya
3. Hasil belajar yang diperoleh tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan

6
4. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar
5. Menunjukkan sikap yang kurang wajar
6. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma
7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar

2.2 1. BIMBINGAN BELAJAR

A. PENGERTIAN BIMBINGAN BELAJAR

Pengertian-pengertian mengenai bimbingan dan konseling telah dirumuskan


beberapa ahli, pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut berbeda antara
satu dengan yang lain, secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan
yang diberikan kepada orang lain yang bermasalah, dengan harapan orang tersebut
dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan
penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat,
untuk lebih jelasnya perhatikan uraian mengenai bimbingan dari beberapa ahli yang
lebih mengarah kepada pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah.

”Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu mendapat pemehaman dan


pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat”.

”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”.

Dari kedua definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai pengertian


bimbingan sebagai berikut :

 Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang


membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta
diberikan secara berencana dan sistematis.

 Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat memahami


dirinya, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai kebahagiaan hidup
pribadi.

B. FAKTOR KESULITAN BIMBINGAN BELAJAR

Menurut Dewa Ketut Sukardi ada dua faktor yang timbul dalam kesulitan belajar,
yaitu :

 Faktor endogen, ialah faktor yang datang dari anak itu sendiri, hal ini dapat
bersifat :

7
 Biologis, ialah hambatan yang bersifat kejasmanian.
 Fisikologis, ialah hambatan yang bersifat kejiwaan.

 Faktor eksogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak, faktor ini
meliputi :

 Faktor lingkungan keluarga.


 Faktor lingkungan sekolah.
 Faktor lingkungan masyarakat.

C. FUNGSI BIMBINGAN BELAJAR

Bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi Pencegahan (Preventive Function)


Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan
timbulnya masalah. Contoh yang dapat dilakukan dalam pengajaran diantaranya:
pemberian informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem penilaian yang
dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian yang
dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik merasa
betah diruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa,
pemberian informasi tentang cara-cara belajar dan pemberian informasi tentang
fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap lingkungan.

b. Fungsi Penyaluran (Distributive Fungction)


Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang sesuai dengan
kemampuannya, contohnya: membantu dalam menyusun program studi termasuk
kegiatan pemilihan program yang tepat dalam kegiatan ekstrakurikuler, dsb.

c. Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function)


Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru pembimbing
berupaya membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi
obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan
program pengajaran yang sedang dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian
memiliki sasaran:
 Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan program
pendidikan.
 Membantu siswa menyerasikan program-program yang dikembangkan dengan
tuntutan pengajaran.

d. Fungsi Perbaikan (Remedial Function)

8
Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan
dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru pembimbing adalah upaya untuk
memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa
menggali solusinya. Salah satu contoh, fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar
adalah pengajaran remedial (remedial teaching).

e. Fungsi Pemeliharaan (Maintencance and Development Function)


Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan, atau bahkan harus
ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya adalah mengoreksi dan
memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa.

D. TUJUAN BIMBINGAN BELAJAR

Tujuan bimbingan belajar bagi siswa adalah tercapainya penyesuaian


akademis secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.Secara lebih khusus
tujuan bimbingan belajar, diantaranya ialah agar siswa :
 Mengenal, memahami, menerima, mengrahkan dan mengaktualisasikan
potensi dirinya secara optimal sesuai dengan program pengajaran.
 Mampu mengembangkan berbagai keterampilan belajar.
 Mampu memecahkan masalah belajar.
 Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.
 Memahami lingkungan pendidikan.

E. MANFAAT BIMBINGAN BELAJAR

1) Manfaat Bagi Siswa


 Tersedianya kondisi belajar yang nyaman dan kondusif yang
memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan potensinya
secara optimal.
 Terperhatikannya karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan
menjadi dasar bagi yang bersangkutan untuk menempatkan dirinya ada
posisi yang tepat.
 Dapat mereduksi dan mengatasi kemungkinan terjadinya kesulitan
belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.

2) Manfaat Bagi Guru/Guru Pembimbing


 Membantu untuk lebih mampu menyesuaikan materi pembelajaran,
bahkan program pembelajaran dengan keadaan siswa secara
perorangan maupun kelompok.

9
 Memudahkan guru pembimbing dalam memahami karakteristik
siswanya sebagai dasar untuk membantu pengembangan potensi
mereka bahkan sampai pada posisi penentuan bantuan kepada mereka.

F. PROSEDUR BIMBINGAN BELAJAR

Secara umum, prosedur bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-


langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga


memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin
Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :

 Call them approach, melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa


secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang
benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.

 Maintain good relationship, menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban


sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat
dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan
kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler,
rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.

 Developing a desire for counseling, menciptakan suasana yang menimbulkan ke


arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara
mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes,
seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis
bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya

2. Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan


atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar,
permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial material; (b)
struktural fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality.

Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan


suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap
Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan
yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c)
hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan
10
dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan
hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.

3. Diagnosis

  Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau


yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar
Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi
input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian
faktor -faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar
siswa, yaitu :

a. faktor internal, faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti :
kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta
kondisi-kondisi psikis lainnya.

b. faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk


didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.

4. Prognosis

  Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih
mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini
dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah
kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih
dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang
kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus-kasus yang dihadapi.

5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)

  Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan
sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan
guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru
atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-
aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru
atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih
kompeten.

6. Evaluasi dan Follow Up

  Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah


seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh
tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang
dihadapi siswa.

11
2. REMIDIAL

A. PENTINGNYA REMIDIAL

Menurut Warkitri dkk. (1990), pengajaran remedial sangat diperlukan dalam


proses pembelajaran karena :

a. Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai


kemampuannya.
b. Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah laku
siswa secara bulat sebagai hasil belajar
c. Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan
belajar. Salah satu teknik bimbingan belajar adalah pengajaran remedial

Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu menciptakan


situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan diri.

B. FUNGSI REMEDIAL DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK

 Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai


mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
 Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui
proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar
mengajar.

C. PROSEDUR DALAM PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL

Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat
dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut :

 Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan


berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran
yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya.
Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat ditentukan siswa-siswa yang perlu
mendapatkan remedial teaching. Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang
dialami dan dalam bidang studi apa saja mengalami kelemahan. Selanjutnya meneliti
dalam domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya ataukah aplikasinya.

 Menentukan tindakan yang harus dilakukan. Dalam langkah ini, dilakukan usaha-
usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Apakah kasus
tersebut termasuk klasifikasi berat, cukup, atau ringan.

12
 Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling. Tujuan dari layanan
khusus bimbingan konseling ini adalah mengusahakan agar siswa yang terbatas dari
hambatan mental emosional (ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi
kegiatan belajar secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa psikoterapi yang
dilakukan oleh psikolog / psikiater. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh
guru sendiri.

D. LANGKAH DALAM PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL


Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun kemampuan
menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru :

 Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar siswa.


Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka selanjutnya
dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dalam diri siswa yang
bersangkutan dengan alat tes sumatif seperti yang dipergunakan pada proses belajar
mengajar yang sesungguhnya.

 Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.


Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah pertama kemudian ditafsirkan dengan
membandingkan dengan kriteria proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

Sebagai tindak lanjut dari langkah remedial teaching ada tiga kemungkinan :
a. Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program berikutnya.
b. Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya, diserahkan kepada pembimbing
untuk diadakan pengayaan.
c. Bagi kasus yang belum berhasil, perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak
kelemahan remedial teaching untuk selanjutnya diadakan ulangan dengan
alternatif yang sama.

13
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Setiap pelajar pasti akan merasakan adanya hambatan atau masalah pada diri
mereka oleh karena itu setiap pendidik maupun peserta didik diharuskan untuk tau
dan mengerti tentang permasalahan tersebut karena setiap masalah/hambatan peserta
didik memiliki ciri-ciri yang dapat diketahui oleh pendidik.

Permasalahan yang dialami oleh peserta didik dapat diatasi dengan bimbingan
belajar maupun remidial, dalam penerapan bimbingan belajar maupun remidial ini
diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif agar pesrta didik mampu
menambah pengatahuan dan memperbaiki pengatahuan yang sudah ia miliki.

14
 DAFTAR PUSTAKA

 Abin, S.M. (2002) Psikologi Pediidkan : Perangkat Sistem Pengajaran


Modul. Bandug : PT Remaja Rosdakarya.
 Gage, N.L. dan Berliner, David C. 1979. Educational Psycology. Chichago :
Rand Mc Nally College Publishing Company.
 Imran, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya.
 Koestoer Partowisasro dan A. Hadisuparto. (1998) Diagnosis dan Pemecahan
Kesulitan Belajar : Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.
 Warkiti, H. et al. (19990) Penelitian Pencapaian Hasl Belajar. Jakarta :
Karunika.
 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu
Bandung. 1975.
 Prof. Dr. Prayetno, M.sc. Ed, dkk. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.
1997.

15

Anda mungkin juga menyukai