Anda di halaman 1dari 9

SIMPOSIUM HUKUM INDONESIA

Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


ISSN (Cetak) : 2686 - 150X, ISSN (Online) : 2686 - 3553
Dipublikasikan oleh Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura dan dapat diakses
secara online pada http://journal.trunojoyo.ac.id/shi

TINDAK PIDANA SUAP PENGATURAN SKOR ( MATCH FIXING )


DALAM PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI INDONESIA
Achmad Subandi, Yana Indawati
Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
yanaindawati@yahoo.com

Abstrak
Article Info Bentuk tindak pidana suap pengaturan skor tediri dari dua macam, yang
pertama ialah suap yang digunakan untuk tujuan kepentingan salah satu
Received : 14 Juli 2019 klub dan yang kedua suap digunakan untuk tujuan kepentingan pihak
Accepted : 25 Juli 2019 ketiga diluar para pihak yang terlibat dalam pertandingan yaitu para
Published : 10 November 2019 bandar judi untuk mendapat keuntungan dalam pasar taruhan yang ia
miliki. Bentuk penegakan hukum yang diterapkan saat ini yaitu hanya
dengan penegakan hukum oleh internal PSSI dengan hukuman
administratif saja sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat dalam statuta
FIFA yang apabila digali dan diuraikan lagi penegakan hukum pidana juga
dapat diterapkan dalam penegakan tindak pidana suap pengaturan skor
ini.
Kata Kunci: Tindak Pidana Suap, Pengaturan Skor, Pertandingan Sepak
Bola

Abstract
Forms of bribery are set in two types, the first is bribery which is used for the purposes
of one of the clubs and the second is used for the purpose of third parties outside the
parties involved in the competition, namely bookies to profit in the betting market he
has. The current form of law enforcement is only by enforcing the law by internal PSSI
with administrative penalties in accordance with the rules contained in the FIFA
statute which if explored and elaborated again the enforcement of criminal law can also
be applied in the enforcement of bribery criminal acts in setting this score.
Key words: Crime, Bribery, Match Fixing, Football Match
Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

PENDAHULUAN membicarakan hal tersebut.Terkait dengan


Sepak bola merupakan salah satu cabang (match fixing) di Indonesia, tentunya hal ini bukan
olahraga yang sangat populer. Hampir disetiap barang baru dalam dunia olahraga kita,
negara menjadi cabang olahraga yang paling kehadirannya nyata dan dapat dirasakan namun
diminati dan disukai oleh setiap komponen pembuktiannya begitu sulit. Dalam hubungan
masyarakat. Bahkan sepak bola menjadi salah ini, motif utama terkait pengaturan skor adalah
satu cara bagi negara untuk eksis dan menjadi uang, dalam hal ini masuk dalam sepak bola
perhatian di tingkat dunia, sehingga tidak jarang sebagai sarana bisnis. Sindikat judi bermodal
setiap negara berlomba-lomba untuk memajukan besar berani membuat skenario terkait suatu
dan menjadikan sepak bola negaranya yang hasil pertandingan karena mereka memiliki
terbaik. Menurut Muhajir, sepak bola merupakan banyak uang untuk bermain dibanyak titik.
suatu permainan dengan jalan menyepak, yang Namun harus dipahami bahwa selama tak
mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke memenuhi unsur-unsur tertentu yang diatur
gawang lawan, dengan mempertahankan gawang secara pidana maka suatu pengaturan skor tak
tersebut agar tidak kemasukan bola. Organisasi dapat dimasukkan kategori kejahatan/kriminal
tertinggi yang mengatur dan mengawasi namun tetap saja mencederai (fairplay), karena
pertandingan sepak bola adalah FIFA (Federation ada juga pengaturan skor yang motifnya bukan
International De Football Association ) yang uang tetapi murni strategi untuk menghindari
bermarkas di Zurich, Swiss. FIFA dalam atau memilih lawan dan sebagainya. Urusan
menjalankan tugasnya membentuk suatu aturan sanksi hanya sebatas ada di tangan komisi
yang melingkupi semua kondisi yang terjadi disiplin (komdis), komisi banding (komding) dan
dalam dunia sepak bola seperti: mekanisme komisi etik PSSI
pertandingan, mengatur tentang kompetisi, isu- Dalam perkembangannya pengaturan
isu serta penyelesaian masalah-masalah dalam skor atau (match fixing)tidak hanya melanggar
dunia sepak bola. Itu semua guna terciptanya aturan yang ada pada federasi sepak bola saja,
sepak bola yang adil atau ( Fair Play ) namun di dalam fenomena pengaturan skor atau
Dibalik hiruk pikuknya olahraga sepak (match fixing) terdapat delik atau tindak pidana
bola jarang sekali kita lihat adanya kajian-kajian suap yang dilakukan oleh oknum mafia bola
tentang hukum olahraga. Bisa jadi masih belum untuk mensukseskan tindakan pengaturan skor
familiar di Indonesia, padahal kajian-kajian yang ia lakukan. Adanya hukum positif yang
tentang hukum olahraga ini sangat populer dan dilanggar yaitu dalam hal ini tindak pidana suap
menjadi kajian yang serius di banyak negara- yang dilakukan oleh para oknum mafia bola
negara maju di dunia. Sejak jaman dulu hingga tentunya menjadi kewajiban aparat penegak
saat ini sejarah sepakbola dunia hampir tidak hukum negara untuk melakukan tugasnya dalam
pernah mengalami fase kemunduran meskipun hal penegakan hukum pidana di Indonesia,
terkadang ada dinamika yang mengiringi karena dalam hal ini hukum pidana merupakan
perjalanannya, tak terkecuali masalah pengaturan yurisdiksi negara untuk melakukan penegakan
skor (match fixing). Pengaturan skor yang semakin hukum. Apabila kita melihat dari segi kerugian
tahun naik ke permukaan menjadi sebuah rumor yang timbul akibat adanya fenomena pengaturan
yang patut untuk ditindaklanjuti secara serius skor atau (match fixing) dalam pertandingan sepak
oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) bola, tidak hanya pelaku yang bersinggungan
yang ada, karena suara yang semakin nyaring langsung dalam hal ini pemain, pemilik klub,

46
Achmad Subandi, Tindak Pidana Suap Pengaturan Skor (Match Fixing) dalam Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

ataupun pihak-pihak swasta yang membiayai


adanya suatu pertandingan. Namun masyarakat METODE PENELITIAN
umum dalam hal ini baik pendukung atau Penelitian ini mempergunakan metode
suporter klub maupun masyarakat luas yang penelitian yang bersifat deskriptif analitis,
ingin menyaksikan adanya suatu pertandingan Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
yang real tanpa adanya rekayasa yang dilakukan diketahui bahwa sifat preskripsi dalam bidang
oleh oknum-oknum mafia bola juga dirugikan keilmuan hukum, penelitian yang bersifat
dengan adanya fenomena pengaturan skor atau normatif adalah berusaha untuk mengkaji dan
(match fixing) ini. mendalami serta mencari jawaban tentang apa
Namun dalam prakteknya pengaturan yang seharusnya dari setiap permasalahan.1
serta penegakan hukum terhadap fenomena Berbeda dengan penelitian yang bersifat
pengaturan skor atau (match fixing) ini dirasa deskriptif yang hanya menjelaskan apa yang
tidak cukup memenuhi rasa keadilan dan benar, dan apa yang salah dari setiap
kepastian hukum bagi masyarakat. Dimana permasalahan, serta faktor-faktor apa saja yang
selama ini pengaturan skor atau (match fixing) mempengaruhinya. Dalam penulisan ini, penulis
hanya dihukum administrasi saja yaitu dengan menggunakan penelitian yuridis – normatif.
menggunakan aturan-aturan baik hukum disiplin Yang bertujuan untuk menganalisa suatu
maupun aturan-aturan lain yang ada dan permasalahan yang menjadi pokok permasalahan
diterapkan dalam dunia persepak bolaan. yang mengacu pada penerapan – penerapan
Padahal sudah jelas dalam fenomena pengaturan kaidah hukum atau norma hukum positif
skor atau (match fixing) terdapat tindak pidana sehingga hasil pembahasan dan kesimpulan yang
yaitu suap yang merupakan yurisdiksi dari dicapai bersifat rasional dan obyektif.
negara. Negara dalam hal ini Kepolisian tidak Dengan kata lain yaitu suatu penelitian
bisa melakukan tugasnya dengan alasan tidak yang dilakukan terhadap karakter preskriptif
adanya hukum atau aturan yang mengatur ilmu hukum berbeda dengan penelitian yang
tentang adanya fenomena pengaturan skor atau dilakukan di dalam keilmuan yang bersifat
(match fixing) dalam pertandingan sepak bola ini. deskriptif yang menguji kebenaran ada tidaknya
Begitu pula PSSI ( Persatuan Sepak Bola Seluruh suatu fakta yang disebabkan oleh suatu faktor
Indonesia ) dimana dalam hal ini induk dari tertentu, penelitian hukum dilakukan untuk
cabang olahraga sepak bola yang ada di menghasilkan argumentasi, teori atau konsep
Indonesia melarang sekaligus menolak baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan
keterlibatan dan campur tangan negara dalam masalah yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan
hal segala pelaksanaan kegiatannya dengan secara khusus dan berkaitan dengan hukum
berlindung pada StatutaFIFA sebagai induk pidana di Indonesia mengenai tijauan yuridis
sepak bola Dunia. Hal tersebut menjadi motivasi tindak pidana suap pengaturan skor (match fixing)
penulis untuk mengkaji peraturan yang mengatur dalam pertandingan sepak bola di Indonesia.
tentang fenomena pengaturan skor atau (match Penggunaan metode yuridis normatif
fixing) yang terjadi dalam dunia sepak bola dalam penelitian skripsi ini, yaitu hasil dari
menurut aturan-aturan internal dalam dunia pengumpulan dan penemuan data serta
persepak bolaan sekaligus menurut hukum
positif dalam hal ini hukum pidana yang ada di 1 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,

Indonesia. edisi revisi cetakan ke 12, Jakarta:Kencana,


2016,hal:60

47
Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

informasi melalui studi kepustakaan dan keinginannya dalam mengatur sautu


wawancara yang dilakukan di Persatuan Sepak pertandingan agar berjalan sesuai keinginannya.
Bola Seluruh Indonesia yang merupakan sasaran Tindak pidana suap yang terjadi dalam
fenomena pengaturan skor (match fixing) ini
dan objek penelitian yang dipergunakan dalam memiliki bentuk dan unsur yang berbeda dengan
menjawab permasalahan pada penelitian ini, suap sebagaimana yang telah diatur di dalam UU
kemudian dilakukan pengujian pada fakta akurat Tipikor. Dimana pada suap yang terkandung
yang terdapat dalam teori-teori serta aturan yang dalam UU Tipikor memiliki unsur-unsur yaitu
ada pada hukum pidana2. Dengan demikian suap dilakukan oleh pejabat negara atau aparatur
sipil negara yang menimbulkan suatu kerugian
kebenaran dalam suatu penelitian mampu yang langsung bagi keuangan negara. Ada dua
memberikan masukan bagi pihak yang yang bentuk tindak pidana suap yang terjadi di dalam
berkepentingan. praktik pengaturan skor (match fixing)4
Berdasarkan sifat penelitian ini yang Bentuk tindak pidana suap yang pertama
menggunakan metode penelitian bersifat yaitu tindak pidana suap yang dilakukan oleh
suatu kesebelasan, dalam hal ini biasanya yang
deskriptif analitis, analisis data yang berperan ialah presiden atau pemilik klub. Jenis
dipergunakan adalah pendekatan kualitatif suap seperti ini biasanya digunakan untuk
terhadap data primer dan data sekunder. mensukseskan arranged match fixing. Dimana pada
Deskriptif tersebut meliputi isi dan struktur arranged match fixing, pengaturan skor atau
hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang manipulasi pertandingan dilakukan untuk
memastikan kalah atau menang dan dengan skor
dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi berapa salah satu klub pada pertandingan
atau makna aturan hukum yang dijadikan tersebut. Apabila diuraikan lagi dari segi motif,
rujukan dalam menyelesaiakan permasalahan pada tindak pidana suap ini memiliki motif yaitu
hukum yang menjadi objek kajian.3 murni karena strategi dan kepentingan suatu
klub atau kesebelasan. Jadi, dapat dikatakan suap
PEMBAHASAN jenis ini merupakan salah satu strategi klub atau
kesebelasan agar menjadi juara namun dengan
Tindak pidana suap selalu dikaitkan cara yang salah dan melanggar aturan atau
dengan tindak pidana korupsi. Begitupun dalam undang-undang yang ada. Tindak pidana suap ini
hal bentuk-bentuk maupun unsur-unsur tindak subjek hukumnya yaitu suatu klub atau siapapun
pidana suap diatur sama di dalam UU Tipikor, yang masuk dalam anggota internal klub baik itu
karena di Indonesia suap dianggap satu kesatuan presiden atau pemilik, pengurus, manager,
dengan tindak pidana korupsi. Namun pada pelatih, pemain, dst. Dalam hal ini sebagai
kenyataannya dalam kehidupan masyarakat pemberi suap dan pengurus PSSI, wasit,
masih banyak praktik-praktik suap yang tindak perangkat pertandingan, maupun klub atau
memenuhi atau dapat dicakup pengaturannya di kesebelasan lawan yang dalam hal ini sebagai
dalam UU Tipikor. Salah satu contoh praktik penerima suap. maka biasanya yang melakukan
suap yang pengaturannya tidak tercakup di suap jenis ini ialah tim-tim besar dan kaya, untuk
dalam UU Tipikor ialah praktik suap yang terjadi mempertahankan nama dan pamor sebagai tim
di dalam dunia sepak bola yang dalam hal ini besar yang menjadi kandidat juara dalam suatu
terjadi pada fenomena pengaturan skor (match kompetisi sepak bola
fixing). Suap dilakukan oleh para oknum mafia Bentuk tindak pidana suap yang kedua
bola untuk melancarkan dan mensukseskan yaitu tindak pidana suap yang dilakukan oleh
pihak ketiga diluar pihak-pihak yang
2 Suratman dan Philips Dillah, Metode

Penelitian Hukum, Alfabeta, Malang, 2015, hlm. 123


3Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, 4 Wawancara dengan Kol. Laut Bambang

Cetakan Keempat, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. Sugeng Irianto, tanggal 26 April 2019 di Kantor PSSI
107 Jawa Timur

48
Achmad Subandi, Tindak Pidana Suap Pengaturan Skor (Match Fixing) dalam Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

bersangkutan dalam suatu pertandingan. Jenis pertandingan atau suatu kompetisi berjalan
suap ini biasanya digunakan untuk dengan semestinya atau secara fair tapi malah
mensukseskan gambling match fixing. Dimana dijadikan ajang opera oleh oknum-oknum klub
pada gambling match fixing, pengaturan skor atau atau kesebelasan untuk menjadi juara dengan
manipulasi pertandingan dilakukan untuk cara yang tidak semestinya. Apabila dikaitkan
menguntungkan individu maupun kelompok dengan tindak pidana suap menurut hukum
tertentu diluar kedua kesebelasan yang akan pidana, kedua bentuk diatas memenuhi unsur-
bertanding. Jadi, tidak ada kepentingan dari unsur pidana yang dijelaskan dalam Undang-
kedua kesebelasan, suap ini murni untuk Undang No 11 Tahun 1980 Tentang Tindak
kepentingan dari pihak ketiga atau biasa disebut Pidana suap. Dimana kedua bentuk tindak
sebagai mafia bola, meskipun nantinya juga akan pidana diatas telah memenuhi unsur-unsur
menguntungkan salah satu klub atau kesebelasan pidana dalam pasal 2 dan pasal 3 Undang-
yang diharuskan menang oleh pihak ketiga Undang No 11 Tahun 1980. Berdasrkan
tersebut namun pada dasarnya bukan untuk unsur-unsur yang terkandung pada pasal 2 dan
menguntungkan salah satu klub atau kesebelasan pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980
tersebut. Apabila diuraikan lagi dari segi motif, apabila di uraikan dan dikaitkan terhadap bentuk
bentuk tindak pidana suap ini dilakukan untuk tindak pidana suap pengaturan skor (match fixing)
menguntungkan pihak ketiga yang dalam hal ini ialah sebagai berikut :
biasanya bermotif karena uang. Judi bola Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980
merupakan motif dasar dilakukannya bentuk Tentang Suap :
tindak pidana suap ini. Mafia bola tidak bisa Barang siapa : dapat dimaknai sebagai subyek
seenaknya terlibat secara langsung. Mereka hukum, siapa saja yang melakukan. Dalam kasus
butuh akses untuk bisa mengajak wasit, pemain, ini yang dimaksud ialah siapa saja baik baik
atau administrator kesebelasan . Maka dari itu pemilik klub, pengurus PSSI, pemain dan
mereka biasa memakai jasa perantara yang biasa masyarakat umum baik individu maupun
disebut runner atau agen yang biasanya kelompok
diperankan oleh mantan pemain atau mantan Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pelatih maupun pengurus PSSI yang dianggap seseorang : dapat dimaknai sebagai suatu
tahu tentang kondisi di dalam sepak bola. perbuatan, memberikan atau akan memberikan
Karena runner adalah orang yang tahu siapa dengan menjanjikan baik berupa barang, uang
yang paling bisa “dipegang”, pihak yang bisa maupun hal lain yang berharga kepada orang
“dipegang” itu biasa disebut project manager. lain. Dalam kasus ini yang dimaksud ialah
Project manager adalah pihak yang memiliki memberikan atau menjanjikan baik berupa uang,
pengaruh langsung kepada para “pemain”. barang maupun wanita penghibur kepada
Project manager biasa diperankan oleh pemain seseorang atau orang lain
berpengaruh, pelatih, pemilik kesebelasan,
pejabat kesebelasan, atau pejabat federasi. Pada Dengan maksud untuk membujuk orang itu
bentuk tindak pidana suap ini memiliki untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
kronologi maupun subyek hukum yang lebih dalam tugasnya : dapat dimaknai sebagai
komplek karena pada bentuk tindak pidana suap tujuan atau niat pemberian tersebut agar orang
ini ada keterlibatan pihak ketiga diluar pihak- lain berbuat atau tidak berbuat dalam tugasnya
pihak yang bersangkutan dalam aktivitas sepak sesuai permintaan si pemberi. Dalam kasus ini
bola khususnya pada suatu pertandingan. Pihak yang dimaksud ialah pemberian uang atau
ketiga dalam hal ini merupakan pelaku utama barang tersebut dengan niat supaya orang lain
terjadinya bentuk tindak pidana suap ini. melakukan sesuai apa yang diinginkan yang itu
Namun apabila kedua bentuk tindak berhubungan dalam tugasnya misalnya
pidana suap pengaturan skor ( match fixing ) pemberian barang tersebut kepada wasit, agar
tersebut dilakukan maka kerugian akan dirasakan wasit tersebut melakukan tugasnya sebagai
oleh masyarakat umum penikmat dan pecinta hakim dalam suatu pertandingan sesuai dengan
sepak bola yang dimana ia menginginkan suatu keinginannya tentunya yang dapat
menguntungkan si pemberi

49
Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

Yang berlawanan dengan kewenangan atau Pemberian sesuatu atau janji itu
kewajibannya : dapat diartikan perbuatan yang dimaksudkan supaya ia berbuat atau tidak
dilakukan oleh si penerima tersebut tidak sesuai berbuat sesuatu dalam tugasnya : dapat
dengan kewenangan dan kewajiban yang sudah dimaknai bahwa maksud dan tujuan pemberian
ditentukan oleh kode etik profesi atau yang tersebut agar ia melakukan sesuai dengan apa
ditentukan oleh organisasi masing-masing. yang diinginkan oleh si pemberi dalam tugasnya.
Dalam kasus ini yang dimaksud ialah si penerima Dalam kasus ini yang dimaksud ialah tujuan
melakukan tugasnya sesuai dengan keinginan si pemberian sesuatu tersebut untuk membuat si
pemberi tersebut telah bertentangan dengan penerima melakukan tugasnya sesuai
kewajiban sesuai dengan kode etik maupun keinginannya
disiplinnya. Misalmya pemberian barang tersebut Yang berlawanan dengan kewenangan atau
kepada pemain, dalam pelaksanaanya pemain kewajibannya : dapat diartikan perbuatan yang
tersebut yang seharusnya bermain untuk dilakukan oleh si penerima tersebut tidak sesuai
membela klubnya namun malah bermain untuk dengan kewenangan dan kewajiban yang sudah
membela tim lawan yang itu jelas bertentangan ditentukan oleh kode etik profesi atau yang
dengan kode etik dan disiplin PSSI ditentukan oleh organisasi masing-masing.
Yang menyangkut kepentingan umum : Dalam kasus ini yang dimaksud ialah si penerima
perbuatan yang dilakukan tersebut membawa melakukan tugasnya sesuai dengan keinginan si
dampak terhadap kepentingan umum. Dalam pemberi tersebut telah bertentangan dengan
kasus ini yang dimaksud ialah kerugian yang kewajiban sesuai dengan kode etik maupun
diterima masyarakat yang seharusnya dapat disiplinnya. Misalmya pemberian barang tersebut
menyaksikan pertandingan sepak bola yang fair kepada pemain, dalam pelaksanaanya pemain
namun yang terjadi dilapangan merupakan tersebut yang seharusnya bermain untuk
settingan dari oknum. membela klubnya namun malah bermain untuk
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 membela tim lawan yang itu jelas bertentangan
Tentang Suap : dengan kode etik dan disiplin PSSI
Barang siapa : dapat dimaknai sebagai subyek Yang menyangkut kepentingan umum :
hukum, siapa saja yang melakukan. Dalam kasus perbuatan yang dilakukan tersebut membawa
ini yang dimaksud ialah siapa saja baik baik dampak terhadap kepentingan umum. Dalam
pemilik klub, pengurus PSSI, pemain dan kasus ini yang dimaksud ialah kerugian yang
masyarakat umum baik individu maupun diterima masyarakat yang seharusnya dapat
kelompok menyaksikan pertandingan sepak bola yang fair
Menerima sesuatu atau janji : dapat dimaknai namun yang terjadi dilapangan merupakan
sebagai suatu perbuatan, menerima baik berupa settingan dari oknum
barang, uang maupun hal lain yang berharga dari Terkait penegakan hukumnya tindak
orang lain. Dalam kasus ini yang dimaksud ialah pidana suap pengaturan skor (match fixing)
menerima sesuatu baik berupa uang, barang merupakan suatu jenis kejahatan yang hidup atau
maupun wanita penghibur dari seseorang atau ada di dalam dunia persepak bolaan. Seperti
orang lain yang kita tahu, dunia sepak bola merupakan
Ia mengetahui atau patut dapat menduga : cabang olahraga yang berinduk pada suatu
dapat dimaknai bahwa perbuatan tersebut federasi dunia yaitu FIFA. Sepak bola tunduk
dilakukan dengan sadar akan tujuan yang dengan aturan yang dibuat oleh FIFA dan
diinginkan atau sudah dapat mengira-ngira akan aturan-aturan tersebut bersifat transnasional
tujuan yang diinginkan. Dalam kasus ini yang yang dapat menembus batas-batas suatu negara,
dimaksud ialah si penerima melakukan dengan begitupun pada kejahatan tindak pidana suap
sadar akan tujuan pemberian barang tersebut pengaturan skor (match fixing) ini karena
atau sudah dapat menduga apa yang di inginkan kejahatan ini merupakan bentuk kejahatan yang
si pemberi misalnya wasit yang menerima terjadi di dalam pelaksanaan pertandingan sepak
sesuatu tersebut sadar dan tahu akan apa yang bola, maka sesuai dengan pasal 13 huruf (i) dan
diinginkan si pemberi pasal 17 ayat (1) statuta FIFA yang berbunyi,

50
Achmad Subandi, Tindak Pidana Suap Pengaturan Skor (Match Fixing) dalam Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

pasal 13 huruf (i) statuta FIFA menyatakan kelemahan dan kendala yang dihadapi, untuk
bahwa “Menyelesaikan segala permasalahan mengatasi kendala dan untuk mencapai tujuan
secara independen dan memastikan tidak ada penegakan hukum tersebut perlu dilakukannya
keterlibatan dari pihak ketiga“ dan pasal 17 ayat beberapa upaya yaitu
(1) statuta FIFA menyatakan bahwa “Setiap Upaya yang pertama ialah dengan saling
anggota FIFA harus menyelesaikan masalahnya bekerjasama antara komite disiplin dengan
sendiri tanpa ada pengaruh dari pihak ketiga” Kepolisian dimana komite disiplin yang dalam
Berdasarkan hal tersebut maka bentuk hal ini sebagai penegak hukum dari internal PSSI
penegakan hukumnya yaitu melalui penegakan yang pada prakteknya kesulitan untuk
hukum yang ada pada internal organisasi sepak mengumpulkan alat bukti dan keterangan karena
bola, dalam hal ini PSSI sebagai induk organisasi tidak dimilikinya upaya paksa dan tidak
sepak bola yang ada di Indonesia. Bentuk menjangkaunya untuk melakukan pemeriksaan
penegakan tersebut yaitu melalui komite disiplin terhadap pihak ketiga ( penjudi bola ) yang ada
yang telah dibuat oleh PSSI sesuai dengan pasal pada kasus ini, maka komite disiplin PSSI dapat
77 kode disiplin PSSI, Karena pada kejahatan meminta bantuan kepada Kepolisian untuk
suap pengaturan skor (match fixing) dianggap melakukan penyidikan dan penyelidikan dengan
melanggar dan memenuhi unsur yang terdapat daya paksa yang ia miliki yang kemudian akan
pada pasal 64 kode disiplin PSSI. Maka , diserahkan kembali kepada komite disiplin untuk
penegakan hukum kejahatan suap pengaturan menjalankan tugasnya dalam hal penegakan
skor (match fixing) dalam pertandingan sepak hukum dengan memberikan sanksi kepada para
bola diselesaikan atau diputus oleh ketua komite pihak yang melakukan kejahatan tersebut Bentuk
disiplin PSSI melalui sidang kode disiplin PSSI.5 kerjasama antara komite disiplin PSSI dan
Namun pada akhir tahun 2018, setelah Kepolisian Republik Indonesia ini harus
banyak muncul isu serta pengakuan dari oknum dibuatkan suatu kesepakatan bersama yang berisi
yang melakukan suap pengaturan skor dalam aturan-aturan untuk membatasi kewenangan-
sepak bola di Indonesia sehingga membuat kewenangan antara komite disiplin PSSI dan
masyarakat kecewa karena tidak adanya tindakan Kepolisian, sehingga untuk mengantisipasi
yang dilakukan oleh PSSI dan dirasa adanya terjadinya perselisihan pada kemudian hari.
suatu tindak pidana suap yang dilakukan dalam Upaya yang kedua ialah upaya penegakan
kasus tersebut maka, kepolisian membentuk hukum pidana juga dapat dilakukan dan
satgas anti mafia bola yang dipimpin langsung diterapkan dalam kasus suap pengaturan skor (
oleh Bapak Kapolri sebagai wujud penegakan match fixing ) yang terjadi di Indonesia. Suap
hukum dari pihak Kepolisian. Satgas anti mafia pengaturan skor ( match fixing ) selain
bola tersebut bertugas sekitar hampir 6 bulan memenuhi unsur yang terdapat pada kode
dan telah menetapkan 15 orang tersangka kasus disiplin PSSI, kejahatan tersebut juga memenuhi
suap pengaturan skor (match fixing) yang terdiri unsur-unsur yang ada pada Undang-Undang
dari pengurus PSSI, wasit, anggota klub, dan suap yang ada di Indonesia. Undang-Undang No
pemain. Namun sampai sekarang kasus-kasus 11 Tahun 1980 Tentang Suap, berdasarkan pasal
yang ditangani oleh satgas anti mafia bola belum 2 dan 3 undang-undang tersebut, tindak pidana
juga masuk dalam pengadilan suap pengaturan skor ( match fixing ) masuk
penegakan hukum terhadap suap dalam delik pidana yang diatur di dalamnya. Jadi,
pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola sudah seharusnya Negara Indonesia dalam hal
di Indonesia perlu adanya upaya penegakan ini sebagai negara yang berdaulat untuk
hukum yang harus dilakukan sebab pelaksanaan menegakkan hukum positif yang ada di
penegakan hukum yang saat ini diterapkan negaranya. Selain itu, apabila melihat dari asas
dianggap tidak maksimal dan tidak mencapai personalitas dan asas teritorial yang ada pada
tujuannya serta masih banyak terdapat sistem hukum pidana Indonesia sudah
seharusnya negara dalam hal ini menegakkan
5Wawancara dengan Amir Burhanudin pada hukum positif yaitu hukum pidananya. Selain itu
tanggal 26 April 2019 di Kantor PSSI Jawa Timur FIFA dalam beberapa berita dunia juga

51
Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

mendukung dan mendorong pemerintah di fixing ) yang saat inii diterapkan atau
negara anggota FIFA untuk dapat ikut serta dan dilaksanakan hanyalah sebatas penegakan hukum
bahu membahu untuki memberantas kejahatan disiplin oleh internal PSSI dimana pada internal
sepak boal ini.6
PSSI pengakan hukum pada kasus ini sangat
sulit dalam pembuktiannya karean tidak
PENUTUP dimilikinya upaya paksa oleh PSSI untuk
Kesimpulan
mengumpulkan alat bukti dan keterangan.
Bentuk-bentuk tindak pidana suap
Disamping itu tidak menjangkaunya hukum
pengaturan skor ( match fixing ) dalam
internal PSSI untuk menjerat pihak ketiga (
pertandingan sepak bola yakni yang pertama
penjudi atau bandar judi ) yang terlibat dalam
bentuk tindak pidana suap yang bermotif murni
kasus ini. Kehadiran satgas anti mafia bola yang
karena strategi suatu klub untuk mendapat gelar
dibentuk oleh Kepolsian juga belum berjalan
juara dengan cara melakukan suap kepada
dengan optimal karena banyaknya isu bahwa
perangkat pertandingan, wasit, dan bahkan
kehadiran satgas anti mafia bola ini merupakan
pemain dari klub lawan yang akan dihadapi..
bentuk intervensi dari pemerintah yang jelas itu
Kemudian yang kedua bentuk tindak pidana
dilarang. Upaya penegakan hukum tersebut
suap yang bermotif karena uang. Dimana pada
yakni dengan dibuatnya kesepakatan bersama
bentuk tindak pidana suap ini dilakukan oleh
oleh PSSI dan Kepolisian dalam hal bekerja
pihak ketiga diluar para pihak yang terlibat
sama melakukan penegakan hukum pada kasus
dalam sepak bola yakni para penjudi dan bandar
ini. Kemudian upaya penegakan hukum juga
judi. Pada tindak pidana suap yang kedua ini
dilakukan oleh negara dalam hal ini penegakan
suap dilakukan lebih terstruktur dan kompleks
hukum pidana karena pada tindak pidana suap
karena melibatkan banyak pihak. kedua bentuk
pengaturan skor ini memenuhi pula unsur yang
tindak pidana tersebut dapat disimpulkan bahwa
terkandung dalam UU No 11 Tahun 1980
tindak pidana suap pengaturan skor merupakan
Tentang suap, sehingga apabila melihat asas
suatu delik pidana karena memenuhi unsur yang
personalitas dan asas teritorial negara berhak
terdapat pada pasal 2 dan 3 UU No 11 Tahun
melakukan penegakan terhadap hukum
1980 Tentang suap dan menimbulkan kerugian
positifnya. Selain itu FIFA dalam beberapa
bagi masyarakat umum karena dimana
berita dunia juga mendukung dan mendorong
semestinya masyarakat umum mendapatkan dan
pemerintah di negara anggota FIFA untuk dapat
menyaksikan pertandingan sepak bola yang fair,
ikut serta dan bahu membahu untuki
namun dengan adanya tindak pidana suap
memberantas kejahatan sepak boal ini.
tersebut pertandingan sepak bola menjadi
layaknya pertunjukan opera karena fair play telah
Rekomendasi
dicederai dengan adanya hal tersebut. Kehadiran satgas anti mafia bola yang dibentuk
Bentuk penegakan hukum terhadap oleh Kepolsian juga belum berjalan dengan
tindak pidana suap pengaturan skor ( match optimal karena banyaknya isu bahwa kehadiran
satgas anti mafia bola ini merupakan bentuk
intervensi dari pemerintah yang jelas itu dilarang.
6https://www.kompasiana.com/asharisetya
Upaya penegakan hukum tersebut yakni dengan
/54f83938a33311315e8b482a/bisakah-suap-dalam- dibuatnya kesepakatan bersama oleh PSSI dan
olahraga-masuk-dalam-hukum-pidana-mengingat-
adanya-lex-sportiva diakses pada tanggal 28 April
Kepolisian dalam hal bekerja sama melakukan
2019 penegakan hukum pada kasus ini. Kemudian
upaya penegakan hukum juga dilakukan oleh

52
Achmad Subandi, Tindak Pidana Suap Pengaturan Skor (Match Fixing) dalam Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

negara dalam hal ini penegakan hukum pidana


karena pada tindak pidana suap pengaturan skor DAFTAR BACAAN
ini memenuhi pula unsur yang terkandung dalam
UU No 11 Tahun 1980 Tentang suap, sehingga Buku
apabila melihat asas personalitas dan asas Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, edisi
teritorial negara berhak melakukan penegakan revisi cetakan ke 12, Jakarta:Kencana,
terhadap hukum positifnya. Selain itu FIFA 2016;
dalam beberapa berita dunia juga mendukung Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian
dan mendorong pemerintah di negara anggota Hukum, Alfabeta, Malang, 2015;
FIFA untuk dapat ikut serta dan bahu membahu Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Cetakan
untuki memberantas kejahatan sepak boal ini. Keempat, Sinar Grafika, Jakarta,
2013.
UCAPAN TERIMA KASIH
Sumber Nisbah Online
1. Bapak Dr. H. Sutrisno, S.H., M.Hum selaku
Dekan Fakultas Hukum Universitas https://www.kompasiana.com/asharisetya/54f8393
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa 8a33311315e8b482a/bisakah-suap-
Timur. dalam-olahraga-masuk-dalam-hukum-
2. Ibu Mas Anienda Tien F., SH, MH. selaku pidana-mengingat-adanya-lex-sportiva
Wakil Dekan I Fakultas Hukum diakses pada tanggal 28 April 2019
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Nurjanti Takarini, M.Si selaku Peraturan Perundangan-Undangan
Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
“Veteran” Jawa Timur. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
4. Ibu Fauzul Aliwarman, SHI., M.Hum selaku
Wakil Dekan III Fakultas Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980
Universitas Pembangunan Nasional Tentang Suap
“Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Eko Wahyudi S.H M.H selaku Statuta FIFA
Koordiantor Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Kode Disiplin PSSI
Nasional “Veteran” Jawa Timur sekaligus
menjadi Dosen Pembimbing yang telah Lain-Lain
membimbing dan mengarahkan penulis
Wawancara dengan Kol. Laut (PM) Bambang
dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Sugeng Irianto, S.H., M.H., M.Tr. Hanla (
Ketua Komite Ad Hoc Sepak Bola
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional Bermartabat Asprov Jatim ). tanggal 26
April 2019 di Kantor PSSI Jawa Timur
“Veteran” Jawa Timur.
7. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Fakultas Wawancara dengan Amir Burhanudin, S.H. (
Sektum Asprov Jatim ) pada tanggal 26
Hukum beserta Staf Tata Usaha Fakultas
Hukum Universitas Pembangunan Nasional April 2019 di Kantor PSSI Jawa Timur
“Veteran” Jawa Timur.
8. Terima kasih kepada keluarga serta rekan-
rekan penulis yang senantiasa memberikan
dukungan kepada Penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini.

53

Anda mungkin juga menyukai