Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. V/No.

3/Mar/2016

KAJIAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA hukum yang akan didapatnya. Perlu untuk
PERJUDIAN diketahui masyarakat bahwa Permainan Judi
(PENERAPAN PASAL 303, 303 BIS KUHP)1 mengandung beberapa unsur agar dapat
Oleh: Geraldy Waney2 dikatakan sebagai bentuk perbuatan perjudian,
seperti adanya pengharapan buat menang,
ABSTRAK sifatnya untung-untungan saja, dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk pengharapan itu jadi bertambah besar karena
mengetahui bagaimana kualifikasi tindak kepintaran dan kebiasaan pemain.3 Untuk itu
pidana perjudian dalam Kitab Undang-Undang perlu diketahui bentuk-bentuk perbuatan apa
Hukum Pidana dan bagaimana unsur-unsur saja yang termasuk ke dalam perbuatan
suatu tindak pidana perjudian serta sejauh permainan perjudian ini dan bagaimana
mana pertimbangan hakim di dalam pertimbangan hakim dalam memutus perkara
memutuskan perkara tindak pidana perjudian. yang berkaitan dengan judi tersebut.4 Rumusan
Dengan menggunakan metode penelitian masalah yang diangkat dalam penelitian ini
yuridis normatif, maka dapat disimpulkan: 1. adalah bagaimana bentuk-bentuk perbuatan
Tindak pidana perjudian dapat dirumuskan pidana dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis
dalam dua pasal yakni Pasal 303 dan 303 bis. tentang perjudian, dap bagaimanakah
Kedua pasal ini merupakan suatu kejahatan pertimbangan hakim dalam memutus perkara
antara lain adalah kejahatan menawarkan atau yang berkaitan dengan Pasal 303 dan Pasal 303
memberikan kesempatan untuk bermain judi bis. Bentuk-bentuk perbuatan pidana yang
dan menggunakan kesempatan main judi termasuk dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis
bersama-sama dengan orang lain. 2. Unsur- tentang perjudian adalah setiap perbuatan atau
unsur tindak pidana perjudian adalah permainan dalam bentuk apa saja tanpa
permainan/perlombaan dan untung-untungan terkecuali yang di dalamnya melibatkan
serta ada taruhan. 3. Pertimbangan hakim pertaruhan untuk mendapatkan keuntungan
dalam memutuskan perkara pidana (perjudian) berlebih termasuk kedalam kategori perbuatan
dilihat dari fakta-fakta yang terungkap dalam permainan judi. Tidak terkecuali terhadap
proses persidangan baik saksi, keterangan permainan-permainan yang dianggap biasa
terdakwa, dan alat bukti lain baru hakim harus oleh masyarakat tetapi diselipkan pertaruhan
memperhatikan secara yuridis, hal yang didalamnya maka itu termasuk dalam bentuk
meringankan dan hal yang memberatkan sesuai perbuatan yang dapat dijatuhi hukuman pidana
dengan keyakinan hakim. oleh pihak yang berwajib. 5
Kata kunci: Kajian hukum, tindak pidana, Dalam hal ini bentuk-bentuk perbuatan
perjudian. permainan perjudian adalah setiap permainan
yang menggunakan pertaruhan di dalamnya.
PENDAHULUAN Maka sudah seharusnya Pemerintah bersama
A. Latar Belakang Masalah DPR tanggap dan segera membuat perangkat
Setiap pasal yang mengatur mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur
perbuatan perjudian memiliki kategori-kategori tentang ^o ΠvP v praktik perjudian_ apapun
yang berbeda dalam aturannya untuk itu bentuk perbuatannya dengan lebih tegas,
menentukan status pelaku atas perbuatan yang khususnya larangan dalam pemberian izin judi
termasuk dalam jenis mana yang telah ia di tempat umum atau di kota-kota dan di
lakukan. Hal ini diperlukan untuk tempat-tempat pemukiman penduduk, agar
mempermudah proses hukum yang akan ia negara kita sebagai negara yang berdasarkan
jalani dan memperjelas tindakan-tindakan Pancasila dimana masyarakatnya yang religius

1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Rudy Regah, SH, 3
Mas Soebagio, Permasalahan Dalam Bidang Hukum
MH; Max Sepang, SH, MH Pidana, Perdata, Dagang, Alumni, Bandung, 1976, hal. 5
2 4
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Ibid, hal. 6
5
120711364 Ibid, hal. 8

30
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

tetap terjaga. Setiap pertimbangan hakim barang siapa tanpa mendapat izin:
dalam memutus suatu perkara telah dipikirkan a. dengan sengaja menawarkan atau
dan dianalisis dengan baik sesuai dengan memberikan kesempatan untuk
pembuktian yang dilakukan di persidangan.6 permainan judi dan menjadikannya
sebagai pencaharian, atau dengan
B. Perumusan Masalah sengaja turut serta dalam suatu
1. Bagaimana kualifikasi tindak pidana kegiatan usaha itu;
perjudian dalam Kitab Undang-Undang b. dengan sengaja menawarkan atau
Hukum Pidana? memberi kesempatan kepada
2. Bagaimana unsur-unsur suatu tindak khalayak umum untuk bermain judi
pidana perjudian? atau dengan sengaja turut serta
3. Sejauhmana pertimbangan hakim di dalam dalam kegiatan usaha itu, dengan
memutuskan perkara tindak pidana tidak peduli apakah untuk
perjudian? menggunakan kesempatan adanya
sesuatu syarat atau dipenuhinya
C. Metode Penelitian sesuatu tata-cara;
Metode penelitian yang digunakan dalam c. menjadikan turut serta pada
penulisan Skripsi ini ialah metode penelitian permainan judi sebagai
yuridis normatif guna meneliti peraturan pencaharian.
perundang-undangan dan literatur yang sesuai (2) Kalau yang bersalah melakukan
dengan permasalahan yang dibahas. Jenis kejahatan tersebut dalam menjalankan
penelitian ini hanya menggunakan data pencahariannya, maka dapat dicabut
sekunder yang dikumpulkan dari bahan-bahan haknya untuk menjalankan
kepustakaan hukum seperti: bahan hukum pencahariannya itu.
primer yaitu: peraturan perundang-undangan; (3) Yang disebut dengan permainan judi
bahan hukum sekunder yaitu : buku-buku adalah tiap-tiap permainan, dimana pada
literatur dan karya-karya ilmiah hukum. Bahan umumnya kemungkinan mendapat
hukum tersier, terdiri dari : Kamus Hukum dan untung bergantung pada keberuntungan
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bahan-bahan belaka, juga karena pemainnya lebih
hukum yang telah dikumpulkan dianalisis terlatih atau lebih mahir. Di situ
secara kualitatif dan normatif. termasuk segala pertaruhan tentang
keputusan perlombaan atau permainan
PEMBAHASAN lain-lainnya yang tidak diadakan antara
A. Tindak Pidana Dalam Hal Perjudian mereka yang turut berlomba atau
Tindak pidana dalam hal perjudian bermain, demikian juga segala
dirumuskan dalam dua pasal, yakni Pasal 303 pertaruhan lainnya.
dan 303 bis, yang kedua pasal itu merupakan
kejahatan. Dalam rumusan kejahatan Pasal 303
1. Kejahatan Menawarkan atau Memberi tersebut di atas, ada lima macam kejahatan
Kesempatan untuk Bermain Judi mengenai hal perjudian (hazardspel), dimuat
Kejahatan yang dimaksudkan di atas dalam ayat (1): 8
dirumuskan dalam Pasal 303, yang 1. butir 1 ada dua macam kejahatan;
selengkapnya adalah sebagai berikut.7 2. butir 2 ada dua macam kejahatan; dan
(1) Diancam dengan pidana penjara paling 3. butir 3 ada satu macam kejahatan.
lama sepuluh tahun atau pidana denda Sedangkan ayat (2) memuat tentang dasar
paling banyak dua puluh lima juta rupiah, pemberatan pidana, dan ayat (3) menerangkan

6 8
Ibid, ha. 42 Moeljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban
7
Lihat Penjelasan Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Dalam Hukum Pidana, Bina Aksara, Yogyakarta, 1983, hal.
PIdana 83

31
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

tentang pengertian permainan judi yang


dimaksudkan oleh ayat (1). Semula rumusan kejahatan Pasal 303 bis
Lima macam kejahatan mengenai perjudian berupa pelanggaran dan dirumuskan dalam
tersebut di atas mengandung unsur tanpa izin. Pasal 542. Namun melalui UU No. 7 Tahun 1974
Pada unsur tanpa izin inilah melekat sifat (tentang Penertiban Perjudian) diubah menjadi
melawan hukum dari semua perbuatan dalam kejahatan dan diletakkan pada Pasal 303 bis.
lima macam kejahatan mengenai perjudian itu. Dengan adanya perubahan tersebut, ancaman
Artinya tiada-nya unsur tanpa izin, atau jika pidana yang semula berupa kurungan
telah ada izin dari pejabat atau instansi yang maksimum satu bulan atau denda maksimum
berhak memberi izin, semua perbuatan dalam Rp 4.500,00 dinaikkan menjadi pidana penjara
rumusan tersebut tidak lagi atau hapus sifat maksimum empat tahun atau denda maksimum
melawan hukumnya dan oleh karena itu tidak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
dapat dipidana. Mengapa dimasukkannya unsur Mengenai kejahatan perjudian dimuat
tanpa izin ini oleh pembentuk undang-undang? dalam ayat (1), sedangkan pada ayat (2)
Sebab di dalam hal perjudian terkandung suatu pengulangannya yang merupakan dasar
maksud agar pemerintah atau pejabat pemberatan pidana. Kejahatan dalam ayat (1)
pemerintah tertentu tetap dapat melakukan ada dua bentuk sebagaimana dirumuskan pada
pengawasan dan pengaturan tentang butir 1 dan 2, yaitu: 10
permainan judi. 1. melarang orang yang bermain judi
dengan menggunakan kesempatan yang
2. Menggunakan Kesempatan Main Judi yang diadakan dengan melanggar Pasal 303;
Diadakan dengan Melanggar Pasal 303 2. melarang orang ikut serta bermain judi di
Kejahatan mengenai perjudian yang jalan umum, dipinggir jalan umum, atau
dimaksudkan di atas dirumuskan dalam Pasal di tempat lainnya yang dapat dikunjungi
303 bis yang rumusannya sebagai berikut. umum; kecuali ada izin dari penguasa
(1) Diancam dengan pidana penjara paling dalam hal untuk mengadakan perjudian
lama empat tahun atau pidana denda itu.
paling banyak sepuluh juta rupiah;
a. barang siapa menggunakan B. Unsur-Unsur Tindak Pidana Perjudian
kesempatan main judi, yang Dari pemaparan diatas mengenai perjudian,
diadakan dengan melanggar maka ada 3 unsur yang harus terpenuhi agar
ketentuan Pasal 303; suatu perbuatan dapat dikatakan perjudian,
b. barang siapa ikut serta main judi ketiga unsur tersebut adalah:11
dijalan umum atau dipinggir jalan a. Permainan/perlomban
umum atau di tempat yang dapat Permainan yang dilakukan biasanya
dikunjungi umum, kecuali jika ada berbentuk permainan atau perlombaan.
izin dari penguasa yang berwenang Perbuatan ini dilakukan semata-mata
yang telah memberi izin untuk untuk bersenang-senang atau kesibukan
mengadakan perjudian itu. untuk mengisi waktu senggang guna
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran menghibur hati. Jadi pada dasarnya
belum lewat dua tahun sejak ada bersifat rekreatif, namun disini para
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelaku tidak harus terlibat dalam
salah satu dari pelanggaran ini, dapat permainan, karena boleh jadi mereka
dikenakan pidana penjara paling lama adalah penonton atau orang yang ikut
enam tahun atau pidana denda paling bertaruh terhadap jalannya sebuah
banyak lima juta rupiah.9 permainan atau perlombaan.

9 10
R. Soesilo, Kitab Undang-Undnag Hukum Pidana (KUHP) Ibid, hal. 191
11
serta Komentar-Komentarnya Lengkap Dengan Pasal- Moeljatno, Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum, Bina
Pasal, Politeia, Jakarta, 1994, hal. 191 Aksara, Jakarta, 1984, hal. 41

32
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

b. Untung-untungan rupiah), barang siapa tanpa


Untuk memenangkan perlombaan atau mendapat izin:
permainan, lebih banyak digantungkan Ke-1 Dengan sengaja menawarkan
pada unsur spekulatif/kebetulan atau atau memberikan kesempatan
untung-untungan, atau faktor untuk permainan judi dan
kemenangan yang diperoleh dikarenakan menjadikannya sebagai
kebiasaan atau kepintaran pemain yang pencaharian, atau dengan
sudah sangat terbiasa atau tertatih. sengaja turut serta dalam usaha
c. Ada Taruhan itu.
Dalam permainan atau perlombaan ini Ke-2 Dengan sengaja menawarkan
ada taruhan atau perlombaan ini ada atau memberikan kesempatan
taruhan yang dipasang oleh para pihak kepada Khalayak umum untuk
pemain atau Bandar, baik dalam bentuk bermain judi atau dengan
uang ataupun harta benda lainnya, sengaja turut serta dalam usaha
Bahkan istri pun dijadikan taruhan. itu dengan tidak peduli apakah
Akibat adanya taruhan tersebut, maka untuk menggunakan
tentu saja ada pihak yang diuntungkan kesempatan adanya sesuatu
dan ada pihak yang dirugikan. Unsur ini syarat atau dipenuhinya
merupakan unsur yang paling utama sesuatu tata cara.
untuk menentukan apakah sebuah Ke-3 Menjadikan turut serta dalam
perbuatan dapat disebut perjudian atau permainan judi sebagai
bukan. pencaharian.
2) Kalau yang bersalah melakukan
Dari uraian di atas, maka jelas bahwa segala kejahatan tersebut dalam
perbuatan yang memenuhi ketiga unsur diatas menjalankan pencahariannya, maka
meskipun tidak disebut dalam PP RI nomor 9 dapat dicabut haknya untuk jalankan
tahun 1981 adalah masuk kategori perjudian pencahariannya itu.
meskipun dibungkus dengan nama-nama yang 3) Yang disebut permainan judi adalah
^cantik_ sehingga nampak seperti sumbangan, tiap-tiap permainan, dimana yang
misalnya sumbangan dermawan social pada umumnya untuk mendapat
berhadiah (SDSB). Bahkan sepakbola, tenis untung bergantung pada
meja, bulutangkis, volley dan catur bisa masuk keberuntungan belaka, juga karena
kategori judi, bila dalam prakteknya memenuhi permainannya lebih terlatih atau
ketiga unsur tersebut. mahir. Disitu termasuk segala
Dalam KUHP ada dua pasal yang mengatur pertaruhan tentang keputusan
tentang perjudian yaitu pasal 303 dan pasal 303 perlombaan atau permainan lain-
bis. Sementara itu pembagian jenis perjudian lainnya yang tidak diadakan antara
menurut KUHP, adalah: 12 mereka yang turut lomba atau
a. Kejahatan menawarkan atau bermain, demikian juga segala
memberikan kesempatan untuk bermain pertaruhan lainnya.
judi, Kejahatan tersebut lebih
lengkapnya dirumuskan dalam pasal 303 Dalam rumusan pasal 303 KUHP diatas
KUHP, adalah: memuat 5 kejahatan mengenai perjudian yang
1) Diancam dengan pidana penjara terdapat dalam ayat (1) yaitu: 13
paling lama sepuluh tahun atau a. Dalam butir 1, memuat dua kejahatan;
pidana denda paling banyak b. Dalam butir 2, memuat dua kejahatan;
Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta
13
R. Soesilo, Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan
12
R. Sugandhi, KUHP dengan Penjelasannya, Usaha Umum dan Delik-Delik Khusus, Politeia, Bogor, 1979, hal.
Nasional, Surabaya, 1980, hal. 34 58

33
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

c. Dalam butir 3, memuat satu macam permainan judi tanpa izin.


kejahatan; Unsur Subjektif.
Sedangkan dalam ayat (2) memuat tentang - Dengan sengaja.
dasar pemberatan pidana, dan ayat (3) memuat Pada kejahatan perjudian jenis ke 2 ini,
tentang pengertian judi yang ada dalam ayat perbuatannya adalah turut serta, artinya dia
(1). ikut terlibat dalam usaha permainan judi
Lima kejahatan yang tersebut di atas bersama orang lain.
mengandung unsur tanpa izin, dalam unsur Seperti pada bentuk pertama, dalam bentuk
tanpa izin inilah melekat unsur melawan hukum kedua ini juga memuat unsur dengan sengaja,
kelima kejahatan di atas. akan tetapi kesengajaan ini lebih kepada unsur
I. Kejahatan Pertama perbuatan turut serta dalam kegiatan usaha
Kejahatan ini dimuat dalam butir pertama, permainan judi, artinya bahwa si pembuat
yaitu kejahatan yang melarang yang tanpa izin menghendaki untuk melakukan perbuatan
dengan sengaja memberikan atau menawarkan turut serta dan didasarnya bahwa
kesempatan untuk bermain judi dan keturutsertaannya itu adalah kegiatan
menjadikannya sebagai mata pencaharian. permainan judi.
Dari uraian tersebut, maka unsur kejahatan
ini adalah; III. Kejahatan Ketiga
Unsur Objektif: Kejahatan perjudian bentuk ketiga ini adalah
a. Perbuatannya: Menawarkan dan tanpa izin dengan sengaja menawarkan atau
memberikan kesempatan; memberikan kesempatan kepada khalayak
b. Objek: Untuk bermain judi tanpa izin; umum untuk bermain judi. Unsur-unsurnya
c. Dijadikan sebagai mata pencaharian. adalah:15
Unsur Subjektif: Unsur Objektif:
Dalam kejahatan pertama ini, si pembuat - Perbuatan: menawarkan atau member
tidak melakukan perjudian. Dalam kesempatan;
kejahatan ini tidak termuat larangan untuk - Objek: Kepada khalayak umum;
bermain judi, tetapi perbuatan yang - Untuk bermain judi tanpa izin.
dilarang adalah: Unsur Subjektif.
- Menawarkan kesempatan bermain judi; - Dengan sengaja.
- Memberikan kesempatan berjudi. Kejahatan perjudian ketiga ini sangat mirip
Menawarkan kesempatan di sini berarti si dengan kejahatan perjudian bentuk pertama.
pembuat melakukan apa saja untuk Persamaannya adalah unsur perbuatan, yaitu
mengundang atau mengajak orang-orang untuk menawarkan atau memberikan kesempatan
bermain judi, dengan menyediakan tempat untuk bermain judi.
atau waktu tertentu. Dalam hal ini, belum ada Sementara perbedaannya adalah sebagai
orang yang melakukan perjudian. berikut:16
1. Pada bentuk pertama, perbuatan
II. Kejahatan Kedua menawarkan atau memberikan
Kejahatan yang kedua yang juga dimuat kesempatan tidak disebutkan kepada
dalam butir I adalah tanpa izin dengan sengaja siapa ditujukan, bisa kepada seseorang
turut serta dalam suatu kegiatan usaha atau beberapa orang, sedangkan
permainan judi. Dengan demikian terdiri dari kepada khalayak umum, jadi tidak
unsur-unsur sebagai berikut:14 berlaku kejahatan bentuk ketiga ini jika
Unsur Objektif. hanya ditujukan pada seseorang atau
- Perbuatannya: Turut serta; beberapa orang saja.
- Objek : dalam suatu kegiatan usaha
15
Ibid, hal. 60
16
S.R. Sianturi, Tindak Pidana di KUHP berikut Uraiannya,
14
Ibid, hal. 59. Alumni, Bandung, 1983, hal. 82

34
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

2. Pada bentuk pertama, secara tegas


disebutkan bahwa kedua perbuatan itu Ke-2 Barang siapa yang turut serta
dijadikan sebagai mata pencaharian, bermain judi di jalan umum atau
sedangkan pada bentuk ketiga ini tidak disuatu tempat terbuka untuk
terdapat unsur pencaharian. umum, kecuali jika untuk
permainan judi tersebut telah
IV. Kejahatan Keempat diberi ijin oleh penguasa yang
Kejahatan perjudian bentuk keempat dalam berwenang.
pasal 303 ayat (1) KUHP adalah larangan 2) Jika ketika melakukan kejahatan itu
dengan sengaja turut serta dalam menjalankan belum lewat dua tahun sejak
kegiatan usaha perjudian tanpa izin, dimana pemidanaan yang dulu yang sudah
unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:17 menjadi tetap karena salah satu
Unsur Objektif kejahatan ini, ancamannya dapat
- Perbuatannya : Turut serta; menjadi pidana penjara maksimum
- Objeknya : dalam kegiatan usaha enam tahun, atau denda maksimum
permainan judi tanpa izin; lima betas juta rupiah.
Unsur Objektif
- Dengan sengaja. C. Pertimbangan Hakim dalam Memutus
Bentuk keempat ini juga hampir sama Perkara yang Berkaitan dengan Perjudian
dengan bentuk kedua, perbedaannya terletak Memproses untuk menentukan bersalah
pada unsur turut sertanya. Pada bentuk kedua, tidaknya perbuatan yang dilakukan oleh
unsur turut serta ditujukan pada kegiatan seseorang, hal ini semata-mata dibawah
usaha perjudian sebagai mata pencaharian, kekuasaan kehakiman, artinya hanya jajaran
sedangkan dalam bentuk keempat ini, unsur departemen inilah yang diberi wewenang untuk
turut sertanya ditujukan bukan untuk mata memeriksa dan mengadili setiap perkara yang
pencaharian. datang untuk diadili.19
Fakta persidangan merupakan dasar/bahan
V. Kejahatan Kelima untuk menyusun pertimbangan majelis hakim
Pada bentuk kelima ini juga terdapat unsur sebelum majelis hakim membuat analisa
serta, namun serta dalam bentuk kelima ini hukum yang kemudian digunakan oleh hakim
bukan lagi mengenai turut serta dalam tersebut untuk menilai apakah terdakwa dapat
menawarkan atau memberikan kesempatan dipersalahkan atas suatu peristiwa yang
untuk bermain judi, melainkan turut serta terungkap di persidangan untuk memperoleh
dalam permainan judi itu sendiri. keyakinan apakah terdakwa patut
Menggunakan kesempatan main judi yang dipersalahkan, patut dihukum atas
diadakan dengan melanggar pasal 303 KUHP. perbuatannya sebagaimana yang terungkap di
Perjudian yang dimaksud di atas diatur dalam persidangan. Singkatnya, suatu putusan harus
pasal 303 bis, ditambah dengan UU. No.7 tahun didasarkan pada fakta persidangan dan
1974 yang rumusannya sebagai berikut:18 dibarengi dengan putusan yang mencerminkan
1) Diancam dengan pidana penjara rasa keadilan.20
maksimum empat tahun atau pidana Pertimbangan-pertimbangan hakim dalam
denda maksimum sepuluh juta rupiah; memutus sebuah perkara mengenai perjudian
Ke-1 Barang siapa yang menggunakan juga terkumpul berdasarkan proses
kesempatan sebagaimana tersebut pemeriksaan persidangan yang didalamnya juga
dalam pasal 303, untuk bermain dilakukan pembuktian atas suatu perbuatan
judi.
19
M. Natsir Asnawi, Hermeneutik Putusan Hakim
17
Ibid, hal. 82 Pendekatan Multidisipliner Dalam Memahami Putusan
18
Lihat Pasal 303 bis KUHP dan Bandingkan dengan Pengadilan, UII Press, Yogyakarta, 2014, hal. 3
20
Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Perjudian Ibid, hal. 15

35
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

pidana guna mempertegas fakta-fakta yang berdasarkan unsur-unsur dalam pasal-pasal


terjadi dalam tindak pidana telah sesuai atau surat tuntutan oleh jaksa. Hakim
tidak dengan apa yang disangkakan, yang mempertimbangkan berdasarkan unsur-unsur
dimaksud dengan teori pembuktian antara yang terdapat dalam pasal-pasal tuntutan oleh
lain:21 1) Sistem Keyakinan Hakim, yang jaksa. 3) Pertimbangan berdasarkan hal yang
dimaksud dengan sistem keyakinan hakim yaitu memberatkan dan yang meringankan. Adapun
hakim mengambil keputusan berdasar yang menjadi pertimbangan oleh hakim adalah
keyakinan, tetapi dibatasi oleh aturan-aturan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
yang berlaku yang sebelumnya telah ditentukan meringankan. Yaitu pertimbangan dalam surat
dalam undang-undang. 2) Keyakinan yang tuntutan oleh jaksa dan juga fakta-fakta dalam
didasari rasional (Argumentasi), yang dimaksud persidangan. 4) Pertimbangan berdasarkan
dengan keyakinan yang didasari rasional surat dakwaan. Bahwa hakim melihat apakah
(argumentasi) adalah teori yang hampir sama terdakwa telah pernah melakukan perbuatan
dengan teori keyakinan hakim namun putusan hukum atau telah pernah dipidana sebelumnya.
hakim harus didasari oleh logika rasional. 3) Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
Sistem Undang-Undang Secara Positif, yang dalam persidangan yang telah dilakukan maka
dimaksud dengan teori ini adalah pembuktian yang harus dilakukan oleh majelis hakim adalah
menurut teori ini dilakukan dengan menyusun konsep putusan/penetapan perkara
menggunakan alat-alat bukti yang sebelumnya yang ditangannya, yang bersumber dari hasil
telah ditentukan dalam undang-undang. 4) pemeriksaan yang dicatat secara lengkap dalam
Sistem Undang-Undang Secara Negatif, yang Berita Acara Persidangan (BAP) tersebut maka
dimaksud dengan teori ini adalah pembuktian dikonsep putusan/penetapan yang memuat:
yang selain menggunakan alat bukti yang Tentang duduk perkaranya, yang
dicantumkan dalam undang-undang, juga menggambarkan pelaksanaan tugas hakim
menggunakan keyakinan hakim. Sekalipun dalam mengevaluasi kebenaran fakta atau
menggunakan keyakinan hakim namun peristiwa yang diajukan. Pertimbangan hukum
keyakinan hakim terbatas pada alat bukti yang yang menggambarkan pokok pikiran hakim
ditentukan oleh undang-undang. Apabila dalam mengevaluasi fakta-fakta yang telah
pemeriksaan sidang dianggap sudah selesai, terbukti tersebut serta menemukan hukumnya
maka ia mempersilahkan penuntut umum bagi peristiwa/perbuatan tersebut, disini
membacakan tuntutannya22 (regerevatoir) merumuskan secara rinci kronologis dan
setelah itu giliran terdakwa atau penasehat hubungan satu sama lain dengan didasarkan
hukum terdakwa membacakan surat nota pada hukum atau peraturan perundang-
pembelaannya yang dapat dijawab oleh undangan. Amar putusan yang memuat hasil
Penuntut Umum dengan ketentuan bahwa akhir sebagai konstitusi atau penentuan hukum
terdakwa atau penasehat hukumnya mendapat atas peristiwa atau fakta yang telah terbukti.
giliran terakhir (Pasal 182 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). PENUTUP
Berdasar atas apa yang dijelaskan diatas, A. Kesimpulan
maka hakim dalam menjatuhkan putusannya 1. Tindak pidana perjudian dapat dirumuskan
menggunakan beberapa pertimbangan- dalam dua pasal yakni Pasal 303 dan 303
pertimbangan sebagai berikut: 1) Pertimbangan bis. Kedua pasal ini merupakan suatu
berdasarkan alat bukti yang ada, salah satu alat kejahatan antara lain adalah kejahatan
bukti yang menjadi pertimbangan oleh hakim menawarkan atau memberikan
adalah keterangan saksi-saksi. 2) Pertimbangan kesempatan untuk bermain judi dan
menggunakan kesempatan main judi
21
Muhammad Rusli, Sistem Peradilan Pidana Indonesia,
bersama-sama dengan orang lain.
Yogyakarta, UII Pers, 2011, hal. 27
22
Lihat Penjelasan Pasal 182 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana

36
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

2. Unsur-unsur tindak pidana perjudian Kartanegara Satochid, Hukum Pidana, T.T.


adalah permainan/perlombaan dan Yogyakarta, 1988.
untung-untungan serta ada taruhan Lamintang PAF., Dasar-Dasar Hukum Pidana,
3. Pertimbangan hakim dalam memutuskan Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.
perkara pidana (perjudian) dilihat dari Kartono Kartini, Psikologi Sosial, Rineka,
fakta-fakta yang terungkap dalam proses Jakarta, 2005.
persidangan baik saksi, keterangan Marpaung Leden, Asas Teori-Praktek Hukum
terdakwa, dan alat bukti lain baru hakim Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
harus memperhatikan secara yuridis, hal Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina
yang meringankan dan hal yang Aksara, Jakarta, 2002.
memberatkan sesuai dengan keyakinan _________, Perbuatan Pidana dan
hakim. Pertanggungjawaban Dalam Hukum
Pidana, Bina Aksara, Yogyakarta, 1983.
B. Saran Puspa Pramadya Yan, Kamus Hukum Belanda
1. Setiap perkara terdakwa selalu didampingi Indonesia, Aneke Ilmu, Semarang, 1977.
oleh penasihat hukum. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia,
2. Penulis berharap pemerintah setempat, Balai Pustaka, Jakarta, 1995.
dan penegak hukum memiliki visi yang Pompe, Handboek van het Nederlandse
sama dan saling bekerja sama untuk Strafrechts, N.V.
memberantas kejahatan perjudian. Uitgeversmaatschappij, WE.J. Tjeenk
3. Penulis juga berharap akan peran aktif Willink Zwolle, 1959.
masyarakat dalam membasmi ^‰ vÇ l]š Prodjohamidjojo, Martiman, Dasar-Dasar
u •Ç Œ l š_ ini sendiri. Dengan kata lain, Hukum Pidana Indonesia, Pradnya
masyarakat bersedia melaporkan dan Paramita, Jakarta, 1997.
membantu mengawasi para pelaku Prodjodikoro Wirjono, Tindak-Tindak Pidana
kejahatan perjudian dengan menggunakan Tertentu di Indonesia, Alumni, Bandung,
kartu (joker) ini yang terjadi di tengah- 2003.
tengah kehidupan mereka, bukan malah Rahardjo Sutjipto, Penegakan Hukum Suatu
membiarkannya begitu saja. Tinjauan Sosiologis, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006.
DAFTAR PUSTAKA Rusli, Muhammad, Sistem Peradilan Pidana, UII
Ali Achmad, Mengenal Teori Hukum, Gunung Press, Yogyakarta, 2011.
Agung, Jakarta, 2002. Sianturi S.R, Tindak Pidana di KUHP berikut
M. Natsir Asnawi, Hermeneutik Putusan Hakim Uraiannya, Alumni, Bandung, 1983.
Pendekatan Multidisipliner Dalam Simanjuntak, Osman, Teknik Penuntutan dan
Memahami Putusan Pengadilan, UII Upaya Hukum, Ghalia Indonesia,
Press, Yogyakarta, 2014. Jakarta, 1999.
Chazawi Adami, Tindak Pidana Mengenai Simon, Leerboek Van het Nederlandse
Kesopanan, RajaGrafindo, Jakarta, Strafrecht, P. Noordhoff N.V. Groningen
2002. Batavia, 1937.
Djamali Abdoel R., Pengantar Hukum Indonesia, Soebagio, Mas, Permasalahan Dalam Bidang
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005. Hukum Pidana, Perdata, Dagang,
Ealgra N & RRW Gokkel, Kamus Hukum, N.V. Alumni, Bandung, 1976.
Kijiven, 1983. Soekanto Soerjono dan Mamudji Sri, Penelitian
Hamdan M, Alasan Penghapus Pidana Teori dan Hukum Normatif, RajaGrafindo
Studi Kasus, Refika Aditama, Bandung, Persada, Jakarta.
2012. Soesilo R, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Hamzah Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka (KUHP) serta Komentar-Komentarnya
Cipta, Jakarta, 2008.

37
Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016

Lengkap Dengan Pasal-Pasal, Politeia,


Jakarta, 1994.
Sugandhi R, KUHP dengan Penjelasannya,
Usaha Nasional, Surabaya, 1980.
Suringa Hazewinkel, Inleidingtotde Studie van
het Nederlandse Strareecht, HD Tjeen
Willink & Zoon Haarlen, 1953.
Waluyo Bambang, Pidana dan Pemidanaan,
Sinar Grafika, Jakarta, 2008.

Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang
Perjudian

38

Anda mungkin juga menyukai