Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

“PT Ide Studio Berjuang di Persaingan Global dengan Sumber Daya Berorientasi
Lokal: Sebuah Masalah Lintas Budaya?”

Disusun Oleh:

Putra muhammad Risky F3401211002


Sesilia Suarni Rotua F3401211014
Muhammad Iqbar F3401211027
Devia Nur Fauziah F3401211036
Raffi Adam Limansyah F3401211037
\

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2022
1.Nilai-nilai yang diusung perusahan?
1) Perfeksionis, hal tersebut dibuktikan dengan Hugo merancang produknya dengan
ketelitian dan hati-hati.
2) Mengutamakan nilai estetika, dibuktikan dengan Ide Studio yang lebih kepada
workshop seni daripada sebuah pabrik furnitur.
3) Tanggung jawab, dibuktikan dengan Hugo, Sita, dan pihak Quality Control (QC)
bertanggung jawab atas kerusakan produk yang diekspor.
4) Integritas, dibuktikan dengan Ide Studio memilih komoditas dengan profil dan
kekuatan terbaik yang paling diminati oleh klien internasional (kepuasan konsumen),
memutar otak untuk memenuhi tuntutan pasar.
5) Penyelarasan dengan daya dukung dan lenting lingkungan, dibuktikan dengan adanya
sebuah sertifikasi bergengsi yang menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan telah
memenuhi standar pengelolaan hutan dan perkebunan yang berkesinambungan.

2. Permasalahan-permasalahan pengelolaan SDM baik yang insidental maupun terjadi


berulang kali? (bisa)
1) Produk perusahaan yang diekspor mengalami kerusakan.
2) Penurunan order dikarenakan lesunya ekonomi eropa membuat furnitur kelas high-
end yang masuk ke dalam komoditas tersier.
3) Persentase penjualan dan volume penjualan menurun padahal Ide Studio sudah
menurunkan harga.
4) Karyawan departemen produksi atau operator budaya kerjanya menunjukkan budaya
kerja yang lumayan disfungsional
5) Ide Studio bergantung pada importir kayu yang tidak dapat memastikan ketersediaan
kayu yang menjadi preferensi konsumen.
6) Pemesanan dari klien Eropa sering kali agak mepet sehingga Ide Studio perlu
memutar otak untuk mengikuti tuntutan pasar
7) Tidak lama MoQ diterapkan, departemen produksi mengalami kesulitan yang
mengakibatkan pengerjaan produk menjadi lebih lama
8) Kerusakan item yang diekspor disebabkan adanya proses yang dilewati akibat
kelalaian karyawan
9) Supervisor segan untuk menegur dan sering kali supervisor mengerjakan pekerjaan
operator
10) Supervisor kurang responsif ketika ada ketidaksinkronan antara data dengan kondisi
riil kayu dan kurang optimal dalam menjalankan tugasnya
11) Kebijakan makro terkait ketenagakerjaan membuat Ide Studio menghadapi situasi
tidak mudah
12) Manajer personalia menyerahkan surat pengunduran diri karena suasana kerja tidak
nyaman

3. Best Practices terkait dengan pengelolaan SDM (bisa)


1) Dapat mengolah kayu-kayu berkualitas tinggi yang biasanya menjadi limbah
2) Showroom dengan berbagai keindahan produk

4. Identifikasi 2 sistem archetypes yang menjadi sebab munculnya permasalahan yang


berulang kali terjadi(bisa)
● Sistem archetypes yang menjadi sebab munculnya permasalahan yang sama
berulang kali adalah archetypes escalation dan archetypes fixes that fails. Pada
archetypes eskalasi dibuktikan dengan tindakan suatu peranan perusahaan yaitu
supervisor, operator, dan quality control yang tidak bertanggung jawab dengan
pekerjaan sendiri akan tetapi mengurusi hal lain diluar pekerjaannya, seperti
supervisor yang seharusnya mengawasi kerja para staff tetapi melakukan pekerjaan
operator yang memantau dan mengoperasikan mesin produksi. Oleh karena itu, dari
permasalahan tersebut timbul miscommunication yang menyebabkan pengulangan
permasalahan yang sama.
● Sistem archetypes kedua yang terdapat dalam perusahaan carpenter tersebut
adalah archetypes fixes that fails. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terjadinya
masalah yang berulang yaitu ketidaksinkronan antara data dan kondisi riil kayu.
Mulanya masalah tersebut disebabkan oleh kualitas kayu yang rendah, selanjutnya
didapatkan solusi berupa peningkatan kualitas kayu yang memiliki grade lebih tinggi
begitu pula cost yang harus dikeluarkan. Akan tetapi masalah yang sama berulang
yang disebabkan oleh supervisor yang tidak melakukan pencatatan terhadap
pengelolaan persedian kayu. Selain itu 2 tahun sebelumnya sistem manajemen
sumber daya manusia pernah dibongkar karena tingginya tingkat kemangkiran
operator, tetapi setelah dibongkar sistem manajemen sumber daya manusia tetap
rusak karena proses pengrekrutan mengandalkan proses informal karena dianggap
menguntungkan sebab minim biaya dan prosedur lebih cepat tetapi kenyataannya
praktik ini malah membuat perusahaan seperti sebuah keluarga besar.

5. Usulkan solusi untuk memutus lingkaran setan (vicious cycle)


Ada beberapa solusi yang perlu dilakukan untuk memutus lingkaran setan sesuai
dengan hasil studi kasus archetypes PT Ide Studio. Pertama, memperjelas tugas pokok dan
fungsi dari masing-masing divisi sehingga supervisor tetap melakukan tugasnya dalam
melakukan pengecekan SOP dari alur proses produksi, bukan mengerjakan pekerjaan
operator. Kedua, perusahaan perlu melakukan revisi pembagian karyawan yang terlalu
mendominasi pada divisi operator sehingga terjadinya adanya ketimpangan sumber daya
antara divisi operator dengan divisi lainnya. Hal inilah yang menyebabkan divisi operator
merasa memiliki kekuasaan berargumen dalam notasi negatif kepada divisi lain atau posisi
di atasnya secara vertikal seperti melakukan intervensi pada divisi supervisor. Ketiga,
perusahaan perlu melakukan pertimbangan terhadap peraturan daerah dimana sebuah
perusahaan yang berada di daerah tersebut harus mengoptimalkan pemberdayaan sumber
manusia lokal yang ada disana. Keempat, perlu adanya ketetapan standar sumber daya
yang akan direkrut dalam perusahaan melalui berbagai tahapan seleksi serta
memperbaharui regulasi aturan perusahaan yang fleksibel terhadap budaya masyarakat
sekitar kepada aturan awal yang resmi perusahaan tetapkan sehingga tidak adanya ikatan
kekeluargaan dalam notasi negatif seperti nepotisme di dalam perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai