DI SUSUN OLEH :
NURAMELIA
NIM : 20156122018
MUHAMMAD ABIDIN
2022/2023
A. Pengertian Jabariyah
sifat dari Allah adalah al- Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa.
1
B. Dasar Ajaran
1. Qs. As-Saffat : 96
Terjemah :
2. Qs. Al-Anfal : 17
Terjemah:
2
3. Qs. Al-Insan : 30
Terjemah :
Di samping adanya bibit pengaruh paham jabar yang telah muncul dari
pemahaman terhadap ajaran Islam itu sendiri. Ada sebuah pandangan
3
mengatakan bahwa aliran Jabar muncul karena adanya pengaruh dari
pemikriran asing, yaitu pengaruh agama Yahudi bermazhab Qurra dan agama
Kristen bermazhab Yacobit.
1. Aliran Ekstrim.
1
Sidik, Refleksi Paham Jabariyah Dan Qadariyah, Vol. 12 No.2 Desember ,2016, hal:275-279
4
c. Kalam Tuhan adalah makhluk. Allah tidak mempunyai keserupaan
dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan
juga tidak dapat dilihat dengan indera mata di akherat kelak.2
2. Aliran Moderat
5
Al-°a’thil yang berarti mengingkari adanya sifat-sifat bagi Allah swt.
menurutnya tidak benar menyifati Tuhan yang maha suci dengan
sifat-sifat kemanusiaan yang bersifat baharu.
Al-Af’al atau perbuatan yang diciptakan dalam diri manusia, tak
ubahnya dengan gerak yang diciptakan Tuhan dalam benda mati.
Oleh karena itu, manusia dikatakan berbuat bukan dalam arti yang
sebenarnya (haqiqi), tapi dalam arti kiasan (majazi), tak ubahnya
sebagaimana disebut air mengalir, batu bergerak, matahari terbit dan
lain sebagainya. Segala perbuatan manusia merupakan perbuatan
yang dipaksakan atas dirinya. Termasuk di dalamnya perbuatan-
perbuatan seperti mengerjakan kewajiban, menerima pahala dan
siksaan.
b. Al-Jahm ibn Shafwan, Dia adalah tokoh pendiri Jabariah yang
sesungguhnya, sehingga aliran ini dinisbahkan pada namanya dengan
sebutan Jahmiyah. Adapun pandangan-pandangannya adalah sebagai
berikut:
Bagi Allah hanya ada satu zat. Allah tidak akan mempunyai sifat dan
tidak benar menyifati Allah dengan sifat-sifat makhluk, walaupun
dalam al-Qur’an, banyak ayat yang menyebutkan Allah mempunyai
sifat al-bashar, al-sam’u, al-kalam, dan al-’Alim. Hal itu janganlah
dipahami secara tekstual, sebab hal seperti itu akan menyerupai
makhluknya sedang bagi Allah mustahil seperti itu. Sifat-sifat Allah
dalam al-Qur’an wajib ditakwilkan.
Melihat Allah di hari kemudian adalah tidak mungkin. Adapun surga
dan neraka akan lenyap setelah penghuninya masuk ke dalam. Ahli
surga akan merasakan kenikmatan di dalamnya. Surga dan neraka
akan hancur dan musnah dan masing-masing penghuninya akan
lenyap, sehingga hanya Allah saja yang ada sebagaimana
keberadaannya.
Iman menurutnya tidak cukup dengan ma’rifat kepada Allah, rasul-
Nya dan semua yang datang dari Allah swt. ikrar dengan lisan,
6
ketundukan hati, mahabbah dan lain sebagainya serta perbuatan yang
dilakukan oleh anggota badan bukanlah iman. Sesungguhnya iman
itu diperoleh dalam batin. Oleh karena itu, manusia yang sudah
memiliki ma’rifat kepada Allah tidak akan hilang disebabkan oleh
ucapan lisan dan iman itu terbagi, iman para nabi dan umatnya sama
saja.
2. Tokoh yang Moderat.
7
Tuhanlah yang menciptakan perbuatan positif dan perbuatan negatif.
Tetapi dalam melakukan perbuatan itu manusia mempunyai bagian.
Daya yang diciptakan dalam diri manusia oleh Tuhan, mempunyai efek,
sehingga manusia mampu melakukan perbuatan itu. Daya itu kemudian
disebut kasab (acguisition).4
4
Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam, ( Yogyakarta: Trustmedia Publishing, 2015), hlm.83-86
8
A. Pengertian Qadariyah
B. Dasar Ajaran
Menurut sebagian ahli sejarah, sebagaimana dikutip Aziz Dahlan
bahwa sumber awal paham Qadariah yang dikemukakan oleh seorang tokoh
pemikir dan penyebar pertama kali paham Qadariah ini ialah Ma’bad al Juhani.
Paham itu adalah berasal dari seorang Kristen Irak yang bernama Abu Yunus
Sansawiah yang masuk Islam tapi kembali lagi menjadi Nasrani, setelah
Ma’bad al-Juhani meninggal terbunuh pada tahun 80 H. tampillah Ghailan al-
Dimasyqy. Untuk meneruskan usaha menyiarkan paham itu dan ia melakukan
banyak perdebatan untuk membela paham tersebut. Diceritakan bahwa ketika
kegiatan Ghilan dihentikan oleh khalifah Umar ibn Abdul Aziz, maka
terhentilah peredaran paham tersebut. Tetapi setelah khalifah itu wafat, maka
Ghilan al-Dimasyqy kembali lagi melanjutkan usahanya menyiarkan paham
tersebut untuk waktu yang cukup lama sampai ia dihukum bunuh oleh khalifah
Hisyam bin Abdul Malik yang memerintah pada tahun 105-125 H.6
5
Sidik, Op.Cit., hlm.281
6
Dr. H. Muhammad Hasbi, Op.Cit., hlm.87
9
Dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang dijadikan dasar paham qadariyah,
seperti;
ُ ْ ْ ُ َ َ َ ٗ َ َّ َ َ َ َ ً ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ه َُْ َ
ُيغ ِّي ُر ْوا َما ِّبانف ِّس ِّهمۗ واِّ ذآ اراد اّٰلل ِّبقوٍ س ْۤوءا فلا مرد لهۚوما لهم ِّمن دو ِّن ٖه ِّمن وال
َّ ْ ْ
Terjemah :
“Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara
bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga
mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
بر ََْْز ا َ َّه ْي يَّْ ْ ِِ ْْٓي ٰا ِهٌاب َ َا َِّى الَّ ِذيْيَ ي ُْل ِحد ُْوىَ فِ ْْٓي ٰا ٰي ِتٌَب َل يَ ْْ َف ْْى
ِ ٌََّلَ ٌَْْب اَفَ َو ْي ي ْلل ٰٰ فِ ال
صْْز ِ َي َّْْ َم ْال ِٰ ْٰ َو ِت اِ َْ َولُ ْْا َهب ِشئْت ُ ْن ۙاًَِّهٗ ِب َوب َِ ْع َولُ ْْىَ ب
Terjemah
“ Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda
(kebesaran) Kami, (mereka) tidak tersembunyi dari Kami. Apakah
orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka itu lebih baik ataukah
yang datang pada hari Kiamat dengan aman sentosa? Lakukanlah apa
yang kamu kehendaki! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan”.7
7
Ibid, hlm. 89
10
3. QS. al-Kahfi ayat : 29.
َو ُق ِل ْال َح لك ِه ْي َّر ِبّ ُك ْن فَ َو ْي ش َۤب َء فَ ْلُْؤْ ِه ْي َّو َه ْي ش َۤب َء فَ ْلَْ ْكفُ ْۚ ْز
Terjemah :
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki (beriman), hendaklah dia
beriman dan siapa yang menghendaki (kufur), biarlah dia kufur.” 8
C. Doktrin ajaran
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebut pokok-
pokok ajaran qadariyah sebagai berikut :
1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kaβir, dan bukanlah mukmin, tapi
fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.
2. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan
manusia lah yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan
menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima
balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan
dosa karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa atau Satu dalam
arti bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, kudrat, hayat,
mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka
Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat
dengan zatnya sendiri.
4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan
agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang
menyebabkan baik atau buruk.9
8
Ibid,.
9
Usman dkk, op.cit,I hlm.34
11
12
D. Refleksi Paham Qadariyah Dan Jabariyah
Kedua paham itu dapat dicermati pada suatu peristiwa yang menimpa
dan berkaitan dengan perbuatan manusia, misalnya, kecelakaan pesawat
terbang. Bagi yang berpaham Jabariyah biasanya dengan enteng mengatakan
bahwa kecelakaan itu sudah kehendak dan perbuatan Allah. Sedang, yang
berpaham Qadariyah condong mencari tahu di mana letak peranan manusia
pada kecelakaan itu.
13
peristiwa yang berkaitan dengan peranan (perbuatan) manusia harus
dipertanggungjawabkan oleh manusia melalui suatu investigasi.
10
Sidik, Op.Cit., hlm.284-285
14
PENUTUP
Bahwa titik temu antara Aliran Jabariyah dan Qadariyah adalah manusia
benar-benar memiliki kebebasan berkehendak dan karenanya ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas keputusannya, meskipun demikian keputusan tersebut
pada dasarnya merupakan pemenuhan takdir (ketentuan) yang telah ditentukan.
Dengan kata lain, kebebasan berkehendak manusia tidak dapat tercapai tanpa
campur tangan Allah swt. Misalnya seseorang dapat membuat makanan apasaja
yang dikendakinya, tetapi dalam hal ini makanan -itu tidak akan jadi bilamana
campur tangan Tuhan atau kehendak Tuhan tidak ada, yakni bila bahan makanan
yang bersumber dari- tumbuh-tumbuhan atau hewan tidak ada sementara makhluk
tersebut adalah ciptaan Allah swt.
Dalam masalah Iman dan Kufur ajaran Jabariyah bisa diberlakukan untuk
menyampaikan dakwah Islam sehingga dapat -merangkul berbagai golongan
Islam yang masih memerlukan pengayoman. Di samping itu pendapat-pendapat
Jabariyah sebenarnya didasarkan karena kuatnya iman terhadap qudrat dan iradat
Allah swt, ditambah pula dengan sifat wahdaniat-Nya.
11
Ibid,hlm.286
15