Qadariyah
Setelah admin mengulas sedikit tentang sejarah Jabariyah dan Qadariyah dan hal yang
melatarbelakanginya. Kesempatan kali ini, sebagai bahan referensi makalah akan diulas sedikit
dari landasan naqly (alasa yang diambil dari al-Quran dan Hadis) dan aqly (alasan yang
bersandar pada akal atau rasional semata) yang menjadi pegangan sekaligus alasan "ada" nya
kedua aliran teologi ini.
Dalil-dalil naqliy sebagai dasar aliran Jabariyah
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
Al-Anfal ayat 17 :
......dan bukan kamu melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.
QS. Al-Insan 30 :
ً َّللاَ َكانَ َع ِليما ً َح ِكيما َو َما تَشَاؤُونَ إِ هَل أَن يَشَا َء ه
َّللاُ إِ هن ه
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dalil-dalil aqliy yang dijadikan landasan bagi kaum Jabariyah antara lain sebagai berikut:
Makhluk tidak boleh mempunyai sifat sama dengan sifat Tuhan, dan kalau itu terjadi, berarti
menyamakan Tuhan dengan makhluknya. Mereka menolak keadaan Allah Maha Hidup dan Maha
Mengetahui, namun ia mengakui keadaan Allah Yang Maha Kuasa. Allahlah yang berbuat dan
menciptakan, oleh karena itu, makhluk tidak mempunyai kekuasaan.
juapun, manusia tidak dapat dikatakan mempunyai kemampuan (Istitha`ah). Perbuatan yang
tampaknya lahir dari manusia bukan dari perbuatan manusia karena manusia tidak mempunyai
kekuasaan, tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyai pilihan antara memperbuat atau
tidak memperbuat. Semua perbuatan yang terjadi pada makhluk adalah perbuatan Allah dan
perbuatan itu disandarkan kepada makhluk hanya penyandaran majazi. Sama seperti kata pohon
berbuah, air mengalir, batu bergerak, matahari terbit dan tenggelam dan biji-bijian tumbuh dan
sebagainya.
Dalil-dalil naqliy yang menjadi dasar aliran Qadariyah
QS Ar- Ra`du ayat 11 :
َّللاَ َلَ يُغَيِ ُهر َما بِقَ ْو ٍم َحتهى يُ َغيِ ُهرواْ َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم
إِ هن ه
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri..
...... Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon
ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jika perbuatan manusia diciptakan atau dijadikan oleh Allah swt mengapa menusia diberi pahala
jika berbuat baik dan disiksa jika berbuat maksiyat dan dosa, bukankah yang membuat atau
menciptakan perbuatan itu adalah Allah swt sendiri. Jika demikian halnya berarti Allah swt tidak
bersikap adil terhadap manusia, sedang manusia itu sendiri adalah adalah ciptaan-Nya.
Melihat bahwa terdapat ayat ayat al-Qur’an dan dalil-dalil aqli menjadi landasan kedua golongan
tersebut, tidak mengherankan, sekalipun penganjur paham Jabariyah dan Qadariyah telah lama
meninggal, akan tetapi masih terdapat di kalangan kaum muslimin. Dalam sejarah teologi Islam
selanjutnya, paham Qadariyah dianut oleh kaum Muktazilah sedangkan paham Jabariyah moderat
masih terdapat dalam aliran Asy’ariyah.
Q.S AR-RA’DU : 11
”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Q.S AN-NISA’ 110
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon
ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
DALIL AQLI
a. Jika perbuatan manusia diciptakan atau dijadikan oleh Allah Swt. Mengapa manusia
diberi pahala jika berbuat baik dan disiksa jika berbuat maksiat dan dosa,bukankah yang
membuat atau yang menciptakan perbuatan itu adalah Allah Swt. Sendiri.jika demikian
halnya berarti Allah Swt. Tidak bersikap adilterhadap manusia, sedangkan manusia itu
sendiri adalah ciptaanNya.
b. Melihat bahwa terdadap ayat-ayat al-Quran dan dalil-dalil aqli menjadi landasan kedua
golongan tersebut, tidak mengherankan, sekalipun penganjur paham Jabariyah dan
Qadariyah telah lama meninggal, akan tetapi masih terdapat dikalangan kaum muslimin.
Dalam sejarah teologi islam selanjutnya, paham Qadariyah dianut oleh paham
Muktazilah sedangkan paham Jabariyah terdapat dalam aliran Asy-‘Ariyah.
DALIL AQLI
1. Makhluk tidak boleh memiliki sifat sama dengan sifat TuhanNya, dan kalau itu terjadi,
berarti menyamakan Tuhan dengan makhlukNya. Mereka menolak keadaan Allah Maha
Hidup dan Maha Mengetahui, namun ia mengakui keadaan Allah yang Maha Kuasa.
Allah lah yang berbuat dan menciptakan. oleh karena itu, makhluk tidak memiliki
kekuasaan.
2. Manusia tidak memiliki kekuasaan sedikitpun, manusia tidak dapat dikatakan memiliki
kemampuan. Perbuatan yang tampak lahir dari manusia, bukan dari perbuatan manusia
karena manusia tidak memiliki kekuasaan, tidak memiliki keinginan dan tidak memiliki
pilihan antara memperbuat atau tidak memperbuat. semua perbuatan yang terjadi pada
makhluk adalah perbuatan Allah dan perbuatan itu disandarkan kepada makhluk hanya
penyandaran majazi.