Anda di halaman 1dari 4

Praktikum tahanan jenis tanah menggunakan Resistivity Meter

Kontigurasi: untuk pengukuran menggunakan kontigurasi wenner-schlumberger

Arus (AB)-Potensial (MN)-Potensial (MN)-Arus (AB).


AB-MN-MN-AB
CI-PI-P2-C2

Metode: pengukuran tahanan jenis lapisan bawah tanah menggunakan metode geolistrik

Tujuan:
Menjadi resistivitas atau tahanan jenis dari batuan

Teori:
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat
kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik
kedalam tanah
Resistivitas atau tahanan jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukan tingkat
hambatannya terhadap arus listrik, batuan yang memiliki restivitas makin besar menunjukan
bahwa batuan tersebut sulit untuk di aliri oleh arus listrik

Prinsip:
Arus listrik di injeksikan dalam bumi melalui dua elektroda arus sedangkan beda potensial
yang terjadi di ukur melalui dua elektroda potensial

Alat:
● Resistivity meter
● Kalibrator
● Aki
● Radio komunikasi
● Meteran
● Kabel
● Elektroda (steinles dan tembaga)
● Patok sentral
● Palu
● Atk (kom hasil pengukuran,alat tulis dan kalkulator

Bagian- bagian resistivity meter


Mean unit resistivity meter
Berfungsi untuk mengukur nilai arus dan tegangan atau potensial

Bagian- bagian instrumen yang ada di dalam resistivity meter


1. Kabel AB untuk arus, kabel MN untuk potensial atau tegangan
2. Current loop, yaitu indikator arus
3. Display V, untuk menampilkan nilai potensial
4. Display I, untuk menampilkan data arus
5. Indikator baterai, untuk mengetahui apakah baterai masih dalam keadaan bagus atau
tidak
6. Tombol on off, untuk menyalakan dan mematikan alat
7. Compensator, yang terdiri dari coarse & fine yang fungsinya untuk mengenolkan nilai V
atau potensial. Coarse itu putaran kasar dan fine itu putaran halus
8. Tombol start dan hald, start untuk memulai pembacaan arus dan potensial, hald untuk
menghentikan sementara nilai arus
9. Output, untuk memperbesar output arus
10. Kabel arus dan kabel potensial
11. Elektroda ada 4. 2 stenlis untuk arus dan 2 tembaga untuk potensial dan 1 patok
sentral atau titik tengah alat

● Kalibrator untuk kalibrasi alat


● Aki sebagai sumber tegangan untuk alat resistivity meter
● Radio komunikasi untuk komunikasi antara operator dan healper
● Meteran untuk mengukur panjang lintasan pada saat proses pemasangan patok
● Kabel untuk menghubungkan ke elektroda
● Elektroda dan patok sentral. Elektroda sebagai patok dan patok sentral sebagai titik
tengah. AB (arus)- stanles (rol kabel besar)- tembaga (rol kabel kecil)
● Palu untuk membenamkan elektroda
● Atk untuk menghitung kalibrasi V/I dan hasil pengukuran V/I * K

Jumlah orang yang di butuhkan dalam praktikum ini sebanyak 4 orang:


– Operator
– Pencatat
– Helper kanan
– Helper kiri

Cara kalibrasi
Range kalibrasi (V/I)
Rumus kalibrasi:V/I
Rumus perhitungan: V/I * K
Hasil bagi V/I kisaran: 0,95-1,5
Ukuran kalibrasi satuannya adalah 1 ohm

Cara kalibrasi:
1. Pasang tabel Ab dan MN yang sudah terhubung ke alat kalibrasi, warna kabel di
sesuaikan (kabel hitam ke kabel hitam, kabel merah ke kabel merah)
2. Sambungkan alat ke aki warna kabel di sesuaikan
3. Onn kan alat
4. Nol kan nilai V dengan cara memutar coarce (putaran kasar) jika hasil V masih jauh
dari 0, jika sudah mendekati 0 gunakan fine (putaran halus)
5. Setelah hasil V 0 set output di angka 1
6. Tekan tombol start kemudian tahan, perhatikan display V ketika nilai V berhenti
beberapa detik tekan hold baca nilai I karena nilai I akan langsung hilang pada display.
Catat hasilnya
7. Jika sudah selesai membaca I tekan hold kembali agar nilai V pada display bergerak
hitung menggunakan rumus V/I (hasilnya harus mendekati 1 ohm)
8. Jika sudah selesai pindahkan ke output 2 lakukan hal yang sama
9. Lakukan minimal sampai ke output ke 4
10. Kalibrasi telah selesai dan alat siap digunakan

Cara pengukuran:
1. Tentukan titik patok sentral (0 meter) Tancapkan patoknya sebagai penanda
2. Masukkan meteran kedalam patok sentral
3. Lihat cohm pengukuran untuk melihat jarak AB dan MN
4. Kedalaman mematok elektroda di sesuaikan semakin dalam semakin bagus khususnya
tembaga agar nilai V terbaca
5. Colokkan kabel MN dan AB sesuai warna
6. Hubungkan ke aki selanjutnya set output di 1
7. On kan alat
8. Nol kan nilai V menggunakan kompensator
9. Patok arus jangan dipegang ketika sedang di okasikan selanjutnya jika nilai V nol tekan
tombol start kemudian tahan
10. Perhatikan display V jika nilai V berhenti beberapa detik tekan hold baca nilai I nya
karena nilai I akan langsung hilang pada display. Catat hasilnya
11. Masukkan kerumus untuk mengetahui nilai tahanan jenisnya dengan rumus V/I*K
12. Untuk pindah titik tekan lagi hold agar nilai V bergerak

Cara mengg off kan alat


1. Offkan alat pada resistivity meter
2. Lepas aki
3. Cabut kabel MN dan AB
4. Cabut sambungan kabel yang ada di helper
5. Cabut stenles terlebih dahulu baru tembaga
6. Selanjutnya interpretasi hasil

Menurut loke tahun 1999 jika nilai tahanan jenis untuk batuan atau lapisan tanah yang
mengandung air tanah tawar (falsh water) sebesar 30-100 meter
Menurut wirgo jika tahanan jenisnya itu 91-8015 ohm meter itu lapisan lempung pasir 30-225
ohm kerikil dan pasir

Daerah pada lapisan kerikil pasiran di interpretasikan terdapat air tanah karena lapisan ini
memiliki pori-pori dan air tanah berada diantara pori-pori kerikil dan pasir tersebut

AB- arus - stenles- rol kabel besar


Mn- potensial - tembaga - rol kabel kecil
Ab= 1,5
Mn= 0,5

Pengukuran
1=8
V=9
V=43
1=46
V=17
I=6
V=6
I=99
V=3
I=15
V=3
I=127
V=1
I=27

Prosedur
1. Menentukan titik tengah menggunakan patok sentral
2. Masukan meteran kedalam patok sentral ke kanan dan ke kiri
3. Sebelum pengukuran alat di kalibrasi terlebih dahulu
4. Bentangkan
5.

V/i =
V=380
I=37

Anda mungkin juga menyukai