Oleh :
Nama : Siti Syariah
DOSEN PENGAMPU :
Wulan Nur Insani, M.kes
D3 kebidanan
Sekolah Tinggi Kesehatan Indonesia Wirautama
Tahun 2022
MACAM – MACAM KLIEN DALAM ASUHAN
KEBIDANAN
Sesuai dengan wewenang dan lingkup pelayanan kebidanan, maka konseling dalam bidang kebidanan
meliputi:
2. Komunikasi pada remaja
Merujuk pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, remaja
adalah mereka yang berusia 10 sampai 18 tahun. Sedangkan menurut World Health
Organization (WHO), yang dimaksud remaja adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 18
sampai 24 tahun.
Remaja biasanya merupakan masa untuk mencari jati diri dan pengakuan. Sehingga
dalam situasi psikologis yang masih labil. Bila tidak diikuti dengan informasi-informasi yang
benar maka akan menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut kenakalan remaja.
Konseling yang diberikan pada anak laki – laki dan perempuan pada masa remaja
bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan
emosi yang terjadi pada usia remaja. Pelaksanaan konseling pada remaja menggunakan
pendekatan kelompok. Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka dan mengungkapkan
hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada
remaja dengan menitikberatkan masalah:
Konseling pada orang tua karena berperan sebagai orang tua yang baik:
a. Butuh penyesuaian dalam menghadapi kehidupan dan lingkungan baru (dua keluarga
menjadi satu)
b. Menjadi orang tua merupakan proses kehidupan individu
c. Masalah perbedaan pasutri (pasangan suami istri)
d. Tanggung jawab laki-laki (ayah/kepala keluarga)
e. Tanggung jawab perempuan sebagai penerus keturunan, pendidik, pendamping suami,
ekonomi keluarga
f. Masalah-masalah yang dihadapi:
1) Kesehatan
2) Pendidikan
3) Hubungan antar dan inter keluarga
4) Psikososial (norma dan tata nilai)
Peristiwa fisiologis:
Terjadi konsepsi (pertemuan sperma dan sel telur), ibu tidak menstruasi, terjadi
perubahan hormonal, hal ini yang menyebabkan kadang ibu mengalami pusing, mual, tidak nafsu
makan, peningkatan suhu tubuh dan nampak cloasma gravidarum, BB bertambah, pembesaran
uterus, sehingga tadinya langsing menjadi montok, gendut, dan gerakan lambat.
Perubahan psikologis:
Kehamilan merupakan arti emosional pada setiap wanita, yang biasanya disertai perubahan-perubahan
kejiwaan. Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang biasanya menyertai ibu hamil antara lain peristiwa
ngidam dibarengi dengan emosi-emosi yang kuat karena dorongan hormonal, ibu jadi peka, mudah
tersinggung, karena hamil umumnya menambah intensitas tekanan batin pada psikisnya, tetapi dapat
juga dijumpai ibu yang bangga dengan kehamilannya dan bergairah menyambut kehadiran bayinya,
bila merupakan peristiwa pertama. Disamping perasaan gembira, rasa cemas pun timbul apa bayinya
cacat/sehat, apa melahirkan dengan lancar. Hal ini biasanya diperberat dengan kasus-kasus rumah
tangga.
Hal-hal yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada ibu hamil adalah:
a. Ibu hamil pertama belum punya pengalaman, contoh adanya pergerakan anak,
kelainan-kelainan kulit
b. Anak yang tidak diharapkan, contoh pernah mau digugurkan tetapi tidak gugur, takut
anaknya cacat, kehamilan diluar nikah
c. Persalinan lalu tidak menyenangkan, contih anak lahir tidak abnormal, anak
meninggal, perdarahan, terlalu mengharap jenis kelamin tertentu, umur ibu resiko
tinggi, ibu menderita penyakit tertentu, tidak mendapat dukungan suami atau keluarga
yang lain, dll.
Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
Perubahan fisiologis:
Perubahan psikologis:
Melihat kecemasan pada ibu dan suami maka orientasi pelayanan bukan hanya ditujukan
pada ibu tetapi juga pada suami. Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
menunjang proses kelahiran. Suami dibesarkan hatinya, dijelaskan apa yang terjadi pada istrinya.
a. Komunikasi pada ibu bersalin difokuskan pada teknik-teknik bersalin seperti teknik
mengejan atau mengatur pernafasan dan lain-lain
b. Pemberian pesan harus sabar dalam memberikan informasi pada saat ibu bersalin
sehingga ibu yang sedang bersalin merasa nyaman dan tanggap dengan isi pesan yang
diberikan sehingga bisa mempratekkan sesuai dengan apa yang diharapkan.
a. Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan dan penderitaan batin missal
karena anak hasil hubungan luar nikah
b. Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat sehingga timbul rasa tidak cinta
anaknya
c. Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan peristiwa tidak menyenangkan.
a. Bidan harus hati-hati melakukan komunikasi karena kestabilan emosi belum pulih
seperti semula
b. Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi fisik dan
psikis ibu nifas
Prinsip komunikasi pada ibu nifas:
a. Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasusnya masa nifas seperti cara menjaga
kebersihan, perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan organ-
organ reproduksi
b. Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang memerlukan suatu
tindakan khususnya dana
c. Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami oleh
penerima
d. Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi
pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung pada
ibu-ibu tersebut
a. Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasusnya masa nifas seperti cara menjaga
kebersihan, perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan organ-
organ reproduksi
b. Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang memerlukan suatu
tindakan khususnya dana
c. Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami oleh
penerima
d. Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi
pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung pada
ibu-ibu tersebut
Perubahan psikologis:
a. Ibu merasa terpisah dengan bayinya. Gejolak emosi yang muncul: ibu cemas dengan
keselamatan bayinya, cemas tidak dapat memberi ASI dan perawatan cukup, tetapi
ada juga yang sebaliknya benci kepada anaknya.
b. Kondisi yang mencemaskan dimana ibu takut menyusui bayinya, takut payudara jadi
jelek, masalah lain karena ASI tidak keluar, takut bayi kurang makan/ASI
Pelaksanaan komunikasi:
Komunikasi ditekankan kepada peranan ibu untuk memberikan air susunya kepada bayi sebagai
wujud pertalian kasih sayang.
Perubahan fisiologis:
Kadang-kadang muncul gangguan-gangguan sebagai akibat dari efek samping
kontrasepsi seperti pusing, BB bertambah, timbul flek-flek pada wajah, menstruasi banyak/tidak
teratur/tidak menstruasi, keputihan, libido turun, dll.
Perubahan psikologis:
Ibu measa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi, ibu takut
terjadi kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi sehingga hamil.
Pelaksanaan komunikasi:
a. Komunikasi berorientasi kepada penjelasan efek samping pemakaian kontrasepsi dan
cara mengatasinya
b. Cara kerja alat kontrasepsi dan cara pemakaiannya
Pelaksanaan komunikasi:
Perubahan psikologis:
Ibu merasa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi dan
ketidaksiapan menerima kenyataan
Pelaksanaan komunikasi:
a. Menjelaskan penyebab/kemungkinan gangguan yang diderita ibu
b. Deteksi dini terhadap kelaianan yang berhubungan dengan gangguan reproduksi
c. Memberikan informasi tempat-tempat pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan cek
kesehatan atau rujukan khususnya kesehatan reproduksi
d. Membantu klien dalam mengambil keputusan
e. Memberikan support mental.
Sumber:
: Fitramaya.
http://materibidan.blogspot.com/2010/05/macam-macam-klien-dalam-asuhan.html?m=1