Anda di halaman 1dari 22

Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

AKTIVITAS PERHUMAS INDONESIA DALAM


MENINGKATKAN PROFESIONALISME ANGGOTANYA
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Yessica Tiurma Lestari


Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Yanti Setianti
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
yanti.setianti@unpad.ac.id
Centurion Chandratama Priyatna
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
centurion.priyatna@unpad.ac.id 08562121843

ABSTRAK
Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak
akhir tahun 2015. Dampak pemberlakuan MEA tentu dirasakan oleh
profesi Public Relations (PR) di Indonesia. Kualitas profesionalisme
sumber daya manusia PR menjadi aspek utama untuk dapat bersaing di era
pasar persaingan terbuka ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari para
narasumber yang merupakan PR profesional di Indonesia, PR di Indonesia
saat ini masih memiliki keterbatasan, diantaranya adalah; bahasa, belum
menjadi salah satu profesi yang tergabung dalam Mutual Recognition
Agreement (MRA), kurangnya mentalitas untuk go international, dsb.
Peran untuk meningkatkan profesionalisme PR di Indonesia secara aktif
dilakukan oleh salah satu organisasi profesi PR di Indonesia, yaitu
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas PERHUMAS
dalam meningkatkan profesionalisme anggotanya yang terdiri atas aspek
skill atau kemampuan, kesadaran kode etik, tanggung jawab profesi,
integritas pribadi, jiwa pengabdian, otonomisasi organisasi profesional, dan
penerimaan keanggotaan PERHUMAS dalam menghadapi MEA. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan data
kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PERHUMAS
Indonesia telah melakukan perannya sesuai dengan fungsinya sebagai
organisasi profesi dengan menjalankan sejumlah aktivitas untuk
meningkatkan profesionalisme anggotanya yang terdiri dari aspek skill atau
kemampuan, kesadaran kode etik, tanggung jawab profesi, integritas
pribadi, jiwa pengabdian, otonomisasi organisasi profesional, dan
penerimaan keanggotaan PERHUMAS dalam menghadapi era MEA,
walaupun dampaknya belum dirasakan secara maksimal dikarenakan
kebutuhan industri PR yang beragam.
Kata kunci: Profesionalisme PR, Public Relations, PERHUMAS
Indonesia, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Jurnal Riset Komunikasi 91


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PERHUMAS INDONESIA’S ACTIVITIES TO ENHANCE THE


PROFESSIONALISM OF ITS MEMBERS IN FACING ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC)

ABSTRACT

Indonesia has entered the ASEAN Economic Community (AEC) since the end of
2015. The impact of the implementation of AEC is certainly felt by Public
Relations (PR) officers in Indonesia. The quality of PR professionalism becomes
the key aspects to compete in this free trade area. Based on the data obtained
from the key informants who are known as the PR professional in Indonesia, they
said that PR in Indonesia still have many boundaries; one of them are the lack of
English skill, has not incorporated with the Mutual Recognition Agreement
(MRA), lack of ‘go international’ mentality, etc. Therefore, the improvement of
PR professionalism quality is actively carried out by one of the PR professional
organization in Indonesia, which is Perhimpunan Hubungan Masyarakat
Indonesia (PERHUMAS). The purpose of this research is to determine the activity
of PERHUMAS Indonesia to enhance the professionalism of its members, which
consists of skill or competence, code of ethics, responsibility and integrity, self-
dedication, professional organization autonomy, and membership recruitment in
facing ASEAN Economic Community (AEC). The method used in this research
was descriptive method with qualitative data. The output of this research shows
that PERHUMAS Indonesia has done its role as a professional organization of
PR – PERHUMAS Indonesia has conducted specific programs to enhance its
member’s professionalism in several aspects, which are skill or competence,
professional organization autonomy, and membership recruitment in facing
ASEAN Economic Community, although the impacts haven’t been felt due to the
different needs in each of the PR industries.

Key Words: Professionalism of PR, Public Relations, PERHUMAS Indonesia,


ASEAN Economic Community (AEC)

Jurnal Riset Komunikasi 92


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

of the Establishment of an ASEAN


PENDAHULUAN
Community by 2015.” (ASEAN, n.d.)
Era globalisasi dewasa ini menjadi
Masyarakat Ekonomi ASEAN
kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap
dibentuk untuk mewujudkan integrasi
negara. Globalisasi merupakan
ekonomi ASEAN. Melalui ketentuan
kecenderungan umum terintegrasinya
tersebut, nantinya perdagangan barang,
kehidupan masyarakat domestik/lokal ke
jasa, modal dan investasi akan bergerak
dalam komunitas global di berbagai
bebas dan lebih mudah, seperti
bidang. Era ini membuat dunia kini seolah
menerapkan penghapusan bea masuk
tanpa sekat.
(Free Trade Area), seakan tidak ada
Tentu di era globalisasi seperti ini,
halangan secara geografis. Hal-hal yang
banyak negara yang sepakat untuk
diharapkan dari MEA antara lain: 1) Pasar
menjalin kerja sama. Hal ini pula yang
tunggal dan kesatuan basis produksi, 2)
terjadi dengan negara-negara yang
Kawasan ekonomi yang berdaya saing, 3)
tergabung dalam ASEAN (Association of
Pertumbuhan ekonomi yang merata, 4)
Southeast Asian Nations). Pada KTT
Meningkatkan kemampuan untuk
ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003, seluruh
berintegrasi dengan perekonomian global.
kepala negara yang tergabung dalam
(Kementerian Luar Negeri, 2015)
ASEAN menyepakati pembentukan
Indonesia telah memasuki era MEA
komunitas ASEAN dalam berbagai bidang
sejak akhir tahun 2015. Sumber Daya
yang dikenal dengan Bali Concord II yang
Manusia (SDM) merupakan salah satu
memuat 3 pilar untuk mencapai ASEAN
tombak kesuksesan di era pasar
Vision tahun 2020 yakni Ekonomi, Sosial
persaingan terbuka ini. Seperti halnya
budaya, dan Politik Keamanan.
pendapat yang diungkapkan oleh Hanif
Perwujudan pilar Ekonomi tersebut adalah
Dhakiri selaku Menteri Ketenagakerjaan
dengan dibentuknya ASEAN Economic
Republik Indonesia pada saat
Community (AEC) atau Masyarakat
diwawancarai usai diskusi The Indonesia
Ekonomi ASEAN (MEA). Pada KTT
Forum, di Jakarta, Selasa 19 Januari oleh
ASEAN ke-12 tahun 2007, Negara-negara
Indonesiasatu.co menyatakan bahwa
yang tergabung dalam ASEAN sepakat
beberapa persyaratan umum harus dimiliki
mempercepat tewujudnya AEC atau MEA
oleh sebuah negara agar produk, barang
dari tahun 2020 menjadi tahun 2015,
dan jasa dapat bersaing diantara negara-
melalui “Declaration on the Acceleration
negara ASEAN; yakni negara haruslah

Jurnal Riset Komunikasi 93


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

mempersiapkan SDM yang terampil, bahwa jumlah “skilled labour” atau


cerdas dan kompetitif. (Sandy Romualdus, tenaga kerja terdidik di Indonesia masih
2016). rendah. (Komalasari, 2015)
Luas geografis serta kekayaan alam Institute of Management
yang melimpah sangat berpotensi Development (IMD) yang merupakan
mendukung suksesnya pemberlakuan lembaga pendidikan bisnis terkemuka di
MEA di Indonesia. Belum lagi, Indonesia Swiss juga melaporkan hasil penelitiannya
memiliki tingkat populasi tertinggi ke- 4 yang berjudul IMD World Talent Report
di dunia. Hal tersebut menjadikan 2015. Penelitian ini berbasis survei yang
Indonesia sebagai magnet ASEAN menghasilkan peringkat tenaga kerja
dikarenakan tingginya angka pertumbuhan berbakat dan terampil di dunia pada tahun
ekonomi di Indonesia. Namun, pada 2015. Didalam laporan tersebut
kenyataannya sampai saat ini sumber daya dinyatakan bahwa peringkat Indonesia
alam dan manusia, serta infrastruktur yang turun 16 peringkat dari peringkat ke-25
dimiliki oleh Indonesia masih belum dapat pada tahun 2014, menjadi peringkat ke-41
dikelola dengan maksimal untuk pada tahun 2015. Posisi Indonesia berada
menghadapi MEA. jauh dibawah posisi negara tetangga
Terbukti berdasarkan Data Badan seperti Singapura, Malaysia, bahkan
Pusat Statistik (BPS) 2014 menyatakan Thailand. Posisi Indonesia juga hanya
bahwa jumlah angkatan kerja Indonesia sedikit lebih baik dari Filipina.
per Februari 2014 telah mencapai 125,3 Selain itu, hasil riset yang diperoleh
juta orang atau bertambah 1,7 juta berdasarkan The Global Competitiveness
dibandingkan Februari 2013; namun Report 2013/2014 yang dibuat oleh World
jumlah angkatan kerja masih didominasi Economic Forum (WEF), juga
lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, memperlihatkan kondisi infrastruktur
yaitu 55,31 juta, lulusan Sekolah Indonesia yang menempati peringkat ke-
Menengah Pertama (SMP) 21,06 juta, 82 dari 148 negara atau berada pada
lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) peringkat ke-5 diantara Negara-negara inti
18,91 juta, lulusan Sekolah Menengah ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa
Kejuruan (SMK) 10,91 juta, lulusan infrastruktur Indonesia kerap masih
Diploma 3,13 juta, sedangkan lulusan tertinggal. (Chairil, 2014).
Universitas hanya 8,85%. Berdasarkan
hasil data tersebut, dapat disimpulkan

Jurnal Riset Komunikasi 94


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

terbuka ini. Profesionalisme yang


dimaksudkan disini ialah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan atau keahlian (skill), sikap
kerja (attitude) dan mentalitas (mentality)
yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

Gambar 1. Data Kondisi Infrastruktur Presiden International Public

Indonesia 2013-2014 Relations Association (IPRA) pada tahun


2010 yang berkedudukan di London,
Elizabeth Goenawan Ananto yang dikenal
dengan panggilan Ibu Ega ini berpendapat
bahwa Indonesia memiliki banyak sekolah
ilmu PR. Hal tersebut memperlihatkan
bahwa tingkat kesadaran atau awareness
masayarakat Indonesia akan ilmu PR
seharusnya lebih tinggi dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya

Gambar 1.1. Grafik Peringkat (ditinjau dari peringkat tertinggi kuantitas

Kemampuan Bahasa Inggris di populasi masayarakat Indonesia di

Asia Sumber: EF English ASEAN). Namun sangat disayangkan,

Proficiency Index 2015 banyaknya sekolah ilmu komunikasi di

(www.ef.co.id) Indonesia ternyata tidak menjamin praktisi

Berkaca pada data-data diatas, PR sudah memiliki profesionalisme atau

tenaga kerja di Indonesia dirasa masih kompetensi yang dibutuhkan untuk

perlu untuk terus meningkatkan menghadapi tantangan MEA ini.

kualitasnya. Dampak pemberlakuan MEA Kuantitas tidak menjamin kualitas.

turut dirasakan oleh profesi Public Selengkapnya Elizabeth Goenawan

Relations (PR) di Indonesia. Kualitas Ananto menyatakan:

profesionalisme PR menjadi aspek utama “Siap tidak siap harus dilihat


dari beberapa aspek. Dalam
untuk dapat bersaing di pasar persaingan bidang pendidikan, jumlah
perguruan tinggi, tenaga

Jurnal Riset Komunikasi 95


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

pengajar dan mahasiswa PR organisasi profesi, PERHUMAS


Indonesia jauh lebih banyak
Indonesia (Perhimpunan Hubungan
dibandingkan negara lain di
ASEAN, karena jumlah Masyarakat Indonesia) periode 2014-2017
penduduk yang terbesar di
mengungkapkan bahwa PR tidak boleh
kawasan. Tapi, kuantitas tidak
menjamin kualitas.” 1 menganggap remeh pemberlakuan MEA.
Tantangan MEA seharusnya dimaknai
Selanjutnya, kemampuan bahasa
sebagai kekuatan untuk mendorong
asing terutama bahasa inggris sebagai
peningkatan kualitas PR – dalam bidang
bahasa internasional sangat diperlukan
pendidikan termasuk tenaga pengajarnya,
bagi praktisi PR untuk menunjang
profesi dan praktisinya. Sehingga, ketika
kesuksesan MEA. Melihat kembali
pertanyaan, siapkah PR Indonesia
kepada hasil survey yang dihasilkan oleh
menghadapi tantangan MEA? Maka PR
EF English Proficiency Index 2015 diatas,
harus siap, dengan segala keterbatasan dan
kemampuan bahasa Inggris orang dewasa
kelebihan yang dimiliki – sambil
di Indonesia masih berada di kategori
memperbaiki diri di segala lini yang
menengah dan masih harus meningkatkan
berhubungan dengan PR. 3
kemampuannya diantara negara-negara
Perbaikan kualitas PR di Indonesia
anggota ASEAN. Elizabeth Goenawan
tersebut tentunya tidak luput dari peranan
Ananto juga mengungkapkan bahwa
sebuah organisasi profesi. Era Masyarakat
bahasa masih menjadi salah satu
Ekonomi ASEAN seolah juga menuntut
challenges atau tantangan yang dimiliki
peranan organisasi profesi untuk bergerak
oleh praktisi PR di Indonesia, beliau
maju dan cepat dalam memperjuangkan
berkata:
pengembangan dan kemajuan profesi
“They’re supposed to know
tersebut. Demikian peranan ini secara
how to communicate. We have
so many communications aktif dilakukan oleh organisasi profesi;
university here in Indonesia,
Perhimpunan Hubungan Masyarakat
yes of course we do have the
knowledge, yet there are still Indonesia (PERHUMAS Indonesia).
many boundaries which
PERHUMAS Indonesia merupakan salah
becoming the core barrier for
us facing the AEC – language satu organisasi profesi para praktisi
barrier. It’s again a skill
Humas dan Komunikasi Indonesia yang
problem ”2
didirikan pada tanggal 15 Desember 1972.
Elizabeth Goenawan Ananto yang PERHUMAS Indonesia secara resmi telah
juga merupakan Dewan Kehormatan tercatat di DEPDAGRI sebagai organisasi

Jurnal Riset Komunikasi 96


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

nasional kehumasan di Indonesia dan pada “In my view, karena need set-nya
berbeda-beda, kalau saya
International Public Relation Association
kebetulan di industi forestry, ada
(IPRA) yang berkedudukan di London. industry farmasi, ada industri
banking, kalau untuk bersaing
Tujuan didirikannya organisasi profesi
saya rasa sih mungkin dari teman-
PERHUMAS adalah untuk meningkatkan teman anggota PERHUMAS yang
berbasis MNC (Multinational
keterampilan profesional, memperluas dan
Company) mungkin lebih ready
memperdalam pengetahuan, dibandingkan dengan teman-teman
yang National Old Company,
meningkatkan kontak dan pertukaran
ataupun even di government sector
pengalaman antara anggota serta sendiri mungkin agak sulit
bersaing.”4
berhubungan dengan organisasi serumpun
di dalam dan luar negeri. Dilansir bahwa
Berkaca kepada data dan opini dari
praktisi profesi kehumasan harus memiliki
beberapa PR profesional Indonesia diatas,
tanggung jawab bersama untuk terus
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PR
mengeksistensikan fungsi dan peran
masih perlu untuk terus meningkatkan
organisasi PERHUMAS dalam
kualitas profesionalismenya.
meningkatkan kualitas pelaksanaan
PERHUMAS Indonesia sebagai
kehumasan di Indonesia. (PERHUMAS,
organisasi profesi PR tertua di Indonesia
2016)
diharapkan dapat menjadi salah satu
Melihat fungsi dan tujuan
jawaban atau solusi bagi para praktisi PR
PERHUMAS tersebut, PERHUMAS
untuk meningkatkan kualitasnya agar siap
secara aktif bergerak untuk
menghadapi tantangan MEA. Dalam hal
mengembangkan serta meningkatkan
ini, PERHUMAS Indonesia mengatakan
kompetensi PR di Indonesia. Pasalnya,
bahwa sejumlah program telah
Agung Laksamana selaku Ketua Umum
dilakukannya untuk meningkatkan
PERHUMAS Indonesia periode 2014-
profesionalisme PR.
2017 menilai bahwa praktisi PR yang
Menurut pandangan peneliti,
berada di industri swasta akan lebih siap
masalah ini dapat dikaji dengan
bersaing dibandingkan praktisi PR yang
menggunakan konsep Ciri – Ciri Public
berada di industri pemerintahan. Oleh
Relations Professional sebagai acuan
karena itu, perbaikan kualitas PR juga
terhadap kualifikasi profesi PR yang
harus digalakkan sesuai dengan kebutuhan
dibutuhkan untuk menghadapi era MEA
di industrinya masing-masing. Berikut
tersebut. Konsep ini diungkapkan oleh
pernyataan beliau:

Jurnal Riset Komunikasi 97


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Rosady Ruslan (2004:52) dalam bukunya, digunakan untuk membuat kesimpulan


“Etika Kehumasan Konsepsi & Aplikasi” yang lebih luas.
mengenai ciri-ciri umum seorang PR Dalam menentukan narasumber
Professional, yaitu harus memiliki skill penelitian, peneliti menggunakan teknik
atau kemampuan, kode etik, tanggung penentuan key informant dengan teknik
jawab profesi (responsibility) dan purposive sampling. Menurut Sugiyono
integritas pribadi (integrity), jiwa (2005: 53) teknik purposive sampling
pengabdian kepada publik, otonomisasi adalah teknik pengambilan sumber data
organisasi profesional serta menjadi dengan pertimbangan tertentu.
anggota salah satu organisasi profesi. Pertimbangannya adalah kriteria yang
Berangkat dari latar belakang diatas, telah ditentukan oleh peneliti.
peneliti memutuskan untuk mengangkat Dalam penelitian ini, narasumber
topik, “Aktivitas PERHUMAS Indonesia yang diwawancarai oleh penulis
dalam Meningkatkan Profesionalisme merupakan orang-orang yang berperan
Anggotanya menghadapi Masyarakat langsung dalam meningkatkan
Ekonomi ASEAN (MEA)” sebagai profesionalisme anggotanya pada
penelitian dengan pendekatan deskriptif. organisasi PERHUMAS dalam
METODE PENELITIAN menghadapi era Masyarakat Ekonomi
Penelitian ini menggunakan ASEAN (MEA), diantaranya:
paradigma penelitian positivisme, dimana a) Ketua Umum PERHUMAS,
menurut Menurut Pawito (2007: 50-51) Agung Laksamana, M.sc, IAPR
dalam bukunya Penelitian Komunikasi b) Ketua Bidang Keanggotaan
Kualitatif, dalam positivisme diakui dan Pelatihan PERHUMAS,
bahwa operasionalisasi konsep-konsep John Daniel Rembeth, MBA
menjadi langkah penting dalam penelitian c) Anggota Bidang Kerja Sama
ilmiah. PERHUMAS, Dian Anggraeni
Metode yang digunakan dalam Umar, M.Si, IAPR
penelitian ini adalah penelitian deskriptif, d) Senior Executive Secretary
di mana menurut Sugiyono (2005: 21) PERHUMAS, Anggia Bahana
menyatakan bahwa metode deskriptif Putri
adalah suatu metode yang digunakan Terdapat tiga jenis teknik
untuk menggambarkan atau menganalisis pengumpulan data yang digunakan dalam
suatu hasil penelitian tetapi tidak

Jurnal Riset Komunikasi 98


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

penelitian ini, yaitu wawancara, observasi (PR), menurut Elizabeth Goenawan


dan studi pustaka. Teknik analisis data Ananto yang merupakan Dewan
yang digunakan terdiri dari enam, yaitu Kehormatan PERHUMAS Indonesia dan
mengolah dan mempersiapkan data, pernah juga menjabat sebagai President
membaca keseluruhan data, menganalisis International Public Relations Association
lebih detail dengan meng-coding data, (IPRA) di London, berpendapat bahwa
menerapkan proses coding, menyajikan kualitas profesionalisme SDM PR di
kembali dan menginterpretasi. Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Validasi dan keabsahan data PR masih memiliki keterbatasan
penelitian ditetapkan menggunakan teknik dari segi skill, kompetensi dan daya saing
pemeriksaan dengan kriteria credibility agar dapat bersaing di era MEA ini.
(derajat kepercayaan). Teknik-teknik yang Humas dituntut untuk dapat meguasai
digunakan dalam penelitian ini adalah kompetensi yang merupakan kemampuan
ketekunan/keajegan pengamatan, dan untuk melakukan suatu tugas atau
triangulasi. Triangulator dalam penelitian pekerjaan yang didasarkan atas
ini adalah Elizabeth Goenawan Ananto, pengetahuan (knowledge), keterampilan
Ph.D, FIPRA selaku Dewan Kehormatan (skill), sikap kerja (attitude). Rosady
PERHUMAS periode 2014 – 2017. Ruslan (2004:52) dalam bukunya “Etika
Kehumasan Konsepsi & Aplikasi”
PEMBAHASAN mengenai ciri-ciri umum seorang PR
Seperti yang kita ketahui, Indonesia Professional, menjelaskan bahwa salah
telah memasuki era MEA sejak akhir satu ciri PR profesional adalah memiliki
tahun 2015. Sumber Daya Manusia skill dan kemampuan. Skill atau
(SDM) menjadi tombak kesuksesan kemampuan merupakan pengetahuan
menghadapi tantangan MEA tersebut. tinggi yang tidak dimiliki orang umum
Tentunya, tantangan MEA juga dialami lainnya, baik itu diperoleh dari hasil
oleh profesi PR di Indonesia. Berkaca pendidikan maupun pelatihan yang
kepada hasil pra-riset, ditemukan bahwa diikutinya, ditambah pengalaman selama
SDM di Indonesia secara keseluruhan bertahun-tahun yang telah ditempuhnya
masih harus terus meningkatkan skill atau sebagai profesional.
kemampuannya dalam bersaing dengan Pertama-tama, kita akan melihat
Negara-negara ASEAN lainnya. Sama bagaimana PERHUMAS memaknai skill
halnya dengan profesi Public Relations atau kemampuan. PERHUMAS

Jurnal Riset Komunikasi 99


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

memaknai skill atau kemampuan sebagai internasional sampai saat ini. Konsep
salah satu tombak kesuksesan praktisi PR Rosady Ruslan (2004:52) ini lebih lanjut
menghadapi MEA. John Daniel Rembeth memaparkan bahwa PR harus
selaku Ketua bidang Keanggotaan dan meningkatkan skill atau kemampuan
pelatihan PERHUMAS berpendapat skill mereka dari berbagai lini, yaitu bisa saja
atau kemampuan adalah hal yang paling dari pendidikan yang terus diraihnya, atau
krusial untuk harus terus ditingkatkan. PR pun melalui pelatihan-pelatihan yang
harus terus belajar dan menambah diikutinya. Maka dari itu, PERHUMAS
pengetahuan. Ia berkata bahwa sebagai organisasi profesi mempunyai
kompetensi erat hubungannya dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi
praktik kerja PR; sedangkan skill lebih PR di Indonesia khususnya dibidang skill
mengarah kepada bidang ke-ilmu-an. dengan melakukan sejumlah aktivitas-
Beliau menekankan bahwa PR harus terus aktivitas yang berupa pelatihan, seminar,
menambah ilmu dan mengasah gathering, workshop, dsb.
kemampuan kerjanya menjadi lebih baik Menurut Rosady Ruslan (2004:51)
agar siap menghadapi Masyarakat menjelaskan bahwa seorang profesional
Ekonomi ASEAN (MEA). adalah orang yang melakukan suatu
Sama halnya dengan Dian pekerjaan purnawaktu dan hidup dari
Anggraeni Umar, sebagai Anggota Bidang pekerjaan itu dengan keahlian tinggi.
Kerja Sama PERHUMAS, ia memaknai Dalam konteks ini, peneliti menggaris
skill atau kemampuan sebagai kemampuan bawahi ‘keahlian tinggi’ yang disebutkan
praktisi humas itu sendiri dalam bersaing oleh Rosady Ruslan. Sejalan dengan yang
yang sesuai dengan standar internasional. peneliti temukan di lapangan, untuk
Artinya para praktisi humas dalam era ini mencapai ‘keahlian tinggi’ yang dimaksud
secara kemampuan harus dapat memenuhi oleh Rosady Ruslan tersebut, humas harus
standar internasional, bukan hanya terus meningkatkan skill atau
sekedar standar nasional. Namun, jika kemampuannya dalam ber-PR.
berkaca kepada pendapat para PR Agung Laksamana selaku Ketua
profesional di Indonesia yang menjadi PERHUMAS Indonesia periode
narasumber peneliti dalam kajian ini, kepengurusan 2014-2017, mengatakan
mereka menyatakan bahwa tidak semua bahwa peningkatan kualitas PR menuntut
praktisi PR sudah memiliki skill atau kesamaan pandangan dan kerjasama bahu-
kemampuan yang mencapai standar membahu antara pemerintah, pengusaha,

Jurnal Riset Komunikasi 100


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

dan segenap pemangku kepentingan lain, Tabel 4.1 Analisis SWOT PR pada
termasuk di dalamnya organisasi profesi era MEA
seperti PERHUMAS. Namun, sebelum
peneliti masuk lebih jauh dan
memaparkan skill apa dan bagaimana
yang harus dimiliki oleh praktisi PR saat
ini; mari melihat kepada kesiapan PR
menghadapi MEA saat ini.
Peneliti menemukan fakta di
lapangan bahwa memang benar kondisi
PR termasuk di dalamnya anggota
PERHUMAS masih harus terus
meningkatkan skill atau kemampuannya
menghadapi MEA. Fakta ini peneliti
dapatkan melalui hasil wawancara dengan
para narasumber yaitu, BPP PERHUMAS
Indonesia, yang berkata bahwa ternyata Pada era MEA ini profesi PR

tidak semua PR telah siap menghadapi era menjadi profesi yang amat kompleks

MEA ini. Kenyataan yang terjadi di karena perkembangan zaman yang

lapangan berkata bahwa praktisi humas mengikutinya, sehingga PR dituntut untuk

yang bekerja di humas pemerintahan dan selalu dapat beradaptasi dalam era ini. Ia

di industri lokal cenderung belum siap menyebutkan bahwa skill set yang

menghadapi era MEA ini. Hal ini di bertambah merupakan kemampuan

identifikasi oleh narasumber melalui beradaptasi dalam dunia digital, yaitu

observasi yang mereka lakukan – melalui bagaimana PR dapat menjadi seorang

sharing-sharing internal yang dilakukan content creator (pencipta konten). Hal ini

serta banyak keluhan yang diterima oleh dilihat seiring majunya perkembangan

pengurus pusat mengenai kondisi mereka dunia digital saat ini. PR dituntut untuk

saat ini. Berdasarkan hasil penelitian di mempunyai kemampuan bagaimana

lapangan, peneliti lampirkan analisis mendapatkan perhatian publik melalui

SWOT PR berikut ini: konten-konten menarik yang


diciptakannya dalam dunia media sosia.
Tantangan yang dihadapi pun kerap

Jurnal Riset Komunikasi 101


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

bermain dengan waktu. Saat ini seperti program yang berupa: seminar
yang kita ketahui, sistem informasi sudah (PERHUMAS Roadshow to Campus,
berjalan begitu cepat, semua dapat diakses Coffee Morning, Sharing Best Practice,
in a real time. It’s rapid and unstoppable, Breakfast Forum), workshops, audiensi,
that’s why PR needs to be fully aware and konvensi nasional humas, internal
capable (both in skill and ethics) to gathering terhitung sejak PERHUMAS
overcome this challenge. mulai concern terhadap adanya isu MEA
Selanjutnya, peneliti menemukan di akhir tahun 2014 menjelang awal tahun
beberapa skill atau kemampuan yang juga 2015. Program-program tersebut
harus dimiliki oleh PR dalam menghadapi dilakukan dengan tujuan agar anggotanya
MEA ini, diantaranya adalah: kemampuan dapat siap bersaing menghadapi MEA.
untuk melakukan RACE (Research, Setiap program-program yang dilakukan
Action, Communication, Evaluation) dan oleh PERHUMAS dapat dilihat di
kemampuan PR untuk dapat memahami pemaparan hasil penelitian. PERHUMAS
mengenai bisnis dan financial. Menurut meyakini bahwa aktivitas yang selama ini
Dian Anggraeni Umar, PR harus dijalankan oleh PERHUMAS belum
meningkatkan skill nya dalam melakukan mencapai titik kepuasan para
riset PR. Beliau berkata bahwa banyak PR pengurusnya. BPP PERHUMAS melihat
yang dalam pekerjaannya melewati bahwa profesi PR akan terus berevolusi,
tahapan-tahapan penting yang seharusnya oleh karena itu PERHUMAS juga tidak
dilakukan oleh PR tersebut, yaitu riset. akan berhenti dalam menjalankan
Padahal beliau melihat justru tahapan riset fungsinya sebagai organisasi profesi yang
dan evaluasi mempunyai peranan penting turut mengembangkan kemapuan
dalam setiap pelaksanaan programnya. anggotanya.
Berkaca kepada kondisi diatas, hal-hal Rosady Ruslan (2004:52)
yang dilakukan PERHUMAS untuk menyebutkan secara umum salah satu ciri-
meningkatkan profesionalisme khususnya ciri PR professional adalah memiliki kode
dalam komponen skill atau kemampuan etik yang merupakan standar moral bagi
anggotanya, rutin dilakukan oleh setiap profesi yang dituangkan secara
organisasi profesi tersebut. formal, tertulis, dan normatif, dalam suatu

PERHUMAS sudah bentuk aturan main dan perilaku ke dalam

menyelenggarakan kurang lebih 100 “kode etik,” yang merupakan standar atau
komitmen moral kode perilaku (code of

Jurnal Riset Komunikasi 102


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

conduct) dalam pelaksanaan tugas dan conduct) dalam melaksanakan tugasnya


kewajiban selaku by profession dan by sebagai PR professional. Oleh karena itu,
function yang memberikan bimbingan, beliau menyatakan bahwa PR harus benar-
arahan, serta memberikan jaminan dan benar mengerti bagaimana beretika sesuai
pedoman bagi profesi yang bersangkutan dengan profesinya.
untuk tetap taat dan mematuhi kode etik Melalui pendapat ketiga narasumber
tersebut. Sejalan dengan konsep yang diatas, PERHUMAS mengartikan kode
disebutkan oleh Ruslan, peneliti etik sebagai sebuah pedoman, landasan
menemukan fakta bahwa PERHUMAS serta batasan dalam menjalankan profesi
juga mempersepsikan kode etik sebagai sebagai PR. PERHUMAS menganggap
standar moral dan landasan etika dalam hal ini sangat penting untuk dimiliki
berprofesi agar dapat sukses berkompetisi segenap anggota PR di Indonesia.
dengan negara anggota ASEAN lainnya di PERHUMAS juga melihat bahwa kode
era persaingan terbuka ini. Hal ini etik sebagai hal yang critical yang harus
dituangkan melalui pernyataan Dian menjadi pegangan semua PR dalam
Anggraeni Umar, “kode etik itu penting bertindak atau berprilaku.
karena itu menjadi landasan para praktisi Peneliti menemukan fakta melalui
untuk melakukan praktik kehumasan,”3 hasil wawancara bersama dengan
John Daniel Rembeth selaku Ketua bidang narasumber bahwa PERHUMAS memiliki
Keanggotaan dan Pelatihan PERHUMAS kode etik tertulis sendiri, yaitu kode etik
mengungkapkan hal yang sedikit berbeda PERHUMAS Indonesia yang mengacu
dengan kedua narasumber diatas, ia kepada kode etik International Public
berkata kode etik merupakan sebuah Relations Association (IPRA) dan Public
batasan yang kita ciptakan sendiri. Relations Society of America (PRSA).
Namun, ‘batasan diciptakan sendiri’ yang Dian Anggraeni Umar menyebutkan
ia maksudkan disini mengarah kepada bahwa PERHUMAS selalu melihat dan
komitmen anggota untuk mengetahui apa memantau perubahan-perubahan kode etik
yang boleh dan tidak untuk dilakukan yang diupdate oleh organisasi profesi
sebagai praktisi PR. Hal ini masih sejalan internasional tersebut. Ia pun mengatakan
dengan konsep yang diutarakan oleh bahwa PERHUMAS tengah me-release
Rosady Ruslan (2004:52); kode etik juga kode etik yang baru terkait UUD ITE
merupakan standard dan komitmen moral (baru-baru ini dikeluarkan oleh
atau sebuah pedoman perilaku (code of pemerintah); yang relevan dengan situasi

Jurnal Riset Komunikasi 103


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

dunia saat ini. matang dan benar. Agung Laksamana

Rosady Ruslan (2004:52) juga melihat ketika praktisi profesional

menyebutkan bahwa kode etik adalah memiliki etika PR, hal tersebut adalah

standar atau komitmen moral kode usaha membangun kepercayaan, sehingga

perilaku (code of conduct) dalam PR harus melakukan pertimbangan yang

pelaksanaan tugas dan kewajiban selaku matang dan benar. Pertimbangan yang

by profession dan by function. Melalui benar dan matang tersebut salah satunya

pengembangan konsep ini, peneliti dapat peneliti lihat melalui formula

menemukan fakta bahwa komitmen moral kepercayaan. Agung Laksamana melihat

atau kode perilaku (code of conduct) yang bahwa etika PR dibutuhkan untuk

disebutkan dalam kode etik menurut membangung kepercayaan kepada

Rosady Ruslan diatas, diartikan oleh para publiknya. Sehingga, beliau memaparkan

narasumber; salah satunya sebagai formula dalam meningkatkan

komitmen untuk dapat mensinergikan diri kepercayaan, yaitu low trust – high cost –

PR dengan publiknya dan tidak semata- low speed dan high trust – low cost – high

mata hanya mementingkan kepentingan speed. Dalam hal ini, terlihat acuan

perusahaan. Di samping itu, seorang PR utamannya adalah trust yang hanya bisa

profesional harus mampu bekerja atau diraih apabila PR memiliki dan menjalani

bertindak melalui pertimbangan yang etika PR. Berikut kutipan wawancaranya:

matang dan benar. Seorang humas “Etika PR itu penting untuk


membangun kepercayaan.
profesional dapat membedakan secara etis
Rumusnya seperti ini, low trust –
mana yang dapat dilakukan dan mana high cost – low speed dan high trust
– low cost – high speed. Di media
yang tidak dapat dilakukannya sesuai
saat ini banyak fake news, damaged
dengan pedoman kode etik profesi yang has been done. Karena lanskap
media saat ini telah berubah di
disandang oleh yang bersangkutan.
mana media tidak lagi ingin menjadi
Melalui pemahaman etika profesi yang paling terpercaya tapi ingin
menjadi terpopular. So, we have to
tersebut, menurut Agung Laksamana,
be ready.”6
etika PR erat hubungannya dengan
Menurut Rosady Ruslan, kode etik
kepercayaan. Hal ini sejalan dengan apa
memang memberikan jaminan dan
yang dikatakan oleh Ruslan (2004:54),
pedoman bagi PR yang bersangkutan
bahwa PR harus mampu bekerja atau
untuk tetap taat dan mematuhi kode etik
bertindak melalui pertimbangan yang
tersebut, namun pada faktanya belum ada

Jurnal Riset Komunikasi 104


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

tindakan yang secara konkrit dilakukan menjaga martabat serta nama baik bangsa
apabila menyalahi kode etik praktik PR di dan negaranya. Senada dengan konsep
Indonesia. Peneliti menemukan fakta yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan
bahwa, walaupun PERHUMAS tidak (20014:52) mengenai integritas dan
mempunyai program khusus untuk tanggung jawab, PERHUMAS
meningkatkan kesadaran kode etik menyatakan bahwa komponen ini
anggotanya, namun PERHUMAS yakin menjadi hal yang amat penting untuk
bahwa anggota memahami betul perihal dimiliki oleh PR. PERHUMAS melihat,
landasan berprilaku sebagai humas kemampuan PR atau anggotanya untuk
tersebut. Pasalnya, narasumber memiliki integritas dan tanggung jawab
menceritakan bahwa sejauh ini, anggota terhadap publik, klien, pimpinan,
PERHUMAS masih berada di koridor organisasi perusahaan, penggunaan media
yang tepat. Agung Laksamana umum/massa hingga menjaga martabat
memaparkan bahwa ia belum menerima serta kepada bangsa Indonesia merupakan
adanya complain sampai sejauh ini. Beliau modal dasar yang harus dimiliki oleh PR
berkata, “saat ini belum ada complain. I’m dalam berprofesi.
sure they were okay.” Tutur Ketua PERHUMAS memaknai tanggung
PERHUMAS Indonesia. Dian Anggraeni jawab profesi dan integritas pribadi,
Umar dalam wawancaranya juga berkata sebagai hal yang tidak jauh berbeda
bahwa ia yakin anggota PERHUMAS dengan komponen yang sebelumnya di
paham betul mengenai kesadaran kode bahas pada bab ini, yaitu kode etik PR.
etik, sehingga beliau yakin anggota Para narasumber menganggap bahwa
PERHUMAS berada di koridor yang integritas pribadi dan tanggung jawab
tepat. pribadi merupakan buah yang dihasilkan
Menurut Rosady Ruslan (2004:52) apabila PR mengerti betul serta paham
komponen ketiga yang harus dimiliki oleh secara knowledge fungsi dan peran
PR profesional adalah tanggung jawab seorang humas. Menurut Kamus Besar
profesi (responsibility) dan integritas Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
pribadi (integrity) yang tinggi baik integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan
terhadap dirinya sebagai penyandang yang menggambarkan kesatuan yang utuh,
profesi PR, maupun terhadap publik, sehingga memiliki potensi dan
klien, pimpinan, organisasi perusahaan, kemampuan memancarkan kewibawaan
penggunaan media umum/massa hingga dan kejujuran. Hal ini sejalan dengan

Jurnal Riset Komunikasi 105


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

bagaimana PERHUMAS memaknai PERHUMAS memiliki awareness yang


tanggung jawab profesi dan integritas tinggi akan hal tersebut.
pribadi. PERHUMAS melihat tanggung Rosady Ruslan (2004:52)
jawab profesi dan integritas pribadi menjelaskan ciri-ciri PR profesional yang
sebagai nilai diri atau personal values ke empat ialah memiliki jiwa pengabdian
yang harus dimiliki oleh anggota dalam kepada publik atau masyarakat dengan
menjalankan pekerjaannya. Artinya, para penuh dedikasi profesi luhur yang
praktisi harus dibentengi dengan sebuah disandangnya. Dalam mengambil
nilai yang dapat menjaga dia dalam keputusan, meletakkan kepentingan
berpraktek itu sendiri.3 Berkaca kepada pribadinya demi kepentingan masyarakat,
formula yang dipaparkan oleh Agung bangsa dan negaranya (ambeg parama
Laksamana: your action plus what people artha). Memiliki jiwa pengabdian dan
say about you equals reputation atau semangat dedikasi tinggi tanpa pamrih
tindakan kita ditambah apa yang dalam memberikan pelayanan jasa
dikatakan oleh orang lain menghasilkan keahlian dan bantuan kepada pihak lain
suatu reputasi. Dalam hal ini, peneliti yang memang membutuhkannya. Sejalan
menemukan fakta bahwa integritas dan dengan konsep yang diungkapkan oleh
tanggung jawab profesi (tindakan) Rosady Ruslan (2004:52), PERHUMAS
berujung kepada reputasi. Itu berarti, poin melihat memiliki jiwa pengabdian juga
ini sangat perlu ditingkatkan agar PR merupakan hal yang tak kalah penting
dapat menghadapi MEA. Era persaingan untuk menjadi seorang PR profesional.
global saat ini, resiko reputasi (reputation Dalam konsep tersebut dikatakan bahwa
risk) menjadi semakin rentan. Saat ini, dalam mengambil keputusan, meletakkan
mencari reputasi atau track record kepentingan pribadinya demi kepentingan
seseorang dengan mudah didapatkan masyarakat, bangsa dan negara.
dengan one Google away atau hanya PERHUMAS melihat bahwa anggotanya
sebatas mengetiknya dalam search engine memiliki rasa jiwa pengabdian yang
Google. Namun, walaupun PERHUMAS cukup tinggi terhadap profesi PR itu
tidak mempunyai program khusus dalam sendiri. Sejalan dengan konsep yang
aspek integritas dan tanggung jawab; diungkapkan oleh Rosady Ruslan
PERHUMAS dengan yakin (2004:52), PERHUMAS melihat memiliki
mengungkapkan bahwa PR yang jiwa pengabdian juga merupakan hal yang
tergabung dalam keanggotaan tak kalah penting untuk menjadi seorang

Jurnal Riset Komunikasi 106


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PR profesional. Dalam konsep tersebut profesional. Dalam konsep ini disebutkan


dikatakan bahwa dalam mengambil kemampuan atau skill yang harus dimiliki
keputusan, meletakkan kepentingan adalah kemampuan dalam perencanaan
pribadinya demi kepentingan masyarakat, program kerja jelas, strategis, mandiri, dan
bangsa dan negara. PERHUMAS melihat tidak tergantung pihak lain serta dapat
bahwa anggotanya memiliki rasa jiwa bekerja sama dengan pihak yang
pengabdian yang cukup tinggi terhadap bersangkutan.
profesi PR itu sendiri. Menurut Cutlip, Center and Broom
Menurut Rosady Ruslan (2004:52) (2011: 55) otonomi merupakan kebebasan
ciri-ciri PR profesional selanjutnya adalah untuk memutuskan dan bertindak harus
otonomisasi organisasi profesional, yaitu dilakukan secara bertanggung jawab. Hal
memiliki kemampuan untuk mengelola ini sejalan dengan pandangan yang
(manajemen) organisasi humas yang dimiliki oleh PERHUMAS. PERHUMAS
mempunyai kemampuan dalam melihat bahwa PR harus memiliki
perencanaan program kerja jelas, strategis, kebebasan dalam melakukan
mandiri dan tidak tergantung pihak lain pekerjaannya. Kebebasan disini juga
serta sekaligus dapat bekerja sama dengan mengarah kepada konsep yang disebutkan
pihak-pihak terkait, dapat dipercaya dalam oleh Rosady Ruslan bahwa PR harus
menjalankan operasional, peran, dan bersifat independent dan tidak bergantung
fungsi-nya. Di samping itu, memiliki kepada pihak lain. Otonomisasi organisasi
standard dan etos kerja profesional yang merupakan skill yang harus dimiliki oleh
tinggi. Berkaca kepada konsep yang PR dalam menghadapi MEA ini. Berkaca
diutarakan oleh Rosady Ruslan (2004:52) kepada konsep yang diutarakan oleh
PERHUMAS melihat bahwa otonomisasi Ruslan (2004:52) aktivitas PERHUMAS
organisasi harus dimiliki oleh PR dalam dalam meningkatkan onomisasi organisasi
menghadapi era MEA ini. PR perlu professional merupakan aspek ke-5 yang
memiliki kemampuan untuk mengelola menjadi ciri-ciri PR professional. Hal ini,
(manajemen) organisasi humas atau sedikit berbeda dari poin- poin diatas.
perusahaan yang digelutinya. Kemampuan untuk mengelola
PERHUMAS menganggap hal ini tidak (manajemen) organisasi humas yang
jauh berbeda dengan komponen mempunyai kemampuan dalam
kemampuan atau skill yang harus dimiliki perencanaan program kerja jelas, strategis,
oleh PR sebagai salah satu ciri-ciri PR mandiri dan tidak tergantung pihak lain

Jurnal Riset Komunikasi 107


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

serta sekaligus dapat bekerja sama dengan informasi, pengetahuan, dan membangun
pihak- pihak terkait, dapat dipercaya rasa solidaritas sesama rekan anggota.
dalam menjalankan operasional, peran, PERHUMAS menyebutkan bahwa banyak
dan fungsinya. keuntungan yang didapatkan oleh PR
Menurut Rosady Ruslan (2004:53) apabila tergabung dalam organisasi ini.
menjadi anggota salah satu organisasi Anggia menjelaskan bahwa anggota
profesi sebagai wadah untuk menjaga mendapatkan diskon dalam setiap
eksistensi, mempertahankan kehormatan, program-program yang diselenggarakan
dan menertibkan perilaku standar profesi oleh PERHUMAS. Selain dapat
sebagai tolak ukur itu agar tidak menambah ilmu, networking, bertukar
dilanggar. Selain organisasi profesi experience dengan parktisi humas yang
sebagai tempat berkumpul, fungsi lainnya sudah berpengalaman, anggota juga dapat
adalah sebagai wacana komunikasi untuk mengakses langsung topkarir.com yang
saling menukar informasi, pengetahuan, merupakan bentuk kerjasama
dan membangun rasa solidaritas sesama PERHUMAS dengan sebuah organisasi
rekan anggota. Sejalan dengan konsep pencarian karier.
yang diungkapkan oleh Rosady Ruslan Sampai sejauh ini, jumlah
(2004:53), PERHUMAS melihat bahwa keanggotaan PERHUMAS Indonesia
penting sekali bagi PR untuk tergabung di berjumlah 800-1000 orang. Jumlah
dalam keanggotaan organisasi profesi. tepatnya sampai saat ini belum dapat
PERHUMAS juga melihat bahwa dengan dipastikan oleh pihak PERHUMAS,
tergabungnya PR dalam keanggotaan pasalnya terdapat beberapa anggota yang
PERHUMAS maka hal itu dapat belum memperpanjang masa
meningkatkan eksistensi PR tersebut – PR keanggotaannya. Melihat jumlah
akan lebih diakui dan terjamin mutu serta keanggotaan PERHUMAS saat ini,
kualitasnya diantara para pesaingnya; PERHUMAS menyebutkan bahwa upaya-
khususnya dalam persaingan pasar era upaya meningkatkan jumlah keanggotaan
terbuka saat ini. Berkaca kepada konsep masih terus dilakukan. Ketua bidang
yang diungkapkan oleh Rosady Ruslan Keanggotaan dan Pelatihan John Daniel
(2004:53), dikatakan bahwa organisasi Rembeth merupakan pihak yang
profesi juga merupakan tempat berkumpul membawahi program recruitment anggota
yang berfungsi sebagai wacana baru di PERHUMAS tersebut. Beliau
komunikasi untuk saling menukar

Jurnal Riset Komunikasi 108


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

menyatakan bahwa setiap program- dilakukan PERHUMAS dalam


program yang diselenggarakan oleh meningkatkan skill atau
PERHUMAS merupakan upaya sembari kemampuan pada saat sebelum dan
me-recruit anggota baru. Beliau sesudah diadakannya MEA, antara
mengatakan bahwa PERHUMAS lain; mengadakan seminar
mengingini market organisasi ini semakin (PERHUMAS Roadshow To
luas. Campus, PERHUMAS Coffee
Agung Laksamana berkata bahwa Morning, PERHUMAS Breakfast
banyak hal yang masih harus terus di Forum, PERHUMAS Sharing Best
improve dalam aktivitas PERHUMAS Parctice), workshops, Konvensi
untuk meningkatkan kuantitas Nasional Humas (KNH), Audiensi,
anggotanya, ia menyebutkan bahwa jika Internal Gathering (Rapat Pleno
program-program yang dilakukan oleh PERHUMAS, Ngabuburit
PERHUMAS dapat menjawab tantangan Bersama, etc), Sertifikasi PR, dan
yang di hadapai PERHUMAS saat ini Akreditasi PR. Peneliti melihat
khususnya tantangan MEA, maka secara aktivitas yang dilakukan oleh
otomatis banyak pula PR-PR yang ingin PERHUMAS belum dapat
tergabung di dalam keanggotaan sepenuhnya merubah keadaan
PERHUMAS Indonesia. Sehingga ia kesiapan PR dalam menghadapi
mengatakan bahwa titik beratnya adalah MEA. Bila ditinjau dari aspek skill
pada program-program yang berusaha atau kemampuan, peningkatan
untuk ditawarkan kepada PR di Indonesia profesionalisme PR menuntut
khususnya di Jakarta, agar PERHUMAS kesamaan pandangan dan
dapat meningkatkan minat masyarakat kerjasama bahu-membahu tidak
untuk tergabung dalam organisasi profesi hanya organisasi profesi
ini. PERHUMAS, namun pandangan

SIMPULAN pemerintah, pengusaha, dan

1. PERHUMAS sebagai organisasi segenap pemangku kepentingan

profesi telah menjalankan aktivitas lain pun harus turut bekerjasama

dalam meningkatkan skill atau agar kemampuan dan kualitas PR

kemampuan anggotanya semakin mumpuni untuk dapat

menghadapi MEA. Aktivitas yang bersaing dengan negara-negara


anggota ASEAN lainnya.

Jurnal Riset Komunikasi 109


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

2. PERHUMAS sebagai organisasi terbuka ini.


profesi telah menjalankan aktivitas 3. PERHUMAS melihat bahwa
dalam meningkatkan kesadaran komponen ini tidak jauh berbeda
kode etik anggotanya menghadapi dengan komponen sebelumnya,
MEA. Namun, PERHUMAS yaitu kode etik PR. PERHUMAS
memang tidak mempunyai melihat bahwa integritas diri dan
program khusus dalam upaya tanggung jawab pribadi
peningkatan kesadaran kode etik merupakan buah dari pengetahuan
PR. Dalam upaya meningkatkan yang benar akan ilmu ke- PR-an
kesadaran kode etik, PERHUMAS khususnya pengetahuan dalam hal
melakukan pengembangan- berprilaku. Dalam hal ini,
pengembangan di dalam program- PERHUMAS tidak memiliki
program pelatihan PERHUMAS, aktivitas khusus untuk
sehingga pembahasan mengenai meningkatkan integritas dan
kode etik hanya disinggung lewat tanggung jawab anggotanya.
program-program yang sudah ada, PERHUMAS menyebutkan tidak
melalui penguatan dan sharing ada program yang dibentuk secara
internal yang mereka lakukan, khusus untuk meningkatkan
sosialisasi kepada seluruh integritas dan tanggung jawab
anggota bahwa kode etik dapat anggota. Namun, dalam setiap
dilihat di website PERHUMAS, program-program seminar maupun
serta PERHUMAS meyakinkan pelatihan atau internal yang
awalnya setiap calon anggota yang dilakukan, PERHUMAS
akan mendaftar menjadi anggota mengembangkan poin ini di dalam
PERHUMAS akan terlebih dahulu setiap pembahasannya.
diberikan buku pedoman yang 4. Sama halnya dengan dua poin
berisikan mengenai kode etik yang diatas, PERHUMAS juga
harus dipatuhi oleh calon anggota memaknai jiwa pengabdian
tersebut. Bila ditinjau dari sisi sebagai bagian dari kode etik dan
kode etik; PERHUMAS yakin integritas PR. Dalam hal ini, jiwa
bahwa anggotanya siap secara pengabdian timbul juga karena
attitude atau etika perilaku untuk integritas atau attitude yang
bersaing dalam pasar persaingan diterapkan. PERHUMAS juga

Jurnal Riset Komunikasi 110


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

tidak mempunyai program khusus dan Konvensi Nasional Humas


yang membahasa tentang jiwa (KNH). Tujuan PERHUMAS
pengabdian anggota. Sama halnya selain untuk mengedukasi serta
dengan kedua poin yang tergolong meningkatkan profesionalisme PR
attitude diatas, PERHUMAS adalah untuk meningkatkan
hanya melakukan pengembangan- kuantitas keanggotaan
pengembangan lewat program- PERHUMAS (open recruitment).
program pelatihan yang sudah di DAFTAR PUSTAKA
canangkan.
ASEAN. (n.d.). Declaration of ASEAN
5. Dalam komponen ini, Concord II (Bali Concord II).
PERHUMAS melihat bahwa Jakarta ASEAN Secretariat. Diakses
melaluihttp://www.asean.org/news/ite
otonomisasi organisasi profesional m/declaration-of-asean-concord-ii-bali-
tidak jauh berbeda dengan concord-ii

peningkatan skill atau kemampuan. ASEAN. (n.d.). Cebu Declaration on the


PERHUMAS melihat bahwa Acceleration of the Establishment of
an ASEAN Community by 2015.
upaya agar anggota mempunyai Jakarta: ASEAN Secretariat. diakses
kemampuan manajemen organisasi melalui
http://www.asean.org/news/item/ceb
serta kemampuan PR untuk dapat u-declaration-on-the-acceleration-
bekerja secara strategis, jelas dan of-the- establishment-of-an-asean-
community-by-2015
mandiri dilakukan dengan
Badan Pusat Statistik. 2014. Diakses
memberikan pelatihan-pelatihan melalui
https://bps.go.id/Subjek/view/id/28#
sama halnya seperti komponen
subjekViewTab3|accordion-daftar-
peningkatan skill atau kemampuan. subjek
6. Aktivitas PERHUMAS dalam
Budiantoro. 2016. Komunitas Ekonomi
meningkatkan jumlah keanggotaan
ASEAN Menjadi Tantangan bagi
dilakukan beriringan pada saat PublicRelations. Diakses melalui
http://atjehpost.co/berita2/read/Komunit
memberikan pelatihan atau as- Ekonomi-ASEAN-Jadi-Tantangan-
seminar ke kampus-kampus Public-Relation-Indonesia-636

(PERHUMAS Roadshow to Chairil /Yuhardi /Hardyanto/Erwin/


Campus) atau melakukan seminar Palma. 2014. Peluang dan
Tantangan Indonesia Pada ASEAN
terbuka seperti (PERHUMAS Economic Community 2015.
Coffee Morning, PERHUMAS Diakses dari
http://www.setneg.go.id/index.php?lang
Sharing Best Parctice), workshops, =en&option=com_content&task=view

Jurnal Riset Komunikasi 111


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom
Aktivitas Perhumas Indonesia Dalam Meningkatkan Profesionalisme Anggotanya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

&id=7911

Cutlip, Scott. M., A. H. Center, dan G. M.


Broom. 2011. Effective Public
Relations. Jakarta: Kencana.

Kementerian Luar Negri Republik


Indonesia. 2015. Diakses melalui
http://www.kemlu.go.id/id/kebijaka
n/asean/Pages/Masyarakat-
Ekonomi- ASEAN-(MEA).aspx

Komalasari, Yetty. 2015. Kesiapan


Indonesia Dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika.
Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi


Kualitatif. Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta. PERHUMAS. (n.d.).
Sejarah PERHUMAS Indonesia.
Diakses melalui
http://www.perhumas.or.id/

Romualdus, Sandy. 2016. Tantangan Kita


adalah Bahaan Baku SDM. Diakses
melalui
http://indonesiasatu.co/detail/tantang
an-kita-adalah-bahan-baku-sdm
Ruslan, Rosady. 2004. Etika Kehumasan
Konsepsi & Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian


sKualitatif. Bandung: Alfabeta

Jurnal Riset Komunikasi 112


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom

Anda mungkin juga menyukai