Batu Boulder RBP-IAM
Batu Boulder RBP-IAM
ANTARA
PT. ROYAL BORNEO PROPERTINDO
DENGAN
PT. INDO AGREGAT MATERIALS
No: 21/DIR/RBP-IAM/CA-SVI/XII/2021
Pada hari ini,…, Tanggal…, bulan Desember, Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (…-12-
2021 ), kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan yang bergerak dan sudah berpengalaman
dalam bidang pertambangan batuan, dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan
reklamasi PIHAK PERTAMA.
Berdasarkan segala sesuatu yang terurai di atas, maka para PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA membuat perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan yang
tertuang dalam pasal-pasal dibawah ini:
PASAL 1
Perjanjian kerjasama ini mempunyai maksud dan tujuan mengerjakan dan menyelesaikan
Coastal Area Project di Kota Balikpapan oleh PIHAK PERTAMA dan bekerjasama
dengan PIHAK KEDUA khusus pengadaan Batu Boulder dalam bagian pekerjaan
reklamasi PIHAK PERTAMA, sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan detil
engineering yang telah ditetapkan PIHAK PERTAMA.
PASAL 2
JANGKA WAKTU
Pekerjaan kerjasama ini dibuat untuk waktu 3 tahun terhitung sejak perjanjian kerjasama
ini ditanda-tangani, yang sesuai dengan proposal PT. ROYAL BORNEO
PROPERTINDO dengan Pemerintah Kota Balikpapan selaku Panitia Tender dan
selanjutnya selaku Badan Pengelola Coastal Area. Apabila diperlukan perjanjian ini dapat
diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
PASAL 3
KEWAJIBAN
3. Menjamin kegiatan dan pengadaan Batu Boulder yang dipasok PIHAK KEDUA untuk
kebutuhan PIHAK PERTAMA memenuhi dan mengikuti semua persyaratan/aspek
legalitas yang telah ditentukan PIHAK PERTAMA.
4. Menjamin ketersediaan Batu Boulder yang disepakati untuk disuplai oleh PIHAK
KEDUA tersebut selama berlangsungnya pelaksanaan kegiatan reklamasi.
PASAL 4
VOLUME, BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN
OBJEK PERJANJIAN
PASAL 5
VOLUME, BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN
1. Sesuai kesepakatan bersama, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan jatah pasokan
material Batu Boulder kepada PIHAK KEDUA sejumlah QTY 1.000,000 Cubic Metric
(M3), secara bertahap dalam waktu maksimal 3 tahun.
2. Kedua belah pihak sepakat dengan harga Rp. 330.000/M3 CNF, di lokasi Segment VI
Coastal Area Project Balikpapan, Kalimantan Timur.
3. Pembongkaran Batu Boulder menjadi tanggung jawab Pihak Pertama.
4. Pembayaran akan dilakukan melalui mekanisme Invoice atau Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri (SKBDN), berdasarkan berita acara yang dilakukan oleh Independent
Surveyor pada saat material tiba di lokasi proyek di lokasi proyek Segment VI Coastal
Area Project Balikpapan, Kalimantan Timur .
5. Apabila terjadi keterlambatan dalam pembokaran, maka biaya demurrage menjadi
tanggungan Pihak Pertama, sesuai peraturan yang berlaku.
PASAL 6
JAMINAN DAN PENALTI
1. Apabila sesuatu dan lain hal, PIHAK PERTAMA tidak dapat melanjutkan sebagian
atau keseluruhan proyek tersebut sebagai akibat ketidakmampuan PIHAK PERTAMA
maka PIHAK PERTAMA harus mengembalikan penempatan dana jaminan
pelaksanaan PIHAK KEDUA di rekening PIHAK PERTAMA secara utuh.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi pekerjaan yang sudah menjadi bagian dari
perjanjian dengan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA akan mengenakan
penalti kepada PIHAK KEDUA secara proporsional sesuai dengan kesepakatan kedua
belah PIHAK.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi pembayaran Jaminan Pelaksanaan
sebagaimana tercantum dalam pasal 3 point 1 (Kewajiban Pihak Kedua), maka perjanjian
ini dianggap batal secara hukum.
4. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa penerbitan Surat Perintah Kerja ( SPK ) akan
diberikan pada saat Proyek dinyatakan dimulai oleh Pemerintah Kota Balikpapan dan
atau PT. Royal Borneo Propertindo selaku Pemilik Proyek.
PASAL 7
FORCE MAJEURE
1. Kegagalan atau keterlambatan para pihak untuk melaksanakan dan memenuhi tugas dan
kewajibannya dalam perjanjian ini tidak dianggap sebagai cidera janji bilamana
kegagalan atau keterlambatan tersebut disebabkan oleh suatu atau beberapa keadaan-
keadaan kahar, dengan ketentuan bahwa pihak tersebut selanjutnya telah mengambil
semua tindakan pencegahan yang memadai, perhatian yang patut, berupaya dengan tekun
dan tindakan lainnya yang layak, untuk mengurangi resiko kerugian yang mungkin
timbul, dengan tujuan untuk menghindari kegagalan atau keterlambatan, sehingga dapat
memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian ini selanjutnya disebut sebagai force
majeure.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 Pasal ini tersebut diatas tidak akan
memberikan alasan pembenaran atau dasar pemaafan bagi pihak untuk dibebaskan dari
kewajiban melakukan pembayaran atas sejumlah uang yang telah jatuh waktu sebelum
terjadinya force majeure.
4. Pada saat terjadi force majeure, apabila masih memungkinkan, pihak yang mengalaminya
harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam jangka waktu paling
lambat 7 hari kalender dengan menjelaskan alasan dan penyebabnya, tempat dan
perkiraan waktu terjadinya dan lamanya force majeure, dan selanjutnya upaya-upaya
yang diperlukan untuk mengatasi dan memulihkan force majeure tersebut.
5. Dalam hal pemberitahuan force majeure tidak dilakukan atau telah melewati jangka
waktu sebagaimana yang dimaksud dalam angka 5 Pasal ini, maka force majeure tersebut
dianggap tidak terjadi, dan pihak yang bersangkutan tidak dibebaskan dari kewajibannya
dalam melaksanakan perjanjian ini.
6. Dalam force majeure yang tidak dapat diperkirakan waktunya untuk melaksanakan
pemulihan-pemulihan keadaan sebagaimana mestinya, para pihak , baik sendiri-sendiri
atau bersama-sama, menyepakati, menyetujui dan mengikatkan diri untuk menentukan
dan memutuskan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang diperlukan atas dasar
itikad baik dan selanjutnya untuk memulihkan force majeure tersebut. Namun demikian,
dalam hal force majeure tidak dapat diperkirakan berakhirnya atau berlangsung untuk
jangka waktu selama 120 hari kalender secara terus menerus, maka para pihak
menyetujui dan menyepakati untuk mengadakan koordinasi, pembahasan dan tindakan
lebih lanjut mengenai keberlangsungan perjanjian ini dan segala akibatnya.
PASAL 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI
Apabila terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat dalam menjalankan perjanjian ini,
maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengambil langkah
penyelesaian melalui perundingan dengan cara kekeluargaan (non litigasi). Apabila
langkah yang sudah ditempuh ini tidak dapat menyelesaikan masalah, maka para pihak
sepakat untuk menempuh cara penyelesaian lewat Lembaga Arbitrase. Dan pabila
langkah ini juga belum dapat menyelesaikan masalah, maka kedua belah pihak sepakat
untuk menyelesaikan persoalan ini lewat Pengadilan Negeri yang berkedudukan di
Balikpapan, Kalimantan Timur.
PASAL 9
LAIN-LAIN
1. Perjanjian ini dan segala bagiannya merupakan keseluruhan perjanjian di antara para
pihak dan karenanya menghapuskan segala negosiasi atau pemahaman secara lisan atau
tertulis sebelumnya.
2. Apabila salah satu ketentuan dalam perjanjian ini bertentangan dengan atau tidak dapat
dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, maka ketentuan tersebut dianggap tidak
berlaku, sedangkan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian ini tetap berlaku, dengan
ketentuan bahwa para pihak dengan ini setuju untuk memperbaiki atau merubah
ketentuan yang tidak berlaku tersebut sedemikian rupa dan sedapat mungkin serta
sepanjang sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar maksud dan tujuan perjanjian tetap tercapai. Apabila para pihak mengetahui
bahwa berdasarkan hukum atau peraturan-peraturan yang berlaku suatu tindakan wajib
dilakukan oleh salah satu pihak dalam perjanjian ini atau para pihak karena bila tidak
dilakukan akan mengakibatkan pelanggaran hukum, maka pihak tersebut akan
memberitahukan hal tersebut kepada para pihak.
4. Kegagalan salah satu pihak dalam perjanjian ini untuk menuntut pelaksanaan suatu
ketentuan dari perjanjian ini oleh pihak lain dalam perjanjian ini pada suatu waktu, tidak
akan mempengaruhi haknya untuk menuntut pelaksanaan ketentuan tersebut untuk waktu
sesudahnya. Pembebasan salah satu pihak dalam perjanjian ini atas suatu pelanggaran
terhadap suatu ketentuan perjanjian ini tidak dapat ditafsirkan sebagai pembebasan atas
pelanggaran-pelanggaran berikutnya dari ketentuan tersebut.
5. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini diputuskan oleh para
pihak secara musyawarah dan mufakat dan akan dibuatkan dalam addendum atau
amandemen tersendiri yang ditandatangani oleh para pihak, yang merupakan satu
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Demikianlah perjanjian ini dibuat dua rangkap yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan ditanda-tangani dengan materai yang cukup pada tanggal yang
disebutkan di awal perjanjian ini.